Anda di halaman 1dari 17

EDUKASI PERILAKU SEHAT DENGAN PENGATURAN

POLA MAKAN 3 J PADA PENDERITA DM TIPE 2


DI DESA JATIYOSO

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan


Diploma III Keperawatan Sebagai Ahli Madya Keperawatan

Disusun Oleh:

SEPTIANA VELANDA PUTRI

18024

AKADEMI KEPERAWATAN GIRI SATRIA HUSADA

WONOGIRI

2020/2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Studi Kasus dengan judul “EDUKASI PERILAKU SEHAT DENGAN


PENGATURAN POLA MAKAN 3 J PADA PENDERITA DM TIPE 2 DI
DESA JATIYOSO”, Telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan dihadapan Tim
Penguji Karya Tulis Ilmiah Program DIII Keperawatan Akademi Keperawatan
Giri Satria Husada Wonogiri

Disusun Oleh:
SEPTIANA VELANDA PUTRI
18024

Pada:
Hari :
Tanggal :

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Kristiana Puji P, S.Kp,. M.Kes NP Handono, S.Kep., Ns., M.Kes


NIDN. …………………….. NIDN. ……………………….
LEMBAR PENGESAHAN

EDUKASI PERILAKU SEHAT DENGAN PENGATURAN POLA MAKAN


3 J PADA PENDERITA DM TIPE 2 DI DESA JATIYOSO

Disusun Oleh:
SEPTIANA VELANDA PUTRI
18024

Studi Kasus Ini telah diseminarkan dan diujikan


Pada Tanggal ;

Susunan Tim Penguji :

Penguji I Penguji II

NIDN. ………………………... NIDN. …………………………

Mengetahui,
Direktur Akper GSH Wonogiri

Kristiana Puji P, S.Kp,. M.Kes


NIDN. ………………………..
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allsh AWT, atas berkat
dan karunianya, sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
dengan judul “Edukasi Perilaku Sehat dengan Pengaturan Pola Makan 3 J
pada Penderita DM Tipe 2 di Desa Jatiyoso” penulisan karya tulis ilmiah ini
sebagai rangkaian ujian akhir program Diploma III Keperawatan di Akademi
Keperawatan Giri Satria Husada Wonogiri. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan akal dan pikiran yang jernih serta
kesabaran dalam penyusunan proposal Karya Tulis Ilmiah ini
2. Ibu Kristiana Puji P, S.Kp,. M.Kes selaku Direktur Akper Giri Satria
Husada Wonogiri
3. Ibu Kristiana Puji P, S.Kp,. M.Kes selaku Pembimbing I yang telah
memberikan masukan dan dorongan dalam penulisan riset
4. Bapak NP Handono, S.Kep., Ns., M.Kes selaku Pembimbing II yang telah
memberikan masukan dan dorongan dalam penuisan riset
5. Para Dosen dan Staff Pendidikan Akper Giri Satria Husada Wonogiri atas
segala bantuan yang telah diberikan
6. Bapak, Ibu dan para Saudara yang selalu memberikan doa dan motivasi
yang tiada henti-henti, serta dukungan baik moril maupun materil
7. Rekan-rekan Mahasiswa Akper Giri Satria Husada Wonogiri Angkatan
2018 khusunya tingkat III A yang telah memberikan dukungan, masukan,
juga kritik untuk laporan ini
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………….

HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………..

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………..

KATA PENGANTAR……………………………………………………..

DAFTAR ISI……………………………………………………………….

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………

DAFTAR TABEL…………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………….
B. Rumusan Masalah……………………………………………
C. Tujuan………………………………………………………..
D. Manfaat………………………………………………………
E. Ruang Lingkup………………………………………………
BAB II TINJAUAN TEORI DAN KONSEP
A. Tinjauan Medis…………………………………………………
B. Tinjauan Keperawatan………………………………………….
C. Kerakteristik Teori………………………………………………
BAB III METODE STUDI KASUS
A. Desain…………………………………………………………..
B. Tempat dan Waktu……………………………………………..
C. Subjek/partisipan……………………………………………….
D. Metode pengumpulan data dan instrumrntal…………………..
E. Metode Uji Keabsahan Data……………………………………
F. Metode Analisa Data(domain analisis)…………………………..
G. Etika Studi Kasus………………………………………………...
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil……………………………………………………………...
B. Pembahasan……………………………………………………..
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan………………………………………………………
B. Saran………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR SINGKATAN
DAFTAR ISTILAH/SIMBOL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Diabetes Melitus adalah suatu penyakit metabolik yang ditandai dengan
adanya hiperglikemia yang terjadi karena pankreas tidak mampu mensekresi
insulin, gangguan kerja insulin, ataupun keduanya. Dapat terjadi kerusakan jangka
panjang dan kegagalan pada berbagai organ seperti mata, ginjal, saraf, jantung,
serta pembuluh darah apabila dalam keadaaan hiperglikemia kronis(Alhogbi,
2017) (American Diabetes Association, 2020).
Diabetes Melitus atau sering disebut dengan kencing manis adalah suatu
penyakit kronik yang terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin
atau tidak dapat menggunakan insulin (resistensi insulin), dan di diagnosa melalui
pengamatan kadar glukosa di dalam darah. Insulin merupakan hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar pankreas yang berperan dalam memasukkan glukosa dari
aliran darah ke sel-sel tubuh untuk digunakan sebagai sumber energi(Alhogbi,
2017) (IDF, 2019).
Jumlah penderita DM di dunia dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan. World Health Organization/ WHO (2016), memperkirakan sebanyak
422 juta orang dewasa hidup dengan DM. International Diabetic Foundation
(IDF), menyatakan bahwa terdapat 382 juta orang di dunia yang hidup dengan
DM, dari 382 juta orang tersebut, diperkirakan 175 juta diantaranya belum
terdiagnosis, sehingga dimungkinkan berkembang progresif menjadi komplikasi
tanpa disadari dan tanpa pencegahan. Pada tahun 2035 jumlah tersebut
diperkirakan akan naik menjadi 592 juta orang. 2 Sedangkan IDF Atlas (2015),
memaparkan bahwa 415 juta orang dewasa menderita DM dan diperkirakan pada
tahun 2040 penderita DM akan naik menjadi 642 juta orang(Soares, 2013).
Menurut data WHO, Indonesia menempati peringkat ke-4 dengan
penderita DM terbanyak di dunia. Sedangkan hasil wawancara yang dilakukan
Riset Kesehatan Dasar / RISKESDAS (2013), menyatakan bahwa pada tahun
2013 terjadi peningkatan penderita DM dua kali lipat dibandingkan pada tahun
2007. Diperkirakan penderita DM akan meningkat pada tahun 2030 sebesar 21,3
juta orang(Soares, 2013).
Jumlah penderita diabetes di Jawa Tengah juga mengalami peningkatan.
Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2016 menunjukkan bahwa
diabetes menduduki peringkat ke-2 penyakit tidak menular setelah hipertensi, dan
mengalami peningkatan dari 15,77% di tahun 2015 menjadi 22,1% di tahun 2016.
Kejadian paling besar terjadi di kota Surakarta sebesar 22.534 kasus. Kejadian
DM di RSUD Dr Moewardi pada tahun 2016 juga tinggi, yaitu ada 140 pasien
dengan DM tipe 1 dan 13.084 pasien dengan DM tipe 2 (Soares, 2013)(Dinkes,
2016) dan Menurut profil kesehatan Kabupaten Karanganyar didapatkan penderita
diabetes mellitus tahun 2015 sebanyak 4068 kasus(Alhogbi, 2017).
Diabetes mellitus tipe II merupakan tipe diabetes yang paling umum
ditemukan pada pasien penderita diabetes dibandingkan dengan diabetes mellitus
tipe I. Sekitar 90% dari semua pasien yang menderita diabetes adalah diabetes
mellitus tipe II. Diabetes mellitus tipe II biasanya terdapat pada orang dengan
penyakit kelebihan berat badan, dan juga dapat berkembang pada orang-orang
yang kurus terutama biasanya terdapat pada orang dewasa setelah usia 40 tahun
(Depkes, 2005). Selain gaya hidup yang tidak sehat, faktor yang dapat membuat
sebagian besar seseorang mengidap diabetes tipe II disebabkan dari faktor
keturunan(Mahmoud et al., 2015)
Diabetes mellitus tipe II merupakan penyakit multifaktorial dengan
komponen genetik dan lingkungan yang sama kuat dalam proses timbulnya
penyakit tersebut. Pengaruh faktor genetik terhadap penyakit ini dapat terlihat
jelas dengan tingginya penderita diabetes yang berasal dari orang tua yang
memiliki riwayat diabetes mellitus sebelumnya. Diabetes mellitus disebut juga
penyakit metabolisme kronik, yang pengelolaan dan pemeliharaannya dilakukan 3
secara mandiri seumur hidup. Dengan pengelolaan yang baik diyakini bahwa akan
terpelihara kualitas hidup pasien yang optimal dan terhindar dari berbagai
komplikasi kronik diabetes. Salah satu pilar utama pengelolaan diabetes adalah
perilaku makan. Perilaku makan yang baik adalah terapi gizi yang mengikuti
prinsip 3 J yaitu tepat jumlah, jenis dan jadwal. Dengan melakukan Perilaku
makan yang baik diharapkan penderita diabetes dapat mencapai dan
mempertahankan kadar glukosa darah dalam batas normal (Mahmoud et al., 2015)
(Syauqy, 2015).
Menurut Susanti & Sulistyarini (2013) pengelolaan diabetes mellitus tipe
II salah satunya adalah dengan diet seimbang. Pemberian diet diusahakan untuk
dapat memenuhi kebutuhan pasien diabetes mellitus tipe II, sehingga
pelaksanakan diet diabetes mellitus tipe II hendaknya diikuti pedoman 3J (Jumlah,
Jadwal, dan Jenis). Kendala utama pada penanganan diet diabetes mellitus tipe II
adalah kejenuhan pasien dalam mengikuti terapi diet yang sangat diperlukan
untuk mencapai keberhasilan(Mahmoud et al., 2015)
. Beberapa penelitian mengenai perilaku makan dan health belief telah
dilakukan sebelumnya, diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh
Purwanto (2011) yang membahas tentang ”Hubungan Pengetahuan Tentang Diet
Diabetes Mellitus Dengan Kepatuhan Pelaksanaan Diet Pada Penderita Diabetes
Mellitus”. Hasil penelitian Purwanto menemukan bahwa kepatuhan pasien
penderita diabetes mellitus dalam pelaksanaan diet diabetes mellitus secara tidak
langsung dipengaruhi oleh pendidikan, sumber informasi maupun media massa.
Dengan mendapatkan informasi yang tepat mengenai pelaksanaan diet diabetes
mellitus serta tersedianya sarana dan prasarana kesehatan yang mampu
mendukung perilaku positif pasien dalam pelaksanaan diet akan berpengaruh
terhadap sikap 9 yang dimiliki oleh pasien untuk melakukan diet sebagai salah
satu cara untuk mengendalikan kadar gula dalam darah (Mahmoud et al., 2015).
Menurut penelitian Juniardi (2013), tentang “Hubungan Pengetahuan
dengan Kepatuhan Diet pada Penderita Diabetes Mellitus yang Dirawat di RSUD
Labuang Baji Makassar”. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan pengetahuan dengan kepatuhan diet pada penderita Diabetes
Mellitusyang dirawat di RSUD Labuang Baji Makassar. Jenis penelitian ini
dengan desain pendekatan cross sectional.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan pengetahuan dengankepatuhan diet. Saran bagi petugas kesehatan untuk
terus memberikan informasi yang seluas-luasnya tentang hal-hal yang terkait
dengan penyakit DM sehingga pasien dapat termotivasi untuk menjalankandiet
dengan baik (Alhogbi, 2017)
Menurut penelitian Herlena Essy (2013), dengan judul “Hubungan antara
Pengetahuan dan Sikap Penderita Diabetes Mellitus dengan Kepatuhan Diet
Diabetes Millitus di RSUD Am. Parikesti Kalimantan Timur”. Tujuan dalam
penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara motivasi pasien Diabetes
Mellitus dengan kepatuhan menjalankan program Diet di RSUD Am. Parikesti
Kalimantan Timur. Jenis penelitia ini adalah deskriptif correlation dengan
rancangan cross sectional. Hasil penelitian didapatkan umur responden rata-rata
adalah 52,20 tahun, pendidikan sebagian besar SMA sebanyak 22 responden
(43,1%), pekerjaan sebagian besar swasta sebanyak 20 responden (39,2%), jenis
kelamin sebagian besar laki-laki sebanyak 35 responden(68,6%), lama DM
responden rata-rata adalah 2,73 tahun, semua responden mendapatkan informasi
tentang diit sebanyak 51 responden (100%). Motivasi dalam menjalankan
program diet sebagian besarrendah sebanyak 21 responden (41,2%). Kepatuhan
menjalankan program diet sebagian besar tidakpatuh sebanyak 29 responden
(56,9%). 9 Ada hubungan antara motivasi pasien diabetes mellitus
dengankepatuhan menjalankan program diet di Instalasi Rawat Jalan RSUD Kota
Semarang (pvalue = 0,015).Hendaknya RS menyediakan media pendidikan
kesehatan bagi penderita DM seperti leaflet, lembar balik yang dapat
dimanfaatkan untuk penyuluhan kesehatan (Alhogbi, 2017).
.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari latar belakang yang diuraikan diatas dapat disimpulkan
rumusan masalah yaitu “Bagaimana Edukasi Perilaku Sehat dengan Pengaturan
Pola Makan 3 J pada Penderita DM Tipe II di Desa Jatiyoso?”

C. TUJUAN STUDI KASUS


Tujuan Umum
Membuat laporan studi kasus tentang Edukasi Perilaku Sehat dengan
Pengaturan Pola Makan 3 J pada Penderita DM Tipe II di Desa Jatiyoso
Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi peningkatan pengetahuan penderita DM sebelum
dilakukan edukasi
2. Mengidentifikasi peningkatan pengetahuan penderita DM sesudah
dilakukan edukasi
3. Menganalisa peningkatan pengetahuan penderita DM sebelum dan
sesudah dilakukan edukasi
4. Menganalisis resume asuhan keperawatan pada penderita DM dengan
edukasi perilaku sehat

D. MANFAAT STUDI KASUS


1. Manfaat Teoritis
Hasil studi kasus ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan
bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan sebagai acuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang perilaku sehat
penderita Diabetes Melitus.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penderita DM
Setelah dilakukan penelitian diharapkan pengetahuan dan sikap
penderita DM akan mengalami peningkatan dalam pengelolaan
DM.
b. Bagi Peneliti
Setelah dilakukan penelitian diharabkan penelitian mendapatilmu
baru tentang penyakit DM dan memahami tentang penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan DM.
c. Bagi Institusi
Dapat menambah referensi yang valid terkait dengan penelitian
pada kasus diabetes mellitus
E. RUANG LINGKUP
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan
pendekatan case study research (Studi Kasus) yang bertujuan untuk memberikan
edukasi perilaku sehat 3 j pada penderita diabetes tipe 2. Penelitian ini akan
dilakukan pada 5 responden dengan kriteria perempuan pralansia berusia 45 tahun
keatas, penelitian akan dilakukan pada bulan maret di desa jatiyoso, kabupaten
karanganyar.

F. KEASLIAN PENELITIAN
1. Beberapa penelitian mengenai perilaku makan dan health belief telah
dilakukan sebelumnya, diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh
Purwanto (2011) yang membahas tentang ”Hubungan Pengetahuan
Tentang Diet Diabetes Mellitus Dengan Kepatuhan Pelaksanaan Diet Pada
Penderita Diabetes Mellitus”. Hasil penelitian Purwanto menemukan
bahwa kepatuhan pasien penderita diabetes mellitus dalam pelaksanaan
diet diabetes mellitus secara tidak langsung dipengaruhi oleh pendidikan,
sumber informasi maupun media massa. Dengan mendapatkan informasi
yang tepat mengenai pelaksanaan diet diabetes mellitus serta tersedianya
sarana dan prasarana kesehatan yang mampu mendukung perilaku positif
pasien dalam pelaksanaan diet akan berpengaruh terhadap sikap 9 yang
dimiliki oleh pasien untuk melakukan diet sebagai salah satu cara untuk
mengendalikan kadar gula dalam darah
2. Juniardi (2013), tentang “Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Diet
pada Penderita Diabetes Mellitus yang Dirawat di RSUD Labuang Baji
Makassar”. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan pengetahuan dengan kepatuhan diet pada penderita Diabetes
Mellitusyang dirawat di RSUD Labuang Baji Makassar. Jenis penelitian
ini dengan desain pendekatan cross sectional.Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat berdasarkan hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan pengetahuan dengankepatuhan diet.
Saran bagi petugas kesehatan untuk terus memberikan informasi yang
seluas-luasnya tentang hal-hal yang terkait dengan penyakit DM sehingga
pasien dapat termotivasi untuk menjalankandiet dengan baik.
3. Herlena Essy (2013), dengan judul “Hubungan antara Pengetahuan dan
Sikap Penderita Diabetes Mellitus dengan Kepatuhan Diet Diabetes
Millitus di RSUD Am. Parikesti Kalimantan Timur”. Tujuan dalam
penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara motivasi pasien Diabetes
Mellitus dengan kepatuhan menjalankan program Diet di RSUD Am.
Parikesti Kalimantan Timur. Jenis penelitia ini adalah deskriptif
correlation dengan rancangan cross sectional. Hasil penelitian didapatkan
umur responden rata-rata adalah 52,20 tahun, pendidikan sebagian besar
SMA sebanyak 22 responden (43,1%), pekerjaan sebagian besar swasta
sebanyak 20 responden (39,2%), jenis kelamin sebagian besar laki-laki
sebanyak 35 responden(68,6%), lama DM responden rata-rata adalah 2,73
tahun, semua responden mendapatkan informasi tentang diit sebanyak 51
responden (100%). Motivasi dalam menjalankan program diet sebagian
besarrendah sebanyak 21 responden (41,2%). Kepatuhan menjalankan
program diet sebagian besar tidakpatuh sebanyak 29 responden (56,9%). 9
Ada hubungan antara motivasi pasien diabetes mellitus dengankepatuhan
menjalankan program diet di Instalasi Rawat Jalan RSUD Kota Semarang
(pvalue = 0,015).Hendaknya RS menyediakan media pendidikan
kesehatan bagi penderita DM seperti leaflet, lembar balik yang dapat
dimanfaatkan untuk penyuluhan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai