Anda di halaman 1dari 17

KONSEP PROFESIONAL PERAWAT KAMAR BEDAH

KEPERAWATAN PERIOPERATIF

Disusun Oleh:

1. LISTIYA MAYA SARI 1614301006

2. ADDINATUL MUQTADIROH 1614301029

3. RANI DEVIKA SARI 1614301034

4. INDIRA ARIYANI 1614301037

5. NOVI RAHMAWATI 1614301038

6. IIS KOMANG RENI 1614301044

7. RIZQO ADITYA UTAMA 1614301045

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN


KEMENKES TANJUNGKARANG JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
PRODI DIV KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, kami ucapkan rasa syukur kita kehadirat ALLAH Subhannahu wa ta'ala
yang telah memberikan beragam nikmatnya, diantaranya ada nikmat terbesar yaitu nikmat
Islam, nikmat sehat, sehingga ALLAH azza wa jalla menggerakan hati kami untuk mulai
mengerjakan, menyelesaikan Tugas KDK PO 1.
Sholawat teriringi salam semoga tetap tertujukan kepada Nabi ALLAH, Muhammad
Sholallahu 'alaihi wassalam. Kepada Keluarga beliau sholallahu 'alaihi wassalam, Para sahabat,
tabi'in, tabiut tabi'in, dan kepada setiap orang yang kokoh berdiri menjalankan sunnahnya,
istiqomah hingga yaumul akhir. InsyaaALLAH.
Alhamdulillah di minggu Pertama perkuliah pada semester tujuh ini, kami mendapat
tugas pada mata kuliah KDK PO 1, khususnya pada pokok bahasan konsep profesional perawat
kamar bedah keperawatan perioperatif. Tujuan dari penulisan ini, yaitu agar si penyusun dan si
pembaca kelak dapat memahami konsep profesional perawat kamar bedah, serta mampu untuk
menjelaskan dan menerapkan kepada diri sendiri atau kepada orang lain.
Demikianlah alasan penyusunan dari makalah ini, Atas kekurangan yang nampak pada
penulisan ini, baik itu tersirat ataupun tersurat kami mohon maaf, dan selebihannya semoga
mendatangkan manfaat kepada kita semua, penyusun atau pembaca.

Bandar Lampung, Juli 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan .................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kamar Bedah ...................................................... 3


B. Job Description ....................................................................... 3
C. Peran dan Tanggung Jawab Perawat ................................... 4
D. Kompetensi Perawat Kamar Bedah ..................................... 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 13
B. Saran ........................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan perioperative merupakan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan pembedahan
pasien. Istilah perioperative adalah suatu istilah gabungan yang mencakup tiga fase
pembedahan, yaitu, preoperative phase, intra operatif phase dan post operatif phase.
Masing-masing fase dimulai pada waktu tertentu dan berakhir pada waktu tertentu pula
dengan urutan peristiwa yang membentuk pengalaman bedah dan masing-masing
mencakup rentang perilaku dan aktifitas keperawatan yang luas yang dilakukan oleh
perawat dengan menggunakan proses keperawatan standar praktik keperawatan.
Disamping perawat kegiatan perioperative ini juga memerlukan dukungan dari tim
kesehatan lain yang berkompeten dalam perawatan pasien sehingga kepuasan pasien
dapat tercapai sebagai suatu bentuk layanan prima (Brunner & suddarth,2001).
Keperawatan preoperative merupakan harapan awal dari keperawatan
perioperative. Sedangkan tindakan keperawatan preoperative merupakan tindakan yang
dilakukan oleh perawat dalam rangka mempersiapkan pasien untuk dilakukan tindakan
pembedahan dengan tujuan untuk menjamin keselamatan pasien intraoperative.
Persiapan fisik maupun pemeriksaan penunjang serta persiapan mental sangat
diperlukan karena kesuksesan suatu tindakan pembedahan klien berawal dari
kesuksesan persiapan yang dilakukan selama tahap persiapan.kesalahan yang dilakukan
pada saat tindakan preoperative apapun bentuknya dapat berdampak pada tahap-tahap
selanjutnya, untuk itu diperlukan kerjasama yang baik antara masing-masing komponen
yang berkompoten untuk menghasilkan outcome yang optimal, yaitu kesembuhan
pasien secara paripurna dalam (Rothrock,1999).

B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah Sebagai Berikut :
1. Bagaimana Peran Perawat Profesional Dikamar Bedah / Keperawatan Perioperatif?
2. Bagaimana Fungsi Perawat Profesional Dikamar Bedah / Keperawatan Perioperatif?

1
C. Tujuan
Adapun Tujuan masalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa mampu memahami peran perawat profesional dikamar bedah /
keperawatan perioperatif?
2. Mahasiswa mampu memahami fungsi perawat profesional dikamar bedah /
keperawatan perioperatif?

D. Manfaat Penulisan
Mahasiswa mengetahui bagaimana peran fungsi perawat kamar bedah /
keperawatan perioperatif, kemudian mahasiswa mau dan mampu untuk memahami teori
dan konsep tersebut dalam penyelesain masalah-masalah kesehatan yang ditemui ketika
dilapangan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kamar Operasi


Kamar operasi adalah suatu unit khusus di rumah sakit, tempat untuk melakukan
tindakan pembedahan, baik elektif maupun akut, yang membutuhkan keadaan suci
hama (steril).
Secara umum lingkungan kamar operasi terdiri dari 3 area.
1. Area bebas terbatas (unrestricted area)
Pada area ini petugas dan pasien tidak perlu menggunakan pakaian khusus
kamar operasi.
2. Area semi ketat (semi restricted area)
Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi yang
terdiri atas topi, masker, baju dan celana operasi.
3. Area ketat/terbatas (restricted area).
Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi lengkap
dan melaksanakan prosedur aseptic.

B. Job Description
Peran perawat perioperatif tampak meluas, mulai dari praoperatif, intraoperatif,
sampai ke perawatan pasien pascaanestesi. Peran perawat di kamar operasi berdasarkan
fungsi dan tugasnya terbagi 3 yaitu :
1. Perawat Administratif
2. Perawat Instrument
3. Perawat Sirkulasi
4. Perawat Anestesi
5. Perawat Ruang Pemulihan
Pada praktiknya, peran perawat perioperatif dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1) Lama pengalaman
Lamanya pengalaman bertugas dikamar operasi, terutama pada kamar
pembedahan khusus, seperti sebagai perawat instrumen di kamar bedah saraf,
onkologi, ginekologi, dan lain lain akan memberikan dampak yang besar
terhadap peran perawat dalam menentukan hasil pembedahan.

3
2) Kekuatan dan ketahanan fisik
Beberapa jenis pembedahan, seperti bedah saraf, toraks, kardiovaskular,
atau spina memerlukan waktu operasi yang panjang. Pada kondisi tersebut,
perawat instrumen harus berdiri dalam waktu lama dan dibutuhkan tingkat
konsentrasi yang tinggi. Oleh karena itu, agar mengikuti jalannya pembedahan
secara optimal, dibutuhkan kekuatan dan ketahanan fisik yang baik.
3) Keterampilan
Keterampilan terdiri atas keterampilan psikomotor, manual, dan
interpersonal yang kuat. Agar dapat mengikuti setiap jenis pembedahan yang
berbeda-beda, perawat instrumen diharapkan mampu untuk mengintegrasikan
antara keterampilan yang dimiliki dengan keinginan dari operator bedah pada
setiap tindakan yang dilakukan dokter bedah dan asisten bedah. Hal ini akan
memberikan tantangan tersendiri pada perawat untuk mengembangkan
keterampilan psikomotor mereka agar bisa mengikuti jalannya pembedahan.
4) Sikap professional
Pada kondisi pembedahan dengan tingkat kerumitan yang tinggi, timbul
kemungkinan perawat melakukan kesalahan saat menjalankan perannya.
Perawat harus bersikap professional, dan mau menerima teguran. Kesalahan
yang dilakukan oleh salah satu peran akan berdampak pada keseluruhan proses
dan hasilpempedahan.
5) Pengetahuan
Yaitu pengetahuan tentang prosedur tetap yang digunakan institusi.
Perawat menyesuaikan peran yang akan dijalankan dengan kebijakan dimana
perawat tersebut bekerja. Pengetahuan yang optimal tentang prosedur tetap yang
berlaku akan memberikan arah pada peran yang dilaksanakan.

C. Peran dan Tanggung Jawab Perawat


1. Perawat Administratif
Perawat administratif berperan dalam pengaturan manajemen penunjang
pelaksanaan pembedahan. Biasanya terdiri dari perencanaan dan pengaturan staf,
kolaborasi penjadwalan pasien bedah, perencanaan manajemen material, dan
manajemen kinerja.

4
Peran perawat administratif :
a. Perencanaan dan Pengaturan Staf
Pengaturan dan penjadwalan staf adalah tanggungbjawab manajemen
tang dipercayakan dan diberikan kepada perawat administratif. Dalam upaya
memenuhi standar ini, staf yang melakukan tanggung jawab administratif ini
harus memahami cara untuk mengembangkan standar pengaturan dan
penjadwalan staf.
Menurut Gruendemann (2006), ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam merencanakan pengaturan staf, yaitu :
1) Mengidentifikasi jenis pekerjaan yang akan dilakukan
2) Mengidentifikasi jumlah staf yang diperlukan
3) Mengidentifikasi tipe pekerja yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut
4) Mengembangkan pola pengaturan untuk penjadwalan staf. Penjadwalan staf
meliputi pengembangan kebijakan penjadwalan dan pengembangan jadwal
kerja untuk staf.
b. Identifikasi Jenis Pekerjaan
Dikamar operasi staf pekerjaan dibagi menjadi staf perawatan langsung
dan staf perawatan tak langsung.
1) Staf perawatan langsung terdiri dari perawat scrub, perawat sirkulasi
(unloop), perawat anestesi, dan perawat asisten operasi.
2) Staf perawatan tidak langsung tidak memberikan asuhan langsung kepada
pasien. Semua personel tambahan yang diperlukan untuk mendukung ruang
operasi, seperti sekretaris, teknisi instrumen, personel pelayanan
lingkungan, personel transport, personel keuangan, dan perawat
administratif dipertimbangkan juga sebagai pemberi perawatan tidak
langsung.
Perencanaan jumlah staf perawatan langsung atau tidak langsung
disesuaikan berdasarkan kebutuhan dari jumlah ruang operasi yang tersedia
setiap jam per hari dan disesuaikan dengan kebujakan pada setiap institusi.
c. Penjadwalan staf
Kebijakan penjadwalan menjadi kerangka kerja untuk mengembangkan
jadwal kerja staf yang dilakukan secara adil dan konsisten, dalam kaitannya
dengan pedoman penjadwalan yang jelas. Kebijakan harus mencakup tanggung
jawab staf untuk bekerja pada akhir minggu, merotasi shift, memenuhi
panggilan, bekerja pada hari libur, dan bekerja tengah malam.
5
Kebijakan juga harus meliputi penetapan waktu libur dan
mengidentifikasi rasio staf perawatan langsung seperti perawat scrub, perawat
asisten operasi, dan perawat anestesi per shift.
d. Penjadwalan Pasien Bedah
Dilakukan oleh perawat administratif berkolaborasi dengan dokter bedah
pada setiap kamar bedah yang tersedia. Peran perawat supervisor atau
administratif dalam mengatur jadwal pasien bedah bertujuan untuk menjaga
kondisi para perawat perioperatif di kamar bedah.
Kolaborasi dilakukan dengan memperhitungkan jenis dan lamanya
pembedahan.
e. Manajemen Material dan Inventaris
Perawat administratif yang melakukan perencanaan dan control terhadap
inventaris dan material biasanya adalah Kepala Perawat di ruang operasi yang
dibantu oleh staf nonoperatif.
Barang inventaris yang berada digudang kamar operasi seperti kereta
lemari, tempat pemnyimpanan kereta, tempet penyimpanan barang-barang
khusus dikamar operasi, dan cabinet masing-masing kamar operasi. Persediaan
tersebut dapat berupa peralatan medis dan bedah, barang steril dan non steril,
obat-obatan, baki untuk instrumen, atau barang lain yang digunakan dikamar
operasi. Inventaris biasanya selalu mengacu pada barang medis dan bedah yang
sebagian besar bersifat habis pakai.
Fungsi kontrol terhadap material dilakukan dengan tuuan untuk
memberikan rasa percaya antarstaf. Persediaan harus memadai jika sewaktu-
waktu diperlukan.
f. Pengaturan kinerja
Pengaturan kinerja dengan cara yang sistematis agar staf dapat mencapai
tujuan penyelesaian tugas secara optimal.
Perencanaan kegiatan sistematis direncanakan secara individual
terhadap seluruh staf, misalnya pengaturan staf baru dengan metode orientasi
dasar, bimbingan kompetensi kamar operasi, dan pengenalan alat canggih.
Implementasi kegiatan dapat berupa umpan balik terhadap hasil yang terlaksana.
Penilaian kinerja staf akan mencermati hasil disesuaikan dengan kebijakan
institusi.

6
2. Perawat Instrumen
Perawat scrub atau di Indonesia dikenal sebagai perawat instrumen memiliki
tanggung jawab terhadap manajemen instrumen operasi pada setiap jenis
pembedahan. Secara spesifik peran dan tanngung jawab dari perawat instrumen
adalah sebgai berikut :
1) Perawat instrumen menjaga kelengkapan alat instrumen steril yang sesuai
dengan jenis operasi.
2) Perawat instrumen harus selalu mengawasi teknik aseptik dan memberikan
instrumen kepada ahli bedah sesuai kebutuhan dan menerimanya kembali
3) Perawat instrumen harus terbiasa dengan anatomi dasar dan teknik-teknik bedah
yang sedang dikerjakan.
4) Perawat instrumen harus secara terus menerus mengawasi prosedur untuk
mengantisipasi segala kejadian
5) Melakukan manajemen sirkulasi dan suplai alat instrumen operasi. Mengatur
alat-alat yang akan dan telah digunakan. Pada kondisi ini perawat instrumen
harus benar-benar mengetahui dan mengenal alat-alat yang akan dan telah
digunakan beserta nama ilmiah dan mana biasanya, dan mengetahui penggunaan
instrumen pada prosedur spesifik.
6) Perawat instrumen harus mempertahankan integritas lapangan steril selama
pembedahan.
7) Dalam menangani instrumen, Perawat instrumen harus mengawasi semua aturan
keamanan yang terkait. Benda-benda tajam, terutama skapel, harus diletakkan
dimeja belakang untuk menghindari kecelakaan.
8) Perawat instrumen harus memelihara peralatan dan menghindari kesalahan
pemakaian.
9) Perawat instrumen harus bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan kepada
tim bedah mengenai setiap pelanggaran teknik aseptik atau kontaminasi yang
terjadi selama pembedahan.
10) Menghitung kasa, jarum, dan instrumen. Perhitungan dilakukan sebelum
pembedahan dimulai dan sebelum ahli bedah menutup luka operasi.

7
3. Perawat Sirkulasi
Perawat sirkulasi atau dikenal juga dengan sebutan perawat unloop bertanggung
jawab menjamin terpenuhinya perlengkapan yang dibutuhkan oleh perawat
instrumen dan mengobservasi pasien tanpa menimbulkan kontaminasi terhadap area
steril.
Perawat sirkulasi adalah petugas penghubung antara area steril dan bagian ruang
operasi lainnya. Secara umum, peran dan tangggung jawab perawat sirkulasi adalah
sebagai berikut :
1) Menjemput pasien dari bagian penerimaan, mengidentifikasi pasien, dan
memeriksa formulir persetujuan.
2) Mempersiapkan tempat operasi sesuai prosedur dan jenis pembedahan yang
akan dilaksanakan. Tim bedah harus diberitahu jika terdapat kelainan kulit yang
mungkin dapat menjadi kontaindikasi pembedahan.
3) Memeriksa kebersihan dan kerapian kamar operasi sebelum pembedahan.
Perawat sirkulasi juga harus memperhatikan bahwa peralatan telah siap dan
dapat digunakan. Semua peralatan harus dicoba sebelum prosedur pembedahan,
apabila prosedur ini tidak dilaksanakan maka dapat mengakibatkan penundaan
atau kesulitan dalam pembedahan.
4) Membantu memindahkan pasien ke meja operasi, mengatur posisi pasien,
mengatur lampu operasi, memasang semua elektroda, monitor, atau alat-alat lain
yang mungkin diperlukan.
5) Membantu tim bedah mengenakan busana (baju dan sarung tangan steril)
6) Tetap ditempet selema prosedur pembedahan untuk mengawasi atau membantu
setiap kesulitan yang mungkin memerlukan bahan dari luar area steril
7) Berperan sebagai tangan kanan perawat instrumen untuk mengambil, membawa,
dan menyesuaikan segala sesuatu yang diperlukan oleh perawat instrumen.
Selain itu juga untuk mengontrol keperluan spons, instrumen dan jarum.
8) Membuka bungkusan sehingga perawat instrumen dapat mengambil suplai
steril.
9) Mempersiapkan catatan barang yang digunakan serta penyulit yang terjadi
selama pembedahan.
10) Bersama dengan perawat instrumen menghitung jarum, kasa, dan kompres yang
digunakan selama pembedahan.
11) Apabila tidak terdapat perawat anestesi, maka perawat sirkulasi membantu ahli
anestesi dalam melakukan induksi anestesi.
8
12) Mengatur pengiriman specimen biopsy ke labolatorium
13) Menyediakan suplai alat instrumen dan alat tambahan.
14) Mengeluarkan semua benda yang sudah dipakai dari ruang operasi pada akhir
prosedur, memastikan bahwa semua tumpahan dibersihkan, dan mempersiapkan
ruang operasi untuk prosedur berikutnya.
4. Perawat Anestesi
Menurut HIPKABI (2008), perawat anastesi adalah perawat terdaftar (N) yang
lulus ujian sertifikasi nasional untuk anastesi sehingga memperoleh CRNA
(Certifled Registered Nurs Anesthefist). Biasanya dilakukan dalam tim anestesi
dimna dokter anestesi dapat melakukan supervise terhadap CRNA ketika
memberikan anastesi (semua tergantung pada kebijakan RS setempat)
Perawat anestesi adalah perawat dengan pendidikan perawat khusus anestesi.
Peran utama sebagai perawat anestesi pada tahap praoperatif adalah memastikan
identitas pasien yang akan dibius dan melakukan medikasi praanestesi. Kemudian
pada tahap intraoperatif bertanggung jawab terhadap manajemen pasien, instrumen
dan obat bius membantu dokter anestesi dalm proses pembiusan sampai pasien sadar
penuh setelah operasi.
Pada pelaksanaannnya saat ini, perawat anestesi berperan pada hampir seluruh
pembiusan umum. Perawat anestesi dapat melakukan tindakan prainduksi,
pembiusan umum, dan sampai pasien sadar penuh diruang pemulihan.
Peran dan tanggung jawab perawat anestesi secara spesifik antara lain :
1) Menerima pasien dan memastikan bahwa semua pemeriksaan telah
dilaksanakan sesuai peraturan institusi
2) Melakukan pendekatan holistik dan menjelaskan perihal tindakan prainduksi
3) Manajemen sirkulasi dan suplai alat serta obat anestesi
4) Pengaturan alat-alat pembiusan yang telah digunakan.
5) Memeriksa semua peralatan anestesi (mesin anestesi, monitor dan lainnya)
sebelum memulai proses operasi.
6) Mempersiapkan jalur intravena dan arteri, menyiapkan pasokan obat anestesi,
spuit, dan jarum yang akan digunakan; dan secara umum bertugas sebagai
tangan kanan ahli anestesi, terutama selama induksi dan ektubasi.
7) Membantu perawat sirkulasi memindahkan pasien serta menempatkan tim
bedah setelah pasien ditutup duk dan sesudah operasi berjalan.

9
8) Berada di sisi pasien selama pembedahan, mengobservasi, dan mencatat status
tanda-tanda vital, obat-obatan, oksigenasi, cairan, tranfusi darah, status sirkulasi,
dan merespon tanda komplikasi dari operator bedah.
9) Memberikan segala sesuatu yang dibutuhkan ahli anestesi untuk melakukan
suatu prosedur (misalnya anestesi local, umum, atau regional)
10) Member informasi dan bantuan pada ahli anestesi setiap terjadi perubahan status
tanda-tand vital pasien atau penyulit yang mungkin mengganggu perkembangan
kondisi pasien.
11) Menerima dan mengirim pasien baru untuk masuk ke kamar prainduksi dan
menerima pasien di ruang pemulihan .
5. Perawat Ruang Pemulihan
Perawat ruang pemulihan adalah perawat anestesi yang menjaga kondisi pasien
sampai sadar penuh agar bisa dikirim kembali ke ruang rawat inap.
Tanggung jawab perawat ruang pemulihan sangat banyak karena kondisi pasien
dapat memburuk dengan cepat pada fase ini. Perawat yang bekerja diruangan ini
harus siap dan mampu mengatasi setiap keadaan darurat. Walaupun pasien di ruang
pemulihan merupakan tanggung jawab ahli anestesi, tetapi ahli anestesi
mengandalkan keahlian perawat untuk memantau dan merawat pasien sampai
benar-benar sadar dan mampu dipindahkan keruang rawat inap.

D. Kompetensi Perawat Kamar Bedah


Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dilandasi atas pengetahuan,
keterampialan dan sikap untuk melaksanakan pekerjaan.
Secara umum, kompetensi perawatan kamar bedah adalah :
1. Melakukan pengkajian status fisiologi pasien yang akan di operasi
2. Melakukan pengkajian status psikososial pasien yang akan dioperasi.
3. Merumuskan diagnose keperawatan berdasarkan dasa pasien dan keluarganya.
4. Menetapkan tujuan berdasarkan diagnose keperawatan.
5. Mengembangkan rencana keperawatan yang menguraikan intervensi keperawatan
untuk mencapai tujuan.
6. Melakukan transfer klien ke kamar operasi sesuai rencana.
7. Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarganya.
8. Mempertahankan area steril dikamar operasi.
9. Menyediakan alat-alat dan bahan-bahan keperluan operasi sesuai kebutuhanklien.
10. Perfom sponger,sharps dan instrument count.
10
11. Memberi obat-obatan dan cairan sesuai program.
12. Monitor kondisi fisiologi pasien selama operasi
13. Monitor dan control lingkungan selama operasi
14. Respek terhadap hak-hak pasien
15. Melakukan intervensi keperawatan dengan memperlihatkantanggung gugat.
16. Menilai hasil yang dicapai dari asuhan keperawatan perioperative
17. Secara terus-menerus mengkaji semua komponen asuhan keperawatan berdasarkan
data baru.

Kompetensi praktik advanced perawat kamar bedah adalah : (RN + lulus spesialis
dalam usaha dalam usaha klien dan keluarga dengan tindakan operasi dan prosedur
invasive.
1. Mengelola status pesan
2. Melaksanakan peran “helping/ healing”
3. Mendidik dan mendapingin pencegahan dan peningkatan kesehatan
4. Melaksanakan peran organisasional dan kerjasama
5. Memonitor dan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan perioperative.

Setiap jenjang perawat bedah akan menjelaskan : kualifikasi setiap peran


(kompentensi), tingkatan tanggung jawab dan kewenangan yang tergambar dalam
uraian tugas.
a. Perawat Bedah I
RN dengan supervise preceptor, berkerja pada pasien dan situasi
terawasi, melaksanakan prosuder untuk individu pasien atas tugas spesialis
bedah, klasifikasi “entry-level” perawat tanpa pengalaman.
b. Perawat Bedah II
Dibawah supervise,melaksanakan intervensi keperawatan
mempergunakan pengetahuan klinik terbaru, memberi asuhan untuk pasien
dengan masalah spesifik dan memimpin tenaga keperawatan dibawahnya,
dimuali dari perawat dengan pengalaman kerja lenih dari 6 bulan.
c. Perawat Bedah lll
Dibawah supervise umum, memberikan asuhan kepada pasien dengan
operasi khusus. Tanggung jawab klinik dalam kekhususan mencakup
pendidikan, supervise klinik dan pelayanan keperawatan yang ditugaskan.

11
d. Perawat Bedah IV
Dibawah arahan umum, mengembangkan standar asuan pasien,
mengkaji kebutuhan kesehatan pasien, merencanakan implementasi dan
evaluasi asuhan satu atau lebih pasien yang akan dioperasi. Perawat
mempergunakan pengetahuan keterampilan spesifik untuk memberikan asuhan
keperawatan langsung mencakup mendidik pasen dan staf, menilai penampilan
klinik dari perawat , tanggung jawab administrasi terbatas untuk aktifitas klinik.
Sebagian nara sumber dalam organisasi dan mengembangkan tugas perawat-
perawat pada level dibawahanya.
e. Perawat Bedah V
Merancang program pendidikan dan penelitian klinik. Membantu
perawat klinik IV mengevaluasi praktik keperawatan terbaru, mengembangkan
metodologi dan melaksanakan standard asuhan keperawatan . sebagai tambahan
menyediakan konsultasi klinik terhadap masalah – masalah pengelola pasen-
pasen yang sulit, mengkaji kebutuhan pendidikan dan pelantikan klinik bagi staf
dan melaksanakan program pendidikan pelantikan yang sesuai.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perawat adalah profesi yang sangat penting di kamar bedah(operasi). Peran
perawat sebagai perawat admintratif, perawat instrumental, perawat sirkuler, perawat
anastesi,dan perawat diruang pemulihan. Perawat menjalankan tugasnya untuk dapat
melakukan asuhan keperawatan perioperative.

B. Saran
Makalah mengenai konsep tentang dasar kamar bedah - filosofi pembedahan ini
telah kami susun dengan kesadaran penuh. Namun meskipun demikian mungkin di mata
pembaca masih terdapat kekeliruan atau kekurangan yang tampak, oleh karenanya kami
senantiasa menerima segala bentuk kritik atau saran yang membangun yang
InsyaaALLAH nantinya akan menjadikan kami lebih baik lagi.
Sebagaimana perkataan para Salafus Sholih “ Semoga ALLAH merahmati orang
yang menunjukan Aibku/kesalahanku padaku”.

13
DAFTAR PUSTAKA

Brunner and suddarth.2002. Buku ajar keperawatan medical bedah, edisi 8 volume 2. Jakarta:
EGC

Muttaqin, Arif dan Kumala Sari.2009.Asuhan Keperawatan Perioperatif Konsep, Proses, dan
Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika

Gruendemann,BJ dan fernsebner, B.2006. Buku ajar keperawatan perioperatife volume 1:


prinsip. Jakarta: EGC

Rotrock,J.C.2000.Perencanaan Asuhan Keperawatan Perioperatife. Jakarta: EGC

PP HIPKABI.2008. Basic Skill Course For The Operating Room Nurses. Jakarta:Penerbit
HIPKABI Press

14

Anda mungkin juga menyukai