Oleh :
HENDRAYANI ABDUL AZIZ
NIM. 13DA277019
Mengesahkan,
Heni Marliany, SKM., M.Kep Minceu Sumirah, SKM Atun Farihatun, SKM., M.KM
NIK. 0432777597012 NIK. 0432778009055 NIK. 0432778109054
Mengetahui,
H. Dedi Supriadi, S.Sos., S.Kep., Ners., M.M.Kes Atun Farihatun, SKM., M.KM
NIK. 0432777295008 NIK. 0432778109054
ii
PERNYATAAN
Ciamis,.......,...................2016
Yang membuat pernyataan,
iii
GAMBARAN REDUKSI URIN DENGAN METODE BENEDICT
PADA PASIEN DIABETES MELITUS1
INTISARI
Reduksi urin adalah kadar glukosa yang terdapat pada urin karena
disebabkan tingginya kadar glukosa dalam darah serta keluar bersamaan
dengan urin disebabkan fungsi ginjal yang kurang baik. Tujuan dari reduksi
urin yaitu untuk melihat kadar glukosa urin, untuk mengetahui berat
ringannya penyakit Diabetes Melitus.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
reduksi urin dengan metode benedict pada pasien Diabetes Melitus.
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Klinik RSUD Ciamis pada bulan
juli 2016 dengan jumlah 45 responden yang merupakan pasien Diabetes
Melitus rawat jalan yang melakukan pemeriksaan glukosa darah. Penelitian
ini merupakan penelitian deskriptif. Data yang digunakan merupakan data
primer yang disajikan dalam bentuk tabel yang dilengkapi dengan narasi.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 39 dari 45 (87%)
responden kadar reduksi urin sesuai dengan kadar glukosa darah dan 6
dari 45 (13%) responden kadar reduksi urin tidak sesuai dengan kadar
glukosa darah.
iv
DESCRIPTION OF REDUCTION OF URINE WITH BENEDICT
PATIENTS DIABETES MELLITUS1
Hendrayani Abdul Aziz2 Atun Farihatun3 dr. Dewi Kania Sp. PK.4
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
Puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Taufik Rahmat dan
Hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini
dengan judul Gambaran Reduksi Urin Dengan Metode Benedict Pada
Pasien Diabetes Melitus.
KTI ini diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan
pendidikan D3 Analis Kesehatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Ciamis. Dalam penulisan KTI ini, penulis menyadari
bahwa KTI ini jauh dari kesempurnaan. Hal ini tidak terlepas dari
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu kepada
semua pihak yang terkait, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran
yang bersifat membangun, dan akan dijadikan bahan koreksi untuk
penyempurnaan dimasa yang akan datang.
Pada kesempatan yang mulia ini, penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan KTI ini yaitu kepada yang terhormat :
1. H. Dedi Supriadi., S.Sos,. S.kep.,Ners., M.M.Kes, selaku Ketua STIKes
Muhammadiyah Ciamis.
2. Atun Farihatun, S.KM., M.KM, selaku Ketua Program Studi D3 Analis
Kesehatan STIKes Muhammadiyah Ciamis, pembimbing I dan penguji
III yang telah memberikan motivasi dan arahan serta dukungan dalam
penyusunan KTI.
3. dr. Dewi Kania Y, Sp.PK, selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, motivasi arahan dan dukungan dalam penyusunan KTI.
4. H. Yayat Suryat, S.Ag selaku pembimbing Keagamaan yang telah
memberikan bimbingan, motivasi arahan dan dukungan dalam
penyusunan KTI.
5. Heni Marliany, SKM., M.Kep, selaku penguji I yang telah memberikan
masukan dan arahan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
vi
6. Minceu Sumirah, SKM, selaku penguji II yang telah memberikan
masukan dan arahan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Dosen-dosen serta staf karyawan Prodi D3 Analis Kesehatan yang
memberikan pengetahuan selama proses perkuliahan.
8. Kepala serta pegawai Laboratorium Rumah Sakit RSUD Ciamis yang
telah mengizinkan dan membantu dalam hal pengambilan sampel untuk
penelitian KTI.
9. Ayah dan Ibuku tercinta, kakakku serta keluarga besar yang selalu
memberikan motivasi, dukungan kasih sayang yang tiada henti-
hentinya baik moril maupun materil.
10. Responden yang telah meluangkan waktunya dalam pelitian Karya
Tulis Ilmiah ini.
11. Rekan-rekan seperjuangan Program Studi D3 Analis Kesehatan
STIKes Muhammadiyah Ciamis angkatan ke-5 yang telah berjuang
bersama-sama dalam menyelesaikan Pendidikan Program Studi D3
Analis Kesehatan.
Penulis berharap KTI ini tidak hanya menambah pengetahuan,
tetapi dapat merangsang kreatifitas dalam mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan, khususnya dalam bidang ilmu Analis Kesehatan.
Akhirul kalam penulis mengucapkan mohon maaf yang sebesar-
besarnya apabila ada kekurangan dan kesalahan. Terimakasih banyak,
semoga yang dicita-citakan kita semua di kabulkan Allah SWT amin.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................. iii
INTISARI .......................................................................................... iv
ABSTRACT ...................................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................ vi
DAFTAR ISI ..................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .............................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xii
DAFTAR SINGKATAN .................................................................... xiii
DAFTAR ISTILAH ............................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xv
viii
2. Glukosa Darah ................................................................ 12
a. Definisi Glukosa Darah ............................................. 12
b. Metabolisme Glukosa Darah .................................... 12
c. Jenis Pemeriksaan Glukosa Darah ......................... 13
d. Faktor yang Mempengaruhi Glukosa Darah ........... 15
3. Glukosa Urin ................................................................... 16
a. Definisi glukosa urin ................................................. 16
b. Jenis pemeriksaan glukosa urin .............................. 16
c. Faktor yang Memengaruhi Hasil Reduksi Urin ........ 17
4. Hiperglikemia .................................................................. 18
5. Ginjal ............................................................................... 19
a. Fungsi Ginjal ............................................................. 19
b. Pengaruh DM Terhadap Fungsi Ginjal ..................... 20
c. Gangguan Fungsi Ginjal ........................................... 21
d. Pemeriksaan Gangguan Fungsi Ginjal ................... 21
6. Penyimpanan Urin .......................................................... 21
B. Kerangka Konsep Penelitian .............................................. 23
ix
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................. 31
A. Hasil Penelitian .................................................................... 31
B. Pembahasan ........................................................................ 35
x
DAFTAR TABEL
Halaman
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xii
DAFTAR SINGKATAN
DM : Diabetes Melitus
SM : Sebelum Masehi
WHO : Word Healt Organitation
ADA : American Diabetes Association
Mg/dL : Miligram Perdesiliter
mL : Mili Liter
CO2 : Carbon Dioksida
H2O : Hidrogen
GDS : Gula Darah Sewaktu
GDP : Gula Darah Puasa
G2JPP : Glukosa Darah Dua Jam Post Prandial
TTGO : Test Toleransi Glukosa Oral
xiii
DAFTAR ISTILAH
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Informasi
Lampiran 2 Informed Concent
Lampiran 3 Gambar Penelitian KTI
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian dari STIKes Muhammadiyah Ciamis
Lampiran 5 Surat Izin Penelitian dari Kesbangpol Ciamis
Lampiran 6 Surat Keterangan penelitian dari STIKes Muhammadiyah
Ciamis
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Melitus sudah dikenal sejak berabad-abad sebelum
Masehi. Kurang lebih 1500 SM oleh Papyrus Ebers di Mesir,
digambarkan adanya penyakit dengan tanda-tanda banyak kencing,
200 tahun kemudian Arateus menyebut diabetes dari kata diabre yang
berarti siphon (tabung untuk mengalirkan cairan dari suatu tempat ke
tempat lain). Tahun 1674, Willis mengatakan urin tersebut digelimangi
madu dan gula, sejak itu penyakit tersebut ditambah dengan kata
Melitus yang berarti madu. Secara umum diabetes melitus adalah suatu
kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh
karena adanya peningkatan adanya kadar glukosa darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Tandra, 2008).
Berdasarkan Word Health Organitation (WHO) tahun 2012
Indonesia menduduki peringkat ke-4 di Dunia dalam hal jumlah
penderita terbesar setelah China, India, dan Amerika Serikat.
Kementrian kesehatan pada tahun 2012 menyebutkan bahwa
prevalensi diabetes di Indonesia mencapai 14,7% di perkotaan dan
7,2% di pedesaan dengan asumsi penduduk berumur diatas 20 tahun
mencapai 148 juta jiwa, diperkirakan ada 2,18 juta warga kota dan 10,7
juta warga desa menderita diabetes (Herlini, 2012).
Pemeriksaan laboratorium merupakan suatu tindakan dan
prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil sampel dari
penderita yang dapat digunakan untuk membantu menentukan
diagnosis penyakit, mendeteksi penyakit, memantau perkembangan
pengobatan yang dibuat berdasarkan riwayat penyakit dan
pemeriksaan fisik (Sacher, 2004).
Salah satu tes atau pemeriksaan laboratorium yang sering
dilakukan adalah pemeriksaan kimia klinik, diantaranya adalah
1
2
Artinya : Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa
yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti
langkah-langkah syaitan, karena sesungguhnya syaitan itu
adalah musuh yang nyata bagi kamu.
Dalam hadist Riwayat Baihaqi pada bab iman
Artinya : Dari umar bin syuaib dari ayahnya dari kakeknya dari Nabi
SAW, sesungguhnya Nabi Bersabda: makanlah, minumlah,
berpakaianlah dan shodaqohlah tanpa berlebihan dan sikap sombong.
(HR. Baihaqi pada bab iman).
Glukosa dalam urine (disebut glukosuria) adanya gangguan atau
penyakit. Jika glukosuria bersama hiperglikemia ( peningkatan kadar
gula dalam darah ), maka kemungkinan adalah : Diabetes Melitus (DM),
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas muncul permasalahan
Bagaimana gambaran reduksi urin dengan metode benedict pada
pasien diabetes melitus?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui gambaran reduksi urin dengan metode
Benedict pada pasien Diabetes Melitus.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai tambahan ilmu
pengetahuan dan wawasan serta pengetahuan khususnya di
bidang kimia klinik dan pada kasus penyakit Diabetes Melitus.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Menambah kepustakaan tentang reduksi urin bagi pembaca
dan mahasiswa STIKes Muhammadiyah Ciamis.
3. Bagi Responden
Dapat mengetahui kadar reduksi urin dengan metode
Benedict.
5
E. Keaslian Penelitian
Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini
adalah Hubungan Antara pH Dan Nefr olithiasis Pada Pasien Dengan
Riwayat Diabetes Melitus Di RSUD Dr.Moewardi yang dilakukan oleh
Elysa Septyasari pada tahun 2012.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian Elysa Septyasari
(2012). Pada penelitian ini, peneliti mengkaji mengenai Gambaran
Reduksi Urin Pada Pasien Diabetes Melitus. Perbedaan peneliti ini
juga terletak pada variabel yang diteliti, waktu penelitian, tempat
penelitian serta populasi dan sampel yang diteliti.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar
1. Diabetes Melitus
a. Definisi Diabetes Melitus
Istilah Diabetes Melitus diperoleh dari bahasa latin yang
berasal dari kata yunani, yaitu Diabetes berarti pancuran dan
melitus berarti madu. Istilah pancuran madu berkaitan dengan
kondisi penderita yang mengeluarkan sejumlah besar urin
dengan kadar gula yang tinggi (Corwin, 2009).
Menurut American Diabetes Association (ADA) 2005,
diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
sekresi insulin, dan kerja insulin. Sedangkan menurut WHO pada
tahun 2012 menyatakan bahwa diabetes Melitus secara umum
dapat dikatakan sebagai suatu kumpulan problema anatomi dan
kimiawi yang merupakan akibat dari sejumlah faktor dimana
ditemukan defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan
fungsi insulin.
b. Patofisiologi Diabetes Melitus
Pankreas merupakan kelenjar penghasil insulin yang
terletak di belakang lambung, merupakan kumpulan pulau
langerhans berisi sel beta yang menghasilkan hormon insulin
untuk mengatur kadar glukosa dalam darah. Insulin berfungsi
membantu masuknya glukosa ke dalam sel, kemudian di dalam
sel glukosa tersebut dimetabolisme menjadi tenaga. Bila tidak
terdapat insulin, maka glukosa dalam darah tidak dapat masuk
ke dalam sel dengan akibat kadar glukosa dalam darah
meningkat. Keadaan ini yang terjadi pada diabetes tipe 1.
6
7
e) Keputihan
Pada wanita, keputihan dan gatal merupakan
keluhan yang sering ditemukan dan kadang merupakan
satu-satunya gejala yang dirasakan (Subekti, 2005).
d. Komplikasi Diabetes Melitus
Diabetes sering disebut sebagai the great imitator yaitu
penyakit yang dapat menyerang semua organ tubuh dan
menimbulkan berbagai keluhan. Penyakit ini timbul secara
perlahan-lahan, sehingga orang tidak menyadari adanya
berbagai perubahan dalam dirinya. Jelas bahwa diabetes dapat
menjadi penyebab terjadinya komplikasi baik akut maupun
kronis.
1) Komplikasi akut
Terjadi jika kadar gula darah seseorang meningkat
atau menurun dengan tajam dalam waktu relatif singkat.
Kadar glukosa darah dapat menurun drastis jika penderita
menjalani diet yang terlalu ketat. Perubahan yang besar dan
mendadak dapat berakibat fatal.
2) Komplikasi kronis
Komplikasi kronis diartikan sebagai kelainan pembuluh
darah yang dapat menyebabkan serangan jantung, gangguan
fungsi ginjal, dan gangguan syaraf. Komplikasi kronis sering
dibedakan berdasarkan bagian tubuh yang mengalami
kelainan, seperti kelainan di bagian mata, jantung, syaraf dan
kulit.
a) Pembuluh darah
Plak aterosklerotik terbentuk dan menyumbat arteri
di jantung, otak, tungkai dan penis. Dinding pembuluh
darah kecil mengalami pengrusakan sehingga pembuluh
tidak dapat mentransfer oksigen secara normal dan
mengalami kebocoran. Sirkulasi buruk menyebabkan
10
2. Glukosa Darah
a. Definisi Glukosa Darah
Glukosa darah adalah gula yang terdapat dalam darah
yang berasal dari karbohidrat dalam makanan dan dapat
disimpan dalam bentuk glikogen di dalam hati dan otot rangka
(Kee, 2007).
Energi sebagian besar berfungsi untuk kebutuhan sel dan
jaringan yang berasal dari glukosa. Setelah pencernaan
makanan yang mengandung banyak glukosa, secara normal
kadar glukosa darah akan meningkat, namun tidak melebihi
170mg/dl. Banyak hormon yang berperan dalam
mempertahankan glukosa darah. Pengukuran glukosa darah
dapat dilakukan untuk memantau mekanisme regulatorik ini.
Penyimpangan berlebihan kadar glukosa darah dari normal baik
tinggi maupun rendah, maka terjadi gangguan homeostatis yang
dapat berhubungan dengan hormon (Sacher , 2004).
b. Metabolisme Glukosa Darah
Metabolisme merupakan segala proses reaksi kimia yang
terjadi di dalam makhluk hidup. Proses yang lengkap dan komplit
sangat terkoordinatif melibatkan banyak enzim di dalamnya,
sehingga terjadi pertukaran bahan dan energi. Adapun
metabolisme yang terjadi dalam tubuh yang mempengaruhi
kadar gula darah, yaitu :
1) Metabolisme Karbohidrat
Karbohidrat bertanggung jawab atas sebagian
makanan sehari-hari, dan sebagian besar karbohidrat akan
diubah menjadi lemak. Fungsi karbohidrat dalam
metabolisme adalah untuk bahan bakar oksidasi dan
menyediakan energi untuk proses-proses metabolisme
lainnya.
13
3. Glukosa Urin
a. Definisi Glukosa Urin
Pemeriksaan terhadap adanya glukosa urin termasuk
pemeriksaan penyaring. Menyatakan adanya glukosa dapat
dilakukan dengan cara yang berbeda-beda. Cara yang tidak
spesifik menggunakan sifat glukosa sebagai zat pereduksi; pada
tes semacam itu terdapat suatu zat dalam reagens yang berubah
sifat dan warnanya jika direduksi oleh glukosa (Gandasoebrata,
2007).
Pengukuran kadar glukosa urin menggambarkan kadar
glukosa darah secara tidak langsung dengan nilai normal
180mg/dl. Pemeriksaan ini tidak dapat menunjukkan kadar
glukosa darah sehingga tidak dapat membedakan normoglikemia
atau hipoglikemia. Pemeriksaan berikut dapat dipakai untuk
memantau glukosuria penderita diabetes Melitus, dengan uji
reduksi urin seperti pemeriksaan benedict dan uji enzimatik
berupa pemeriksaan carik celup (Soewondo, 2006).
b. Jenis Pemeriksaan Glukosa Urin
1) Cara Benedict
Membaca hasil reduksi urin, yang sebelumnya
ditambahkan reagen Benedict sesuai prosedur untuk
menentukan kadar glukosa dalam urin secara semi kuantitatif,
17
4. Hiperglikemia
Hiperglikemia adalah keadaan dimana kadar gula darah
melonjak atau berlebihan, yang akhirnya akan menjadi penyakit
yang disebut Diabetes Melitus (DM) yaitu suatu kelainan yang
terjadi akibat tubuh kekurangan hormon insulin, akibatnya glukosa
tetap beredar di dalam aliran darah dan sukar menembus dinding
sel. Keadaan ini biasanya disebabkan oleh stress, infeksi, dan
konsumsi obat-obatan tertentu. Hiperglikemia ditandai dengan
poliuria, polidipsi, dan poliphagia, serta kelelahan yang parah dan
pandangan yang kabur (Nabyl, 2009).
Hiperglikemia dapat dipengaruhi oleh obat-obatan yang
dapat menaikan kadar glukosa antara lain adalah hormon steroid,
beberapa obat anti hipertensi, dan obat untuk menurunkan
kolesterol.
Tabel 2.1 obat yang dapat menaikan Glukosa darah
5. Ginjal
Ginjal adalah organ yang mempunyai pembuluh darah yang
sangat banyak (sangat vaskuler) dan bertugas menyaring atau
membersihkan darah. Aliran darah ke ginjal adalah 1,2 liter/menit
atau 1.700 liter/hari, darah tersebut disaring menjadi cairan filtrat
sebanyak 120 ml/menit (170 liter/hari) ke tubulus. Cairan filtrat ini
diproses dalam tubulus sehingga akhirnya keluar dari ke-2 ginjal
menjadi urin sebanyak 1-2 liter/hari (Guyton, 2007).
a. Fungsi Ginjal
Ginjal berperan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis
atau racun, mempertahankan keseimbangan cairan tubuh,
mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari
cairan tubuh, mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari
protein ureum, kreatinin dan amoniak, mengaktifkan vitamin D
untuk memelihara kesehatan tulang, produksi hormon yang
mengontrol tekanan darah, produksi hormon erythropoietin yang
membantu pembuatan sel darah merah (Guyton, 2007).
Ginjal juga berperan penting dalam degradasi insulin dan
pembentukan sekelompok senyawa yang mempunyai makna
20
6. Penyimpanan Urin
Penyimpanan dan Pengawetan Urin sama sama memiliki
tujuan penting untuk menjaga integritas urin dan mencegah
pertumbuhan mikroba pada urin tersebut. Pencegahan tersebut
dilakukan dengan menyimpan langsung spesimen urin yang baru
dikumpulkan kedalam refrigrator, dan jika dibutuhkan tambahkan
bahan bahan kimia untuk pengawetannya. Dalam penyimpanan
urin, sebaiknya urin disimpan pada suhu 4C dalam refrigrator dan
urin tersebut dimasukkan terlebih dahulu kedalam botol tertutup
untuk memperkecil perubahan susunan urin oleh kuman kuman.
22
B. Kerangka Konsep
Penelitian ini dapat dikembangkan dan disajikan dalam
bentuk kerangka konsep yang menjelaskan tentang gambaran
reduksi urin positif terhadap kadar glukosa darah pada penderita
diabetes melitus yaitu sebagai berikut :
Pemeriksaan Glukosa
Urin
Faktor yang
- + mempengaruhi hasil
Benedict
1. Obat-obatan
2. Zat yang bukan
gula dalam urin
3. Lama Penyimpanan
Keterangan : 4. Waktu tunda urin
5. Vitamin C
= Yang diteliti 6. Keadaan Ginjal
= Yang tidak diteliti
Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi II. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
39
40
Rindiastuti, Y., 2008. Deteksi Dini dan Pencegahan Penyakit Gagal Ginjal
Kronik, Fakultas Kedokteran UNS.