Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

S DENGAN
KETUBAN PECAH DINI DI RUANG SITI WALIDAH
RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH
PONOROGO

OLEH KELOMPOK 1:

PITA ARIFATUN
CORNELLIA KUSUMA
SOLEKAH AGNES
NURUL HIDAYAH
ELOK PRADIKA P.P.

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2019
TINJAUAN TEORI

1. Pengertian Ketuban Pecah Dini


Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya selaput ketuban
sebelum ada tanda-tanda persalinan.Hal ini dapat terjadi pada akhir
kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm adalah
KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD
yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan.
Kejadian KPD berkisar 5-10% dari semua kelahiran, dan KPD preterm
terjadi 1% dari semua kehamilan.70% kasus KPD terjadi pada kehamilan
cukup bulan.KPD merupakan penyebab kelahiran prematur sebanyak 30%.
2. Penyebab Ketuban Pecah Dini
Pada sebagian besar kasus, penyebabnya belum ditemukan.Faktor yang
disebutkan memiliki kaitan dengan KPD yaitu riwayat kelahiran prematur,
merokok, dan perdarahan selama kehamilan. Beberapa faktor risiko dari
KPD:
1. Infeksi genitalia
2. Gemeli
3. Hidramnion
4. Kehamilan preterm
5. Disproporsi sefalopelvik
6. Inkompetensi serviks (leher rahim)
7. Polihidramnion (cairan ketuban berlebih)
8. Riwayat KPD sebelumya
9. Kelainan atau kerusakan selaput ketuban

10. Trauma
11. Serviks (leher rahim) yang pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23
minggu
12. Infeksi pada kehamilan seperti bakterial vaginosis

3. Tanda dan Gejala


Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui
vagina. Aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau amoniak,
mungkin cairan tersebut masih merembes atau menetes, dengan ciri pucat dan
bergaris warna darah. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus
diproduksi sampai kelahiran. Tetapi bila Anda duduk atau berdiri, kepala
janin yang sudah terletak di bawah biasanya "mengganjal" atau "menyumbat"
kebocoran untuk sementara. Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut,
denyut jantung janin bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang
terjadi.Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah
kering dan terjadi Inspekulo yaitu tampak air ketuban mengalir atau selaput
ketuban tidak ada dan ketuban sudah kering.

4. Anatomi Fisiologi
Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan adalah 1000 – 1500 cc
      Ciri-ciri kimiawi :
Air ketuban berwarna putih kekeruhan, berbau khas amis, dan berasa
manis, reaksinya agak alkalis atau netral, berat jenis 1,008. Komposisinya
terdiri atas 98 % air, sisanya albumin, urea, asam urik, kreatinin, sel-sel
epitel, rambut lanugo, verniks kaseosa dan garam anorganik.Kadar protein
kira-kira 2,6 gr % per liter terutama sebagai albumin.
Dijumpai lecitin spingomyelin dalam air ketuban amat berguna untuk
mengetahui apakah janin sudah mempunyai paru-paru yang matang. Sebab
peningkatan kadar lecitin pertanda bahwa permukaan paru-paru diliputi zat
surfaktan. Ini merupakan syarat bagi paru-paru untuk berkembang dan
bernapas. Bila persalinan berjalan lama atau ada gawat janin atau pada letak
sungsang akan kita jumpai warna ketuban keruh kehijau-hijauan, karena telah
bercampur dengan mekonium.
 Fungsi Air Ketuban
1. Untuk proteksi janin.
2. Untuk mencegah perlengketan janin dengan amnion.
3. Agar janin dapat bergerak dengan bebas.
4. Regulasi terhadap panas dan perubahan suhu.
5. Mungkin untuk menambah suplai cairan janin
6. Meratakan tekanan intra – uterin dan membersihkan jalan lahir bila
ketuban pecah.
7. Peredaran air ketuban dengan darah cukup lancar dan perputarannya
cepat, kira-kira 350-500 cc.
 Asal Air Ketuban
1. Kencing janin (fetal urin)
2. Transudasi dari darah ibu
3. Sekresi dari epitel amnion
4. Asal campuran (mixed origin)

5. Manifestasi Klinis
Menurut Mansjoer, 2001 manifestasi klinis ketuban pecah dini adalah :
1. Keluarnya air ketuban berwarna putih keruh, jernih, kuning atau
kecoklatan sedikit-sedikit atau sekaligus banyak.
2. Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi.
3. Janin mudah diraba.
4. Pada periksa dalam sepaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah bersih.
5. Inspekulo : tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada
dan air ketuban sudah kering.
6. Takikardi pada ibu hamil muncul kemudian, ketika ibu mulai demam.

6. Patofisiologi
Mekanisme terjadinya ketuban pecah dini dapat berlangsung sebagai berikut :
 Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan
vaskularisasi.
 Bila terjadi pembukaan serviks maka selaput ketuban sangat lemah dan
mudah pecah dengan mengeluarkan air ketuban.
 Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan leukosit darah : > 15.000/ul bila terjadi infeksi
 Tes lakmus merah berubah menjadi biru
 Amniosentesis
 USG : menentukan usia kehamilan, indeks cairan amnion berkurang
 Komplikasi
 Infeksi
 Partus preterm
 Prolaps tali pusat
 Distosia (partus kering)

Patofisiologi Ketuban Pecah Dini


Infeksi inflamasi

Terjadi peningkatan aktifitas iL – 1 dan prostaglandin

Kolagenase jaringan

Depolimerasi kolagen pada selaput korion atau amion

Ketuban tipis, lemah dan mudah pecah spontan

Ketuban Pecah Dini

Penjelasan patofisiologi:
Pada kondisi yang normal kolagen terdapat pada lapisan kompakta amnion,
fibroblast, jaringan retikuler korion dan trofoblas, sintesis maupun degradasi
jaringan kolagen dikontrol oleh system aktifitas dan inhibisi interleukin -1 (iL-1)
dan prostaglandin, tetapi karena ada infeksi dan inflamasi, terjadi peningkatan
aktifitas iL-1 dan prostaglandin, menghasilkan kolagenase jaringan, sehingga
terjadi depolimerasi kolagen pada selaput korion/amnion, menyebabkan ketuban
tipis, lemah dan mudah pecah spontan sehingga terjadi ketuban pecah dini.
(Maria, 2009 : 2)
7. Penatalaksanaan
Sebagai gambaran umum untuk penatalaksanaan KPD dapat dijabarkan
sebagai berikut :
 Pertahankan kehamilan sampai cukup matur, khususnya maturitas paru
sehingga mengurangi kejadian kegagalan perkembangan paru yang yang
sehat
 Dengan perkiraan janin sudah cukup besar dan persalinan diharapkan
berlangsung dalam waktu 72 jam dapat diberikan kortikosteroid, sehingga
kematangan paru janin dapat terjamin.
 Pada kehamilan 24 sampai 32 minggu yang menyebabkan menunggu berat
janin cukup, perlu dipertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan,
dengan kemungkinan janin tidak dapat diselamatkan.
 Menghadapi KPD, diperlukan KIM(Komunikasi, Informasi, Motivasi)
terhadap ibu dan keluarga sehingga terdapat pengertian bahwa tindakan
mendadak mungkin dilakukan dengan pertimbangan untuk menyelamatkan
ibu dan mungkin harus mengorbankan janinnya.
 Pemeriksaan yang rutin dilakukan adalah USG untuk mengukur distansia
biparietal dan peerlu melakukan aspirasi air ketuban untuk melakukan
pemeriksaan kematangan paru melalui perbandingan L/S
 Waktu terminasi pada hamil aterm dapat dianjurkan selang waktu 6 jam
sampai 24 jam, bila tidak terjadi his spontan.
8. PATHWAY
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA KETUBAN PECAH DINI
1. Pengkajian
1. Identitas ibu
2. Riwayat penyakit
a. Riwayat kesehatan sekarang : ibu datang dengan pecahnya ketuban
sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu dengan atau tanpa
komplikasi
b. Riwayat kesehatan terdahulu
 Adanya trauma sebelumnya akibat efek pemeriksaan amnion.
 Sintesis, pemeriksaan pelvis, dan hubungan seksual
 Kehamilan ganda, polihidramnion
 Infeksi vagina/serviks oleh kuman streptokokus.
 Selaput amnion yang lemah/tipis.
 Posisi fetus tidak normal.
 Kelainan pada otot serviks atau genital seperti panjang serviks yang
pendek.
 Multiparitas dan peningkatan usia ibu serta defisiensi nutrisi.
c. Riwayat kesehatan keluarga : ada tidaknya keluhan ibu yang lain yang
pernah hamil kembar atau turunan kembar.

2. Pemeriksaan fisik
a.  Kepala dan leher.
-  Mata perlu diperiksa dibagian sclera, konjungtiva.
- Hidung : ada/tidaknya pembengkakan konka nasalis. Ada/tidaknya
hipersekresi mukosa
- Mulut : gigi karies/tidak, mukosa mulut kering, dan warna mukosa gigi.
- Leher berupa pemeriksaan JVP, KGB, dan tiroid.
b. Dada
Thorak
- Inspeksi kesimetrisan dada, jenis pernafasan thorak abdominal, dan tidak
ada retraksi dinding dada. Frekuensi pernafasan normal 16-24 x/menit.
Iktus kordis terlihat/tidak
- Palpasi : payudara tidak ada pembengkakan.
- Auskultasi : terdengar BJ I dan II di IC kiri/kanan. Bunyi nafas norma
vesikuler
c. Abdomen
- Inspeksi : ada/tidaknya bekas operasi, striae, linea.
- Palpasi : TFU, kontraksi ada/tidak, posisi, kandung kemih penuh/tidak.
- Auskultasi : DJJ ada/tidak
d. Genitalia
- Inspeksi: keberhasilan, ada/tidaknya tanda-tanda REEDA (Red, Edema,
Discharge, Approximately), pengeluaran dari ketuban (jumlah, warna,
bau), dan lender merah muda kecoklatan.
- Palpasi: pembukaan serviks (0-4).
- Ekstremitas: edema, varises ada/tidak.
4.   Pemeriksaan Diagnostik
a.   Hitung darah lengkap untuk menentukan adanya anemia, infeksi.
b.   Golongan darah dan factor Rh.
c.   Rasio lesitin terhadap spingomielin (rasio US): menentukan maturitas
janin.
d.   Tes verning dan kertas nitrazine: memastikan pecah ketuban.
e.   Ultasonografi: menentukan usia gestasi, ukuran janin, gerakan jantung
janin, dan lokasi plasenta.
f.   Pelvimetri: identifikasi posisi janin

3. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi infeksi maternal berhubungan dengan prosedur invasif,
pemeriksaan vagina berulang, dan rupture membrane amniotic.
2. Kerusakan pertukaran gas pada janin berhubungan dengan adanya
penyakit.
3. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman pada diri
sendiri/janin.
4. Intoleransi aktifitas b.d. kelemahan fisik
4. Intervensi Keperawatan
1. Resiko tinggi infeksi maternal berhubungan dengan prosedur invasif,
pemeriksaan vagina berulang, dan rupture membrane amniotic.
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan infeksi
maternal tidak terjadi
Kriteria hasil : ibu menyatakan/menunjukan bebas dari tanda-tanda infeksi.
No Intervensi Rasional
1 - Lakukan pemeriksaan - Pengulangan pemeriksaan vagina
inspekulum, ulangi bila pola berperan dalam insiden infeksi
kontraksi atau perilaku ibu saluran asendens.
menandakan kemajuan. 
- Gunakan teknik aseptic selama - Mencegah pertumbuhan bakteri
pemeriksaan vagina. dan kontaminasi pada vagina.
- Anjurkan perawatan perineum - Menurunkan resiko infeksi saluran
setelah eliminasi setiap 4 jam asendens.
dan sesuai indikasi.
- Pantau dan gambarkan - Pada infeksi, cairan amnion
karakter cairan amniotic. menjadi lebih kental dan kuning
pekat serta dapat terdeteksi adanya
bau yang kuat.
- Pantau suhu, nadi, pernapasan,
dan sel darah putih sesuai
indikasi.  - Dalam 4 jam setelah membrane
rupture, insiden korioamnionitis
meningkat secara progresif sesuai
- Tekankan pentingnya mencuci dengan waktu yang ditunjukkan
tangan yang baik dan benar.  melalui TTV.
- Mengurangi perkembangan
mikroorganisme 
2. Gangguan kerusakan pertukaran gas pada janin berhubungan dengan proses
penyakit.
Tujuan: Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan pertukaran gas
pada janin kembali normal.
Kriteria hasil:
a. klien menunjukkan DJJ dan variabilitas denyut per denyut dalam batas
normal.
b. Bebas dari efek-efek merugikan dan hipoksi selama persalinan.
No Intervensi Rasional
1 - Pantau DJJ setiap 15-30 menit. - Takikardi atau bradikardi janin
adalah indikasi dari kemungkinan
penurunan yang mungkin perlu
intervensi
- Periksa DJJ dengan segera bila - Mendeteksi distress janin karena
terjadi pecah ketuban dan kolaps alveoli.
periksa 15 menit kemudian,
observasi perineum ibu untuk
mendeteksi prolaps tali pusat.
- Perhatikan dan catat warna serta - Pada presentasi vertex, hipoksia
jumlah cairan amnion dan yang lama mengakibatkan caira
waktu pecahnya ketuban amnion berwarna seperti
mekonium karena rangsangan
fagal yang merelaksasikan spingter
anus janin.
- Catat perubahan DJJ selama - Mendeteksi beratnya hipoksia dan
kontraksi. Pantau aktivitas kemungkinan penyebab janin
uterus secara manual atau rentan terhadap potensi cedera
elektronik. Bicara pada ibu atau selama persalinan karena
pasangan dan berikan informasi menurunnya kadar oksigen
tentang situasi tersebut.
Kolaborasi
- Siapkan untuk melahirkan - Dengan penurunan viabilitas
dengan cara yang paling mungkin memerlukan kelahiran
baik atau dengan seksio caesarea untuk mencegah
intervensi bedah bila tidak cedera janin dan kematian karena
terjadi perbaikan hipoksia.

3. Ansietas berhubungan dengan situasi kritis, ancaman pada diri sendiri/janin.


Tujuan: Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan kecemasan klien
berkurang
Kriteria hasil : Pasien diharapkan:
a. Menggunakan teknik pernapasan dan relaksasi yang efektif.
b. Berpartisipasi aktif dalam proses persalinan
No Intervensi Rasional
1 - Tinjau proses penyakit - Memberikan pengetahuan dasar
dan harapan masa depan dimana klien dapat membuat
- Dorong periode istirahat pilihan.
yang adekuat dengan - Agar klien tidak merasa jenuh
aktifitas terjadwal dan mempercepat proses
- Berikan pelayanan penyembuhan
kesehatan mengenai - Agar klien mengerti dengan
penyakit nya. bahaya infeksi dan penyakitnya
- Jelaskan kepada klien - Menunjukkan realitas situasi
apa yg terjadi, berikan yang dapat membantu klien atau
kesempatan untuk orang terdekat menerima realitas
bertanya dan berikan dan mulai menerima apa yang
jawaban yang terbuka terjadi.
dan jujur

4. Intoleransi aktifitas b.d. kelemahan fisik


Tujuan : Aktivitas kembali sesuai kemampuan pasien.
Kriteria Hasil : Pasien bisa beraktivitas seperti biasa
No Intervensi Rasional
1 - Bantu pasien dalam - Agar kebutuhan sehari – hari
memenuhi kebutuhan klien dapat terpenuhi seperti
sehari-hari seminimal biasanya
mungkin. - Agar klien merasa nyaman dan
- Beri posisi nyaman tenang
- Kelelahan dapat menyebabkan
- Anjurkan menghemat lama nya proses penyembuhan
energy hindari kegiatan klien,,jadi dengan menghindari
yang melelahkan. kegiatan yang melelahkan dapat
membantu proses penyembuhan
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN KETUBAN PECAH DINI

Tanggal pegkajian : 9 Desember 2019


Jam Pengkajian : 22.00

PENGKAJIAN
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S Nama Suami : Tn. H
Umur : 26 tahun Umur : 25 tahun
No. Reg : 09.31.12 Pendidikan : SMA
Agama : Islam Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin Alamat : Ngunut, Sampung
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Golongan Darah : O Rh+
Tanggal MRS : 9 Desember 2019
Dx Medis : G1P0A0 dengan PRM 8
minggu

2. KELUHAN UTAMA
a. Saat MRS
Keluar cairan dari jalan lahir
b. Saat Pengkajian
Keluar cairan dari jalan lahir
3. RIWAYAT KEHAMILAN, PERSALINAN, DAN NIFAS SEKARANG
a. Riwayat kehamilan sekarang
Klien datang ke rumah sakit dengan rujukan dari Permata Medika. Klien
hamil pertama dengan usia kehamilan 38 minggu. Klien datang dengan
keluahan keluar cairan dari jalan lahir ± 1 minggu. Hasil dari USG dari
Permata Medika didapatkan air ketuban tinggal sedikit.
b. Riwayat persalinan sekarang
-
c. Riwayat nifas sekarang
-

4. RIWAYAT KEHAMILAN, PERSALINAN YANG LALU


Sebelumnya pasien belum pernah hamil dikarenakan ini adalah kehamilan
pertama.
5. RIWAYAT KEBIDANAN
a. Riwayat Haid
1) Cyclus
Cyclus haid dari pasien yaitu cyclus pendek, pasien haid tiap bulan
2) Lamanya
Lama haid pasien 6-7 hari bersih
3) Banyaknya
Darah yang keluar banyak terjadi dihari ke 1-3, sehari ganti pembalut
2-3 kali
4) Disminorhea
Klien mengalami disminorhea pada hari pertama
5) Haid terakhir
HPHT: 19 Februari 2019
b. Status Perkawinan
1) Kawin 1 kali
2) Usia kawin pertama 2 tahun
3) Lama perkawinan 2 tahun
4) Dengan suami sekarang menikah selama 2 tahunn
5) Istri keberapa dari suami yang sekarang: pertama
6) Berapa anak bawaan suami: tidak ada anak bawaan dari suami karena
ini adalah pernikahan pertama bagi pasien dan suami.
c. Riwayat KB
Klien tidak pernah KB setelah menikah

6. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Sebelumnya pasien tidak pernah mempunyai riwayat penyakit yang
berhubungan dengan kehamilan atau yang dapat mempengaruhi kehamilan.
Klien tidak mempunyai penyakit hipertensi dan DM.
7. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Dari keluarga tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit yang berhubungan
dengan kehamilan, DM, hipertensi, dan penyakit menular.
8. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
a. Persepsi klien terhadap masalah
Klien merasa sedikit cemas karena ketika di USG air ketuban tinggal
sedikit. Klien juga bar hamil yang pertama, klien berharap bisa
melahirkan secara spontan.
b. Persepsi keluarga terhardap masalah
Keluarga cemas dengan apa yang dialami klien
c. Harapan klien terhadap masalah
Pasien berharap bisa melahirka secara spontan dengan keadaan bayi sehat.
d. Harapan keluarga terhadap masalah
Keluarga berharap agar semua berjalan dengan lancar dan ibu serta bayi
dalam keadaan sehat
e. Pola interaksi
Pasien dapat berinteraksi dengan baik dengan dokter, perawat, bidan, dan
yang menanganinya.
f. Pola komunikasi
Dalam berkomunikasi dengan siapapun, klien selalu sopan dan
menggunakan kata-kata yang baik.

9. POLA KESEHATAN SEHARI-HARI SELAMA DI RUMAH DAN DI RUMAH SAKIT


Pola-pola Di Rumah Di Rumah Sakit
a. Pola nutrisi Klien makan nasi 2x Klien belum makan
sehari sekitar 3-4 sendok, selama di RS karena
makan buah 3x sehari, klien baru masuk RS.
minum susu 2x sehari,
minum air putih 5-6
gelas perhari.
b. Pola Eliminasi
Klien BAK 8-9 x/hari, Selama di RS, klien
BAK warna kuning jernih, dan BAK 1x, warna kuning
bau khas urine jernih, dan bau khas
urine, tidak terpasang
kateter.
BAB Klien BAB 1x/ hari pada
pagi hari Selama datang di RS,
klien tidak terlalu bisa
tidur karena cemas.
c. Pola istirahat tidur Pada malam hari, klien Setelah tiba di RS, klien
tidur sekitar 6-7 jam/ hari tidak terlalu bisa tidur
dan tidur siang sekitar 1- karena cemas.
2 jam/ hari
d. Personal Hygiene Klien mandi 2x/ hari, Pasien belum melakukan
keramas 1 minggu 2x, personal hygiene karena
gosok gigi 2x/ hari, baru masuk RS
mengganti pakaian
2x/hari.

10. PEMERIKSAAN FISIK


a. Keadaaan Umum
1) Tekanan darah : 120/70 mmHg
2) Respirasi : 20 x/menit
3) Suhu : 36,5 ◦C
4) Tinggi badan : 150 cm
5) Berat badan : 64 Kg
6) Nadi : 85 x/menit
b. Review Of Sysem (ROS)
1) Kepala
Inspeksi: kepala pasien tampak simetris, tidak ada lesi, rambut tebal,
warna hitam, dan persebran rambut merata
Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
2) Muka
Inspeksi: warna kulit sama dengan sekitar, wajah simetris, tampak
cemas, tidak ada lesi.
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
3) Mata
Inspeksi: simetris kanan dan kiri, tidak ada konjungtivitis, konjungtiva
merah muda, tidak ada lesi atau luka di sekitar mata.
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
4) Telinga
Inspeksi: telinga kanan dan kiri simetris, bersih, tidak ada serumen,
tidak ada lesi.
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
5) Hidung
Inspeksi: simetris, tidak ada secret, tidak ada polip
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
6) Mulut dan faring
Inspeksi: mukosa bibir lembab, mulut bersih, tidak ada stomatitis, gigi
lengkap, tidak ada pembengkakan/ luka pada gusi.
7) Leher
Inspeksi: simetris, tidak ada lesi,
Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar limfe
dan tyroid
8) Payudara dan ketiak
Inspeksi: payudara kanan dan kiri simetris,tidak ada lesi, putting
menonjol, aerola mammae berwarna cokelat kehitaman, tidak terdapat
hiperpigmentasi, pada ketiak tidak ada lesi, ketiak tampak bersih
Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada payudara, tidak ada tanda-tanda
tumbuh jaringan abnormal, colostrum belum keluar, pada ketiak tidak
ada nyeri tekan dan benjolan.
9) Thoraks
Inspeksi: dada kanan dan kiri simetris, tidak ada lesi, tidak ada retraksi
dada
Palpasi: vocal fremitus sama kanan dan kiri, tidak ada pembesaran
paru kanan dan kiri
Perkusi: sonor
Auskultasi: suara nafas vesikuler, tidak ada nafas tambahan
10) Jantung
Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
Palpasi: pulsasi teraba kuat, ictus cordis teraba di ICS 5
Perkusi: pekak
Auskultasi:
BJ 1 terdengar keras dan tunggal
BJ 2 terdengar tunggal
Tidak terdapat bunyi jantung bawaan
11) Abdomen
Inspeksi: pembesaran sesuai usia kehamilan, tidak ada bekas luka
operasi, terlihat gerakan janin, striae gravidarium dan linea nigra
tampak jelas.
Palpasi:
- Leopold 1: TFU 29 cm (3 jari dibawah prosesus xipoideus),
bagian fundus teraba bagian janin yang lunak, bulat, tidak
melenting/ bokong
- Leopold 2: bagian kanan perut ibu teraba bagian kecil-kecil janin/
ektremitas bagian kiri perut ibu teraba bagian janin yang lurus dan
datar seperti papan/ punggung.
- Leopold 3: bagian bawah perut ibu teraba bagian janin yang keras,
bulat, dan melenting/ kepala. Kepala belum masuk PAP.
12) Ekstremitas
Ekstremitas atas: tidak terdapat fraktur, tidak terdapat oedem, akral
hangat
Ekstremitas bawah: pergerakan sendi bebas, tidak terdapat fraktur,
akral hangat
13) Genetalia
Pada vagina bagian luar terlihat cairam ketuban sedikit, tidak ada
bekas luka, tidak ada oedem, anus tidak ada hemoroid

11. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan Metode
HEMATOLOGI
Darah Rutin
Hemoglobin 10.9 11.7 – 15.5 gr/dL Colorimetric
Hematokrit 32.2 35 – 47 % Impedance
Leukosit 10.5 3.6 – 11 103/uL Impedance
Trombosit 216 150 – 440 103/uL Impedance
Eritrosit 4.07 3.8 – 5.2 106/uL Impedance
Indeks Eritrosit
MCV 84 80 – 100 fL Impedance
MCH 26.8 26 – 34 Pg Impedance
MCHC 31.9 32 – 36 g/dL Impedance
RDW-CV 13.5 11.5 – 14.5 % Impedance
Hitung Trombosit
MPV 9.6 6.5 – 12 fL Impedance
PDW 17.4 9 – 17 Impedance
Hitung jenis %
Lymfosit % 20 20 – 40 % Impedance
Monosit % 4.4 2–8 % Impedance
Glanulosit % 75 50 – 70 % Impedance
Faal Hemostatis
Masa Perdarahan (BT) 2 1–3 Menit
Masa Pembekuan (CT) 9 8 – 15 Menit
Golongan Darah O Rh+

KIMIA KLINIK
Gula Darah 84 <140 Mg/dL GOD – PAP
Glukosa darah acak
2019-12-10 17:31:30
IMUNOSEROLOGI
Hbs Ag (Rapid) Non Non reaktif Rapid
reaktif

12. PENATALAKSAAN
a. Infus RL 20 tpm
b. Injeksi gentamicin 2 x 1 40 Mg per IV
c. Pemberian induksi persalinan D5% + Oxytosin + 5 IU dimulai dari 8 tpm
ANALISA DATA
Nama : Ny. S
Umur : 26 tahun

Tanggal/Jam Kelompok Data Problem Etiologi


09 – 12 – DS: Klien mengatakan takut Ansietas Kehamilan pertama
2019 dan cemas karena ketuban
tinggal sedikit Ketuban pecah dini
22:00 DO:
- Tampak cemas Ansietas
- Belum ada pembukaan
- Janin belum turun PAP
- TD: 120/70 mmHg
- RR: 20 x/menit
- Nadi: 85 x/menit
- Suhu: 36,3 ◦C
- SPO2: 97%
- DJJ: 134
- TB: 150 Cm
- BB: 64 Kg
- HPHT: 19 – 02 – 2019
- HPL: 26 – 12 – 2019
- VT : -
10 – 12 – DS: Klien mengatakan perut Nyeri Akut Kehamilan 38
2019 nyeri kencang-kencang, minggu
namun tidak sering
21:30 P: nyeri dirasakan karena Timbulnya his
kontraksi rahim
Q: nyeri seperti ditusuk- Perut kencang –
tusuk kencang
R: nyeri pada bagian
abdomen Nyeri
S: skala nyeri 4
T: keluhan nyeri muncul
sejak klien di induksi
DO:
- Klien tampak
memegangi abdomen
- Wajah klien tampak
menahan nyeri
- TD: 110/70 mmHg
- N: 86 x/menit
- RR: 18 x/menit
- S: 36,5 ◦C
- SPO2: 98%
- DJJ: 143
- TB: 150 Cm
- BB: 64 Kg
- HPHT: 19 – 02 – 2019
- HPL: 26 – 12 – 2019
- VT : 2 Cm

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


Nama : Ny. S
Umur : 26 tahun
NO Tanggal Diagnosa Keperawatan Tanggal TT
Muncul Teratasi
1 9 – 12 – 2019 Ansietas b.d ketuban pecah dini 11 – 12 – 2019

2 10 – 12 – Nyeri akut b.d timbulnya his 11 – 12 – 2019


2019
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama : Ny. S
Umur : 26 tahun
NO Diagnosa Tujuan/ Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1 Ansietas NOC: NIC:
Setelah dilakukan 1. Gunakan pendekatan yang
tindakan keperawatan menenangkan
selama 2 x 24 jam, cemas 2. Dorong keluarga untuk
dapat teratasi dengan menemani klien
kriteria hasil: 3. Dengarkan dengan penuh
- Klien mampu perhatian
mengidentifikasi dan 4. Identifikasi tingkat
mengungkapan gejala kecemasan
cemas 5. Dorong klien untuk
- Vital sign dalam batas mengungkapkan perasaan,
normal ketakutan, persepsi
- Ekspresi wajah 6. Intruksikan klien
menunjukkan menggunakan teknik
berkurangnya relaksasi
kecemasan 7. Intruksikan klien untuk
melakukan terapi
mendengarkan murottal
8. Jelaskan tentang masalah
klien kepada klien
9. Jelaskan prosedur-prosedur
yang akan dilakukan.
10. Mengobservasi TTV
2 Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Berikan posisi yang nyaman
tindakan selama 1 x 2. Lakukan observasi nyeri
24jam nyeri klien dapat secara komprehensif
teratasi dengan kriteria termasuk lokasi,
hasil: karakteristik,
- Melaporkan nyeri durasi,frekuensi, kualitas
berkurang dan faktor presipitasis
- Mampu mengenali 3. Berikan kompres hangat
nyeri 4. Pilih dan lakukan
- Menyatakan rasa penanganan nyeri
nyaman setelah nyeri (farmakologi dan non
berkurang farmakologi)
5. Ajarkan teknik distraksi,
relaksasi, dan nafas dalam
6. Kolaborasi dengan dokter
pemberian analgetik untuk
mengurangi nyeri
CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama : Ny. S
Umur : 26 tahun
NO. Tanggal/ Tindakan keperawatan Respon
DX jam
1 9–12 – 2019 1. Menggunakan 1. Klien merasa sedikit
22:05 pendekatan yang tenang
menenangkan
22:10 2. Mendorong keluarga 2. Suami klien menemani
untuk menemani klien klien
22:10 3. Mendorong klien untuk
mengungkapkan 3. Klien cemas karena
perasaan, ketakutan, ketuban tinggal sedikit
persepsi
22:15 4. Mengintruksikan klien 4. Klien mengerti dan
menggunakan teknik merasa lebih tenang
relaksasi
22:15 5. Menjelaskan tentang 5. Klien mengerti dan
ketuban pecah dini memahami
6. Memberikan induksi 6. Klien mendapatkan
10–12–2019 persalinan induksi persalinan
05.00 Infus D5 % + oxytosin +
5IU dimulai dari 8tpm
7. Mengobservasi TTV 7. TD: 130/80 mmHg
06.00 N: 86 x/menit
S: 36,2 ◦C
RR: 20 x/menit
SPO2: 98%
1 10–12–2019 1. Mengintruksikan 1. Klien melakukan dan
22:00 kembali klien untuk merasa lebih tenang
menggunakan teknik
relaksasi 2. Suami klien selalu
22:00 2. Meminta keluarga untuk menemani klien
selalu menemani klien
11-12-2019 3. Mengintruksikan klien 3. Klien mendapatkan
04:30 untuk melakukan terapi induksi persalinan
mendengarkan murottal Infus D5 % + oxytosin +
5IU
05.00 4. Tetap memberikan 4. Klien mendengarkan
induksi persalian dengan headset setelah
subuh dan merasa lebih
tenang
06.00 5. Mengobservasi TTV 5. TD: 120/80 mmHg
N:87 x/menit
S: 36,2 ◦C
RR: 20 x/menit
SPO2: 99%
2 10-12-2019 1. Memberikan posisi yang 1. Klien dalam posisi yang
22:00 nyaman pada pasien nyaman
22:10 2. Mengobservasi nyeri 2. P: nyeri dirasakan karena
secara komprehensif kontraksi Rahim
termasuk lokasi, Q: nyeri seperti ditusuk
karakteristik, R: nyeri pada bagian
durasi,frekuensi, kualitas abdomen
dan faktor presipitasis S: skala nyeri 4
T: keluhan nyeri muncul
sejak klien di induksi
22:20 3. Memberikan kompres 3. Setelah kompres, klien
hangat merasa lebih tenang
walaupun nyeri masih
22:20 4. Mengajarkan teknik terasa
distraksi, relaksasi, dan 4. Klien merasa lebih
nafas dalam tenang
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Ny.S
Umur : 26 tahun
NO Tanggal/Jam Perkembangan TT
DX
1 10-12-2019 S: Klien mengatakan sudah sedikit tenang
07:00 O:
- Keadaan umum baik
- TD: 130/80 mmHg
- N: 84 x/menit
- S: 36,3 ◦C
- RR: 20 x/menit
- SPO2: 98%
- DJJ: 145
- Terpasang infus D5 % + oxytosin + 5IU dimulai
dari 8tpm
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi no. 2, 6, 7 10

1 11-12-2019 S:
07:00 - Klien mengatakan sudah sedikit tenang
- Klien mengatakan akan melakukan semua
prosedur yang akan dilakukan
O:
- Keadaan umum baik
- TD: 120/80 mmHg
- N: 85 x/menit
- S: 36,5 ◦C
- RR: 20 x/menit
- SPO2: 99%
- DJJ 148
- Terpasang infus D5 % + oxytosin + 5IU
A: Rencana operasi caesarea
P: Hentikan intervensi
2 11-12-2019 S:
07:00 - Klien mengatakan nyeri kencang-kencang pada
perut
- P: nyeri dirasakan karena kontraksi Rahim
Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk
R: nyeri pada bagian abdomen
S: skala nyeri 4
T: keluhan nyeri muncul sejak klien di induksi
- Terpasang infus D5 % + oxytosin + 5IU
- Kesadaran composmentis
- HPHT: 19-02-2019
- HPL: 26-12-2019
- DJJ: 148
- VT: 4 Cm
A: Rencana operasi caesarea.
P: Hentikan intervensi
11-12-2019 Pada tanggal 11-12-2019 pukul 14:00 WIB klien
menjalani operasi caesarea karena pembukaan yang
tidak kunjung bertambah dan air ketuban tinggal
sedikit.
Jenis kelamin bayi: Perempuan
BB: 3000 gram
PB: 47 Cm
APGAR SCORE: 8-9
Keadaan umum baik, tangis kuat, gerak aktif

Anda mungkin juga menyukai