A. Pendahuluan
Ruang Elang Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan merupakan ruang
rawat PICU yang terdiri dari klien Laki Laki. Klien di ruangan ini merupakan
klien dengan kondisi intermediet hingga stabil. Sebagian besar klien di ruang
Elang ini memiliki masalah Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi.
Berdasarkan hasil pengkajian (observasi, wawancara dan data sekunder rekam
medis) terdapat 20 dari 25 pasien (80 %) yang mengalami masalah keperawatan
halusinasi (16 Februari 2019) dan seringkali banyak terjadi kekambuhan karena
ketidak teraturannya minum obat sampai dengan putus obat yang tidak sesuai
anjuran dokter . Berdasarkan data dari rekam medis, rata-rata klien memiliki
diagnosa medis skizofrenia. Skizofrenia merupakan gangguan mental kronis
yang menyebabkan penderitanya mengalami delusi, halusinasi, pikiran kacau,
dan perubahan perilaku.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (2013) menunjukkan jumlah penderita
skizofrenia di Indonesia mencpai 400 ribu orang, terkhusus skizofrenia paranoid.
Gejala khas dari skizofrenia paranoid adalah munculnya waham dan halusinasi
pendengaran yang berlangsung selama puluhan tahun (Maramis, 2004).
Beberapa jenis masalah perubahan persepsi sensori: halusinasi
dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri gejala dan tanda yang berbeda tiap klien.
Ciri-ciri klien dengan jenis halusinasi pendengaran diantaranya adalah sering
terlihat berbicara atau tertawa sendiri, marah-marah tanpa sebab, mendekatkan
telinga pada arah tertentu, mengatakan mendengar suara-suara atau kegaduhan,
mendengar suara yang mengajak klien bercakap-cakap ataupun melakukan
sesuatu yang berbahaya. Pada jenis halusinasi penglihatan, ciri-cirinya adalah
klien mengatakan melihat bayangan, sinar, bentuk geometris, kartun, hantu,
ataupun hal lainnya, klien terlihat sering menunjuk ke arah tertentu. Sedangkan
pada halusinasi penciuman, ciri-cirinya diantaranya klien mengatakan membaui
bau-bauan seperti bau darah, urine, feses, ataupun bau-bau yang menyenangkan
bagi klien dengan tanda objektif berupa klien terlihat mengendus sesuatu dan
menutup hidung. Pada halusinasi pengecapan, klien akan terlihat sering meludah
bahkan muntah dan mengatakan bahwa klien merasakan rasa seperti darah,
feses, ataupun urine. Kemudian pada halusinasi perabaan, klien akan terlihat
sering menggatuk permukaan kulit dan mengatakan bahwa terdapat serangga
ataupun sesuatu di permukaan kulitnya (Stuart, 2013).
Salah satu upaya penanganan halusinasi adalah dengan melakukan terapi
aktivitas kelompok. Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi
modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai
masalah keperawatan yang sama. Pada kasus di ruangan, kelompok
menggunakan jenis Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi. Terapi
Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi bertujuan agar klien mampu
mempersepsikan stimulus yang muncul atau dipaparkan kepadanya dengan tepat
serta mampu menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus yang dialami
klien. TAK Stimulasi Persepsi ini terdiri dari 5 sesi, yaitu mengenal halusinasi
(sesi 1), mengontrol halusinasi dengan menghardik (sesi 2), mengontrol
halusinasi dengan melakukan kegiatan (sesi 3), mencegah halusinasi dengan
bercakap-cakap dengan orang lain (sesi 4), dan mengontrol halusinasi dengan
patuh minum obat (sesi 5) (Keliat & Pawirowiyono, 2013). Selama 4 hari
sebelumnya klien di Elang dengan masalah halusinasi sudah menjalankan TAK
4 sesi pertama, pada proposal ini akan dijabarkan tentang perencanaan
pelaksanaan TAK Sesi 5.
B. Tujuan
1. Tujuan umum:
Klien dapat meningkatkan kemampuan diri untuk mengontrol halusinasi
dalam kelompok secara bertahap
2. Tujuan khusus:
a. Klien dapat memahami pentingnya patuh minum obat
b. Klien memahami akibat tidak patuh minum obat
c. Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat
C. Setting
p P F Keterangan:
P L : Leader
O CoL : Co-leader
L P
F : Fasilitator
P O : Observer
P P CoL P : Pasien
D. Alat :
1. Spidol dan papan tulis/ kertas karton/ flip chart
2. Media musik/sound sistem
3. Jadwal kegiatan harian
4. Contoh obat dan kemasannya
5. Kartu pertanyaan
E. Metode
1. Diskusi, games dan tanya jawab
2. Melengkapi jadwal harian
F. Sasaran Klien
1. Kriteria Klien
Klien dengan halusinasi yang sudah kooperatif
Klien dengan halusinasi yang telah TAK stimulasi persepsi halusinasi
sesi 1,2,3 dan 4
2. Proses Seleksi
Mengobservasi klien yang masuk kriteria
Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria
Membuat kontrak dengan klien yang memenuhi kriteria meliputi: tujuan,
rencana kegiatan, dan aturan main dalam kelompok.
Mengumpulkan klien yang memenuhi kriteria
G. Pengorganisasian
1. Waktu
a. Hari/ tanggal : Rabu, 20 Februari 2018
b. Waktu : 15.00 – 15.40 WIB
c. Alokasi waktu : Orientasi (10 menit), tahap kerja (20 menit),
Terminasi (10 menit)
d. Tempat : Ruang TAK Elang Rumah Sakit Jiwa
Dr. Soeharto Heerdjan
e. Jumlah klien : 7 orang
2. Tim Terapis
a. Leader: Yvone Grace, S.Kep
Tugas:
Menyiapkan proposal TAK
Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktivitas
kelompok sebelum kegiatan dimulai
Menjelaskan permainan
Memotivaasi anggota kelompok untuk aktif dalam kelompok dan
memperkenalkan diri
Mempimpin terapi kelompik dengan baik dan tertib
Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
b. Co-leader
Tugas: Purnama Siregar, S.Kep
Mendampingi leader
Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas
klien
Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari perencanaan
yang telah dibuat
Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami blocking dalam
proses terapi
c. Fasilitator: Nurhasanah, S.Kep
Tugas:
Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung
Memotivasi klien yang kurang aktif
Memfasilitasi dan memberikan stimulus serta motivator pada
anggota kelompok untuk aktif mengikuti jalannya terapi
H. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti Sesi 4
b. Mempersiapkan alat, media dan tempat pertemuan
c. Memberikan kesempatan untuk mempersilahkan klien untuk BAK /BAB
sebelum acara dimulai
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
Peserta dan klien memakai papan nama
b. Evaluasi/ validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
Terapi menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi setelah
menggunakan tiga cara yang telah dipelajari (menghardik,
menyibukkan diri dengan aktivitas yang terjadwal, dan bercakap-cakap
dengan orang lain)
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan yaitu mengontrol halusinasi dengan patuh
minum obat
2) Menjelaskan aturan main
- Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta
izin kepada terapis
- Jika ada Klien yang ingin kekamar mandi harus meminta izin
kepada terapis dan segera mengikuti kegiatan TAK kembali
- Lama kegiatan 45 menit
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Tahap Kerja
a. Terapis menjelaskan untungnya patuh minum obat, yaitu mencegah
kambuh karena obat memberi perasaan tenang dan memperlambat
kambuh
b. Terapis menjelaskan kerugian tidak patuh minum obat, yaitu
menyebabkan kejadian halusinasi kambuh
c. Terapis meminta tiap klien menyampaian obat yang dimakan dan waktu
memakannya. Buat daftar di papan tulis (bila tidak bisa dibantu dengan
leader)
d. Menjelaskan lima benar minum obat, yaitu benar obat, benar waktu
minum obat, benar orang minum obat, benar cara minum obat, benar
dosis obat.
e. Minta klien menyebutkan kembali lima benar cara minum obat,
keuntungan patuh minum obat dan kerugian tidak patuh minum obat
secara bergiliran dengan menggunakan games dan kartu berisi
pertanyaan
f. Berikan pujian pada klien yang benar.
g. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satu cara
mencegah halusinasi/kambuh
h. Menjelaskan akibat /kerugian tidak patuh minum obat yaitu kejadian
halusinasi/kambuh
i. Minta klien menyebutkan kembali keuntungan patuh minum obat dan
kerugian tidak patuh minum obat
j. Memberi pujian tiap kali klien menjawab dengar benar
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
Terapis menanyakan perasaan klien etelah mengikuti TAK
Terapis menanyakan jumlah cara mengontrol halusinasi yang sudah
dipelajari
Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Menganjurkan klien menggunakan empat cara mengontrol halusinasi yaitu
menghardik, melakukan kegiatan harian, bercakap-cakap, dan patuh minum
obat
c. Kontrak yang akan datang
Terapi mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk mengontrol
haluasinasi
Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai dengan indikasi
klien
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk setiap klien beri penilaian atas menyebutkan lima benar minum
obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat. Beri
tanda √ jika klien mampu dan tanda - jika klien tidak mampu.
a. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien pada catatan proses
keperawatan tiap klien
DAFTAR PUSTAKA
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi Klien
80 % klien di ruang Elang RS jiwa Soeharto Heerdjan mengalami halusinasi
(halusinasi pendengar dan penglihatan), sebagian besar klien terjadi
kekambuhan karena tidak minum obat secara teratur dan putus obat.
b. Diganosis Keperawatan
Gangguan sensori persepsi: Halusinasi
c. Tujuan Khusus
- Klien dapat memahami pentingnya patuh minum obat
- Klien memahami akibat tidak patuh minum obat
- Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat
Evaluasi/ Validasi
Bagaimana perasaannya hari ini? Masih semangat untuk l mengikuti
TAK hari ini? Wah keren ya masih pada semangat untuk menjalani terapi.
Jadi untuk mengendalikan dan mengontrol halusinasi ada berapa cara untuk
mengatasi halusinasi? Iya bagus sekali kita sudah mempelajari 3 cara, apa
saja? Bagaimana apakah sudah diterapkan ketiga cara tersebut saat
halusinasinya muncul? Baru-baru ini siapa yang masih mengalami
halusinasi? Ada yang mau bagi pengalamnnya mengatasi halusinasinya
dengan salah satu cara yang sudah dipelajari kemarin dan tadi? Ya silahkan
bapak A, wah bagus sekali, beri tepuk salut.. untuk bapak A.
Kontrak
1) Topik:
Saya sekarang sebagai leader di TAK ini. Kita akan belajar cara
keempat mengatasi halusinasi yaitu dengan patuh minum obat”.
2) Waktu:
lamanya kegiatan ini 30 menit. Mas dan bapak harus mengikuti
kegiatan ini dari awal sampai akhir. Jika ingin meninggalkan kegiatan
ini, ibu acungkan tangan dan jelaskan tujuan mau kemana dan harus
seijin saya sebagai leader, diharapkan semuanya mengikuti sampai
dengan selesai ya.
3) Tempat:
kita akan melakukan kegiatan ini di ruang kumpul”
4) Tujuan:
bapak tujuan kita melakukan TAK ini agar bapak dapat mengontrol dan
mengendalikan suara-suara yang bapak dengar”
b. Kerja
Baik kita mulai ya. Coba masing-masing mas dan bapak ada yang bisa
menyebutkan nama dan warna apa obat yang diminum? Lalu kapan saja
waktu meminumnya? Bagus...Mas dan bapak sekalian sebelum kita minum
obat ada 5 hal penting yang harus diperhatikan yaitu 5 benar minum obat,
yang pertama adalah benar Orang, agar obat mas dan bapak A tidak
tertukar dengan obat mas dan bapak B. dan bila di rumah mas dan bapak
harus melihat plastik yang membungkus obat apakah benar tertulis nama
mas dan bapak (menunjukkan contoh nama di kemasan plastik obat). yang
kedua yaitu benar Obat, setelah mas dan bapak tau itu obat terlulis, nama
mas dan bapak harus melihat apa obatnya yaitu dengan melihat nama obat
yang tertulis dibungkusnya dan juga warna/ bentuknya (memberikan contoh
kemasan dan warna obat). Lalu, yang ketiga yaitu benar Dosis, seperti ini
misalkan Haloperidol 2 mg, mas dan bapak lihat di kemasannya apakah
benar tertuliskan 2 mg? (beri contoh 2 obat yang sama dengan dosis
berbeda). Selanjutnya yang keempat yaitu benar Waktu, mas dan bapak
bisa melihatnya juga di kemasaan obat apakah 1, 2 atau 3 kali atau pagi
siang dan sore sehari (memberikan contoh waktu di kemasan obat). Terakhir
yaitu benar Cara, apakah obat digunakan dengan cara diminum atau
disuntik. Diminum yaa sebagian besar. Nah Mulai sekarang mas dan bapak
harus mengingat 5 benar minum obat setaip kali mau meminum obatnya.
Mari kita menyebutkan bersama apa aja 5 benar minum obat. Iya bagus
sekali.
Nah sekarang siapa ya tau keuntungan jika patuh minum obat dan kerugian
jika tidak patuh minum obat. Ada yang bisa? Ya bagus sekali .. tepuk
hebaaat…. untuk mas dan bapak C, benar ya. Jadi keuntungan nya adalah
mengilangkan halusinasi seperti menghilangkan suara-suara, membuat
badan lebih rileks dan lemas tidak kaku, dan juga membuat pikiran tenang.
Sehingga tidak kambuh lagi. Tapi, jika mas dan bapak tidak patuh atau
bolong-bolong, efeknya adalah halusinasinya akan kambuh lagi, kalau
sudah kambuh halusinasinya muncul lagi akibatnya akan menimbulkan
banyak kerugian karena pikiran menjadi terganggu lagi dan aktifitas pun
terganggu.
c. Terminasi
Evaluasi:
a. Evaluasi respon klien
1) Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan mas dan bapak bapak setelah kegiatan TAK
tentang obat? Jadi bertambah satu ya cara untuk mengontrol halusinasi
yaitu dengan patuh minum obat.
3) Evaluasi objektif
Nah sekarang saya ingin tahu pemahaman mas dan bapak setelah
saya jelaskan, main kita melakukan permainan, ini ada 3 kartu yang
berisi pertanyaan tentang apa saja prinsip 5 benar minum obat, apa
saja keuntungan jika patuh minum obat, dan kerugian jika tidak
patuh. (Kartu pertanyaan digilir hingga semua peserta mendapat
kesempatan menjawab. Perawat memberikan tepuk salu dan hebat
kepada setiap klien yang menjawab dengan benar).
4) Jadi cara mengontrol dan engendalikan halusinasi ada 4 cara ya
Cara pertama yang yaitu dengan menghardik halusinasinya, kedua
yaitu dengan beraktifitas melakukan kegiatan sehari-hari dengan
menuliskan jadwal kegiatan, yang ketiga yaitu bercakap-cakap dan
yang keempat yang saya sampaikan yaitu patuh minum obat.
2. (Co. Leader)
3. (Fasilitator)
4. (Fasilitator)
5. (Fasilitator)
Lain-lain :
Observer
Penilaian observer terhadap klien
10