1
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
TAHUN 2020
2
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :
Penguji : Herwati.SKM.M.Biomed ( )
Heppi Sasmita.S.Kep,M.Kep,Sp.Jiwa
Nip. 19701020 199303 2 002
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan
judul “Asuhan Keperawatan Gangguan Rasa Aman Nyaman Nyeri Pada
Pasien Kanker Payudara Di Ruangan Bedah Wanita RSUP.Dr.M.Djamil
Padang”. Peneliti menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan Ibu Hj.
Efitra,S.Kp.M.Kes selaku pembimbing I dan Ibu Herwati. SKM.M.Biomed selaku
pembimbing II yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk
mengarahkan peneliti dalam penyusunan Karbya Tulis Ilmiah ini. Tidak lupa juga
peneliti mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si selaku Direktur Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Padang.
2. Bapak Dr. Yusirman, SpB(K),MARS selaku Direktur RSUP. Dr. M.
Djamil Padang dan Staf Rumah Sakit yang telah banyak membantu dalam
usaha memperoleh data yang peneliti lakukan.
3. Ibu Ns. Hj. Sila Dewi Anggreni, M.Kep, Sp.KMB selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Padang.
4. Ibu Heppi Sasmita, M.Kep, Sp. Jiwa selaku Ketua Program Studi D III
Keperawatan Padang Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Padang.
5. Bapak Ibu dosen serta staff Prodi Keperawatan Padang yang telah
memberikan pengetahuan dan pengalaman selama perkuliahan.
6. Teristimewa kepada kedua orang tua tersayang yang telah memberikan
dorongan, semangat, doa restu dan kasih sayang yang tiada terhingga.
7. Rekan - rekan seperjuangan mahasiswa Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan RI Padang Program Studi D-III Keperawatan Padang angkatan
17, serta semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang
telah membantu peneliti menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti menyadari keterbatasan dan
kemampuan yang ada, sehingga peneliti merasa masih ada yang belum sempurna
4
baik dalam isi maupun dalam penyajiannya. Untuk itu peneliti menerima atas
kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata, peneliti berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu keperawatan.
Peneliti
5
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber
baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Tanda Tangan :
Materai
6
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
Oleh :
RIMA SILVIA DINI
173110225
Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan distujui oleh pembimbing Karya Tulis
Ilmiah Program Studi D-III Keperawatan Padang dan telah Siap untuk
dipertahankan dihadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Politeknik
Kesehatan Kemenkes Padang
Padang, 10 juni 2020
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Heppi Sasmita.S.Kep,M.Kep,Sp.Jiwa
Nip. 19701020 199303 2 002
7
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan :
Pendidikan Tahun
SDN 12 Sungai Sapih 2005-2011
SMPN 27 Padang 2011-2014
SMA Taman Siswa Padang 2014-2017
Poltekkes Kemenkes Padang 2017-2020
8
Karya Tulis Ilmiah, Mei 2020
Rima Silvia Dini
ABSTRAK
Nyeri merupakan keluhan utama pada pasien kanker, hasil penelitian Fadilah,
Astuti, Santy (2016) untuk menghilangkan nyeri pada pasien kanker payudara
dengan teknik relaksasi hand massange namun di ruangan bedah wanita teknik
tersebut belum pernah dilakukan. Di rumah sakit lebih banyak digunakan terapi
farmakologi dan nafas. Tujuan penelitian mengambarkan asuhan keperawatan
gangguan rasa aman nyaman nyeri pada pasien kanker payudara.
9
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................iii
LEMBAR ORISINALITAS..............................................................................iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP………………………………………………...v
LEMBAR PERSETUJUAN..............................................................................vi
DAFTAR ISI.......................................................................................................vii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………...viii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................5
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................5
D. Manfaat Penelitian...................................................................................6
10
11. Penatalaksanaan Nyeri Pada Pasien Kanker Payudara……………...18
B. Asuhan Keperawatan Nyeri Pada Pasien Kanker Payudara....................21
1. Pengkajian Keperawatan....................................................................21
2. Diagnosis Keperawatan.....................................................................27
3. Rencana Keperawatan........................................................................27
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………...61
B. Saran.........................................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….…63
11
DAFTAR TABEL
12
Tabel 2.1 Perbedaan Nyeri Akut Dan Nyeri Kronis 10
Tabel 2.2 Perencanaan Keperawatan 28
DAFTAR GAMBAR
13
Gambar 2.1 Skala Nyeri Hayward 15
Gambar 2.2 Skala Wajah 16
DAFTAR LAMPIRAN
14
Lampiran 1. Surat izin penelitian dari RSUP. Dr. M. Djamil. Padang
BAB I
PENDAHULUAN
15
A. Latar Belakang
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh
manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun
psikologis, yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan
kesehatan. Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam teori
Hierarki kebutuhan menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima
tingkatan kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta,
harga diri, dan aktualisasi diri (Hidayat & Uliyah, 2014).
Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal dan bersifat individual.
Dikatakan bersifat individual karena respon individu terhadap sansasi nyeri
beragam dan tidak bisa disamakan dengan orang lain (Sutanto & Fitriana,
2017). Nyeri bersifat sangat subjektif dan individual dan merupakan salah
satu mekanisme pertahanan tubuh yang mengindiksikan bahwa terdapat
suatu masalah. Nyeri yang tidak teratasi menimbulkan bahaya secara
fisiologis maupun psikologis bagi kesehatan dan penyembuhan (Meiliya &
Wahyuningsih, 2009). Nyeri merupakan keluhan yang paling sering terjadi
pada pasien kanker. Salah satunya yaitu nyeri yang dirasakan oleh pasien
kanker payudara.
16
yang dilakukan. Nyeri yang dialami oleh kanker payudara diakibatkan
pengaruh langsung terhadap organ yang terkena dan pengaruh langsung
terhadap jaringan lunak yang terkena. Nyeri timbul jika kanker payudara
sudah pada tahap stadium lanjut atau berada pada stadium 3 sampai 4
( Rasjidi, 2010).
Dampak yang ditimbulkan nyeri berupa gangguan pada fisik seperti : shock
akibat sakit yang berlebihan ditandai dengan nadi cepat dan kecil, tekanan
darah turun, berkeringat, muka pucat, nafsu makan menurun, perasaan tidak
nyaman. Bahkan jika nyeri tidak diatasi segera ditakutkan shock bisa
berakibat pada penurunan keasadaran. Selain itu, nyeri juga menyebabkan
gangguan pada psikososial berupa : cemas, takut dan gelisah, hambatan
dalam pergaulan, perpecahan dalam keluarga, hambatan dalam pekerjaan
(Atoilah & Kusnadi, 2013).
Upaya yang dilakukan oleh perawat untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien
kanker dengan cara mandiri dalam mengatasi nyeri seperti : tehnik distraksi,
teknik ralaksasi, bio umpan balik, akupuntur, hipnosa, pemberian obat
analgetik. Beberapa teknik tersebut dapat mengurangi keteganggan pada otot
yang akan mengurangi rasa nyeri pada pasien kanker payudara. Teknik ini
juga sangat sederhana dan mudah dilakukan oleh siapa pun yang mengalami
rasa nyeri khususnya pasien kanker payudara ( Atoilah & Kusnadi, 2013).
17
Peran perawat pada nyeri kanker adalah melaksanakan pelayanan
keperawatan dalam suatu sistem pelayanan kesehatan sesuai kebijakan umum
pemerintah yang berlandaskan pancasila,khususnya pelayanan atau asuhan
keperawatan pada individu, keluarga, kelompok (Asriwati & Irawati, 2019).
Perawat juga berperan sebagai asuhan keperawatan meliputi pengkajian,
analisis data, diagnosis keperawatan, intervensi dan evaluasi ( Putri &
Rahayu, 2019). Perawat juga berperan dalam mengatasi nyeri pada klien
memberikan kekuatan , harapan, hiburan, dukungan dorongan, dan bantuan.
Pengkajian skala nyeri melalui (PQRST) meliputi karakteristik nyeri,
kualitas nyeri, lokasi nyeri, intensitas nyeri dan waktu terjadinya nyeri
(Abdul aziz, 2018).
Selama tahun 2017 ada sekitar 252.710 wanita dan sekitar 2.470 pria yang
diagnosing kanker payudara baru dengan estimasi kematian 41.070 jiwa
(40.610 wanita dan 460 pria). Selain itu, kanker payudara adalah penyebab
kematian ter tinggi kedua pada wanita (American Cancer Society, 2017)
Menurut Putri, Jannah & Ramaita (2018) Logoterapi telah diteliti mampu
menurunkan kecemasan dan depresi penderita kanker. Logoterapi juga dapat
18
menurunkan depresi dan memperbaiki kualitas hidup pasien kanker payudara
stadium lanjut.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Medical Record RSUP Dr.M. Djamil
Padang penderita kanker payudara pada tahun 2018 rawat jalan sebanyak 22
orang dan rawat inap sebanyak 177 orang. Pada tahun 2019 rawat jalan
sebanyak 18 orang dan rawat inap sebanyak 181 orang.
19
Berdasarkan uraian di atas, peneliti melakukan penelitian tentang “Asuhan
Keperawatan Gangguan Rasa Aman Nyaman Nyeri Pada Pasien Kanker
Payudara” Di RSUP.Dr.M. Djamil Padang di Ruangan Bedah Wanita.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Umum
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian adalah untuk mendeskripsikan asuhan
keperawatan gangguan rasa aman nyeri pada pasien kanker payudara di
ruangan Bedah Wanita RSUP.Dr.M.Djamil Padang 2020.
2. Tujuan Khusus
a. Dideskripsikan hasil pengkajian asuhan keperawatan gangguan
rasa aman nyeri pada pasien kanker payudara di ruangan Bedah
Wanita RSUP.Dr.M.Djamil Padang 2020.
b. Dideskripsikan diagnosa asuhan keperawatan gangguan rasa
aman nyeri pada pasien kaker payudara di ruangan Bedah Wanita
RSUP.Dr.M.Djamil Padang 2020.
c. Dideskripsikan intervensi asuhan keperawatan gangguan rasa
aman nyeri pada pasien kanker payudara di ruangan Bedah
Wanita RSUP.Dr.M.Djamil Padang 2020.
d. Dideskripsikan implementasi asuhan keperawatan gangguan rasa
aman nyeri pada pasien kanker payudara di ruangan Bedah
Wanita RSUP.Dr.M.Djamil Padang 2020.
e. Dideskripsikan evaluasi asuhan keperawatan gangguan rasa aman
nyeri pada pasien kanker payudara di ruangan Bedah Wanita
RSUP.Dr.M.Djamil Padang 2020.
20
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Kegiatan peneliti dapat menambah wawasan dan pengalaman nyata bagi
peneliti dalam memberikan asuhan keperawatan gangguan rasa aman
nyeri pada pasien kanker payudara dalam mengatasi nyeri dengan teknik
relaksasi hand massage.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21
A. Konsep Gangguan Rasa Nyaman Nyeri Pada Pasien Kanker
Payudara
1. Defenisi Rasa Nyaman
Kenyaman atau rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman dan
kelegalan. Pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah kebutuhan rasa
nyaman bebas dari rasa nyeri, dan hipotermi. Hal ini disebabkan
karena kondisi nyeri merupakan kondisi yang mempengaruhi perasaan
tidak nyaman yang ditunjukkan dengan tanda dan gejala pada pasien
(Wahyudi & Wahid, 2016).
2. Defenisi Nyeri
Nyeri merupakan suatu kondisi lebih dari sekedar sensasi tunggal yang
disebabkan oleh stimulasi tertentu. Nyeri bersifat subjektif dan sangat
bersifat individual ( Haswita & Sulistyowati, 2017). Nyeri adalah
sensasi yang tidak menyenangkan dan sangat individual yang tidak
dapat dibagi dengan orang lain (Meiliya & Wahyuningsih, 2009).
3. Etiologi Nyeri
Menurut Susanto & Fitriana (2017) penyebab nyeri dapat digolongkan
menjadi dua bagian, yaitu nyeri fisik dan nyeri psikologis.
a. Penyebab nyeri secara fisik
Nyeri yang disebabkan oleh faktor fisik berkaitan dengan
terganggunya serabut saraf reseptor nyeri. Serabut saraf ini terletak
dan tersebar pada lapisan kulit dan pada jaringan-jaringan tertentu
yang terletak lebih dalam. Penyebab nyeri secara fisik yaitu akibat
trauma (trauma mekanik, termis, kimiawi, maupun elektrik)
neoplasma, peradangan, gangguan sirkulasi darah).
1. Trauma mekanik
Trauma mekanik menimbulkan rasa nyeri karena ujung-ujung
saraf bebas, mengalami kerusakan akibat benturann gesekan
ataupun luka.
22
2. Trauma termis
Trauma termis menimbulkan rasa nyeri karena ujung saraf
reseptor mendapat rangsangan akibat panas atau dingin.
3. Trauma kimiawi
Trauma kimiawi terjadi karena tersentuh zat asam atau basa
yang kuat.
4. Trauma elektrik
Trauma elektrik dapat menimbulkan rasa nyeri karena
pengaruh aliran listrik yang kuat mengenai reseptor rasa nyeri.
5. Neplasma
Neoplasma menyebabkan nyeri karena terjadinya tekanan dan
teradinya tekanan dan kerusakan jaringan yang mengandung
reseptor nyeri dan juga karena tarikan, jepitan atau metastase.
6. Nyeri pada peradangan
Nyeri pada peradangan terjadi karena kerusakan ujung-ujung
saraf reseptor akibat adanya peradangan atau terjepit oleh
pembengkakan.
4. Klasifikasi Nyeri
Menurtut (Atoilah & Kusnadi, 2013).
23
nyeri dapat dibedakan menurut tempatnya,sifatnya,berat ringannya,dan
serangannya.
a. Menurut tempatya
1) Periferal pain yang terdiri dari:
a) Superfisal pain yaitu nyeri yang dirasakan pada
permukaan pasa tubuh misalnya kulit atau mukosa.
b) Deep pain yaitu nyeri yang dirasakan pada bagian tubuh
dalam (viscera)
c) Reffered pain (nyeri alihan) yaitu nyeri dalam yang
disebabkan karena bagian daerah lain yang jauh dari asal
nyeri.
2) Central pain
Nyeri ini terjadi akibat perangsangan susunan saraf pusat yaitu
medulla spinalis, batang otak dan thalamus.
3) Psycogenic pain yaitu nyeri yang dirasakan tanpa penyebab
organic tetapi akibat trauma psikologis dan pengaruhnya
terhadap fisik.
b. Menurut sifatnya
1) Incidental pain yaitu nyeri yang timbul sewaktu-waktu
kemudian menghilang.
2) Stedy pain yaitu nyeri yang timbul menetap dan dirasakan
dalam waktu yang lama misalnya abses, ulkus, ventrikulis.
3) Paraximal pain yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi
sekali dan biasanya menetap kurang lebih 10-15 menit, lalu
menghilang dan bisa timbul lagi.
c. Menurut berat ringannya
1) Nyeri ringan yaitu nyeri dalam intensitas rendah.
2) Nyeri sedang adalah nyeri yang menimbulkan reaksi.
3) Nyeri berat adalah nyeri dengan intensitas tinggi.
d. Menurut serangannya
24
1) Nyeri akut yaitu nyeri yang terjadi dalam waktu kurang lebih
dari 6 bulan
2) Nyeri kronik yaitu nyeri yang terjadi dalam waktu lebih dari 6
bulan
Tabel 2.1
Perbedaan Nyeri Akut dan Nyeri Kronis
5. Stimulasi Nyeri
Menurut (Hidayat & Uliyah, 2014) terdapat beberapa jenis stimulasi
nyeri sebagai berikut :
a. Trauma pada jaringan tubuh
Misalnya karena bedah akibat terjadinya kerusakan jaringan dan
iritasi secara langsung pada reseptor.
b. Gangguan pada jaringan tubuh
Misalnya karena edema akibat terjadinya penekanan pada reseptor
nyeri.
c. Tumor
Tumor dapat juga menekan pada reseptor nyeri.
d. Iskemia pada jaringan
25
Misalnya terjadi blokade pada arteria koronaria yang menstimulasi
reseptor nyeri akibat tertumpuknya asam laktat.
e. Spasma otot
Spasma otot dapat menstimulasi mekanik.
6. Fisiologi Nyeri
Menurut Haswita & Solistyowati (2017)
Saat terjadinya stimulasi yang menimbulkan kerusakan jaringan
hingga pengalaman emosional dan psikologis yang menyebabkan
nyeri, terdapat rangkaian peristiwa elektrik dan kimiawi yang
kompleks, yaitu tranduksi, transmisi, modulasi dan persepsi.
a. Transduksi
Transduksi adalah proses dimana stimulasi noksius diubah manjadi
aktivitas elektrik pada ujung saraf sensorik (reseptor) terkait.
b. Transmisi
proses ini terlibat tiga komponen saraf yaitu saraf sensorik perifer
yang menerus-menerus impuls yang menuju ke atas (ascendens),
dari medulla spinallis ke batang otak dan thalamus. Yang terakhir
hubungan timbal balik antara thalamus dan cortex.
c. Modulasi
Yaitu aktivitas saraf yang bertujuan mengontrol transmisi nyeri.
Suatu senyawa tertentu telah ditentukan di sistem saraf pusat yang
secara selektif menghambat transmisi nyeri di medulla spinalis.
Senyawa ini diaktifkan jika terjadi relaksasi atau obat analgetik
seperti morfin.
d. Persepsi
Proses impuls nyeri ditransmisikan hingga menimbulkan perasaan
subjektif dari nyeri sama sekali belum jelas. Bahkan struktur otak
yang menimbulkan persepsi tersebut juga tidak jelas. Karena
disayangkan karena nyeri secara mendasar merupakan pengalaman
subjektif yang dialami seseorang sehingga sangat sulit untuk
memahaminya.
26
7. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nyeri
Menurut Haswita & Solistyowati (2017), factor yamg mempegaruhi
nyeri antara lain :
a. Usia
Usia merupakan factor penting yang mempengaruhi nyeri,
khususnya pada anak-anak dan lansia. Yang ditemukan diantara
kelompok usia dapat mempengaruhi bagaimna anak-anak dan
lansia bereaksi terhadap nyeri.
b. Jenis kelamin
Penyakit yang hanya dijumpai pada jenis kelamin tertentu,
terutama yang berhubungan erat dengan alat reproduksi atau yang
secara genetic berperan dalam perbedaan jenis kelamin.
Dibeberapa kebudayaan menyebutkan bahwa anak laki-laki harus
berani dan tidak boleh menangis, sedangkan seorang anak
perempuan boleh menangis dalam situasi yang sama.
c. Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu
mengatasi nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan
apa yang diterima oleh kebudayaan mereka. Hal ini meliputi
bagaimana bereaksi terhadap nyeri. Ada perbedaan makna dan
sikap dikaitkan dengan nyerri diberbagai kelompok budaya.
d. Makna nyeri
Setiap individu akan mempersepsikan nyeri dengan cra yang
berbeda-beda.
e. Perhatian
27
Tingkat seorang pasien memfokuskan perhatiannya pada nyeri
dapat mempengaruhi persepsi nyeri.
f. Ansietas
Hubungan anatara nyeri dan ansietas bersifat kompleks. Ansietas
seringkali meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat
menimbulkan suatu perasaan ansietas. Ansietas yang tidak
berhubungan dengan nyeri dapat mendistraksi pasien dan secara
actual dapat menurunkan persepsi nyeri. Secara umum, cara yang
efektif untuk menghilangkan nyeri dengan mengarahkan
pengobatan nyeri ketimbang ansietas.
g. Pengalaman terdahulu
Individu yang mempunyai pengalaman yang berkepanjangan
dengan nyeri akan lebih sedikit gelisah dan lebih toleran terhadap
nyeri disbanding dengan orang yang hanya mengalami sedikit
nyeri.
h. Gaya koping
Mekanisme koping individu sangat mempengaruhi cara setiap
orang dalam mengatasi nyeri. Ketika seseorang mengalami nyeri
dan menjalani perawatan di rumah sakit adalah hal yang sangat tak
tertahankan. Penting untuk mengerti sumber koping individu
selama nyeri. Sumber-sumber koping ini seperti berkomunikasi
dengan keluarga, latihan dan bernanyi dapat digunakan sebagai
rencana untuk mensuport klien dan menurunkan nyeri klien.
28
terdekat mungkin akan membuat nyeri semakin bertambah.
Kehadiran orangtua merupakan hal khusus yang penting untuk
anak-anak dalam menghadapi nyeri.
b. Respon perilaku
29
Respon perilaku yang timbul pada orang yang mengalami nyeri
adalah ekspresi wajah mengatakan geraham, menggigit bibir,
meringis, apasia, bingung dan disorientasi.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
Tidak Nyeri sedang Nyeri berat Nyeri
Nyeri ringan
nyeri terkontrol berat tidak
terkontrol
Gambar 2.1
skala nyeri Haywar
30
4 = Nyeri sangat berat
5 = Nyeri hebat
31
tidak memiliki mielin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya
pada viseral, persendian, dinding arteri, hati dan kandung empedu.
Kemudian nyeri yang yang muncul tergantung dari saraf besar dan
saraf kecil yang keduanya berada dalam akar dorsalis pada medulla
spinalis. Rangsangan pada saraf besar akan mengakibatkan aktivitas
sel disubtansi gelatinosa (sel T ) meningkat sehingga pintu mekanisme
tertutup sehingga aktifitas sel T terhambat dan menyebabkan hantaran
rangsangan pun terhambat. Rangsangan yang melalui saraf besar dapat
langsung merambat ke korteks serebri agar dapat diidentifikasi dengan
cepat.
32
Yaitu mengalihkan perhatian pasien dari rasa nyeri. Tehnik
distraksi menurut Mc.Caffery meliputi :
1) Bernafas lambat dan berirama
2) Menyanyi berirama
3) Aktif mendengarkan music
4) Mendorong untuk menghayal
5) Menonton telivisi
e. Akupuntur
Suatu tehnik tusuk jarum yang menggunakan jarum-jarum kecil,
panjang untuk menusuk kebagian-bagian tertentu dalam tubuh
untuk menghasilkan ketidakpekaan terhadap rasa nyeri.
33
f. Hipnosa
Suatu tehnik yang menghasilkan suatu keadaan tidak sadarkan diri
yang dicapai melalui gagasan-gagasan yang disampaikan oleh
orang yang menghipnotisnya.
i. Relaksasi benson
Relaksasi benson merupakan relaksasi menggunakan teknik
pernapasan yang biasa digunakan di rumah sakit pada pasien yang
sedang mengalami nyeri atau mengalami kecemasan. Dan, pada
relaksasi benson ada penambahan unsur keyakinan dalam bentuk
kata-kata yang merupakan rasa cemas yang sedang pasien alami.
Teknik relaksasi ini bisa dilakukan 15 menit selama satu kali sehari
atau saat pasien mengeluh nyeri.
j. Analgetik
34
Mengurangi persepsi nyeri seseorang tentang rasa nyeri, terutama
melalui daya kerja atau sistem saraf pusat dan mengubah respon
seorang terhadap rasa nyeri tidak nyaman.
2) kesalah pahaman
Memberikan pemahaman pada pasien bahwa nyeri yang
dialami sangat individual sehingga hanya pasien yang tahu
secara pasti tentang rasa nyeri yang tahu secara pasti
tentang rasa nyeri yang dialaminya. Hal tersebut dapat
mengurangi rasa nyeri yang dialami.
3) Ketakutan
Dengan memberikan informasi yang tepat dapat membantu
mengurangi kesalahpahaman pasien sehingga dapat
mengurangi rasa nyeri.
4) Kelelahan
Dengan mengembangkan pola aktivitas dengan istirahat
cukup akan menyebabkab pasien tidak kelelahan tidak
memprburuk nyeri yang dialami.
35
5) Kebosanan
Dikurangi dengan cara mengalihkan perhatian yang bersifat
terapeutik. Misalnya dengan bernafas berirama, memijat
secara perlahan, aktif mendengarkan music.
c. Stimulasi kulit
Diantaranya dengan cara menggosok halus bagian yang nyeri,
menggosok punggung, menggunakan air hangat dan dingin,
memijat dengan air mengalir.
36
Yaitu sebuah stimulator dengan stimulut alat penerima
transistor yang dicangkok melalui kantong kulit
intraclavicula atau abdomen yakni elektroda yang ditanam
dengan cara bedah.
37
a. Identitas klien
Identitas meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, status
perkawinan, pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk rumah sakit,
tanggal pengkajian, diagnose medis.
c. Keluhan utama
Menurut Saputra (2013), pengkajian pada masalah nyeri dengam
memperhatikan tanda-tanda verbal dan non verbal, secara umum
mencakup lima hal, yaitu:
1) P (pemicu) : tumor menekan tulang, saraf, atau organ tubuh
serta pengobatan kanker seperti: pembedahan, kemoterapi dan
radioterapi.
2) Q (kualitas nyeri) : rasa nyeri kanker terasa menusuk-nusuk,
terbakar, rasa tajam atau tumpul
3) R (lokasi) : nyeri menetap, menjalar atau menyebar
4) S (keparahan) : intensitas nyeri
5) T (Waktu) : Nyeri dapat berlangsung terus menerus, berangsur
atau tiba-tiba dan bertambah buruk pada malam hari atau siang
hari.
38
e. Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat kesehatan dahulu nyeri pada pasien kanker payudara
biasanya seperti waktu nyeri yang muncul secara tiba-tiba,
berlangsung lama tapi nyeri hilang timbul, skala nyeri bervariasi
jika kanker yang dirasakan berada pada stadium lanjut dengan
skala yang dirasakan bisa mencapai 5 sampai 8. Untuk mengurangi
nyeri pasien kanker payudara bisa dengan beristirahat atau
meminum obat pereda nyeri (analgetik).
g. Aktifitas harian
1) Pola nutrisi
Kebiasaan diet buruk, diet tinggi lemak, minuman berakohol,
anoreksia, muntah dan terjadi penurunan berat badan, klien
juga ada riwayat mengkosumsi makanan mengandung
penyedap : Mono Sadium Glutamat.
2) Pola eliminasi
Pasien cenderung terjadi perubahan pada pola eliminasi, nyeri
pada saat defekasi, dan konstipasi.
3) Pola istirahat/tidur
Pada pola istirahat/tidur biasanya kesulitan atau gangguan
pola tidur dan istirahat akibat nyeri yang dirasakan oleh pasien.
4) Pola aktivitas dan latihan
39
Pasien cenderung terjadi keterbatasan/kehilangan fungsi pada
bagian anggota tubuh karena nyeri yang dirasakan pasien.
5) Data sosial
Pasien cenderung merasakan cemas akan kondisinya, menolak
diri, gelisah, dan terkadang mrasakan putus asa karena penyakit
yang dideritanya.
6) Data sosial
Pasien dengan sakit kanker payudara cenderung terjadi
hambatan dalam pergaulan karena pasien merasa malu dengan
penyakit yang dideritanya,
7) Data spiritual
Pasien dengan sakit kanker payudara cenderung memiliki
perasaan kurang yakin akan kesembuhan penyakit yang
dideritanya. Pasien merasa takut penyakit yang deritanya akan
menimbulkan kondisi yang membahayakan hidupnya.
8) Data seksual
Pasien cenderung malu berhubungan seksual dengan
pasangannya karena penyakit kanker payudaranya.
h. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Pasien kanker payudara yang mengalami gangguan rasa
nyaman nyeri cenderung peningkatan nadi pada nyeri akut atau
menurun pada nyeri kronis, peningkatan suhu dan pernafasan
pada nyeri kronis, peningkatan tekanan darah karena nyeri
sedang, nyeri berat, nyeri hebat dan nyeri sangat hebat
berdasarkan pengukuran skala nyeri (Atoilah & Kusnadi,
2013).
2) Kepala dan rambut : tidak ada benjolan, rambut biasanya
rontok yang mengalami kemoterapi.
40
3) Mata : cenderung ada gangguan bentuk dan fungsi
mata,anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
4) Telingga: normalnya simetris, tidak ada tanda-tanda infeksi dan
tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
5) Hidung : normanya simetris, bentuk dan fungsi normal, tidak
ada secret, biasanya pernafasan meningkan karena nyeri.
6) Leher : biasanya terjadi pembesaran kelenjer getah bening
(KGB), tidak ada pembesaran vena jugukaris.
7) Payudara
a) Inspeksi
Pada pasien kanker payudara tampak tidak simetris kiri dan
kadan. Biasanya ada kelainan pada papilla, letak dan
bentuk, terdapat tanda peradangan. Inspeksi juga bisa
dilakukan pada saat kedua lengan diangkat secara
bersamaan maka akan tampak ada salah satu bagian yang
tertinggal. Pada pasien post operasi tampak bekas luka
salah satu atau kedua payudara, balutan operasi, keadaan
luka tampak bersih atau kering bersih.
b) Palpasi
Biasanya terasa benjolan pada payudara seperti teraba
lunak, bulat, dan mudah berpindah tempat, lokasi, infiltrasi.
8) Paru :
a) Palpasi
Pasien kanker payudara pada stadium empat mengalami
peningkatan pernafasan.
b) Palpasi
Pada stadium tiga biasanya fremitus kiri dan kanan sama
karena belum metastase ke organ-organ lainya, pada
sadium empat fremitus kiri dan kanan tidak sama karena
sudah metastase ke organ lainnya.
c) Perkusi
41
Pada stadium tiga perkusi paru masihterdengar sonor, tetapi
pada stadium empat biasanya terdengar pekak karena paru-
paru terjadi efusi pleura jika metastase ke paru-paru.
d) Auskultasi
Pada stadium tiga dan empat cenderung terdengar suara
nafas tambahan seperti ronchi dan weezing.
9) Jantung
a) Inspeksi : Iktus cordis tampak atau tidak
b) Palpasi : Iktus cordis teraba di RIC V mid klavikula sinistra
c) Perkusi : Batas jantung di RIC III kanan-kiri dan RIC V
mid klavikula sinistra..
d) Auskultasi : bunyi jantung normal
10) Abdomen
a) Inspeksi : bentuk datar dan simetris
b) Palpasi ; hepar tidak teraba, limpa tidak teraba
c) Perkusi : suara timpani
d) Auskultasi : bising usus normal
i. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Savitri, dkk (2015) terdapat beberapa pemeriksaan
diagnostikterkait gangguan rasa nyaman nyeri pada pasien kanker
payudara.
1) Mammografi
Perubahan yang dapat terlihat dari memogram adalah
mikrokalsifikasi yaitu defosit-dekosit kecil kalsium dalam
jaringan payudara yang terkihat sebagai titik-titik putih
disekitar jaringan pyudara. Massa dapat tampak berupa massa
padat atau kistik (berongga dan berisi cairan).
2) USG
42
Tampak tumor padat atau kista, kantung cairan yang bukan
kanker.
3) PET Scan
Derajat penyerapan zat konteks yang disuntikan lewat vena dan
akan diserap oleh sel kanker yang dapat menggambarkan
derajat histologist dan potensi agresivitas tumor.
4) Biopsi
Pemeriksaan biopsi terdapat 2 yaitu biopsy halus dan core
biopsy yang hasilnya yaitu : tidak ada tanda kanker payudara,
kemungkinan ada tanda kanker payudara yaitu terdapay sel-sel
yang mencurigakan tetapi belum cukup jelas untuk
menegakkan diagnosis. Lebih baik dilanjutkan dengan biopsy
bedah untuk mancapai diagnosis terakhir.
5) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah rutin dan lengkap, mengetahui adanya
anemia yang manandai kanker menyebar ke sumsum tulang.
a) Pemeriksaan urin
b) Enzim alkali phospat untuk mengetahui adanya gangguan
pada hati dan tulang.
c) Peningkatan LDH (Laktat Dehidrogenase) menandakan
adanya kerusakan jaringan.
d) Cardio Embryonic Antigen (CEA) jika nilainya lebih dari
20 ng/ml post operasi menandakan adanya kekambuhan
AFP
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pengkajian diatas masalah keperawatan yang mungkin
muncul dengan gangguan rasa nyaman nyeri pada pasien kanker
payudara menurut SDKI,SLKI & SIKI adalah sebagai berikut :
43
a) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (infeksi,
iskemia, neoplasma) (SDKI,2017 hal 172)
3. Rencana Keperawatan
Perencanaan adalah pengembangan strategi desain untuk mencegah,
mengurangi dan mengatasi masalah-masalah yang telah diidentifikasi
dalam diagnosis keperawatan. Perencanaan menggambarkan sejauh
mana perawat mampu menetapkan cara menyelesaikan masalah
dengan efektif dan efisien (Budiono & Sumirah, 2015).
Tabel 2.2
Perencanaan Keperawatan
44
terkontrol untuk mengurangi
meningkat rasa nyeri (mis.
Gelaja mayor : b. Kemampuan Akupresur, terapi
1. Mengeluh mengenali musik, terapi pijat,
nyeri onset nyeri teknik imajinasi
2. Tampak meningkat terbimbing,
meringis c. Kemampuan kompres
3. Bersikap mengenali hangat/dingin,
protektif (mis. penyebab nyeri teknik relaksasi
Waspada, meningkat hand massage)
posisi d. Kemampuan 2) Kontrol lingkungan
mengindari menggunakan yang memperberat
nyeri) teknik non- rasa nyeri (mis.
4. Gelisah farmakologis Suhu ruangan,
5. Nadi meningkat pencahayaan,
meninggkat kebisingan)
6. Sulit tidur e. Keluhan nyeri 3) Fasilitasi istirahat
menurun da tidur
Gelaja minor : f. Penggunaan 4) Pertimbangkan
analgetik jenis dan sumber
1. tekanan darah dalam pemilihan
meningkat 3. Pola Tidur strategi meredakan
2. pola nafas Indikator : nyeri
berubah a. Keluhan sulit c. Edukasi
3. nafsu makan tidur menurun 1) Jelaskan penyebab,
berubah b. Keluhan sering periode, dan
4. proses terjaga pemicu nyeri
berpikir menurun 2) Jelaskan strategi
terganggu c. Keluhan tidak meredakan nyeri
5. menarik diri puas tidur 3) Anjurkan
6. berfokus pada menurun memonitor nyeri
diri sendiri d. Keluhan pola secara mandiri
7. diaforesis tidur berubah 4) Ajarkan teknik
menurun nonfarmakologis
e. Keluhan untuk mengurangi
istirahat tidak rasa nyeri
cukup d. Kolaborasi
menurun 1) Kolaborasi
f. Kemampuan pemberian dosis
beraktivitas dan anakgesik
meningkat susuai indikasi
2. Pemberian analgesik
Tindakan :
a. Observasi
1) Identifiksi
karakteristik nyeri
(mis. Pencetus,
45
pereda, kualitas,
lokasi, intensitas,
frekuensi, durasi)
2) identifikasi riwayat
alegri obat
3) monitor tanda-
tanda vital sebelum
dan sesudah
pemberian
analgetik
4) monitor efektifitas
analgesic
b. terapeutik
1) diskusikan jenis
analgesic yang
disukai untuk
mencapai analgesia
optimal
2) tetapkan target
efektifitas untuk
mengoptimalkan
respon pasien
3) dokumentasi
respon terhadap
efek analgesik dan
efek yang tidak
diinginkan
c. Edukasi
1) Jelaskan efek terapi
dan efek samping
obat
d. Kolaborasi
1) Kolaborasi
pemberian dosis
dan jenis analgesik
46
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan
studi kasus. Studi kasus bertujuan secara khusus menjelaskan dam
memahami objek yang ditelitinya secara khusus pada suatu kasus (Fitrah
& Luthfiyah, 2017). Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang
menjelaskan dan memberi pemahaman dan interpretasi tentang berbagai
prilaku dan pengalaman manusia (individu) dalam berbagai bentuk
(Afriyanti & Rachmawati, 2014).
47
pasien kanker payudara yang mengalami gangguan rasa nyaman nyeri.
pasien pada saat penelitian berjumlah 3 orang.
2. Sampel
Sampel merupakan kriteria yang menentukan subjek penelitian
mewakili sampel penelitian yang memenuhi kriteria sampel (Donsu,
2016).
Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah :
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari
suatu populasi target dan terjangkau yang akan diteliti (Kartika,
2017).
1) Partisipan yang baru terdiagnosa kanker payudara
2) Partisipan dan keluarga yang bersedia menjadi partisipan
3) Partisipan mampu berkomunikasi dengan baik dan
kooperatif
b. Kriteria Eklusi adalah sebagian subjek yang memenuhi kriteria
inklusi, harus dikeluarkan dari peneliti karena berbagai sebab yang
dapat mempengaruhi hasil penelitian (Saryono, 2013). Kriteria
eklusi dalam penelitian ini yaitu partisipan dengan penyakit kanker
payudara yang mengalami penurunan kesadaran akibat nyeri yang
hebat.
Besar sampel dalam penelitian adalah satu orang pasien kanker
payudara yang mengalami gangguan rasa aman nyaman nyeri.
Berdasarkan kriteria sample ketiga pasien memenuhi kriteria inklusi
sehingga untuk memilih satu orang pasien menggunakan Teknik
sampel yang digunakan sample random sampling. Sample random
sampling merupakan pengambilan sampel secara acak pada populasi
yang akan diperoleh, yang sampelnya bersifat representatif. Sample
random sampling dapat diartikan sebagai upaya pengambilan sampel
dengan cara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota
populasi (wiratna, 2014)
48
D. Alat atau Instrumen Pengumpulan Data
Alat atau instrument pengumpulan data terdiri dari tensi meter, stetoskop,
termometer, serta format pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan,
perencanaan keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi
keperawatan
2. Pengukuran
Pengukuran yaitu melakukan pemantauan kondisi klien dengan metode
mengukur dengan menggunakan alat ukur pemeriksaan fisik, seperti
melakukan pengukuran tanda-tanda vital (tekanan darah, frekuensi
nadi, frekuensi nafas dan suhu)
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik merupakan cara pengumpulan data dengan
melakukan pemeriksaan secara langsung kepada partisipan.
Pemeriksaan dilakukan oleh peneliti kepada partisipan dari kepala
sampai kaki dengan cara inspeksi atau melihat bagaimana kondisi
pasien seperti keadaan umum pasien, palpasi (menggunakan indra
peraba, perkusi (cara mengetuk bagian permukaan tubuh), dan
asukultasi (mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh).
49
4. Studi Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa atau perkembangan yang
kita peroleh langsung pada saat melakukan wawancara atau observasi.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dokumen dari rumah sakit
untuk menunjang penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.
F. Analisis Data
Analisis yang dilakukan pada peneliti ini adalah menganalisa semua
temuan pada tahapan proses keperawatan dengan menggunakan konsep
dan teori keperawatan pada pasien kanker payudara yang mengalami
gangguan rasa aman nyaman nyeri.. Analisis yang dilakukan adalah
melihat kesesuaian antara teori yang ada dengan asuhan keperawatan yang
dilakukan pada pasien.
50
BAB IV
DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Tempat
Pengambilan kasus ini dilakukan di Ruang Bedah Wanita RSUP. Dr.
M. Djamil.Bedah wanita terdiri dari 4 ruangan yaitu ruangan 1,
ruangan 2, ruangan 3, dan ruangan isolasi. Ruangan Bedah Wanita
dikepalai oleh kepala ruangan dan kepala tim untuk ruangan, jumlah
tenaga keperawatan terdiri 1 orang karu dan 13 orang perawat
pelaksana yang dibagi menjadi 3 shif pagi, sore dan malam. Selain
perawat ruangan terdapat juga beberapa orang mahasiswa praktek dari
berbagai institusi juga ikut dalam melakukan asuhan keperawatan pada
pasien.
B. Deskripsi Kasus
Penelitian telah melibatkan 1 orang pasien yang memiliki kasus
gangguan rasa aman nyaman nyeri pada kanker payudara. Proses
keperawatan yang dimulai dari pengkajian, menegakkan diagnosis
keperawatan,intervensi keperawatan, implementasi dan evaluasi
keperawatan sebagai berikut.
1. Pengkajian
Hasil dari pengkajian didapatkan peneliti melalui wawancara,
pemeriksaan fisik dan dokumentasi pada pasien dapat dilihat pada
dibawah ini :
a) Identitas pasien
51
Pasien seorang wanita umur 33 tahun, status menikah, agama
Islam, pendidikan SLTP, pekerjaan ibu rumah tangga.Pasien
masuk dengan diagnosa medis kanker payudara.
b) Keluhan utama
Pasien masuk RSUP.Dr. M. Djamil Padang melalui IGD pada
tanggal 8 Februari pukul 19.55 WIB.Keluhan utama pada saat
masuk pasien nyeri.yang berkaitan dengan gangguan rasa
nyaman nyeri didapatkan pasien mengeluh nyeri yang amat
sangat pada payudara sebelah kiri yang mengalami ulkus.
52
Pasien mengatakan adanya benjolan pada payudara kiri sekitar
4 tahun yang lalu pada tahun 2016, lalu benjolan tersebut
dilakukan operasi pada tahun 2016, pada awal bulan februari
2020 luka bekas operasi memburuk mengalami lesi sampai
ulkus. tersebut terasa sangat nyeri. kanker payudara yang
dialama pasien sudah berada di stadium 3.
f) Pengkajian ADL
Pada saat sakit nafsu makan pasien menurun apalagi pada saat
nyeri.tidur pasien terganggu karena nyeri. BAB dan BAk
pasien tidak ada gangguan.Pada saat sakit aktivitas pasien
dibantu oleh perawat.
g) Pemeriksaan Fisik
Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital,
TD 137/62 mmHg, nadi 87 x/menit, pernapasan 23 x/menit.
a. Pasien tampak meringis, gelisah, cemas, pucat dan lemas,
konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik.
b. Dada
Payudara Inspeksi : tidak simetris kiri dan kanan, saat
diangkat payudara kiri tertinggal dari payudara kanan,
payudara terdapat ulkus di payudara bagian kiri dan di
tutup dengan perban, sekeliling ulkus terdapat nanah.
Palpasi : payudara kanan tidak terdapat benjolan dan tidak
nyeri
53
h) Data Psikologis
Pasien pada saat berbicara tidak mau kontak mata.Pasien
tampak menghindar saat berbicara. Pasien mengatakan cemas
dengan kondisinya.
j) Data Spiritual
Pasien mengatakan tuhan akan memberikan kesembuhan dari
penyakit yang dideritanya dan dapat beraktivitas normal
kembali seperti biasa. Selama menjalani perawatan pasien
mengatakan tidak fokus saat beribadah.
k) Karakterisktik Lingkungan
Tempat pembuangan kotoran : septi tank, tempat pembuangan
samapah : tempat sampah dan dibakar, sumber air minum : air
bersih (PDAM), tempat pembuangan air limbah : selokan.
l) Data penunjang
Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Hemoglobin 10,6
g/dl, Leukosit 9.55 /mm3, Trombosit 51/mm3, Hematokrit 32%
m) Pemeriksaan Diagnostik
1) USG Abdomen : (11 Februari 2020)
Klinis Ca Mamae sinistra
Ca mame sebelah kiri sudah membesar ukuran 3 cm.
54
Hepar : ukuran tidak membesar, kandung empedu : besar
normal, dinding normal, Pangkreas : besar normal, Ginjal
kanan kiri : ukuran normal, kesimpulan : USG abdomen
dalam batas normal
2) Pemeriksaan radiologis Thoraks PA : ( 9 Februari 2020)
Paru-paru : besar dan bentuk normal
Gerakan bronkovaskuler ke 2 paru baik
Tidak tampak gambaran nodul patalogi
n) Program Terapi
Obat parenteral : ceftriaxone 2 x 1 gram, ranitidine 2 x 1
ampul. Oral : MST 2 x 10 mg, IFVD Nacl 0,9 % 20
tetes/menit.
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan berdasarkan data yang didapatkan berupa
data subjektif dan objektif. Berikut ini merupakan diagnosis
keperawatan yang ditegakkan peneliti pada pasien.
a) Diagnosis Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
(neoplasma) (tanggal 18 februari 2020 sampai 25 Februari
2020) dengan data subjektif pasien mengatakan nyeri pada
payudara sebelah kiri, nyeri terasa seperti di tusuk-tusuk dan
berdenyut-denyut. Nyeri yang dirasakan hilang timbul dan
nyeri tidak hilang ketika beristirahat. Pasien mengatakan nyeri
terasa di dada sebelah kiri dan menjalar ke punggung. Pasien
mengatakan nyeri mengakibatkan tidak dapat beraktifitas, skala
nyeri 6. Durasi nyeri 5-15 menit,. Sedangkan data objektifnya
klien tampak meringis, gelisah, klien menukar posisi untuk
mengurangi rasa nyeri, tekanan darah 137/62 mmHg, nadi 87
x/menit, pernapasan 23 x/menit.
55
3. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan yang dilakukan pada partisipan mengacu
pada SLKI dan SIKI.Berikut adalah rencana asuhan keperawatan
partisipan. Rencana keperawatan yang berkaitan pada Ny. P
dengan diagnosis keperawatan pada klien sebagai berikut :
Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisiologis
(neoplasma) mempunyai tujuan (SLKI) kontrol nyeri, tingkat
nyeri berkurang dengan kriteria hasil yaitu klien melaporkan nyeri
terkontrol meningkat, kemampuan mengenali onset nyeri,
kemampuan mengenali penyebab nyeri, teknik non-farmakologi
meningkat, keluhan nyeri menurun, meringis menurun, gelisah
menurun, kesulitan tidur menurun. Rencana tindakan yang akan
dilakukan (SIKI) yaitu manajemen nyeri : a) Observasi : lakukan
identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri , identifikasi skala nyeri, identifikasi respon nyeri
non verbal, identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
nyeri. b) Terapeutik : berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri dengan teknik relaksasi hand massange,
kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan), fasilitasi istirahat dan tidur,
pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri. c) Edukasi : jelaskan penyebab , periode, dan
pemicu nyeri, jelaskan staregi meredakan nyeri, anjurkan monitor
nyeri secara mandiri, ajarkan teknik nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri (teknik relaksasi hand massage).
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan yang dilakukan pada pasien sesuai
asuhan keperawatan adalah sebagai berikut.
Tabel. 4.1
56
nggal
Nyeri akut berhubungan Selasa, 1. Menggunakan
dengan agen cedera 18-02- komunikasi terapeutik
biologis (PPNI, 2017 Hal. 2020 untuk mengetahui
172) pengalaman nyeri
Gejala dan tanda mayor 2. Melakukan pengkajian
1) Subjektif nyeri secara
a. Mengeluh nyeri komprehensif yang
2) Objektif meliputi lokasi,
a. Tampak meringis karakteristik, durasi,
b. bersikap protektif frekuensi, kuaitas,
c. gelisah intensitas atau beratnya
d. sulit tidur nyeri, faktor pencetus
Gejala dan tanda minor 3. Melihat reaksi non
1) Subjektif verbal dan verbal dari
a. tekanan darah ketidak nyamanan
meningkat 4. Mengajarkan teknik
b. Pola napas berubah relaksasi hand
c. Nafsu makan massange dengan cara
berubah memberikan tekanan
d. Proses berfikir lembut dan gesekan di
terganggu seluruh telapak tangan
e. Menarik diri klien dengan
f. Berfokus pada diri melibatkan gerakan
sendiri melingkar kecil dengan
menggunakan ujung
jari atau ibu jari dalam
waktu 5 sampai 10
menit
57
hubungan baik dengan
klien
2. Mengkaji ulang nyeri
secara komprehensif
3. memberikan
lingkungan yang
nyaman bagi klien
dengan cara
mengganti alas kasur
setiap hari dan
membersihkan meja
pasien.
4. mengatur posisi yang
nyaman bagi klien,
dengan posisi semi
fowler selama kurang
lebih 10-15 menit.
5. melihat reaksi non
verbal Mengajarkan
teknik relaksasi hand
massange dengan cara
memberikan tekanan
lembut dan gesekan di
seluruh telapak tangan
klien dengan
melibatkan gerakan
melingkar kecil
dengan menggunakan
ujung jari atau ibu jari
dalam waktu 5 sampai
10 menit
Kamis, 1. Mengkaji ulang nyeri
20-02- secara komprehensif
58
2020 2. Posisikan pasien
dengan posisi yang
nyaman, dengan posisi
semi fowler selama
kurang lebih 10-15
menit
3. Kolaborasi pemberian
obat (MST 2 x 10 mg)
4. Mengobservasi teknik
relaksasi hand
massange dengan cara
memberikan tekanan
lembut dan gesekan di
seluruh telapak tangan
klien dengan
melibatkan gerakan
melingkar kecil dengan
menggunakan ujung
jari atau ibu jari dalam
waktu 5 sampai 10
menit
5. Monitor tanda-tanda
vital
TD : 140/90 mmHg
HR : 90 x/menit
RR : 22 x/menit
Juma’at, 1. Menggunakan
21-02- komunikasi terapeutik
2020 untuk mengkaji ulang
nyeri secara
komprehensif
2. Posisikan pasien
dengan posisi yang
59
nyaman, dengan posisi
semi fowler selama
kurang lebih 10-15
menit
3. Menganjurkan pasien
untuk melakukan
teknik relaksasi hand
massange untuk
mengilangkan nyeri
dengan cara
memberikan tekanan
lembut dan gesekan di
seluruh telapak tangan
klien dengan
melibatkan gerakan
melingkar kecil
dengan menggunakan
ujung jari atau ibu jari
dalam waktu 5 sampai
10 menit
4. Melihat reaksi non
verbal pasien
Senin, 1. Menggunakan
24-02- komunikasi terapeutik
2020 untuk mengkaji ulang
nyeri secara
komprehensif
2. Meberikan lingkungan
yang nyaman dengan
cara mengganti alas
kasur setiap hari dan
membersihkan meja
pasien.
60
5. Teteap menganjurkan
menggunakan teknik
relaksasi hand
massange untuk
menghilangkan nyeri
dengan cara
memberikan tekanan
lembut dan gesekan di
seluruh telapak tangan
klien dengan
melibatkan gerakan
melingkar kecil
dengan menggunakan
ujung jari atau ibu jari
dalam waktu 5 sampai
10 menit
3. Melihat reaksi verbal
dan non verbal
4. Mengevaluasi teknik
relaksasi hand
massange
Selasa, 1. Menggunakan
25-02- komunikasi terapeutik
2020 dalam membina
hubungan yang baik
2. Melihat reaksi non
verbal dan verbal
3. Posisikan pasien
dengan posisi yang
nyaman, dengan posisi
semi fowler selama
kurang lebih 10-15
menit
61
4. Menganjurkan pasien
untuk miring kiri dan
kanan dan miring kiri
5. Mengevaluasi teknik
relaksasi hand
massange untuk
mengurangi nyeri
5. Evaluasi keperawatan
Tahap evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan
dengan cara melakukan indentifikasi sejauh mana tujuan dari
rencana keperawatan tercapai atau tidak. Evaluasi yang dilakukan
selama 6 hari pada pasien mulai tanggal 18 – 25 Februari 2020.
Evaluasi masalah keperawatan pada pasien pada diagnosis nyeri
akut berhubungan dengan agen cidera fisiologis (neplasma) teratasi
pada hari ke 5 rawatan dengan data subjektif pasien mengatakan
nyeri pada payudara sebelah kiri sudah berkurang, nyeri terasa
ditusuk-tusuk dan berdenyut-denyut, nyeri hilang timbul,
berlangsung selama 2-3 menit dengan skala nyeri 3. Data objektif
klien tampak tenang, rileks, berganti-ganti posisi saat nyeri, TD :
125/75 mmHg, HR : 75 x/menit, RR : 21 x/menit. Pasien sudah
dapat melakukan teknik relaksasi hand massage dengan baik.
Tabel 4.2
Evaluasi Keperawatan
62
biologis (PPNI, 2017 2020 nyeri pada payudara
Hal. 172) sebelah kiri
Gejala dan tanda mayor - pasien mengatakan
3) Subjektif nyeri seperti di tusuk-
g. Mengeluh nyeri tusuk dan berdenyut
4) Objektif - pasien mengatakan
a. Tampak meringis nyeri hilang timbul
b. bersikap protektif - pasien mengeluh
c. gelisah nyeri saat bergerak,
d. sulit tidur - pasien mengatakan
Gejala dan tanda minor nyeri berlangsung
2) Subjektif selama 5-15 menit
a. tekanan darah skala nyeri 6.
meningkat O:
- pasien tampak
h. Pola napas berubah
meringis
i.Nafsu makan
- pasien tampak fokus
berubah
pada diri sendiri
j.Proses berfikir
- pasien tampak
terganggu
berganti-ganti posisi
k. Menarik diri
untuk mengurangi
Berfokus pada diri
nyeri.
sendiri
- TD : 135/78 mmHg
- HR : 80 x/menit
- RR : 23 x/menit
A : masalah nyeri akut
belum teratasi ditandai
dengan:
Pasien masi
mengeluh nyeri,
skala nyeri 6
Pasien tampak
63
meringis
Pasien gelisah
Tekanan darah
meningkat
P : intervensi dilanjutkan
dengan
1. Melakukan
pengkajian nyeri
secara komprehensif
2. Monitor tanda-tanda
vital
3. Manajemen nyeri
Rabu, S:
19-02- - pasien mengatakan
2020 masi terasa nyeri
pada payudara
sebelah kiri
- pasien mengatakan
nyeri terasa ditusuk-
tusuk dan
berdenyut-denyut
- pasien mengatakan
nyeri hilang timbul
berlangsung selama
5-7 menit skala
nyeri 6
O:
- klien tampak
meringis
- klien tampak gelisah
- klien tampak
melakukan nafas
64
dalam
- TD : 130/80 mmHg
- HR : 85 x/menit
- RR : 22 x/menit
A : masalah nyeri belum
teratasi ditandai dengan :
Pasien mengeluh
nyeri, skala nyeri 6
Pasien tampak
gelisah
Pasien tampak
meringis
Tekanan darah
meningkat
P : intervensi dilanjukan
dengan :
1. Manajemen nyeri
2. Monitor ttv
Kamis, S:
20-02- - pasien mengatakan
2020 nyeri sedikit
berkurang
- nyeri terasa seperti
ditusuk-tusuk
- durasi 5 menit, nyeri
hilang timbul,
- skala nyeri 5
O:
- Pasien tampak
meringis
- Pasien tampak
nyaman dengan
65
posisi nya
- Pasien tampak mulai
rileks
- TD : 130/80 mmHg
- HR : 80 x/menit
- RR : 22 x/menit
A : masalah nyeri akut
belum terasi ditandai
dengan :
Pasien mengeluh
nyeri, skala nyeri 5
Pasien tampak
meringis
Tekanan darah
meningkat
P : intervensi dilanjutkan
1. Manajemen nyeri
2. Monitor TTV
Juma’at, S:
21-02- - pasien mengatakan
2020 nyeri pada payudara
sebelah kiri
- nyeri seperti di
tusuk-tusuk,
berlangsung kurah
lebih 5 menit
- nyeri hilang timbul,
skala nyeri 4
O:
- Pasien tampak rileks
saat melakukan
teknik relaksasi
66
hand manssage
- TD : 130/80 mmHg
- HR : 78 x/menit
- RR : 21 x/menit
A : masalah nyeri belum
teratasi ditandai dengan:
Pasien mengeluh
nyeri, skala nyeri 4
Tekanan darah
meningkat
P : intervensi dilanjutkan
1. Manajemen nyeri
2. Monitor TTV
Senin, S:
24-02- - pasien mengatakan
2020 nyeri pada payudara
berkurang
- pasien mengatakan
nyeri terasa di
tusuk-tusuk
- Pasien mengatakan
nyeri berlangsung 4-
5 menit, nyeri hilang
timbul,
- skala nyeri 3
O:
- Pasien tampak
berganti-ganti
- Pasien tampak rileks
dengan relaksasi
hand massange
- TD : 125/75 mmHg
67
- HR : 75 x/menit
- RR : 21 x/menit
A : masalah nyeri teratasi
sebagian ditandai
dengan :
Pasien mengeluh
nyeri, skala nyeri 3
P : intervensi lanjutkan
dengan:
- Intervensi
dilanjutkan
- Monitor TTV
Selasa, S:
25-02- - pasien mengatakan
2020 nyeri pada payudara
sebelah kiri sudah
mulai berkurang
- nyeri terasa hanya
sekali-sekali
- nyeri terasa hilang
timbul, nyeri
berlangsung 2-5
menit,
- skala nyeri 3
O:
- Pasien tampak
sudah tenang
- Pasien tampak rileks
dengan tenik
relaksasi hand
massange
- Keluarga tampak
paham dengan
68
teknik relaksasi
hand massange
- TD : 120/70 mmHg
- HR : 66 x/menit
- RR : 20 x/menit
A : masalah nyeri teratasi
sebagian ditandai
dengan:
Pasien mengeluh
nyeri, skala nyeri 3
P: intervensi dilanjutkan
1. Manajemen nyeri
2. Monitor TTV
C. Pembahasan kasus
Pada pembahasan kasus ini peneliti akan membahas perbandingan
antara teori dengan laporan kasus asuhan keperawatan gangguan rasa
aman nyaman nyeri pada partisipan dengan diagnose kanker payudara.
Kegiatan dilakukan pada tanggal 18 – 25 Februari 2020 di ruangan
bedah wanita RSUP. Dr. M. Djamil Padang meliputi pengkajian,
menegakkan diagnosis keperawatan, membuat rencana tindakan,
melakukan implementasi dan melakukan evaluasi keperawatan,
sebagai berikut :
1. Pengkajian keperawatan
Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal dari proses
keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam
pengumpulkan data dari berbagai sumber data unutuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien
( Budiono& Sumirah, 2016 ), berdasarkan pengkajian sebagai
berikut :
69
Hasil pengkajian pada Ny. P didapatkan keluhan utama bahwa
klien mengeluh nyeri pada payudara kiri akibat kanker payudara
yang dideritanya.
Hasil pengkajian yang ditemukan sesuai dengan teori yang
mengatahkan bahwa nyeri adalah gejala pertama pada pasien
kanker .Berdasarkan (Rasjidi, 2010) Nyeri pada pasien kanker
merupakan suatu fenomena subjektif yang merupakan gabungan
antara factor fisik dan non fisik.Nyeri dapat berasal dari berbagai
bagian tubuh ataupun sebagai akibat dari terapi dan prosedur yang
dilakukan.Nyeri yang dialami oleh kanker payudara diakibatkan
pengaruh langsung terhadap organ yang terkena dan pengaruh
langsung terhadap jaringan lunak yang terkena.Nyeri timbul jika
kanker payudara sudah pada tahap stadium lanjut atau berada pada
stadium 3 sampai 4.
70
Hasil pemeriksaan fisik yang ditemukan sesuai dengan teori
menuurut (Atoilah & Kusnadi, 2013) yang mengatakan akibat dari
nyeri dapat menimbulkan berupa : 1) gangguan fisik yang ditandai
dengan peningkatan denyut nadi, pernapasan, tekanan darah,
pucat, 2) gangguan respon perilaku ditandai dengan ekspresi wajah
menggigit bibir, meringgis, apasia, binggung dan disorientasi.
2. Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan data pengkajian yang dilakukan pada pasien
didapatkan diagnosa keperawatan.Peneliti memprioritaskan
diagnosis utama yang muncul adalah Nyeri akut berhubungan
dengan agen cidera fisiologis (neoplasma).Nyeri yang dirasakan
pasien terjadi karena adanya reseptor nyeri yang dapat memberikan
respon akibat adanya stimulasi atau rangsangan.Stimulasi tersebut
berupa trauma pada jaringan tubuh, tumor, dan spasme otot
(Hidayat & Uliyah, 2014).Tumor pada pasien kanker payudara
akan menekan reseptor nyeri (tulang, saraf, atau organ tubuh)
sehingga menjadi sumber stimulasi nyeri (American Cancer
Society, 2014). Diagnosis ini peneliti dirprioritaskan pada urutan
pertama karena berdasarkan hirarki maslow pada keluhan yang
dirasakan oleh pasien harus segera ditangani, apabila kondisi ini
71
tidak segera ditanggani akan mengakibatkan tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia (Asmadi, 2008).
3. Rencana keperawatan
Perencanaan adalah pengembangan strategi desain untuk
mencegah, mengurangi, dan mengatasi masalah-masalah yang
telah di identifikasi dalam diagnosis keperawatan. Desain
perencanaan mengambarkan sejauh mana menetapkan cara
menyelesaikan masalah dengan efektif dan efesiensi (Budiono,
2016).
Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnosis
keperawatan yang ditemukan pada kasus. Recana yang akan
dilakukan mengacu pada SLKI (Standar Luaran Keperawatan
Indonesia) dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia).
72
mengontrol nyeri dengan kriteria hasil mengenali kapan nyeri
terjadi, mengambarkan faktor penyebab, menggunakan tindakan
pencegahan tanpa analgetik, melaporkan nyeri terkontrol.Tujuan
kedua yaitu tingkat nyeri berkurang dengan kriteria hasil, nyeri
yang dilaporkan tidak ada, panjang episode nyeri tidak ada,
mengerang dan menanggis tidak ada, eksprrsi nyeri wajah tidak
ada, bisa beristirahat.
Intervensi yang dilkaukan yaitu menggunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien.Lakukan
pengkajian nyeri secara komprehensif yang meliputi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas, dan faktor
pencetus. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam, teknik relaksasi
hand massange sesuai dengan teori (Fadilah, Astuti, Santy (2016).
Monitor tanda-tanda vital. Kolaborasi dalam pemberian obat
analgetik sehingga menurunkan skala nyeri pasien.Mengevaluasi
nyeri yang dirasakan pasien berkurang atau tidak.
4. Implementasi keperawatan
Peneliti melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana
yang telah disusun sebelumnya.Hasil implementasi yang dilakukan
pada pasien dengan gangguan rasa nyaman nyeri menyesuaikan
dengan kondisi pasien tanpa meninggalkan prinsip keperawatan.
73
klien dengan melibatkan gerakan melingkar kecil dengan
menggunakan ujung jari atau ibu jari dalam waktu 5 sampai 10
menit. Memberikan posisi miring kanan dan miring kiri,
mengobservasi reaksi verbal nan non verbal dari ketidaknyamanan,
menganjurkan pasien untuk meningkatkan istirahat untuk
mengalihkan rasa nyeri. monitor tanda-tanda vital pasien.
Kolaborasi pemberian obat MST 2 x 10 mg melalui oral.Serta
mengevaluasi kembali efektivitas analgetik yang diberikan.
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan yang dilakukan dengan metode SOAP untuk
mengetahui keefektifan dari tindakan yang dilakukan. Hasil
evaluasi yang didapat kemajuan dari tindakan keperawatan pada
hari rawatan ke-6 untuk diagnosis nyeri akut berhubungan
74
dengan agen cidera fisiologis (neoplasma) pada pasien
didapatkan hasil evaluasi mengenai nyeri yaitu pasien mengatakan
nyeri pada payudara sebelah kiri sudah berkurang dengan skala
nyeri 3 berkurangnya skala nyeri penliti melakukan teknik
relaksasi hand massage, nyeri terasa ditusuk-tuduk dan berdenyut-
denyut, nyeri hilang timbul, berlangsung selama 2-3 menit Pasien
tamapk tenang, rileks, berganti-ganti posisi untuk mengurangi
nyeri, TD 125/75 mmHg, HR : 75 x/menit, RR : 21 x/menit.
Masalah teratasi sebagian dengan kriteria nyeri pasien belum
terkontrol, pasien belum sepenuhnya melakukan tindakan
mengurangi nyeri. Intervensi dilanjutkan kaji nyeri secara
komprehensif, monitor gejala verbal dan non verbal, dan
menajemen nyeri.
75
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPILAN
Berdasarkan hasil penelitian asuhan keperawatan gangguan rasa aman
nyaman nyeri pada pasien kanker payudara diruang bedah wanita RSUP. Dr.
M. Djamil Padang tahun 2020, peneliti mengambil keputusan sebagai berikut:
1. Hasil pengkajian keperawatan dilakukan secara umum didapatkan data
bahwa pasien mengeluh nyeri, terasa ditusuk-tusuk dan berdenyut-denyut,
sulit tidur dan beristirahat dengan nyaman. Hasil pengkajian sesuai
dengan teori asuhan keperawatan gangguan rasa nyaman nyeri pada
pasien kanker payudara.
2. Terdapat 1 diagnosa keperawatan yang ditemukan pada pasien. Diagnosis
keperawatan yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisiologis
(neoplasma).
3. Rencana keperawatan yang direncanakan pada kasus gangguan rasa aman
nyaman nyeri pada kanker payudara yaitu sesuai dengan SLKI dan SIKI
yaitu manajemen nyeri dengan teknik relaksasi hand massage dan
pemberian analgesik.
4. Implementasi keperawatan yang dilakukan untuk mengontrol nyeri
menggunakan pengkajian nyeri PQRST merupakan tindakan dari rencana
tindakan keperawatan yang telah disusun dengan harapan hasil yang
tercapai sesuai dengan tujuan dan kriteria yang telah ditetapkan, masalah
keperawatan teratasi pada hari rawatan ke
5. Hasil evaluasi selama 6 hari dilakukakan secara komprehensif dengan
acuan asuhan keperawatan. Hasil didapatkan pada Ny. P bahwa nyeri
yang dirasakan berkurang dari hari ke 4. Hasil yang tercapai yaitu nyeri
akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (neoplasma). Masih
76
terdapat ulkus pada payudara bagian kiri. Masih terdapat pus pada ulkus
di payudara kiri.
B. Saran
1. Pimpinan rumah sakit RSUP. Dr. M. Djamil Padang
Melalui pimpinan diharapkan perawat ruangan bedah wanita dapat
mengoptimalkan dalam memberikan asuhan keperawatan rasa nyaman
nyeri pada pasien kanker payudara dengan teknik relaksasi hand
massange.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan peneliti selanjutnya dapat menjadi bahan bimbingan pada
penelitian dalam memberikan asuhan keperawatan yang baik pada
pasien kanker payudara dengan gangguan rasa aman nyaman nyeri
dengan teknik relaksasi hand massange.
3. Pengembangan ilmu
a. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi data dasar
untuk peneliti selajutnya
b. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi informasi bagi
mahasiswa tentang asuhan keperawatan gangguan nyeri
77
DAFTAR PUSTAKA
American Cancer Society. (2014). Guide to Controlling Cancer Pain.
http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/002906-
pdf.pdf._Diakses 17 Desember 2019
American Cancer Society. (2017). Cancer Fact and Figures.
http://repository.lppm.unila.ac.id/12850/._Diakses 16 Desember 2019
American Cancer Society. (2018). What Is Breast Cancer? AS. http://journal-
stikara.ac.id/index.php/wk-jiik/article/view/176._ Diakses Pada 19
November 2019
Afriyanti & Rachmawati. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Riset
Keperawatan. Jakarta: Rajawali Pers
Asriwati & Irawati. (2019). Buku Ajar Antropologi Kesehatan Dalam
Keperawatan.
Atoilah, E.M & Kusnadi, E. (2013). Askep Pada Klien Dengan Gangguan
Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : In Media
Azari, A.A. (2018). Diary Of Nursing. Jawa Barat : CV Jejak Bina Rupa Aksara
Budiono & Sumirah. (2015). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Bumi Medika
Donsu, Jenita.D.T. (2016). Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press
Fadilah, P.N, Astuti, P & Santy, W.H. (2016). Pengaruh Teknik Relaksasi Hand
Massage Terhadap Nyeri Pada Pasien Kanker Payudara Di Yayasan
Kanker Indonesia Surabaya.
https://journal2.unusa.ac.id/index.php/JHS/article/view/171._ Diakses 21
November 2019
Fitrah, M & Luthfiyah. (2017). Metodologi Penelitian.Jawa Barat: CV Jejak
Haswita & Sulistyowati R. (2017). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : CV.
Trans
Hidayat, A,A & Uliyah, M. (2014). Pengatur Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta: Salemba Medika
78
Kartika, I. (2017). Buku Ajar Dasar-Dasar Riset Keperawatan dan Pengolahan
Data Statistik. Jakarta: Trans Info Media
Kemenkes, R.I. (2018). Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Jakarta : Badan
Meiliya, E. Wahyuningsih, E & Yulianti, D. (2009). Buku Ajar Praktik
Keperawatan Klinis. Jakarta, Buku Kedokteran EGC
Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI,2018.
Putri, M.K & Rahayu, U. (2019). Pemberian Asuhan Keperawatan Secara Holistik
Pada Pasien Post Operasi Kanker Payudara.
http://jurnal.unpad.ac.id/mkk/article/view/22761 Diakses Pada 20
November 2019
Putri, S.B, Jannah, M & Ramaita. (2018). Efektivitas Logo terapi Terhadap Stress
Pasien Kanker Payudara Yang Menjalani Kemoterapi.
https://ejr.stikesmuhkudus.ac.id/index.php/ijp/article/view/615._ Diakses 19
November 2019
Rasjidi, I. (2010). Perawatan Paliatif Suportif dan Bebas Nyeri Pada Kanker.
Yogyakarta : CV Budi Utama
Ristianto, E, Hartoyo, M & Wulandari. (2016). Efektivitas Terapi Relaksasi Slow
Deep Breathing ( SDB) dan Relaksasi Benson terhadap Penurunan
Intensitas Nyeri Pasien Kanker Di RS Tugu Rejo Semarang.
http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/index.php/ilmukeperawatan/article/vie
w/566._ Diakses 26 November 2019
Saputra, Lyndon. (2013). Catatan Ringkas Kebutuhan Dasar Manusia.
Tanggerang: Info Media
Saryono. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Dalam Bidang
Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Suryana, D. (2018). Terapi Musik. Jakarta : Dayat Surya Independent
Sutanto, A.V & Fitriana, Y. (2017). Kebutuhan Dasar manusia Teori dan
Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Yogyakarta : Pustaka
Baru Press
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI
Wahyudi & Wahid. (2016). Buku Ajar Ilmu Kebutuhan Dasar. Jakarta: Mitra
Wacana Medika
79
Wiratna Sujawerni. (2014). Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta:
Gava Media
Lampiran 1
80
Lampiran 2
81
Lampiran 3
82
Lampiran 4
83
Lampiran 5
84
Lampiran 6
85
Lampiran 7
86
Lampiran 8
87
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN DASAR
NIM : 173110225
Yang mengirim/merujuk :-
88
Alasan Masuk : terdapat ulkus di payudara bagian kiri yang
menyebabkan nyeri
5. Riwayat Kesehatan
89
6. Kebutuhan Dasar
a. Makan
Sehat : klien Mengatakan saat sehat makan 3 kali sehari dengan porsi
sedang I kali makan, klien mengatakan sering makan makanan yang
memakai penyedap rasa (mengandung MSG) dan juga sering makan
bakso, mie, dan makanan cepat saji.
Sakit : klien mengatakan saat sakit makan 3 kali sehari, klien hanya
menghabiskan ½ porsi makanan yang disediakan rumah sakit.
b. Minum
Sehat : klien mengatakan saat sehat minum lebih kurang 1500 cc dalam
sehari, klien hanya minum air putih dan teh.
c. Tidur
Sehat : klien mengatakan sebelum sakit tidur siang sekitar 1 jam dan
pada malam hari tidur selama kurang lebih 7 jam dalam sehari.
Sakit : klien mengatakan saat sakit sering terbangun pada malam hari,
kurang lebih klien tidur 3 jam sedangkan pada siang hari klien tidak
bisa tidur karena nyeri dan ruangan yang panas.
d. Mandi
Sehat : klien mengatakan saat sehat mandi 2 kali sehari dan dilakukan
secara mandiri.
Sakit : klien mengatakan saat sakit klien hanya mandi 1 kali sehari
dibantu oleh keluarga.
e. Eliminasi
Sehat : klien mengatakan saat sehat BAK 5 sampai 6 kali sehari, BAk
berwarna kuning jernih. BAB satu kali 2 hari konsistensi normal,
berwarna coklat.
Sakit : saat sakit pasien memakai mempers, BAK 5 kali sehari, BAB 1
kali sehari konsistensi sedikit lunak.
f. Aktifitas pasien
Sehat : klien mengatakan sebagai ibu rumah tangga, klien mampu
mengerjakan pekerjaan rumah dan mengurus anak-anak dan suami,
90
klien mengatakan jarang berolahraga, menurut klien melakuan
pekerjaan rumah sudah sama dengan berolahraga.
Sakit : klien mengatakan saat sakit semua aktifitas dibantu oleh
keluarga
7. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
1) Tinggi / Berat Badan : 157 cm / 62 kg
2) Tekanan darah : 137/62 mmHg
3) Suhu : 36,7 C
4) Pernapasan : 23x/ menit
b. Kepla dan rambut
Bentuk kepala simetris, rambut tampak bersih, rambut tidak mudah
rontok
c. Telingga
Telingga simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, tidak ada
gangguan pendengaran
d. Wajah
Tampak meringis, pucat, gelisah, cemas
1. Mata
Konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, tidak ada menggunakan
kaca mata
2. Hidung
Simetris kiri dan kanan, tidak ada menggunkan pernapasan cuping
hidung, tidak ada perdarahan,
3. Mulut
Bibir pucat, tidak ada lesi pada mulut
e. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjer tiroid, tidak ada pembesaran vena
jugularis, tidak ada pembesaran kelenjer getah bening,
91
f. Dada
1. Payudara
I : tidak simetris kiri dan kanan, saat di angkat tampak payudara
kiri tertinggal dari payudara kanan, tampak ada ulkus pada
payudara kiri mengeluarkan nanah. Sedangan payudara sebelah
kanan normal
P : tidak teraba benjolan di payudara kanan
2. Paru
I : dinding dada simetris kiri dan kanan, tidak ada tarikan dinding
dada
P : fremitus kiri dan kanan
P : sonor
A: tidak ada bunyi nafas tambahan
3. Jantung
I : iktus kordis tidak terlihat
P : Iktus kordis teraba pada IRC 5 mid klavikula
P : redup
A : Bj 1 dan Bj 2
g. Abdomen
I : simetris, tidak ada lesi
P : tidak ada masa, tidak ada pembesaran hepar
P : timpani
A : bising usus 15x/ menit
h. Ektremitas
Aats : akral teraba hangat, tidak ada udem, crt >2 detik
Bawah : akral teraba hangat, tidak ada udem, crt >2 detik
8. Data spikologis
a. Status emosional : emosi terkontrol, klien mampu menjawab dengan
baik semua pertanyaan yang diajukan.
b. Kecemasan : klien mengatakan cemas akan kondisi kesehatanya
saat ini karena luka pada payudara memburuk dan terdapat benjolan.
92
c. Pola koping : koping baik
d. Komunikasi : klien kooperatif dan dapat berkomunikasi dengan
baik
93
Tanggal 18 Februari 2020
ANALISA DATA
94
NAMA PASIEN : Ny. P
NO. MR : 00.96.71.06
95
- Tekanan darah
137/62 mmHg
- Nadi : 87x/ menit
- Napas : 23x/menit
96
No. MR : 00.96.71.06
PERENCANAAN KEPERAWATAN
97
No. MR : 00.96.71.06
98
a. pencahayaan,
b. kebisingan)
3. fasilitasi istirahat dan
tidur
4. pertimbangkan jenis dan
c. sumber nyeri dalam
c. pemilihan strategi
a. meredakan nyeri
c.Edukasi
1. jelaskan penyebab ,
periode, dan pemicu
nyeri
2. jelaskan staregi
meredakan nyeri
3. anjurkan monitor nyeri
secara mandiri
4. ajarkan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri (teknik
relaksasi hand massage)
99
Hari Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan
/Tgl (SOAP ) Paraf
18 Pukul 11.00-14.00 WIB Pukul 14.30 WIB
Februani 5. Menggunakan S : pasien mengatakan nyeri
2020
komunikasi terapeutik pada payudara sebelah kiri,
untuk mengetahui nyeri terasa di tusuk-tusuk dan
pengalaman nyeri berdenyut-berdenyut, nyeri
6. Melakukan pengkajian hilang timbul, berlangsung
nyeri komprehensif yang selama 5-15 menit skala nyeri
meliputi lokasi, 6.
karakteristik, durasi, O:
- pasien tampak meringis
frekuensi, kuaitas,
- pasien tampak focus
intensitas atau beratnya
pada diri sendiri
nyeri, faktor pencetus
- pasien tampak berganti-
7. Mengobservasi reaksi
ganti posisi untuk
non verbal dan verbal
mengurangi nyeri.
dari ketidak nyamanan
- TD : 135/78 mmHg
8. Mengajarkan teknik
- HR : 80 x/menit
nafas dalam
- RR : 23 x/menit
A : masalah nyeri akut belum
teratasi
P : intervensi dilanjutkan
dengan
4. Melakukan pengkajian
nyeri secara
komprehensif
5. Manajemen nyeri
100
2 Pukul 09.00-13.00 WIB Pukul 13.30 WIB
6. menggunakan teknik S : pasien mengatakan masi
komunikasi terapeutik dalam terasa nyeri pada payudara
membina hubungan baik sebelah kiri, nyeri terasa
dengan klien ditusuk-tusuk dan berdenyut-
7. mengkaji ulang nyeri secara denyut, nyeri hilang timbul
komprehensif berlangsung selama 5-7 menit
8. memberikan lingkungan skala nyeri 6
yang nyaman bagi klien O:
9. mengatur posisi yang - klien tampak meringis
nyaman bagi klien - klien tampak gelisah
10. mengevaluasi teknik nafas - klien tampak
dalam melakukan nafas dalam
11. mengobservasi reaksi non - TD : 130/80 mmHg
verbal - HR : 85 x/menit
12. Mengajarkan teknik relaksasi - RR : 22 x/menit
hand massange A : masalah nyeri belum
teratasi
P : intervensi dilanjukan
dengan :
3. Manajemen nyeri
4. Monitor ttv
3 Pukul 09.00-12.00 WIB Pukul 12.30 WIB
6. Mengkaji ulang nyeri secara S : pasien mengatakan nyeri
komprehensif sedikit berkurang, nyeri terasa
7. Posisikan pasien dengan seperti ditusuk-tusuk, durasi 5
posisi yang nyaman menit, nyeri hilang timbul,
8. Kolaborasi pemberian obat ( skala nyeri 5
9. Mengobservasi teknik O:
relaksasi hand massange - Pasien tampak meringis
10. Monitor tanda-tanda vital - Pasien tampak nyaman
TD : 140/90 mmHg dengan posisi nya
101
HR : 90 x/menit - Pasien tampak mulai
RR : 22 x/menit rileks
- TD : 130/80 mmHg
- HR : 80 x/menit
- RR : 22 x/menit
A : masalah nyeri akut belum
terasi
P : intervensi dilanjutkan
3. Manajemen nyeri
4. Monitor TTV
4 Pukul 10.00-13.00 WIB Pukul 13.30 WIB
6. Menggunakan komunikasi S : pasien mengatakan nyeri
terapeutik untuk mengkaji pada payudara sebelah kiri,
ulang nyeri secara nyeri seperti di tusuk-tusuk,
komprehensif berlangsung kurah lebih 5
7. Posisikan pasien dengan menit, nyeri hilang timbul,
posisi yang nyaman skala nyeri 4
8. Menganjurkan pasien untuk O:
melakukan teknik relaksasi - Pasien tampak rileks
hand massange untuk saat melakukan teknik
mengilangkan nyeri relaksasi hand
9. Observasi reaksi non verbal manssage
pasien - TD : 130/80 mmHg
10. Menganjurkan pasien - HR : 78 x/menit
melakukan nafas dalam - RR : 21 x/menit
A : masalah nyeri belum
teratasi
P : intervensi dilanjutkan
3. Manajemen nyeri
4. Monitor TTV
5 Pukul 10.00-14.00 WIB Pukul 14.30 WIB
5. Menggunakan komunikasi S : pasien mengatakan nyeri
terapeutik untuk mengkaji pada payudara berkurang, nyeri
102
ulang nyeri secara terasa di tusuk-tusuk, nyeri
komprehensif berlangsung 4-5 menit, nyeri
6. Meberikan lingkungan yang hilang timbul, skala nyeri 3
nyaman O:
7. Teteap menganjurkan - Pasien tampak berganti-
menggunakan teknik ganti
relaksasi hand massange - Pasien tampak mampu
untuk menghilangkan nyeri melakukan nafas dalam
8. Tetap menganjurkan teknik - Pasien tampak rileks
nafas dalam dengan relaksasi hand
9. Mengobservasi reaksi verbal massange
dan non verbal - TD : 125/75 mmHg
10. Mengevaluasi teknik - HR : 75 x/menit
relaksasi hand massange - RR : 21 x/menit
A : masalah nyeri teratasi
sebagian
P : intervensi lanjutkan
- Intervensi dilanjutkan
- Monitor TTV
6 Pukul 10.00-13.00 WIB Pukul 13.30 WIB
6. Menggunakan komunikasi S : pasien mengatakan nyeri
terapeutik dalam membina pada payudara sebelah kiri
hubungan yang baik sudah mulai berkurang, nyeri
7. Mengobservasi reaksi non terasa sekali-sekali, nyeri
verbal dan verbal terasa hilang timbul, nyeri
8. Posisikan pasien dengan berlangsung 2-5 menit, skala
posisi yang nyaman nyeri 3
9. Menganjurkan pasien untuk O:
miring kiri dan kanan dan - Pasien tampak sudah
miring kiri tenang
10. Mengevaluasi teknik nafas - Pasien tampak mandiri
dalam melakukan nafas dalam
11. Mengevaluasi teknik saat nyeri
103
relaksasi hand massange - Pasien tampak rileks
untuk mengurangi dengan tenik relaksasi
hand massange
- Keluarga tampak
paham dengan teknik
relaksasi hand
massange
- TD : 120/70 mmHg
- HR : 66 x/menit
- RR : 20 x/menit
A : masalah nyeri teratasi
sebagian
P: intervensi dilanjutkan
3. Manajemen nyeri
4. Monitor TTV
Lampiran 9
LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH (KTI)
PRODI KEPERAWATAN PADANG JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
104
NAMA : Rima Silvia Dini
NIM : 173110225
PEMBIMBING 1 : Hj. Efitra. S. Kp. M. Kes
JUDUL PROPOSAL : Asuhan Keperawatan Gangguan Rasa Aman
Nyaman Nyeri Pada Pasien Kanker Payudara di
Ruang Bedah Wanita RSUP Dr.M.Djamil Padang
1
2
3
4
5
6
7
8
Ctt:
Mengetahui
Ketua Prodi
Keperawatan Padang
Heppi Sasmita.S.Kep,M.Kep,Sp.Jiwa
105
NIM : 173110225
PEMBIMBING 2 : Herwati, SKM.M.Biomed
JUDUL PROPOSAL : Asuhan Keperawatan Gangguan Rasa Aman
Nyaman Nyeri Pada Pasien Kanker Payudara di
Ruang Bedah Wanita RSUP Dr.M.Djamil Padang
1
2
3
4
5
6
7
8
Ctt:
Mengetahui
Ketua Prodi
Keperawatan Padang
Heppi Sasmita.S.Kep,M.Kep,Sp.Jiwa
106
Lampiran 10
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN RASA AMAN NYAMAN NYERI PADA PASIEN KANKER
TAHUN 2020
107
108