TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Klasifikasi
Beberapa gangguan pada sistem pernapasan adalah sebagai berikut.
a. Asma
Penyakit asma adalah suatu jenis penyakit gangguan pernapasan
khususnya pada paru-paru. Asma merupakan suatu penyakit yang dikenal
dengan penyakit sesak napas yang dikarenakan adanya penyempitan pada
saluran pernapasan karena adanya aktivitas berlebih yang mengakibatkan
terhadap suatu rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan dan
penyempitan pada pembuluh darah dan udara yang mengalirkan oksigen ke
paru-paru dan rongga dada. Umumnya seseorang yang menderita sesak
napas atau asma bersifat sementara dan dapat sembuh seperti sedia kala
dengan atau tanpa bantuan obat.
Gejala awal dari timbulnya penyakit asma adalah adanya gejala sesak
napas, batuk dan suara mengi (bengek) yang dikarenakan adanya
penyempitan dan sumbatan pada pembuluh darah yang mengalirkan
oksigen ke paru-paru dan rongga dada yang membuat saluran udara
menjadi terhambat.
b. Emfisema
Emfisema Paru-paru adalah penyakit saluran pernafasan yang berciri sesak
napas terus menerus yang menghebat pada waktu mengeluarkan tenaga
dan sering kali dengan perasaan letih dan tidak bergairah atau kalau bahasa
awamnya disebut Paru-Paru Basah. Emfisema Paru-paru adalah penyakit
paru obstruktif kronik. Emfisema paru-paru merupakan penyakit yang gejala
utamanya adalah penyempitan (obstruksi) saluran napas, karena kantung
udara di paru menggelembung secara berlebihan dan mengalami kerusakan
yang luas.
c. Kanker Paru-Paru
Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali
dalam jaringan paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen
lingkungan, terutama asap rokok. Sebagian besar kanker paru-paru berasal
dari sel-sel di dalam paru-paru tetapi kanker paru-paru bisa juga berasal dari
kanker di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru-paru.
Merokok merupakan penyebab utama dari sekitar 90% kasus kanker paru-
paru pada pria dan sekitar 70% pada wanita. Semakin banyak rokok yang
dihisap, semakin besar resiko untuk menderita kanker paru-paru.
Hanya sebagian kecil kanker paru-paru (sekitar 10%-15% pada pria dan 5%
pada wanita) yang disebabkan oleh zat yang ditemui atau terhirup di tempat
bekerja. Bekerja dengan asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter,
gas mustard dan pancaran oven arang bisa menyebabkan kanker paru-paru,
meskipun biasanya hanya terjadi pada pekerja yang juga merokok. Peranan
polusi udara sebagai penyebab kanker paru-paru masih belum jelas.
Beberapa kasus terjadi karena adanya pemaparan oleh gas radon di rumah
tangga.
Kadang kanker paru (terutama adenokarsinoma dan karsinoma sel alveolar)
terjadi pada orang yang paru-parunya telah memiliki jaringan parut karena
penyakit paru-paru lainnya, seperti tuberkulosis dan fibrosis.
d. Tuberkulosis (TBC)
Penyakit TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri
Mikobakterium Tuberklosa, bakteri ini menyerang siapa saja pria maupun
wanita tanpa memandang usia. Dan biasanya penyakit TBC sering
menyerang pada usia rata-rata 15-35 tahun, boleh dibilang usia masih
produktif.
Pada umumnya penyakit TBC menular melalui udara, dan biasanya bakteri
mikobakterium tuberklosa terbawa pada saat seseorang batuk lalu
mengeluarkan dahak. Bahayanya jika bakteri selalu masuk dan terkumpul
dalam paru-paru, maka bakteri ini akan berkembang biak dengan cepat
apalagi yang mempunyai daya tahan tubuh yang rendah.
Apabila sudah terjadi infeksi maka dengan mudahnya akan menyebar
melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Terjadinya infeksi TBC
dapat mempengaruhi organ tubuh lainnya seperti otak, ginjal, saluran
pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan biasanya yang paling sering
terserang yaitu paru-paru.
Bakteri mikobakterium tuberklosa mempunyai bentuk seperti batang dan
bersifat seperti tahan asam sehingga dikenal sebagai BTA (Batang Tahan
Asam) yang merupakan faktor utama penyakit TBC. Selain dari bakteri
tersebut, faktor yang lain yang menjadi penyebab penyakit TBC adalah
lingkungan yang lembab, kurangnya sirkulasi udara, dan kurangnya sinar
matahari dalam ruang sangat berperan terjadinya penyebaran bakteri
mikobakterium tuberklosa ini. Dengan demikian sangat mudah menyerang
orang-orang disekitar dalam kondisi lingkungan yang kurang sehat
e. Bronkitis
Bronkitis adalah peradangan pada selaput lendir bronkus, saluran udara
yang membawa aliran udara dari trakea ke dalam paru-paru. Bronkitis dapat
diklasifikasikan ke dalam dua kategori, akut dan kronis, masing-masing
memiliki etiologi yang unik, patologi, dan terapi.
Bronkitis akut ditandai oleh perkembangan batuk, dengan atau tanpa
produksi sputum, lendir yang ekspektorasi (batuk) dari saluran pernapasan.
Bronkitis akut sering terjadi selama penyakit virus akut seperti pilek atau
influenza. Virus menyebabkan sekitar 90% kasus bronkitis akut sementara
bakteri mencapai kurang dari 10%.
Bronkitis kronis, jenis penyakit paru obstruktif kronik, ditandai dengan
adanya batuk produktif yang berlangsung selama 3 bulan atau lebih per
tahun untuk minimal 2 tahun. Bronkitis kronis paling sering berkembang
karena cedera berulang pada saluran udara yang disebabkan oleh iritasi
dihirup. Merokok adalah penyebab paling umum, diikuti oleh polusi udara
dan pajanan iritasi, dan udara dingin.
f. Faringitis
Faringitis adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan peradangan dari
faring (terletak di bagian belakang dari tenggorokan), yang biasanya
menyebabkan rasa sakit ketika menelan. Ini adalah hal yang sangat sering
terjadi dan seringkali menunjukkan gejala sakit tenggorokan. Faringitis
umumnya disebabkan oleh infeksi virus, seperti influenza (flu). Infeksi bakteri
seperti radang tenggorokan, suatu reaksi alergi, atau refluks asam lambung
juga dapat menyebabkan faringitis. Contohnya bakteri yang termasuk dalam
Streptococcus Grup A dan bakteri lain yang lebih jarang seperti
corynebacterium dan arcanobacterium. Kebanyakan kasus faringitis terjadi
pada musim yang lebih dingin. Penyakit ini seringkali menyebar di antara
anggota keluarga. Faringitis biasanya sembuh sendiri tanpa komplikasi.
g. Pneumonia
Pneumonia adalah suatu infeksi dari satu atau dua paru-paru yang biasanya
disebabkan oleh bakteri-bakteri, virus-virus, atau jamur. Sebelum penemuan
dari antibiotik-antibiotik, satu per tiga dari semua orang-orang yang telah
mengembangkan pneumonia sesudah itu meninggal dari infeksi. Saat ini,
lebih dari 3 juta orang-orang mengembangkan pneumonia setiap tahun di
Amerika. Lebih dari setengah juta dari orang-orag ini diopname di sebuah
rumah sakit untuk perawatan. Meskipun kebanyakan dari orang-orang ini
sembuh, kira-kira 5% akan meninggal dari pneumonia. Pneumonia adalah
pemimpin ke enam penyebab kematian di Amerika.
Pneumonia dapat disebabkan oleh mikroorganisme, iritasi dan penyebab
yang tidak diketahui. Ketika pneumonia dikelompokkan dengan cara ini,
menyebabkan infeksi adalah jenis yang paling umum. Gejala pneumonia
menular disebabkan oleh invasi paru-paru oleh mikroorganisme dan respon
sistem kekebalan tubuh untuk infeksi. Meskipun lebih dari seratus jenis
mikroorganisme dapat menyebabkan pneumonia, hanya sedikit yang
bertanggung jawab untuk kebanyakan kasus. Penyebab paling umum
pneumonia adalah virus dan bakteri.
2.3.1 Tujuan
a. Memberikan oksigen dengan konsentrasi relatif rendah saat kebutuhan oksigen
minimal.
b. Memberikan oksigen yang tidak terputus saat klien makan atau minum. (Aryani,
2009:54)
2.3.2 Indikasi
Klien yang bernapas spontan tetapi membutuhkan alat bantu nasal kanula untuk
memenuhi kebutuhan oksigen (keadaan sesak atau tidak sesak). (Suparmi, 2008:67)
2.3.3 Prinsip
a) Nasal kanula untuk mengalirkan oksigen dengan aliran ringan atau rendah, biasanya
hanya 2-3 L/menit.
b) Membutuhkan pernapasan hidung
c) Tidak dapat mengalirkan oksigen dengan konsentrasi >40 %. (Suparmi, 2008:67)
tanpa “Ground”.
2) Depresi Ventilasi
Pemberian O2 yang tidak dimonitor dengan konsentrasi dan aliran yang tepat
3) Keracunan O2
Dapat terjadi bila terapi O2 yang diberikan dengan konsentrasi tinggi dalam waktu
relatif lama. Keadaan ini dapat merusak struktur jaringan paru seperti atelektasi
dan kerusakan surfaktan. Akibatnya proses difusi di paru akan terganggu
2.7 Perbedaan pemberian oksigen melalui nasal kanul dan simple mask pada pasien
gangguan pernapasan
Oksigen merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling mendasar yang
digunakabn untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidup dan
aktivitas berbagai organ dan sel tubuh. Keberadaan oksigenasi merupakan salah satu
komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme dan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara
menghirup O2 setiap kali bernapas dari atmosfer. Oksegen (O2) untuk kemudian diedarkan
ke seluruh jaringan tubuh. (Andarmayo, 2012).
Terapi oksigen merupakan terapi pernafasan dalam mempertahankan oksigenasi
jaringan yang adekuat. Secara klinis tujuan utama pemberian O 2 adalah untuk mengatasi
keadaan hipoksemia, menurunkan kerja nafas dan menurunkan kerja miocard (Harahap,
2004).
Nasal kanul merupakan Alat sederhana yang dapat memberikan O2 secara continue
dengan aliran 1-6 L/menit dengan konsentrasi 24 %-44%.
Simple mask adalah Alat pemberian O 2 kontinue atau selang seling 5-8 L/menit
dengan konsentrasi 40-60%.
Indikasi pemberian O2 berdasarkan tujuan terapi pemberian O2 adalah :
a. Pasien dengan kadar O2 rendah
b. Pasien dengan peningkatan kerja nafas, dimana tubuh berespon terhadap keadaan
hipoksemia melalui peningkatan laju dan dalamnya pernafasan serta adanya kerja
otot-otot tambahan pernafasan.
c. Pasien dengan peningkatan kerja miocard, dimana jantung berusaha untuk
mengatasi gangguan O2 melalui peningkatan laju pompa jantung yang adekuat.
Berdasarkan jurnal Roca, et al (2010: 408-413) yang berjudul High Flow Oxygen
Therapy in Acute Respiratory Failure pemberian terapi oksigen dengan nasal kanul lebih
nyaman dibandingkan dengan menggunakan simple mask. Hal ini dikarenakan nasal kanul
lebih memudahkan pasien dalam beraktivitas seperti makan, berbicara. Berbeda dengan
simple mask sehingga kami ingin mengetahui perbedaan penggunaan terapi oksigen
dengan nasal kanul dan simple mask diruang cempaka RST.