GANGGUAN MENSTRUASI
Dosen Pengampu :
Tim Maternitas
Disusun oleh :
Frida Ferinia K
201701020
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan
rahmat-Nya makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan Maternitas dengan
Gangguan Menstruasi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Di samping itu, penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami mohon maaf apabila ada kesalahan-kesalahan di
dalam penulisan makalah ini. Demikian pula halnya kami juga mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat konstruktif demi penyempurnaan makalah ini untuk
selanjutnya dapat menjadi lebih baik dan mempunyai potensi untuk dikembangkan.
Sebagai akhir kata, dengan selesainya makalah ini, maka seluruh isi makalah
ini sepenuhnya menjadi tangungjawab kami dan seberapapun sederhananya makalah
ini, kami harapkan mempunyai manfaat bagi semua pihak yang membaca makalah
ini.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Pengantar………………………………………………………………………….…ii
Daftar Isi…………………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………........1
A. Latar Belakang……………………………………………..
………….......1
B. Rumusan Masalah…………………………………………..……….
…….1
C. Tujuan ……………………………………………………….
……….........2
D. Manfaat……………………………………………………….
…………...3
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………...............4
A. Definisi
Menstruasi………………………………………………………..4
B. Siklus Menstruasi………….
………………………………………………4
C. Gangguan dalam
menstruasi………………………………………………6
BAB III Konsep Asuhan Keperawatan ………………………………………….21
A. Contoh
Kasus………………………………………………………….21
B. Pengkajian
………………………………………………………….....21
C. Diagnose
Keperawatan…………………………………………….....23
D. Intervensi………………………………………………………
………23
2
E. Implementasi………………………………………………….
………25
F. Evaluasi……………………………………………………….
………25
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………26
A. Kesimpulan……………………………………………………..
.........26
B. Saran……………………………………………………………
...........26
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….27
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran secara periodik darah
dan sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi
dimulai saat pubertas dan menandai kemampuan seorang wanita untuk
mengandung anak, walaupun mungkin faktor-faktor kesehatan lain dapat
membatasi kapasitas ini. Menstruasi biasanya dimulai antara umur 10 dan 16
tahun, tergantung pada berbagai faktor, termasuk kesehatan wanita, status nutrisi,
dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh. Menstruasi berlangsung kira-kira
sekali sebulan sampai wanita mencapai usia 45 – 50 tahun, sekali lagi tergantung
pada kesehatan dan pengaruh-pengaruh lainnya. Akhir dari kemampuan wanita
untuk bermenstruasi disebut menopause dan menandai akhir dari masa-masa
kehamilan seorang wanita. Panjang rata-rata daur menstruasi adalah 28 hari,
namun berkisar antara 21 hingga 40 hari. Panjang daur dapat bervariasi pada satu
wanita selama saat-saat yang berbeda dalam hidupnya, dan bahkan dari bulan ke
bulan tergantung pada berbagai hal, termasuk kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi
wanita tersebut.
B. Rumusan Masalah
1
e. Bagaimana patofisiologi dari macam – macam gangguan dalam
menstruasi ?
C. Tujuan
a. Menjelaskan definisi dari menstruasi
2
D. Manfaat
a. Pembaca dapat memahami definisi, etiologi, manifestasi klinis,
penatalaksanaan medis, serta patofisiologi gangguan yang terjadi pada saat
menstruasi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Menstruasi
Menstruasi adalah perdarahan vagina secara berkala akibat terlepasnya
lapisan endometrium uterus. Fungsi menstruasi normal merupakan hasil
interaksi antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan perubahan terkait
pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan
peranan penting dalam proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab
dalam pengaturan perubahan – perubahan siklik maupun lama siklus
menstruasi (Greenspan et al, 2007).
B. Siklus menstruasi
Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90% wanita
memiliki siklus 25 – 35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus
28 hari, namun beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini
bisa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan.
4
ovarium dan kemudian berjalan menuju tuba falopi untuk kemudian dibuahi.
Proses pelepasan ini disebut dengan “OVULASI”.
Ketika sel telur telah matang, sebuah hormon dilepaskan dari dalam
otak yang disebut dengan Luteinizing Hormone (LH). Hormone ini
dilepas dalam jumlah banyak dan memicu terjadinya pelepasan sel telur
yang telah matang dari dalam ovarium menuju tuba falopi. Jika pada saat
ini, sperma yang sehat masuk kedalam tuba falopi tersebut, maka sel telur
tersebut memiliki kesempatan yang besar untuk dibuahi.
Sel telur yang telah dibuahi memerlukan beberapa hari untuk berjalan
menuju tuba falopi, mencapai rahim dan pada akhirnya “menanamkan
diri” didalam rahim. Kemudian, sel telur tersebut akan membelah diri dan
memproduksi hormon Human Chorionic Gonadotrophin (HCG). Hormone
tersebut membantu pertumbuhan embrio didalam rahim. Jika sel telur
yang telah dilepaskan tersebut tidak dibuahi, maka endometrium akan
meluruh dan terjadilah proses menstruasi.
5
C. Gangguan dalam menstruasi
1. Definisi
b. Etiologi
6
perubahan hormonal dalam siklus haid dan terhadap faktor-faktor
psikologis.
c. Patofisiologi
d. Manifestasi klinis
7
terdapat depresi, rasa ketakutan, gangguan konsentrasi, dan
peningkatan gejala-gejal fisik tersebut diatas.
e. Terapi
- Progesteron sintetik dosis kecil dapat diberikan selama
8 jam sampai 10 hari sebelum haid
- Metiltestosteron 5mg sebagai tablet isap, jangan lebih
dari 7 hari
- Pemberian diuretik selama 5 hari dapat bermanfaat
- Pemakaian garam dibatasi dan minum sehari-hari
dikurang selama 7-10 hari sebelum haid
- Psikoterapi suportif
2) Disminorea
a. Definisi
8
tumor sekitar kandungan, kelainan kedudukan rahim yang
mengganggu organ dan jaringan di sekitarnya.
b. Etiologi
c. Patofisiologi
- Pada disminorea primer :
9
- Pada disminorea sekunder :
d. Manifestasi klinis
1) Disminore Primer
2) Disminore Sekunder
10
e.Neri dimulai saat haid dan meningkat bersamaan
dengan keluarnya darah
e. Terapi
3) Terapi hormonal
11
memungkinkan penderita melaksanakan pekerjaan penting
pada waktu haid tanpa gangguan. Tujuan ini dapat dicapai
dengan pemberian salah satu jenis pil kombinasi kontrasepsi.
b. Etiologi
- 40-60% wanita yang mengaku mengalami perdarahan
hebat saat haid tidak ada patologi pada sistem
reproduksinya dan hal ini disebut perdarahan uterus
disfungsional.
- Penyebab lokal seperti : myomata, endometril polip,
uterus retro versi, first menstrual period after childbirth or
abortion (MPT), tumor sel granulosa di ovarium.
12
- Penyakit sistemik, seperti hipertiroidisme dan gangguan
perdarahan.
- Penggunaan IUCD (Intra Uterine Contraceptive
Device). Penggunaan IUCD akan meningkatkan aliran
menstruasi.
- Hypopalsia Uteri, menurut beratnya hipoplasia dapat
mengakibatkan amenorrhoe (uterus sangat kecil),
hipermenorrhoe (uterus kecil jadi luka kecil).
- Astheni, Menorrhagia terjadi karena tonus otot pada
umumnya kurang.
- Sealama atau sesudah menderita suatu penyakit atau
karena terlalu lelah, juga karena tonus otot kurang.
- Hypertensi.
- Decompensatio cordis.
- Infeksi : endometriosis, salphingitis.
- Retroflexio uteri, karena kandungan pembuluh darah
balik.
- Penyakit darah : Hemofili
c. Patofisiologi
13
Menstruasi berasal dari dari peluruhan endometrium sebagai
akibat dari penurunan kadar esterogen dan progesteron akibat
involusi korpus luteum.
d. Manifestasi klinis
- Sakit kepala
- Kelemahan
- Kelelahan
- Kesemutan pada kaki dan tangan
- Meriang
- Penurunan konsentrasi
e. Terapi
14
- Umur dan riwayat kesehatan
- Kondisi sebelumnya
- Toleransi pada terapi pengobatan spesifik
4) Amenore
a. Definisi
15
- Penurunan berat badan yang drastis (akibat kemiskinan,
diet berlebihan, anoreksia nervosa, bulimia, dan lain – lain)
- Kelainan bawaan pada sistem kelamin
- Kelainan kromosom ( misalnya sindroma Turner atau
sindroma Swyer ) dimana sel hanya mengandung 1
kromosom X )
- Obesitas yang ekstrim
- Hipoglikemia
- Disgenesis gonad
- Hipogonadisme hipogonadotropik
- Sindroma feminisasi testis
- Hermafrodit sejati
- Penyakit menahun
- Kekurangan gizi
- Penyakit Cushing
- Fibrosis kistik
- Penyakit jantung bawaan ( sianotik )
- Kraniofaringioma, tumor ovarium, tumor adrenal
- Hipotiroidisme
- Sindroma adrenogenital
- Sindroma Prader-willi
- Penyakit ovarium polikista
- Hiperplasia Adrenal Kongenital
- Kehamilan
- Obesitas
- Stres emosional
- Menopause
16
- Kelinan endrokin ( misalnya sindorma Cushing yang
menghasilkan sejumlah besar hoemon kortisol oleh kelenjar
adrenal )
c. Patofisiologi
17
untuk melepaskan estrogen dan progesteron. Kegagalan
pembentukan estrogen dan progesteron akan menyebabkan tidak
menebalnya endometrium karena tidak ada yang merasang.
Terjadilah amenore. Hal ini adalah tipe keterlambatan pubertas
karena disfungsi hipotalamus atau hipofosis anterior, seperti
adenoma pitiutari.
d. Manifestasi klinis
18
Manifestasi klinisnya bervariasi, tergantung penyebabnya.
Jika penyebabnya adalah kegagalan mengalami pubertas, maka
tidak akan ditemukan tanda – tanda pubertas seperti pembesaran
payudara, pertumbuhan rambut kemaluan dan rambut ketiak
serta perubahan bentuk tubuh. Jika penyebanya adalah
kehamilan, akan ditemukan morning sickness dan pembesaran
perut. Jika penyebabnya adalah kadar hoemon tiroid yang tinggi
maka gejalanya adalah denyut jantung yang cepat, kecemasan,
kulit yang hangat dan lembab. Sindroma Cushing menyebabkan
wajah bulat ( moon face ), perut buncit, dan lengan serta tungkai
yang lurus.
- Sakit kepala
e. Terapi
19
yang drastis atau obesitas, penderita dianjurkan untuk menjalani
diet yang tepat. Jika penyebabnya adalah olah raga yang
berlebihan, penderita dianjurkan untuk menguranginya.
BAB III
A. Contoh Kasus
B. Pengkajian
a. Keluhan utama: nyeri abdomen
b. Riwayat penyakit saat ini:
c. Riwayat menstruasi:
20
Banyaknya: normal Lamanya: 7 hari
d. Pemeriksaan fisik
e. Analisis Data
21
DO: ↓
12. Wajah tampakAliran darah ke uterus↓
menahan nyeri ↓
DS: Iskemia
13. Pasien menyatakan↓
mudah lelah
Nyeri haid
DO:
14. Nadi lemah (TD
90/60 mmHg) Menstruasi
2 15. Px. terlihat pucat ↓ Intoleran aktivitas
Menstruasi
3 ↓ Ansietas
Nyeri haid
↓
Kurang pengetahuan
↓
Ansietas
C. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut b.d peningkatan kontraksi uterus saat menstruasi
2. Intoleran aktivitas b.d kelemahan akibat anemia
3. Ansietas b.d ketidaktahuan penyebab nyeri abdomen
22
D. Intervensi keperawatan
1. Nyeri akut b.d peningkatan kontraksi uterus saat menstruasi
a. Tujuan:
- Nyeri dapat diadaptasi oleh pasien
- Kriteria hasil:
b. Intervensi
- Kompres hangat
- Kriteria hasil:
b. Intervensi
23
3. Ansietas b.d ketidaktahuan penyebab nyeri abdomen
a. Tujuan:
- Pasien bisa kembali
- Kriteria hasil:
b. Intervensi
- Berikan lingkungan tenang dan istirahat
- Bantu pasien untuk mengidentifikasi/ memerlukan perilaku
koping yang digunakan pada masa lalu
- Bantu pasien belajar mekanisme koping baru, misalnya teknik
mengatasi stres
- Libatkan pasien/ orang terdekat dalam rencana perawatan
E. IMPLEMENTASI
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi keperawatan yang telah
direncanakan.
F. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan akhir dari proses keperawatan,
dimana perawat menilai hasil yang diharapkan terhadap perubahan diri ibu
dan menilai sejauh mana masalah ibu dapat di atasi. Disamping itu, perawat
juga memberikan umpan balik atau pengkajian ulang, seandainya tujuan yang
ditetapkan belum tercapai, maka dalam hal ini proses peawatan dapat di
modifikasi.
Hasil Evaluasi yang mungkin didapat adalah :
1. Tujuan tercapai seluruhnya, yaitu jika pasien menunjukkan
tanda atau gejala sesuai dengan kreteria hasil yang di tetapkan.
2. Tujuan sebagian yaitu jika pasien menunjukan tanda dan gejala
sebagian dari kreteria hasil yang sudah ditetapkan.
3. Tujuan tidak tercapai, jika pasien tadak menunjukan tanda dan
gejala sesuai dengan kreteria hasil yang sudah ditetapkan.
24
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
1. Diharapkan petugas kesehatan dapat melakukan penyuluhan atau
menjelaskan mengenai gangguan menstruasi serta pencegahan yang dapat
dilakukan supaya mampu menjaga kondisi kesehatannya.
2. Jika pembaca menemukan kasus ganggguan menstruasi
berkepanjangan diharapkan segera melakukan pemeriksaan berkelanjutan
atau segera ke dokter
25
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, Biran. 1996. Gangguan Haid pada Remaja dan Dewasa. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.
Burns, August,dkk. 2000. Pemberdayaan Wanita dalam Bidang Kesehatan.
Yayasan Essentia Medica: Yogyakarta.
Masland, Robert, dkk. 2004. Apa yang Ingin Diketahui Remaja tentang Seks.
Bumi Aksara: Jakarta.
Shreeve, Caroline. 1993. Sindrom Pramenstruasi. Arcan Penerbit Umum:
Jakarta.
Tan, Anthony. 2002. Wanita dan Nutrisi. Bumi Aksara: Jakarta.
Werner, David, dkk. 1999. Apa Yang Anda Kerjakan Bila Tidak Ada Dokter.
Yayasan Essentia Medica dan Andi Offset: Yogyakarta.
Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo: Jakarta.
Winiastri, Virnye, dkk. 2002. Pengalaman Materi Membantu Remaja
Mengatasi Dirinya. Deputi Bidang KB dan Kespro BKKBN: Jakarta.
Zein, Asmar Yetty, dkk. 2005. Psikologi Ibu dan Anak. Fitramaya: Yogyakarta
26