JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2020
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2020
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan KTI ini. Penulisan KTI ini dengan judul
“Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Nutrisi Pada Pasien Diabetes
Melitus Tipe II di Ruang IRNA Non Bedah Wanita RSUP Dr. M. Djamil
Padang Tahun 2020” dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar Diploma III pada Program Studi D III Keperawatan Padang
Poltekkes Kemenkes Padang. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan
bimbingan dari Bapak Ns. Suhaimi, S.Kep.M.Kep selaku pembimbing I dan Ibu
Ns. Idrawati Bahar selaku pembimbing II yang telah mengarahkan, membimbing
dan memberikan masukan dengan penuh kesabaran dan perhatian dalam
pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini. Dan tidak lupa juga saya mengucapkan terima
kasih kepada:
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga KTI ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu keperawatan.
Padang, 03 Juni 2020
Penulis
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PADANG
Karya Tulis Ilmiah, Mei 2020
Dera Rahmi Gusti Fauzia
Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Nutrisi Pada Pasien Diabetes
Melitus Tipe II di Ruang IRNA Non Bedah Wanita RSUP Dr. M. Djamil
Padang Tahun 2020
Isi : xiii + 68 Halaman + 4 tabel + 15 Lampiran
ABSTRAK
Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan dasar fisiologis bagi manusia yang tidak
terlepas dari banyak faktor yang mempengaruhinya, serta implikasinya terhadap
kebutuhan dasar lain apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi. Masalah yang timbul
akibat gangguan pemenuhan nutrisi salah satunya diabetes melitus. Gangguan
nutrisi pada diabetes melitus jika tidak segera ditangani bisa menyebabkan
hipoglikemi/hiperglikemi. Berdasarkan survey awal pada 30 Desember 2019 di
ruang IRNA Non Bedah Wanita RSUP Dr. M. Djamil Padang ditemukan 3 orang
pasien dengan kadar gula darah tidak terkontrol, pasien tidak dapat mengontrol
pola makan, tidak mengetahui pola makan sesuai diit dan tidak menghabiskan diit
yang dianjurkan. Tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana gambaran
asuhan keperawatan gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes melitus
tipe II.
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan studi
kasus dengan 1 orang sampel. Populasi DM tipe II didapatkan sebanyak 5 orang
pada tanggal 10 Februari 2020 dengan sampel yang memenuhi kriteria inklusi
sebanyak 3 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan simple ramdom
sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan
studi dokumentasi.
Hasil pengkajian pada kasus ditemukan keluhan yakni mual, muntah, letih dan
penurunan nafsu makan. Diagnosa yang diangkat yaitu defisit nutrisi. Rencana
keperawatan sesuai dengan SLKI dan SIKI yang telah ditentukan, serta
berpedoman dengan prinsip 3J penatalaksanaan diabetes melitus. Implementasi
yang dilakukan yakni memberikan pendidikan kesehatan terkait jenis diit dan
prinsip diit diabetes melitus, pemantauan nutrisi dengan mengukur berat badan
secara berkala. Evaluasi dari tindakan yang dilakukan sampai hari kelima
menunjukkan masalah masih ada namun terjadi peningkatan berat badan secara
bertahap, keluhan lelah dan mual yang jauh berkurang.
Perawat di ruang IRNA Non Bedah Wanita saat memberikan asuhan keperawatan
untuk lebih memperhatikan variasi makanan selama dirawat, melakukan
pendidikan kesehatan terkait diit dengan IG rendah, serta mengukur IMT secara
berkala terkait nutrisi pada pasien diabetes melitus tipe II.
Kata Kunci : Nutrisi, Diabetes Melitus, Asuhan Keperawatan
Daftar Pustaka : 30 (2009 - 2019)
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan
No Jenis Pendidikan Tempat Pendidikan Tahun
HALAMAN JUDUL....................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN.........................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................iii
KATA PENGANTAR..................................................................................iv
LEMBAR ORISINALITAS.........................................................................vi
ABSTRAK....................................................................................................vii
DAFTAR ISI.................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.........................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................1
B. Perumusan Masalah.......................................................................6
C. Tujuan Penelitian...........................................................................7
D. Manfaat Penelitian.........................................................................7
A. Desain Penelitian...........................................................................42
B. Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................42
C. Populasi dan Sampel.....................................................................42
D. Instrumen Pengumpulan Data.......................................................43
E. Pengumpulan Data........................................................................44
F. Analisis Data.................................................................................46
A. Deskripsi Kasus.............................................................................47
1. Pengkajian Keperawatan........................................................47
2. Diagnosa Keperawatan...........................................................49
3. Intervensi Keperawatan..........................................................50
4. Implementasi Keperawatan....................................................50
5. Evaluasi Keperawatan............................................................53
B. Pembahasan Kasus........................................................................55
1. Pengkajian Keperawatan........................................................55
2. Diagnosa Keperawatan...........................................................58
x
Poltekkes Kemenkes Padang
3. Intervensi Keperawatan..........................................................59
4. Implementasi Keperawatan....................................................61
5. Evaluasi Keperawatan............................................................64
A. Kesimpulan....................................................................................66
B. Saran..............................................................................................67
DAFTAR PUSTAKA
xi
Poltekkes Kemenkes Padang
DAFTAR TABEL
Tabel 2.3 Jenis Diet Beserta Kandungan Energi, Protein, Lemak dan Karbohidrat
Lampiran 8. Surat Izin Penelitian dari Dari Institusi Poltekkes Kemenkes Padang
Lampiran 10. Surat Telah Selesai Penelitian dari RSUP Dr. M. Djamil Padang
Lampiran 13. Daftar Hadir Penelitian diruang Irna Non Bedah Wanita RSUP Dr.
M. Djamil Padang
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi melalui proses
hemeostatis, baik fisiologis maupun psikologis. Kebutuhan fisiologis
(Physiologic Needs) dalam Hierarki Maslow memiliki prioritas tertinggi
dan juga merupakan hal yang mutlak untuk dipenuhi guna
mempertahankan kelangsungan hidup.Kebutuhan tersebut terdiri dari
kebutuhan cairan, kebutuhan nutrisi, kebutuhan eliminasi, kebutuhan
istirahat dan tidur, kebutuhan tempat tinggal, keseimbangan suhu tubuh,
serta kebutuhan seksual (Ambarwati, 2014).
1
Poltekkes Kemenkes Padang
2
proses organik yang diperoleh dari makanan yang masuk dan dicerna oleh
tubuh (Mardalena, 2017).
Kekurangan maupun kelebihan nutrisi atau zat gizi secara umum dalam
segi kuantitas dan segi kualitas akan menyebabkan gangguan pada proses-
proses pertumbuhan, produksi tenaga, pertahanan tubuh, strukur dan
fungsi otak serta kelainan dalam berprilaku (Mardalena, 2017). Masalah-
masalah yang timbul akibat gangguan pada pemenuhan nutrisi adalah
kekurangan nutrisi, obesitas, malnutrisi, diabetes melitus, hipertensi,
penyakit jantung koroner, kanker, dan anoreksia nervosa (Ernawati,2012).
Gangguan nutrisi pada pasien Diabetes Melitus jika tidak segera ditangani
bisa memberikan dampak yang buruk bagi penderitanya, dapat
Data yang diperoleh dari di ruangan IRNA Non Bedah RSUP Dr. M.
Djamil Padang, tercatat ada sebanyak 488 orang dirawat dengan diagnosa
diabetes melitus tipe II pada tahun 2018 dan dari bulan Januari hingga
November tahun 2019 terjadi peningkatan yaitu tercatat ada sebanyak 593
orang pasien diabetes melitus tipe II yang dirawat. Hal ini menunjukkan
bahwa angka penderita diabetes melitus tipe II yang dirawat di RSUP Dr.
M Djamil selalu mengalami peningkatan yang mencolok dengan diit tidak
terkontrol (MR RSUP Dr. M. Djamil Padang)
Pengelolaan diet nutrisi pada pasien diabetes melitus akan berhasil apabila
pasien memiliki kepatuhan yang baik dalam menjalankan diet, untuk itu
penderita diabetes melitus membutuhkan motivasi yang baik. Motivasi
akan berkembang dengan baik apabila mendapatkan dukungan dari
keluarga dan akses pelayanan kesehatan yang baik. Responden yang
memiliki dukungan keluarga yang baik memiliki kepatuhan yang baik
sedangkan responden yang mendapat dukungan keluarga yang kurang baik
maka tidak memiliki kepatuhan (Wahyuni & Hermawati, 2017)
B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien
Diabetes Melitus Tipe II di ruang IRNA Non Bedah Wanita RSUP Dr. M.
Djamil Padang tahun 2020?
7
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan asuhan keperawatan gangguan pemenuhan nutrisi
pada pasien Diabetes Melitus Tipe II di ruang IRNA Non Bedah
Wanita RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2020.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan hasil pengkajian gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi pada pasien Diabetes Melitus Tipe II di ruang
IRNA Non Bedah Wanita RSUP Dr. M. Djamil padang tahun
2020.
b. Mendeskripsikan rumusan diagnosa keperawatan gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien Diabetes Melitus Tipe
II di ruang IRNA Non Bedah Wanita RSUP Dr. M. Djamil
Padang tahun 2020.
c. Mendeskripsikan perencanaan keperawatan gangguan
pemenuhan kebutuhan pada pasien Diabetes Melitus Tipe II di
ruang IRNA Non Bedah Wanita RSUP Dr. M. Djamil Padang
tahun 2020.
d. Mendeskripsikan pelaksanaan tindakan keperawatan gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien Diabetes Melitus Tipe
II di ruang IRNA Non Bedah Wanita RSUP Dr. M. Djamil
Padang tahun 2020.
e. Mendeskripsikan evaluasi gangguan pemenuhan kebutuhan
nutrisi pada pasien Diabetes Melitus Tipe II di ruang IRNA Non
Bedah Wanita RSUP Dr. M. Djamil padang tahun 2020.
D. Manfaat Penelitian
1. Pengembangan Keilmuan
a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengalaman
nyata bagi peneliti dalam memberikan asuhan keperawatan
8
2. Institusi Pelayanan
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pikiran dan
masukan bagi Direktur RSUP. Dr. M. Djamil Padang beserta petugas
pelayanan keperawatan dalam meningkatkan kualitas penerapan
asuhan keperawatan gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien
diabetes mellitus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Mulut
Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan dan terdiri
atas dua bagian luar yang sempit (vestibula), yaitu ruang di antara
gusi, bibir, pipi, dan bagian dalam yaitu rongga mulut. Di dalam
mulut, makanan mengalami proses mekanis melalui pengunyahan
yang akan membuat makanan dapat hancur sampai merata,
dibantu oleh enzim amilase yang ak an memecah amilum yang
terkandung dalam makanan menjadi maltose. Di dalam mulut juga
terdapat kelenjer saliva yang menghasilkan saliva untuk proses
pencernaan dengan cara mencerna hidrat arang, khususnya
amilase, melicinkan bolus sehingga mudah ditelan, menetralkan,
serta mengencerkan bolus.
b. Faring dan Esofagus
Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak
dibelakang hidung, mulut, dan laring. Faring berbentuk kerucut
dengan bagian terlebar di bagian ats hingga vertebra servikal
keenam. Faring langsung berhubungan dengan esofagus, sebuah
tabung yang memiliki otot dengan panjang kurang lebih 20-25 cm
dan terletak dibelakang trakea, di depan tulang punggung,
kemudian masuk melalui toraks menembus diafragma yang
behubungan langsung dengan abdomen serta menyambung dengan
lambung.Esofagus merupakan bagian yang berfungsi
menghantarkan makanan dari faring menuju lambung. Proses
penghantaran makanan dilakukan dengan cara peristaltik, yaitu
lingkaran serabut otot di depan makanan mengendor dan yang di
belakang makanan berkonsttraksi.
c. Lambung
Lambung memiliki fungsi, yaitu fungsi motoris serta fungsi
sekresi dan pencernaan. Fungsi motoris lambung adalah sebagai
reservoir untuk menampung makanan sampai dicerna sedikit demi
sedikit dan memecah makanan menjadi partikel-partikel kecil
yang dapat bercampur dengan asam lambung. Fungsi sekresi
f. Anus
Anus atau dubur adalah penghubung antara rektum dengan
lingkungan luar tubuh. Di anus terdapat otot sphinkter yang
berfungsi untuk membuka dan menutup anus. Fungsi utama anus
adalah sebagai alat pembuangan feses melalui proses defekasi
(buang air besar).
g. Hati
Fungsi hati dalam sistem pencernaan adalah menghasilkan cairan
empedu, fagositosis bakteri, dan benda asing lainnya,
mempreduksi sel darah merah, dan menyimpan glikogen.
h. Kantong Empedu
Fungsi kantong empedu adalah tempat menyimpan cairan empedu,
memekatkan cairan empedu yang berfungsi memberi pH sesuai
dengan pH optimum enzin-enzim pada usus halus, mengemulai
garam-garam empedu, mengamulisi lemak, mengekskresi
berperan zat yang tak digunakan oleh tubuh dan memberi warna
pada feses. Cairan empedu menandung air, garam empedu, lemak,
kolesterol, pigmen fosfolipid, dan sedikit protein.
i. Pankreas
Pankreas merupakan kelenjer yang struturnya sama seperti
kelenjer ludah dan memiliki panjang kurang lebih 15 cm. Pankreas
memiliki dua fungsi yaitu fungsi eksokrin eksokrin yang
dilaksanakan oleh sel sekretori yang membentuk getah pancreas
berisi enzim serta elektrolit dan fungsi endokrin yang terbesar di
antara alveoli pankreas.
a. Umur
Kebutuhan nutrisi anak-anak lebih tinggi bila dibandingkan
dengan ukuran tubuhnya dari pada orang dewasa. Hal ini dapat
dimengerti karena pada usia tersebut sangat dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan perkembangan. Kebutuhan nutrisi pada
seseorang akan semakin naik sesuai umur sampai saat
kematangan, lalu akan menurun lagi.
1) Umur 1-3 tahun : 1.200 kal
2) Umur 4-6 tahun : 1.600 kal
3) Umur 7-9 tahun : 1.900 kal
4) Umur 10-12 tahun : 2.300 kal
5) Dewasa : 2.800 kal
b. Jenis Kelamin
Pada laki-laki membutuhkan kalori lebih banyak dari pada
perempuan. Hal ini disebabkan laki-laki mempunyai lebih banyak
otot-otot dan aktivitas sehingga BMR nyapun lebih tinggi.
Laki-laki remaja 13-15 tahun : 2.800 kal
16-19 tahun : 3.000 kal
Wanita remaja 13-16 tahun : 2.400 kal
16-19 tahun : 2.500 kal
c. Jenis Pekerjaan
Kebutuhan nutrisi dipengaruhi juga oleh tingkat aktivitas, terutama
penggunaan otot untuk memproduksi energi. Wanita hamil dan
menyusui membutuhkan tambahan nutrisi untuk pertumbuhan
janin dan produksi ASI. Kebutuhan kalori Juru tulis (L) 1.700 kal,
perawat (L) 2.000 kal, pembantu rumah tangga 2.400 kal, wanita
hamil 2.300 kal, menyusui 2.600 kal, petani 3.000 kal.
d. Iklim
Pada lingkungan (negara) yang beriklim panas kebutuhan
kalorinya lebih rendah dibandingkan dengan negara dengan iklim
dingin, ini disebabkan pada lingkungan dingin lebih banyak
14
a. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat
mempengaruhi pola konsumsi makan.Hal tersebut dapat
disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi
kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.
b. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi
tinggi dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di
beberapa daerah, tempe yang merupakan sumber protein yang
paling murah, tidak dijadikan bahan makanan yang layak untuk
dimakan karena masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi
makanan tersebut dapat merendahkan derajat mereka.
c. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap
makanan tertentu juga dapat memengaruhi status gizi. Misalnya, di
beberapa daerah, terdapat larangan makan pisang dan pepaya bagi
para gadis remaja.Padahal, makanan tersebut merupakan sumber
15
Kemungkinan penyebab:
1) Meningkatkan kebutuhan kalori dan kesulitan dalam
mencerna kalori akibat penyakit infeksi atau kanker
2) Disfagia karena adanya kelainan persarafan
3) Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit cronik atau
intoleransi laktosa
4) Nafsu makan menurun
b. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami
seseorang yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat
asupan kebutuhan metabolisme secara berlebih.
Tanda klinis:
1) Berat badan lebih dari 10% berat ideal
2) Obesitas (lebih dari 20% berat ideal)
3) Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm
pada wanita
4) Adanya jumlah asupan yang berlebihan
5) Aktivitas menurun atau monoton
Kemungkinan penyebab:
1) Perubahan pola makan
2) Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman
c. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang
mencapai lebih dari 20% berat badan normal.Status nutrisinya
19
Tabel 2.1
Klasifikasi IMT dewasa
b. Tanda klinis
Menurut Ernawati (2012) tanda dan gejala klinis status nutrisi
dijelaskan dalam table berikut :
Tabel 2.2
Tanda klinis status nutrisi
menyebabkan ketidak
mampuan berjalan),
penurunan atau
kehilangan rileks lutut
dan tumit, tidak
adanya rasa
vibratorik.
Fungsi Nafsu makan dan Anoreksia, tidak
gastrointestinal pencernaan baik, dapat mencerna,
eliminasi teratur, konstipasi atau diare,
tidak ada organ pembesaran hepar
dengan massa asing atau limfa.
yang teraba.
Fungsi kardiovaskuler Laju denyut dan Laju denyut jantung
irama jantung yang cepat (>100 x/menit),
normal, tidak ada kerdiomegali,
mur-mur, tekanan disritmia, tekanan
darah yang normal darah meningkat.
sesuai dengan usia.
Vitalitas umum Ketahanan, Mudah lelah, tertidur,
bertenaga, pola tidur penampilan capek dan
baik, penampilan apatis.
kuat.
Rambut Bersinar, penampilan Rambut berserabut,
berkilat, kuat, helai kusam, kusut, kering,
rambut tidak mudah tipis dan kasar,
dicabut, kulit kepala penampilan
sehat. dipigmentasi,, helai
rambut mudah
terlepas.
2. Etiologi
a. Obesitas
Menurunkan jumlah reseptor insulin dari sel target diseluruh tubuh
sehingga insulin yang tersedia menjadi kurang efektif dalam
meningkatkan efek metabolik.
b. Usia
Diabetes melitus lebih sering dijumpai pada umur diatas 65 tahun.
c. Riwayat keluarga
Seseorang yang memiliki keturunan penderita penyakit diabetes
melitus akan lebih beresiko untuk terkena penyakit diabetes melitus
juga.
d. Kelompok etnik
Beberapa kelompok memiliki suatu adat untuk mengkomsumsi
makanan-makanan yang berpotensi menyebabkan munculnya
faktor resiko terjadinya diabetes mellitus (Wijaya & Yessie, 2013).
25
4. Manifestasi Klinis
a. Keluhan klasik
1) Banyak kencing (poliuria)
Karena sifatnya, kadar glukosa darah yang tinggi akan
menyebabkan banyak kencing. Kencing yang sering dan
dalam jumlah banyak akan sangat mengganggu penderita,
terutama pada waktu malam hari.
2) Banyak minum (polidipsia)
Rasa haus amat sering dialami penderita karena banyaknya
cairan yang keluar melalui kencing.Keadaan ini justru sering
disalah tafsirkan. Dikiranya sebab rasa haus ialah udara yang
27
5. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Wijaya dan Yessie (2013) yang terdiagnosis Diabetes melitus
apabila:
a. Terdapat gejala DM dengansalah satu dari gula darah (puasa >
140mg/dl, 2 jam PP > 200mg/dl, random > 200mg/dl).
b. Tidak terdapat gejala DM tetapi terdapat 2 hasil dari gula darah
(puasa > 140mg/dl, 2 jam PP > 200mg/dl, random > 200mg/dl).
6. Komplikasi
Beberapa komplikasi dari diabetes melitus adalah :
a. Komplikasi akut
1) Hipoglikemia dan hiperglikemia
2) Penyakit makrovaskuler, mengenai pembuluh darah besar,
penyakit jantung koroner (cerebrovaskuler, penyakit pembuluh
darah kapiler).
3) Penyakit mikrovaskuler, mengenai pembuluh darah kecil,
retinopati, nefropati.
29
7. Penatalaksanaan
a. Tujuannya :
1) Jangka panjang : mencegah komplikasi
2) Jangka pendek : menghilangkan keluhan/ gejala
DM (Wijaya & Yessie, 2013).
b. Penatalaksanaan Diit/ Non Farmakologis
Menurut Smeltzer dan Bare (2002), proses umum diet dan
pengendalian berat badan merupakan dasar dari penatalaksanaan
pasien diabetes. Penatalaksanaan nutrisi pada penderita diabetes
diarahkan untuk mencapai tujuan berikut ini :
1) Memberikan semua unsur makanan esensial (vitamin dan
mineral).
2) Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai.
3) Memenuhi kebutuhan energi.
4) Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap harinya dengan
mengupayakan kadar glukosa darah mendekati normal melalui
cara- cara yang aman dan praktis.
5) Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini
meningkat. Tujuan diet pada pasien diabetes melitus
(Almatsier, 2013) :
1) Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati
normal dengan menyeimbangkan asupan makanan dengan
insulin, dengan obat penurun glukosa oral dan aktivitas fisik.
30
Tabel 2.3
Jenis diet beserta kandungan energi, protein, lemak dan karbohidrat
c) Berat badan
Apabila pasien diabetes melitus kegemukan atau kelebihan
kalori, hal yang harus dilakukan adalah mengurangi kalori
tersebut sebanyak 20 – 30%, sebaliknya pada pasien yang
tergolong kurus harus ditambahkan 20 – 30% kalori sesuai
dengan kebutuhan untuk menyesuaikan berat badan.
(Perkeni, 2011)
3) Jenis makan
Pilihan jenis makanan sehat dengan komposisi nutrisi yang
seimbang, yakni mengandung nilai glycemic indexrendah, ada
kandungan protein, lemak baik, dan kaya serat. Terdapat
beberapa jenis bahan makanan yang harus diperhatikan oleh
penderita diabetes melitus.
e. Pemeriksaan fisik
1) Status kesehatan umum
Biasanya mengalami kelelahan, lesu, kejang-kejang akibat
ketoasidosis, penurunan kesadaran.
2) Tanda-tanda vital
3) Ukuran antropometri :
37
4) Pemeriksaan kepala
Mengetahui bentuk dan fungsi kepala, mengetahui kelainan
yang terdapat di kepala. Pada rambut dilakukan pemeriksaan
apakah rambut kusam, kering, warna pudar, kemerahan atau
patah – patah.
5) Pemeriksaan wajah
6) Pemeriksaan mata
Dilakukan pemeriksaan konjungtiva, sklera dan pupil.
7) Pemeriksaan mulut dan bibir
Pada Pemeriksaan mulut dan bibir biasanya ditemukan bibir
pecah – pecah, bibir kering, membran mukosa pucat.
8) Leher
9) Kuku
10) Kerangka dan Ekstremitas
11) Sistem integumen
12) Sistem pernafasan
13) Sistem kardiovaskuler
38
d) Pemeriksaan HbA1C
Pemeriksaan dengan menggunakan bahan darah, untuk
memperoleh informasi kadar gula darah yang sesungguhnya,
karena pasien tidak dapat mengontrol hasil tes dalam kurun
waktu 2 – 3 bulan. Tes ini berguna untuk mengukur tingkat
ikatan gula darah hemoglobin A (A1C) sepanjang umur sel
darah merah (120 hari). Diabetes melitus apabila nilai
HbA1cadalah 6,5% atau lebih.
e) Urinalisa
Adanya proteinuria, ketonuria, glukosuria, dan badan keton.
f) Pemeriksaan fruktosamin
Pemeriksaan fruktosamin menggunakan metode seperti pada
pemeriksaan glukosa. Dikatakan diabetes bila hasil diatas 2,5
mmol / L.
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pengkajian diatas kemungkinan diagnosa yang muncul
adalah :
Defisit nutrisi berhubungan dengan keengganan untuk makan (SDKI,
2017)
1. Rencana Keperawatan
Berdasarkan teori rencana keperawatan yang dapat dilakukan untuk
diagnosa diatas adalah (SLKI-SIKI, 2018)
Tabel 2.4
Diagnosa dan intervensi keperawatan berdasarkan SDKI, SLKI, SIKI
4. Implementasi Keperawatan
Tindakan keperawatan yang telah dilakukan berdasarkan tindakan
yang telah direncanakan. Hasil implementasi yang dilakukan dengan
menyesuaikan dengan kondisi pasien tanpa meninggalkan prinsip dan
konsep keperawatan.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan. Hal ini
dilakukan dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana
tercapainya atau tidak tercapainya tujuan dari rencana keperawatan.
Evaluasi keperawatan salah satunya dapat dilakukan dengan
pendekatan SOAP dengan penjelasan, S: respon subjektif terhadap
tindakan keperawatan yang telah dilakukan, O: respon objektif pasien
terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan, A: analisis
terhadap data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah
masalah tetpap ada, munculnya masalah baru atau ada data kontradiksi
terhadap masalah yang ada, P: tindak lanjut berdasarkan analisis
respon pasien (Hidayat, 2009).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif, dengan pendekatan
studi kasus. Menurut Nursalam (2013), studi kasus merupakan jenis
rancangan penelitian dari metode deskriptif yaitu suatu penelitian yang
dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan tentang asuhan
keperawatan. Penelitian yang telah dilakukan yaitu asuhan keperawatan
dengan gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus tipe II
di ruang IRNA Non Bedah Wanita RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun
2020.
42
Poltekkes Kemenkes Padang
43
Kriteria sampel :
a. Kriteria inklusi
Inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu
populasi target dan terjangkau dalam penelitian (Kartika, 2017)
1) Pasien dengan masalah diabetes mellitus tipe II sebagai
diagnose utamanya dan dirawat diruangan bangsal penyakit
dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang bulan Desember 2019 –
Maret 2020.
2) Pasien dan keluarga setuju berpartisipasi dengan peneliti.
3) Pasien yang koorperatif untuk memperkuat pengkajian data
subjektif.
b. Kriteria Ekslusi
Kriteria ekslusi merupakan menghilangkan / mengeluarkan
subyek yang memenuhi criteria inklusi dan studi karena berbagai
sebab (Kartika, 2017)
1) Pasien yang mengalami penurunan kesadaran.
2) Pasien mengalami komplikasi serius pada system
kardiovaskuler (kerusakan pembuluh arteri, jantung
coroner, serangan jantung) sehingga harus dipindahkan
keruangan lain.
E. Pengumpulan Data
1. Jenis data
a. Data primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari pasien
yang berdasarkan format pengkajian asuhan keperawatan meliputi
identitas pasien, riwayat kesehatan pasien, pola aktivitas sehari-
hari, dan pemeriksaan fisik terhadap pasien dengan menggunakan
teknik wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik langsung pada
partisipan.
b. Data Sekunder
Data sekunder yang diperoleh dari laporan stastus pasien.
Informasi yang diperoleh berupa data tambahan atau penunjang
dalam merumuskan diagnose keperawatan. Data yang diperoleh
berupa data penunjang dari laboratorium, terapi pengobatan yang
diberikan dokter berupa hasil pemeriksaan gula darah, pemeriksaan
antropometri .
45
F. Analisis Data
Analisis yang dilakukan pada penelitian ini adalah menganalisis semua
temuan pada tahapan proses keperawatan dengan menggunakan konsep
dan teori keperawatan masalah gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien
dengan diabetes mellitus tipe II. Data yang telah didapat dari hasil
melakukan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, penegakkan
diagnosa, merencanakan tindakan, melakukan tindakan sampai
mengevaluasi hasil tindakan akan dinarasikan, kemudian dibandingkan
dengan teori asuhan keperawatan gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien
dengan diabetes melitus. Analisa yang dilakukan adalah untuk
menentukan kasesuaian antara teori yang ada dengan kondisi pasien.
BAB IV
DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN KASUS
A. Hasil Penelitian
Asuhan keperawatan yang dilakukan pada satu orang partisipan yang di rawat
di Ruang IRNA Non Bedah Wanita RSUP Dr. M. Djamil Padang.
Pembahasan proses keperawatan pada pasrtisipan dilakukan dengan
mendeskripsikan hasil dari asuhan keperawatan yang dilakukan pada
partisipan tersebut. Prinsip dari pembahasan ini dibuat berdasarkan teori
proses keperawatan yang terdiri dari tahap pengkajian, penegakkan diagnosa,
perencanaan tindakan keperawatan, implementasi keperawatan, serta evaluasi
keperawatan terhadap masalah yang muncul.
Penelitian telah dilakukan selama 5 hari pada partisipan dengan waktu yang
sama. Asuhan keperawatan dilakukan pada tanggal 11 - 15 Februari 2020
dengan identitas pasien yaitu Ny. N berusia 47 tahun masuk IRNA Non
Bedah Wani amelalui IGD RSUP Dr. M Djamil Padang pada tanggal 08
Februari 2020 pukul 07.35 WIB dengan diagnosa diabetes melitus tipe II.
Hasil dari tahapan keperawatan pada partisipan dapat dilihat dibawah ini.
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas Klien
Partisipan Ny. N usia 47 tahun, status kawin, agama Islam, pendidikan
terakhir SMA, pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, dan alamat di
Korong Marantih Ketaping Batang Anai Padang Pariaman. Ny. N
didampingi Tn. S dengan status pekerjaan wiraswasta, tinggal di
Korong Marantih Ketaping Batang Anai Padang Pariaman dan
hubungan dengan pasien sebagai suami.
b. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
a) Keluhan Utama
Ny. N datang ke IGD RSUP Dr. M. Djamil Padang pada
tanggal 8 Februari 2020 pukul 07.35 WIB dengan keluhan
2. Diagnosa Keperawatan
Setelah dilakukan pengkajian dan analisa data diagnosa utama yang
didapatkan yaitu Defisit Nutrisi berhubungan dengan keengganan untuk
makanan. Ditandai dengan Ny. N mengeluh mual dan terkadang muntah
dan penurunan nafsu makan masih ada, dan badannya terasa lemas.
Keadaan umum Ny. N terlihat lemah, dari pemeriksaan fisik wajah pucat,
bibir pucat, mukosa bibir kering, bising usus terdengar hiperaktif 40
x/menit. Diit hanya mampu dihabiskan 1/4 porsi dari porsi yang
disediakan rumah sakit. Hasil Laboratorium menunjukkan Total protein =
4,0 g/dl, hemoglobin 8,2 g/dl, IMT = 17,9 kg/m² (kurus/ kekurangan BB
tingkat ringan)
50
3. Intervensi Keperawatan
Perencanaan diawali dengan menentukan tujuan, kriteria hasil dan
rencana tindakan yang akan dilakukan. Pada diagnosa keperawatan utama
yaitu Defisit nutrisi berhubungan dengan keengganan untuk makan
dengan tindakan sebagai berikut : kaji adanya alergi makanan, identifikasi
status nutrisi, identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien, monitor
asupan makanan, fasilitasi menentukan pedoman diet, kolaborasi dengan
ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
pasien, berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi, ajarkan
diit yang diprogramkan. Serta Pemantauan Nutrisi dengan tindakan :
identifikasi faktor yang mempengaruhi asupan gizi (mis. Pengetahuan,
ketersediaan makanan,agama, budaya, mengunyah tidak adekuat,
gangguan menelan, penggunaan obat-obatan atau pasca operasi),
identifikasi perubahan berat badan, identifikasi kelainan pada kulit (mis.
Memar, luka yang sulit sembuh atau perdarahan), identifikasi kelainan
pada rambut (mis. Kering, ti[is, kasar dan mudah patah), identifikasi
kelainan pada kuku (mis. Berbentuk sendok, tipis, kasar dan mudah
patah), monitor mual dan muntah, monitor warna konjungtiva, monitor
asupan oral dan memonitor hasil laboratorium (mis. Kadar kolesterol,
albumin serum, kreatinin, hemoglobin, hematokrit, transfernin, dan
elektrolit darah.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi yang dilakukan dimulai dari tanggal 11 Februarit sampai
dengan 15 februari 2020 adalah sebagai berikut :
Defisit nutrisi berhubungan dengan keengganan untuk makan
Selasa, 11 Februari 2020
Tindakan yang dilakukan yaitu :
1. Mengukur BB
2. Melakukan observasi adanya kekeringan, rambut kusam, total
protein pada hasil labor
3. Mengkaji penyebab mual dan muntah.
51
B. Pembahasan Kasus
Berdasarkan hasil asuhan keperawatan yang dilakukan meliputi dari
pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, implementasi
keperawatan dan evaluasi keperawatan akan diuraikan sebagai berikut :
1. Pengkajian
Berdasarkan hasil pengkajian terkait masalah gangguan pemenuhan
nutrisi yang dilakukan pada Ny. N didapatkan data bahwa Ny. N
berusia 47 tahun. Berdasarkan hasil penelitian John, Budi dan Gloria
(2013) orang dengan umur ≥45 tahun memiliki resiko 8 kali lebih
besar terkena penyakit DM Tipe 2 dibanding dengan orang yang
berumur kurang dari 45 tahun. Menurut teori mengatakan bahwa
karakteristik diabetes mellitus tipe 2 biasanya berusia> 40 tahun,
karena resistensi insulin di usia> 40 tahun cenderung meningkat
(Damayanti, 2015)
Pada saat pengkajian Ny. N mengeluh mual dan muntah, nafsu makan
menurun, badan terasa lemas, dan kaki terasa kebas. Menurut hasil
penelitian yang dilakukan Nisco (2018) pasien dengan DM Tipe 2
dengan gangguan nutrisi juga mengeluh badan terasa lemah, mual,
muntah dan tidak nafsu makan.
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
4. Implementasi keperawatan
Pengukuran berat dan tinggi badan setiap dua hari, intervensi ini
dilakukan untuk menentukan Basal Massa Indeks dan merencanaan
terapi nutrisi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Nisco (2018)
juga melakukan pemantauan nutrisi dengan mengukur berat badan
klien yang bertujuan untuk melihat adanya peningkatan sataus nutrisi
setelah dilakukannya tindakan.
mengganti snack dengan jenis biji- bijian seperti susu kedelai, dan
untuk sayur berupa wortel, jumlah yang diberikan disesuaikan
dengaan ketetapan yang telah ditentukan pada masing-masing kasus.
Jagung dan beras merah hanya sebagai anjuran makanan pokok saat
discharge planning saat penatalaksanaan diit mandiri.
5. Evaluasi Keperawatan
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap asuhan keperawatan pada penderita
diabetes mellitus tipe II dengan gangguan pemenuhan nutrisi di ruang
IRNA Non Bedah Wanita RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2020,
peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :
66
Poltekkes Kemenkes Padang
67
B. Saran
1. Bagi perawat di ruangan
Diharapkan perawat ruangan dapat memberikan asuhan keperawatan
secara optimal kepada pasien yakni dilihat dari segi implementasi
mulai dari pemantauan status gizi berkala, pemantauan pola diit sesuai
dengan prinsip 3J, pemberian menu diit dengan IG rendah bila perlu
variasikan dengan makanan kesukaan tanpa merubah nilai kebutuhan
kalori, karena penyembuhan atau perkembangan penyakit diabetes
mellitus lebih tergantung pada kebutuhan pemenuhan nutrisinya.
Perawat juga harus memberikan promosi kesehatan yang efektif agar
permasalahan terkait pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus
tipe II tidak terus menerus dan tidak menimbulkan komplikasi lain.
(LILA), serta lipatan kulit pada otot trisep (TSP) untuk lebih
menegaskan data pada pasien diabetes mellitus tipe II dengan
factor obesitas.
b. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian terkait
alternatif makanan pengganti dan variasi makanan tanpa mengubah
c. nilai kalorinya pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan
nutrisi khususnya pasien diabetes mellitus.
b. Minum
Sehat : Ny. N minum lebih dari ± 8 gelas sehari atau sekital 1500
ml air setiap harinya.
Sakit : Ny. N minum air putih 1 botol aqua menengah (600
ml), karena minum ny. N yang dibatasi
c. Tidur
Sehat : Selama sehat Ny. N tidak mengalami gangguan tidur, Ny.
N biasa tidur pukul 22.00 wib dan bangun pukul 05.00 wib
Sakit : Selama sakit Ny. N hanya tidur sekitar 5 jam, dengan
kualitas tidur sering terbangun dan tidak nyenyak
d. Mandi
Sehat : Ny. N mandi dengan mandiri, mandi 2x sehari, keramas
3x seminggu, dan menggosok gigi 2x sehari
Sakit : Selama sakit Ny. N mandi dibantu perawat dan keluarga,
mandi di lap 1x sehari dan menggosok gigi dibantu
keluarga.
e. Eliminasi
Sehat : BAB 1x sehari, warna bab kuning, lembek dan BAK 5 -
5 x 100 cc / hari
Sakit :BAB warna kuning kehitam-hitaman, BAK menggunakan
kateter urin, dengan jumlah ± 300 ml/hari, warna BAK
kuning pekat.
f. Aktifitas pasien
Sehat : Ny. N beraktivitas dirumah secara mandiri, seperti
memasak, mencuci piring dan aktivitas ringan lainnya.
Ny.N juga mengatakan jarang melakukan olahraga.
Sakit : Selama dirumah sakit pergerakan Ny. N terbatas dan
semua aktivitas dibantu keluarga
6. Pemeriksaan Fisik
a. Tinggi / Berat Badan : 155 cm / 43 kg
b. Tekanan Darah : 150/90 mmHg
c. Suhu : 37, 20C
d. Nadi : 102 X / M8enit
e. Pernafasan : 24 / Menit
f. Rambut :Warna rambut beruban,penyebaran rambut
merata, rambut tampak kusam
g. Telinga : Normal, tidak ada gangguan pada telinga Ny.
N
h. Mata : Simetris, sklera normal, konjungtiva anemis
i. Hidung :Simetris, tidak ada sekret, pertumbuhan bulu
hidung merata
j. Mulut : Bibir simetris, tidak ada sianosis pada bibir,
mukosa bibir kering dan pucat
k. Leher : Tidak ada pembesaran tiroid dan dapat
bertoleransi terhadap panas dan dingin
l. Toraks :
Mahasiswa
ANALISA DATA
NAMA PASIEN : Ny. N
NO. MR :01.07.26.XX
Data Objektif:
Hasil Laboratorium
menunjukkan Total protein =
4,0 g/dl, hemoglobin
P : intervensi
dilanjutkan yaitu
manajemen nutrisi dan
pemantauan
perubahan berat badan
Sabtu/ Tindakan yang dilakukan S : Ny.N mengatakan
15 Feb yaitu : tidak mual dan
2020 1. Mengukur BB muntah, ia juga
2. Melakukan observasi mengatakan badannya
adanya kekeringan, terasa sudah sedikit
rambut kusam, total bertenaga dan nafsu
protein pada hasil makannya sudah
labor mulai membaik. Ny.
3. Mengkaji apakah N mengatakan hampir
masih mual dan menghabiskan
muntah. makanan yang
4. Melihat dan disediakan.
menghitung jumlah
kalori dan asupan O : Ny. N terlihat
makanan (1700 kkal). lebih bersemangat dan
5. Menentukan status ceria, mukosa bibir
gizi pasien dengan sudah lembab. Muntah
menghitung nilai tidak ada, BB 43,3 kg
IMT dengan cara BB dan TB 155 cm
(kg) / TB (m)². dengan IMT 18,02
6. Menganjurkan yang sudah
kepada pasien untuk mengalami
makan dengan cara peningkatan dari
sedikit tapi sering sebelumnya dan
(habiskan ¼ porsi menghabiskan 3/4
tiap 10-20 menit). porsi diit yang
7. Menganjurkan pasien disediakan.
untuk minum air
hangat sebelum A : masalah defisit
makan siang (pukul nutrisi teratasi
12:00) dan asam sebagian dengan
folat untuk kriteria hasil : adanya
mengurangi mual. peningkatan berat
8. Melakukan badan sesuai dengan
pendidikan kesehatan tujuan, tanda-tanda
terkait jenis dan malnutrisi mulai
prinsip diit diabetes berkurang
mellitus
9. Melakukan P : intervensi
pendidikan kesehatan manajemen nutrisi dan
mengenai makanan pemantauan
indeks glikemik perubahan berat badan
rendah untuk dipertahankan dan
manajemen diit. dilanjutkan dirumah.
1. Keluarga bisa
mempertahankan
asupan makanan
klien sesuai diit
yang di anjurkan
2. Keluarga dapat
memantau
perubahan BB
klien secara
teratur
PENATALAKSANAAN Makanan/ Minuman Anti -
Diabetes
POLA MAKAN
PENYUSUNAN MENU
SEHAT PADA PASIEN DM
POLA HIDUP
Makanporsikecil
Kurangilemak
Batasisumberlemakje
nuh
Perbanyakserat
Perbanyaksayurdanb
uahsegar
Batasi yang manis
Kurangigaram
PENYUSUNAN MENU SEHAT PADA
PASIEN
Oleh:
DERA RAHMI GUSTI FAUZIA
173110240
POLA MAKAN
Meliputi:
POLA HIDUP
Penyusunan Menu Sehat
Meliputi : Pemilihan Makanan yang tepat
Manejemen Menghindari Makanan yang dapat
Stress Aktivitas meningkatkan Kadar Gula Darah
Fisik Perilaku
Merokok
Aneka Makanan/ Minuman Anti - Diabetes
Gandu
m
Kacang
Ikan
Brokoli
Bawang Putih
Semangka
Pare
Beras Merah
Susu Rendah
Lemak
Sayuran Hijau
Pola Makan Penderita Diabetes
Makan porsi kecil
Kurangi lemak
Batasi sumber lemak
jenuh/lemak trans
Perbanyak serat
Perbanyak sayur dan
buah segar
Batasi yang manis
Kurangi garam
Contoh Menu Makanan untuk Penderita Diabetes :
PAGI
1) Nasi 100 gr SIANG MALAM
2) Balado telur 1/2 butir 1) Nasi 150 gr 1) Nasi 100 gr
3) Sayuran rebus 100 gr 2) Ikan asam manis 50 gr 2) Pare tumis udang 50 gr
4) 1 buah jeruk 3) Tahu bakso 1 potong 3) Tempe bumbu 1 potong
4) 1 mangkok sayuran berkuah 4) Rebus wortel 100 gr
SNACK JAM 10.00 5) 1 buah jeruk 5) 1 buah apel
1) Aneka buah potong 100 gr
CONTOH MENU MAKANAN BAGI PENDERITA
DIABETES
a)Papare
Bahan : Cara Membuat :
2 buah pare, belah 2 bagian memanjang, Tumis bumbu halus hingga
buang biji, rebus selama 2 menit harum, masukkan cabai, ikan
250 gr daging ikan tongkol, haluskan tongkol sambil diaduk. Tuang
200 ml santan santan dan masak hingga
2 sdm minyak goreng kering. Angkat dan sisihkan
3 buah cabai merah, iris serong Isi pare dengan tumisan
Bumbu Halus : daging. Tutup kedua pare
2 siung bawang putih lalu ikat dengan dengan
4 butir bawang merah benang. Goreng sampai
1 ruas jari jahe matang Sajikan selagi pans
2 buah cabai merah dengan nasi hangat
1 sendok teh garam
CONTOH MENU MINUMAN BAGI
PENDERITA
DIABETES
Jus Brokoli
Bahan :
1 buah brokoli
4 buah wortel
Cara membuat :
Potong semua bahan menjadi
potongan kecil lalu di blender
CONTOH MENU CEMILAN BAGI PENDERITA
Cake Keju DIABETES
Bahan : Cara Membuat :
6 kuning telur Kocok telur, gula,
1 sdm gula diet/gula fruktosa dan emulsifier hingga
1/2 sdm emulsifier putih
40 gr tepung terigu Campur bahan
1 sdt baking kering, ayak di atas
powder 1 sdt vanili kocokkan telur dan
bubuk aduk rata Masukkan
50 gr mentega, cairkan mentega cair dan
100 gr keju parut vanili, aduk rata
2 loyang dengan luas 12 cm, oles Tuangkan ke dalam
dengan margarin, lapisi kertas roti kedua loyang, taburi
sebagian keju.
Panggang. Angkat.
Lapisan : Dinginkan
40 gr mentega Membuat lapisan:
1 sdt gula diet Kocok mentega
1/2 sdt vanili dengan gula dan
25 gr keju
vanila hingga lembut.
Campurkan keju parut, aduk
rata Taburi sisa keju di atas
cake, lapisi
dengan bahan lapisan,
tumpuk menjadi dua, taburi
keju sisa kembali.
Kebiasaan Kecil Penyebab Diabetes
Teh manis
Gorengan
Suka Ngemil
Kurang tidur
Malas beraktivitas
fisik
Sering Stress
Kecanduan
rokok
Menggunakan pil
kontrasepsi
Takut kulit jadi
hitam
Keranjingan soda
Bentuk Pencegahan Terkait Risiko Terkena Diabetes