Anda di halaman 1dari 50

SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG


PERAWATAN LUKA DIABETIK TERHADAP PRAKTIK
PERAWATAN KAKI DIABETIK PADA PENDERITA
DIABETES MELLITUS: NARRATIVE REVIEW

Oleh:
RAHMAWATI
NIM. 012018127

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KURNIA JAYA PERSADA PALOPO
2020

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERAWATAN


LUKA DIABETIK TERHADAP PRAKTIK PERAWATAN KAKI
DIABETIK PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS:
NARRATIVE REVIEW

Disusun Oleh:
RAHMAWATI
NIM. 012018127

Skripsi ini telah disetujui


Tanggal November 2020

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Rezkiyah Hoesny, S.Kep., M.Kep. Agusalim Sunusi, S.E., M.M.


NIDN. 0930118901 NIDN.

Mengetahui,
Ketua Program Studi Profesi Ners

Bestfy Anitasari, S.Kep., M.Kep., Sp.Mat


NIDN.0901128401

iii
LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERAWATAN


LUKA DIABETIK TERHADAP PRAKTIK PERAWATAN KAKI
DIABETIK PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS:
NARRATIVE REVIEW

Disusun Oleh:
RAHMAWATI
NIM. 012018127

Telah diuji di depan Panitia Ujian Skripsi


Pada tanggal, 6 November 2020
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Tim Penguji:

1. dr. Bunadi, M.Kes ( )

2. Ns. Rezkiyah Hoesny, S.Kep., M. Kep. ( )

3. Agusalim Sunusi, S.E., M.M. ( )

Tim Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Rezkiyah Hoesny, S.Kep., M.Kep. Agusalim Sunusi, S.E., M.M.


NIDN. 0930118901 NIDN.

Mengetahui,

Ketua Ketua
STIKES Kurnia Jaya Persada Program Studi Keperawatan
Palopo Profesi Ners

Ns. Rezkiyah Hoesny, S.Kep., M.Kep. Ns. Bestfy Anitasari, M.Kep.,Sp.Mat


NIDN. 0930118901 NIDN. 0901128401

iv
v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rahmawati
NIM : 012018127
Program Studi : Ilmu Keperawatan STIKES Kurnia Jaya Persada Palopo
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul: “Pengaruh Pendidikan
Kesehatan tentang Perawatan Luka Diabetik terhadap Praktik Perawatan Kaki
Diabetik Pada Penderita Diabetes Mellitus: Narrative Review”, adalah hasil karya
saya sendiri yang belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di
suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah dan disebut dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau
keseluruhan skripsi ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Palopo, November 2020

Yang Menyatakan,

Rahmawati
NIM. 012018127

vi
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT. atas segala

rahmat, hidayah, serta karunia-Nya yang dilimpahkan dalam bentuk kesehatan dan

kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan

judul: “Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Perawatan Luka Diabetik

terhadap Praktik Perawatan Kaki Diabetik Pada Penderita Diabetes Mellitus:

Narrative Review”.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan penghargaan dan ucapan

terima kasih yang tulus kepada kedua orang tua atas segala perhatian,

pengorbanan, kasih sayang serta doa restunya yang luar biasa buat keberhasilan

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan (STIKes) Kurnia Jaya Persada Palopo.

Demikian pula dengan kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa terima

kasih dan penghargaan yang tulus kepada:

1. Ibu Ns. Rezkiyah Hoesny, S.Kep., M.Kep. selaku Ketua STIKes Kurnia Jaya

Persada Palopo sekaligus sebagai Pembimbing I atas segala saran dan kritikan

guna pengembangan isi skripsi ini.

2. Ibu Ns. Bestfy Anitasari, M.Kep., Sp.Mat. selaku Ketua Program Studi Profesi

Ners Tahap Akademik.

3. Bapak Agusalim Sunusi, S.E., M.M. selaku Pembimbing II yang telah banyak

memberikan ilmu dan arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Semua dosen dan staf STIKes Kurnia Jaya Persada Palopo yang telah

memberikan kemudahan bagi penulis dalam menyelesaikan pendidikan

selama ini.

vii
5. Rekan-rekan mahasiswa STIKes Kurnia Jaya Persada Palopo yang tidak dapat

penulis sebutkan satu per satu, yang secara langsung maupun tidak langsung

telah memberikan dukungan selama perkuliahan sampai menyelesaikan

skripsi.

6. Kepada semua pihak yang tidak sempat penulis sebut namanya satu per satu,

terima kasih atas bantuan kalian.

Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan bernilai bagi

perkembangan ilmu keperawatan. Semoga Allah berkenan meridhoi segala apa

yang telah diupayakan hamba-Nya dan memberikan pahala yang tak terhingga.

Palopo, November 2020

Penulis

viii
ABSTRAK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERAWATAN LUKA


DIABETIK TERHADAP PRAKTIK PERAWATAN KAKI DIABETIK PADA
PENDERITA DIABETES MELLITUS: NARRATIVE REVIEW

Rahmawati1, Rezkiyah Hoesny 2, Agusalim Sunusi3

Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik gangguan insulin yang ditandai


dengan tingginya kadar gula dalam darah. Luka kaki diabetik merupakan komplikasi
kronik diabetes berupa luka terbuka pada permukaan kulit yang dapat disertai adanya
kematian jaringan setempat. Penderita DM yang beresiko terkena ulkus diabetik
memerlukan pendidikan kesehatan tentang perawatan kaki secara individual terkait
dengan pengetahuan dan pemahaman yang tepat. Tujuan dalam penelitian ini adalah
untuk menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan tentang perawatan luka diabetik
terhadap praktik perawatan kaki diabetik pada penderita diabetes mellitus.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian literatur.
Metode penelitian studi literatur yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu studi naratif
review. Jurnal yang dijadikan sebagai literatur dalam penelitian ini sebanyak 6 jurnal.
Analisa data yang dilakukan menggunakan metode penelitian narasi review pada
penelitian ini, yaitu menggunakan analisis PICOS (Patient, Intervention,
Comparison, Outcomes, Source).
Hasil penelitian menunjukkan keenam jurnal menunjukkan adanya pengaruh
pendidikan kesehatan tentang perawatan luka diabetik terhadap praktik perawatan kaki
diabetik pada penderita diabetes mellitus.
Kesimpulan dalam penelitian ini, pengaruh pendidikan kesehatan tentang
perawatan luka diabetik terhadap praktik perawatan kaki diabetik pada penderita diabetes
mellitus.

Kata Kunci: Pendidikan kesehatan, perawatan kaki diabetik

ix
ABSTRACT

EFFECT OF HEALTH EDUCATION ON DIABETIC WOUND TREATMENT ON


DIABETIC FOOT CARE PRACTICES IN DIABETES MELLITUS:
NARRATIVE REVIEW

Rahmawati1, Rezkiyah Hoesny2, Agusalim Sunusi3

Diabetes mellitus is a metabolic disease with insulin disorders characterized


by high blood sugar levels. Diabetic foot wound is a chronic complication of
diabetes in the form of open wounds on the skin surface which can be
accompanied by local tissue death. DM sufferers who are at risk for diabetic
ulcers need health education about individual foot care related to proper
knowledge and understanding. The purpose of this study was to analyze the effect
of health education on diabetic wound care on diabetic foot care practices in
people with diabetes mellitus.
The design used in this study is a literature research design. The literature
study research method used in this study, namely review narrative studies. There
are 6 journals used as literature in this study. Data analysis was performed using
the narrative review research method in this study, namely using PICOS analysis
(Patient, Intervention, Comparison, Outcomes, Source).
The results showed that the six journals showed the effect of health
education on diabetic wound care on diabetic foot care practices in diabetes
mellitus sufferers.
The conclusion in this study is the effect of health education on diabetic
wound care on diabetic foot care practices in diabetes mellitus sufferers.

Keywords: Health education, diabetic foot cares

x
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN............................ iv

KATA PENGANTAR.................................................................................... v

ABSTRAK....................................................................................................... vii

ABSTRACT..................................................................................................... viii

DAFTAR ISI................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL........................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1

A. Latar Belakang................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah........................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian............................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian.......................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 6

A. Tinjauan Umum tentang Pendidikan Kesehatan............................. 6

B. Tinjauan tentang Diabetes Melitus................................................. 10

C. Tinjauan Umum tentang Perawatan Kaki Diabetik........................ 15

D. Kerangka Teori............................................................................... 18

BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 19

A. Desain Penelitian............................................................................ 19

B. Prosedur Pengumpulan Data........................................................... 19

C. Waktu Penelitian............................................................................. 21

xi
D. Analisa Data...................................................................................21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 22

A. Gambaran Pengambilan Data......................................................... 22

B. Hasil........... ...................................................................................22

C. Pembahasan ...................................................................................28

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 35

A. Kesimpulan ...................................................................................35

B. Saran ...................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 36

xii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Penelitian terkait........................................................................... 23

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik gangguan insulin yang

ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah. Pada 2015 International

Diabetes Federation (IDF) mencatat jumlah penderita diabetes di dunia

mencapai 415 juta jiwa, dan meningkat menjadi 425 juta pada 2017. Data

International Diabetes Federation juga menunjukkan lebih dari 10 juta

penduduk Indonesia menderita penyakit tersebut di tahun 2017. Angka ini

dilaporkan kian meningkat seiring berjalannya waktu, terbukti dari laporan

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang menunjukkan prevalensi diabetes

mellitus pada penduduk dewasa Indonesia sebesar 6,9% di tahun 2013, dan

melonjak pesat ke angka 8,5% di tahun 2018.

Data dari Kemenkes RI menunjukkan bahwa jumlah penderita diabetes

mellitus di Indonesia tahun 2019 sebanyak 3.941.698 orang dan penderita

diabetes mellitus di Propinsi Sulawesi Selatan tahun 2019 sebanyak 148.331

orang (Kemenkes RI, 2019). Peningkatan jumlah penderita diabetes mellitus

menyebabkan angka kejadian komplikasi juga semakin meningkat, satu

diantaranya adalah luka kaki diabetik (Fatimah, 2015).

Penderita diabetes memiliki resiko tinggi terjadinya luka atau ulkus

karena salah satu yang dirasakan penderita diabetes yaitu keterbatasan rentang

gerak sehingga menimbulkan resiko terjadi ulkus lebih tinggi (Irawandi,

2020). International Diabetes Federation (IDF) 2017 menyatakan saat ini

1
2

kita berada diera dimana kebanyakan orang meninggal bukan dengan penyakit

menular melainkan akibat gaya hidup seperti diabetes. Salah satu masalah

kesehatan utama dunia saat ini adalah meningkatnya jumlah penderita

Diabetes Mellitus. Komplikasi diabetes mellitus menjadi penyebab morbiditas

dan mortalitas paling signifikan di dunia dimana salah satunya adalah luka

kaki diabetik (Ibrahim, 2017). Penderita diabetes Sangat berisiko terhadap

kejadian luka kaki diabetik, pada umumnya kronis dan sulit penyembuhanya

(Srimiyati, 2019).

Diprediksi lebih dari 642 juta orang dengan diabetes pada tahun 2040

mendatang, 25% nya adalah luka kaki diabetik (Ibrahim, 2017). Luka kaki

diabetik dan infeksi menjadi penyebab lebih dari 65.000 kejadian amputasi

pada ekstremitas bawah setiap tahun di Amerika (Herscovici, 2016).

Prevalensi penderita Diabetes Mellitus dengan luka kaki diabetik di Indonesia

sekitar 15%. Angka luka kaki diabetik 32% dan luka kaki diabetik merupakan

sebab perawatan rumah sakit yang terbanyak sebesar 80% untuk diabetes

mellitus (Nurhanifah, 2017).

Luka kaki diabetik merupakan komplikasi kronik diabetes berupa luka

terbuka pada permukaan kulit yang dapat disertai adanya kematian jaringan

setempat. Penderita luka kaki diabetis kurang lebih 12 – 15% dari seluruh

penderita penderita diabetes dan biasanya terletak pada ekstremitas bawah

(American Diabetes Association). Prevalensi terjadinya luka kaki diabetes di

Indonesia sekitar 13% pendertia dirawat di rumah sakit dan 26% penderita

rawat jalan (Amelia, 2018).

Penderita DM yang beresiko terkena ulkus diabetik memerlukan

pendidikan kesehatan tentang perawatan kaki secara individual terkait dengan


3

pengetahuan dan pemahaman yang tepat. Edukasi kesehatan dapat

meningkatkan pengetahuan penderita DM. Pengetahuan merupakan dasar

utama berhasilnya suatu pengobatan. Edukasi kesehatan dalam upaya

peningkatan kesadaran penderita DM dalam melakukan perawatan kaki bukan

perkara yang mudah. Hal tersebut terkait cara mengedukasi dengan berbagai

karakter serta latar belakang penderita. Pendidikan kesehatan yang efektif

didukung oleh penggunaan media yang menarik dan lebih mudah diterima

oleh sasaran. Pendidikan kesehatan bagi penderita diabetes mellitus berperan

penting untuk mengubah perilaku dengan meningkatkan pemahaman

penderita tentang penyakitnya agar mencapai keadaan sehat optimal serta

kualitas hidup yang lebih baik dan dapat mengubah gaya hidup.

Hasil penelitian Maghfiroh (2016) menunjukkan bahwa ada perbedaan

tingkat kemampuan keluarga dalam melakukan Perawatan Luka Gangren

sebelum diberikan HE dan setelah diberikan HE di Puskesmas Gunungsari

Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro 2016. Hasil penelitian Munali

(2019) menunjukkan bahwa ada pengaruh edukasi kesehatan perawatan kaki

terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan pencegahan ulkus kaki diabetik di

Puskesmas Wilayah Kota Bangkalan.

Hasil penelitian Siagian (2019) yang menunjukkan bahwa pengetahuan

responden meningkat dari sebelum dan sesudah setelah diberikan pendidikan

kesehatan dan sikap responden meningkat dari sebelum dan sesudah setelah

diberikan pendidikan kesehatan. Hasil uji Paired Samples Test pengetahuan

dan sikap pada kelompok intervensi yang dilakukan diperoleh p value yaitu

0,000 < 0.05 artinya terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap


4

peningkatan pengetahuan dan sikap terhadap proses penyembuhan luka

Diabetes Mellitus di Klinik Asri Wound Care Center Medan.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Perawatan

Luka Diabetik terhadap Praktik Perawatan Kaki Diabetik pada Penderita

Diabetes Mellitus: Narrative Review”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini: Bagaimanakah pengaruh pendidikan kesehatan tentang

perawatan luka diabetik terhadap praktik perawatan kaki diabetik pada

penderita diabetes mellitus?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang perawatan luka

diabetik terhadap praktik perawatan kaki diabetik pada penderita diabetes

mellitus.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui praktik perawatan kaki diabetik pada penderita diabetes

mellitus sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan

luka diabetik.

b. Mengetahui praktik perawatan kaki diabetik pada penderita diabetes

mellitus setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan

luka diabetik.
5

c. Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang perawatan luka

diabetik terhadap praktik perawatan kaki diabetik pada penderita

diabetes mellitus.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi pendidikan

Hasil penelitian merupakan salah satu sumber informasi yang dapat

dijadikan sebagai bahan bacaan bagi institusi perguruan tinggi khususnya

di Stikes Kurnia Jaya Persada Palopo.

2. Bagi penelitian

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi dan

bahan studi, bagi peneliti lain yang tertarik mengembangkannya untuk

pengembangan pengetahuan keperawatan.

3. Bagi masyarakat

Diharapkan dapat digunakan sebagai alternatif penambahan

informasi bagi masyarakat yang memiliki anggota keluarga menderita

diabetes mellitus dalam meningkatkan pengetahuan dan kemandirian

dalam perawatan pencegahan ulkus kaki diabetik.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Pendidikan Kesehatan

1. Pengertian pendidikan kesehatan

Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam

pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan

ke arah yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang pada diri individu,

kelompok, atau masyarakat. Pendidikan kesehatan adalah suatu bentuk

intervensi atau upaya yang ditujukan kepada prilaku agar prilaku tersebut

kondusif untuk kesehatan (Notoatmodjo, 2012).

Menurut Lawrence Green pendidikan kesehatan adalah proses

perubahan perilaku yang dinamis, di mana perubahan tersebut bukan

proses pemindahan materi dari seseorang ke orang lain dan bukan pula

seperangkat prosedur. Artinya perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran

dari dalam individu atau masyarakat sendiri. Pendidikan kesehatan adalah

istilah yang diterapkan pada penggunaan proses pendidikan secara

terncana untuk mencapai tujuan kesehatan yang meliputi beberapa

kombinasi dan kesempatan pembelajaran (Wahit, 2012).

2. Tujuan pendidikan kesehatan

Tujuan pendidikan kesehatan, secara operasional adalah agar

masyarakat memiliki tanggung jawab yang lebih besar pada kesehatannya,

keselamatan lingkungan dan masyarakatnya, agar orang melakukan

langkah-langkah dalam mencegah terjadinya penyakit menjadi lebih parah,

6
7

dan mencegah keadaan ketergantungan melalui rehabilitasi cacat yang

disebabkan oleh penyakit, agar orang memiliki pengertian yang lebih baik

tentang eksistensi dan perubahan-perubahan system dan cara

memanfaatkannya dengan efisiensi dan efektif, serta agar orang

mempelajari apa yang dapat dia lakukan sendiri dan bagaimana caranya,

tanpa selalu meminta pertolongan kepada system pelayanan kesehatan

yang formal (Wahit, 2012).

Secara ringkas, pendidikan merupakan segala upaya yang

direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok,

atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh

pelaku pendidikan (Notoadmojo, 2012).

3. Ruang lingkup pendidikan kesehatan

Ruang lingkup pendidikan kesehatn dapat dilihat dari berbagai

dimensi antara lain:

a. Dimensi sasaran

Pendidikan kesehatan dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu :

Pendidikan kesehatan individual dengan sasaran individu, Pendidikan

kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok, dan Pendidikan

kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat luas.

b. Dimensi tempat pelaksanaan

Pendidikan kesehatan dapat berlangsung di berbagai tempat,

dengan sendirinya sasarannya berbeda pula, misalnya: pendidikan

kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah dengan sasaran murid,

pendidikan kesehatan di rumah sakit, dilakukan di rumah-rumah sakit

dengan sasaran pasien atau keluarga pasien, di puskesmas dan lain


8

sebagainya, dan pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan

sasaran buruh atau karyawan yang bersangkutan.

c. Dimensi tingkat pelayanan

Pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan 5 tingkat

pencegahan (five levels of prevention) menurut Leavel & Clark sebagai

berikut: Health promotion atau peningkatan kesehatan, General and

specific protection atau perlindungan umum dan khusus, Early

diagnosis and prompt treatment atau diagnosis dini dan pengobatan

segera atau adekuat, Disabilitaty limitation atau pembatasan kecacatan,

Rehabilitation atau rehabilitasi (Wahit, 2012).

4. Metode pendidikan kesehatan

Metode pendidikan kesehatan dikelompokkan menjadi tiga metode,

yaitu metode individual (perorangan), metode kelompok dan metode

massa.

a. Metode individual (perorangan)

Dalam metode ini yang dilibatkan tidak hanya individu saja,

tetapi juga keluarganya. Bentuk pendekatan dalam metode ini adalah

bimbingan dan penyuluhan, serta wawancara.

b. Metode kelompok

Apabila kelompok besar (lebih 15 orang), dengan menggunakan

ceramah atau seminar. Sedangkan bila kelompok kecil (kurang 15

orang), dengan menggunakan diskusi, curah pendapat, bola salju,

bermain peran maupun permainan simulasi.


9

c. Metode massa

Pendekatan massa tidak membedakan usia, golongan, umur,

jenis kelamin, pekerjaan, ekonomi maupun pendidikan. Metode yang

dapat dilakukan adalah dengan ceramah umum, pidato di media

elektronik, sinetron maupun tulisan-tulisan (Notoadmojo, 2012).

5. Alat peraga pendidikan kesehatan

Macam-macam alat peraga dalam pendidikan kesehatan menurut

Effendi (2010) antara lain:

a. Papan pengumuman

Papan yang berukuran biasa yang dapat ditempelkan untuk

menempelkan informasi kesehatan. Papan pengumaman dapat

menempelkan gambar-gambar yang mengandung informasi kesehatan,

tulisan-tulisan tentang prosedur pelayanan kesehatan dan sebagainya.

b. Poster

Poster adalah pesan yang singkat dalam bentuk gambar, dengan

tujuan untuk mempengaruhi seseorang atau kelompok agar tertarik

pada obyek materi yang di informasikan.

c. Leaflet

Leaflet adalah selembar kertas yang berisi tulisan cetak tentang

suatu masalah khususunya untuk suatu tujuan tertentu.

d. Flash card

Flash card adalah beberapa kertas/kartu yang berisi suatu

masalah atau program tertentu. Biasanya tulisan terletak dibalik

gambar yang ada pada gambar depan.


10

e. Flip chart

Flip chart adalah beberapa cart yang telah disusun berurutan dan

berisi tulisan dengan gambar-gambar yang telah disatukan dengan

ikatan atau ring spiral pada bagian pinggir sisi atas.Biasanya jumlah

chart lebih dari 12 lembar, berukuran poster lebih besar atau lebih

kecil. Dan biasanya memakai kertas tebaln (Effendi, 2010).

Menurut Notoatmodjo (2012), pada garis besarnya ada tiga macam

alat peraga atau media dalam pendidikan kesehatan, yaitu:

a. Alat bantu lihat (visual aids).

Berguna dalam membantu menstimulasi indra penglihatan pada

waktu terjadinya proses penerimaan pesan. Yang termasuk dalam alat

bantu ini adalah slide (power point), gambar peta, bagan, boneka, dan

sebagainya.

b. Alat bantu dengar (audio aids).

Membantu menstimulasikan indra pendengar pada waktu proses

penyampaian bahan pendidikan/pengajaran. Misalnya piringan hitam,

radio, pita suara, kepingan CD, dan sebagainya.

c. Alat bantu lihat-dengar (audio visual aids).

Yang termasuk dalam alat bantu ini adalah televisi, video

cassette, dan DVD.

B. Tinjauan Umum tentang Diabetes Melitus

1. Definisi Diabetes Melitus

Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang diletupkan

oleh interaksi berbagai faktor: genetik, imunologik, lingkungan dan gaya


11

hidup. Penyakit ini ditandai dengan hiperglikemia, suatu kondisi yang

terjalin erat dengan kerusakan pembuluh darah besar (makrovaskuler)

maupun kecil (mikrovaskuler) yang berakhir sebagai kegagalan,

kerusakan, atau gangguan fungsi organ (Arisman, 2011).

2. Faktor Resiko Diabetes Melitus

Tandra, (2013) faktor resiko diabetes melitus adalah:

a. Kelainan genetik terjadi karena DNA pasien diabetes melitus akan ikut

diinformasikan pada gen berikutnya terkait penurunan produksi

insulin.

b. Usia. Perubahan fisiologis pada manusia menurun dengan cepat

setelah usia 40 tahun, yakni penurunan fungsi pankreas untuk

memproduksi insulin. Peningkatan resistensi insulin terjadi pada usia

65 tahun.

c. Jenis kelamin. Perempuan beresiko menderita diabetes lebih tinggi

karena memiliki indeks massa tubuh yang lebih besar dan memiliki

sindrome siklus bulanan, pasca menopause akan membuat distribusi

lemak tubuh menjadi mudah terakumulasi akibat proses hormonal.

d. Obesitas menyebabkan sel beta pankreas menjadi hipertropi dan

mempengaruhi penurunan produksi insulin. Pola makan yang salah

akan mempengaruhi ketidakstabilan kerja sel beta pankreas.

e. Infeksi bakteri atau virus yang masuk ke pankreas akan mengakibatkan

sel-sel pankreas rusak dan berakibat pada penurunan fungsi pankreas.

f. Stress meningkatkan kerja metabolisme dan kebutuhan akan sumber

energi yang berakibat pada kenaikan kerja pankreas dan penurunan

insulin.
12

3. Klasifikasi Diabetes Melitus

Tandra, (2013) klasifikasi diabetes melitus adalah:

a. Diabetes melitus tipe 1

Pada DM tipe ini terdapat sedikit atau tidak sama sekali sekresi

insulin karena adanya destruksi atau kerusakan pankreas. Akibatnya,

insulin tubuh kurang atau tidak ada sama sekali dan gula akan

menumpuk dalam darah karena tidak dapat diangkut ke dalam sel

b. Diabetes melitus tipe 2

Pada diabetes tipe 2, pankreas masih bisa membuat insulin, tetapi

kualitas insulinnya buruk dan tidak dapat berfungsi dengan baik

sehingga glukosa dalam darah meningkat.

4. Patofisiologi Diabetes Melitus Tipe 2

Kasus diabetes yang terbanyak dijumpai adalah DM tipe 2 yang

umumnya mempunyai latar belakang kelainan berupa resistensi insulin.

Awalnya resistensi insulin belum menyebabkan diabetes klinis. Sel beta

pankreas masih dapat mengkompensasi sehingga terjadi hiperinsulinemia,

kadar glukosa darah masih normal. Kemudian setelah terjadi kelelahan sel

beta pankreas, baru terjadi diabetes melitus klinis yang ditandai dengan

adanya kadar glukosa darah sesudah makan dan kemudian juga kadar

glukosa darah puasa yang meningkat (Waspadji, 2012).

5. Manifestasi Klinis Diabetes Melitus

Tandra, (2013) manifestasi klinis diabetes melitus adalah:


13

a. Penurunan berat badan dan rasa lemah. Gula dalam darah tidak dapat

masuk dalam sel sehingga sel kekurangan bahan bakar untuk

menghasilkan tenaga.

b. Banyak kencing (poliuria). Untuk menjaga agar urine yang keluar

tidak terlalu pekat akibat kelebihan gula darah, maka tubuh menarik air

sebanyak mungkin ke dalam urine sehingga volume urine banyak dan

sering kencing

c. Banyak minum (polidipsi). Dengan banyaknya urine yang keluar,

badan akan kekurangan cairan. Untuk mengatasi hal tersebut timbullah

rasa haus sehingga penderita selalu ingin minum.

d. Banyak makan (polifagia). Pemasukan gula kedalam sel berkurang,

sehingga orang merasa kurang tenaga. Timbullah keinginan selalu

makan.

6. Komplikasi Diabetes Melitus

PERKENI, (2015) komplikasi diabetes melitus adalah:

a. Komplikasi akut

1) Ketoasidosis Diabeteik

2) Hiperosmolar Non Ketotik

3) Hipoglikemia

b. Komplikasi kronik

1) Penyakit makrovaskuler

2) Penyakit mikrovaskuler

7. Penatalaksanaan Diabetes Melitus

PERKENI, (2015) 5 pilar penatalaksanaan diabetes melitus adalah :

mengikuti kegiatan edukasi/penyuluhan kesehatan tentang perawatan


14

dirinya, melakukan pengaturan pola makan yang benar, berolah raga

secara teratur, kepatuhan konsumsi obat-obatan dan melakukan monitoring

terhadap regulasi gula darah, kadar kolesterol, tekanan darah, kelainan

kaki dan sebagainya.

a. Pilar edukasi atau pendidikan bertujuan tercapainya perubahan

perilaku individu, keluarga, dan masyarakat dalam memelihara

perilaku sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan derajat

kesehatan yang optimal.

b. Pilar pengaturan makan yang dijalankan penderita akan berlangsung

seumur hidup dan kejenuhan dapat muncul kapan saja, bila kepatuhan

dalam menjalani proses diet pada penderita DM rendah maka akan

mempengaruhi kadar gula darah yang kemudian akan menyebabkan

komplikasi.

c. Pilar Berolah raga secara teratur Sirkulasi darah dan tonus otot juga

diperbaiki dengan berolahraga dan latihan akan menurunkan kadar

glukosa darah dengan meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot

dan memperbaiki pemakaian insulin.

d. Pilar kepatuhan konsumsi obat-obatan merupakan pilar yang penting

dilakukan pasien. Perencanaan makan dan olahraga yang teratur saja,

berhasil mencapai target gula darah yang baik hanya 10-20%

penyandang diabetes. Selebihnya membutuhkan obat hipoglikemik

oral (OHO) dan bahkan kadang-kadang memerlukan insulin.

e. Pilar monitoring terhadap regulasi gula darah, kadar kolesterol,

tekanan darah, kelainan kaki dan sebagainya. Pemantauan kadar gula

darah ini penting karena membantu menentukan penanganan medis,


15

diit dan obat-obatan yang tepat sehingga mengurangi resiko

komplikasi yang berat, dan dapat meningkatkan kualitas hidup

penderita diabetes.

C. Tinjauan Umum tentang Perawatan Kaki Diabetik

1. Definisi kaki diabetik

Kaki diabetik adalah infeksi, ulkus, dan atau kerusakan pada

jaringan yang berhubungan dengan gangguan pada saraf dan aliran darah

pada kaki (Adhiarta, 2011). Gangguan pada saraf dan aliran darah ini

disebabkan karena hiperglikemia, sedangkan menurut Waspadji (2012)

kaki diabetik adalah kelainan tungkai bawah akibat diabetes melitus yang

tidak terkontrol. Kesimpulannya, kaki diabetik adalah kerusakan jaringan

pada kaki diakibatkan karena gula darah yang tidak terkontrol.

2. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala kaki diabetik yaitu sering kesemutan, nyeri kaki

saat istirahat, sensasi rasa berkurang, kerusakan jaringan (nekrosis),

penurunan denyut nadi arteri dorsalis pedis, tibialis dan poplitea, kaki

menjadi atrofi, dingin dan kuku menebal, kulit kering.

3. Perilaku perawatan kaki diabetik

Perilaku perawatan kaki adalah aktivitas sehari-hari pasien diabetes

melitus yang terdiri dari deteksi kelainan kaki diabetes, perawatan kaki

dan kuku serta latihan kaki. Perawatan kaki ini dapat dilakukan oleh

pasien dan keluarga secara mandiri dimana tenaga kesehatan dalam hal ini

perawat wajib memberikan edukasi bagi pasien dan keluarga dengan

Diabetes Melitus untuk melakukan perawatan kaki secara mandiri.


16

Adapun perilaku perawatan kaki adalah sebagai berikut (American

Diabetes Assosiation, 2016; Indian Health Diabetes Best Practice, 2011;

Adhiarta, 2011).

a. Menjaga kebersihan kaki setiap hari dengan cara :

1) Bersihkan dan cuci kaki setiap hari dengan menggunakan air suam-

suam kuku.

2) Bersihkan menggunakan sabun lembut sampai ke sela-sela jari

kaki.

3) Keringkan kaki menggunakan kain bersih yang lembut sampai ke

sela jari kaki.

4) Pakailah pelembab atau krim pada kaki, jangan sampai melampaui

jari kaki

5) Saat memakai pelembab, usahakan tidak menggosok tetapi

dianjurkan dengan cara memijat pada telapak kaki.

b. Memotong kuku yang baik dan benar dengan cara :

1) Memotong kuku lebih mudah dilakukan sesudah mandi, sewaktu

kuku lembut.

2) Jangan menggunakan pisau cukur atau pisau biasa, yang bisa

tergelincir; dan ini dapat menyebabkan luka pada kaki.

3) Gunakan gunting kuku yang dikhususkan untuk memotong kuku.

4) Gunting kuku hanya boleh digunakan untuk memotong kuku kaki

secara lurus dan kemudian mengikir agar licin.

5) Kuku kaki yang menusuk daging dan kapalan, hendaknya diobati

oleh dokter.
17

c. Memilih alas kaki yang baik dengan cara :

1) Memakai sepatu yang sesuai atau sepatu khusus untuk kaki dan

nyaman dipakai.

2) Sepatu harus terbuat dari bahan yang baik untuk kaki, tidak keras.

3) Sepatu baru harus dipakai secara berangsur-angsur dan hati- hati.

4) Jari kaki harus masuk semua ke dalam sepatu, tidak ada yang

menekuk.

5) Dianjurkan memakai kaos kaki apalagi jika kaki terasa dingin.

6) Memakai kaos kaki yang bersih dan mengganti setiap hari.

7) Kaos kaki terbuat dari bahan wol atau katun. Jangan memakai

bahan sintetis, karena bahan ini menyebabkan kaki berkeringat.

d. Pencegahan cedera pada kaki

1) Selalu memakai alas kaki yang lembut baik di dalam ruangan

maupuan di luar ruangan.

2) Selalu memeriksa dalam sepatu atau alas kaki sebelum

memakainya.

3) Selalu mengecek suhu air ketika ingin menggunakan, caranya

dengan menggunakan siku jari.

4) Hindari merokok untuk pencegahan kurangnya sirkulasi darah ke

kaki.

5) Hindari menekuk kaki dan melipat kaki terlalu lama.

6) Melakukan senam kaki secara rutin.

7) Memeriksakan diri secara rutin ke dokter dan memeriksa kaki

setiap kontrol walaupun ulkus diabetik sudah sembuh.


18

e. Pengelolaan cedera awal pada kaki

Jika ada lecet, tutup luka atau lecet tersebut dengan kain kasa

kering. Bagian perawatan kaki yang paling penting dalam persepsi

edukator Diabetes yang dibagi dalam 4 domain yaitu perawatan kuku

dan kaki, pemilihan alas kaki, kesehatan secara umum dan gawat

darurat pada kaki.

D. Kerangka Teori

Untuk mengetahui tentang variabel yang akan diteliti, akan digambarkan

dalam kerangka teori sebagai berikut:

Pendidikan Kesehatan

Tinjauan umum Tinjauan umum Tinjauan umum


tentang pendidikan tentang diabetes tentang perawatan
kesehatan: mellitus: kaki diabetic:
1. Pengertian 1. Definisi Diabetes 1. Definisi kaki
pendidikan Melitus diabetik
kesehatan 2. Faktor Resiko 2. Tanda dan Gejala
2. Tujuan pendidikan Diabetes Melitus 3. Perilaku
kesehatan 3. Klasifikasi perawatan kaki
3. Ruang lingkup Diabetes Melitus diabetik
pendidikan 4. Patofisiologi
kesehatan Diabetes Melitus
4. Metode 5. Manifestasi Klinis
pendidikan Diabetes Melitus
kesehatan 6. Komplikasi
5. Alat peraga Diabetes
pendidikan Melitus
kesehatan 7. Penatalaksanaa

Kemampuan
perawatan kaki pasien
diabetik
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah metode yang digunakan oleh para peneliti

untuk melakukan studi yang mengarahkan jalannya penelitian (Dharma,

2011). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian

literatur. Menurut Danial dan Warsiah (2012), studi literatur merupakan

penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku

buku, majalah yang berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian. Teknik

ini dilakukan dengan tujuan untuk mengungkapkan berbagai teori-teori yang

relevan dengan permasalahan yang sedang dihadapi/diteliti sebagai bahan

rujukan dalam pembahasan hasil penelitian. Metode penelitian studi literatur

yang digunakan dalam penelitian ini adalah narative review, yaitu analisis

yang komprehensif, kritis dan obyektif dari pengetahuan terkini tentang suatu

topik yang merupakan bagian penting dari proses penelitian dan membantu

membangun kerangka kerja teoritis dan fokus atau konteks untuk penelitian.

Naratif review merupakan tinjauan untuk mendapatkan perspektif yang luas

tentang suatu topik dan seringkali lebih mirip dengan bab buku teks termasuk

bagian tentang fisiologi dan / atau epidemiologi suatu topik.

B. Prosedur Pengumpulan Data

1. Prosedur penelitian

Prosedur pencarian terdiri dari tahapan yang dilakukan dalam

serangkaian kegiatan penelitian, termasuk:

19
20

a. Pertama-tama, tahap perencanaan penelitian, khususnya perencanaan

kegiatan penelitian, dimulai dengan melakukan studi pendahuluan

untuk menemukan fenomena atau kenyataan yang terjadi dan

karenanya digunakan sebagai tema dalam penelitian.

b. Kedua, fase penelitian yang melakukan kajian literatur dalam rangka

menggali dan menemukan data yang berhubungan dengan penelitian,

sekaligus melakukan analisis dan menemukan keabsahan data

penelitian yang diperolehnya.

c. Ketiga, fase pelaporan, peneliti mencoba menggambarkan seluruh

rangkaian rencana penelitian dan proses pelaksanaan penelitian dalam

presentasi ilmiah sesuai dengan pedoman yang telah ditentukan.

2. Kualifikasi dan jumlah jurnal

a. Kualifikasi jurnal

Kata kunci dalam penelitian ini, yaitu pendidikan kesehatan,

diabetes mellitus, kaki diabetik. Adapun kualifikasi jurnal yang

digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1) Kriteria inklusi

a) Jangka waktu: Rentang waktu penerbitan jurnal 2016-2020

b) Bahasa: Bahasa Indonesia

c) Jenis jurnal: Original artikel

d) Jenis paper: Full paper

2) Kriteria eksklusi:

a) Jangka jurnal: Jurnal yang terbit 2016 ke bawah

b) Bahasa: Bahasa Inggris

c) Jenis jurnal: Review artikel


21

d) Jenis paper: Abstrak

b. Jumlah jurnal

Jurnal yang dijadikan sebagai literatur dalam penelitian ini

sebanyak 6 jurnal.

C. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan

Oktober 2020, dengan rincian sebagai berikut:

1) Tahap perencanaan penelitian: bulan September 2020

2) Tahap pelaksanaan penelitian: bulan september 2020

3) Tahap pelaporan: bulan oktober 2020

D. Analisa Data

Analisa data yang dilakukan menggunakan metode penelitian narasi

review pada penelitian ini, yaitu menggunakan analisis PICOS (Patient,

Intervention, Comparison, Outcomes, Source). Instrument analisis yang

digunakan adalah jurnal penelitian.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Pengambilan Data

Studi literatur ini melalui penelusuran hasil publikasi ilmiah dengan

rentang tahun 2016-2020 dengan menggunakan website

https://scholar.google.co.id/. Keyword yang digunakan “pendidikan kesehatan

perawatan diabetik” ditemukan 34 literatur namun hanya 6 jurnal yang

memenuhi kriteria. Penelitian – penelitian tersebut mengidentifikasi tentang

pengaruh pendidikan kesehatan tentang perawatan luka diabetik terhadap

praktik perawatan kaki diabetik pada penderita diabetes mellitus.

B. Hasil

Pada kajian literatur ini peneliti menggunakan analisis PICOS (Patient,

Intervention, Comparison, Outcomes, Source), yang akan diuraikan dalam

bentuk table berikut:

22
Tabel 4.1 Penelitian Terkait
No Judul/Peneliti/Lokasi Desain Penelitian Analisis PICOS
Patient Intervention Comparison Outcomes Source
1 Pengaruh pendidikan Desain penelitian Populasi Variabel - Hasil penelitian yang Google
kesehatan terhadap ini menggunakan penelitian independennya diperoleh pengetahuan, Scholar
perilaku Pencegahan one group pre test sebanyak 24 adalah sikap dan tindakan
terjadinya luka kaki - post test desain responden pendidikan menunjukkan
Penderita diabetes dengan tehnik kesehatan dari analisa dengan uji
mellitus di Dusun total sampling dengan metode statistik Wilcoxon
Karangpoh dan sampel yang ceramah, dan Ranks Test didapatkan
Kecamatan Bungah. diambil 24 variabel nilai signifikan =0.000
responden dependennya artinya ada pengaruh
Rita Rahmawati adalah perilaku pendidikan kesehatan
(2020) pencegahan dengan metode ceramah
terjadinya luka terhadap perilaku
kaki DM. Data pencegahan terjadinya
penelitian ini luka kaki Diabetes
diambil Mellitus pada penderita
dengan diabetes mellitus.
menggunakan
observasi.
2 Efektifitas pendidikan Penelitian ini Kriteria inklusi Alat ukur yang - Ada Google
kesehatan dengan adalah penelitian penelitian ini digunakan pengaruh yang Scholar
media video pra-eksperimen yaitu pasien DM untuk bermakna secara
Terhadap perawatan dengan rancangan usia 25-70 tahun memperoleh statistik pada nilai pre
kaki pasien diabetes one group dan data praktik test dengan post test 1,
melitus di klub design with pre- bersedia di perawatan kaki post test
diabetes Rumah test andpost-test ikutsertakan diabetes 1 dengan post test 2, dan

23
24

Sakit Islam Persatuan dalam penelitian menggunakan pre pest dengan post test
Djamaah Haji sebanyak 20 check list 2 (p<0,05) sehingga
Indonesia. orang dapat
disimpulkan bahwa
Adhin Al Kasanah pendidikan kesehatan
(2019) dengan media video
efektif terhadap praktik
perawatan kaki pada
pasien diabetes
3 Pengaruh Program Penelitian quasi 72 responden Perilaku - Program edukasi Google
Edukasi Perawatan experiment DM Tipe 2 dan perawatan kaki perawatan kaki berbasis Scholar
Kaki Berbasis dengan pre-test keluarganya dikumpulkan keluarga efektif
Keluarga terhadap and post-test with yang diseleksi menggunakan meningkatkan perilaku
Perilaku Perawatan control group secara purposive kuesioner. perawatan
Kaki pada Pasien design dari populasi kaki pasien DM
Diabetes Melitus Tipe responden
2 di wilayah kerja
Puskesmas Pasirkaliki
Kota Bandung.

Citra Windani
Mambang Sari (2016)

4 Pengaruh Pendidikan Penelitian ini Populasi dalam Data - 1. Tingkat pengetahuan Google
Kesehatan Terhadap termasuk dalam penelitian ini dikumpulkan penderita DM dalam Scholar
Peningkatan kategori jenis berjumlah 60 menggunakan melakukan
25

Pengetahuan Dan penelitian responden yang kuesioner. pencegahan luka


Sikap Penderita kuantitatif dengan terbagi dalam 2 kaki diabetic
Diabetes Mellitus desain Quasi kelompok yaitu sesudah
Dalam Pencegahan Eksperiment dan 30 kelompok mendapatkan
Luka Kaki Diabetik menggunakan eksperimen dan pendidikan
Di Puskesmas Jagir rancangan 31 kelompok kesehatan sebagian
Kecamatan penelitian Pretest kontrol, besar mengalami
Wonokromo and Posttest peningkatan,
Kota Surabaya. Control Group sehingga terdapat
Design pengaruh pemberian
Nurul Ramadhani pendidikan
Yaner (2019) kesehatan terhadap
peningkatanpengeta
huan penderita DM
dalam melakukan
pencegahan luka
kaki diabetik.
2. Sikap penderita DM
dalam melakukan
pencegahan luka
kaki diabetik
sesudah
mendapatkan
pendidikan
kesehatan sebagian
besar tergolong baik
dan mengalami
peningkatan,
26

sehingga terdapat
pengaruh pemberian
pendidikan esehatan
terhadappeningkatan
sikap penderita DM
dalam melakukan
pencegahan luka
kaki diabetik.
5 Pengaruh Pendidikan Metode Penelitian Teknik sampel Penelitian ini - Ada pengaruh Google
Kesehatan Perawatan yaitu Pre- non probability menggunakan pendidikan kesehatan Scholar
Kaki Diabetik experimental sampling dengan alat ukur terhadap perawatan kaki
dengan Metode design tehnik kuesioner diabetik dengan metode
Demonstrasi Terhadap dengan purposive pengetahuan demonstrasi dapat
Kemampuan pendekatan Intact- sampling dan lembar meningkatkan
Merawat Kaki Pada Group sebanyak 30 observasi kemampuan merawat
Pasien Diabetes Comparison responden perawatan kaki kaki diabetik sebanyak
Mellitus. diabetik. 3.466 dari sebelum
demonstrasi.
Rina Sari Dewi
Setyaningsih (2018)
6 Pengaruh pendidikan Jenis peneliatian Sampel dalam Penelitian ini - Terdapat perbedaan Google
kesehatan terhadap ini adalah kuasi penelitian ini menggunakan kemampuan perawatan Scholar
kemampuan eksperimen, adalah 30 lembar kaki diabetik sebelum
perawatan desain penelitian responden. observasi dan setelah perlakuan.
Kaki diabetik pada adalah pretest Responden perawatan kaki
neuropati diabetik postest tanpa dalam diabetik.
(studi di RS PKU kelompok kontrol penelitian ini
Muhammadiyah adalah penderita
27

Yogyakarta). diabetes melitus


tipe 2 yang
Diah Rivani (2019) mengalami
neuropati
melalui
kriteria inklusi
dan eksklusi.
C. Pembahasan

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rita Rahmawati (2020), dengan

judul penelitian Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perilaku Pencegahan

terjadinya luka kaki Penderita diabetes mellitus di Dusun Karangpoh

Kecamatan Bungah. Dengan metode pengumpulan data menggunakan metode

ceramah dan menggunakan observasi, didapatkan hasil penelitian yang

menunjukkan ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode ceramah

terhadap perilaku pencegahan terjadinya luka kaki Diabetes Mellitus pada

penderita diabetes mellitus.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Adhin Al Kasanah (2019),

dengan judul penelitian efektifitas pendidikan kesehatan dengan media video

terhadap perawatan kaki pasien diabetes melitus di klub diabetes Rumah Sakit

Islam Persatuan Djamaah Haji Indonesia. Dengan metode pengumpulan data

menggunakan penyebaran angket, didapatkan hasil penelitian yang

menunjukkan pendidikan kesehatan dengan media video efektif terhadap

praktik perawatan kaki pada pasien diabetes.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Rina Sari Dewi Setyaningsih

(2018), dengan judul penelitian Pengaruh Pendidikan Kesehatan Perawatan

Kaki Diabetik dengan Metode Demonstrasi Terhadap Kemampuan Merawat

Kaki Pada Pasien Diabetes Mellitus. Dengan metode pengumpulan data

menggunakan metode ceramah dan menggunakan observasi, didapatkan hasil

penelitian yang menunjukkan Ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap

perawatan kaki diabetik dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan

kemampuan merawat kaki diabetik sebanyak 3.466 dari sebelum demonstrasi.

28
29

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Diah Rivani (2019), dengan

judul penelitian Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap kemampuan

perawatan Kaki diabetik pada neuropati diabetik (studi di RS PKU

Muhammadiyah Yogyakarta. Dengan metode pengumpulan data

menggunakan metode ceramah dan menggunakan observasi, didapatkan hasil

penelitian yang menunjukkan terdapat perbedaan kemampuan perawatan kaki

diabetik sebelum dan setelah perlakuan.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Rita Rahmawati (2020), Adhin Al

Kasanah (2019), Rina Sari Dewi Setyaningsih (2018), Diah Rivani (2019),

menunjukkan bahwa pemberian pendidikan kesehatan tentang perawatan luka

diabetik berpengaruh terhadap praktik perawatan kaki diabetik pada penderita

diabetes mellitus.

Sebelum diberikan pendidikan kesehatan metode ceramah, tindakan

belum mencapai target yang diharapkan. Oleh karena itu, diperlukan upaya

untuk memperbaiki tindakan responden tentang DM dan diharapkan tindakan

responden akan berubah menjadi lebih baik setelah intervensi melalui

pendidikan kesehatan dengan metode ceramah sebab menurut Hartayu, (2012)

pendidikan kesehatan dengan metode ceramah merupakan metode efektif

dalam memperbaiki tindakan pasien DM.

Tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk mengubah perilaku orang

atau masyarakat dari perilaku tidak sehat menjadi perilaku sehat, sehingga

dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan dapat mengubah tingkat

pengetahuan seseorang. Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa

pendidikan memiliki andil yang kuat dalam peningkatan pengetahuan

seseorang untuk melakukan sesuatu yang penting bagi kesehatannya. Dan


30

petugas kesehatan diantaranya perawat diharapkan mampu bergerak untuk

memberikan pendidikan kesehatan guna memperkecil adanya komplikasi.

Perawat juga berperan sebagai edukator yang dapat membantu klien dalam

meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan

tindakan yang diberikan sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah

dilakukan pendidikan kesehatan.

Saat seseorang mempunyai pengetahuan yang benar dan mengetahui

manfaat suatu tindakan, maka hal ini akan mempengaruhi dirinya untuk

melakukan suatu tindakan tersebut. Pengetahuan yang semakin tinggi akan

menghasilkan yang semakin baik, dan sebaliknya. Sikap juga faktor yang

paling dominan dalam menentukan suatu tindakan. Sikap yang semakin tinggi

akan menghasilkan tindakan yang juga semakin baik, dan sebaliknya (Taukhit,

2014). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan juga

mempengaruhi tindakan seseorang. Sesudah dilakukan intervensi nilai

tindakan juga mengalami peningkatan. Hal tersebut terjadi karena 2 faktor

yaitu pengetahuan yang baik dan sikap yang baik. Hasil penelitian

menunjukkan sebagian besar GDA >200 ml/dl dan sebagian besar frekuensi

olahraga per minggu 1 kali, karena mereka lebih kooperatif, mudah menerima

masukan dari petugas kesehatan dan semangat dalam merawat kaki. Hal ini

terjadi karena tindakan seseorang terjadi setelah ia mengetahui dan menyikapi

tentang hal yang baru di terimanya. Sehingga setelah dilakukan pendidikan

penderita dapat merubah tindakan yang lebih baik.

Pendidikan kesehatan diabetes melitus dapat dilakukan kepada penderita

diabetes mellitus dengan cara tatap muka didukung dengan materi yang

terstruktur dan media yang tepat untuk meningkatkan pengetahuan dan


31

ketrampilan penderita diabetes mellitus. Hal ini membuktikan adanya

pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode ceramah yang memberikan

informasi-informasi baru secara langsung tentang DM terhadap responden,

sehingga pengetahuan mereka pun meningkat.

Pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri seseorang

yang dihubungkan dengan pencapaian tujuan kesehatan individu dan

masyarakat. Peningkatan pengetahuan ini karena adanya informasi kesehatan

melalui pendidikan kesehatan. Hasil penelitian ini mendukung pendapat dari

Notoatmodjo (2012) yang menyatakan bahwa pendidikan kesehatan bisa juga

merupakan proses perubahan perilaku secara terencana pada diri individu,

kelompok, dan masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan

hidup sehat. Pendidikan kesehatan merupakan proses belajar pada individu,

kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang nilai kesehatan menjadi

tahu, dan dari tidak mampu mengatasi masalah kesehatan menjadi mandiri.

Dengan demikian pendidikan kesehatan merupakan usaha atau kegiatan untuk

membantu individu, kelompok, dan masyarakat meningkatkan kemampuan

baik pengetahuan, sikap maupun keterampilan untuk mencapai hidup sehat

secara optimal (Rakhmat, 2011).

Semakin tingkat pengetahuan tinggi maka akan semakin baik dalam

melakukan perawatan kaki diabetik. Jenis kelamin laki-laki lebih baik dalam

melakukan perawatan kaki diabetik dan dengan perilaaku yang baik maka

perawatan kaki diabetik akan lebih baik. Pengetahuan dan sikap adalah

merupakan respons seorang terhadap stimulus atau rangsangan yang masih

bersifat terselubung, dan disebut “covert behavior”. Sedangkan tindakan nyata


32

seseorang sebagai respons seseorang terhadap terhadap stimulus (practise)

adalah merupakan “overt behavior”.

Hasil penelitian ini sependapat dengan Formosa (2012), yang

berpendapat bahwa pentingnya peran tenaga kesehatan profesional dalam

memeriksa dan menilai kaki diabetik, serta mendidik mereka yang mempunyai

penyakit diabetes mellitus untuk melakukan pencegahan ulkus diabetik

dengan melakukan perawatan kaki diabetik dengan baik. Dengan pendidikan

kesehatan yang dilakukan perawat dalam cara mencegah kaki diabetik dapat

meningkatkan pengetahuan tentang perawatan kaki diabetik sehingga bisa

mengubah perilaku pencegahan kaki diabetik.

Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Louise (2016) yang menyatakan bahwa pendidikan kesehatan

dengan latihan aktivitas dapat menurunkan masa lemak, meningkatkan fungsi

sensorik, memperlancar vaskularisasi pada remaja yang menderita Diabetes

mellitus tipe II. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti menyatakan bahwa

dengan dilakukan pendidikan kesehatan menggunakan metode demonstrasi

dapat meningkatkan kemampuan merawat kaki diabetik.

Jurnal Massaki Miyauchi (2016) menyatakan bahwa managemen latihan

terapi pada pasien diabetes mellitus type II dapat menurunkan kadar

hemoglobin A1c (HbA1c). Jurnal ini mendukung hasil penelitian yang

dilakukan oleh peneliti bahwa sikap dan perilaku dalam melakukan aktifitas

secara teratur pada pasien diabetes mellitus akan mempengaruhi perawatan

kaki diabetik.

Menurut jurnal internasional oleh Alaa (2012), yang menyatakan bahwa

perawat berperan dalam promosi kesehatan dengan melakukan penyuluhan


33

kesehatan mengenai perawatan kaki diabetik dapat meningkatkan pengetahuan

pasien dan keluarga sehingga bisa menurunkan coz efective rawat inap.

Perilaku dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap, kebiasaan, kepercayaan, norma

sosial. Faktor pendukung antara lain pendidikan, status sosial ekonomi, umur,

potensi dari masyarakat dan faktor pendorong antara lain pendapat orang yang

disegani misalnya orang tua, tokoh masyarakat, petugas kesehatan. Faktor-

faktor yang dapat mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku

pada diri seseorang atau masyarakat, adalah pengetahuan dan sikap seseorang

atau masyarakat tersebut terhadap apa yang akan dilakukan. Misalnya perilaku

penderita Diabetes Mellitus untuk melakukan perawatan kaki diabetik akan

dipermudah apabila penderita tersebut tahu apa manfaat perawatan kaki

diabetik, tahu cara dan kapan perawatan kaki diabetik tersebut dilakukan.

Demikian pula, perilaku tersebut akan dipermudah bila penderita Diabetes

Mellitus yang bersangkutan mempunyai sikap yang positif terhadap perawatan

kaki diabetik. Di samping itu, kepercayaan, tradisi, sistem, nilai di masyarakat

setempat juga menjadi mempermudah (positif) atau mempersulit (negatif)

terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. Kepercayaan bahwa penyakit

Diabetes Mellitus merupakan penyakit keturunan dan tidak bisa disembuhkan,

dengan sendirinya akan menghambat perilaku penderita Diabetes Mellitus

untuk pasrah (negatif). Dengan adanya pendidikan kesehatan oleh tenaga

kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan sebanyak 3.60 lebih baik dari

sebelum dilakukan pendidikan kesehatan. Hal ini merupakan faktor

predisposisi dalam perilaku responden dalam melakukan perawatan kaki

diabetik.
34

Faktor pemungkin atau pendukung (enabling) perilaku adalah fasilitas,

sarana, atau prasarana yang mendukung atau yang memfasilitasi terjadinya

perilaku seseorang atau masyarakat. Misalnya, untuk terjadinya perilaku

perawatan kaki diabetik, maka diperlukan perawat atau dokter, fasilitas

periksa seperti Puskesmas, Rumah Sakit, Klinik, dan sebagainya.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian naratif review menunjukkan bahwa

pemberian pendidikan kesehatan tentang perawatan luka diabetik berpengaruh

terhadap praktik perawatan kaki diabetik pada penderita diabetes mellitus.

B. Saran

1. Diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan menambah pengetahuan

pasien Diabetes Mellitus tentang perawatan kaki diabetik sehingga bisa

melakukan perawatan kaki diabetik dengan tepat.

2. Bagi profesi keperawatan diharapkan dapat menambah keterampilan dan

pengetahuan bagi tenaga kesehatan di bidang ilmu keperawatan medikal

bedah khususnya perawatan kaki diabetik dengan metode demonstrasi.

35
36

DAFTAR PUSTAKA

Adhiarta. 2011. Penatalaksanaan Kaki Diabetik. Bandung: Pusat Informasi


Ilmiah Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK Unpad.

Amelia, R. 2018. Hubungan Perilaku Perawatan Kaki dengan Terjadinya


Komplikasi Luka Kaki Diabetes pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di
Puskesmas Tuntungan Kota Medan. Talenta Conference Series: Tropical
Medicine (TM), 1(1).

American Diabetes Assosiation 2016. Journal Standarts of Medical Care in


Diabetes. USA: The American Association of Diabetes Educators, the
American Diabetes Association

Arisman. 2011. Buku Ajar Ilmu Gizi Obesitas, Diabetes Melitus, dan
Dislipidemia, Konsep Teori dan Penanganan Aplikasi. Jakarta: EGC.

Danial dan Wasriah. 2012. Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung:


Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan UPI.

Dharma, Kusuma Kelana. 2011. Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta:


Trans Info Media.

Effendi. 2010. Dasar – Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:


EGC.

Fatimah, R. N. 2015. Diabetes Melitus Tipe 2. Indonesian Journal of Pharmacy,


27(2), 74.

Notoatmodjo. 2012. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurhanifah, D. 2017. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Ulkus Kaki


Diabetik. Jurnal Healthy-Mu, 1(1).

Perkumpulan Endokrin Indonesia (Perkeni). 2015. Konsensus Pengelolaan dan


Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia.

Siagian, Yunita Thresia Eleventina. 2019. Pengaruh Pendidikan Kesehatan


Terhadap Pengetahuan dan Sikap Pasien Diabetes Mellitus Dalam Proses
Penyembuhan Luka Diklinik Asri Wound Care Center Medan Tahun 2019.
Jurnal Keperawatan Politeknik Kesehatan Medan.

Srimiyati, S. 2019. Pengetahuan Pencegahan Kaki Diabetik Penderita Diabetes


Melitus Berpengaruh Terhadap Perawatan Kaki. Jurnal Medisains, 16(2).

Tandra, H., 2013. Life Healthy with Diabetes, Diabetes Mengapa dan
Bagaimana?. Yogyakarta: Andi OFFSET.
37

Wahit, Iqbal. 2012. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi. Jakarta:
Salemba Medika

Waspadji, S., 2012. Penatalaksanaan DM Terpadu. Jakarta: FKUI.

Anda mungkin juga menyukai