Anda di halaman 1dari 11

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES

KEMENKES TANJUNGKARANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
Bandar Lampung
Jl. Soekarno Hatta No. 1 Hajimena Bandar Lampung

LAPORAN PENDAHULUAN
WAHAM

I. Kasus (Masalah Utama)


Waham
II. Proses Terjadinya Masalah
1. Pengertian
 Waham adalah keyakinan pribadi palsu yang tidak sesuai dengan kecerdasan
seseorang atau latar belakang budaya. Individu terus untuk memiliki
keyakinan meskipun bukti jelas bahwa itu adalah palsu atu tidak rasional
(Townsend, 2014)
 Waham adalah istilah yang digunaka untuk menggambarkan keyakinaan palsu
didasarkan pada kesimpulan yang salah tentang realistas eksternal yang
jelas (Shives, 2012)
 Waham adalah keyakinaanseseorangyang berdasarkan penilaian realitas yang
salah, keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar
belakang budaya klien (Keliat, 2011)
 Waham/ gangguan proses berfikir adalah disrupsi/kekacauan dari proses
kognitif dan aktivitas kognitif (Nanda 1, 2011)
 Waham adalah klien dengan psikotik di fase penyakit skizofrenia biasanya
mengalami (keyakinan palsu)

2. Penyebab
a. Faktor Predisposisi
Faktor Predisposisi menurut (Townsend, 2014)
 Pengaruh Biologis
Genetika bukti kerentanan genetik skizofrenia berkembang. Studi
menunjukan bahwa kerabat individu dengan skizofrenia memiliki banyak
probabilitas lebih tinggi terkena penyakit dari pada populasi umum.
Bagaimana skizofrenia diwariskan tidak pasti. Penandaan biologis belum
ditemukan.
 Studi Twin
Tingkat skizofrenia antara monozigot (identik) kembar empat kali lipat dari
dizigot (fraternal) kembar dan sekitar 50 kali dari populasi umum (Sadock
& sadock, 2010). Kembar identik dipelihara terpisah memliki sama laju
perkembangan penyakit seperti halnya orang-orang dipelihara bersama-
sama. Karena sekitar setengah dari kasus hanya satu dari sepasang kembar
monozigot berkembang skizofrenia, beberapa penelitian percaya
lingkungan faktor berinteraksi dengan orang-orang genetik.
 Studi Adopsi
Dalam studi yang dlakukan oleh Amerika dan Denmark, anak angkat
lahir dari skizofrenia ibu dibandingkan dengan mengadopsi anak-anak
yang ibunya tidak memiliki gangguan kejiwaan. Anak-anak yang lahir dari
ibu dengan skizofrenia lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit
dibandingkan kelompok kontrol pembanding (Minzenberg et al, 2008
dalam Stuart, 2013)
Studi juga menunjukan bahwa anak-anak lahir dari orang tua
nonschizophrenic, tapi dipelihara oleh orng tua yang menderita penyakit,
tidak kelihatan menderita lebih sering di skizofrenia. Temuan ini
memberikan tambahan bukti untuk dasar genetik skizofrenia. Pengaruh
biokimia tertua dan paling benar-benar dieksplorasi biologis dalam
penjelasan skizofrenia eran patogenetik ke otak yang abnormal biokimia.
Pengertian dari “gangguan kimia” sebagai penjelsan untuk kegilaan yang
disarankan oleh beberapa teoritis sejak pertengahan abad ke-19.
 Dopamin Hipotesis
Teori ini menunjukan bahwa skizofrenia (atau sperti gejala skizofrenia)
dapat disebabkan oleh kelebihn dari aktifitas neuron tergantung dopamin di
otak. (Twonsend, 2014)
Dukungan farmakologis untuk hipotesis ini ada. Amfetamin, yang
meningkatkan kadar dopamin, menginduksi gejala psikomimetik. Para
antipsikotik (misalnya, kloropromazin atau haloperidol) tingkat otak yang
lebih rendah sopmain oleh memblokir reseptor dopmain, sehingga
mengurangi gejala skizofrenia, termasuk yang diinduksikan oleh
amfetamin. Klien dengan manifestasi akut (misalnya, waham dan
halusinasi) merespon dengan lebih besar khasiat obat antipsikotik
dibanding klien dengan manifestasi kronis (misalnya, apatis, kemiskinan
ide, dan hilangnya dorongan).
 Biokimia Hipotesis
Bebrbagai zat biokimia telah terlibat dalam kecenderungan skizofrenia.
Kelainan dalam neurotransmiter norepinefrin, serotonin, asetilkolin, dan
asam gamma aminobutyric dan yang neuroregulators, seperti prostaglandin
dan endorfin, telah diusulkan.
 Pengaruh Fisiologis
Sejumlah faktor fisik mungkin etiologi signifikasi telah diidentifikasi
dalam medis literatur. Namun, mekanisme khusus dalam implikasi
skizofrenia tidak jelas.
 Infeksi Virus
Sadock dan Sadock (2010) melaporkan bahwa epidemiologi data
menunjukan tingginya skizofrenia setelah paparan pralahir untuk influenza.
Mereka menyatakan, data lain yang mendukung hipotesis virus yang
peningkatan jumlah anormali fisik dineurotransmiter. Sejumlah
neruotransmiter. Sejumlah neurotransmiter telah terlibat dalam etiologi
skizofrenia.
 Kondisi fisik, orang yang mengalami atau menderita penyakit tertentu atau
yang akan menjalani operasi seringkali kekurangan energi fisik atau
ketangkasan untk melakukan perawatan kebersihan diri.

b. Faktor Presipitasi
1) Ini trermasuk faktor resiko menurut (Shlves, 2012) seperti berikut :
 Relokasi karena imigrasi atu emigrasi
 Isolasi sosial
 Gangguan sensorik seperti ketulian dan kebutaan
 Stress berat
 Status sosial ekonomi rendah dimna seseorang mungkinmengalami
perasaan diskriminasi atau ketidakberdayaan
 Kepribadian fitur seperti rendah diri atau sensitivitas interpersonal yang
tidak biasa.
 Konfik percaya- takut
Penelitian telah menunjukan bahwa waham juga bisa terjadi akibat
penyakit neurologis yang siidentifikasi, terutama bisa terjadi
akibatpenyakit neurologis yang diidentivikasi, terutama penyakit-penyakit
yang mempengaruhi sistem limbic dan ganggila basal. Juga terkait dengan
lesi fokal paa lobus frontal atau belahan kanan otak (Cleveland Clinik,
2009; Sandock & Sadock, 2010). Beberapa penelitian menemukan bahwa
waham lebih umum di antara keluarga skizofrenia (APA, 2000).

2) Faktor Prespitasi Menurut (Townsend, 2014)


 Perubahan Histologis
Hipotesis bahwa perubahan ini dalam hippocampus sel terjadi
selama trimester kedua dari kehamilan dan mungkin terkait dengan
influenza virus dihadapi oleh ibu selama priode ini.
 Kondisi Fisik
Beberapa penelitian telah melaporkan hubungan antara
skizofrenia dan epilepsi (terutama lobus temporal). Huntington
penyakit, trauma kelahiran, cedera kepaladi dewasa, penyalahgunaan
alkohol, tumor otak (terutama dalam sitem limbik), kecelakaan
serebrovaskuler, lupus erittematosus sistemik, myxedema,
parkinsonisme, dan penyakit wilson.
 Pengaruh Paikologis
Dalam gangguan skizofrenia mempertimbangkan baik
psikososial dan faktor biologis yang mempengaruhi skizofrenia.
Kelainan mempengaruhi pasien individu, masing-masing di antaranya
memiliki keunikan psikologis.
 Pengaruh Lingkungan
Faktor sosial budaya banyak penelitian telah dilakukan yang
memilliki berusaha untuk menghubungkan skizofrenia kelas sosial.
Memang statistik epidemiologi telah menunjukan bahwa jumlah yang
lebih besar dari individu dari bawah kelas sosial ekonomi mengalami
gejala tekait dengan skizofrenia daripada orang-orang dari lebih tinggi
kelomok sosial ekonomi (Puri & Treaseden, 2011)
3. Stressor pencetus
a. Biologi
Stressor biologi berhubungan langsung dengan respon neurologis yang
maladaptive termasuk .
1. Gangguan dalam umpan balik yang mengatur proses informasi
2. Abnormalitas pada pintu masuk dalam otak
b. Stress lingkungan
Secara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang
berinteraksi dengan stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya
gangguan prilaku
c. Pemicu gejala
Pemicu yang biasanya terdapat pada respon neurologist yang
maladaptif berhubungan dengan kesehatan lingkungan , sikap dan perilaku
individu . (stuart and laraia ,2005)

4. Mekanisme koping
a. Regresi
Menghindari stress , kecemasan , dengan menampilkan perilaku kembali
seperti perkembangan pada anak.
b. Proyeksi
Keinginan yang tidak dapat di toleransi, mencurahkan emosi kepada orang lain
karena kesalahan yang di akui sendiri
c. Menarik diri
Reaksi yang di tampilkan dapat berupa reaksi fisik maupun biologi

5. Sumber koping
Sumber koping harus di kaji dengan pemahaman terhadap , perilaku , kekuatan
dapat meliputi seperti model intelegensia atau kreativitas yang tinggi
Kategori waham (keliat,2010):
a. Waham sistematis : konsisten , berdasarkan pemikiran mungkin terjadi walau
hanya secara teoritis
b. Waham nonsistematis : tidak konsisten , yang secara logis dan teoritis tidak
mungkin
6. Manifestasi klinis waham
Waham umumnya ditandai dengan kecurigaan ekstrim , kecemburuan , dan
ketidak percayaan , dalam pengaturan klinis psikiatri. Gejala klinis lain termasuk
isolasi sosial , perilaku eksentrik , kecemasan , depresi , klien mengatasinya
dengan pikiran waham (shives ,2012 )

7. Daftar masalah keperawatan dan data yang perlu di kaji


Masalah keperawatan : diagnosis keperawatan NAND -1 rrentang respon
neurobiologis , skizofrenia dan gangguan psikotik (stuart , 2009 ):
 Anxiety
 Confusion, acute
 Disicional conflict
 Hoplessness
 Noncompliance
 Self care deficit
 Social isolation

8. Data yang perlu di kaji pada masalah keperawatan waham :


a. Meyakini memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus
b. Meyakini ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan atau
mencederai dirinya
c. Memiliki keyakinan terhadap sesuatu agama secara berlebihan
d. Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau terserang penyakit
e. Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia atau meninggal

9. Pohon masalah
Menurut keliat dkk (2005) pohon masalah perilaku kekerasan adalah sebagai
berikut :
Resiko perilaku kekerasan

Gangguan proses pikir atau GPP : waham

Gangguan konsep diri : harga diri rendah


10. Diagnosis
1) Diagnosis keperawatan : gangguan proses pikir : waham
2) Diagnosis medis : skizofrenia

11. Rencana tindakan


Tindakan keperawatan pada klien
a. Tujuan
 Klien dapat berorientasi terhadap realitas secara bertahap
 Klien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
 Klien menggunakan obat dengan prinsip enam benar
b. Tindakan
 Bina hubungan saling percaya
Sebelum memulai pengkajian pada klien dengan waham, saudara harus
membina hubungan saling percaya terlebih dahulu agar klien merasa aman dan
nyaman saat berinteraksi. Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka
membina hubungan saling percaya adalah sebagai berikut :
 Mengucapkan salam terapeutik
 Berjabat tangan
 Menjelaskan tujuan berinteraksi
 Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu klien.
 Tindakan mendukung atau membantah waham klien
 Yakinkan klien berada dalam keadaan aman
 Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari
 Diskusikan kebutuhan psikologis / emosional yang tidak terpenuhi karena
dapat menimbulkan kecemasan, rasa takut, dan marah
 Jika klien terus-menerus membicarakan wahamnya, dengarkan tanpa
memberikan dukungan, atau menyangkal sampai klien berhenti
membicarakannya.
 Berikan pujian bila penampilan dan orientasi klien sesuai dengan realitas
 Diskusikan dengan klien kemampuan realistis yang dimilikinya pada saat
lalu dan saat ini
 Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuan yang
dimilikinya
 Diskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak terpenuhi sehingga
menimbulkan kecemasan, rasa takut, dan marah
 Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional
klien
 Berbicara dalam konteks realita
 Bila klien mampu memperlihatkan kemampuan positifnya, berikan pujian
yang sesuai
 Jelaskan pada klien tentang program pengobatannya (manfaa, dosis, obat,
jenis, dan efek samping obat yang diminum serta cara meminum obat yang
benar)
 Diskusikan akibat yang terjadi bila klien berhenti meminum obat tanpa
konsultasi

Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga Klien


a. Tujuan
 Keluarga mampu mengidentifikasi waham klien
 Keluarga mampu memfasilitasi klien untuk memenuhi kebutuhan yang
belum terpenuhi oleh wahamnya
 Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan klien secara optimal
b. Tindakan keperawatan
 Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami klien
 Diskusikan dengan keluarga tentang cara merawat klien waham di rumah,
follow up, dan keteraturan pengobatan, serta lingkungan yang tepat untuk
klien
 Diskusikan dengan keluarga kondisi klien yang memerlukan bantuan
III. Rencana Tindakan Keperawatan
Tujuan Umum : Klien dapat berfikir secara realitas.

Perencanaan
No. Rasional
Tujuan Khusus Kriteria Evaluasi Intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Depkes. (2000). Standar Pedoman Jiwa


Nurjanah, Intisari. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta :
Momedia
Fik-Ui (2014). Standar Asuhan Keperawatan: Spesialis Keperawatan Jiwa. Workshops Ke-
7, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Jakarta.
Perry, Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta. EGC
Stuart, G.W., And Laraia (2005), Principles And Practice Of Psychiaatric Nursing, (7th Ed.)
St. Louis : Mosby Year Book.
Stuart, G.W. (2009). Principles And Pratice Of Psichiatric Nursing. ( 9th Ed.) St. Louis :
Mosby
Suliswati, Dkk (2005). Konsep Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai