Disusun Oleh :
INDRIYANTO
17014
AKADEMI KEPERAWATAN
GIRI SATRIA HUSADA WONOGIRI
2020
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Disusun Oleh :
INDRIYANTO
17014
Pada :
Hari : Jum’at
Mengetahui,
Pembingbing I Pembimbing II
N.P Handono, S.Kep. Ns., M.Kes Yohanes W.S, S.Kep. Ns., M.Kes
NIDN. 0613057702 NIDN. 0611128601
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
INDRIYANTO
17014
Studi Kasus ini telah diseminarkan dan diujikan
Pada tanggal : 14 Agustus 2020
Mengetahui,
Direktur Akper GSH Wonogiri
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
Merupakan karya saya sendiri (ASLI). Dan isi dalam tugas akhir ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan oleh orang lain atau kelompok lain untuk memperoleh
gelar akademis disuatu Institusi Pendidikan, dan sepanjang pengetahuan saya juga
tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis dan/atau diterbitkan oleh
orang lain atau kelompok lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini
dan disebutkan dalam daftar pustaka.
INDRIYANTO
iv
ABSTRAK
Latar Belakang: Diabetes Mellitus merupakan salah satu prioritas dari Penyakit
Tidak Menular yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kinerja insulin, atau
keduanya mengakibatkan kerusakan pembuluh darah, jantung, dan ginjal.
Diabetes mellitus dapat dikendalikan dengan salah satunya memberikan edukasi
diabetes melitus. Tujuan: untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan kepatuhan
diet pasien Diabetes Mellitus di Puskesmas Wonogiri I . Metode: metode
penelitian ini menggunakan case study research (studi kasus), pengambilan
sampel menggunakan sampling purposive dengan jumlah sampel sebanyak 3
responden. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dan wawancara. Hasil:
hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan pengetahuan dan kepatuhan setelah
diberikan penyuluhan kesehatan. Kesimpulan: terdapat pengaruh yang bermakna
dari pemberian penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan kepatuhan diet pasien
Diabetes Mellitus.
v
ABSTRACT
vi
MOTTO
“Jika kamu ingin hidup bahagia, terikatlah pada tujuan, bukan pada orang atau
benda”
Albert Einstein
“Bekerja keras dan bersikap baiklah. Hal luar biasa akan terjadi”
Conan O’Brien
PERSEMBAHAN
vii
Karya Tulis Ilmiah ini saya persembahkan kepada :
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah dengan judul “Efektifitas Edukasi Diabetes Mellitus Terhadap Peningkatan
Kepatuhan Diet Diabetes Mellitus di Wonogiri I”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas
akhir salah satu syarat kelulusan Prodi DIII Keperawatan Akper Giri Satria
Husada Wonogiri. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, pengarahan dan
semangat dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak terselesaikan dengan
baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Kristiana Puji P, S.Kp., M.Kes, CBWC selaku Direktur Akper Giri Satria
Husada Wonogiri.
2. N.P Handono, S.Kep. Ns., M.Kes, CBWC selaku pembimbing I yang telah
memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
3. Yohanes Wahyu N, S.Kep. Ns., CBWC M.Kes, selaku pembimbing II
yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4. Seluruh dosen dan staff Akper Giri Satria Husada Wonogiri atas segala
bantuan yang telah di berikan.
5. Seluruh mahasiswa Akper Giri Satria Husada Wonogiri atas segala
dukungan dan bantuan yang telah diberikan.
Penulis menyadari Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu segala kritik dan saran yang membangun akan penulis terima dengan baik,
semoga proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat berguna bagi semua pihak.
(penulis)
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN............................iv
ABSTRAK ......................................................................................................v
ABSTRACT.....................................................................................................vi
MOTTO ............................................................................................................vii
PERSEMBAHAN ...........................................................................................viii
KATA PENGANTAR.......................................................................................ix
DAFTAR ISI.....................................................................................................x
DAFTAR TABEL.............................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................3
C. Tujuan Studi Kasus.........................................................................3
D. Manfaat Studi Kasus.......................................................................4
E. Ruang Lingkup ..............................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori................................................................................6
1. Diabetes Mellitus......................................................................6
2. Edukasi.....................................................................................23
3. Kepatuhan Diet.........................................................................28
B. Kerangka Teori...............................................................................33
C. Kerangka Alur Pikir........................................................................34
D. Hasil Penelitian Relevan ................................................................35
BAB III METODOLOGI STUDI KASUS
A. Desain Studi Kasus ........................................................................36
B. Batasan Istilah ................................................................................36
C. Tempat dan Waktu Studi Kasus.....................................................36
D. Subyek Studi Kasus .......................................................................37
x
E. Metode Pengumpulan Data.............................................................37
F. Instrumen Studi Kasus....................................................................39
G. Metode Uji Keabsahan Data...........................................................39
H. Metode Analisa Data......................................................................41
I. Etika Studi Kasus............................................................................41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian...........................................................43
B. Hasil Penelitian..............................................................................43
C. Pembahasan ..................................................................................46
D. Keterbatasan Studi Kasus .............................................................52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.....................................................................................53
B. Saran..............................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Jadwal Penelitian..................................................................................xvi
2. Surat Rekomendasi Penelitian...............................................................xvii
3. Surat Kesbangpol..................................................................................xviii
4. Surat Persetujuan Responden...............................................................xx
5. Surat Permohonan Responden (Informed Consent) ............................xxi
6. Satuan Acara Penyuluhan (SAP)..........................................................xii
7. Lembar Kuisioner.................................................................................xxx
8. Leaflet...................................................................................................xxxi
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Diabetes atau dalam bahasa jawa dikenal penyakit kencing manis
adalah suatu penyakit yang disebabkan adanya peningkatan kadar gula dalam
darah akibat kekurangan insulin. DM merupakan golongan penyakit kronis akibat
adanya gangguan sistem metabolisme tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu
memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan (Jamaludin1, 2019).
Menurut PERKENI (2015) Diabetes Melitus tergolong penyakit tidak
menular yang penderitanya tidak dapat secara otomatis mengendalikan tingkat
gula (glukosa) dalam darahnya (hiperglikemia). Hiperglikemia merupakan salah
satu tanda khas penyakit diabetes melitus, meskipun juga didapatkan pada
beberapa keadaan lain(Anggraini, 2018). Akibat dari hiperglikemia dapat terjadi
komplikasi metabolik akut seperti Ketoasidosis Diabetic (KAD) dan keadaan
hiperglikemi dalam jangka waktu panjang berkontribusi terhadap komplikasi
neuropatik. Diabetes mellitus juga berhubungan dengan peningkatan kejadian
penyakit makrovaskuler seperti MCI dan stroke (Smeltzer & Bare, 2013).
Beberapa komplikasi lain yang dapat terjadi yakni, gagal ginjal, jantung,
nefropati, retinopati, dan ganggren. Hal ini, tentu juga akan memberikan efek
terhadap kondisi psikologis pasien. Menurut Hogan et all (2010), dampak DM
terhadap kehidupan dan kesehatan merupakan hal yang perlu dipertimbangkan
dan hal-hal kecil secara signifikan dapat berkembang dengan cepat terhadap
pasien- pasien DM yang dapat menimbulkan kecacatan dengan merusak fungsi
tubuh individu dan kualitas hidupnya sehingga memberikan dampak negatif
terhadap kualitas dan lama hidup(Ni Wayan Trisnadewi, I Made Sudarma
Adiputra, 2016)
Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit metabolik
yang selalu mengalami peningkat setiap tahun di negara-negara seluruh dunia.
Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat
2
prevalensi global penderita DM pada tahun 2012 sebesar 8,4 % dari populasi
penduduk dunia, dan mengalami peningkatan menjadi 382 kasus pada tahun 2013.
IDF memperkirakan pada tahun 2035 jumlah insiden DM akan mengalami
peningkatan menjadi 55% (592 juta) di antara usia penderita DM 40-59 tahun
(Rosadi, 2010).
Indonesia menempati urutan ke 4 dalam jumlah penyandang DM
sedangkan urutan diatasnya adalah India, China, Amerika serikat.Temuan tersebut
merupakan salah satu pembuktian bahwa masalah DM sangat serius (Noor Ali
Jufriyanto1, 2018).
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), jumlah penderita DM (diabetes)
di Indonesia di- perkirakan akan meningkat dari 8,4 juta diabetes pada tahun 2000
menjadi 21,3 juta diabetes pada tahun 2030. Data Riskesdas menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan prevalensi diabetesi di Indonesia dari 1,1% pada tahun 2007
menjadi 2,1% pada tahun 2013 (Farida Nur Isnaeni1, Khairunnisa Nadya Risti2,
Hernie Mayawati3, 2018).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah pada tahun
2014 Diabetes Mellitus menempati urutan ke 2 dari 12 penyakit yang tidak
menular (PTM) di Jawa Tengah yaitu sebanyak 95.342 (14,96%) jiwa dari jumlah
620.293 jiwa (Rosadi, 2010).
Penatalaksanaan diabetes mellitus dikenal 4 pilar utama pengelolaan yaitu:
edukasi, perencanaan makan, latihan jasmani, dan obat hipoglikemik. Terapi gizi
merupakan komponen utama keberhasilan penatalaksanaan diabetes melitus.
Kepatuhan pasien terhadap prinsip gizi dan perencanaan makan merupakan salah
satu kendala pada pasien diabetes. Penderita diabetes banyak yang merasa tersiksa
sehubungan dengan jenis dan jumlah makanan yang dianjurkan (Essy H. dalam
Hudani S. K., 2015).
Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan merupakan hasil penginderaan
manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap suatu objek dari indra yang
dimilikinya. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba dengan sendiri. Pengetahuan
penderita tentang diabetes melitus merupakan sarana yang dapat membantu
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada studi kasus
ini adalah “Bagaimana upaya untuk meningkatkan kepatuhan pengaturan diet
pada penderita Diabetes Mellitus?”
1. Tujuan Umum
4
E. Ruang Lingkup
Penelitian ini dilakukan secara case study research (studi kasus) dengan
pendekatan asuhan keperawatan. Akan dilakukan pada 3 responden dengan
kriteria yang mengalami diabetes mellitus selama kurang lebih satu tahun. Materi
mengenai gambaran pola diet pada penderita diabetes mellitus. Penelitian akan
dilakukan pada 20 Februari 2020 di Puskesmas Wonogiri I.
F. Keaslian Penelitian
Keaslian penelitian ini berdasarkan pada beberapa penelitian terdahulu
yang mempunyai karakteristik yang relatif sama dalam hal tema kajian, meskipun
berbeda dalam hal kriteria subjek, jumlah dan posisi variabel penelitian atau
metode analisis yang digunakan. Berikut ini merupakan jurnl yang digunakan
acuan peneliti dalam melakukan penelitian :
1. Hasil penelitian oleh Anggraini Nofa, yang berjudul Hubungan Tingkat
Pengetahuan Diet Diabetes Mellitus Dengan Kepatuhan Diet Pada
Penderita Diabetes Melitus.
2. Hasil penelitian oleh Jamaludin yang berjudul Hubungan Dukungan
Keluarga Dengan Kepatuhan Diet Pada Penderita DM Di Ruang
Poliklinik RS Sunan Kudus
6
b. Tanda Gejala
Pada umumnya gejala awal pengidap diabetes mellitus
sebagai berikut.
a. Rabun mata atau berkurang fungsi penglihatan tanpa sebab
yang jelas dan tiba-tiba.
b. Sering buang air kecil dan ekskresi urine juga lebih banyak
atau polyuria.
c. Mengalami rasa mudah lelah dalam beraktivitas.
d. Cepat dahaga atau haus yang berlebihan.
e. Penurunan berat badan secara drastis.
f. Sering merasakan kesemutan pada syaraf kaki dan telapak
tangan.
g. Apa bila terjadi luka maka masa penyembuhannya lambat.
h. Adanya gangguan pada organ seksual, misalnya gangguan
ereksi pada pria dan keputihan pada wanita.(Khusnul
Khotimah, 2014).
Sementara itu, penyabab umum diabetes mellitus antara
lain :
a. Adanya riwayat keluarga yang mengidap diabetes mellitus.
b. Konsumsi gula putih secara berlebihan, yaitu melebihi 8
sendok makan per hari.
c. Konsumsi aneka junk food, minuman siap saji misalnya soft
drink, aneka jus buah kemasan yang mengandung berbagai jenis
pemanis buatan seperti aspartam, fruktosa, dan lain-lain
sejenisnya secara berlebihan dan terus-menerus.
8
d. Manifestasi Klinis
Menurut (Digiulio, M., Jackson D., 2014) manifestasi klinis
diabetes mellitus meliputi :
1) Tipe 1
a) Serangan cepat karena tidak ada insulin yang diproduksi.
b) Nafsu makan meningkat (polyphagia) karena sel-sel
kekurangan energi, sinyal bahwa tubuh perlu makan yang
banyak.
c) Haus meningkat (polydipsia) karena tubuh berusaha
membuang glukosa
d) Urinasi meningkat (polyuria) karena tubuh berusaha
membuang glukosa.
e) Berat badan turun karena glukosa tidak dapat masuk ke
dalam sel.
f) Sering infeksi karena bakteri hidup dari kelebihan glukosa.
g) Penyembuhan tertunda/ lama karena naiknya kadar glukosa
di dalam dara menghalangi proses kesembuhan.
2) Tipe 2
a) Serangan lambat karena sedikit insulin diproduksi. Haus
meningkat (polydipsia) karena tubuh membuang glukosa.
b) Urine meningkat (polyuria) karena tubuh berusaha
membuang glukosa.
c) Infeksi kandida karena bakteri hidup dari kelebihan glukosa.
d) Penyembuhan tertunda/lama karena naiknya kadar glukosa
di dalam darah menghalangi proses kesembuhan.
3) Gestatioal
a) Asimtomatik.
10
f. Pemeriksaan Penunjang
1) Berbagai studi yang telah ada menanyakan bahwa penyandang
2) Waktu
4) Perubahan hematocrit
5) Ketinggian
6) Suhu lingkungan
7) Hipotensi
8) Hipoksia
g. Patofisiologi
1) Patofisiologi diabetes tipe 1 Pada DM tipe 1, sistem imunitas
menyerang dan menghancurkan sel yang memproduksi insulin beta
pankreas (ADA, 2014). Kondisi tersebut merupakan penyakit
autoimun yang ditandai dengan ditemukannya anti insulin atau
antibodi sel anti- islet dalam darah (WHO, 2014). National Institute
of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK) tahun
2014 menyatakan bahwa autoimun menyebabkan infiltrasi limfositik
16
i. Komplikasi
Komplikasi dari diabetes mellitus menurut Smeltzer et al, (2013) dan
Tanto et al, (2014) diklasifikasikan menjadi komplikasi akut dan
komplikasi kronik. Komplikasi akut terjadi karena intoleransi glukosa
yang berlangsung dalam jangka waktu pendek yang mencakup:
a. Hipoglikemia Hipoglikemia adalah keadaan dimana glukosa dalam
darah mengalami penurunan dibawah 50 sampai 60 mg/dL disertai
dengan gejala pusing,gemetar, lemas, pandangan kabur, keringat dingin,
serta penurunan kesadaran.
b. Ketoasidosis Diabetes (KAD) adalah suatu keadaan yang ditandai
dengan asidosis metabolic akibat pembentukan keton yang berlebih.
c. Sindrom nonketotik hiperosmolar hiperglikemik (SNHH) Suatu keadaan
koma dimana terjadi ganagguan metabolisme yang menyebabkan kadar
glukosa dalam darah sangat tinggi, menyebabkan dehidrasi hipertonik
tanpa disertai ketosis serum.
Komplikasi kronik menurut Smeltzer et al, (2013) biasanya terjadi
pada pasien yang menderita diabetes mellitus lebih dari 10 – 15 tahun.
Komplikasinya mencakup:
18
j. Penatalaksanaan Medis
Menurut Amin (2016), penatalaksanaan bagi penderita Diabetus
mellitus :
a. Berikan insulin
b. Berikan hipoglikemia
c. Lakukan olahraga (senam kaki diabetik, latihan kebugaran dan lari
kecil) secara rutin dan pertahankan berat badan yang ideal.
d. Kurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung gula dan
karbohidrat.
e. Jangan mengurangi jadwal makanan atau menunda waktu makan
karena hak ini akan menyebabkan fluktuasi (ketidak stabilan) kadar
gula darah.
f. Pelajari mencegah infeksi : kebersihan kaki, hindari perlukaan.
g. Banyak konsumsi makanan yang banyak mengandung seratin
seperti sayuran dan sereal. Hindari konsumsi makanan tinggi lemak
dan yang mengandung banyak kolestrol LDL, antara lain : daging
merah, produk susu, kuning telur, mentega, saus salad, dan
makanan pencuci mulut berlemak lainya.
19
k. Penatalaksanaan Nutrisi
1) Tujuannya adalah untuk mencapai dan mempertahankan kadar
glukosa darah dan tekanan darah dalam kisaran normal (atau seaman
mungkin mendekati normal) dan profil lipid dan lipoprotein yang
menurunkan risiko penyakit vaskular;mencegah atau setidaknya
memperlambat; munculnya komplikasi kronik; memenuhi kebutuhan
nutrisi individu; dan menjaga kepuasan untuk makan hanya pilihan
makanan yang terbatas ketika bukti ilmiah yang ada
mengindikasikan demikian.
2) Rencana makan harus mempertimbangkan pilihan makanan pasien,
gaya hidup, waktu biasanya pasien makan, dan latar belakang etnis
serta budaya pasien.
3) Bagi pasien yang membutuhkan insulin untuk membantu mengontrol
kadar gula darah, diperlukan konsistensi dalam mempertahankan
jumlah kalori dan karbohidrat yang dikonsumsi pada setiap sesi
makan.
4) Edukasi awal membahas pentingnya kebiasaan makan yang
konsisten, keterkaitan antara makanan dan insulin, dan penetapan
rencana makan individual. Selanjutnya, edukasi lanjutan berfokus
pada keterampilan manajemen, seperti makam di restoran, membaca
label makanan, dan menyesuaikan atau mengatur rencana makan
untuk berolahraga, kondisi sakit, dan acara-acara khusus.
l. Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan menurut (Padila, 2012) :
1) Pengkajian
a) Riwayat kesehatan keluarga, adakah keluarga yang menderita
penyakit seperti klien.
b) Riwayat kesehatan pasien dan pengobatan sebelumnya, berapa
lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat
terapi insulin jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah
20
Intervensi :
B. Edukasi
a) Pengertian Edukasi
Edukasi merupakan proses interaksi pembelajaran yang
direncanakan untuk mempengaruhi sikap serta ketrampilan orang lain,
baik individu, kelompok, atau masyarakat, sehingga melakukan apa yang
diharapkan pendidik. Edukasi juga merupakan upaya penambahan
pengetahuan baru, sikap dan ketrampilan melalui penguatan praktik dan
pengalaman tertentu (Potter & Perry, 2011). Dalam edukasi, perawat
memberikan informasi kepada klien yang membutuhkan perawatan diri
untuk memastikan kontinuitas pelayanan dari rumah sakit ke rumah
(Potter & Perry, 2011).
Peran perawat sebagai educator dimana pembelajaran merupakan
health education yang berhubungan dengan semua tahap kesehatan dan
24
Faktor materi dalam hal ini adalah hal yang dipelajari menentukan
proses dan hasil belajar, misalnya belajar pengetahuan dan sikap atau
ketrampilan akan menentukan perbedaan proses belajar.
Faktor lingkungan dalam hal ini dikelompokkan menjadi dua
yaitu : lingkungan fisik antara lain terdiri atas suhu, kelembapan udara,
dan kondisi tempat belajar serta lingkungan sosial, yaitu manusia dengan
segala interaksinya serta representasinya seperti keramaian atau
kegaduhan.
Faktor instrumen dalam edukasi terdiri dari perangkat keras
(hardware) seperti perlengkapan belajar alat-alat peraga dan perangkat
lunak (software) seperti kurikulum (dalam pendidikan formal), pengajaran
atau fasilitator belajar, serta metode belajar mengajar, metode untuk
belajar pengetahuan lebih baik digunakan metode ceramah, sedangkan
untuk belajar sikap, tindakan, atau ketrampilan lebih baik digunakan
metode diskusi kelompok, demonstrasi, bermain peran (role play), atau
metode permainan (Guilbert dalam Nursalam, 2012).
d) Metode Edukasi
Metode dalam pelaksanaan edukasi juga ikut berperan penting.
Metode edukasi yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan dan
sasaran pembelajaran. Metode edukasi dapat dibagi menjadi 3 yaitu
metode edukasi untuk individual, metode edukasi untuk kelompok, dan
metode edukasi untuk massa (Widiastuti, 2012).
Menurut (Wong et al; 1997 dalam Hariono, 2015), edukasi dapat
dilakukan secara perorangan dengan menggunakan buku panduan
pendidikan penyakit diabetes melitus, ceramah, pemutaran video dan
pameran makanan. Metode edukasi individu/perorangan digunakan untuk
memotivasi perilaku baru atau membina individu agar tertarik kepada
suatu perubahan perilaku atau inovasi, bentuk pendekatan ini
menggunakan bimbingan dan penyuluhan (Giudance and Councelling),
pada metode pendekatan ini terjadi kontak antara perawat dengan pasien
26
(2) Mengandung banyak lemak seperti cake, makanan siap saji (fast -
food), goreng-gorengan.
(3) Mengandung banyak natrium seperti ikan asin, telur asin dan
makanan yang diawetkan (Almatsier, 2013).
3) Jadwal Makan Penderita Diabetes Melitus
Makanan porsi kecil dalam waktu tertentu akan membantu mengontrol
kadar gula darah. Makanan porsi besar menyebabkan peningkatan
gula darah mendadak dan bila berulang - ulang dalam jangka
panjang, keadaan ini dapat menimbulkan komplikasi diabetes
melitus. Oleh karena itu makanlah sebelum lapar karena makan
disaat lapar sering tidak terkendali dan berlebihan. Agar kadar gula
darah lebih stabil, perlu pengaturan jadwal makan yang teratur.
Makanan dibagi dalam 3 porsi besar yaitu makan pagi (20 %), siang
(30 %), sore (25 %) serta 2 - 3 kali porsi kecil untuk makanan
selingan masing-masing (10 - 15 %).
Menurut Dr. Hans (2012) sekalipun sudah minum obat,
mengatur jam makan tetap menjadi keharusan. Obat bekerja dengan
lama atau durasi yang berlainan. Ada obat yang kerjanya 6-8jam
sehingga perlu dikonsumsi tiga kali sehari. Demikian pula dengan
suntikan insulin. Ada yang kerjanya cepat, hanya 3-4jam. Ada juga
yang kerjanya lambat. Karena alasan inilah, jam makan harus tepat
dan teratur. Sering melanggar jadwal makan akan merugikan
kesehatan anda. Gula darah naik turun tidak teratur bisa merusak
pembuluh darah sehingga komplikasi penyakit pun akan
bermunculan.
Contoh jadwal makan menurut Dr. Hans (2012), makan pagi
pukul 06.00-07.00, makan siang pukul 12.00-13.00, makan malam
18.00-19.00.
d. Faktor yang mendukung kepatuhan
Menurut (Niven, 2012) faktor- faktor yang mempengaruhi
tingkat kepatuhan adalah:
32
1) Pendidikan
2) Akomodasi
3) Modifikasi faktor lingkungan dan sosial
4) Perubahan model terapi
5) Meningkatkan interaksi profesional kesehatan dengan pasien.
e. Akibat Ketidakpatuhan
Akibat ketidakpatuhan dalam menjalankan diet adalah
kurangnya informasi tentang makanan yang seharusnya dihabiskan
sesuai yang dianjurkan. Sehingga hal itu bisa patuh terhadap
anjuran diet dan gula darah terkontrol. Dukungan keluarga juga
membuat seseorang tersebut patuh atau tidaknya, jika dukungan
keluarga baik maka akan menaati anjuran diet.
33
B. Kerangka Teori
DM Tipe I DM Tipe II
Ganggren
Pemberian Edukasi
Terhadap Kepatuhan Diet Kekurangan
Kerusakan integritas kulit Diabetes Mellitus
Volume cairan
Padila, 2012
Diabetes Mellitus
Polifagi
Kebutuhan Nutrisi
tercukupi
38
F. Instrumen Studi Kasus
Instrumen menurut Sugiyono (2015:102) adalah suatu alat yang
digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati(Sugiyono,
2016).
Instrumen yang digunakan oleh peneliti sendiri yaitu dengan observasi
dan kuesioner yaitu dimana alternatif jawaban telah tersedia sehingga
responden tinggal memilih satu jawaban yang dianggap paling sesuai dengan
kondisi sebenarnya.
39
2. Meningkatkan ketekunan
Peneliti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan
berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan
peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Dengan
meningkatkan ketekunan tersebut, maka peneliti akan melakukan
pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan salah atau tidak.
Sehingga, peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan
sistematis tentang apa yang diamati.
3. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagi sumber, berbagai cara, dan berbagai waktu.
Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik
pengumpulan data, dan triangulasi waktu.
4. Diskusi dengan teman
Peneliti melakukan diskusi dengan teman atau orang lain yang
paham dengan data-data tersebut sehingga data menjadi semakin valid.
5. Analisis kasus negatif
Ketika peneliti menemukan adanya ketidaksesuaian pada data,
maka dilakukanlah analisis ini, yang berarti peneliti mencari data yang
berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti data yang ditemukan
sudah dapat dipercaya.
6. Menggunakan bahan referensi
Bahan referensi yang dimaksud adalah adanya pendukung untuk
membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh, data
hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara.
7. Mengadakan membercheck
Membercheck adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti
kepada pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para
pemberi data berarti data tersebut sudah valid, sehingga semakin dipercaya,
tetapi apabila data yang ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya
40
tidak disepakati oleh pemberi data, dan apabila perbedaannya tajam, maka
peneliti harus merubah temuannya, dan harus menyesuaikan dengan apa
yang diberikan oleh pemberi data.
G. Metode Analisa Data
Menurut (Sugiyono 2015) analisa data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori, menjabarkan ke dalam unit-init, melakukan sintesa, menyusun ke
dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain (Pujiaty,
2018).
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi studi kasus
case study research (studi kasus) yaitu peneliti melakukan perlakuan kepada
responden untuk mengetahui hasil perlakuan dan membandingkan studi kasus
sebelum perlakuan dan sesudah diberikan perlakuan dengan membandingkan
juga antara studi kasus dan jurnal-jurnal yang telah ada.
41
2. Anonimty ( tanpa nama)
Anonimty merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam
subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama
responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil penelitian yang diisikan.
3. Confidentiality (kerahasiaan) hasil penelitian,
Confidentiality merupakan semua informasi yang telah dikumpulkan
dijamin kerahasiaanya oleh peneliti, baik informasi maupun masalah-
masalah lainnya , hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada
hasil penelitian (Dharma Kusuma, 2016).
42
BAB IV
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kaliancar. Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 13 Februari 2020. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Mellitus (DM) pada
tahun 2020, dengan jumlah responden sebanyak 3 orang.
43
44
1. Perempuan 3 100%
Total 3 100%
Tabel 4.6 Tingkat Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Mellitus Sebelum dan
Seduah di berikan Penyuluhan Kesehatan
No Tingkat Kepatuhan Diet Pre Jumlah Presentase
Penyuluhan
1. Patuh (>7) 1 33%
2. Tidak Patuh (<7) 2 67%
Total 3 100%
Sesudah Penyuluhan
No Tingkat Kepatuhan Diet Post Jumlah Presentase
Penyuluhan
1 Patuh (>7) 3 100%
2 Tidak Patuh (<7) 0 0%
Total 3 100%
Tabel 4.7 Hasil GDS saat pengkajian dan setelah implementasi (3hari)
No Responden Saat Pengkajian Setelah
1 Responden I 186 178
46
C. Pembahasan
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada bulan Maret 2019 di Kaliancar,
Selogiri. Pengkajian didapatkan data yang diperoleh dengan cara
wawancara dan observasi langsung.
a. Responden 1
Pengkajian pada responden 1 didapatkan data yang diperoleh
dengan wawancara dan observasi. Ny.M kelahiran Wonogiri
usia 55 tahun adalah seorang petani, beragama Islam, jenis
kelamin Perempuan dan tidak tamat SD. Responden dengan
ciri-ciri : tinggi badan 155 cm, berat badan 52 kg, warna kulit
sawo matang, wajah oval, rambut lurus. Responden ini
menderita penyakit diabetes mellitus sudah 2 tahun yang lalu.
Pada awalnya responden hanya mengalami lelah dan lemas
serta nafsu makan meningkat, responden tidak menghiraukan
lama kelamaan tidak enak dirasakan, maka responden
memutuskan untuk mengecek gula darah di Pustu terdekat.
Ternyata hasil gula darah sekitar 451 sekitar 2 bulan yang lalu,
maka oleh perawat di Pustu diberikan obat penurun gula darah.
Responden juga berobat rutin jika obat habis. Pada saat
dilakukan pengkajian didapat gula darah sebesar 186. Dan
setelah 3 hari pengkajian gula darah mengalami penurunan
47
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan yang
menggambarkan respon manusia (keadaan sehat atau perubahan pola
interaksi aktual/potensial) dari individu atau kelompok (Budiono,
2016). Dari keseluruhan responden penelitian diperoleh data yang
sama yaitu Kurangnya pengetahuan yang menimbulkan permasalahan
49
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah pengembangan strategi desain untuk
mencegah, megurangi, dan mengatasi masalah yang diidentifikasi
dalam diagnosa keperawatan (Budiono, 2016). Rencana keperawatan
adalah bagaimana perawat merencanakan suatu tindakan keperawatan
agar dalam melakukan perawatan terhadap pasien efektif dan efisien.
Rencana keperawatan yang dilakukan dalam penelitian ini lebih
ditujukan untuk mengurangi terjadinya Ketidakmampuan koping
individu untuk kepatuhan diet pasien diabetes mellitus.
Rencana keperawatan disusun sesuai dengan pedoman Nursing
Interventions Classification. Rencana keperawatan peneliti adalah:
menyediakan informasi penting yang dibutuhkan untuk memfasilitasi
perawatan primer pasien (penyuluhan kesehatan). Dari perencanaan
yang tertulis dapat diambil tindakan yang sesuai dengan diagnosa
keperawatan penelitian adalah memberikan edukasi diabetes melitus
terhadap kepatuhan diet pasien diabetes mellitus.
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai
dengan hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas
50
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah realisasi rencana tindakan
untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Kegiatan dalam
pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan,
mengobservasi respon responden sebelum dan sesudah pelaksanaan
tindakan, serta menilai data yang baru. Implementasi yang dilakukan
pada penelitian ini adalah melakukan tindakan edukasi diabetes
melitus dan kepatuhan diet pasien Diabetes Mellitus, dengan cara
memberikan kuesioner yang berisi kepatuhan serta dilakukan
penyuluhan dengan 3 responden. Responden 1 tingkat kepatuhan
dietnya masih kurang patuh, responden kadang malas meminum obat
karena responden merasa dirinya sudah merasa lebih baik dan merasa
bosan dengan pola makan, peluang yang didapat responden adalah
ketika peneliti melakukan kunjungan ke rumah dan bias bersosialisasi
menambah pengetahuan, saling tukar cerita dan memberikan
penyuluhan kesehatan apa yang sedang dialami responden tersebut.
Responden 2 masih kurang patuh karena masih ingin merasakan
makanan tanpa diatur pola makannya, peluang yang didapat responden
adalah ketika peneliti melakukan kunjungan ke rumah dan bias
bersosialisasi menambah pengetahuan, saling tukar cerita dan
memberikan penyuluhan kesehatan apa yang sedang dialami responden
tersebut. Responden 3 terkadang sadar akan pentingnya menjaga agar
51
gula darah stabil dan agar tidak terjadi komplikasi, tetapi responden
terkadang juga bosan patuh dalam pola makan diabetes melitus,
peluang yang didapat responden adalah ketika peneliti melakukan
kunjungan ke rumah dan bias bersosialisasi menambah pengetahuan,
saling tukar cerita dan memberikan penyuluhan kesehatan apa yang
sedang dialami responden tersebut.
5. Evaluasi Keperawatan
Pada penelitian ini evaluasi keperawatan dilakukan 1x45
menit setelah responden diberikan penyuluhan kesehatan di evaluasi 3
hari selanjutnya. Hasil dari evaluasi mayoritas responden mengalami
peningkatan menjawab kuisioner yang diberikan peneliti. Kepatuhan
diet diabetes mellitus juga meningkat meskipun tidak terlalu signifikan
karena kendala responden bosan akan anjuran diet makanan dan terapi
farmakologinya. Hasil GDS setelah tiga hari pengkajian mengalami
penurunan dari masing – masing responden. Yang awalnya responden
1 gula darah 186 menjadi 178, responden 2 gula darah 468 menjadi
456, dan responden 3 gula darah sewaktu 141 menjadi 136. Jadi
edukasi diabetes mellitus untuk kepatuhan diet diabetes mellitus sangat
berpengaruh.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian (Bertalina
& Purnama, 2016) yang mengatakan bahwa edukasi diabetes mellitus
berpengaruh terhadap kepatuhan diet pasien diabetes mellitus dengan
nilai p = 0,002 (p<0,05).
A. Kesimpulan
Dari penelitian tentang Edukasi Diabetes Melitus Terhadap
Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Mellitus Di Wilayah Kerja Puskesmas
Wonogiri I dapat disimpulkan bahwa edukasi diabetes mellitus efektif
untuk kepatuhan diet pasien DM dengan disimpulkan sebagai berikut :
hasil pengkajian dari keseluruhan responden menunjukkan data berupa
responden sebelum diberikan penyuluhan kesehatan rata-rata kurang
mengerti, kepatuhan diet pasien juga tidak patuh berdasarkan hasil
pengkajian keseluruhan responden mengalami masalah keperawatan
ketidakseimbangan nutrisi berhubungan dengan kurangnya edukasi,
rencana keperawatan yang telah ditetapkan oleh peneliti dilaksanakan
dengan waktu kurang lebih 1 x 45 menit untuk mengetahui edukasi
diabetes melitus terhadap kepatuhan diet pasien Diabetes Mellitus,
tindakan keperawatan yang telah digunakan peneliti untuk mengatasi
masalah ketidakseimbangan nutrisi yaitu dengan edukasi diet diabetes
melitus untuk kepatuhan diet, hasil dari evaluasi keperawatan mayoritas
responden menjawab kuesioner yang diberikan peneliti dengan tingkat
pengetahuan meningkat menjadi baik dan kepatuhan diet pasien Diabetes
Mellitus meningkat, hasil perbandingan edukasi diabetes melitus terhadap
kepatuhan diet pasien adalah edukasi diabetes melitus berpengaruh
terhadap kepatuhan diet pasien Diabetes Mellitus.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka ada beberapa upaya yang
perlu diperhatikan :
54
1. Bagi Pasien
Penelitian ini diharapkan mampu memotivasi responden untuk
mencari informasi mengenai diet diabetes mellitus dan mau
mengikuti program-program yang diadakan Rumah Sakit
ataupun Puskesmas sehingga responden mampu untuk
mengelola penyakit diabetes mellitus untuk menghindari
komplikasi.
2. Bagi Pelayanan Masyarakat
Diharapkan bagi pelayanan kesehatan untuk menambahkan
informasi tentang pentingnya dukungan keluarga terhadap
kepatuhan melakukan diet sesuai anjuran.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil Karya Ilmiah ini diharapkan dapat sebagai sumber
informasi bagi institusi pendidikan dalam pengembangan dan
peningkatan mutu pendidikan di masa mendatang.
4. Bagi Penulis
Hasil Karya Ilmiah ini dapat dijadikan pegangan atau manfaat
bagi penulis dalam hal pemberian edukasi diabetes melitus
untuk kepatuhan diet pasien diabetes mellitus.
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dan
menggunakan sampel dan jumlah yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
xv
Lampiran 1
JADWAL PELAKSANAAN STUDI KASUS
Uraian
N
Kegiatan Novem Januar Februar
o Juni Maret Juli
ber i i
Pembuatan
1. Proposal
Uji Proposal
2.
Pengambilan
3. Data
Pengolahan
4. Data
Analisa Data
5.
Pembuatan
6. Laporan
Uji Sidang
7. KTI
Lampiran 2
Permohonan Rekomendasi Penelitian
xvi
Lampiran 3
Surat Kesbangpol
xvii
xviii
xix
Lampiran 4
PERMOHONAN
Dengan Hormat,
Nama : Indriyanto
NIM : 17014
Hormat Saya,
(..........................................)
xx
Lampiran 5
Inform Consent
Lembar Persetujuan Menjadi Responden
(Informed Consent)
Nama :
Umur :
Alamat :
saya bersedia /tidak bersedia* untuk berperan serta sebagai responden. Apabila
sesuatu hal yang merugikan diri saya akibat penelitian ini, maka saya akan
bertanggung jawab atas pilihan saya sendiri dan tidak akan menuntut dikemudian
hari.
Yang Menyatakan,
_________________
Keterangan :
xxi
Lampiran 6
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
A. PENGANTAR
Materi : Edukasi Diabetes Melitus terhadap Kepatuhan Diet
Pasien Diabetes Mellitus
Pokok Bahasan : Edukasi Diabetes Melitus terhadap Kepatuhan Diet
Pasien Diabetes Mellitus
Hari/tanggal : Maret 2019
Waktu pertemuan : 35 menit
Tempat : Di Desa Bulusulur
Sasaran : Pasien diabetes melitus
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti edukasi diabetes mellitus dapat mengetahui
kepatuhan diet diabetes mellitus.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1x35 menit, keluarga
dan pasien diabetes mellitus dapat menjelaskan kembali tentanG:
a. Pengertian DM
b. Penyebab DM
c. Klasifikasi DM
d. Tanda dan gejala DM
e. Komplikasi DM
f. Fungsi dukungan keluarga
g. Pengaturan diet DM
h. Makanan yang di pantang dan juga yang diperbolehkan.
C. MATERI
(Terlampir)
xxii
D. MEDIA
1. Materi SAP
2. Leafleat
E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
F. KEGIATAN PENYULUHAN
xxiii
pasien untuk bertanya
Memberi kesempatan kepada
pasien diabetes mellitus untuk
menjawab pertanyaan yang
dilontarkan
4 Penutup :
Lampiran Materi
xxiv
DIABETES MELITUS
A. PENGERTIAN
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan
hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi
insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikro
vaskular, makro vaskular, dan neuropati
B. PENYEBAB
Diabetes melitus disebabkan oleh rusaknya sebagian kecil atau sebagian
besar dari sel-sel beta dari pulau-pulau Langerhans pada pankreas yang
berfungsi menghasilkan insulin yang akibatnya terjadi kekurangan insulin.
C. KLASIFIKASI DIABETES MELLITUS
Diabetes Mellitus ada 4 jenis :
1. Diabetes mellitus tipe 1
2. Diabetes mellitus tipe 2
3. Diabetes tipe lain
4. Diabetes gestational
D. TANDA DAN GEJALA
1. Sering merasa haus
2. Sering kencing terutama malam hari
3. Pandangan menjadi kabur
4. Sering merasa lelah tanpa sebab yang jelas dan mengantuk
5. Penurunan berat badan
6. Kulit terasa kering
7. Sering menderita sariawan atau infeksi (misalnya bisul) yang sulit
sembuh
8. Mati rasa atau kesemutan di kaki dan tangan
9. Mual dan muntah
E. KOMPLIKASI
xxv
Komplikasi yang dapat terjadi bila penderita DM tidak dirawat dengan
baik sehingga gula darah selalu tinggi adalah :
1. Ginjal : Gagal Ginjal, Infeksi
2. Jantung: Hipertensi, Gagal Jantung
3. Mata : Glaukoma, Katarak, Retinopati
4. Syaraf : Neuropati, mati rasa
5. Kulit : Luka lama, gangren
6. Hipoglikemi
7. Ketoasidosis
Untuk mencegah komplikasi sebaiknya yang dilakukan adalah :
1. Diet dengan benar
2. Minum obat teratur
3. Kontrol gula darah teratur
4. Olahraga ( jalan kaki, senam, sepeda santai, dsb)
5. Bila saat aktifitas kemudian pusing,keringat dingin maka cepat
minum teh manis
6. Mencegah kulit terluka : pakai alas kaki, lingkungan rumah tidak
licin, tangga ( undak-undakan tidak tinggi)
7. Cegah Kegemukan
F. PENGELOLAAN DM
Medis
1. Terapi primer untuk diabetes tipe 1 adalah insulin.
2. Terapi primer untuk diabetes tipe 2 adalah penurunan berat badan.
3. Olahraga penting untuk meningkatkan keefektifan insulin.
4. Penggunaan agens hipoglikemik oral apabila diet dan olahraga tidak
berhasil mengontrol kadar gula darah. Injeksi insulin dapat digunakan
pada kondisi akut.
5. Meningkat terapi bervariasi selama perjalanan penyakit karena adanya
perubahan gaya hidup dan status fisik serta emosional dan juga
kemajuan terapi, terus kaji dan modifikasi rencana terapi serta lakukan
xxvi
penyesuaian terapi setiap hari. Edukasi diperlukan untuk pasien dan
keluarga.
Nutrisi
1. Rencana makan harus mempertimbangkan pilihan makanan pasien,
gaya hidup, waktu biasanya pasien makan, dan latar belakang etnis
serta budaya pasien.
2. Bagi pasien yang membutuhkan insulin untuk membantu mengontrol
kadar gula darah, diperlukan konsistensi dalam mempertahankan
jumlah kalori dan karbohidrat yang dikonsumsi pada setiap sesi
makan.
3. Edukasi awal membahas pentingnya kebiasaan makan yang konsisten,
keterkaitan antara makanan dan insulin, dan penetapan rencana makan
individual
G. PENGATURAN DIET DM
Pengaturan diet diabetes meliitus ada 3J (Jumlah, Jenis, Jadwal)
1. Jumlah
Proporsi diet/ makanan harian yang benar bagi penderita DM :
Berdasarkan anjuran dari PERKENI ( perkumpulan Endokrinologi
Indonesia ) diet harian penderita DM disusun sebagai berikut:
a. Karbohidrat : 60-70 %
b. Protein : 10-15%
c. Lemak : 20-25%
2. Jenis
Banyak yang beranggapan bahwa penderita diabetes melitus harus
makan makanan khusus, anggapan tersebut tidak selalu benar karena
tujuan utamanya adalah menjaga kadar glukosa darah pada batas
normal. Untuk itu sangat penting bagi kita terutama penderita diabetes
melitus untuk mengetahui efek dari makanan pada glukosa darah. Jenis
makanan yang dianjurkan untuk penderita diabetes melitus adalah
makanan yang kaya serat seperti sayur - mayur dan buah - buahan
segar. Hal yang terpenting adalah jangan terlalu mengurangi jumlah
xxvii
makanan karena akan mengakibatkan kadar gula darah yang sangat
rendah (hypoglikemia) dan juga jangan terlalu banyak makan makanan
yang memperparah penyakit diabetes melitus.
3. Jadwal
Makanan porsi kecil dalam waktu tertentu akan membantu
mengontrol kadar gula darah. Makanan porsi besar menyebabkan
peningkatan gula darah mendadak dan bila berulang - ulang dalam
jangka panjang, keadaan ini dapat menimbulkan komplikasi diabetes
melitus. Oleh karena itu makanlah sebelum lapar karena makan disaat
lapar sering tidak terkendali dan berlebihan. Agar kadar gula darah
lebih stabil, perlu pengaturan jadwal makan yang teratur. Makanan
dibagi dalam 3 porsi besar yaitu makan pagi (20 %), siang (30 %), sore
(25 %) serta 2 - 3 kali porsi kecil untuk makanan selingan masing-
masing (10 - 15 %).
Menurut Dr. Hans (2012) sekalipun sudah minum obat, mengatur
jam makan tetap menjadi keharusan. Obat bekerja dengan lama atau
durasi yang berlainan. Ada obat yang kerjanya 6-8jam sehingga perlu
dikonsumsi tiga kali sehari. Demikian pula dengan suntikan insulin.
Ada yang kerjanya cepat, hanya 3-4jam. Ada juga yang kerjanya
lambat. Karena alasan inilah, jam makan harus tepat dan teratur. Sering
melanggar jadwal makan akan merugikan kesehatan anda. Gula darah
naik turun tidak teratur bisa merusak pembuluh darah sehingga
komplikasi penyakit pun akan bermunculan.
Contoh jadwal makan menurut Dr. Hans (2012), makan pagi pukul
06.00-07.00, makan siang pukul 12.00-13.00, makan malam 18.00-
19.00.
H. MAKANAN YANG DIPANTANG DAN DIPERBOLEHKAN
Jenis makanan yang harus dikonsumsi yang dikonsumsi oleh penderita
DM diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Jenis Makanan yang TIDAK BOLEH dikonsumsi :
1. Manisan Buah
xxviii
2. Gula pasir
3. Susu Kental Manis
4. Madu
5. Abon
6. Kecap
7. Sirup
8. Es Krim
Lampiran 7
xxix
KUESIONER KEPATUHAN DIET DIABETES MELLITUS
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Saya setiap hari tidak mengonsumsi makanan
dan minuman yang terasa manis atau banyak
mengandung gula
2. Saya mengonsumsi makanan yang banyak
mengandung vitamin, mineral dan protein seperti
telur dan daging
3. Saya setiap hari selalu makan sayur dan buah
sesuai dengan anjuran dokter
4. Saya memiliki gula pengganti seperti gula
jagung pada saat ingin mengonsumsi makanan
atau minuman yang manis
5. Saya selalu melakukan variasi makanan pada
jadwal diet makan saya agar tidak terjadi
kebosanan
6. Saya makan tepat waktu sesuai jadwal yang
sudah dikonsultasikan oleh dokter atau petugas
kesehatan yang lain
7. Jarak antara makan besar dan selingan sekarang
dengan makan besar dan selingan berikutnya
yang saya lakukan adalah 3 jam
8. Saya secara rutin mengontrolkan kadar gula
darah ke pelayanan kesehatan untuk kebutuhan
diet saya
9. Saya berusaha mengurangi makan makanan kecil
atau ngemil
10. Setiap hari saya makan tiga kali
Lampiran 8
Leaflet
xxx
xxxi