S DENGAN
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN
Oleh :
( 21220093 )
JAKARTA
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
b. Faktor Presipitasi
Menurut Stuart dan Sudeen faktor presipitasi dapat meliputi (Prabowo,
2014) :
1) Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang
mengatur proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme
pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan
untuk secara selektif menanggapi stimulus yang diterima oleh otak
untuk diinterpretasikan.
2) Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap
stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan
perilaku.
3) Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi
stressor.
Tanda dan gejala gangguan persepsi sensori halusinasi yang dapat teramati
sebagai berikut ( Dalami, dkk, 2014 ) :
a. Halusinasi penglihatan
1)Melirikkan mata ke kiri dan ke kanan seperti mencari siapa atau apa
saja yang sedang dibicarakan.
2) Mendengarkan dengan penuh perhatian pada orang lain yang sedang
tidak berbicara atau pada benda seperti mebel.
3) Terlihat percakapan dengan benda mati atau dengan seseorang yang
tidak tampak.
4) Menggerakan-gerakan mulut seperti sedang berbicara atau sedang
menjawab suara.
b. Halusinasi pendengaran
Adapun perilaku yang dapat teramati
1) Tiba-tiba tampak tanggap, ketakutan atau ditakutkan oleh orang
lain, benda mati atau stimulus yang tidak tampak.
2) Tiba-tiba berlari keruangan lain
c. Halusinasi penciuman
Perilaku yang dapat teramati pada klien gangguan halusinasi penciuman
adalah :
1) Hidung yang dikerutkan seperti mencium bau yang tidak enak.
2) Mencium bau tubuh
3) Mencium bau udara ketika sedang berjalan ke arah orang lain.
4) Merespon terhadap bau dengan panik seperti mencium bau api atau
darah.
5) Melempar selimut atau menuang air pada orang lain seakan sedang
memadamkan api.
d. Halusinasi pengecapan
Adapun perilaku yang terlihat pada klien yang mengalami gangguan
halusinasi pengecapan adalah :
1) Meludahkan makanan atau minuman.
2) Menolak untuk makan, minum dan minum obat.
3) Tiba-tiba meninggalkan meja makan.
e. Halusinasi perabaan
Perilaku yang tampak pada klien yang mengalami halusinasi perabaan
adalah :
1) Tampak menggaruk-garuk permukaan kulit.
6. Penatalaksanaan Halusinasi
Menurut Marasmis (2004) Pengobatan harus secepat mungkin diberikan,
disini peran keluarga sangat penting karena setelah mendapatkan
perawatan di RSJ klien dinyatakan boleh pulang sehingga keluarga
mempunyai peranan yang sangat penting didalam hal merawat klien,
menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif dan sebagai pengawas
minum obat (Prabowo, 2014).
1) Penatalaksanaan Medis
Menurut Struat, Laraia (2005) Penatalaksanaan klien skizofrenia yang
mengalami halusinasi adalah dengan pemberian obat-obatan dan
tindakan lain (Muhith, 2015).
a. Psikofarmakologis, obat yang lazim digunakan pada gejala
halusinasi pendengaran yang merupakan gejala psikosis pada klien
skizofrenia adalah obat anti psikosis. Adapun kelompok yang umum
digunakan adalah :
Kelas kimia Nama generik (dagang) Dosis harian
Fenotiazin Tiodazin (Mellaril) 2-40 mg
2) Penatalaksanaan Keperawatan
a. Penerapan Strategi Pelaksanaan
Menurut Keliat (2007) tindakan keperawatan yang dilakukan :
1) Melatih klien mengontrol halusinasi :
a) Strategi Pelaksanaan 1 : menghardik halusinasi
b) Strategi Pelaksanaan 2 : menggunakan obat secara teratur
c) Strategi Pelaksanaan 3: bercakap-cakap dengan orang lain
d) Strategi Pelaksanaan 4 : melakukan aktivitas yang
terjadwal
2) Menurut Pusdiklatnakes (2012) tindakan keperawatan tidak
hanya ditujukan untuk klien tetapi juga diberikan kepada
keluarga , sehingga keluarga mampu mengarahkan klien dalam
mengontrol halusinasi.
a) Strategi Pelaksanaan 1 keluarga : mengenal masalah
dalam merawat klien halusinasi dan melatih mengontrol
halusinasi klien dengan menghardik
b) Strategi Pelaksanaan 2 keluarga : melatih keluarga
merawat klien halusinasi dengan enam benar minum obat
c) Strategi Pelaksanaan 3 keluarga : melatih keluarga
merawat klien halusinasi dengan bercakap-cakap dan
melakukan kegiatan
d) Strategi Pelaksanaan 4 keluarga : melatih keluarag
memnafaatkan fasilitas kesehatan untuk follow up klien
halusinasi
b. Psikoterapi dan rehabilitasi
Psikoterapi suportif individual atau kelompok sangat membantu
karena klien kembali ke masyarakat, selain itu terapi kerja sangat
baik untuk mendorong klien bergaul dengan orang lain, klien lain,
perawat dan dokter. Maksudnya supaya klien tidak mengasingkan
diri karena dapat membentuk kebiasaan yang kurang baik,
dianjurkan untuk mengadakan permainan atau latihan bersama,
seperti terapi modalitas yang terdiri dari :
1) Terapi aktivitas
Meliputi : terapi musik, terapi seni, terapi menari, terapi
relaksasi, terapi sosial, terapi kelompok , terapi lingkungan.
skizofrena
Perilaku
Waham Harga diri Isolasi
HALUSINASI
kekerasan rendah sosial
2. Diagnosa keperawatan
Masalah keperawatan yang terdapat pada klien dengan gangguan
persepsi sensori halusinasi adalah sebagai berikut (Dalami, dkk, 2014) :
a. Resiko perilaku kekerasan
b. Gangguan persepsi sensori halusinasi
c. Isolasi sosial
3. Intervensi keperawatan
a. Tindakan keperawatan untuk klien halusinasi
Tujuan tindakan untuk klien meliputi (Dermawan & Rusdi, 2013) :
1) Klien mengenali halusinasi yang dialaminya
2) Klien dapat mengontrol halusinasinya
3) Klien mengikuti progam pengobatan secara optimal
Menurut Keliat (2007) tindakan keperawatan yang dilakukan
:
a) Membantu klien mengenali halusinasi
Membantu klien mengenali halusinasi dapat melakukan dengan cara
berdiskusi dengan klien tentang isi halusinasi (apa yang di dengar
atau dilihat), waktu terjadi halusinasi, frekuensi terjadinya
halusinasi, situasi yang menyebabkan halusinasi muncul dan respon
klien saat halusiansi muncul
b) Melatih klien mengontrol halusinasi
(1) Strategi Pelaksanaan 1 : Menghardik halusinasi
Upaya mengendalikan diri terhadap halusinasi dengan cara
menolak halusinasi yang muncul. Klien dilatih untuk
mengatakan tidak terhadap halusinasi yang muncul atau tidak
mempedulikan halusinasinya, ini dapat dilakukan klien dan
mampu mengendalikan diri dan tidak mengikuti halusinasi yang
muncul, mungkin halusinasi tetap ada namun dengan
kemampuan ini klien tidak akan larut untuk menuruti apa yang
ada dalam halusinasinya.
Tahapan tindakan meliputi : menjelaskan cara meghardik
halusinasi, memperagakan cara menghardik, meminta klien
memperagakan ulang, memantau penerapan cara ini,
menguatkan perilaku klien.
(2) Strategi Pelaksanaan 2 : menggunakan obat secara teratur
Mampu mengontrol halusinasi klien juga harus dilatih untuk
menggunakan obat secara teratur sesuai dengan progam. Klien
gangguan jiwa yang dirawat di rumah seringkali mengalami
putus obat sehingga akibatnya klien mengalami kekambuhan.
Bila kekambuhan terjadi maka untuk itu klien perlu dilatih
menggunakan obat sesuai progam dan berkelanjutan.
(3) Strategi Pelaksanaan 3: bercakap-cakap dengan orang lain
Mengontrol halusinasi dapat juga dengan bercakap-cakap
dengan orang lain. Ketika klien bercakap-cakap dengan orang
lain maka terjadi distraksi fokus perhatian klien akan beralih
dari halusinasi ke percakapan yang dilakukan dengan orang lain
tersebut, sehingga salah satu cara yang efektif untuk mengontrol
halusinasi adalah dengan bercakap-cakap dengan orang lain.
(4) Strategi Pelaksanaan 4 : melakukan aktivitas yang terjadwal
Mengurangi risiko halusinasi muncul lagi adalah dengan
menyibukkan diri dengan aktivitas yang teratur. Beraktivitas
secara terjadwal klien tidak akan mengalami banyak waktu
luang sendiri yangs eringkali mencetuskan halusinasi. Untuk itu
klien yang mengalmai halusinasi bisa dibantu untuk mengatasi
halusinasi dengan cara beraktivitas secara teratur dari bangun
pagi sampai tidur malam, tujuh hari dalam seminggu.
Tindakan keperawatan :
a) Strategi Pelaksanaan 1 keluarga : mengenal masalah dalam
merawat klien halusinasi dan melatih mengontrol halusinasi
klien dengan menghardik
Tahapan sebagai berikut :
(1)Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat klien
(2)Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya
halusinasi (gunakan booklet)
(3)Jelaskan cara mengontrol halusinasi dengan melatih cara
menghardik
(4)Anjurkan membantu klien sesuai jadwal dan beri pujian
b) Strategi Pelaksanaan 2 keluarga : melatih keluarga merawat
klien halusinasi dengan enam benar minum obat
Tahapan tindakan sebagai berikut :
(1)Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala
halusinasi klien, merawat klien dalam mengontrol
halusinasi dengan menghardik
(2)Berikan pujian
(3)Jelaskan 6 benar cara memberikan obat
(4)Latih cara memberikan/membimbing minum obat
(5)Anjurkan membantu klien sesuai jadwal
c) Strategi Pelaksanaan 3 keluarga : melatih keluarga merawat
klien halusinasi dengan bercakap-cakap dan melakukan
kegiatan
Tahapan tindakan sebagai berikut :
(1)Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi halusinasi
klien dan merawat/melatih klien menghardik, dan
memberikan obat
(2)Berikan pujian atas upaya yang telah dilakukan keluarga
(3)Jelaskan cara bercakap-cakap dan melakukan kegiatan
untuk mengontrol halusinasi
(4)Latih dan sediakan waktu bercakap-cakap dengan klien
terutama saat halusinasi
(5)Anjurkan membantu klien sesuai jadwal dan memberikan
pujian
d) Strategi Pelaksanaan 4 keluarga : melatih keluarga
memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk follow up klien
halusinasi
Tahapan tindakan sebagai berikut :
(1)Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala
halusinasi pasien, merawat/melatih pasien mengahrdik,
memberikan obat, bercakap-cakap
(2) Berikan pujian atas upaya yang telah dilakukan keluraga
(3) Jelaskan follow up ke pelayanan kesehatan, tanda
kekambuhan, rujukan
(4) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan
pujian.
Tabel 2.1
Intervensi Keperawatan
Diagnosa
No NOC NIC
Keperawatan
1 Resiko perilaku NOC NIC
kekerasan 1. Setelah dilakukan 1. Manajemen perilaku:
terhadap diri tindakan menyakiti diri sendiri
sendiri keperawatan
diharapkan kontrol a. Tentukan motif atau
diri terhadap impuls alasan tingkah laku
dapat dilakukan b. Kembangkan
dengan kriteria hasil : harapan tingkah
laku yang tepat dan
a. Secara konsisten konsekuensinya,
menunjukkan berikan pasien
mengidentifikasi tingkat fungsi
perilaku impulsif kognitif dan
yang berbahaya kapasitas untuk
b. Secara konsisten mengontrol diri
menunjukkan c. Pindahkan barang
mengidentifikasi yang berbahaya dari
perasaan yang lingkungan dari
mengarah pada lingkungan sekitar
tindakan impulsif pasien
c. Secara konsisten d. Instrusikan pasien
menunjukkan untuk melakukan
mengidentifikasi strategi koping
konsekuensi dari (mislnya latihan
tindakan impulsif asertif, impuls
d. Secara konsisten kontrol training,
menunjukkan relaksasi otot
menghindari progresif) dengan
lingkungan yang cara yang tepat
berisiko tinggi e. Antisipasi situasi
e. Secara pemicu yang
konsisten mungkin membuat
menunjukkan pasien menyakiti
mengontrol diri
impulsif f. Bantu pasien untuk
f. Secara konsisten mengidentifikasi
menunjukkan situasi atau perasaan
mempertahankan yang mungkin
kontrol diri tanpa memicu perilaku
pengawasan menyakiti diri
g. Lakukan kontrak
2. Setelah dilakukan dengan pasien untuk
tindakan tidak menyakiti diri,
keperawatan dengan cara yang
diharapkan kontrol tepat
diri terhadap distorsi h. Ajarkan dan kuatkan
pemikiran dapat pasien untuk
dilakukan dengan melakukan tingkah
kriteria hasil : laku koping yang
efektif dan untuk
a. Secara konsisten mengekspresikan
menunjukkan perasaan dnegan
mengenali cara yang tepat
halusinasi atau i. Monitor pasien
delusi yang sedang untuk adanya impuls
terjadi menyakiti diri jika
b. Secara konsisten mungkin memburuk
menunjukkan menjadi pikiran atau
menahan diri dari sikap bunuh diri
mengikuti
halusinasi atau 2. Manajemen Halusinasi
delusi
c. Secara konsisten a. Bangun hubungan
menunjukkan interpersonal dan
menahan diri dari saling percaya
bereaksi terhadap dengan klien
halusinasi atau b. Monitor dan atur
delusi tingkat aktivitas dan
d. Secara konsisten stimulasi lingkungan
menunjukkan c. Pertahankan
monitor frekuensi lingkungan yang
halusinasi atau aman
delusi
e. Secara konsisten d. Catat perilaku klien
menunjukkan yang menunjukkan
menjelaskan isi dari halusinasi
halusinasi atau e. Tingkatkan
delusi komunikasi yang
f. Secara jelas dan tebuka
konsisten f. Berikan klien
menunjukkan kesempatan untuk
pemikiran yang mendiskusikan
berdasarkan halusinasinya
kenyataan g. Dorong klien untuk
g. Secara mengekspresikan
konsisten perasaan secara tepat
menunjukkan h. Fokuskan kembali
melaporkan klien mengenai topik
penurunan jika komunikasi klien
halusinasi atau tidak sesuai situasi
delusi i. Dorong klien untuk
h. Secara konsisten memvalidasi
menunjukkan halusinasi dengan
mempertahankan orang yang dipercaya
afek yang j. Berikan pengajaran
konsisten dengan terkait obat pada
alam perasaan klien dan orang-orang
i. Secara konsisten terdekat (klien)
menunjukkan pola k. Berikan pengajaran
pikir yang logis terkait penyakit
j. Secara konsisten kepada klien/ orang
menunjukkan isi terdekat (klien) jika
pikiran yang tepat halusinasinya
didasarkan karena
penyakit (misalnya
delirium, skizofrenia
dan depresi)
l. Didik keluarga dan
orang terdekat
mengenai cara untuk
menangani klien yang
mengalami halusinasi
m. Monitor kemampuan
merawat diri
n. Bantu dengan
perawatan diri jika
dibutuhkan
o. Libatkan klien dalam
aktivitas berabasis
realitas yang mampu
mengalihkan
perhatian dari
halusinasi
3. Manajemen
lingkungan :
pencegahan kekerasan
a. Singkirkan senjata
potensial dari
lingkungan
(misalnya, objek
yang tajam yang
mirip tali seperti
senar gitar)
b. Periksa lingkungan
secara rutin untuk
memastikan bebas
dari bahan
berbahaya
c. Monitor pasien
selama penggunaan
barang yang bisa
digunakan menjadi
senjata (misalnya
pisau cukur)
d. Tempatkan pasien di
ruangan yang mudah
diamati sehingga
mudah dilakukan
observasi sesuai
kebutuhan
e. Gunakan alat makan
dari plastik dan
kertas
f. Lakukan
pengawasan terus-
menerus terhadap
semua area yang bisa
diakses pasien untuk
menjaga keamanan
pasien dan
pemberian intervensi
terapeutik jika
diperlukan
2 Resiko perilaku NOC NIC
kekerasan 1. Setelah dilakukan 1. Bantuan kontrol
terhadap orang tindakan marah
lain keperawatan
diharapkan menahan a. Bangun rasa percaya
diri dari kemarahan dan hubungan yang
dapat dilakukan dekat dan harmonis
dengan kriteria hasil : dengan pasien
b. Gunakan pendekatan
a. Dilakukan secara yang tenang dan
konsisten menyakinkan
mengidentifikasi c. Tentukan harapan
kapan (merasa) mengenai tingkah
marah laku yang tepat
b. Dilakukan secara dalam
konsisten mengekspresikan
mengidentifikasi perasaan marah,
tanda-tanda marah tentukan fungsi
c. Dilakukan secara kognitif dan fisik
konsisten pasien
mengidentifikasi d. Monitor potensi
situasi yang dapat agresi yang
memicu amarah diekspresikan
d. Dilakukan secara dengan cara tidak
konsisten tepat dan lakukan
mengidentifikasi intervensi sebelum
alasan marah (agresi ini)
e. Dilakukan secara diekspresikan
konsisten e. Cegah menyakiti
bertanggung jawab secara fisik jika
terhadap perilaku marah diarahkan
diri pada diri sendiri atau
f. Dilakukan secara orang lain
konsisten f. Berikan pendidikan
mencurahkan mengenai metode
perasaan negatif untuk mengorganisir
dengan cara yang pengalaman emosi
tidak mengancam yang sangat kuat
g. Dilakukan secara g. Sediakan umpan
konsisten balik pada perilaku
menggunakan (pasien) untuk
aktivitas fisik membantu pasien
untuk mengurangi mengidentifikasi
rasa marah yang kemarahannya
tertahan h. Bantu pasien
h. Dilakukan secara mengidentifikasi
konsisten membagi sumber dari
perasaan marah kemarahan
dengan orang lain i. Identifikasi
secara baik konsekuensi dari
i. Dilakukan secara ekspresi kemarahan
konsisten yang tidak tepat
menggunakan j. Bantu pasien terkait
strategi untuk dengan strategi
mengendalikan perencanaan untuk
amarah mencegah ekspresi
kemarahan yang
2. Setelah dilakukan tidak tepat
tindakan k. Berikan model peran
keperawatan yang bisa
diharapkan menahan mengekspresikan
diri dari agresifitas marah dengan cara
dapat dilakukan yang tepat
dengan kriteria hasil : l. Dukung pasien
untuk
a. Dilakukan secara mengimplementasik
konsisten an strategi
mengidentifikasi mengontrol
tanggung jwab kemarahan dengan
untuk menggunakan
mempertahankan ekspresi kemarahan
kendali diri yang tepat
b. Dilakukan secara m. Sediakan penguatan
konsisten untuk ekspresi
mengidentifikasi kemarahan yang
saat merasa agresif tepat
c. Dilakukan secara
konsisten 2. Manajemen perilaku
menunjukkan
perasaan negatif a. Berikan pasien
dengan cara yang tanggung jawab
tidak merusak terhadap
d. Dilakukan secara perilakunya (sendiri)
konsisten menahan b. Komunikasi harapan
diri dari bahwa pasien dapat
memaki/berteriak tetap mengontrol
e. Dilakukan secara (perilakunya)
konsisten menahan c. Komunikasikan
diri dari menyerang dengan keluarga
orang lain dalam rangka
f. Dilakukan secara mendapatkan
konsisten menahan (informasi)
diri dari mengenai kondisi
membahyakan kognisi dasar klien
orang lain d. Tingkatkan aktivitas
fisik dengan cara
g. Dilakukan secara yang tepat
konsisten menahan e. Gunakan suara
diri dari bicara yang lembut
menghancurkan dan rendah
barang-barang f. Jangan memojokkan
h. Dilakukan secara pasien
konsisten g. Turunkan
mengendalikan (motivasi) perilaku
rangsangan pasif agresif
i. Dilakukan secara h. Acuhkan perilaku
konsisten yang tidak tepat
menggunakan i. Berikan
teknik untuk penghargaan apabila
mengendalikan pasien dapat
amarah mengontrol diri
3. Terapi aktivitas
a. Kembangkan
kemampuan klien
dalam berpatisipasi
melalui aktivitas
spesifik
b. Bantu klien utuk
mengeksplorasi
tujuan personal dari
aktivitas-aktivitas
yang biasa dilakukan
(misalnya, bekerja
dan aktivitas-aktivitas
yang disukai)
c. Bantu klien memilih
aktivitas dan
pencapaian tujuan
melalui aktivitas yang
konsisten dengan
kemampuan fisik,
fisiologis dan sosial
d. Bantu klien untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang
diinginkan
e. Bantu klien untuk
menjadwalkan waktu-
waktu spesfik terkait
dengan aktivitas
harian
f. Instrusikan klien dan
keluarga untuk
melaksanakan
aktivitas yang
diinginkan maupun
yang (telah)
diresepkan
g. Bantu dengan
aktivitas fisik secara
teratur (misalnya
berpindah, berputar
dan kebersihan diri)
sesuai dengan
kebutuhan
h. Berikan pujian positif
karena kesediannya
untuk terlibat dalam
kelompok
i. Berikan kesempatan
keluarga untuk
terlibat dalam
aktivitas, dengan cara
yang tepat
j. Bantu klien untuk
meningkatkan
motivasi dri dan
penguatan
k. Monitor respon
emosi, fisik, sosial
dan spiritual terhadap
aktivitas
l. Bantu klien dan
keluarga memantau
perkembangan
terhadap pencapaian
tujuan (yang
diharapkan)
Sumber : Nursing Intervention Classification (NIC). 2016. Nursing Outcomes
Classification (NOC). 2016. NANDA. 2016.
4. Implementasi keperawatan
Implementasi adalah pelaksanaan keperawatan oleh klien. Hal yang
harus diperhatikan ketika melakukan implementasi adalah tindakan
keperawatan yang akan dilakukan implementasi pada klien dengan
halusinasi dilakukan secara interaksi dalam melaksanakan tindakan
keperawatan, perawat harus lebih dulu melakukan (Afnuhazi, 2015):
a. Bina hubungan saling percaya
b. Identifikasi waktu, frekuensi, situasi, respon klien terhadap
halusinasi
c. Melatih klien mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
d. Melatih klien mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat
e. Melatih klien mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap
f. Melatih klien mengontrol halusinasi dengan cara melaksanakan
kegiatan terjadwal
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari
tindakan keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan sesuai dengan
tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat dibagi
dua yaitu evaluasi proses dan evaluasi formatif, dilakukan setiap selesai
melaksanakan tindakan evaluasi hasil atau sumatif dilakukan dengan
membandingkan respon klien pada tujuan yang telah ditentukan
(Afnuhazi, 2015).
Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP
sebagai pola pikir, dimana masing-masing huruf tersebut akan
diuraikan sebagai berikut (Dalami, dkk, 2014) :
S : respon subjektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan
O : respon objektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan
A : analisa ulang terhadap data subjektif untuk menyimpulkan apakah
masalah masih tetap atau muncul masalah baru atau ada yang
kontradiksi dengan masalah yang ada
P : perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon
klien.
DAFTAR PUSTAKA
Dermawan, Deden dan Rusdi. (2013). Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan
Kperawatan Jiwa. Yogyakarta, Gosyan Publishing.
Direja, Ade Herman Surya. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa,
Yogyakarta : Nuha Medika
Fitria, Nita. (2012). Prinsip dasar dan aplikasi penulisan laporan pendahuluan
dan strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (LP dan SP) untuk 7
diagnosis keperawatan jiwa berat, Jakarta : Salemba Medika.
Hidayat, Aziz Alimul. (2012). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah
Ed. Jakarta : Salemba Medika.
Sadock, BJ., Sadock, V.A., (2010). Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis.
Jakarta: EGC
Stuart G.W dan Laraia M.T. (2005). Prinsip dan Praktek Keperawatan Psikiatri.
Edisi 8. St. Louis: Mosby Book INC
UU Nomor 18 Tahun 2014 pasal 1 (ayat 1 & 3) Tentang Kesehatan Jiwa. Yusuf,
AH, dkk. 2015. Buku Ajar Kesehatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika.
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN
STIKes PERTAMEDIKA
A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny.S
Umur : 55 Tahun
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Sumber Informasi : Klien dan keluarga
Suku : Jawa
Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA
Alamat : Jl. Barokah III No 15 Bekasi
II. KELUHAN SAAT DIKAJI
2. Pengobatan Sebelumnya
Tindakan keluarga klien sudah pernah membawa ke RSJ Duren Sawit
dan melakukan rawat jalan. Tetapi sudah lama klien tidak berobat lagi
karena kesibukan suaminya bekerja.
3. Trauma
klien mengatakan tidak pernah mengalami trauma.
a. Aniaya Fisik
klien mengatakan tidak pernah mengalami aniaya fisik.
b. Aniaya Seksual
klien mengatakan tidak pernah mengalami aniaya seksual.
c. Penolakan
1. Genogram
: Perempuan : Klien
: Laki-laki : Hubungan
Jelaskan :
Klien mengatakan anak ke 5 dari 7 bersaudara, klien mengatakan kesehariannya
sekarang tinggal bersama suami dan ke dua anaknya.
Pola asuh :
Klien mengatakan lebih dekat dengan anaknya yang perempuan yang membantu
kebutuhan klien karena anak laki dan suaminya sibuk bekerja.
Pola pengambilan keputusan :
Klien mengatakan di dalam keluarga yang mengambil keputusan adalah
suaminya.
Pola komunikasi :
Komunikasi klien dengan keluarga baik karena semua kebutuhan sehari hari dan
aktifitas klien di bantu keluarga. Klien jarang berkomunikas dengan tetangga,
karena klien lebih sering menyendiri dirumah.
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : klien mendengar suara-suara yang menghina-hina
dirinya. Suara tersebut mengatakan dirinya jelek, tidak berdaya dan selalu
menyudutkannya. Klien mengatakan hal itu mengganggunya dan membuat
dirinya sangat kesal.
b. Identitas : Keluarga klien menceritakan, dulunya klien adalah
seorang ramah dan perhatian kepada orang lain dan keluarganya.
e. Harga diri : Klien merasa malu pada dirinya sendiri. klien juga
menganggap dirinya sangat lemah karena tidak bisa beraktivitas seperti
biasanya, dan klien juga mengatakan bahwa dirinya tidak berguna lagi
karena penyakit yang di alaminya.
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti :
Keluarga klien yang selalu mendampinginya.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
klien mengatakan beragama islam
b. Kegiatan ibadah
klien mengatakan tidak ada sholat
I. STATUS MENTAL
1. Penampilan
√ Tidak rapi Penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak
tidak sesuai biasanya
Jelaskan : tampak gigi dan mulut kotor, dan bau mulut, dan klien
mengatakan jarang mandi dan tidak gosok gigi, karena klien malas.
2. Pembicaraan
√ Cepat √ Keras Gagap Inkoheren
Apatis Lambat Membisu Tidak mampu memulai
pembicaraan
Jelaskan : saat berbicara klien berbicara cepat dan keras
Masalah Keperawatan : Tidak ada
3. Aktivitas Motorik:
Lesu Tegang Gelisah Agitasi
Tik Grimasen Tremor Kompulsif
Jelaskan : Klien memiliki aktivitas motorik dalam batas normal
4. Alam perasaaan
√ Sedih √ Ketakutan √ Putus asa √ Khawatir Gembira berlebihan
Jelaskan : Klien memiliki alam perasaan yang sering muncul terkadang sedih,
ketakutan, khawatir dan kadang putus asa
Masalah Keperawatan : tidak ada
5. Afek
Datar Tumpul Labil Tidak sesuai
Jelaskan : Klien memiliki afek yang baik
6. Persepsi
√ Pendengaran √ Penglihatan Perabaan
Pengecapan Penghidu
Jelaskan : klien mengatakan mendengar suara-suara seperti menakuti,
menasehati dan melihat bayangan putih.
Masalah Keperawatan : gangguan persepsi sensori halusinasi
7. Proses Pikir
flight of idea √
blocking pengulangan
pembicaraan/persevarasi
Jelaskan : pembicaraan berbelit-belit namun sampai pada tujuan
Masalah Keperawatan : gangguan proses pikir
8. Isi Pikir
√ Obsesi √ Fobia Hipokondria
Depersonalisasi ide yang terkait √ pikiran magis
√
Jelaskan : klien mengatakan ada niat untuk bunuh diri
Masalah Keperawatan : gangguan isi pikir
9. Tingkat kesadaran
bingung sedasi stupor
Disorientasi
waktu tempat orang
10. Memori
√ Gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat jangka pendek
gangguan daya ingat saat ini konfabulasi
Jelaskan : Klien masih teringat kejadian masa lampau yang telah terjadi
Masalah Keperawatan : tidak ada
11. Tingkat konsentrasi dan berhitung
√ √
mudah beralih tidak mampu konsentrasi
Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan : Dalam tingkat konsentrasi dan berhitung klien masih mudah beralih
dan tidak mampu berkonsentrasi
√ Masalah dengan pekerjaan, spesifik : klien juga ingin bekerja namun tidak
memungkinkan karena penyakit klien
√ Masalah dengan perumahan, spesifik : Klien tidak bisa melakukan aktifitas
rumah tangganya.
√ Koping √ obat-obatan
X. Aspek Medik
Diagnosa Medik : Skizofrenia
Terapi Medik : Tidak ada
B. FORMAT ANALISA DATA
No Data Masalah
1. DO: Tatapan mata tajam, klien tanpak Gangguan persepsi
bicara sendiri, klien tampak mondar sensori halusinasi :
mandir diruangan pendengaran
DO :
Klien tampak sering menyendiri
Klien tampak sering melamun
Kontak mata klien kurang
4. 22 / 9 /2021
Defisit
perawatan diri
5. Resiko perilaku 22 / 9 /2021
kekerasan
Sp 3 pasien
Sp 4 keluarga
menjawab salam
Mau duduk SP 3 :
berdampingan dengan 1. Beri motivasi dan bantu klien untuk berkenalan dengan perawat lain,
orang lain klien lain, dan kelompok.
2. Tingkatkan interaksi klien secara bertahap dengan perawa tlain, klien
lain, dan kelompok
3. Libatkan klien dalam terapi aktivitas kelompok sosialisasi
4. Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan klien untuk
meningkatkan kemampuan klien bersosialisasi
5. Beri motivasi klien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal
yang telah dibuat.
6. Beri pujian terhadap kemampuan klien memperluas pergaulannya
melalui aktivitas yang telah dilaksanakan.
SP 4 :
1.Diskusikan dengan klien tentang perasaannya setelah berhubungan sosial
dengan orang lain dan kelompok.
2. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya
Klien . Setelah 2 – 4 x 1. Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung untuk
mendapat pertemuan keluarga mengatasi perilaku menarik diri.
dukungan dari
dapat menjelaskan 2. Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi prilaku
keluargadalam
memperluas tentang: menarik diri.
hubungan Pengertian 3. Jelaskan pada keluarga tentang
sosial
menarikdiri • Pengertian menarik diri
Tanda dan gejala • Tanda dan gejala menarik diri
menarikdiri • Penyebab dan akibat menarik diri
Penyebab dan 4. Latih keluarga cara merawat klien menarik diri.
akibat menarikdiri 5. Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang telah dilatih
Cara merawat 6. Beri motivasi keluarga agar membantu klien untuk bersosialisasi.
klien menarikdiri 7. Beri pujian terhadap keluarga atas keterlibatannya merawat klien di
rumah sakit
Aspek positif
lingkungan Sp 2 :
1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang dapat dilaksanakan
2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan pelaksanaannya
Sp 3 :
1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap
hari sesuai dengan kemampuan klien:
• Kegiatan mandiri
• Kegiatan dengan bantuan
2. Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi klien
3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan.
Sp 4 :
1. Anjurkan klien untuk melaksanakan kegiatan yang telah
direncanakan
2. Pantau kegiatan yang dilaksanakan klien
3. Beri pujian atas usaha yang dilakukan klien.
4. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan selanjutnya
Klien dapat Setelah 2-4x interaksi 1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat
memanfaatkan klien memanfaatkan klien dengan hargadiri rendah.
sistem sistem pendukung
2. Bantu keluarga memberikan dukungan.
pendukung keluarga yang ada di
yang ada keluarga 3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
SP 4 Pasien
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik 1,2 dan minum obat serta latihan
verbal. Beri pujian
2. Latih cara mengontrol perilaku kekerasan dengan spiritual
3. Masukkkan dalam jadwal kegiatan harian
Keluarga Setelah dilakukan SP 1 Keluarga
mampu pertemuan 2-4 x
1. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
mengenal pertemuan keluarga
2. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala dan proses terjadinya
masalah resiko mampu mengarahkan
perilakun kekerasan
perilaku pasien dalam
3. Jelaskan cara merawat perilaku kekerasan‟
kekerasan, mengontrol perilaku
4. Latih cara merawat perilaku kekerasan dengan latihan fisik 1,2
mampu kekerasan
5. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian
merawat
pasien perilaku
kekerasan
dengan baik, SP 2 Keluarga
memanfaatkan
fasilitas 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/ melatih pasien latihan
pelayanan fisik 1,2. Beri pujian
kesehatan 2. Jelaskan 6 benar cara memberikan obat
untuk folow 3. Latih cara memberikan/membimbing minum obat
up pasien 4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian
secara teratur
SP 3 Keluarga
SP 4 Pasien
SP 4 Keluarga
Diagnosa
Hari/ Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan
Minggu, 26 - 9 – 21 Gangguan persepsi SP 1 klien
sensori : halusinasi 1. Membina hubungan saling percaya
Jam 10.00 WIB pendengaran 2. Membantu pasien menyadari gangguan S : pasien mengatakan masih
persepsi sensori halusinasi mendengar suara-suara, dan
- Tanyakan pendapat klien mengenai : mengatakan mengerti tentang Helmy P
halusinasi minum obat secara teratur
- Mengidentifikasi isi, frekuensi, waktu O : klien tampak berbicara
terjadi, situasi pencetus, respon, sendiri, tatapan klien tampak
perasan , upaya yang dilakukan untuk tajam, klien tampak mengerti
mengontrol halusinasi tentang minum obat secara
3. Jelaskan cara mengontrol halusinasi teratur.
dengan cara menghardik A : klien mampu melakukan
4. Masukkan ke dalam kegiatan harian secara mandiri masalah teratasi
Pasien. sebagian
5. RTL : Mengulang cara mengontrol P : optimalkan SP 1
halusinasi dengan cara menghardik Mengontrol halusinasi
6. Kontrak waktu untuk pertemuan dengan cara
berikutnya : menghardik
Hari : Selasa, 28- 09 – 2021
Jam : 17.00 WIB
Tempat : Rumah Ny. S
Diagnosa
Hari/ Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan
Kamis, 30 - 9 – 21 Gangguan Sp 1 pasien :
persepsi sensori : a. Evaluasi kegiatan apa yang dimaksud
Jam 17.00 WIB halusinasi S : Klien mengatakan kalau ada
halusinasi, beri pujian
pendengaran suara suara datang lalu tutup
b. Latih cara mengontrol halusinasi dengan
telinga mengatakan pergi pergi Helmy P
cara menghardik
kamu suara palsu saya tidak
c. Masukkan pada jadwal kegiatan harian
mau mendengar.
pasien.
O : Klien mampu melakukan cara
d. RTL : Mengontrol halusinasi dengan
menghardik.
cara bercakap cakap dengan orang lain.
A : Masalah teratasi
e. Kontrak waktu untuk pertemuan
sebagian P : Lanjutkan SP 2
berikutnya :
a. Evaluasi kegiatan apa yang
Hari : Sabtu, 02- 10 – 2021
dimaksud halusinasi, beri pujian
Jam : 15.00 WIB
Tempat : Rumah Ny. S b. Latih cara mengontrol halusinasi
dengan cara bercakap cakap
dengan orang lain.
c. Masukkan pada jadwal kegiatan
harian pasien.
Diagnosa
Hari/ Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan
Senin, 04 - 10 – 21 Gangguan persepsi Sp 2 pasien
sensori : halusinasi 1. Evaluasi kegiatan apa yang dimaksud
Jam 17.00 WIB pendengaran S : Klien mengatakan melakukan
halusinasi, beri pujian
mau bercakap cakap dengan
2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan
keluarga atau orang lain Helmy P
cara bercakap cakap dengan orang lain.
apabila ada suara itu muncul
3. Masukkan pada jadwal kegiatan harian
kembali.
pasien.
O : Klien mampu melakukan
4. RTL : Melatih cara mengontrol
bercakap cakap dengan keluarga.
halusinasi dengan melakukan kegiatan
terjadwal A : Masalah teratasi sebagian
5. Kontrak waktu untuk pertemuan P : Lanjutkan SP 3
berikutnya : 1. Melatih cara mengontrol
Hari : Rabu, 06- 10 – 2021 halusinasi dengan melakukan
kegiatan terjadwal
Jam : 17.00 WIB
2. Masukkan ke dalam jadwal
Tempat : Rumah Ny. S
kegiatan harian pasien