Oleh :
Frendy Dwi Prasetya
010112a034
Hapsari Wulandari
010112a035
Hasbiani
010112a036
Heny Mayangsari
010112a037
Hilda
010112a038
Hilmiati
010112a039
010112a040
I Wayan Wiriawan
010112a041
terbanyak adalah dewasa muda, wanita dan alat yang digunakan untuk usaha
bunuh diri adalah zat pembasmi serangga.
Kepuasan berhubungan dapat dicapai jika individu dapat terlibat secara
aktif dalam proses berhubungan. Peran serta yang tinggi dalam berhubungan
disertai respon lingkungan yang positif akan meningkatkan rasa memiliki,
kerja sama, hubungan timbal balik yang sinkron (Stuart & Sundeen, 1995 hal
518). Pasien yang mempunyai harga diri rendah kecenderungan berniat untuk
bunuh diri. Oleh karena itu, meningkatkan harga diri seseorang sehingga dapat
berhubungan sosial dengan orang sekitar bermanfaat untuk mencegah
terjadinya bunuh diri.
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi, dan kelompok
digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika
interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan, dan menjadi
laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk
memperbaiki perilaku lama yang maladaptif.
Terapi aktivitas stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan
aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman dan/atau kehidupan
untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa
kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.
2. Tujuan
1. Tujuan Umum
Membantu klien meningkatkan harga diri untuk berhubungan dengan
orang lain dalam suatu kelompok
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
b. Klien dapt menilai kemampuan yang dapat digunakan
c. Klien dapat menetapkan / memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
d. Pasien
dapat
melatih
kegiatan
yang
sudah
dipilih
sesuai
kemampuannya
3. Sasaran
1. Klien dengan gangguan harga diri rendah
2. Klien dengan kondisi fisik yang dalam keadaan sehat (tidak sedang
mengidap penyakit fisik tertentu seperti diare, thypoid dan lain-lain)
4. Metode
Role Play dan Diskusi
5. Strategi Pelaksanaan
1.
Langkah-langkah kegiatan
a. Perkenalan dan pengarahan
1) Mempersiapkan lingkungan : suasana tenang dan nyaman (tidak
ribut)
2) Mempersiapkan tempat : pengaturan posisi tempat duduk, leader
berdiri di depan dan berkomunikasi dengan seluruh anggota
kelompok
3) Mempersiapkan anggota kelompok : membuat kontrak kembali
dengan klien untuk mengikuti terapi aktifitas kelompok stimulasi
persepsi untuk harga diri rendah
b. Pembukaan
1) Leader memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama, asal
dan tempat tinggal
2) Leader menjelaskan tujuan terapi aktifitas kelompok stimulasi
persepsi untuk harga diri rendah
3) Membuat kontrak waktu dengan klien dan lamanya permainan
berlangsung
4) Leader menjelaskan peraturan kegiatan dalam kelompok antara
lain : jika klien ingin ke kamar mandi atau toilet harus minta ijin
kepada leader, bila ingin menjawab pertanyaan klien diminta
untuk mengacungkan tangan dan diharapkan klien mengikuti
kegiatan dari awal sampai akhir
c. Role play
Permainan dimulai dengan bermain peran oleh fasilitator sesuai
petunjuk leader selama 5 menit. Setelah itu observer menghidupkan
tape recorder dan memulai permainan, semua fasilitator duduk di
kursi. Selama musik masih berbunyi para fasilitator mengedarkan
7. Setting Tempat
Keterangan :
= Klien
= Fasilitator
= Observer
= Leader
= Co Leader
8. Organisasi Kelompok
1. Leader
: I Wayan Wiriawan
2. Co-Leader
3. Fasilitator
: Frendy,Hasbiani,Heni,Hilda
4. Observer
: Hilmiati
sampai akhir.
Memperkenalkan diri kepada
klien lain.
Mengungkapkan hal-hal positif
diri klien.
tentang fisik.
Mengungkapkan hal-hal positif
peran.
Mengungkapkan harapan-
harapan diri.
Mengungkapkan perasaan
setelah melakukan permainan.
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien menyampaikan halhal positif dirinya. Beri tanda jika klien mampu dan tanda x jika klien
tidak mampu.