“D” DENGAN
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN
Oleh :
RACHMAT WIDIYANTO
(21220100)
JAKARTA
2021
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
3) Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi
stressor.
hilang kontrol dan tidak dapat berhubungan secara nyata dengan orang
lain di lingkungan.
Perilaku klien : perilaku teror akibat panik, potensi bunuh diri,
perilaku kekerasan, agitasi, menarik diri atau katakonik, tidak mampu
merespon terhadap perintah kompleks, dan tidak mampu berespon
lebih dari satu orang.
4. Rentang Respon Halusinasi
Menurut Stuart dan Laraia (2005) halusinasi merupakan salah satu respon
maladaptif individu yang berada dalan rentang respon neurobiologis. Ini
merupakan respon persepsi paling maladaptif. Jika klien sehat, persepsinya
akurat mampu mengidentifikasi dan menginterpretasikan stimulus
berdasarkan informasi yang diterima melalui pancaindra (pendengaran,
penglihatan, penghidu, pengecapan, peraban), klien dengan halusinasi
mempersepsikan suatu stimulus pancaindra walaupun sebenarnya stimulus
tersebut tidak ada. Rentang respon tersebut dapat digambarkan seperti
dibawah ini ( Muhith, 2015 ) :
Tanda dan gejala gangguan persepsi sensori halusinasi yang dapat teramati
sebagai berikut ( Dalami, dkk, 2014 ) :
a. Halusinasi penglihatan
1)Melirikkan mata ke kiri dan ke kanan seperti mencari siapa atau apa
saja yang sedang dibicarakan.
2) Mendengarkan dengan penuh perhatian pada orang lain yang sedang
tidak berbicara atau pada benda seperti mebel.
3) Terlihat percakapan dengan benda mati atau dengan seseorang yang
tidak tampak.
4) Menggerakan-gerakan mulut seperti sedang berbicara atau sedang
menjawab suara.
b. Halusinasi pendengaran
Adapun perilaku yang dapat teramati
1) Tiba-tiba tampak tanggap, ketakutan atau ditakutkan oleh orang
lain, benda mati atau stimulus yang tidak tampak.
2) Tiba-tiba berlari keruangan lain
c. Halusinasi penciuman
Perilaku yang dapat teramati pada klien gangguan halusinasi penciuman
adalah :
1) Hidung yang dikerutkan seperti mencium bau yang tidak enak.
2) Mencium bau tubuh
3) Mencium bau udara ketika sedang berjalan ke arah orang lain.
4) Merespon terhadap bau dengan panik seperti mencium bau api atau
darah.
5) Melempar selimut atau menuang air pada orang lain seakan sedang
memadamkan api.
d. Halusinasi pengecapan
Adapun perilaku yang terlihat pada klien yang mengalami gangguan
halusinasi pengecapan adalah :
1) Meludahkan makanan atau minuman.
2) Menolak untuk makan, minum dan minum obat.
3) Tiba-tiba meninggalkan meja makan.
e. Halusinasi perabaan
Perilaku yang tampak pada klien yang mengalami halusinasi perabaan
adalah :
1) Tampak menggaruk-garuk permukaan kulit.
6. Penatalaksanaan Halusinasi
Menurut Marasmis (2004) Pengobatan harus secepat mungkin diberikan,
disini peran keluarga sangat penting karena setelah mendapatkan
perawatan di RSJ klien dinyatakan boleh pulang sehingga keluarga
mempunyai peranan yang sangat penting didalam hal merawat klien,
menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif dan sebagai pengawas
minum obat (Prabowo, 2014).
1) Penatalaksanaan Medis
Menurut Struat, Laraia (2005) Penatalaksanaan klien skizofrenia yang
mengalami halusinasi adalah dengan pemberian obat-obatan dan
tindakan lain (Muhith, 2015).
a. Psikofarmakologis, obat yang lazim digunakan pada gejala
halusinasi pendengaran yang merupakan gejala psikosis pada klien
skizofrenia adalah obat anti psikosis. Adapun kelompok yang umum
digunakan adalah :
Kelas kimia Nama generik (dagang) Dosis harian
Fenotiazin Tiodazin (Mellaril) 2-40 mg
2) Penatalaksanaan Keperawatan
a. Penerapan Strategi Pelaksanaan
Menurut Keliat (2007) tindakan keperawatan yang dilakukan :
1) Melatih klien mengontrol halusinasi :
a) Strategi Pelaksanaan 1 : menghardik halusinasi
b) Strategi Pelaksanaan 2 : menggunakan obat secara teratur
c) Strategi Pelaksanaan 3: bercakap-cakap dengan orang lain
d) Strategi Pelaksanaan 4 : melakukan aktivitas yang
terjadwal
2) Menurut Pusdiklatnakes (2012) tindakan keperawatan tidak
hanya ditujukan untuk klien tetapi juga diberikan kepada
keluarga , sehingga keluarga mampu mengarahkan klien dalam
mengontrol halusinasi.
a) Strategi Pelaksanaan 1 keluarga : mengenal masalah
dalam merawat klien halusinasi dan melatih mengontrol
halusinasi klien dengan menghardik
b) Strategi Pelaksanaan 2 keluarga : melatih keluarga
merawat klien halusinasi dengan enam benar minum obat
c) Strategi Pelaksanaan 3 keluarga : melatih keluarga
merawat klien halusinasi dengan bercakap-cakap dan
melakukan kegiatan
d) Strategi Pelaksanaan 4 keluarga : melatih keluarga
memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk follow up klien
halusinasi
b. Psikoterapi dan rehabilitasi
Psikoterapi suportif individual atau kelompok sangat membantu
karena klien kembali ke masyarakat, selain itu terapi kerja sangat
baik untuk mendorong klien bergaul dengan orang lain, klien lain,
perawat dan dokter. Maksudnya supaya klien tidak mengasingkan
diri karena dapat membentuk kebiasaan yang kurang baik,
dianjurkan untuk mengadakan permainan atau latihan bersama,
seperti terapi modalitas yang terdiri dari :
1) Terapi aktivitas
Meliputi : terapi musik, terapi seni, terapi menari, terapi
relaksasi, terapi sosial, terapi kelompok , terapi lingkungan.
skizofrena
Perilaku
Waham Harga diri Isolasi
HALUSINASI
kekerasan rendah sosial
2. Diagnosa keperawatan
Masalah keperawatan yang terdapat pada klien dengan gangguan
persepsi sensori halusinasi adalah sebagai berikut (Dalami, dkk, 2014) :
a. Resiko perilaku kekerasan
b. Gangguan persepsi sensori halusinasi
c. Isolasi sosial
3. Intervensi keperawatan
a. Tindakan keperawatan untuk klien halusinasi
Tujuan tindakan untuk klien meliputi (Dermawan & Rusdi, 2013) :
1) Klien mengenali halusinasi yang dialaminya
2) Klien dapat mengontrol halusinasinya
3) Klien mengikuti progam pengobatan secara optimal
Menurut Keliat (2007) tindakan keperawatan yang dilakukan
:
a) Membantu klien mengenali halusinasi
Membantu klien mengenali halusinasi dapat melakukan dengan cara
berdiskusi dengan klien tentang isi halusinasi (apa yang di dengar
atau dilihat), waktu terjadi halusinasi, frekuensi terjadinya
halusinasi, situasi yang menyebabkan halusinasi muncul dan respon
klien saat halusiansi muncul
b) Melatih klien mengontrol halusinasi
(1) Strategi Pelaksanaan 1 : Menghardik halusinasi
Upaya mengendalikan diri terhadap halusinasi dengan cara
menolak halusinasi yang muncul. Klien dilatih untuk
mengatakan tidak terhadap halusinasi yang muncul atau tidak
mempedulikan halusinasinya, ini dapat dilakukan klien dan
mampu mengendalikan diri dan tidak mengikuti halusinasi yang
muncul, mungkin halusinasi tetap ada namun dengan
kemampuan ini klien tidak akan larut untuk menuruti apa yang
ada dalam halusinasinya.
Tahapan tindakan meliputi : menjelaskan cara meghardik
halusinasi, memperagakan cara menghardik, meminta klien
memperagakan ulang, memantau penerapan cara ini,
menguatkan perilaku klien.
(2) Strategi Pelaksanaan 2 : menggunakan obat secara teratur
Mampu mengontrol halusinasi klien juga harus dilatih untuk
menggunakan obat secara teratur sesuai dengan progam. Klien
gangguan jiwa yang dirawat di rumah seringkali mengalami
putus obat sehingga akibatnya klien mengalami kekambuhan.
Bila kekambuhan terjadi maka untuk itu klien perlu dilatih
menggunakan obat sesuai progam dan berkelanjutan.
(3) Strategi Pelaksanaan 3: bercakap-cakap dengan orang lain
Mengontrol halusinasi dapat juga dengan bercakap-cakap
dengan orang lain. Ketika klien bercakap-cakap dengan orang
lain maka terjadi distraksi fokus perhatian klien akan beralih
dari halusinasi ke percakapan yang dilakukan dengan orang lain
tersebut, sehingga salah satu cara yang efektif untuk mengontrol
halusinasi adalah dengan bercakap-cakap dengan orang lain.
(4) Strategi Pelaksanaan 4 : melakukan aktivitas yang terjadwal
Mengurangi risiko halusinasi muncul lagi adalah dengan
menyibukkan diri dengan aktivitas yang teratur. Beraktivitas
secara terjadwal klien tidak akan mengalami banyak waktu
luang sendiri yangs eringkali mencetuskan halusinasi. Untuk itu
klien yang mengalmai halusinasi bisa dibantu untuk mengatasi
halusinasi dengan cara beraktivitas secara teratur dari bangun
pagi sampai tidur malam, tujuh hari dalam seminggu.
Tindakan keperawatan :
a) Strategi Pelaksanaan 1 keluarga : mengenal masalah dalam
merawat klien halusinasi dan melatih mengontrol halusinasi
klien dengan menghardik
Tahapan sebagai berikut :
(1)Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat klien
(2)Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya
halusinasi (gunakan booklet)
(3)Jelaskan cara mengontrol halusinasi dengan melatih cara
menghardik
(4)Anjurkan membantu klien sesuai jadwal dan beri pujian
b) Strategi Pelaksanaan 2 keluarga : melatih keluarga merawat
klien halusinasi dengan enam benar minum obat
Tahapan tindakan sebagai berikut :
(1)Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala
halusinasi klien, merawat klien dalam mengontrol
halusinasi dengan menghardik
(2)Berikan pujian
(3)Jelaskan 6 benar cara memberikan obat
(4)Latih cara memberikan/membimbing minum obat
(5)Anjurkan membantu klien sesuai jadwal
c) Strategi Pelaksanaan 3 keluarga : melatih keluarga merawat
klien halusinasi dengan bercakap-cakap dan melakukan
kegiatan
Tahapan tindakan sebagai berikut :
(1)Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi halusinasi
klien dan merawat/melatih klien menghardik, dan
memberikan obat
(2)Berikan pujian atas upaya yang telah dilakukan keluarga
(3)Jelaskan cara bercakap-cakap dan melakukan kegiatan
untuk mengontrol halusinasi
(4)Latih dan sediakan waktu bercakap-cakap dengan klien
terutama saat halusinasi
(5)Anjurkan membantu klien sesuai jadwal dan memberikan
pujian
d) Strategi Pelaksanaan 4 keluarga : melatih keluarga
memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk follow up klien
halusinasi
Tahapan tindakan sebagai berikut :
(1)Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala
halusinasi pasien, merawat/melatih pasien mengahrdik,
memberikan obat, bercakap-cakap
(2) Berikan pujian atas upaya yang telah dilakukan keluraga
(3) Jelaskan follow up ke pelayanan kesehatan, tanda
kekambuhan, rujukan
(4) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan
pujian.
Tabel 2.1
Intervensi Keperawatan
Diagnosa
No NOC NIC
Keperawatan
1 Resiko perilaku NOC NIC
kekerasan 1. Setelah dilakukan 1. Manajemen perilaku:
terhadap diri tindakan menyakiti diri sendiri
sendiri keperawatan
diharapkan kontrol a. Tentukan motif atau
diri terhadap impuls alasan tingkah laku
dapat dilakukan b. Kembangkan
dengan kriteria hasil : harapan tingkah
laku yang tepat dan
a. Secara konsisten konsekuensinya,
menunjukkan berikan pasien
mengidentifikasi tingkat fungsi
perilaku impulsif kognitif dan
yang berbahaya kapasitas untuk
b. Secara konsisten mengontrol diri
menunjukkan c. Pindahkan barang
mengidentifikasi yang berbahaya dari
perasaan yang lingkungan dari
mengarah pada lingkungan sekitar
tindakan impulsif pasien
c. Secara konsisten d. Instrusikan pasien
menunjukkan untuk melakukan
mengidentifikasi strategi koping
konsekuensi dari (mislnya latihan
tindakan impulsif asertif, impuls
d. Secara konsisten kontrol training,
menunjukkan relaksasi otot
menghindari progresif) dengan
lingkungan yang cara yang tepat
berisiko tinggi e. Antisipasi situasi
e. Secara pemicu yang
konsisten mungkin membuat
menunjukkan pasien menyakiti
mengontrol diri
impulsif f. Bantu pasien untuk
f. Secara konsisten mengidentifikasi
menunjukkan situasi atau perasaan
mempertahankan yang mungkin
kontrol diri tanpa memicu perilaku
pengawasan menyakiti diri
g. Lakukan kontrak
2. Setelah dilakukan dengan pasien untuk
tindakan tidak menyakiti diri,
keperawatan dengan cara yang
diharapkan kontrol tepat
diri terhadap distorsi h. Ajarkan dan kuatkan
pemikiran dapat pasien untuk
dilakukan dengan melakukan tingkah
kriteria hasil : laku koping yang
efektif dan untuk
a. Secara konsisten mengekspresikan
menunjukkan perasaan dnegan
mengenali cara yang tepat
halusinasi atau i. Monitor pasien
delusi yang sedang untuk adanya impuls
terjadi menyakiti diri jika
b. Secara konsisten mungkin memburuk
menunjukkan menjadi pikiran atau
menahan diri dari sikap bunuh diri
mengikuti
halusinasi atau 2. Manajemen Halusinasi
delusi
c. Secara konsisten a. Bangun hubungan
menunjukkan interpersonal dan
menahan diri dari saling percaya
bereaksi terhadap dengan klien
halusinasi atau b. Monitor dan atur
delusi tingkat aktivitas dan
d. Secara konsisten stimulasi lingkungan
menunjukkan c. Pertahankan
monitor frekuensi lingkungan yang
halusinasi atau aman
delusi
e. Secara konsisten d. Catat perilaku klien
menunjukkan yang menunjukkan
menjelaskan isi dari halusinasi
halusinasi atau e. Tingkatkan
delusi komunikasi yang
f. Secara jelas dan tebuka
konsisten f. Berikan klien
menunjukkan kesempatan untuk
pemikiran yang mendiskusikan
berdasarkan halusinasinya
kenyataan g. Dorong klien untuk
g. Secara mengekspresikan
konsisten perasaan secara tepat
menunjukkan h. Fokuskan kembali
melaporkan klien mengenai topik
penurunan jika komunikasi klien
halusinasi atau tidak sesuai situasi
delusi i. Dorong klien untuk
h. Secara konsisten memvalidasi
menunjukkan halusinasi dengan
mempertahankan orang yang dipercaya
afek yang j. Berikan pengajaran
konsisten dengan terkait obat pada
alam perasaan klien dan orang-orang
i. Secara konsisten terdekat (klien)
menunjukkan pola k. Berikan pengajaran
pikir yang logis terkait penyakit
j. Secara konsisten kepada klien/ orang
menunjukkan isi terdekat (klien) jika
pikiran yang tepat halusinasinya
didasarkan karena
penyakit (misalnya
delirium, skizofrenia
dan depresi)
l. Didik keluarga dan
orang terdekat
mengenai cara untuk
menangani klien yang
mengalami halusinasi
m. Monitor kemampuan
merawat diri
n. Bantu dengan
perawatan diri jika
dibutuhkan
o. Libatkan klien dalam
aktivitas berabasis
realitas yang mampu
mengalihkan
perhatian dari
halusinasi
3. Manajemen
lingkungan :
pencegahan kekerasan
a. Singkirkan senjata
potensial dari
lingkungan
(misalnya, objek
yang tajam yang
mirip tali seperti
senar gitar)
b. Periksa lingkungan
secara rutin untuk
memastikan bebas
dari bahan
berbahaya
c. Monitor pasien
selama penggunaan
barang yang bisa
digunakan menjadi
senjata (misalnya
pisau cukur)
d. Tempatkan pasien di
ruangan yang mudah
diamati sehingga
mudah dilakukan
observasi sesuai
kebutuhan
e. Gunakan alat makan
dari plastik dan
kertas
f. Lakukan
pengawasan terus-
menerus terhadap
semua area yang bisa
diakses pasien untuk
menjaga keamanan
pasien dan
pemberian intervensi
terapeutik jika
diperlukan
2 Resiko perilaku NOC NIC
kekerasan 1. Setelah dilakukan 1. Bantuan kontrol
terhadap orang tindakan marah
lain keperawatan
diharapkan menahan a. Bangun rasa percaya
diri dari kemarahan dan hubungan yang
dapat dilakukan dekat dan harmonis
dengan kriteria hasil : dengan pasien
b. Gunakan pendekatan
a. Dilakukan secara yang tenang dan
konsisten menyakinkan
mengidentifikasi c. Tentukan harapan
kapan (merasa) mengenai tingkah
marah laku yang tepat
b. Dilakukan secara dalam
konsisten mengekspresikan
mengidentifikasi perasaan marah,
tanda-tanda marah tentukan fungsi
c. Dilakukan secara kognitif dan fisik
konsisten pasien
mengidentifikasi d. Monitor potensi
situasi yang dapat agresi yang
memicu amarah diekspresikan
d. Dilakukan secara dengan cara tidak
konsisten tepat dan lakukan
mengidentifikasi intervensi sebelum
alasan marah (agresi ini)
e. Dilakukan secara diekspresikan
konsisten e. Cegah menyakiti
bertanggung jawab secara fisik jika
terhadap perilaku marah diarahkan
diri pada diri sendiri atau
f. Dilakukan secara orang lain
konsisten f. Berikan pendidikan
mencurahkan mengenai metode
perasaan negatif untuk mengorganisir
dengan cara yang pengalaman emosi
tidak mengancam yang sangat kuat
g. Dilakukan secara g. Sediakan umpan
konsisten balik pada perilaku
menggunakan (pasien) untuk
aktivitas fisik membantu pasien
untuk mengurangi mengidentifikasi
rasa marah yang kemarahannya
tertahan h. Bantu pasien
h. Dilakukan secara mengidentifikasi
konsisten membagi sumber dari
perasaan marah kemarahan
dengan orang lain i. Identifikasi
secara baik konsekuensi dari
i. Dilakukan secara ekspresi kemarahan
konsisten yang tidak tepat
menggunakan j. Bantu pasien terkait
strategi untuk dengan strategi
mengendalikan perencanaan untuk
amarah mencegah ekspresi
kemarahan yang
2. Setelah dilakukan tidak tepat
tindakan k. Berikan model peran
keperawatan yang bisa
diharapkan menahan mengekspresikan
diri dari agresifitas marah dengan cara
dapat dilakukan yang tepat
dengan kriteria hasil : l. Dukung pasien
untuk
a. Dilakukan secara mengimplementasik
konsisten an strategi
mengidentifikasi mengontrol
tanggung jwab kemarahan dengan
untuk menggunakan
mempertahankan ekspresi kemarahan
kendali diri yang tepat
b. Dilakukan secara m. Sediakan penguatan
konsisten untuk ekspresi
mengidentifikasi kemarahan yang
saat merasa agresif tepat
c. Dilakukan secara
konsisten 2. Manajemen perilaku
menunjukkan
perasaan negatif a. Berikan pasien
dengan cara yang tanggung jawab
tidak merusak terhadap
d. Dilakukan secara perilakunya (sendiri)
konsisten menahan b. Komunikasi harapan
diri dari bahwa pasien dapat
memaki/berteriak tetap mengontrol
e. Dilakukan secara (perilakunya)
konsisten menahan c. Komunikasikan
diri dari menyerang dengan keluarga
orang lain dalam rangka
f. Dilakukan secara mendapatkan
konsisten menahan (informasi)
diri dari mengenai kondisi
membahyakan kognisi dasar klien
orang lain d. Tingkatkan aktivitas
fisik dengan cara
g. Dilakukan secara yang tepat
konsisten menahan e. Gunakan suara
diri dari bicara yang lembut
menghancurkan dan rendah
barang-barang f. Jangan memojokkan
h. Dilakukan secara pasien
konsisten g. Turunkan
mengendalikan (motivasi) perilaku
rangsangan pasif agresif
i. Dilakukan secara h. Acuhkan perilaku
konsisten yang tidak tepat
menggunakan i. Berikan
teknik untuk penghargaan apabila
mengendalikan pasien dapat
amarah mengontrol diri
3. Terapi aktivitas
a. Kembangkan
kemampuan klien
dalam berpatisipasi
melalui aktivitas
spesifik
b. Bantu klien utuk
mengeksplorasi
tujuan personal dari
aktivitas-aktivitas
yang biasa dilakukan
(misalnya, bekerja
dan aktivitas-aktivitas
yang disukai)
c. Bantu klien memilih
aktivitas dan
pencapaian tujuan
melalui aktivitas yang
konsisten dengan
kemampuan fisik,
fisiologis dan sosial
d. Bantu klien untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang
diinginkan
e. Bantu klien untuk
menjadwalkan waktu-
waktu spesfik terkait
dengan aktivitas
harian
f. Instrusikan klien dan
keluarga untuk
melaksanakan
aktivitas yang
diinginkan maupun
yang (telah)
diresepkan
g. Bantu dengan
aktivitas fisik secara
teratur (misalnya
berpindah, berputar
dan kebersihan diri)
sesuai dengan
kebutuhan
h. Berikan pujian positif
karena kesediannya
untuk terlibat dalam
kelompok
i. Berikan kesempatan
keluarga untuk
terlibat dalam
aktivitas, dengan cara
yang tepat
j. Bantu klien untuk
meningkatkan
motivasi dri dan
penguatan
k. Monitor respon
emosi, fisik, sosial
dan spiritual terhadap
aktivitas
l. Bantu klien dan
keluarga memantau
perkembangan
terhadap pencapaian
tujuan (yang
diharapkan)
Sumber : Nursing Intervention Classification (NIC). 2016. Nursing Outcomes
Classification (NOC). 2016. NANDA. 2016.
4. Implementasi keperawatan
Implementasi adalah pelaksanaan keperawatan oleh klien. Hal
yang harus diperhatikan ketika melakukan implementasi adalah
tindakan keperawatan yang akan dilakukan implementasi pada
klien dengan halusinasi dilakukan secara interaksi dalam
melaksanakan tindakan keperawatan, perawat harus lebih dulu
melakukan (Afnuhazi, 2015):
a. Bina hubungan saling percaya
b. Identifikasi waktu, frekuensi, situasi, respon klien
terhadap halusinasi
c. Melatih klien mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
d. Melatih klien mengontrol halusinasi dengan cara patuh
minum obat
e. Melatih klien mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-
cakap
f. Melatih klien mengontrol halusinasi dengan cara
melaksanakan kegiatan terjadwal
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek
dari tindakan keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan
sesuai dengan tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.
Evaluasi dapat dibagi dua yaitu evaluasi proses dan evaluasi
formatif, dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan
evaluasi hasil atau sumatif dilakukan dengan membandingkan
respon klien pada tujuan yang telah ditentukan (Afnuhazi,
2015).
Lampiran 1
N A M A : RACMAT WIDIYANTO
NO. NIM : 21220100
FORMULIR PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KEPERAWATAN STIKes PERTAMEDIKA
A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 22 september 2021
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. D (L) Suku Bangsa : Jawa
Umur : 28th Pendidikan : SMA
Status Perkawinan : belum menikah Alamat :jl. Cendana 2
Agama : islam Sumber info : klien dan keluarga
Aniaya Seksual ( - ) ( - ) ( -) (- ) ( -) ( - )
Penolakan ( - ) ( - ) (- ) ( -) (- ) ( - )
Tindakan kriminal ( -) ( - ) (- ) (- ) ( -) ( -)
Jelaskan No. 1, 2, 3 :
klien tidak pernah melakukaan aniaya fisik, kekerasan dan tindakan kriminal , hanya kadang
mendengar suara – suara yang membuatnya terkadang bicara maupun tertawa sendiri
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
tidak ada
2. Ukur : TB : 168 cm BB : 65 kg
3. Keluhan fisik : ( ) Ya (√ ) Tidak
Jelaskan :
tidak ada keluhan
Masalah Keperawatan :
Tidak ada
V. PSIKOSOSIAL
. Genogram : Gambarkan, Keterangan ;
= laki -laki
x x x
x
= Perempuan
X = Meninggal
x
= klien
= tinggal serumah
Jelaskan :
Klien tinggal bersama bapak dan ibu nya, klien termasuk anak ketiga , kakak pertama dan
kedua adalah perempuan dan tidak tinggal serumah karena sudah menikah, komunikasi dengan
anggta keluarga baik,dalam pengambilan keputusan adalah bapaknya, pola asuh klien sejak
kecil bersama neneknya, klien sejak kecil dimanja tidak ada anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa
Masalah Keperawatan
Tidak ada :
2. Konsep diri
a. Gambaran diri :
Klien mengatakan anggota badan saya lengkap dan bersyukur tidak cacat.
b. Identitas :
Klien merupakan anak ketiga dari 3 bersaudara pendidikan terakhir klien SMA
c. Peran :
Klien mengerti perannya sebagai anak
d. Ideal diri :
Klien ingin sembuh dari penyakitnya karena merasa tidak nyaman bila masih mendengar
suara suara dan sekarang sudah merasa lebih baik
e. Harga diri :
Klien mengatakan lebih nyaman sendiri daripada kumpul dengan orang lain karena merasa
tidak berguna tidak dapat membantu dan tidak percaya diri
Masalah Keperawatan :
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti :
klien menyadari bahwa orang yang berarti saat ini adalah orang tua
klien terkadang mau diajak kumpul dengan tetangga sekitar semisalkan kerja bakti bersih
bersih sekitar rumah
Masalah Keperawatan :
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan :
Kegiatan ibadah :
klien beragama islam dan meyakini agamanya.
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah
2. Pembicaraan
( ) Cepat ( ) Keras ( ) Gagap ( ) Inkoheren
( ) Apatis ( √ ) Lambat ( ) Membisu
( √ ) Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan :
Klien jarang memulai pembicaraannya , terkadang harus ditanya dahulu untuk memulai
pembicaraan
Masalah Keperawatan:
Harga diri rendah
3. Aktivitas Motorik
( ) Lesu ( ) Tegang ( √ ) Gelisah ( ) Agitasi
( ) Tik ( ) Grimasen ( ) Tremor
( ) Kompulsif
Jelaskan
Klien merasa kurang percaya diri saat bertemu orang lain, gelisah terkadang melamun
Masalah Keperawatan :
Harga diri rendah
4. Alam perasaan
( ) Sedih ( ) Ketakutan ( ) Putus asa
( √ ) Khawatir ( √ ) Gembira berlebihan
Jelaskan :
Klien khawatir (cemas) bila suara itu muncul lagi, dan terkadang membuatnya
kesel sendiri
Masalah Keperawatan :
5. Afek
( √ ) Datar ( ) Tumpul ( ) Labil ( ) Tidak sesuai
Jelaskan :
Pasien menunjukkan ekspresi yang datar pada saat dilakukan pengkajian, Keluarga klien
mengatakan terkadang dulu berbicara tidak nyambung dan bicara sendiri namun sekarang jauh
lebih baik
Masalah Keperawatan :
Klien selama wawancara terlihat kontak mata kurang, gelisah dan diam bila tidak ditanya,
Dan kadang tersenyum sendiri
Masalah Keperawatan :
Harga diri rendah
7. Persepsi
Halusinasi
( √ ) Pendengaran ( ) Penglihatan ( ) Perabaan
( ) Pengecapan ( ) Penghidu
Jelaskan :
Klien mengatakan kadang masih mendengar suara suara yang membisikinya saat
Sedang sendiri
Masalah Keperawatan :
Gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran
8. Proses Pikir
( √ ) Sirkumstansial ( ) Tangensial ( ) Kehilangan asosiasi
( ) Flight of ideas ( ) Blocking
( √ ) Pengulangan pembicaraan/persevarasi
Jelaskan :
Klien saat ditanya terkadang sering berbelit belit dan mengulangi kata kata namun dapat
mengerti apa yang ditanyakan dan mampu menjawab
Masalah Keperawatan :
Tidak ada
9. Isi pikir
( ) Obsesi ( ) Fobia ( ) Hipokondria
( ) Depersonalisasi ( ) Ide yang terkait ( ) Pikiran magis
Waham :
( ) Agama ( ) Somatik ( ) Kebesaran ( ) Curiga
( ) Nihilistik ( ) Sisip pikir ( ) Siar pikir ( ) Kontrol pikir
Jelaskan :
saat berinteraksi klien tidak menunjukan sikap yang negatif dan tidak mengalami waham
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
Jelaskan :
Klien terkadang tampak
bingung saat ditanya
Masalah Keperawatan :
11. Memori
( √ ) Gangguan daya ingat jangka panjang
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
Klien menyadari akan penyakit yang dideritanya dan sadar akan keadaannya dan
berharap tidak mendengar suara itu lagi
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
Harga diri rendah
Isolasi sosial
IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
( ) Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik
Klien mengatakan keluarga mendukung untuk kesembuhannya
Masalah Keperawatan :
Harga diri rendah
Isolasi sosial
Masalah Keperawatan :
Klien tidak mengetahui akan obat – obatan apa saja yangg dapat mengurangi halusinasinya, dan
tidak minum obat karena sudah jarang halusinasi ( kambuhan),bila kambuh keluarga memberikan
obat
XI. ASPEK MEDIK
Diagnosa medik :
Skzofrenia
Terapi medik :
(RACHMAT WIDIYANTO)
XII. ANALISA DATA
Initial Nama : Tn. “D”
Ruangan : ruang tamu
No. RM : -
.DO :
Klien tampak berbicara sendiri.
Pada saat berinteraksi klien tampak
gelisah, takut dan sering melamun.
Klien pada saat berkomunikasi
berbelit-belit. Klien berbicara sangat
lambat, disertai dengan berhenti
ditengah.
DS :
22 september 2021
Klien merasa kurang percaya diri, Harga Diri Rendah
Jam 15.00 wib
merasa rendah diri dan tidak berguna
DO :
Bila diajak komunikasi klien tampak
diem dan jarang memulai
pembicaraan
Kontak mata kurang
Pada saat berinteraksi klien tampak
gelisah
22 september 2021 DS : Isolasi Sosial
Jam 15.00 wib Klien mengatakan jarang
berinteraksi dengan lingkungan
warga sekitar klien mengatakan lebih
senang sendirian.
DO :
Klien tampak lebih senang
menyendiri
Klien tampak sering melamun
Kontak mata klien kurang
XIII. POHON MASALAH
Isolasi Sosial
N DIAGNOSA PERENCANAAN
TUJUAN KRITERIA EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN
O KEPERAWATAN
DX
1 Gangguan sensori TUM: Klien dapat 1. Setelah 1x interaksi klien menunjukkan 1. Bina hubungan saling percaya
persepsi: halusinasi mengontrol tanda–tanda percaya kepada perawat: dengan menggunakan prinsip
pendengaran halusinasi yang Ekspresi wajah bersahabat. komunikasi terapeutik:
dialaminya Menunjukkan rasa senang. Sapa klien dengan ramah baik
SP1 : Ada kontak mata. verbal maupun non verbal
Klien dapat Mau berjabat tangan. Perkenalkan nama, nama
membina hubungan panggilan dan tujuan perawat
Mau menyebutkan nama.
saling percaya berkenalan
Mau menjawab salam.
Tanyakan nama lengkap dan
Mau duduk berdampingan dengan
nama panggilan yang disukai
perawat.
klien
Bersedia mengungkapkan masalah yang
Buat kontrak yang jelas
dihadapi.
Tunjukkan sikap jujur dan
menepati janji setiap kali
interaksi
Beri perhatian kepada klien dan
perhatikan kebutuhan dasar klien
Tanyakan perasaan klien dan
masalah yang dihadapi klien
Dengarkan dengan penuh
perhatian ekspresi perasaan klien
SP2 : 2.1. Setelah 3x interaksi klien menyebutkan: 2.1Adakan kontak sering dan singkat
Klien dapat Isi secara bertahap
mengenal Waktu
halusinasinya Frekuensi
Situasi dan kondisi yang menimbulkan
halusinasi
2.2 Setelah 2x interaksi klien menyatakan 2.2 Observasi tingkah laku klien terkait
perasaan dan responnya saat mengalami dengan halusinasinya )dengar
halusinasi : /lihat /penghidu /raba /kecap)
Marah Tanyakan apakah klien
Takut mengalami sesuatu (halusinasi
Sedih dengar/ lihat/ penghidu/raba/
Senang kecap)
SP 4 : 4.1. Setelah 1x pertemuan keluarga, keluarga 4.1. Buat kontrak dengan keluarga
Klien dapat menyatakan setuju untuk mengikuti untuk pertemuan (waktu, tempat
dukungan dari pertemuan dengan perawat dan topik)
keluarga dalam
mengontrol 4.2. Setelah1x interaksi keluarga menyebutkan
halusinasinya pengertian, tanda dan gejala, proses 4.2. Diskusikan dengan keluarga( pada
terjadinya halusinasi dan tindakan untuk saat pertemuan keluarga/ kunjungan
mengendali kan halusinasi rumah)
Pengertian halusinasi
Tanda dan gejala halusinasi
Proses terjadinya halusinasi
Cara yang dapat dilakukan klien
dan keluarga untuk memutus
halusinasi
Obat- obatan halusinasi
Cara merawat anggota keluarga
yang halusinasi di rumah( beri
kegiatan, jangan biarkan sendiri,
makan bersama, bepergian
bersama, memantau obat–obatan
dan cara pemberiannya untuk
mengatasi halusinasi)
Beri informasi waktu kontrol ke
rumah sakit dan bagaimana cara
mencari bantuan jika halusinasi
tidak tidak dapat diatasi di rumah
NO DIAGNOSA PERENCANAAN
KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN
DX
2 Isolasi Sosial TUM:klien dapat Setelah 6x interaksi klien menunjukkan tanda- 1. Bina hubungan saling percaya
berinteraksi dengan tanda percaya kepada perawat: dengan menggunakan prinsip
orang lain. Ekspresi wajah bersahabat komunikasi terapeutik:
TUK1 : klien dapat Menunjukkan rasa senang Sapa klien dengan ramah baik
membina hubungan Ada kontak mata verbal maupun non verbal
saling percaya Mau berjabat tangan Perkenalkan nama, nama
6. Klien mendapat 1. Setelah 3 x pertemuan keluarg dapat 1. Diskusikan pentingnya peran serta
dukungan dari menjelaskan tentang: keluarg sebagai pendukung untuk
keluargadalam Pengertian menarikdiri mengatasi perilaku menarikdiri
memperluas Tanda dan gejala menarikdiri
hubungan sosial Penyebab dan akibat menarikdiri
Cara merawat klien menarikdiri
2. Setelah 2x pertemuan keluargadapat
mempraktekkan cara merawat klien menarikdiri 2. Diskusikan potensi keluargauntuk
membantu klien mengatasi prilaku
menarikdiri
NO DIAGNOSA PERENCANAAN
DX KEPERAWATAN
TUJUAN KRITERIA EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN
3. Harga Diri Rendah TUM: Klien dapat meningkatkan 1. Setelah 1 kali interaksi, klien 1. Bina hubungan saling percaya
hargadirinya. menunjukkan ekspresi wajah dengan menggunakan prinsip
bersahabat, menunjukkan rasa komunikasi teraupetik:
senang, ada kontak mata, mau
TUK: • Sapa klien dengan ramah baik
berjabat tangan, mau menyebutkan
verbal
nama, mau menjawab salam, klien
1. Klien dapat membina hubungan mau duduk berdampingan dengan • Maupun non verbal
saling percayadengan perawat perawat, mau mengutarakan
• Perkenalkan diri dengan
masalah yang dihadapi
sopan tanyakan nama lengkap
dan nama
2. Klien dapat mengidentifikasi 2. Setelah 2 kali interaksi klien 1. Diskusikan dengan klien tentang:
aspek positif dan kemampuan menyebutkan:
• Aspek positif yang dimiliki
yang dimiliki Aspek positif dan kemampuan
klien, keluarga, lingkungan
yang dimiliki klien
Aspek positif keluarga • Kemampuan yang dimilik
Aspek positif lingkungan iklien
3. Klien dapat menilai kemampuan 3. Setelah 2 kali interaksi klien 1. Diskusikan dengan klien
yang dimiliki untukdilaksanakan mengatakan kemampuan yang kemampuan yang dapat
dapatdilaksanakan dilaksanakan
2. Diskusikan kemampuan yang
dapat dilanjutkan
pelaksanaannya
4. Klien dapat merencanakan 4. Setelah 1 kali interaksi klien 1. Rencanakan bersama klien
kegiatan sesuai dengan membuat rencana kegiatan harian aktivitas yang dapat dilakukan
kemampuan yang dimiliki setiap hari sesuai dengan
kemampuan klien:
• Kegiatan mandiri
• Kegiatan dengan bantuan
5. Klien dapat melakukan kegiatan 5. Setelah 3x interaksi klien 1. Anjurkan klien untuk
sesuai rencana yang dibuat melakukan kegiatan sesuai jadual yang melaksanakan kegiatan yang
dibuat telah direncanakan
2. Pantau kegiatan yang
dilaksanakan klien
3. Beri pujian atas usaha yang
dilakukan klien.
4. Diskusikan kemungkinan
pelaksanaan kegiatan selanjutnya.
6. Klien dapat memanfaatkan 6. Setelah 4x interaksi klien 1. Beri pendidikan kesehatan pada
sistem pendukung yang ada memanfaatkan sistem pendukung keluarga tentang cara merawat
keluarga yang ada di keluarga klien dengan hargadiri rendah
2. Bantu keluarga memberikan
dukungan
3. Bantu keluarga menyiapkan
lingkungan di rumah
DS : S:
Klien mengatakan kadang mendengar suara suara yang -klien mengatakan namanya Tn. D..
mengejeknya seperti tidak berguna, tidak punya teman hal ini -klien mengatakan dulu mendengar suara suara namun
membuatnya kurang percaya diri, merasa rendah diri sehingga sekarang sudah berkurang
membuatnya lebih nyaman menyendiri, keluarga klien
mengatakan bila mendengar suara itu, kadang melamun dan
bicara sendiri dan tertawa O:
RTL (Perawat)
Melanjutkan SP 1 P
Ds :
• Klien pada saat berkomunikasi berbelit-belit. Klien - Sesekali klien berbicara sendiri dan tidak dapat
RTL (Perawat)
Melanjutkan SP 1 P
Ds : S:
Klien mengatakan kadang mendengar suara suara yang -klien mengatakan dulu mendengar suara suara namun
mengejeknya seperti tidak berguna, tidak punya teman hal ini sekarang sudah berkurang
membuatnya kurang percaya diri, merasa rendah diri sehingga O :
membuatnya lebih nyaman menyendiri, keluarga klien
- Klien tampak berbicara dengan nada yang lemah
mengatakan bila mendengar suara itu, kadang melamun dan
- Sesekali klien berbicara sendiri dan tidak dapat
bicara sendiri dan tertawa, namun suara itu sudah lama hilang
dimengerti.
dan kawatir bila muncul kembali
- Klien mau melakukan kontak mata sesekali.
Do :
- Klien mau mengikuti cara mengontrol halusinasinya
• Klien tampak tersenyum sendiri. dengan menghardik.
• Pada saat berinteraksi klien tampak gelisah,
A:
• Klien pada saat berkomunikasi berbelit-belit.
• Klien berbicara sangat lambat, disertai dengan Masalah gangguan sensori persepsi halusinasi
berhenti ditengah pembicaraan dan tiba-tiba tampak pendengaran belum teratasi
tersenyum P (pasien) :
Dx : Gangguan sensori persepsi : Halusinasi pendengaran - latihan menghardik 2x1
RTL (Perawat)
Melanjutkan SP 2 P
-klien mengatakan akan mencoba menghardik bila masih - klien mengatakan akan mencoba menghardik bila masih
mendengar suara-suara berbisik kepadanya mendengar suara-suara berbisik kepadanya
-klien sudah mau sesekali melakukan kontak mata -klien mau mengikuti cara mengontrol halusinasinya
dengan cara menghardik , bercakap-cakap dengan orang
-klien tampak massih suka bicara tidak nyambung dan tidak
lain
dapat dimengerti
-klien sudah tampak lebih fokus
-klien tampak lebih tenang
-klien sudah mau melakukan kontak mata sesekali.
-klien masih terlihat gelisah.
A:
Dx : Gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran
Masalah gangguan sensori persepsi halusinasi belum
Tindakan keperawatan
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien. teratasi.
Melatih klien mengontrol halusinasi dengan cara P (pasien) :
bercakap-cakap dengan orang lain.
-Latihan cara bercakap-cakap dengan orang lain 1x1 hari
Menganjurkan klien untuk memasukan dalam jadwal
harian -Menganjurkan klien untuk memasukkan dalam jadwal
harian
RTL (Perawat)
Melanjutkan SP 2