Anda di halaman 1dari 2

A.

Prosedur Pemasangan PTCA

1. Prosedur tindakan PTCA dan Stent


a. Seperti tindakan katerisasi, prosedur PTCA juga hanya menggunakan
pembiusan/anestesi lokal di kulit.( Akses pembuluh darah bisa di pergelangan
tangan ataupun di pangkalan paha )
b. Setelah dipasang selongsong ( Sheath ) di pembuluh darah di kaki atau tangan,
maka kateter akan dimasukkan sampai pada pembuluh darah koroner jantung.(
Kateter yang digunakan mempunyai diameter lumen yang lebih besar
dibandingkan dengan kateter yang digunakan untuk katerisasi jantung, dengan
lumen yang lebih besar, maka balon ataupun stent dapat masuk melalui kateter
tersebut ).
c. Untuk masuk ke pembuluh darah koroner yang menyempit, harus di pandu
dengan menggunakan guide dengan wire ukuran sangat kecil ( 0.014 inch )
d. Setelah guide wire ini melewati daerah penyempitan, baru dilakukan
pengembangan (inflasi) balon pada daerah yang menyempit.
e. Setelah pembuluh darah tersebut terbuka, biasanya akan dilanjutkan dengan
pemasangan stent (gorong-gorong) dengan tujuan untuk mempertahankan
pembuluh darah tersebut tetap terbuka.

Ada 2 jenis stent yang ada di pasaran yaitu stent tanpa salut obat (bare metal stent)
dan stent dengan salut obat (drug eluting stent). Stent yang telah dipasang ini akan
tertinggal di pembuluh darah koroner, dan lama kelamaan akan bersatu dengan
pembuluh darah koroner tersebut.

2. Pemantauan dan evaluasi pasca tindakan


a. Pasien dipantau di ruang rawat intensif cardiovaskular.
b. Observasi tekanan darah dan nadi tiap jam selama 6 jam,lalu tiap 4 jam sampai
pagi hari.
c. Heparin drill 1000 unit/jam diberikan minimal 12 jam sesuaikan nilai hasil
ACT.
d. Periksa ACT tiap 4 jam setelah prosedur dan usahakan nilai ACT kurang dari
120 detik.
e. Perhatikan tanda-tanda perdarahan ditempat penusukan.

1
f. Perhatikan pulsasi nadi,khususnya sebelah distal tempat penusukan.
g. Selesai prosedur dapat makan dan minum.

B. Komplikasi/Resiko
Risiko tindakan PTCA biasanya juga kecil (<1%) yaitu:
1. Risiko minor seperti memar pada pergelangan tangan atau pangkal paha akibat
penusukan,
2. Reaksi alergi terhadap kontrast,
3. Gangguan fungsi ginjal akibat zat kontras yang berlebihan.
Komplikasi yang lebih serius yaitu:
1. Stroke,
2. Gangguan irama yang fatal seperti VT/VF,
3. Infark miokard,
4. Diseksi aorta, dan
5. Kematian.
Biasanya komplikasi lebih sering terjadi pada pasien dengan kondisi penyakit
yang berat, usia tua > 75 tahun, adanya penyakit penyerta seperti ginjal dan kencing
manis, wanita, pompa jantung yang menurun, dan penyempitan yang banyak dan
berat.

Anda mungkin juga menyukai