Anda di halaman 1dari 131

KARYA TULIS ILMIAH

“CASE REVIEW ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN CA


SERVIKS’’

Oleh :

DWI RIZKY FAUZI


P07220116089

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III KEPERAWATAN
SAMARINDA
2020

i
KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KANKER SERVIKS


DI RUANG MAWAR NIFAS RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE
SAMARINDA

Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan (Amd.Kep) pada Jurusan

Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur

Oleh :

DWI RIZKY FAUZI


P07220116089

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III KEPERAWATAN
SAMARINDA
2020

i
SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya sendiri dan

bukan merupakan jiplakan atau tiruan dari Karya Tulis Ilmiah orang lain untuk

memperoleh gelar dari berbagai jenjang pendidikan di perguruan tinggi manapun

baik sebagian maupun keseluruhan. Jika terbukti bersalah, saya bersedia menerima

sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

Balikpapan,………………………

Yang menyatakan

Dwi Rizky Fauzi


NIM. P07220116089

ii
LEMBAR PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH INI TELAH DISETUJUI UNTUK DIUJIKAN
TANGGAL 13 MEI 2020

Oleh
Pembimbing

Ns.Grace Carol S,M.Kep.Sp.Mat


NIP:196310131989012002

Pemimbing Pendamping

Sri Hazanah, S.ST,SKM,M.P.H


NIP:196612181994032002

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Review Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Pada Pasien CA Servik Di


RSUD Abdul Wahabsyahrani Samarinda
Telah diuji
Pada tanggal 13 MEI 2020

PANITIA PENGUJI

Ketua Penguji :
Nurhayati, S.ST.,M.Pd
NIDN. 4024016801 (………………………..………)

Penguji Anggota :
1. Ns. Grace Carol Sipasulta,M.Kep.,Sp.Kep. Mat
NIDN. 4013106302 (………………………..………)

2. Sri Hazanah, S.ST.,S.KM.,M.PH


NIDN. 4018126601 (………………………..………)

Mengetahui,

Ketua Jurusan Keperawatan Ketua Program Studi D-III Keperawatan


Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur,

Hj. Umi Kalsum, S.Pd., M.Kes Ns. Andi Lis Arming Gandini, M.Kep
NIP. 196508251985503200 NIP. 196803291994022001

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Klien Dengan Ca Serviks
di RSUD Abdul Wahab Syahrani Samarinda” guna memenuhi persyaratan tugas
akhir dalam penyelesaian pendidikan D-III Keperawatan.
Dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak
mengalami kesulitan dan hambatan akan tetapi semuanya bisa dilalui berkat
bantuan dan bimbingan dari dosen serta berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. H. Supriyadi B., S.Kp.,M.Kep selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan Kalimantan Timur.
2. Dr. Edy Iskandar, Sp.PD., FINASIM., MARS, selaku Direktur RSUD dr.
Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan.
3. Hj. Umi Kalsum, S.Pd, M.Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Kalimantan Timur.
4. Ns. Andi Lis AG, M.Kep selaku Ketua Prodi D-III Keperawatan Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Kalimantan Timur.
5. Ns. Grace Carol Sipasulta, M.Kep., Sp.Kep.Mat selaku Penanggung Jawab
Prodi D-III Keperawatan Kelas Balikpapan Politeknik Kesehatan Kementrian
Kesehatan Kalimantan Timur. Dan sebagai pembimbing I
6. Sri Hazanah, S.ST.,S.KM.,M.PH selaku pembimbing II yang bersedia
memberikan ilmu dan waktunya selama proses bimbingan berlangsung.
7. Dosen dan seluruh staf pendidikan di Politeknik Kesehatan Kementrian
Kesehatan Kalimantan Timur yang telah membimbing dan mendidik dalam
masa pendidikan.
8. Keluarga yang telah memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis
untuk menyelesaikaan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

v
9. Rekan – rekan seperjuangan angkatan 2017 Politeknik Kesehatan Kementrian
Kesehatan Kalimantan Timur Program Studi D-III Keperawatan Kelas
Balikpapan.
Peneliti menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kata sempurna dan
mungkin masih terdapat banyak kesalahan, baik dari segi materi maupun teknik
penulisan dan penyusunan, untuk itu masukan, saran, serta kritik sangat diharapkan
guna kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhirnya hanya kepada Tuhan Yang
Maha Esa kita kembalikan semua urusan dan semoga dapat memberikan manfaat
dan kebaikan bagi banyak pihak dan bernilai ibadah dihadapan Allah SWT.

Balikpapan, Mei 2020

Dwi Rizky Fauzi

vi
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KANKER
SERVIKS DI RUANG MAWAR NIFAS RSUD ABDUL WAHAB
SJAHRANIE SAMARINDA

ABSTRAK
Pendahuluan : Penyakit kanker serviks merupakan kanker yang terjadi pada
serviks uterus, yaitu pada organ reproduksi wanita, merupakan pintu masuk ke arah
rahim yang terletak antara uterus dengan vagina.
Tujuan : Penulis dapat memberikan gambaran asuhan keperawatan pada pasien
dengan kanker serviks di ruang Mawar Nifas RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda
Metode : Metode yang digunakan adalah metode studi kasus dengan pendekatan
Asuhan Keperawatan dengan melibatkan 2 responden. Pengumpulan data
menggunakan asuhan keperawatan yang meliputi Pengkajian, Diagnosa
Keperawatan, Intervensi, Implementasi dan Evaluasi. Instrument pengumpulan
data menggunakan format Pengkajian Asuhan Keperawatan Ginekologi sesuai
ketentuan yang berlaku
Hasil dan Pembahasan : Pada klien 1 dan klien 2 masalah yang sama yaitu nyeri
akut, perfusi jaringan tidak efektif, pola nafas tidak efektif, hipovolemia, defisit
nutrisi, ansietas, dan risiko infeksi.
Kesimpulan dan Saran : Terdapat 5 masalah keperawatan yang teratasi dengan
baik dan 2 masalah keperawatan yang teratasi sebagian. Maka saran bagi peneliti
selanjutnya, agar dapat memperpanjang waktu perawatan agar hasil yang
didapatkan lebih optimal.
Kata Kunci : Asuhan Keperawatan, Kanker Serviks, Pengkajian, Diagnosa,
Intervensi, Implementasi, Evaluasi

vii
HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Sampul Depan
Halaman Sampul Dalam dan Prasyarat .........................................................i
Halaman Pernyataan ........................................................................................ii
Halaman Persetujuan .......................................................................................iii
Halaman Pengesahan ........................................................................................iv
Halaman Daftar Riwayat Hidup ....................................................................v
Halaman Kata Pengantar .................................................................................vi
Abstrak ..............................................................................................................ix
Daftar Isi ............................................................................................................x
Daftar Tabel.......................................................................................................xiii
Daftar Singkatan ..............................................................................................xiv
Daftar Lampiran ..............................................................................................xvi

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4
D. Manfaat ................................................................................................. 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Dasar Kasus ............................................................................. 6
1. Definisi ............................................................................................ 6
2. Patofisiologi .................................................................................... 6
3. Pathway ........................................................................................... 8

viii
4. Klasifikasi ......................................................................................... 9
5. Etiologi ............................................................................................. 11
6. Tanda dan Gejala .............................................................................. 12
7. Penatalaksanaan ............................................................................... 13
8. Deteksi Kanker Serviks .................................................................... 16
H. Konsep Asuhan Keperawatan............................................................... 17
1. Pengkajian Keperawatan .................................................................. 18
2. Diagnosa Keperawatan ..................................................................... 25
3. Perencanaan Keperawatan ............................................................... 27
4. Pelaksanaan Keperawatan ................................................................ 31
5. Evaluasi Keperawatan ...................................................................... 32

BAB 3 METODE PENULISAN


A. Rancangan Penulisan ............................................................................ 34
B. Subyek Studi Kasus .............................................................................. 35
C. Definisi Operasional ............................................................................. 35
D. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 36
E. Prosedur Studi Kasus ............................................................................ 36
F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ............................................ 37
G. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 37
1. Instrumen Pengumpulan Data ......................................................... 37
H. Keabsahan Data ................................................................................... 39
I. Analisis Data ......................................................................................... 39

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil ................................................................................................... 40
B. Pembahasan ....................................................................................... 92

ix
BAB 5 PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................113
B. Saran ................................................................................................ 115

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 ..............................................................................................................28

Tabel 4.1 ..............................................................................................................42

Tabel 4.2 ..............................................................................................................42

Tabel 4.3 ..............................................................................................................51

Tabel 4.4 ..............................................................................................................53

Tabel 4.5 ..............................................................................................................55

Tabel 4.6 ..............................................................................................................58

Tabel 4.7 ..............................................................................................................61

Tabel 4.8 ..............................................................................................................71

Tabel 4.9 ..............................................................................................................73

Tabel 4.10 ............................................................................................................79

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Serviks ............................................................................. 12

xii
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Pathway ............................................................................................. 23

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Konsul

Lampiran 2 Format pengkajian

xiv
1
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker leher rahim (Ca Cervix) merupakan penyakit kanker kedua

terbanyak yang dialami oleh wanita di seluruh dunia. Menurut International

Agency for Research on Cancer (IARC) dalam Wulandari (2016) , 85% dari

kasus kanker di dunia, yang berjumlah sekitar 493.000 dengan 273.000

kematian, terjadi di negara - negara berkembang. Indonesia merupakan

Negara dengan jumlah pengidap kanker serviks kedua terbesar setelah Cina.

World Health Organisation (WHO) memprediksi bahwa pada tahun 2030

jumlah penderita kanker di Indonesia meningkat 75%. Di antara kanker

ganas ginekologis, kanker serviks menduduki peringkat pertama di

Indonesia. Di Indonesia setidaknya ada 15.000 wanita yang terinveksi

kanker serviks setiap tahunnya. Sepuluh dari 10000 wanita di Indonesia

terkena kanker serviks.

Hasil dari sampel tersebut prevalensi kanker serviks tertinggi di

Indonesia terdapat di Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Maluku Utara, dan

Provinsi D.I. Yogyakarta memiliki prevalensi kanker serviks tertinggi yaitu

sebesar 1,5%. (Riskesdas, 2013). Prevalensi kanker serviks di Kalimantan

Timur sendiri menurut Depkes tahun 2016 terdapat 25.572 pemeriksa dan

diantaranya terdapat 102 wanita dengan positif IVA dan 2 orang dicurigai

kanker serviks.

1
2

Di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda tahun 2016 yang

diambil dari bulan juli hingga agustus ditemukan 48 kasus kanker serviks

dengan distribusi yang paling banyak mengalami kanker serviks yaitu pada

usia 45-49 tahun (Morita, dkk, 2016).

Penyebab utama kanker serviks adalah infeksi Human Papilloma

Virus (HPV) strain tertentu, yang menyerang ke dinding leher rahim wanita.

Dimana berkembangnya virus ini sangat umum ditularkan melalui

hubungan seks, merokok, memiliki banyak anak, gangguan imunitas, dan

pemakaian pil KB. (Kementerian Kesehatan 2016). Gejala yang sering

ditemui pada kebanyakan penderita kanker serviks adalah keputihan yang

cukup banyak, makin lama akan disertai bau busuk, perdarahan per vaginam

abnormal, misalnya perdarahan yang dialami segera setelah coitus,

perdarahan spontan saat berdefekasi, dan gejala-gejala lanjut seperti nyeri

panggul, nyeri saat berkemih. (Imam Rasjidi, 2010)

Kanker serviks dari waktu ke waktu akan menyebabkan komplikasi

lebih lanjut seperti nyeri siatik, kaki edema, dan hidronefrosis hampir selalu

dikaitkan dengan keterlibatan dinding panggul luas oleh tumor. Klien

dengan tumor yang sangat canggih mungkin memiliki heamaturia atau

inkontinensia dari fistula vesikovaginal yang disebabkan oleh perluasan

langsung dari tumor kandung kemih. Kompresi eksternal dari rektum oleh

tumor primer besar dapat menyebabkan sembelit (Rubina Mukhtar, 2015).

Sedangkan menurut buku Kanker Organ Reproduksi tahun 2010 selain


3

komplikasi, pengobatan kanker serviks memiliki beberapa efek samping

yaitu merusak sel-sel lain yang sehat di dlam tubuh.

Masalah keperawatan yang sering muncul pada klien dengan kanker

serviks adalah nyeri akut berhubugan dengan agen pencedera fisiologis,

defisit nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat akibat adanya

mual muntah, ansietas berhubungan dengan status kesehatan menurun,

hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaseutikal, resiko

ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan

aktif (perdarahan), resiko infeksi berhubungan dengan imunitas tidak

adekuat, defisit pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan informasi

proses penyakit dan terapi yang akan dijalani. (SDKI,2017)

Salah satu cara yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi angka

wanita Indonesia yang terinveksi kanker serviks adalah dengan cara

melakukan deteksi dini melalui vaksinasi anti HPV untuk wanita yang

belum pernah melakukan hubungan seks, tes skrinning IVA dan juga PAP

Smeer untuk mereka yang sudah menikah atau melakukan hubungan intim

dan mengubah gaya hidup yaitu dengan kepatuhan dalam diit merupakan

salah satu penatalaksanaan dari kanker serviks. (Rubina Mukhtar, 2015),

pengetahuan sebagai dasar dalam melakukan terapi non farmakologi bagi

penderita kanker serviks diikuti dengan tahu, mau dan mampu. Masing-

masing individu akan melakukan suatu tindakan didahului dengan tahu,

kemudian mempunyai inisiatif untuk melakukan tindakan.


4

Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin mendapatkan gambaran

pelaksanaan “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Kanker Serviks di

Ruang Mawar Nifas RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Kalimantan

Timur”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dikemukakan

masalah yaitu Bagaimana memberikan Asuhan Keperawatan pada Pasien

dengan Kanker Serviks di Ruang Mawar Nifas RSUD Abdul Wahab

Sjahranie Samarinda Kalimantan Timur.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran Asuhan Keperawatan pada Pasien

dengan Kanker Serviks di Ruang Mawar Nifas RSUD Abdul Wahab

Sjahranie Samarinda Kalimantan Timur

2. Tujuan Khusus

a) Mengkaji pasien dengan masalah kanker serviks.

b) Merumuskan diagnosis keperawatan pada pasien dengan masalah

kanker serviks.

c) Menyusun perencanaan keperawatan klien pada pasien dengan

masalah kanker serviks.

d) Melaksanakan implementasi keperawatan pasien dengan masalah

kanker serviks.
5

e) Mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah diberikan pada

pasien dengan masalah kanker serviks.

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis

Bagi Ilmu pengetahuan

Manfaat bagi ilmu pengetahuan dari hasil studi kasus yang

telah dilaksanakan diharapkan dapat menjadi referensi dan informasi,

dapat meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan dalam

memberikan perawatan pada pasien dengan masalah kanker serviks.

2. Manfaat Praktis

1. Bagi Penulis

Untuk manambah pengetahuan mengenai perawatan pada pasien

dengan masalah kanker serviks.

2. Bagi Lahan Praktek

Sebagai masukkan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan

reproduksi dengan asuhan keperawatan pada pasien dengan kanker

serviks di Ruang Mawar Nifas RSUD Abdul Wahab Sjahranie

Samarinda Kalimantan Timur

3. Bagi profesi

Sebagai masukkan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan

reproduksi khususnya pada asuhan keperawatan pada klien dengan

masalah kanker serviks.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kasus

1. Definisi

Karsinoma ialah keganasan pada tumor epitel yang disebabkan

oleh neoplasma. Neoplasma merupakan kelainan pertumbuhan sel didalam

tubuh yang ditandai dengan perkembangbiakan sel baru abnormal bersifat

merusak atau karsinogen. Neoplasma disebabkan oleh transformasi atau

mutasi sel akibat kerusakan gen yang mengatur pertumbuhan dan

diferensiasi sel. (American Cancer Society, 2015)

Penyakit kanker serviks (cervical cancer) merupakan kanker yang

terjadi pada serviks uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita

yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim

(uterus) dengan liang senggama (vagina). (Purwoastuti, dkk, 2015).

2. Patofisiologi

Karsinoma sel skuamosa biasanya muncul pada taut epitel

skuamosa dan epitel kubus mukosa endoserviks (persambungan

skuamokolumnar atau zona transformasi). Pada zona transformasi serviks

memperlihatkan tidak normalnya sel progresif yang akhirnya berakhir

sebagai karsinoma servikal invasif. Karsinoma serviks invasif terjadi bila

tumor menginvasi epitelium masuk ke dalam stroma serviks. Kanker

servikal menyebar luas secara langsung ke dalam jaringan para servikal.

Pertumbuhan yang berlangsung mengakibatkan lesi yang dapat dilihat dan

6
7

terlibat lebih progresif pada jaringan servikal. Karsinoma servikal invasif

dapat menginvasi atau meluas ke dinding vagina, ligamentum kardinale

dan rongga endometrium, invasi ke kelenjar getah bening dan pembuluh

darah mengakibatkan metastase ke bagian tubuh yang jauh (Price &

Wilson, 2012).

Tidak ada tanda atau gejala yang spesifik untuk kanker serviks.

Karsinoma servikal invasif tidak memilki gejala, namun karsinoma invasif

dini dapat menyebabkan sekret vagina atau perdarahan vagina. Walaupun

perdarahan adalah gejala yang signifikan, perdarahan tidak selalu muncul

pada saat awal, sehingga kanker dapat sudah dalam keadaan lanjut pada

saat didiagnosis. Jenis perdarahan vagina yang paling sering adalah pasca

coitus atau bercak antara menstruasi. Bersamaan dengan tumbuhnya

tumor, gejala yang muncul kemudian adalah nyeri punggung bagian

bawah atau nyeri tungkai akibat penekanan saraf lumbosakralis, frekuensi

berkemih yang sering dan mendesak, hematuri atau perdarahan rektum

(Price & Wilson, 2012).

Pengobatan kanker serviks sendiri akan mengalami beberapa efek

samping antara lain mual, muntah, sulit menelan, bagi saluran pencernaan

terjadi diare, gastritis, sulit membuka mulut, sariawan, penurunan nafsu

makan (biasa terdapat pada terapi eksternal radiasi). Efek samping tersebut

menimbulkan masalah keperawatan yaitu ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh. Sedangkan efek dari radiasi bagi kulit yaitu

menyebabkan kulit merah dan kering sehingga akan timbul masalah


8

keperawatan resiko tinggi kerusakan integritas kulit. Semua tadi akan

berdampak buruk bagi tubuh yang menyebabkan kelemahan atau keletihan

sehingga daya tahan tubuh berkurang dan resiko injury pun akan muncul.

Tidak sedikit pula pasien dengan diagnosa positif kanker serviks ini

merasa cemas akan penyakit yang dideritanya. Kecemasan tersebut bisa

dikarenakan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit, ancaman

status kesehatan dan mitos dimasyarakat bahwa kanker tidak dapat diobati

dan selalu dihubungkan dengan kematian (Aspiani, 2017).

3. Pathway

‐ Infeksi virus HPV Terjadi lesi pada serviks,inflamasi, Perluasan epitel kolumnar
‐ Genetik timbul nodul (ekstroserviks dan endoserviks)
‐ Hygiene yang tidak bersih di organ vital
‐ Hubungan seksual <16 tahun
‐ Merokok
‐ Ganti-ganti pasangan
Proses metaplastik (erosive)

Tumor Dysplasia Penyebaran tumor

↑↑
Karsinoma invasive serviks
Eksolistik Endolitik Pelvis Ke arah
parametrium
Ke arah lumen Ke stroma serviks Perubahan epitel Menekan
vagina displastik serviks Ke arah
saraf parametrium
Infiltrasi lumbosakrali
Massa Perdarahan s
proliferasi Metastase ke
Ulkus Stimulus vagina
Anemia
Nekrosis
Gangguan Ditangkap
jaringan Menginfiltrasi
integritas kulit reseptop
Imunitas ↓ Curah jantung ↓ nyeri septum
rektovagina dan
Keputihan, bau kandung kemih
busuk Resiko Sirkulasi ke
infeksi Nyeri akut
jaringan ↓
Obstruksi
Perubahan pola seksual kandung kemih
Ketidakefektifan
perfusi jaringan
Harga diri rendah perifer Gangguan
pola eliminasi
9

Terapi

Pembedahan Non bedah

Pre operasi Histerektomi


kemoterapi Radioterapi

Kurang pengetahuan Luka operasi


ttg prosedur operasi Mual & muntah Kerusakan
jaringan
Perdarahan
Ansietas Nafsu makan ↓
O2 ke sel berkurang Turgor kulit buruk
Post operasi
Berat badan ↓
Proteksi kurang Metabolisme & energy Kerusakan
↓ integritas
Defisit nutrisi jaringan
Invasi bakteri Kelemahan fisik

Hambatan mobilitas fisik


Resiko infeksi

4. Kalsifikasi

Stadium kanker serviks menurut FIGO 2000:

Stadium 0 : Karsinoma insitu, karsinoma intraepithelial

Stadium I : Karsinoma masih terbatas di serviks (penyebaran ke

korpus uteri diabaikan)

Stadium IA : Invasi kanker ke stoma hanya dapat didiagnosa secara

mikroskopik. Lesi yang dapat dilihat secara

makroskopik walau dengan invasi yang superficial

dikelompokkan pada stadium IB


10

I A1 : Invasi ke stroma dengan kedalaman tidak lebih 3,0 mm dan

lebar horizontal lesi tidak lebih 7 mm

I A2 : Invasi ke stroma lebih dari 3 mm tetapi kurang dari 5 mm dan

perluasan horizontal tidak lebih 7 mm

Stadium IB : Lesi yang tampak terbatas pada serviks atau secara

mikroskopik lesi lebih luas stadium I A2

I B1 : Lesi yang tampak tidak lebih dari 4 cm dari dimensi terbesar

I B2 : Lesi yang tampak lebih dari 4 cm dari diameter terbesar

Stadium II : Tumor telah menginvasi diluar uterus, tetapi belum

mengenai dinding panggul atau sepertiga distal/bawah

vagina.

II A : Tanpa invasi ke parametrium

II B : Sudah menginvasi parametrium

Stadium IIIA : Tumor telah meluas ke dinding panggul dan/atau

mengenai sepertiga bawah vagina dan/atau menyebabkan

hidronefrosis atau tidak berfungsinya ginjal

III A : Tumor telah meluas kesepertiga bawah vagina dan tidak invasi ke

perimetrium tidak sampai ke dinding panggul

III B : Tumor telah meluas ke dinding panggul dan/atau menyebabkan

hidronefrosis atau tidak berfungsinya ginjal

Stadium IV : Tumor meluas keluar organ reproduksi

IV A : Tumor menginvasi ke mukosa kandung kemih atau rectum

dan/atau keluar rongga panggul minor


11

IV B : Metastasis jauh penyakit mikroinvasif: Invasi stroma dengan

kedalaman 3 mm atau kurang dari membran basalis epitel atau

tanpa invasi kerongga pembuluh limfe/darah atau melekat dengan

lesi kanker serviks

Sumber: Ilmu Kandungan Sarwono

Catatan: pada stadium I A adenokarsinoma masih kontroversi berhubung

pengukuran kedalaman invasi pada endoserviks sukar dan tidak

standar (Nurarif dan Kusuma, 2016).

5. Etiologi

Penyebab terjadinya kelainan pada sel - sel serviks tidak diketahui

secara pasti, tetapi terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh

terhadap terjadinya kanker serviks yaitu:

1. HPV (Human papilloma virus)

HPV adalah virus penyebab kutil genetalis (Kandiloma akuminata)

yang ditularkan melalui hubungan seksual. Varian yang sangat

berbahaya adalah HPV tipe 16, 18, 45, dan 56.

2. Merokok

Tembakau merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi kemampuan

tubuh untuk melawan infeksi HPV pada serviks.

3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini.

4. Berganti-ganti pasangan seksual.


12

5. Suami/pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama

pada usia di bawah 20 tahun, berganti - berganti pasangan dan pernah

menikah dengan wanita yang menderita kanker serviks.

6. Pemakaian DES (Diethilstilbestrol) pada wanita hamil untuk

mencegah keguguran (banyak digunakan pada tahun 1940-1970).

7. Gangguan sistem kekebalan

8. Pemakaian Pil KB.

9. Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun.

10. Golongan ekonomi lemah (karena tidak mampu melakukan pap

smear secara rutin). (NANDA, 2015)

6. Tanda dan Gejala

Tanda-tanda dini kanker serviks kebanyakan tidak menimbulkan

gejala. Akan tetapi dalam perjalanannya akan menimbulkan gejala

seperti: Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan

nekrosis jaringan, perdarahan yang terjadi diluar senggama (tingkat II

dan III), perdarahan yang dialami segera setelah senggama (75-80%),

perdarahan spontan saat defekasi, dan perdarahan spontan pervaginam

(Nurarif dan Kusuma, 2016).

Pada tahap lanjut keluhan berupa (Sarwono) : Cairan pervaginam

yang berbau busuk, nyeri (panggul, pinggang, atau pinggul), sering

berkemih, buang air kecil atau air besar yang sakit, gejala penyakit

yang redidif (nyeri pinggang, edema kaki unilateral, dan obstruksi


13

ureter), anemi akibat perdarahan berulang, rasa nyeri akibat infiltrasi

sel tumor ke serabut saraf (Nurarif dan Kusuma, 2016).

7. Penatalaksanaan

Terapi kanker serviks dilakukan bila diagnosis telah dipastikan

secara histologik dan sesudah dikerjakan perencanaan yang matang

oleh tim yang sanggup melakukan rehabilitasi dan pengamatan

lanjutan (tim onkoligi).

1. Penatalaksanaan Medis

Menurut Wijaya (2010) ada berbagai tindakan klinis yang bisa

dipilih untuk mengobati kanker serviks sesuai dengan tahap

perkembangannya masing-masing, yaitu:

a. Stadium 0 (Carsinoma in Situ)

Pilihan metode pengobatan kanker serviks untuk stadium 0

antara lain:

1) Loop Electrosurgical Excision Procedure (LEEP),

2) Pembedahan Laser,

3) Konisasi,

4) Cryosurgery,

5) Total histerektomi ( untuk wanita yang tidak bisa atau tidak

menginginkan anak lagi),

6) Radiasi internal (untuk wanita yang tidak bisa dengan

pembedahan).
14

b. Stadium I A

Alternatif pengobatan kanker serviks stadium IA meliputi:

1) Total histerektomi dengan atau tanpa bilateral

salpingoophorectomy,

2) Konisasi,

3) Histerektomi radikal yang dimodifikasi dan penghilangan

kelenjar getah bening,

4) Terapi radiasi internal.

c. Stadium I B

Alternatif pengobatan kanker serviks stadium IB meliputi:

1) Kombinasi terapi radiasi internal dan eksternal,

2) Radikal histerektomi dan pengangkatan kelenjar getah bening,

3) Radikal histerektomi dan pengangkatan kelenjar getah bening

diikuti terapi radiasi dan kemoterapi,

4) Terapi radiasi dan kemoterapi.

d. Stadium II

Alternatif pengobatan kanker serviks stadium II meliputi:

1) Kombinasi terapi radiasi internal dan eksternal serta

kemoterapi,

2) Radikal histerektomi dan pengangkatan kelenjar getah bening,

3) Radikal histerektomi dan pengangkatan kelenjar getah bening

4) diikuti terapi radiasi dan kemoterapi,


15

e. Stadium II B

Alternatif pengobatan kanker serviks stadium II B meliputi terapi

radiasi internal dan eksternal yang diikuti dengan kemoterapi.

f. Stadium III

Alternatif pengobatan kanker serviks stadium III meliputi terapi

radiasi internal dan eksternal yang dikombinasikan dengan

kemoterapi.

g. Stadium IV A

Alternatif pengobatan kanker serviks stadium IV A

meliputi terapi radiasi internal dan eksternal yang

dikombinasikan dengan kemoterapi.

h. Stadium IV B

Alternatif pengobatan kanker serviks stadium IVB meliputi:

1) Terapi radiasi sebagai terapi paliatif untuk mengatasi gejala-

gejala yang disebabkan oleh kanker dan untuk meningkatkan

kualitas hidup,

2) Kemoterapi,

3) Tindakan klinis dengan obat-obatan anti kanker baru atau obat

kombinasi.

2. Penatalaksanaan Keperawatan

Asuhan keperawatan pada pasien dengan kanker serviks

meliputi pemberian edukasi dan informasi untuk meningkatkan


16

pengetahuan klien dan mengurangi kecemasan serta ketakutan klien.

Perawat mendukung kemampuan klien dalam perawatan diri untuk

meningkatkan kesehatan dan mencegah komplikasi (Reeder dkk, 2013).

Perawat perlu mengidentifikasi bagaimana klien dan

pasangannya memandang kemampuan reproduksi wanita dan

memaknai setiap hal yang berhubungan dengan kemampuan

reproduksinya. Apabila terdiagnosis kanker, banyak wanita merasa

hidupnya lebih terancam. Perasaan ini jauh lebih penting dibandingkan

kehilangan kemampuan reproduksi. Intervensi keperawatan kemudian

difokuskan untuk membantu klien mengekspresikan rasa takut,

membuat parameter harapan yang realistis, memperjelas nilai dan

dukungan spiritual, meningkatkan kualitas sumber daya keluarga dan

komunitas, dan menemukan kekuatan diri untuk menghadapi masalah

(Reeder dkk, 2013).

8. Deteksi Kanker Servik

Pada tahap awal, kanker dapat terdeteksi selama prosedur skrining,

namun sebagian besar perempuan memiliki kesadaran yang rendah untuk

melakukan pemeriksaan baik melalui test paps smear maupun inspeksi

visual dengan asam asetat (IVA). Hasil penelitian, bahwa dari 171

perempuan yang mengetahui tentang kanker serviks, hanya 24,5 % (42

perempuan) yang melakukan prosedur skrining (Wuriningsih, 2016).


17

1. IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat)

Sesuai dengan namanya, IVA merupakan pemeriksaan leher

rahim (serviks) dengan cara melihat langsung (dengan mata

telanjang) leher rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan

asetat 3-5%. Apabila setelah pulasan terjadi perubahan warna asam

asetat yaitu tampak bercak putih, maka kemungkinan ada kelainan

tahap prakanker serviks. Jika tidak ada perubahan warna, maka dapat

dianggap tidak ada infeksi pada serviks (Wijaya, 2010).

Proses skrining dengan IVA merupakan pemeriksaan yang

paling disarankan oleh Departemen Kesehatan. Salah satu

pertimbangannya karena biayanya yang sangat murah. Namun perlu

diingat, pemeriksaan ini dilakukan hanya untuk deteksi dini. Jika

terlihat tanda yang mencurigakan, maka metode deteksi lainnya yang

lebih lanjut harus segera dilakukan (Wijaya, 2010).

Laporan hasil konsultasi WHO menyebutkan bahwa IVA dapat

mendeteksi lesi tingkat atas prakanker (High-Grade Precancerous

Lesions) dengan sensitivitas sekitar 66-96% dan spesifitas 64-98%.

Sedangkan nilai prediksi positif (positive predictive value) dan nilai

prediksi negatif (negative predictive value) masing-masing antara

10-20% dan 92-97% (Wijaya, 2010).

Keunggulan secara skrinning ini ialah cukup sederhana,

murah, cepat, hasil segera diketahui, dan pelatihan kepada tenaga

kesehatan lebih mudah dilakukan. Oleh karena itu, diperlukan


18

inovasi-inovasi tertentu agar hasil skrining memiliki spesifitas lebih

baik, misalnya menggunakan informasi penapis (filter) yang akan

menambah spesifitas hasil tersebut (Wijaya, 2010).

2. Tes Pap Smear

Tes Pap Smear merupakan cara atau metode untuk mendeteksi

sejak dini munculnya lesi prakanker serviks. Pemeriksaan ini dilakukan

dengan cepat, tidak sakit, dan dengan biaya yang relatif terjangkau serta

hasil yang akurat (Wijaya, 2010).

Pemeriksaan pap smear dilakukan ketika wanita tidak sedang

masa menstruasi. Waktu yang terbaik untuk skrining adalah antara 10

dan 20 hari setelah hari pertama masa menstruasi. Selama kira-kira dua

hari sebelum pemeriksaan, seorang wanita sebaiknya menghindari

douching atau penggunaan pembersih vagina, karena bahan-bahan ini

dapat menghilangkan atau menyembunyikan sel-sel abnormal (Wijaya,

2010).
19

B. Konsep Asuhan Keperawatan

Asuhan keperawatan adalah proses atau rangkaian kegiatan pada

praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien/pasien di

berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Proses keperawatan terdiri atas lima

tahap yaitu pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

Setiap tahap dari proses keperawatan saling terkait dan ketergantungan satu

sama lain (Budiono, 2015).

1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian terdiri dari pengumpulan informasi subjektif dan

objektif (misalnya, tanda-tanda vital, wawancara klien/keluarga,

pemeriksaan fisik) dan peninjauan informasi riwayat pasien dan rekam

medik. Perawat juga mengumpulkan kekuatan (untuk mengidentifikasi

peluang promosi kesehatan) dan resiko (area yang merawat dapat

mencegah atau potensi masalah yang dapat ditunda) (NANDA

Internasional, 2015). Pengkajian untuk klien kanker serviks antara lain :

a) Data dasar

Pengumpulan data pada pasien dan keluarga dilakukan dengan cara

anamnesa, pemeriksaan fisik dan melalui pemeriksaan penunjang

(hasil laboratorium).

1) Identitas pasien

Meliputi nama lengkap, tempat/tanggal lahir, umur, jenis

kelamin, agama, alamat, pendidikan, pekerjaan, asal suku bangsa,


20

tanggal masuk rumah sakit, no medical record (MR), nama orang

tua, dan pekerjaan orang tua.

2) Identitas penanggung jawab

Meliputi nama, umur, pekerjaan dan hubungan dengan

pasien.

1. Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama

Biasanya pasien datang kerumah sakit dengan keluhan seperti

pendarahan intra servikal dan disertai keputihan yang menyerupai air dan

berbau (Padila, 2015). Pada pasien kanker serviks post kemoterapi biasanya

datang dengan keluhan mual muntah yang berlebihan, tidak nafsu makan,

anemia.

b. Riwayat kesehatan sekarang

Menurut Diananda (2008) biasanya pasien pada stadium awal tidak

merasakan keluhan yang mengganggu, baru pada stadium akhir yaitu

stadium 3 dan 4 timbul keluhan seperti keputihan yang berbau busuk,

perdarahan setelah melakukan hubungan seksual, rasa nyeri disekitar

vagina, nyeri pada panggul. Pada pasien kanker serviks post kemoterapi

biasanya mengalami keluhan mual muntah yang berlebihan, tidak nafsu

makan, dan anemia.

c. Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya pada pasien kanker serviks memiliki riwayat kesehatan

dahulu seperti riwayat penyakit keputihan, riwayat penyakit HIV/AIDS


21

(Ariani, 2015). Pada pasien kanker serviks post kemoterapi biasanya ada

riwayat penyakit keputihan dan riwayat penyakit HIV/AIDS.

d. Riwayat kesehatan keluarga

Biasanya riwayat keluarga adalah salah satu faktor yang paling

mempengaruhi karena kanker bisa dipengaruhi oleh kelainan genetika.

Keluraga yang memiliki riwayat kanker didalam keluarganya lebih berisiko

tinggi terkena kanker dari pada keluraga yang tidak ada riwayat didalam

keluarganya (Diananda, 2008).

5. Riwayat Obstetri

Untuk mengetahui riwayat obstetri pada pasien dengan kanker serviks yang

perlu diketahui adalah:

a. Keluhan haid

Dikaji tentang riwayat menarche dan haid terakhir, sebab kanker

serviks tidak pernah ditemukan sebelumnya menarche dan mengalami atropi

pada masa menopose. Siklus menstruasi yang tidak teratur atau terjadi

pendarahan diantara siklus haid adalah salah tanda gejala kanker serviks.

b. Riwayat kehamilan dan persalinan

Jumlah kehamilan dan anak yang hidup karna kanker serviks terbanyak

pada wanita yang sering partus, semakin sering partus semakin besar

kemungkinan resiko mendapatkan karsinoma serviks (Aspiani, 2017).

6. Riwayat psikososial

Biasanya tentang penerimaan pasien terhadap penyakitnya serta harapan

terhadap pengobatan yang akan dijalani, hubungan dengan suami/keluarga


22

terhadap pasien dari sumber keuangan. Konsep diri pasien meliputi gambaran

diri peran dan identitas. Kaji juga ekspresi wajah pasien yang murung atau

sedih serta keluhan pasien yang merasa tidak berguna atau menyusahkan orang

lain (Reeder, dkk, 2013). Pasien kanker serviks post kemoterapi biasanya

mengalami keluhan cemas dan ketakutan.

7. Riwayat kebiasaan sehari-hari

Biasanya meliputi pemenuhan kebutuhan nutrisi, elimenasi, aktivitas

pasien sehari-hari, pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur (Padila, 2015).

Pada pasien kanker serviks post kemoterapi biasanya mengalami keluhan tidak

nafsu makan, kelehan, gangguan pola tidur.

8. Pemeriksaan fisik, meliputi :

a. Keadaan umum:

Pasien kanker serviks post kemoterapi sadar, lemah dan tanda-tanda vital

normal (120/80 mmHg).

b. Kepala:

Pemeriksaan kepala meliputi bentuk kepala, kebersihan kepala, apakah ada

benjolan atau lesi, dan biasanya pasien kanker serviks post kemoterapi

terdapat rambut rontok

c. Mata:

Pemeriksaan mata meliputi kesimetrisan dan kelengkapan mata, kelopak

mata, konjungtiva anemis atau tidak, ketajaman penglihatan. Biasanya ada

keadaan dimana konjungtiva anemis dan skelera ikterik karena mengalami

proses perdarahan.
23

d. Hidung :

Pemeriksaan hidung meliputi tulang hidung dan posisi septum nasi, kondisi

lubang hidung, apakah ada sekret, perdarahan atau tidak, serta sumbatan

jalan yang mengganggu pernafasan.

e. Telinga :

Pemeriksaan telinga meliputi bentuk, kesimetrisan, keadaan lubang telinga,

kebersihan, serta ketajaman telinga.

f. Leher:

Pemeriksaan leher meliputi kelenjar tiroid, vena jugularis apakah ada

pembesaran atau tidak, biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi

terdapat pembesaran kelenjar getah bening pada stadium lanjut

g. Dada:

Pemeriksaan meliputi inspeksi untuk menilai bentuk thoraks, kesimetrisan,

apakah ada penggunaan otot bantu nafas, palpasi yang dilakukan dengan

vokal premitus yaitu menyebutkan angka “Tujuh puluh tujuh” apakah

getaran antar dada yang satu dengan lain sama, perkusi yang dilakukan pada

semua lapang paru mulai dari klavikula kebawah pada setiap spasium

intercostalis, dan auskultasi untuk menilai bunyi, suara nafas.

h. Abdomen:

Biasanya pada pasien kanker serviks terdapat adanya nyeri abdomen atau

nyeri pada punggung bawah akibat tumor menekan saraf lumbosakralis

(Padila, 2015).
24

i. Genetalia:

Pemeriksaan genetalia untuk melihat apakah terdapat hematoma, oedema,

tanda-tanda infeksi, pemeriksaan pada lokhea meliputi warna, bau, jumlah,

dan konsistensinya. Biasanya pada pasien kanker serviks mengalami sekret

berlebihan, keputihan, peradangan, pendarahan dan lesi (Brunner &

suddarth, 2013). Pada pasien kanker serviks post kemoterapi biasanya

mengalami perdarahan pervaginam.

j. Ekstermitas:

Pemeriksaan integumen meliputi warna, turgor, kelembapan, suhu tubuh,

tekstur, hiperpigmentasi. Pemeriksaan ekstremitas untuk melihat apakah ada

tidaknya oedema, varises, reflek bisep, trisep, patela, reflek babinski, nyeri

tekan, dan pemeriksaan human sign. Biasanya pada pasien kanker serviks

yang stadium lanjut mengalami udema dan nyeri. Pada pasien kanker

serviks post kemoterapi biasanya mengalami kesemutan atau kebas pada

tangan dan kaki.

9. Pemeriksaan penunjang.

Sitologi dengan cara pemeriksaan pap smear, koloskopi, servikografi,

pemeriksaan visual langsung, gineskopi (Padila, 2015). Selain itu bisa juga

dilakukan pemeriksaan hematologi karna biasanya pada pasien kanker serviks

post kemoterapi mengalami anemia karna penurunan hemaglobin. Nilai

normalnya hemoglobin wanita 12-16 gr/dl (Brunner, 2013).


25

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosis Keperawatan adalah penilaian klinis tentang respons

manusia terhadap gangguan kesehatan/proses kehidupan , atau

kerentanaan respons dari seorang individu, keluarga, kelompok, atau

komunitas. Diagnosis keperawatan biasanya berisi dua bagian: 1)

deskripsi atau pengubah, dan 2) fokus diagnosis, atau konsep kunci dari

diagnosis (NANDA Internasional, 2015). Masalah keperawatan yang

mungkin muncul pada klien kanker serviks menurut SDKI tahun 2017,

adalah sebagai berikut :

2.3.2.1 SDKI, 2017

Kategori : Psikologis

Subkategori : Nyeri dan Kenyamanan

Kode : D.0077 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera

fisiologis (neoplasma)

2.3.2.2 SDKI, 2017

Kategori : Fisiologis

Subkategori : Nutrisi dan Cairan

Kode : D.0019 Defisit nutrisi berhubungan dengan intake yang

tidak adekuat akibat adanya mual muntah

2.3.2.3 SDKI, 2017

Kategori : Psikologis

Subkategori : Integritas Ego

Kode : D.0080 Ansietas berhubungan dengan status kesehatan


26

menurun

2.3.2.4 SDKI, 2017

Kategori : Fisiologis

Subkategori : Aktivitas/Istirahat

Kode : D.0054 Gangguan mobilitas fisik dengan agens

farmaseutikal

2.3.2.5 SDKI, 2017

Kategori : Fisiologis

Subkategori : Nutrisi/Cairan

Kode : D.0036 Resiko ketidakseimbangan cairan berhubungan

dengan kehilangan volume cairan aktif (perdarahan)

2.3.2.6 SDKI, 2017

Kategori : Lingkungan

Subkategori : Keamanan dan Proteksi

Kode : D.0142 Resiko infeksi berhubungan dengan imunitas tidak

adekuat

2.3.2.7 SDKI, 2017

Kategori : Perilaku

Subkategori : Penyuluhan dan Pembelajaran

Kode : Defisit pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan

informasi proses penyakit dan terapi yang akan dijalan


27

3. Perencanaan Keperawatan

Intervensi keperawatan didefinisikan sebagai “berbagai

perawatan, berdasarkan penilaian klinis dan pengetahuan, yang

dilakukan oleh seorang perawat untuk mengingkatkan hasil

klien/pasien” (CNC, n.d). Nursing Interventions Classification (NIC)

adalah sebuah taksonomi tindakan komprehensif berbasis bukti yang

perawat lakukan diberbagai tatanan keperawatan (NANDA

Internasional, 2015). Penyusunan perencanaan keperawatan diawali

dengan melakukan pembuatan tujuan dari asuhan keperawatan. Tujuan

yang dibuat dari tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Perencanaan

juga memuat kriteria hasil. Pedoman dalam penulisan tujuan

keperawatan berdasarkan SMART,yaitu:

S : Spesific (tidak menimbulkan arti ganda).

M : Measurable (dapat diukur, dilihat, didengar, diraba, dirasakan

ataupun dibau).

A : Achievable (dapat dicapai).

R : Reasonable (dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah).

T : Time (punya batasan waktu yang jelas).


28

Tabel 2.1 Perencanaan Keperawatan

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Nyeri akut berhubungan NOC : NIC :


dengan agen cedera Setelah dilakukan asuhan 1.1 Lakukan pengkajian nyeri
fisiologis (neoplasma) keperawatan selama 3x24 jam komprehensif meliputi
(D.0077) pasien mampu untuk mengontrol lokasi, karakteristik,
dan menunjukkan tingkat nyeri onset/durasi, frekuensi,
dengan Kriteria Hasil: kualitas, intensitas atau
1. Mengenal faktor-faktor beratnya nyeri dan faktor
penyebab nyeri pencetus (PQRST).
2. Mengenal onset nyeri 1.2 Observasi adanya petunjuk
3. Melakukan tindakan nonverbal mengenai
pertolongan non-analgetik ketidaknyamanan terutama
4. Menggunakan analgetik pada mereka yang tidak
5. Melaporkan gejala-gejala dapat berkomunikasi secara
kepada tim kesehatan efektif.
6. Melaporkan nyeri, frekuensi, 1.3 Ajarkan teknik non
dan lamanya farmakologi
7. Tanda-tanda vital dalam 1.4 Berikan informasi mengenai
rentang normal nyeri seperti penyebab nyeri,
8. Klien melaporkan nyeri berapa lama nyeri akan
berkurang dengan skala 1-3 dirasakan, dan antisipasi dari
dari 10 atau nyeri ringan ketidaknyamanan akibat
9. Ekspresi wajah tenang prosedur.
10. Klien dapat istirahat dan tidur 1.5 Evaluasi keefektifan dari
tindakan pengontrol nyeri
yang dipakai selama
pengkajian nyeri dilakukan.
1.6 Dukung istirahat dan tidur
yang adekuat untuk
membantu penurunan nyeri.
1.7 Kolaborasi pemberian
analgetik yang tepat.
Defisit nutrisi NOC : NIC :
berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan 2.1 Kaji kemampuan pasien
intake yang tidak adekuat keperawatan selama 3x24 jam untuk mendapatkan nutrisi
akibat adanya mual pasien terhindar dari adanya yang dibutuhkan
muntah (D.0019) malnutrisi dengan Kriteria Hasil 2.2 BB pasien dalam batas
: normal
1. Adanya peningkatan berat 2.3 Monitor adanya penurunan
badan sesuai dengan tujuan berat badan
2. Berat badan ideal sesuai 2.4 Anjurkan pasien untuk
dengan tinggi badan meningkatkan intake Fe
3. Tidak ada tanda-tanda 2.5 Anjurkan pasien untuk
malnutrisi meningkatkan protein dan
4. Tidak terjadi penurunan berat vitamin C
badan yang berarti 2.6 Ajarkan pasien bagaimana
membuat catatan makanan
harian
2.7 Berikan informasi kesehatan
tentang kebutuhan nutrisi
2.8 Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
29

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

kalori dan nutrisi yang


dibutuhkan pasien.
Ansietas berhubungan NOC : NIC :
dengan status kesehatan Setelah dilakukan asuhan 3.1 Kaji tingkat kecemasan
menurun (D.0080) keperawatan selama 3x24 jam pasien
pasien terhindar dari adanya 3.2 Gunakan pendekatan yang
kecemasan dengan Kriteria menenangkan
Hasil : 3.3 Nyatakan dengan jelas
1. Klien mampu mengidentifikasi harapan terhadap pelaku
dan mengungkapkan gejala pasien
cemas. 3.4 Jelaskan semua prosedur dan
2. Mengidentifikasi, apa yang dirasakan selama
mengungkapkan dan prosedur
menunjukkan tehnik untuk 3.5 Temani pasien untuk
mengontol cemas. memberikan keamanan dan
3. Vital sign dalam batas normal. mengurangi takut
4. Postur tubuh, ekspresi wajah, 3.6 Dengarkan dengan penuh
bahasa tubuh dan tingkat perhatian
aktivfitas menunjukkan 3.7 Identifikasi tingkat
berkurangnya kecemasan. kecemasan
3.8 Bantu pasien mengenal
situasi yang menimbulkan
kecemasan
3.9 Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
3.10 Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
Hambatan mobilitas fisik NOC : NIC :
berhubungan dengan agens Setelah dilakukan asuhan 4.1 Kaji tingkat kekuatan otot
farmaseutikal (D.0054) keperawatan selama 3x24 jam pasien
pasien dapat menunjukkan untuk 4.2 Monitoring vital sign
melakukan aktivitas mandiri sebelum/sesudah latihan dan
dengan Kriteria Hasil : lihat respon pasien saat
1. Klien meningkat dalam latihan
aktivitas fisik 4.3 Konsultasikan dengan terapi
2. Mengerti tujuan dan fisik tentang rencana ambulasi
peningkatan mobilitas sesuai dengan kebutuhan
4.4 Ajarkan pasien tentang teknik
3. Memverbalisasikan perasaan ambulasi
dalam meningkatkan kekuatan
4.5 Kaji kemampuan pasien
dan kemampuan berpindah
dalam mobilisasi
4. Memperagakan penggunaan 4.6 Latih pasien dalam
alat pemenuhan kebutuhan ADLs
5. Bantu untuk mobilisasi secara mandiri sesuai
(walker) kemampuan
4.7 Dampingi dan Bantu pasien
saat mobilisasi dan bantu
penuhi kebutuhan ADLs
pasien.
4.8 Ajarkan pasien bagaimana
30

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

merubah posisi dan berikan


bantuan jika diperlukan.

Resiko ketidakseimbangan NOC : NIC :


cairan berhubungan Setelah dilakukan asuhan 5.1 Kaji adanya perdarahan
dengan kehilangan volume keperawatan selama 3x24 jam 5.2 Monitor vital sign
cairan aktif (perdarahan) pasien terhindar dari 5.3 Monitor masukan
(D.0036) ketidakseimbangan cairan dengan makanan/cairan dan hitung
Kriteria Hasil : intake kalori harian
1. Mempertahankan output sesuai 5.4 Monitor status nutrisi
dengan usia dan BB, HT 5.5 Monitor tingkat Hb dan
normal Hematokrit
2. Vital sign dalam batas normal 5.6 Kolaborasi jika tanda cairan
3. Elistisitas turgor baik, berlebih muncul memburuk
membran mukosa lembab, 5.7 Atur kemungkinan untuk
tidak ada rasa haus yang tranfusi.
berlebihan.

Resiko infeksi NOC : NIC :


berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan 6.1 Pertahankan teknik aseptif
imunitas tidak adekuat keperawatan selama 3x24 jam 6.2 Tingkatkan intake nutrisi
(D.0142) pasien tidak mengalami infeksi 6.3 Monitor tanda dan gejala
dengan Kriteria Hasil : infeksi sitemik dan lokal
1. Klien bebas dari tanda dan 6.4 Dorong masukan cairan
gejala infeksi 6.5 Dorong istirahat klien
2. Menunjukkan kemampuan 6.6 Ajarkan pasien dan keluarga
untuk mencegah timbulnya tanda dan gejala infeksi
infeksi 6.7 Kaji suhu badan pasa kloen
3. Jumlah leukosit dalam batas setiap 4 jam
normal 6.8 Kolaborasi pemberian terapi
4. Menunjukkan perilaku hidup antibiotik
sehat
5. Status imun, gastrointestinal,
genitourinaria dalam batas
normal
Defisit pegetahuan NOC : NIC :
berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan 7.1 Kaji tingkat pengetahuan
keterbatasan informasi keperawatan selama 3x24 jam pasien dan keluarga
proses penyakit dan terapi pasien dan keluarga menunjukkan 7.2 Gambarkan tanda dan gejala
yang akan dijalani pengetahuan tentang proses yang biasa muncul pada
(D.0111) penyakit dengan Kriteria Hasil : penyakit, dengan cara yang
1. Pasien dan keluarga tepat
menyatakan pemahaman 7.3 Gambarkan proses penyakit,
tentang penyakit, kondisi, dengan cara yang tepat
prognosis dan program 7.4 Identifikasi kemungkinan
pengobatan penyebab, dengan cara yang
2. Pasien dan keluarga mampu tepat
melaksanakan prosedur yang 7.5 Sediakan informasi pada
dijelaskan secara benar pasien tentang kondisi,
3. Pasien dan keluarga mampu dengan cara yang tepat
menjelaskan kembali apa yang 7.6 Sediakan bagi keluarga
31

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

dijelaskan perawat informasi tentangkemajuan


pasien dengan cara yang
tepat

4. Pelaksanaan Keperawatan

a. Fase orientasi/Orientasi

Fase orientasi terapeutik dimulai dari perkenalan pasien

pertama kalinya bertemu dengan perawat untuk melakukan validasi

keakuratan data dan rencana yang telah dibuat sesuai dengan

keadaan pasien saat ini, serta mengevaluasi hasil tindakan yang telah

dilakukan.Tujuan perawat dalam tahapan ini adalah membina

hubungan saling percaya, merumuskan kontrak (waktu, tempat, topic

pembicaraan) bersama-sama dengan pasien dan menjelaskan atau

mengklarifikasi kembali kontrak yang telah disepakati bersama,

Menggali pikiran dan perasaan serta mengidentifikasi masalah

pasien yang umumnya dilakukan dengan menggunkan teknik

komunikasi pertanyaan terbuka, Merumuskan tujuan interaksi

dengan pasien.

b. Fase kerja

Fase kerja merupakan inti dari fase komunikasi terapeutik,

dimana perawat mampu memberikan pelayanan dan asuhan

keperawatan, maka dari itu perawat diharapakan mempunyai


32

pengetahuan yang lebih mendalam tentang pasien dan masalah

kesehatanya.

c. Fase terminasi

Pada fase terminasi adalah fase yang terakhir, dimana

perawat meninggalkan pesan yang dapat diterima oleh pasien dengan

tujuan, ketika dievaluasi nantinya pasien sudah mampu mengikuti

saran perawat yang diberikan, maka dikatakan berhasil dengan baik

komunikasi terapeutik perawat-pasien apabila ada umpan balik dari

seorang pasien yang telah diberikan tindakan atau asuhan

keperawatan yang sudah direncanakan.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan adalah tahap akhir dari proses keperawatan

yang bertujuan untuk menilai hasil akhir dari semua tindakan

keperawatan yang telah diberikan. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat

kemampuan pasien dalam mencapai tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan

dengan mengadakan hubungan dengan pasien.

a. Evaluasi Formatif

Hasil observasi dan analisa perawat terhadap respon pasien segera

pada saat setelah dilakukan tindakan keperawatan. Ditulis pada catatan

perawat.

b. Evaluasi Sumatif

Rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa status

kesehatan sesuai waktu pada tujuan. Ditulis pada catatan perkembangan.


33

Evaluasi dilakukan dengan pendekatan pada SOAP, yaitu:

S: Data subjektif, yaitu data yang diutarakan klien dan pandangannya

terhadap data tersebut.

O: Data objektif, yaitu data yang didapat dari hasil observasi perawat,

termasuk tanda-tanda klinik dan fakta yang berhubungan dengan

penyakit pasien (meliputi data fisiologis, dan informasi dan

pemeriksaan tenaga kesehatan).

A: Analisis, yaitu analisa ataupun kesimpulan dari data subjektif dan data

objektif.

P: Perencanaan, yaitu pengembangan rencana segera atau yang akan

datang untuk mencapai status kesehatan klien yang optimal

(Hutahaen, 2010)

Adapun ukuran pencapaian tujuan tahap evaluasi dalam keperawatan

meliputi:

1. Masalah teratasi, jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan

tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan.

2. Masalah teratasi sebagian, jika klien menunjukkan perubahan

sebagian dari kriteria hasil yang telah ditetapkan.

3. Masalah tidak teratasi, jika klien tidak menunjukkan perubahan dan

kemajuan sama sekali yang sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil

yang telah ditetapkan dan atau bahkan timbul masalah/diagnosa

keperawatan baru.
BAB 3

METODE PENULISAN

A. Rancangan Penulisan

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan desain penelitian

deskriptif dengan pendekatan studi kasus yakni asuhan keperawatan dimana

penulis mengumpulkan data yang dimulai dari pengkajian, menentukan

diagnosis, melakukan perencanaan, melaksanakan tindakan dan melakukan

evaluasi kepada pasien dengan kanker serviks.

Pengkajian terdiri dari pengumpulan informasi subjektif dan objektif

(misalnya, tanda-tanda vital, wawancara pasien/keluarga, pemeriksaan fisik)

dan peninjauaan informasi riwayat pasien pada rekam medik. Perawat juga

mengumpulkan kekuatan (untuk mengidentifikasi peluang promosi

kesehatan) dan resiko (area yang merawat dapat mencegah atau potensi

masalah yang dapat ditunda) (NANDA, 2015).

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respons

manusia terhadap gangguan kesehatan/proses kehidupan, atau kerentanaan

respons dari seorang individu, keluarga, kelompok, atau komunitas.

Diagnosis keperawatan biasanya berisis dua bagian: 1) deskripton atau

pengubah, dan 2) fokus diagnosis, atau konsep kunci dari diagnosis

(NANDA, 2015).

Intervensi keperawatan didefinisikan sebagai “berbagai perawatan,

berdasarkan penilaian klinis dan pengetahuan, yang dilakukan oleh seorang

34
35

perawat untuk meningkatkan hasil klien/pasien” (CNC, n.d). Nursing

Interventions Classification (NIC) adalah sebuah taksonomi tindakan

komperhensif berbasis bukti yang perawat lakukan di berbagai tatanan

keperawatan (NANDA, 2015).

Implementasi adalah tindakan dari rencana keperawatan yang telah

disusun dengan menggunakan pengetahuan keperawatan, perawat

melakukan dua intervensi yaitu mandiri/independen dan

kolaborasi/interdisipliner (NANDA, 2015).

Evaluasi merupakan sebagai penilaian status klien dari efektivitas

tindakan dan pencapaian hasil yang diidentifikasi terus pada setiap langkah

dalam proses keperawatan, serta rencana perawatan yang telah dilaksanakan

(NANDA, 2015).

B. Subyek Studi Kasus

Subyek dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah 2 pasien

dengan masalah kesehatan reproduksi yaitu kanker serviks dengan kasus

yang akan dikelola secara rinci dan mendalam. Dengan kriteria subyek:

1. Responden dirawat di Ruang Mawar Nifas RSUD Abdul Wahab

Sjahranie dengan diagnosa medis kanker serviks.

2. Responden mampu berbahasa Indonesia dengan baik, kooperatif,

serta bisa melakukan aktivitas.

3. Bersedia menjadi responden dan telah menandatangani surat

persetujuan (informed consent) sebagai bukti persetujuan.


36

C. Batasan Istilah (Definisi Operasional)

Penyakit kanker serviks (cervical cancer) merupakan kanker yang

terjadi pada serviks uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang

merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus)

dengan liang senggama (vagina).

Studi kasus dengan menggunakan asuhan keperawatan adalah

rangkaian proses keperawatan pada individu yang mengalami gangguan

reproduksi dengan melalui pengkajian, menetapkan diagnosis, menyusun

perencanaan, melakukan implementasi (tindakan keperawatan) serta

melakukan evaluasi pada pasien.

D. Lokasi dan Waktu Studi Kasus

Karya tulis ilmiah ini akan dilaksanakan pada bulan Februari 2018

selama 6 hari dan minimal 3 hari. Adapaun tempat dilaksanakan asuhan

keperawatan maternitas dengan kanker serviks, akan dilakukan di Ruang

Mawar Nifas RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Kalimantan

Timur.

E. Prosedur Studi Kasus

Prosedur studi kasus pada karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:

1. Proposal disetujui oleh penguji proposal


37

2. Meminta izin untuk pengumpulan data dengan metode studi kasus

melalui surat izin pelaksanaan studi kasus kepada pihak Rumah Sakit

Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.

3. Membina hubungan saling percaya kepada responden (BHSP),

memberikan informasi singkat tentang tujuan dan manfaat studi kasus

kepada responden atau penjelasan untuk mengikuti penelitian (PSP).

Bagi responden yang setuju untuk berpartisipasi dalam studi kasus ini,

dibagikan lembar persetujuan (informed consent) untuk ditanda tangani.

4. Meminta keluarga responden yang setuju berpartisipasi dalam

pelaksanaan karya tulis ilmiah tersebut.

5. Melakukan pemeriksaan fisik kepada klien dengan kanker serviks.

6. Merumuskan diagnosa pada klien dengan kanker serviks.

7. Menentukan intervensi keperawatan sesuai dengan masalah

keperawatan klien.

8. Melakukan evaluasi segera setelah tindakan dilakukan dan rekapitulasi

serta kesimpulan dari observasi dan analisa status kesehatan selama 6

hari dengan melihat tujuan yang telah tercapai.

F. Teknik dan instrumen pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan data

Pengumpulan data merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data

yang diperlukan dalam studi kasus ini. Metode pengumpulan data yang

digunakan pada karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:


38

1. Wawancara

Pada studi kasus ini sumber data diperoleh dari hasil wawancara

terhadap keluarga, klien dan perawat lainnya. Wawancara pada karya

tulis imiah ini merupakan hasil anamnesis berisi tentang identitas klien,

keluhan utama, riwayat penyakit sekarang-dahulu-keluarga dan lain

lain.

2. Observasi dan Pemeriksaan Fisik

Pada studi kasus ini observasi dan pemeriksaan fisik menggunakan

pendekatan IPPA (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi) pada semua

sistem tubuh klien.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan setiap hari setelah melakukan asuhan

keperawatan kepada klien dan dilakukan dengan menggunakan format

asuhan keperawatan maternitas.

G. Instrumen Pengumpulan data

Alat atau instrumen pengumpulan data menggunakan format

pengkajian Asuhan Keperawatan Materniyas yang dipakai di lingkungan

Prodi DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kaltim. Serta dengan lembar

observasi untuk mengukur kemampuan klien dan keluarga yaitu

menggunakan lembar penilaian kemampuan klien dan keluarga dengan

masalah kanker serviks.


39

H. Keabsahan Data

Keabsahan data dilakukan dengan melibatkan klien mulai saat

observasi, pengkajian dengan teknik wawancara dan mendapatkan data

subjektif dan objektif, merumuskan diagnosa keperawatan serta data dari

rumah sakit terkait, intervensi serta evaluasi tindakan.

I. Analisis Data

Analisa data dilakukan sejak pengumpulan data sampai dengan

semua data terkumpul. Dilakukan mulai awal pengkajian dan dilakukan

pendokumentasian pada setiap hari untuk mengetahui perkembangan dari

pasien. Analisis data dilakukan dengan cara mengemukakan fakta,

selanjutnya membandingkan dengan teori yang ada dan selanjutnya

dituangkan dalam opini pembahasan.

Teknik analisis yang digunakan dengan cara menarasikan jawaban-

jawaban dari data yang diperoleh. Selanjutnya diinterpretasikan oleh penulis

dan dibandingkan dengan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan

rekomendasi dalam intervensi tersebut.


BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian beserta pembahasannya yang meliputi penjabaran data umum

dan data khusus mengenai sebelum dan sesudah pemberian asuhan keperawatan

secara komprehensif dengan kanker serviks di ruang mawar nifas RSUD Abdul

Wahab Sjahranie.

A. Hasil

1. Gambaran Tempat Pengumpulan Data

Penulisan ini dilakukan di RSUD Abdul Wahab Sjahranie

Samarinda yang terletak di Jalan Palang Merah Indonesia No.1 Sidodadi

Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur. RSUD Abdul Wahab

Sjahranie pada tahun 1974 dikenal dengan rumah sakit umum Segiri. Pada

12 November 1977 diresmikan oleh Gubernur yaitu Bapak H. A. Wahab

Sjahranie untuk pelayanan rawat jalan. Pada 21 juli 1984, seluruh pelayanan

rawat inap dan rawat jalan dipindahkan dari rumah sakit lama (Selili)

kelokasi rumah sakit baru yang terletak di Jalan Palang Merah Indonesia.

Pada tahun 1987 nama RSUD Abdul Wahab Sjahranie diresmikan.

Fasilitas yang tersedia di RSUD Abdul Wahab Sjahranie antara lain

Instalasi Gawat Darurat 24 jam, Instalasi Rawat Jalan (20 klinik), Instalasi

Rawat Inap (733 tempat tidur), Labolatorium, Radiologi, Radioterapi,

Instalasi Penunjang Medik, Farmasi, Hemodialisa, Rehabilitasi Medik,

Intensive Care Unit, Kamar Operasi, Stroke Center.

40
41

Penulis menggunakan Ruang Mawar Nifas yaitu ruang rawat inap

yang digunakan bagi ibu setelah melahirkan normal maupun seksio sesaria

dan wanita yang mengalami masalah dalam sistem reproduksi yang

diterima dari ruang Verlos Kamer (VK) atau yang diterima langsung

setelah pasien datang dari IGD dan Poli.

Adapun batas-batas Ruang Mawar Nifas yaitu sebagai berikut,

sebelah utara terdapat Ruang Bougenville, sebelah selatan terdapat

Ruangan Cempaka, sebelah barat terdapat Ruang Teratai 3 dan sebelah

timur berbatasan langsung dengan jalan menuju Ruang Cath Lab, ICCU,

PICU, NICU dan Hemodialisa.

Jumlah pasien yang ada di ruangan berubah setiap hari karena

Ruang Mawar Nifas merupakan ruang dimana pasien kapanpun datang

dari IGD, Poli maupun VK (Verlos Kamer) dan segera di alih rawat setelah

kondisi pasien mulai stabil.

Bangunan Ruang Mawar Nifas terdiri dari 10 kamar pasien dengan

kapasitas 50 tempat tidur, 10 kamar mandi pasien, 1 kamar mandi perawat,

1 ruang kepala ruangan, 1 ruang perawat, 1 ruang untuk mahasiswa, 1

ruang administrasi, 1 ruang tindakan, 1 ruang bayi dan 1 ruang

penyimpanan alat.
42

2. Data Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian

Studi kasus ini terdapat 2 klien yang menjadi subjek studi kasus

yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan, yaitu:

Tabel 4.1 Identitas klien dengan Kanker Serviks di ruang Mawar

Nifas RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda

Identitas Klien Klien 1 Klien 2


Nama (insial) Ny. S Ny. N
Umur 46 Tahun 36 Tahun
Jenis Kelamin Perempuan Perempuan
Status Perkawinan Menikah Menikah
Pekerjaan IRT IRT
Agama Islam Islam
Pendidikan terakhir Tidak tamat SD Tamat SMA
Alamat Jl.Saiolong, Bone Jl.A.W.Syahrani,
Balikpapan
No. Register 01.02.07.XX 01.00.54.XX
Tanggal MRS 02 April 2019 01 April 2019
Tanggal Pengkajian 02 April 2019 02 April 2019
Diagnosa Medis Kanker Serviks std IIB Kanker Serviks std IIB

Tabel 4.2 Hasil pengkajian klien dengan Kanker Serviks di ruang

Mawar Nifas RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda

No. Identitas Pasien Klien I Klien II

1. Keluhan Utama Nyeri pada bagian perut bawah Sesak nafas


Klien masuk melalui Poli jadwal Klien di bawa ke IGD
klien untuk radioterapi, saat cek RSUD Abdul Wahab
2. Alasan Kunjungan
darah, Hb turun. Sjahranie karena sesak
nafas
Klien masuk rumah sakit di Klien masuk rumah sakit
bagian poli pada tanggal 02 pada tanggal 01 April
April 2019 pukul 09.00 Wita 2019 pukul 14.32 Wita
dengan mengeluh nyeri di bagian dengan mengeluh sesak
perut bawah dan jadwal nafas. Saat dilakukan
3. Riwayat Penyakit Sekarang
radioterapi yang ke 12 tetapi pengkajian pada tanggal
klien di rawat inap karena Hb 02 April 2019 pukul
klien turun. HB: 5.4 g/dL Saat 13.00 Wita klien masih
dilakukan pengkajian pada mengeluh sesak dan
tanggal 02 April 2019 pukul pusing. Klien
43

11.30 Wita klien masih mengatakan post


mengeluh nyeri pada area perut kemoterapi ke – 5 pada
bagian bawah, dengan skala 5 25 Maret 2019. Klien
(nyeri sedang) dan berlangsung mengeluh mual muntah,
hilang timbul. Klien mengeluh klien mengeluh lemas.
pusing, mual muntah dan
terdapat perdarahan.
Klien mengatakan telah Klien mengatakan telah
terdiagnosa kanker serviks sejak terdiagnosa kanker
tahun 2018, awalnya muncul serviks sejak awal puasa
perdarahan pada pervaginam tahun 2018, klien tidak
tanpa menimbulkan rasa nyeri haid selama 2 bulan
pasien memeriksakan awalnya, setelah itu
kesehatannya di puskesmas lalu pasien mengalami haid
di rujuk ke rumah sakit untuk di terus menerus selama 1
rawat inap dan terdiagnosa minggu dengan jumlah
kanker serviks dan menjalankan darah yang banyak dan
radioterapi awal tahun 2018 menggumpal.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
hingga sekarang. Klien mengatakan bahwa
Klien mengatakan bahwa sudah sudah keluar masuk
keluar masuk dirawat di rumah dirawat di rumah sakit
sakit karena penyakit yang sama karena penyakit yang
dan tidak pernah dirawat di sama terakhir keluar
rumah sakit karena penyakit rumah sakit pada 25
serius lainnya. Maret 2019 untuk
perbaikan Hb dan tidak
pernah dirawat di rumah
sakit karena penyakit
serius lainnya.
Keluarga mengatakan tidak ada Keluarga mengatakan
riwayat penyakit kanker serviks tidak meiliki riwayat
dalam keluarga penyakit dalam keluarga

Genogram : Genogram

5. Riwayat Penyakit Keluarga

Keterangan : Keterangan :

Klien mengtakan dulu di awal Klien mengatakan di


6. Riwayat Haid
sebelum terdiagnosa kanker awal puasa tahun 2018
44

serviks siklus haid tidak teratur, pasien tidak haid selama


tidak haid selama 3 bulan, 2 bulan, setelah itu pasien
setalah itu keluar darah haid mengalami haid terus
banyak dalam jangka waktu menerus selama1 minggu
lebih dari satu minggu dan dengan jumlah darah
darahnya seperti gumpalan. yang banyak dan
Sekarang sudah tidak mengalami menggumpal
haid lagi, tetapi perdarahan
pervaginam.
Klien mengatakan menggunakan Klien mengatakan
kontrasepsi setelah melahirkan menggunakan
anak ke-3 yaitu kontrasepsi kontrasepsi setelah
suntik per-3 bulan, lalu berganti melahirkan anak terakhir
kontrasepsi spiral. Tujuan klien yaitu kontrasepsi spiral,
menggunakan kontrasepsi lalu berganti kontrasepsi
7. Riwayat Kontrasepsi karena sudah cukup memiliki pil. Tujuan klien
anak. Klien berhenti menggunakan
menggunakan kb pada tahun kontrasepsi karena sudah
2018. Saat perdarahan klien cukup memiliki anak.
masih menggunakan kb. Klien berhenti
menggunakan kb pada
tahun 2018.
8. Keadaan Umum Sedang Sedang
Compos Mentis Compos Mentis
9. Kesadaran
E4M6V5 E4M6V5
TD :170/80 mmHg TD :130/70 mmHg
Nadi : 80 kali/menit Nadi : 80 kali/menit
10. Tanda – Tanda Vital
RR : 20 kali/menit RR : 26 kali/menit
Temp : 36.5 oC Temp : 36.2 oC
P : perdarahan Tidak ada nyeri
Q : seperti tertusuk
11. Kenyamanan/nyeri R : perut bawah
S :5
T : Hilang timbul
Total skor 20 Total skor 18
Dengan kategori tingkat Dengan kategori tingkat
12. Status Fungsional Barthel Indeks ketergantungan pasien adalah ketergantungan pasien
mandiri adalah ketergantungan
ringan
Kepala : Kepala :
Simetris, kepala bersih, Simetris, kepala bersih,
penyebarab rambut merata, penyebarab rambut
warna rambut hitam mulai merata, warna rambut
beruban dan tidak ada kelainan. hitam mulai beruban dan
tidak ada kelainan.

Mata :
13. Pemeriksaan Kepala
Sklera putih, konjungtiva Mata :
anemis, palpebra tidak ada Sklera putih, konjungtiva
edema, refleks cahaya +, pupil merah muda palpebra
isokor. tidak ada edema, refleks
Hidung : cahaya +, pupil isokor.
Pernafasan cuping hidung tidak Hidung :
ada, posisi septum nasal simetris, Terdapat pernafasan
lubang hidung bersih, tidak ada cuping hidung, posisi
45

penurunan ketajaman penciuman septum nasal simetris,


dan tidak ada kelainan lubang hidung bersih,
Rongga Mulut dan Lidah : tidak ada penurunan
Warna bibir kering, lidah warna ketajaman penciuman
merah muda, mukosa kering, dan tidak ada kelainan
ukuran tonsil normal, letak uvula Rongga Mulut dan
simetris ditengah Lidah :
Warna bibir kering, lidah
warna merah muda,
mukosa kering, ukuran
tonsil normal, letak uvula
simetris ditengah
Keluhan : Keluhan :
Klien tidak ada keluhan sesak Klien mengeluh sesak
nafas, nyeri waktu bernafas dan nafas, tidak ada nyeri
batuk waktu bernafas dan batuk
Inspeksi : Inspeksi :
Bentuk dada simetris, frekuensi Bentuk dada simetris,
nafas 20 kali/menit, irama nafas frekuensi nafas 26
teratur, pernafasan cuping kali/menit, irama nafas
hidung tidak ada, penggunaan tidak teratur, terdapat
otot bantu nafas tidak ada, pasien pernafasan cuping hidung
tidak menggunakan alat bantu , terdapat penggunaan
nafas. otot bantu nafas , pasien
Palpasi : menggunakan alat bantu
Vokal premitus teraba diseluruh nafas (nasal kanul 6 l/m
14. Pemeriksaan Thorax lapang paru Palpasi :
Ekspansi paru simetris, Vokal premitus teraba
pengembangan sama di paru diseluruh lapang paru
kanan dan kiri Ekspansi paru simetris,
Tidak ada kelainan pengembangan sama di
Perkusi : paru kanan dan kiri
Sonor, batas paru hepar ICS 5 Tidak ada kelainan
dekstra Perkusi :
Auskultasi : Sonor, batas paru hepar
Suara nafas vesikuler dan tidak ICS 5 dekstra
ada suara nafas tambahan Auskultasi :
Suara nafas vesikuler dan
tidak ada suara nafas
tambahan

a. Tidak ada keluhan nyeri a. Tidak ada keluhan


dada nyeri dada
b. Inspeksi b. Inspeksi
- Tidak terlihat adanya - Tidak terlihat
pulsasi iktus kordis adanya pulsasi iktus
- CRT > 2 detik kordis
- Tidak ada sianosis - CRT < 2 detik
15. Pemeriksaan Jantung
c. Palpasi - Tidak ada sianosis
- Ictus Kordis teraba di ICS c. Palpasi
5 - Ictus Kordis teraba
- Akral dingin di ICS 5
d. Perkusi - Akral dingin
- Batas atas : ICS II line d. Perkusi
sternal dekstra
46

- Batas bawah : ICS V line - Batas atas : ICS II


midclavicula sinistra line sternal dekstra
- Batas kanan : ICS III line - Batas bawah : ICS
sternal dekstra V line midclavicula
- Batas kiri : ICS III line sinistra
sternal sinistra - Batas kanan : ICS
e. Auskultasi III line sternal
- BJ II Aorta : Dub, reguler dekstra
dan intensitas kuat - Batas kiri : ICS III
- BJ II Pulmonal : Dub, line sternal sinistra
reguler dan intensitas kuat e. Auskultasi
- BJ I Trikuspid : Lub, - BJ II Aorta : Dub,
reguler dan intensitas kuat reguler dan
- BJ I Mitral : Lub, reguler intensitas kuat
dan intensitas kuat - BJ II Pulmonal :
- Tidak ada bunyi jantung Dub, reguler dan
tambahan intensitas kuat
- Tidak ada kelainan - BJ I Trikuspid :
Lub, reguler dan
intensitas kuat
- BJ I Mitral : Lub,
reguler dan
intensitas kuat
- Tidak ada bunyi
jantung tambahan
- Tidak ada kelainan
a. BB : 45 Kg a. BB : 65 Kg
b. TB : 150 Cm b. TB : 150 Cm
c. IMT : 20 c. IMT : 28.8
d. Terdapat penurunan berat d. Terdapat penurunan
badan dalam 6 bulan terakhir berat badan dalam 6
dari awalnya BB adalah 55 bulan terakhir
Kg menjadi 42 Kg e. Asupan makan
e. Asupan makan berkurang berkurang karena
karena pasien mengaku tidak nafsu makan
malas makan f. BAB
f. BAB - 5 kali sehari
- 1 kali sehari - Konsistensi cair
- Konsistensi lunak g. Diet
Pemeriksaan Sistem Pencernaan - Jenis diet TKTP
16.
dan Status Nutrisi g. Diet 1700 Kkal
- Jenis diet TKTP 1700 - Frekuensi makan 3
Kkal kali sehari
- Frekuensi makan 3 kali - Nafsu makan
sehari kurang
- Nafsu makan kurang - Porsi makan hanya
- Porsi makan hanya habis habis ¼ porsi
setengah porsi h. Abdomen
h. Abdomen Inspeksi
Inspeksi - Bentuk : Bulat
- Bentuk : Bulat - Tidak ada bayangan
- Tidak ada bayangan vena vena
- Tidak terlihat adanya - Tidak terlihat
benjolan adanya benjolan
47

- Tidak ada luka operasi - Tidak ada luka


pada abdomen operasi pada
- Tidak terpasang drain abdomen
Auskultasi - Tidak terpasang
- Peristaltik drain
9 kali/menit Auskultasi
Palpasi - Peristaltik
- Tidak ada nyeri tekan 16 kali/menit
- Tidak teraba adanya massa Palpasi
- Tidak ada pembesaran - Tidak ada nyeri
pada hepar dan lien tekan
Perkusi - Tidak teraba
- Shifting Dullness (-) adanya massa
- Tidak ada nyeri pada - Tidak ada
pemeriksaan perkusi ginjal pembesaran pada
hepar dan lien
Perkusi
- Shifting Dullness
(-)
- Tidak ada nyeri
pada pemeriksaan
perkusi ginjal
Pemeriksaan Sistem Syaraf a. Memori : Panjang a. Memori : Panjang
b. Perhatian : Dapat mengulang b. Perhatian : Dapat
c. Bahasa : Baik (dengan mengulang
komunikasi verbal c. Bahasa : Baik
menggunakan bahasa (dengan komunikasi
Indonesia ) verbal menggunakan
d. Kognisi : Baik bahasa Indonesia )
e. Orientasi : Baik (Terhadap d. Kognisi : Baik
orang, tempat dan waktu) e. Orientasi : Baik
f. Refleks Fisiologis (Terhadap orang,
- Patella : 2 (Normal) tempat dan waktu)
- Achilles : 2 (Normal) f. Refleks Fisiologis
- Bisep : 2 (Normal) - Patella : 2 (Normal)
- Trisep : 2 (Normal) - Achilles : 2
- Brankioradialis : 2 (Normal)
(Normal) - Bisep : 2 (Normal)
17.
g. Tidak ada keluhan pusing - Trisep : 2 (Normal)
h. Istirahat/ tidur 5 jam/hari - Brankioradialis : 2
i. Pemeriksaan syaraf kranial (Normal)
- N1 : Normal (Pasien g. Tidak ada keluhan
mampu membedakan bau pusing
minyak kayu putih dan h. Istirahat/ tidur 6
alkohol) jam/hari
- N2 : Normal (Pasien i. Pemeriksaan syaraf
mampu melihat dalam kranial
jarak 30 cm) - N1 : Normal
- N3 : Normal (Pasien (Pasien mampu
mampu mengangkat membedakan bau
kelopak mata) minyak kayu putih
- N4 : Normal (Pasien dan alkohol)
mampu menggerakkan - N2 : Normal
bola mata kebawah ) (Pasien mampu
48

- N5 : Normal (Pasien melihat dalam jarak


mampu mengunyah ) 30 cm)
- N6 : Normal (Pasien - N3 : Normal
mampu menggerakkan (Pasien mampu
mata kesamping ) mengangkat
- N7 : Normal (Pasien kelopak mata)
mampu tersenyum dan - N4 : Normal
mengangkat alis mata) (Pasien mampu
- N8 : Normal (Pasien menggerakkan bola
mampu mendengar dengan mata kebawah )
baik) - N5 : Normal
- N9 : Normal (Pasien (Pasien mampu
mampu membedakan rasa mengunyah )
manis dan asam ) - N6 : Normal
- N10 : Normal (Pasien (Pasien mampu
mampu menelan) menggerakkan
- N11 : Normal (Pasien mata kesamping )
mampu menggerakkan - N7 : Normal
bahu dan melawan (Pasien mampu
tekanan) tersenyum dan
- N12 : Normal (Pasien mengangkat alis
mampu menjulurkan lidah mata)
dan menggerakkan lidah - N8 : Normal
keberbagai arah) (Pasien mampu
mendengar dengan
baik)
- N9 : Normal
(Pasien mampu
membedakan rasa
manis dan asam )
- N10 : Normal
(Pasien mampu
menelan)
- N11 : Normal
(Pasien mampu
menggerakkan
bahu dan melawan
tekanan)
- N12 : Normal
(Pasien mampu
menjulurkan lidah
dan menggerakkan
lidah keberbagai
arah)

a. Kebersihan : Bersih a. Kebersihan : Bersih


b. Kemampuan berkemih : b. Kemampuan
Spontan berkemih : Spontan
18. Pemeriksaan Sistem Perkemihan c. Tidak ada distensi kandung c. Tidak ada distensi
kemih kandung kemih
d. Tidak ada nyeri tekan pada d. Tidak ada nyeri tekan
kandung kemih pada kandung kemih
Intake Intake
19. Balance Cairan Minu 1200 1200 1100 Minu
1150 1200 1200 1100
m ml ml ml mml ml ml ml
49

peror peror
al al
Caira 1850 1850 1850 Caira
1850 1850 1850 1850
n ml ml ml nml ml ml ml
Infus Infus
Obat 361 361 361 Obat
361 361 361 361
IV ml ml ml IV
ml ml ml ml
Maka 119 119 119 Maka
119 238 238 238
nan (1 ml ml ml nan
ml (1 ml ml ml
kalori kalori
= 0,14 = 0,14
ml/ha ml/ha
ri) ri)
Total 3530 3530 3430 Total
3480 3649 3649 3549
ml ml ml ml ml ml ml

Outpu
t Outpu
Urine 2000 2100 1600 t1700
ml ml ml Urine
ml 2000 2100 1600
IWL 975 975 975 975 ml ml ml
ml ml ml IWL
ml 975 975 975
Feces (-) 200 (-) 200 ml ml ml
(1x = ml Feces
ml 1000 1000 1000
200 (1x = ml Ml ml
ml/ha 200
ri) ml/ha
Total 2975 3275 2575 ri)
2875
ml ml ml Total
ml 3975 4075 3575
ml ml ml
a. Balance Cairan tgl
3530 – 2975 = (+) 555 a. Balance Cairan tgl
b. Balance Cairan tgl 3649 – 3975 = (-)
3530 – 3275 = (+) 255 326
c. Balance Cairan tgl b. Balance Cairan tgl
3430 – 2575 = (+) 855 3649 – 4075 = (-)
426
d. Balance Cairan tgl c. Balance Cairan tgl
3480 – 2875 = (+) 605 3549 – 3575 = (-) 26

d. Balance Cairan tgl


3599 – 3675 = (-) 76
Pemeriksaan Sistem a. Pergerakan sendi bebas a. Pergerakan sendi
Muskoloskeletal dan Integumen b. Kekuatan otot bebas
c. Tidak ada kelainan b. Kekuatan otot
ekstremitas c. Tidak ada kelainan
d. Tidak ada kelainan tulang ekstremitas
belakang d. Tidak ada kelainan
20 e. Tidak ada frakturtidak tulang belakang
terpasang traksi e. Tidak ada
f. Kulit berwarna kemerahan frakturtidak
g. Turgor kulit baik terpasang traksi
h. Tidak terdapat luka f. Kulit berwarna
i. Tidak ada pitting edema kemerahan
g. Turgor kulit baik
50

j. Nilai risiko dekubitus 16 , h. Tidak ada pitting


pasien dalam kategori risiko edema
rendah i. Nilai risiko dekubitus
16 , pasien dalam
kategori risiko rendah

Pemeriksaan Sistem Endokrin a. Tidak ada pembesaran a. Tidak ada


kelenjar tyroid pembesaran kelenjar
b. Tidak ada pembesaran tyroid
21. kelenjar getah bening b. Tidak ada
c. Tidak ada trias DM pembesaran kelenjar
getah bening
c. Tidak ada trias DM
Seksualitas dan Reproduksi a. Tidak ada benjolan pada a. Tidak ada benjolan
payudara pada payudara
b. Tidak ada kehamilan b. Tidak ada kehamilan
22.
c. Genetalia : tidak ada c. Genetalia : tidak ada
kelainan kelainan

Kemanan Lingkungan Total skor penilaian risiko pasien Total skor penilaian
jatuh dengan skala morse adalah risiko pasien jatuh
20. Pasien dalam kategori tidak dengan skala morse
23.
berisiko adalah 25
Pasien dalam kategori
risiko rendah
Pengkajian Psikososial a. Persepsi klien terhadap a. Persepsi klien
penyakitnya adalah terhadap
merupakan cobaan Tuhan penyakitnya adalah
b. Ekspresi klien terhadap merupakan cobaan
penyakitnya adalah murung Tuhan
c. Pasien kurag kooperatif dan b. Ekspresi klien
gelisah saat interaksi terhadap
24.
d. Pasien mengalami ganguan penyakitnya adalah
konsep diri murung
c. Pasien kurang
kooperatif dan
gelisah saat interaksi
d. Pasien mengalami
ganguan konsep diri
Pengkajian Spiritual Kebiasaan beribadah Kebiasaan beribadah
a. Sebelum sakit klien sering a. Sebelum sakit klien
beribadah sering beribadah
25.
b. Setelah sakit klien b. Setelah sakit klien
beribadah hanya kadang – beribadah hanya
kadang kadang –kadang
Personal Hygiene a. Mandi 2 kali sehari a. Mandi 2 kali sehari
b. Keramas 3 hari sekali b. Keramas 3 hari
c. Memotong kuku setiap 1 sekali
minggu sekali c. Memotong kuku
d. Ganti pakaian 2 kali sehari setiap 1 minggu
26.
e. Sikat gigi 2 hari sekali sekali
d. Ganti pakaian 2 kali
sehari
e. Sikat gigi 2 hari
sekali
51

Pemeriksaan Penunjang Tanggal 02/04/2019 Tanggal 02/04/2019


Pemeriksaan Hematologi Pemeriksaan Serum
Leukosit 12,09 Natrium 129
Eritrosit 2,18 Kalium 2,1
Hemoglobin 5,4 Kloride 102
Hematokrit 18,2%
Pemeriksaan Kimis Klinik Tanggal 05/04/2019
Glukosa sewaktu 118 Pemeriksaan Serum
27.
Natrium 133
Tanggal 04/04/2019 Kalium 2,6
Pemeriksaan Hematologi Kloride 106
Leukosit 14,34
Eritrosit 3,47
Hemoglobin 8,2
Hematokrit 28,3%

Terapi yang diterima NaCl 0,9% Ranitidine 2x1


As. Mefenamat 500 mg (oral) Ondansentron 3x1
Ranitidine 2x1 OMZ 2x1
28. Santagesic 3x1 Drip KCL 25 mEq dalam
As. Tranexamat 3x1 RL 500cc (2x
OMZ 2x1 pemberian/14 tpm)
Tranfusi PRC 2 kolf per hari

b. Analisa Data

Tabel 4.3 Analisa data klien I (Ny.S) dengan Kanker Serviks di ruang Mawar
Nifas RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda

No. Data Etiologi Masalah Keperawatan

1. Data Subjektif : Penurunan konsentrasi (D.0009) Perfusi Perifer Tidak


a. Klien mengatakan lemas hemoglobin Efektif
b. Klien mengatakan mual dan
muntah
c. Klien mengatakan nyeri
karna perdarahan
Data Objektif :
a. Hb klien : 5.4 g/dL
b. CRT > 2 detik
c. Akral teraba dingin
d. Warna kulit pucat
e. Konjungtiva anemis
Turgor kulit menurun
2. Data Subjektif : Agen Pencedera (D.0077) Nyeri Akut
a. Klien mengeluhkan nyeri Fisiologis
pada perut bagian bawah
dikarenakan adanya
b. Pengkajian nyeri
1) P : perdarahan
2) Q : seperti tertusuk
3) R : perut bawah
52

No. Data Etiologi Masalah Keperawatan

4) S : 5
5) T : Hilang timbul
Data Objektif :
a. Klien terlihat meringis
b. Tanda – tanda vital
1) TD :170/80 mmHg
2) Nadi : 80 kali/menit
3) RR : 20 kali/menit
4) Temp : 36.5 oC

3. Data Subjektif : Faktor psikologis (D.0019) Defisit Nutrisi


a. Klien mengatakan berat (Keengganan untuk
badan turun dari awalnya 55 makan)
menjadi 45 dalam 6 bulan
terakhir
b. Klien mengatakan baju
terasa lebih longgar dari
sebelumnya
c. Klien mengatakan malas
makan
Data Objektif :
a. Antropometri
1) BB : 45 Kg
2) TB : 150 Cm
3) IMT : 20
b. Biokimia
1) Hemoglobin 5.4
2) Eritrosit 2,18
3) Hematokrit 18,2%
c. Clinical
1) Anemis (+)
2) Mual dan Muntah (-)
3) Bibir kering
4) Turgor kulit menurun
d. Diit
TKTP
4. Data Subjektif : Ancaman terhadap (D.0080) Ansietas
a. Klien mengatakan merasa konsep diri
khawatir dengan kondisi
yang dihadapi
b. Klien mengataan sulit tidur
Data Objektif :
c. Klien terlihat gelisah dan
murung
d. Tanda – tanda vital
1) TD :170/80 mmHg
2) Nadi : 80 kali/menit
3) RR : 20 kali/menit
4) Temp : 36.5 oC
5. Data Subjektif : Penyakit Kronis (D. 0142) Resiko Infeksi
-
Data Objektif :
a. Hb : 5.4 g/dL
53

No. Data Etiologi Masalah Keperawatan

b. Diagnosa medis klien


kanker serviks st. IIb
c. Klien mengalami
perdarahan
d. Tanda – tanda vital
1) TD :170/80 mmHg
2) Nadi : 80 kali/menit
3) RR : 20 kali/menit
4) Temp : 36.5 oC

Tabel 4.4 Analisa data klien II (Ny.N) dengan Kanker Serviks di ruang Mawar Nifas
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda

No. Data Etiologi Masalah Keperawatan

1. Data Subjektif : Hambatan upaya nafas (D.0027) Pola Nafas Tidak


a. Klien mengatakan sesak nafas Efektif
b. Klien mengatakan dadanya
seperti tertekan benda berat
Data Objektif :
a. Terdapat pernafasan cuping
hidung
Klien menggunakan otot
bantu nafas
b. Frekuensi nafas meningkat 26
x/menit
2. Data Subjektif : Kehilangan cairan aktif (D.0023) Hipovolemia
a. Klien mengatakan lemas
b. Klien mengatakan mual dan
muntah
c. Klien mengatakan BAB cair
5x/hari
Data Objektif :
a. RR : 26x/menit
b. Pemeriksaan Serum
Natrium 133
Kalium 2,6
Kloride 106
c. Balance cairan (-) 326
d. Mukosa bibir kering
3. Data Subjektif : Faktor psikologis (D.0019)Defisit Nutrisi
a. Klien mengatakan berat badan (Keengganan untuk
turun dari awalnya 67 menjadi makan)
65 dalam 6 bulan terakhir
b. Klien mengatakan baju terasa
lebih longgar dari sebelumnya
c. Klien mengatakan malas
makan dikarenakan terlalu
banyak pembatasan dalam diit
Data Objektif :
a. Antropometri
54

No. Data Etiologi Masalah Keperawatan

1) BB : 65 Kg
2) TB : 150 Cm
3) IMT : 28.8
b. Biokimia
1) Natrium 129
2) Kalium 2,1
3) Kloride 102
c. Clinical
1) Anemis (-)
2) Mual dan Muntah
3) Bibir kering
4) Turgor kulit menurun
5)
d. Diit
TKTP
4. Data Subjektif : Ancaman terhadap (D.0080) Ansietas
a. Klien mengatakan merasa konsep diri
khawatir dengan kondisi yang
dihadapi
Data Objektif :
a. Klien terlihat gelisah dan
murung
b. Tanda – tanda vital
1) TD :130/70 mmHg
2) Nadi : 100 kali/menit
3) RR : 26 kali/menit
4) Temp : 36.2 oC
5. Data Subjektif : Penyakit Kronis (D. 0142) Resiko Infeksi
-
Data Objektif :
a.
b. Diagnosa medis klien kanker
serviks st. IIb
c. Klien mengalami
hipovolemi
d. Tanda – tanda vital
1) TD :130/70 mmHg
2) Nadi : 100 kali/menit
3) RR : 26 kali/menit
4) Temp : 36.2 oC
55

c. Diagnosa, Intervensi, Implementasi dan Evaluasi Klien I (Ny.S)

Berdasarkan hasil pengkajian Ny. S ditemukan beberapa masalah

keperawatan seperti :

1. (D.0009) Perfusi Perifer Tidak Efektif berhubungan dengan penurunan

konsentrasi hemoglobin

2. (D.0077) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis

3. (D.0019) Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis

(keengganan untuk makan)

4. (D.0080) Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri

5. (D.0142) Resiko Infeksi berhubungan dengan proses penyakit

Tabel 4.5 Intervensi Keperawatan klien I (Ny.S) dengan Kanker Serviks di ruang
Mawar Nifas RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda

Tanggal Diagnosa Tujuan dan Kriteria


No. Intervensi Keperawatan
Ditemukan Keperawatan Hasil
1. 02 April 2019 D.0009) Perfusi NOC : 1.1 Kaji adanya perdarahan
Perifer Tidak Setelah dilakukan asuhan 1.2 Monitor vital sign
Efektif keperawatan selama 3x24 1.3 Monitor masukan
berhubungan jam perfusi perifer pasien makanan/cairan dan
dengan penurunan kembali efektif cairan hitung intake kalori
konsentrasi dengan Kriteria Hasil : harian
hemoglobin 1. Mempertahankan output 1.4 Monitor status nutrisi
sesuai dengan usia dan 1.5 Monitor tingkat Hb dan
BB, HT normal Hematokrit
2. Hemoglobin kembali 1.6 Atur kemungkinan untuk
normal tranfusi.
3. Vital sign dalam batas
normal
4. Elistisitas turgor baik,
membran mukosa
lembab, tidak ada rasa
haus yang berlebihan.
2. 02 April 2019 (D.0077) Nyeri NOC : 2.1 Identifikasi lokasi,
Akut berhubungan 1. Pain Level karakteristik, durasi,
dengan agen 2. Pain Control frekuensi, kualitas dan
pencedera Setelah dilakukan tindakan intensitas nyeri
fisiologis keperawatan selama 2x24 2.2 Idntifikasi respons nyeri
jam diharapkan nyeri akut non verbal
dapat berkurang, dengan 2.3 Kontrol linkungan yang
kriteria hasil : mempengaruhi nyeri
56

Tanggal Diagnosa Tujuan dan Kriteria


No. Intervensi Keperawatan
Ditemukan Keperawatan Hasil
1) Mampu mengontrol (seperti suhu ruangan,
nyeri (mengetahui pencahayaan,
penyebab nyeri, kebisingan)
mempu menggunakan 2.4 Ajarkan pasien untuk
teknik nonfarmakologi menggunakan teknik
untuk mengurangi relaksasi nafas dalam
nyeri) 2.5 Berikan analgetik sesuai
2) Melaporkan bahwa dengan instruksi dokter.
nyeri berkurang
dengan menggunakan
manajemen nyeri.
3) Skala nyeri menjadi 1-
2
4) Tekanan darah, nadi,
suhu tubuh dalam batas
normal
a. Tekanan darah :
110-140/70-90
mmHg
b. Nadi : 60-100
kali/menit
c. Pernafasan : 16-24
kali/menit
Suhu : 36-37oC
3. 02 April 2019 (D.0019)Defisit NOC : 3.1 Kaji kemampuan pasien
Nutrisi 1. Nutritional Status : untuk mendapatkan
berhubungan food and Fluid Intake nutrisi yang dibutuhkan
dengan faktor Setelah dilakukan tindakan 3.2 Monitor adanya
psikologis keperawatan selama 4x24 penurunan berat badan
(keengganan untuk jam diharapkan defisit 3.3 Ajarkan pasien
makan) nutrisi dapat teratasi, bagaimana membuat
dengan kriteria hasil : catatan makanan harian
1. Adanya peningkatan 3.4 Berikan informasi
berat badan sesuai kesehatan tentang
dengan tujuan kebutuhan nutrisi
2. Berat badan ideal
sesuai dengan tinggi
badan
3. Mampu
mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi

4. 02 April 2019 (D.0080) Ansietas NOC : 4.1 Monitor tanda – tanda


berhubungan 1. Anxiety self control ansietas
dengan Ancaman Setelah dilakukan tindakan 4.2 Ciptakan suasana
terhadap konsep keperawatan selama 2x24 terapeutik untuk
diri jam diharapkan ansietas menumbuhkan
dapat berkurang dengan kepercayaan
kriteria hasil : 4.3 Dengarkan dengan penuh
1. Klien mampu perhatian
mengungkapkan rasa 4.4 Anjurkan pasien untuk
cemas yang dirasakan mengungkapkan
perasaan
57

Tanggal Diagnosa Tujuan dan Kriteria


No. Intervensi Keperawatan
Ditemukan Keperawatan Hasil
2. Tekanan darah, nadi, 4.5 Ajarkan pasien mengenai
suhu tubuh dalam teknik relaksasi
batas normal
a. Tekanan darah :
110-140/70-90
mmHg
b. Nadi : 60-100
kali/menit
c. Pernafasan : 16-
24 kali/menit
d. Suhu : 36-37oC
5. 02 April 2019 (D.0142) Resiko NOC : 5.1 Pertahankan teknik
Infeksi 1. Immune Status aseptif
berhubungan 2. Knowledge : Infection 5.2 Tingkatkan intake nutrisi
dengan penyakit control 5.3 Monitor tanda dan gejala
kronis 3. Risk control infeksi sitemik dan lokal
Setelah dilakukan tindakan 5.4 Dorong masukan cairan
keperawatan selama 4x24 5.5 Dorong istirahat klien
jam diharapkan tidak 5.6 Ajarkan pasien dan
terjadi infeksi, dengan keluarga tanda dan gejala
kriteria hasil : infeksi
1. Paien bebas dari tanda 5.7 Berikan terapi antibiotik
dan gejala infeksi
2. Mendeskripsikan
proses penularan
penyakit, factor yang
mempengaruhi
penularan serta
penatalaksanaannya,
3. Menunjukkan
kemampuan untuk
mencegah timbulnya
infeksi
4. Jumlah leukosit dalam
batas normal
4.800–10.800/
mikroliter.
Menunjukkan perilaku
hidup sehat
58

Tabel 4.6 Implementasi Keperawatan klien I (Ny.S) dengan Kanker Serviks


di ruang Mawar Nifas RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda

Tindakan Evaluasi
No. Hari/Tanggal/Jam
Keperawatan Tindakan
1. Senin , 02 April 2019
Melakukan BHSP, informed
consent, dan pengkajian

10.00 2.1 Mengidentifkasi nyeri klien P : : perdarahan


Q : seperti tertusuk
R : perut bawah
S :5
T : Hilang timbul

10.15 3.2 Menghitung IMT klien BB : 45 kg


TB: 150 cm
IMT : 20

10.30 1.1 Mengkaji adanya perdarahan Perdarahan seperti flek

11.10 4.1 Melihat tanda-tanda cemas klien Klien terlihat gelisah

12.00 5.6&1.5 Memonitor hasil lab klien Hasil lab :


Hb : 5,4 g/dL

12.30 3.1Menanyakan kepada klien Balance cairan (+) 555


asupan miuman dan makan per
oral sehari berapa

14.20 5.1 Mempertahankan teknik aseptik Terhindar dari adanya


sebelum tindakan risiko infeksi

15.00 1.7 Tranfusi darah 1 kolf Tidak ada alergi

16.30 1.2 Mengukur tekanan darah dan TD : 140/90 mmHg


suhu, serta menghitung N : 110 x/menit
pernapasan dan nadi klien RR : 20 x/menit
T : 36,2oC

17.15 4.2,4.3,4.4Mendampingi klien, Klien kooperatif


mendengarkan keluhan menceritakan tentang
klien dan memberikan penyakitnya
dukungan

18.00 3.4&5.2Menganjurkan klien Klien hanya makan ¼


menghabiskan makanan dan porsi
menganjurkan untuk makan
sedikit-sedikit tapi esering
mungkin

18.30 2.2 Melihat reaksi non verbal dari Klien terlihat lebih
pasien terhadap nyeri nyaman dan tenang
karena sehabis
beristirahat
59

Tindakan Evaluasi
No. Hari/Tanggal/Jam
Keperawatan Tindakan

19.10 2.4 Mengajarkan teknik nafas dalam Klien mngerti dan bisa
jika nyeri datang mencontohkan

20.00 2.5&5.7Memberikan obat via Ranitidine 50 mg


intravena Santagesic 500 mg
As. Tranexamat 500 mg
OMZ 40 mg

2. Selasa, 03 April 2019

07.30 2.1 Mengevaluasi nyeri klien P : : perdarahan


Q : seperti tertusuk
R : perut bawah
S :2
T : Hilang timbul

08.00 3.2 Memonitor BB klien BB : 45 kg

09.00 2.5&5.7Memberikan obat via Ranitidine 50 mg


intravena Santagesic 500 mg
As. Tranexamat 500 mg
OMZ 40 mg

10.20 5.6&1.5 Memonitor hasil lab klien Hasil lab :


Hb : 8,2 g/dL

10.55 1.1 Menanyakan perdarahan klien Perdarahan hanya ngeflek

11.05 3.1 Menanyakan kepada klien Balance cairan (+) 255


asupan miuman dan makan per
oral sehari berapa

12.30 5.1 Mempertahankan teknik aseptik Terhindar dari adanya


sebelum tindakan risiko infeksi

13.15 1.7 Tranfusi darah 1 kolf Tidak ada alergi

14.00 1.2 Mengukur tekanan darah dan TD : 120/90 mmHg


suhu, serta menghitung N : 80 x/menit
pernapasan dan nadi klien RR : 20 x/menit
T : 36,2oC

14.25 4.1 Melihat tanda-tanda cemas klien Klien mulai menerima,


pasien terlihat tidak
gelisah dan murung

17.30 3.4&5.2Menganjurkan klien Klien mulai


menghabiskan makanan dan menghabiskan makan ½
menganjurkan untuk makan porsi dan makan sedikit-
sedikit-sedikit tapi esering sedikit tapi sering
mungkin
60

Tindakan Evaluasi
No. Hari/Tanggal/Jam
Keperawatan Tindakan

18.10 4.2,4.3,4.4Mendampingi klien, Klien kooperatif


mendengarkan keluhan menceritakan tentang
pasien dan memberikan penyakitnya
dukungan

19.25 2.2 Melihat reaksi non verbal dari Klien terlihat lebih
klien terhadap nyeri nyaman dan mengatakan
nyeri jarang timbul

19.40 2.4 Mengajarkan teknik nafas Klien mengatakan jarang


dalam jika nyeri datang timbul

20.00 5.5 Menganjurkan pasien untuk Klien terlihat istirahat


istirahat yang cukup dengan nyaman dan
tenang

20.30 2.3 Menjaga lingkungan klien Lingkungan klien


mendukung untuk klien
beristirahat dengan
nyaman
3. Rabu, 04 April 2019

08.00 3.2 Memonitor IMT klien BB : 45 kg


TB : 150 cm
IMT : 20

09.00 2.5&5.7Memberikan obat via Ranitidine 50 mg


intravena As. Tranexamat 500 mg
OMZ 40 mg

10.15 5.6&1.5 Memonitor hasil lab klien Hasil lab :


Hb : 9,5 g/dL

11.00 1.1 Menanyakan perdarahan klien Tidak ada tanda-tanda


perdarahan

11.30 3.1 Menanyakan kepada klien Balance cairan (+) 855


asupan miuman dan makan per
oral sehari berapa

12.15 5.1 Mempertahankan teknik aseptik Terhindar dari adanya


sebelum tindakan risiko infeksi

13.00 1.7 Tranfusi darah 1 kolf Tidak ada alergi

14.15 1.2 Mengukur tekanan darah dan TD : 120/70 mmHg


suhu, serta menghitung N : 78 x/menit
pernapasan dan nadi klien RR : 19 x/menit
T : 36,2oC
61

Tindakan Evaluasi
No. Hari/Tanggal/Jam
Keperawatan Tindakan
17.30 3.4&5.2Menganjurkan klien Klien mulai
menghabiskan makanan menghabiskan makan ½
dan menganjurkan untuk porsi dan makan sedikit-
makan sedikit-sedikit tapi sedikit tapi sering
esering mungkin

19.00 5.5 Menganjurkan klien untuk Klien terlihat istirahat


istirahat yang cukup dengan nyaman dan
tenang
4. Kamis, 05 April 2019

09.00 3.2 Memonitor IMT klien BB : 45 kg


TB : 150 cm
IMT : 20

10.10 5.6&1.5 Mengevaluasi hasil lab Hasil lab :


klien Hb : 10 g/dL

10.30 3.1Menanyakan kepada klien Balance cairan (+) 605


asupan miuman dan makan per
oral sehari berapa

11.15 5.1 Mempertahankan teknik aseptik Terhindar dari adanya


sebelum tindakan risiko infeksi

11.30 3.4&5.2Menganjurkan klien Klien mulai


menghabiskan makanan menghabiskan makan
dan menganjurkan untuk satu porsi dan makan
makan sedikit-sedikit tapi sedikit-sedikit tapi sering
esering mungkin
Klien terlihat istirahat
12.30 5.5 Menganjurkan klien untuk dengan nyaman dan
istirahat yang cukup tenang
15.00 3.4Melakukan pendidikan kesehatan Klien mengerti dan
kepada klien dan keluarga paham dan mengatakan
pasien tentang pentingnya ingin meningkatkan
nutrisi yang adekuat bagi tubuh nutrisi bagi tubuh

Tabel 4.7 Evaluasi Keperawatan klien I (Ny.S) dengan Kanker Serviks di ruang
Mawar Nifas RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda

Diagnosa
No. Hari/Tanggal Evaluasi (SOAP)
Keperawatan
1. Senin , 02 April 2019 (D.0009) Perfusi Perifer S:
Tidak Efektif a. Klien mengatakan masih
berhubungan dengan lemas
penurunan konsentrasi b. Klien mengatakan masih ada
hemoglobin mual dan muntah
c. Klien mengatakan nyeri
karena perdarahan
62

Diagnosa
No. Hari/Tanggal Evaluasi (SOAP)
Keperawatan
O:
a. Hb pasien : 8,2 g/dL
b. CRT > 2 detik
c. Akral sudah sedikit hangat
d. Konjungtiva masih terlihat
anemis
A : Masalah perfusi perifer tidak
efektif belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1.1 Kaji adanya perdarahan
1.2 Monitor vital sign
1.3 Monitor masukan makanan/cairan
dan hitung intake kalori harian
1.4 Monitor status nutrisi
1.5 Monitor tingkat Hb dan
Hematokrit
1.6 Atur kemungkinan untuk tranfusi.

(D.0077) Nyeri akut S : Pasien mengatakan masih nyeri


berhubungan dengan P : perdarahan
agen pencedera fisiologis Q : tertusuk-tusuk
R : perut bawah
S:4
T : hilang timbul
O:
a. pasien terlihat sudah tidak
meringis menahan nyeri
b. Tanda-tanda vital
TD : 140/90 mmHg
N : 110 x/menit
RR : 20 x/menit
T : 36,2oC
A : Masalah nyeri akut teratasi
sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
2.1 Identifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas dan
intensitas nyeri
2.2 Idntifikasi respons nyeri non
verbal
2.3 Kontrol linkungan yang
mempengaruhi nyeri (seperti
suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
2.4 Ajarkan pasien untuk
menggunakan teknik relaksasi
nafas dalam
2.5 Berikan analgetik sesuai dengan
instruksi dokter

(D.0019) Defisit nutrisi S:


berhubungan dengan a. Klien mengatakan mudah
faktor psikologis lelah dan merasa lemah
63

Diagnosa
No. Hari/Tanggal Evaluasi (SOAP)
Keperawatan
(keengganan untuk b. Klien mengatakan masih
makan) malas makan, tetapi karena
ingin cepat sembuh pasien
tetap memaksa makan walau
tidak menghabiskan satu
porsi yang diberikan, klien
hanya mampu menghabiskan
¼ porsi yang diberikan
O:
a. Klien terlihat lemas dan
makanan yang diberikan
hanya mampu dihabiskan ¼
porsi
A:
Tinggi Badan : 150 cm
BB sebelum sakit:55 kg
BB sesudah sakit:45 kg
IMT: 20
B:
Hb : 8,2 g/dL
Ht : 18,2 %
C:
Tanda Umum: Adanya
penurunan berat badan
sebanyak 10 kg selama 6
bulan terakhir
Gastrointestinal : Adanya
mual dan muntah
Kardiovaskuler : Anemia
Cepat lelah
Sulit tidur
D:
Diet TKTP
A : Masalah defisit nutrisi belum
teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
3.2 Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
3.3 Monitor adanya penurunan berat
badan
3.4 Ajarkan pasien bagaimana
membuat catatan makanan
harian
3.5 Berikan informasi kesehatan
tentang kebutuhan nutrisi

(D.0080) Ansietas S:
berhubungan dengan a. Klien mengatakan masih
ancaman terhadap konsep merasa khawatir dengan
diri kondisi yang dihadapi
b. Klien mengatakan sulit tidur
64

Diagnosa
No. Hari/Tanggal Evaluasi (SOAP)
Keperawatan
O:
a. Klien terlihat mulai
kooperatif
b. Tanda – tanda vital
TD : 140/90 mmHg
N : 110 x/menit
RR : 20 x/menit
Temp : 36.5 oC
A : Masalah ansietas teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
4.1 Monitor tanda – tanda ansietas
4.2 Ciptakan suasana terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan
4.3 Dengarkan dengan penuh
perhatian
4.4 Anjurkan pasien untuk
mengungkapkan perasaan
4.5 Ajarkan pasien mengenai teknik
relaksasi

(D.0142) Resiko Infeksi S:


berhubungan dengan -
proses penyakit O:
a. Hb : 8,2 g/dL
b. Diagnosa medis klien kanker
serviks st. IIb
c. Klien masih mengalami
perdarahan
d. Tanda – tanda vital
TD : 140/90 mmHg
N : 110 x/menit
RR : 20 x/menit
A : Masalah risiko infeksi tidak terjadi
P : Pertahankan Intervensi
5.1 Pertahankan teknik aseptif
5.2 Tingkatkan intake nutrisi
5.3 Monitor tanda dan gejala infeksi
sitemik dan lokal
5.4 Dorong masukan cairan
5.5 Dorong istirahat klien
5.6 Ajarkan pasien dan keluarga tanda
dan gejala infeksi
5.7 Berikan terapi antibiotik
2. Selasa, 03 April 2019 (D.0009) Perfusi Perifer S:
Tidak Efektif a. Klien mengatakan masih
berhubungan dengan lemas
penurunan konsentrasi b. Klien mengatakan masih
hemoglobin mual dan muntah
c. Klien mengatakan
persarahan mulai berkurang
O:
a. Hb klien : 9,5 g/dL
b. CRT > 2 detik
65

Diagnosa
No. Hari/Tanggal Evaluasi (SOAP)
Keperawatan
c. Akral sudah sedikit hangat
d. Konjungtiva masih terlihat
anemis
A : Masalah perfusi perifer tidak
efektif teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
1.1 Kaji adanya perdarahan
1.2 Monitor vital sign
1.3 Monitor masukan makanan/cairan
dan hitung intake kalori harian
1.4 Monitor status nutrisi
1.5 Monitor tingkat Hb dan
Hematokrit
1.6 Atur kemungkinan untuk tranfusi.

(D.0077) Nyeri akut S : Klien mengatakan nyeri jarang


berhubungan dengan timbul
agen pencedera fisiologis P : perdarahan
Q : tertusuk-tusuk
R : perut bawah
S:2
T : hilang toimbul

O:
a. Klien terlihat tidak meringis
karena nyeri jarang timbul
b. Tanda-tanda vital
TD : 120/90 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
RR : 20 kali/menit
Temp : 36.2 oC
A : Masalah nyeri akut teratasi
P : Hentikan Intervensi

(D.0019) Defisit nutrisi S:


berhubungan dengan a. Klien mengatakan mudah
faktor psikologis lelah dan merasa lemah
(keengganan untuk b. Klien mengatakan masih
makan) malas makan, tetapi karena
ingin cepat sembuh pasien
tetap memaksa makan walau
tidak menghabiskan satu
porsi yang diberikan, pasien
hanya mampu menghabiskan
¼ porsi yang diberikan
O:
a. Klien terlihat lemas dan
makanan yang diberikan
hanya mampu dihabiskan ½
porsi
A:
Tinggi Badan : 150 cm
BB sebelum sakit:55 kg
66

Diagnosa
No. Hari/Tanggal Evaluasi (SOAP)
Keperawatan
BB sesudah sakit:45 kg
IMT: 20
B:
Hb : 9,5 g/dL
C:
Tanda Umum: Adanya
penurunan berat badan
sebanyak 6 kg selama 6
bulan terakhir
Gastrointestinal : Adanya
mual dan muntah
Kardiovaskuler : Anemia
Cepat lelah
Sulit tidur
D:
Diet TKTP
A : Masalah defisit nutrisi belum
teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
3.1 Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
3.2 Monitor adanya penurunan berat
badan
3.3 Ajarkan pasien bagaimana
membuat catatan makanan harian
3.4 Berikan informasi kesehatan
tentang kebutuhan nutrisi

(D.0080) Ansietas S:
berhubungan dengan a. Klien mengatakan menerima
ancaman terhadap konsep semua kondisi penyakitnya
diri
O:
a. Klien terlihat kooperatif dan
selalu menceritakan apa yang
di keluhkan
b. Tanda – tanda vital
TD : 120/90 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
RR : 20 kali/menit
Temp : 36.2 oC
A : Masalah ansietas teratasi
P : Hentikan Intervensi

(D.0142) Resiko Infeksi S:


berhubungan dengan -
proses penyakit O:
a. Hb : 9,5 g/dL
b. Diagnosa medis klien kanker
serviks st. IIb
c. Klien masih mengalami
perdarahan
67

Diagnosa
No. Hari/Tanggal Evaluasi (SOAP)
Keperawatan
d. Tanda – tanda vital
TD : 120/90 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
RR : 20 kali/menit
Temp : 36.2 oC
A : Masalah risiko infeksi tidak terjadi
P : Pertahankan Intervensi
5.1 Pertahankan teknik aseptif
5.2 Tingkatkan intake nutrisi
5.3 Monitor tanda dan gejala infeksi
sitemik dan lokal
5.4 Dorong masukan cairan
5.5 Dorong istirahat klien
5.6 Ajarkan pasien dan keluarga tanda
dan gejala infeksi
5.7 Berikan terapi antibiotik

3. Rabu, 04 April 2019 (D.0009) Perfusi Perifer S:


Tidak Efektif a. Klien mengatakan badan
berhubungan dengan mulai segar
penurunan konsentrasi b. Klien mengatakan sudah
hemoglobin tidak mual muntah
O:
a. Hb klien : 10 g/dL
b. CRT < 2 detik
c. Akral sudah hangat
A : Masalah perfusi perifer tidak
efektif teratasi
P : Hentikan Intervensi

(D.0019) Defisit nutrisi S:


berhubungan dengan a. Klien mengatakan mudah
faktor psikologis lelah dan merasa lemah
(keengganan untuk b. Klien mengatakan masih
makan) malas makan, tetapi karena
ingin cepat sembuh pasien
tetap memaksa makan walau
tidak menghabiskan satu
porsi yang diberikan, pasien
hanya mampu menghabiskan
½ porsi yang diberikan
O:
a. Klien terlihat lemas dan
makanan yang diberikan
hanya mampu dihabiskan ½
porsi
A:
Tinggi Badan : 150 cm
BB sebelum sakit:55 kg
BB sesudah sakit:45 kg
68

Diagnosa
No. Hari/Tanggal Evaluasi (SOAP)
Keperawatan
IMT:
B:
Hb : 10 /dL
C:
Tanda Umum: Adanya
penurunan berat badan
sebanyak 6 kg selama 6
bulan terakhir
Gastrointestinal : Adanya
mual dan muntah
Kardiovaskuler : Anemia
teratasi
Cepat lelah
Sulit tidur
D:
Diet TKTP
A : Masalah defisit nutrisi teratasi
sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
3.1 Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
3.2 Monitor adanya penurunan berat
badan
3.3 Ajarkan pasien bagaimana
membuat catatan makanan harian
3.4 Berikan informasi kesehatan
tentang kebutuhan nutrisi

(D.0142) Resiko Infeksi S:


berhubungan dengan -
proses penyakit O:
a. Hb : 10 g/dL
b. Diagnosa medis pasien
kanker serviks st. Iib
c. Klien masih mengalami
perdarahan
d. Tanda – tanda vital
TD :120/70 mmHg
Nadi : 78 kali/menit
RR : 19 kali/menit
Temp : 36.5 oC
A : Masalah risiko infeksi tidak terjadi
P : Pertahankan Intervensi
5.1 Pertahankan teknik aseptif
5.2 Tingkatkan intake nutrisi
5.3 Monitor tanda dan gejala infeksi
sitemik dan lokal
5.4 Dorong masukan cairan
5.5 Dorong istirahat klien
5.6 Ajarkan pasien dan keluarga tanda
dan gejala infeksi
5.7 Berikan terapi antibiotik
69

Diagnosa
No. Hari/Tanggal Evaluasi (SOAP)
Keperawatan
4. Kamis, 05 April 2019 (D.0019) Defisit nutrisi S:
berhubungan dengan a. Klien mengatakan mudah
faktor psikologis lelah dan merasa lemah
(keengganan untuk b. Klien mengatakan masih
makan) malas makan, tetapi karena
ingin cepat sembuh pasien
tetap memaksa, dan pasien
mampu menghabiskan 1
porsi yang diberikan
O:
a. Klien mampu menghabiskan
1 porsi
A:
Tinggi Badan : 150 cm
BB sebelum sakit:55 kg
BB sesudah sakit: 45 kg
IMT:
B:
Hb : 10 g/dL
C:
Tanda Umum: Adanya
penurunan berat badan
sebanyak 6 kg selama 6
bulan terakhir
Gastrointestinal : Adanya
mual dan muntah
Kardiovaskuler : Anemia
teratasi
D:
Diet TKTP
A : Masalah defisit nutrisi teratasi
sebagian
P : Pertahankan Intervensi
3.1 Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
3.2 Monitor adanya penurunan berat
badan
3.3 Ajarkan pasien bagaimana
membuat catatan makanan harian
3.4 Berikan informasi kesehatan
tentang kebutuhan nutrisi
3.5
(D.0142) Resiko Infeksi S :
berhubungan dengan -
proses penyakit O:
a. Hb : 10 g/dL
b. Diagnosa medis pasien
kanker serviks st. Iib
c. Pasien masih mengalami
perdarahan
d. Tanda – tanda vital
TD :120/70 mmHg
70

Diagnosa
No. Hari/Tanggal Evaluasi (SOAP)
Keperawatan
Nadi : 78 kali/menit
RR : 20 kali/menit
Temp : 36.5 oC
A : Masalah risiko infeksi tidak terjadi
P : Pertahankan Intervensi (Pasien
KRS)
Pertahankan Intervensi
5.1 Pertahankan teknik aseptif
5.2 Tingkatkan intake nutrisi
5.3 Monitor tanda dan gejala infeksi
sitemik dan lokal
5.4 Dorong masukan cairan
5.5 Dorong istirahat klien
5.6 Ajarkan pasien dan keluarga tanda
dan gejala infeksi
5.7 Berikan terapi antibiotik

d. Diagnosa, Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi Pasien II (Ny.N)

Berdasarkan hasil pengkajian Ny. S ditemukan beberapa masalah

keperawatan seperti :

1. (D.0027) Pola Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan hambatan

upaya nafas

2. (D.0023) Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

3. (D.0019) Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis

(keengganan untuk makan)

4. (D.0080) Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri

5. (D.0142) Resiko Infeksi berhubungan dengan proses penyakit


71

Tabel 4.8 Intervensi Keperawatan pasien II (Ny.N) dengan Kanker Serviks di ruang
Mawar Nifas RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda

Tanggal Diagnosa Tujuan dan Kriteria


No. Intervensi Keperawatan
Ditemukan Keperawatan Hasil
1. 02 April 2019 (D.0027) Pola NOC : 1.1 Posisikan untuk
Nafas Tidak Efektif Setelah dilakukan tindakan meringankan sesak
berhubungan keperawatan selama 5x24 1.2 Monitor status
dengan hambatan jam diharapkan pola pernapasan dan
upaya nafas pernapasan efektif dengan oksigenasi
kriteria hasil: 1.3 Berikan oksigen
1. Frekuensi dan irama tambahan seperti yang
pernapasan dalam batas diperitahkan
normal. 1.4 Monitor suara napas
4. Kedalaman inspirasi tambahan seperti ngorok
dalam batas normal. atau mengi.
5. Tidak ada suara nafas
tambahan
2. 02 April 2019 (D.0023) NOC : 2.2 Pertahankan catatan
Hipovolemia 1. Fluid balance intake dan output yang
berhubungan 1. Hydration akurat
dengan kehilangan 2. Nutritional Status : 2.3 Monitor status hidrasi (
cairan aktif Foodand Fluid Intake kelembaban membran
Setelah dilakukan tindakan mukosa, nadi adekuat,
keperawatan selama 6x24 tekanan darah ortostatik
jam hipovolemia teratasi ), jika diperlukan
dengankriteria hasil: 2.4 Monitor hasil lab yang
1. Tekanan darah, nadi, sesuai dengan retensi
suhutubuh dalam cairan (BUN , Hmt ,
batas normal osmolalitas urin,
2. Tidak ada tanda tanda albumin, total protein )
dehidrasi, Elastisitas 2.5 Monitor vital sign setiap
turgor kulit baik, 15 menit – 1 jam
membran mukosa 2.6 Kolaborasi pemberian
lembab, tidak adarasa cairan IV
haus yang berlebihan
3. Orientasi terhadap
waktu dan tempat baik
4. Jumlah dan irama
pernapasan dalam
batas normal
5. Elektrolit, Hb, Hmt
dalam batas normal

3. 02 April 2019 (D.0019)Defisit NOC : 5.1 Identifikasi status nutrisi


Nutrisi 1. Nutritional Status : 5.2 Identifikasi alergi dan
berhubungan food and Fluid Intake intoleransi makanan
dengan faktor Setelah dilakukan tindakan 5.3 Monitor asupan
psikologis keperawatan selama 5x24 makanan
(keengganan untuk jam diharapkan defisit 5.4 Anjurkan pasien untuk
makan) nutrisi dapat teratasi, menghabiskan porsi
dengan kriteria hasil : makan yang telah
1. Adanya peningkatan diberikan
berat badan sesuai
dengan tujuan
72

Tanggal Diagnosa Tujuan dan Kriteria


No. Intervensi Keperawatan
Ditemukan Keperawatan Hasil
2. Berat badan ideal
sesuai dengan tinggi
badan
3. Mampu
mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
4. 02 April 2019 (D.0080) Ansietas NOC : 4.1 Monitor tanda – tanda
berhubungan Anxiety self control ansietas
dengan Ancaman Setelah dilakukan tindakan 4.2 Ciptakan suasana
terhadap konsep keperawatan selama 3x24 terapeutik untuk
diri jam diharapkan ansietas menumbuhkan
dapat berkurang dengan kepercayaan
kriteria hasil : 4.3 Dengarkan dengan penuh
1. Klien mampu perhatian
mengungkapkan rasa 4.4 Anjurkan pasien untuk
cemas yang dirasakan mengungkapkan
2. Tekanan darah, nadi, perasaan
suhu tubuh dalam batas 4.5 Ajarkan pasien mengenai
normal teknik relaksasi
a. Tekanan darah :
110-140/70-90
mmHg
b. Nadi : 60-100
kali/menit
c. Pernafasan : 16-
24 kali/menit
d. Suhu : 36-37oC
5. 02 April 2019 (D.0142) Resiko NOC : 5.1 Pertahankan teknik
Infeksi 1. Immune Status aseptif
berhubungan 2. Knowledge : Infection 5.2 Tingkatkan intake
dengan penyakit control nutrisi
kronis 3. Risk control 5.3 Monitor tanda dan gejala
Setelah dilakukan tindakan infeksi sitemik dan lokal
keperawatan selama 6x 24 5.4 Dorong masukan cairan
jam diharapkan tidak 5.5 Dorong istirahat klien
terjadi infeksi, dengan 5.6 Ajarkan pasien dan
kriteria hasil : keluarga tanda dan
1. Klien bebas dari tanda gejala infeksi
dan gejala infeksi
2. Mendeskripsikan
proses penularan
penyakit, factor yang
mempengaruhi
penularan serta
penatalaksanaannya,
3. Menunjukkan
kemampuan untuk
mencegah timbulnya
infeksi
4. Jumlah leukosit dalam
batas normal
4.800–10.800/
mikroliter.
73

Tanggal Diagnosa Tujuan dan Kriteria


No. Intervensi Keperawatan
Ditemukan Keperawatan Hasil
5. Menunjukkan perilaku
hidup sehat

Tabel 4.9 Implementasi Keperawatan klien II (Ny.N) dengan Kanker Serviks di ruang
Mawar Nifas RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda

No. Hari/Tanggal/Jam Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan

1. Senin , 02 April 2019 Melakukan BHSP, informed consent, dan


pengkajian

10.00 1.1 Memposisikan pasien semi fowler Pasien terlihat masih sesak

1.3 Memberikan nasal kanul 6 l/menit RR : 26X/menit


10.15
2.1 Menanyakan intake dan output pasien
Balance caran (-) 326
10.30 2.2 Memeriksa status hidrasi pasien

Membran mukosa : kering


11.00 Nadi :89 x/menit
2.3&5.3 Memonitor hasil lab pasien
Natrium 129
Kalium 2,1
11.30 Kloride 102
4.1 Melihat tanda-tanda cemas pasien
Pasien terlihat kurang
kooperatif karena murung
12.00 5.1 Melakukan tindakan aseptik sebelum
tindakan Pasien terhindar dari risiko
infeksi
2.5&5.4 Membrikan obat dan cairan via
12.45 intravena
Ranitidine 50 mg
Ondansentron 8 mg
14.45 OMZ 40 mg
Drip KCL 25 mEq dalam
RL 500cc (2x
3.1 Memonitor IMT pasien pemberian/14 tpm)

BB : 65
TB : 150
15.15 3.2 Menanyakan apakah ada alergi IMT : 28,8
makanan dn apa yang membuat pasien
tidak nafsu makan Pasien mengatakan tidak
ada alergi makan dan
17.00 pasien tidak nafsu makan
4.2,4.3,4.4Mendampingi pasien, karena terasa sesak
mendengarkan keluhan pasien
dan memberikan dukungan
74

No. Hari/Tanggal/Jam Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan

Pasien masih kurang


17.35 3.3,3.4&5.2 Menganjurkan pasien kooperatif
menghabiskan makanan dan
menganjurkan untuk makan
sedikit-sedikit tapi esering
mungkin Pasien menghabiskan
17.30 makan ½ porsi dan makan
2.4 Mengukur tekanan darah dan suhu, serta sedikit-sedikit tapi sering
menghitung pernapasan dan nadi
pasien

TD : 120/70 mmHg
1.4 Memonitor status pernafasan pasien N : 100 x/menit
18.00 RR : 24 x/menit
T : 36,2oC

1.4 Memonitor adanya suara nafas RR : 24 x/menit. Pasien


tambahan masih menggunakn otot
19.00 bantu tambahan dan cuping
4.5 Mengajarkan pasien teknik relaksasi hidung

5.5 Menganjurkan pasien untuk istirahat Tidak ada suara nafas


yang cukup tambahan
19.30
Pasien mengerti dan bisa
mencontohkan
19.45
Pasien terlihat istirahat
dengan nyaman dan tenang
20.00

2. Selasa, 03 April 2019

07.30 1.1 Memposisikan pasien semi fowler Pasien mengatakan sesak


mulai berkurang
1.3 Memberikan nasal kanul 4 l/menit
08.00 Pasien terlihat nyaman,
4.2,4.3,4.4Mendampingi pasien,
mendengarkan keluhan pasien
09.00 dan memberikan dukungan Pasien mulai kooperatif
dan menceritakan apa yang
2.1 Menanyakan intake dan output pasien dikeluhkan selama sakit.

5.1 Melakukan tindakan aseptik sebelum Balance cairan (-) 426


10.20 tindakan

2.5&5.4 Membrikan obat dan cairan via Pasien terhindar dari risiko
10.55 intravena infeki

Ranitidine 50 mg
11.05 Ondansentron 8 mg
OMZ 40 mg
75

No. Hari/Tanggal/Jam Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan

Drip KCL 25 mEq dalam


2.3 Memeriksa status hidrasi pasien RL 500cc (2x
pemberian/14 tpm)

1.4 Memonitor status pernafasan pasien Membran mukosa :


12.30 Nadi : 100 x/menit

RR : 24 x/menit
13.15 SPO2 : 99%
Pasien masih menggunakn
4.1 Melihat tanda-tanda cemas pasien otot bantu tambahan dan
cuping hidung

3.1 Memonitor BB pasien Masien mulai kooperatif

14.25 3.3,3.4,&5.2 Menganjurkan pasien


menghabiskan makanan dan
menganjurkan untuk makan BB pasien : 65 kg
sedikit-sedikit tapi esering
17.30 mungkin Pasien menghabiskan
makan ½ porsi dan makan
18.10 2.4 Mengukur tekanan darah dan suhu, serta sedikit-sedikit tapi sering
menghitung pernapasan dan nadi
pasien

TD : 110/70 mmHg
1.5 Memonitor adanya suara nafas N : 98 x/menit
tambahan RR : 24 x/menit
19.25 T : 36,2oC
4.5 Mengajarkan pasien teknik relaksasi
Tidak ada suara nafas
5.5 Menganjurkan pasien untuk istirahat tambahan
yang cukup
19.40 Pasien mengerti dan bisa
mencontohkan

20.00 Pasien terlihat istirahat


dengan nyaman dan tenang

20.30

3. Rabu, 04 April 2019


07.30 1.1 Memposisikan pasien semi fowler Pasien mengatakan sesak
mulai berkurang
1.3 Memberikan nasal kanul 4 l/menit
08.00 Pasien terlihat nyaman
4.2,4.3,4.4Mendampingi pasien,
mendengarkan keluhan pasien
09.00 dan memberikan dukungan Pasien mulai kooperatif dan
menceritakan apa yang
2.1 Menanyakan intake dan output pasien dikeluhkan selama sakit.

Balance cairan (-) 26


76

No. Hari/Tanggal/Jam Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan

10.20 5.1 Melakukan tindakan aseptik sebelum


tindakan
Pasien terhindar dari risiko
2.5&5.4 Membrikan obat dan cairan via infeki
10.55 intravena
Ranitidine 50 mg
Ondansentron 8 mg
11.05 OMZ 40 mg
Drip KCL 25 mEq dalam
RL 500cc (2x
1.2 Memeriksa status hidrasi pasien pemberian/14 tpm)

Membran mukosa :
1.4 Memonitor status pernafasan pasien Nadi : 98 x/menit
12.30
RR : 24x/menit
SPO2 : 99%
13.15 Pasien masih menggunakn
otot bantu tambahan dan
4.1 Melihat tanda-tanda cemas pasien cuping hidung

Pasien kooperatif dan


3.1 Memonitor IMT pasien terlihat tidak murung dan
gelisah
14.25
BB : 65
3.3,3.4,&5.2 Menganjurkan pasien TB : 150
menghabiskan makanan dan IMT : 28,8
17.30 menganjurkan untuk makan
sedikit-sedikit tapi esering Pasien menghabiskan
mungkin makan ½ porsi dan makan
sedikit-sedikit tapi sering
18.10 2.4 Mengukur tekanan darah dan suhu, serta
menghitung pernapasan dan nadi
pasien
TD : 130/80 mmHg
N : 98 x/menit
1.5 Memonitor adanya suara nafas RR : 20 x/menit
tambahan T : 36,2oC
19.25
4.5 Mengajarkan pasien teknik relaksasi Tidak ada suara nafas
tambahan
5.5 Menganjurkan pasien untuk istirahat
yang cukup Pasien mengerti dan bisa
19.40 mencontohkan

Pasien terlihat istirahat


20.00 dengan nyaman dan tenang

20.30
77

No. Hari/Tanggal/Jam Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan

4. Kamis, 05 April 2019

07.30 1.1 Memposisikan pasien semi fowler Pasien mengatakan sesak


mulai berkurang
1.3 Memberikan nasal kanul 4 l/menit
08.00 Pasien terlihat nyaman
2.1 Menanyakan intake dan output pasien

09.00 5.1 Melakukan tindakan aseptik sebelum Balance cairan (-) 76


tindakan

10.20 2.5&5.4 Membrikan obat dan cairan via Pasien terhindar dari risiko
intravena infeki

10.55 Ranitidine 50 mg
Ondansentron 8 mg
OMZ 40 mg
Drip KCL 25 mEq dalam
RL 500cc (2x
pemberian/14 tpm)
1.2 Memeriksa status hidrasi pasien

11.05 1.4 Memonitor status pernafasan pasien Membran mukosa :


Nadi : 80 x/menit

12.30 RR : 20 x/menit
SPO2 : 99%
Pasien masih menggunakn
otot bantu tambahan dan
2.3&5.3 Memonitor hasil lab pasien cuping hidung

Pemeriksaan Serum
13.15 Natrium 133
3.1 Memonitor IMT pasien Kalium 2,6
Kloride 106

BB : 65 kg
14.00 3.3,3.4,&5.2 Menganjurkan pasien TB : 150 cm
menghabiskan makanan dan IMT : 28,8
menganjurkan untuk makan
sedikit-sedikit tapi esering Pasien menghabiskan
14.25 mungkin makan 1 porsi dan makan
sedikit-sedikit tapi sering
2.4 Mengukur tekanan darah dan suhu, serta
menghitung pernapasan dan nadi
pasien

TD : 120/70 mmHg
17.30 1.5 Memonitor adanya suara nafas N : 78 x/menit
tambahan RR : 19 x/menit
T : 36,2oC
78

No. Hari/Tanggal/Jam Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan

3.2 Menganjurkan pasien untuk istirahat


yang cukup Tidak ada suara nafas
18.10 tambahan

Pasien terlihat istirahat


19.25 dengan nyaman dan tenang
5. Jum’at, 06 April 2019

07.30 1.1 Memposisikan pasien semi fowler Pasien mengatakan sesak


jarang timbul
5.1 Melakukan tindakan aseptik sebelum
09.00 tindakan Pasien terhindar dari risiko
infeki
2.1 Memeriksa status hidrasi pasien
10.55 Membran mukosa :
Nadi : 78 x/menit
1.4 Memonitor status pernafasan pasien
11.05
RR : 19 x/menit
SPO2 : 99%
Tidak terdapat otot bantu
tambahan dan cuping
3.3,3.4,&5.2 Menganjurkan pasien hidung.
menghabiskan makanan dan
14.00 menganjurkan untuk makan Pasien menghabiskan
sedikit-sedikit tapi esering makan 1 porsi dan makan
mungkin sedikit-sedikit tapi sering

2.4 Mengukur tekanan darah dan suhu, serta


menghitung pernapasan dan nadi
pasien
14.25 TD : 120/70 mmHg
N : 78 x/menit
1.5 Memonitor adanya suara nafas RR : 19 x/menit
tambahan T : 36,2oC

17.30 5.5 Menganjurkan pasien untuk istirahat Tidak ada suara nafas
yang cukup tambahan

18.10 Pasien terlihat istirahat


dengan nyaman dan tenang

6. Sabtu, 07 April 2019

07.30 5.1 Melakukan tindakan aseptik sebelum Pasien terhindar dari risiko
tindakan infeki

08.00 5.2Menganjurkan pasien menghabiskan Pasien menghabiskan


makanan dan menganjurkan untuk makan 1 porsi dan makan
makan sedikit-sedikit tapi esering sedikit-sedikit tapi sering
09.00 mungkin
79

No. Hari/Tanggal/Jam Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan

10.20 2.4 Mengukur tekanan darah dan suhu, TD : 120/70 mmHg


serta menghitung pernapasan dan nadi N : 78 x/menit
pasien RR : 19 x/menit
10.55 T : 36,2oC

5.5 Menganjurkan pasien untuk istirahat Pasien terlihat istirahat


11.05 yang cukup dengan nyaman dan tenang

Tabel 4.10 Evaluasi Keperawatan klien II (Ny.N) dengan Kanker Serviks di ruang
Mawar Nifas RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda

No. Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi (SOAP)

1. Senin , 02 April 2019 (D.0027) Pola Nafas Tidak S:


Efektif berhubungan a. Pasien mengatakan sesak
dengan hambatan upaya nafas
nafas b. Pasien mengatakan
dadanya seperti tertekan
benda berat

O:
c. Terdapat pernafasan
cuping hidung
d. Pasien menggunakan otot
bantu nafas
e. Frekuensi nafas meningkat
24 x/menit
A : Masalah pola nafas tidak efektif
belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1.1 Posisikan untuk meringankan
sesak
1.2 Monitor status pernapasan dan
oksigenasi
1.3 Berikan oksigen tambahan
seperti yang diperitahkan
1.4 Monitor suara napas tambahan
seperti ngorok atau mengi.

(D.0023) Hipovolemia S:
berhubungan dengan e. Pasien mengatakan lemas
kehilangan cairan aktif f. Pasien mengatakan mual dan
muntah
O:
a. RR : 24 x/menit
b. Pemeriksaan Serum
Natrium 133
Kalium 2,6
Kloride 106
c. Balance cairan (-) 326
d. Mukosa bibir kering
80

No. Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi (SOAP)

A : Masalah Hipovolemia belum


teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
2.1 Pertahankan catatan intake dan
output yang akurat
2.2 Monitor status hidrasi (
kelembaban membran mukosa,
nadi adekuat, tekanan darah
ortostatik ), jika diperlukan
2.3 Monitor hasil lab yang sesuai
dengan retensi cairan (BUN ,
Hmt , osmolalitas urin, albumin,
total protein )
2.4 Monitor vital sign setiap 15
menit – 1 jam
2.5 Kolaborasi pemberian cairan IV

(D.0019) Defisit nutrisi S:


berhubungan dengan faktor a. Pasien mengatakan berat
psikologis (keengganan badan turun dari awalnya
untuk makan) 67 menjadi 65 dalam 6
bulan terakhir
b. Pasien mengatakan baju
terasa lebih longgar dari
sebelumnya
c. Pasien mengatakan malas
makan dikarenakan terlalu
banyak pembatasan dalam
diit

O:
a. Antropometri
BB : 65 Kg
TB : 150 Cm
IMT : 28.8
b. Biokimia
Natrium 129
Kalium 2,1
Kloride 102
c. Clinical
Anemis (-)
Mual dan Muntah
Bibir kering
Turgor kulit baik
d. Diit
TKTP
A : Masalah defisit nutrisi belum
teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
3.1 Identifikasi status nutrisi
3.2 Identifikasi alergi dan
intoleransi makanan
81

No. Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi (SOAP)

3.3 Monitor asupan makanan


3.4 Anjurkan pasien untuk
menghabiskan porsi makan
yang telah diberikan

S:
D.0080) Ansietas a. Pasien mengatakan masih
berhubungan dengan merasa khawatir dengan
ancaman terhadap konsep kondisi yang dihadapi
diri b. Pasien mengatakan sulit
tifdur
O:
a. Pasien terlihat gelisah dan
murung
b. Tanda – tanda vital
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 100 kali/menit
RR : 24 kali/menit
Temp : 36.5 oC

A : Masalah ansietas belum teratasi


P : Lanjutkan Intervensi
1.1 Monitor tanda – tanda ansietas
1.2 Ciptakan suasana terapeutik
untuk menumbuhkan
kepercayaan
1.3 Dengarkan dengan penuh
perhatian
1.4 Anjurkan pasien untuk
mengungkapkan perasaan
1.5 Ajarkan pasien mengenai teknik
relaksasi

S:
(D.0142) Resiko Infeksi -
berhubungan dengan O:
proses penyakit a. Diagnosa medis pasien
kanker serviks st. Iib
b. Pasien masih mengalami
hipovolemia
Tanda – tanda vital
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 100 kali/menit
RR : 24 kali/menit
Temp : 36.5 oC
A : Masalah risiko infeksi tidak
terjadi
P : Pertahankan Intervensi
5.1 Pertahankan teknik aseptif
5.2 Tingkatkan intake nutrisi
5.3 Monitor tanda dan gejala
infeksi sitemik dan lokal
5.4 Dorong masukan cairan
82

No. Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi (SOAP)

5.5 Dorong istirahat klien


5.6 Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi

2. Selasa, 03 April 2019 (D.0027) Pola Nafas Tidak S:


Efektif berhubungan a. Pasien mengatakan sesak
dengan hambatan upaya nafas
nafas b. Pasien mengatakan
dadanya seperti tertekan
benda berat

O:
a. Terdapat pernafasan cuping
hidung
b. Pasien menggunakan otot
bantu nafas
c. Frekuensi nafas meningkat
20 x/menit
A : Masalah pola nafas tidak efektif
belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1.1 Posisikan untuk meringankan
sesak
1.2 Monitor status pernapasan dan
oksigenasi
1.3 Berikan oksigen tambahan
seperti yang diperitahkan
1.4 Monitor suara napas tambahan
seperti ngorok atau mengi.

(D.0023) Hipovolemia S:
berhubungan dengan a. Pasien mengatakan lemas
kehilangan cairan aktif b. Pasien mengatakan mual
dan muntah
O:
a. RR : 20 x/menit
b. Balance cairan (-) 426
A : Masalah Hipovolemia belum
teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
2.1 Pertahankan catatan intake dan
output yang akurat
2.2 Monitor status hidrasi (
kelembaban membran mukosa,
nadi adekuat, tekanan darah
ortostatik ), jika diperlukan
2.3 Monitor hasil lab yang sesuai
dengan retensi cairan (BUN ,
Hmt , osmolalitas urin,
albumin, total protein )
2.4 Monitor vital sign setiap 15
menit – 1 jam
2.5 Berikan cairan IV
83

No. Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi (SOAP)

(D.0019) Defisit nutrisi S:


berhubungan dengan faktor a. Pasien mengatakan berat
psikologis (keengganan badan turun dari awalnya
untuk makan) 67 menjadi 65 dalam 6
bulan terakhir
b. Pasien mengatakan baju
terasa lebih longgar dari
sebelumnya
c. Pasien mengatakan malas
makan dikarenakan terlalu
banyak pembatasan dalam
diit
O:
a. Antropometri
i. BB : 65 Kg
ii. TB : 150 Cm
iii. IMT : 28.8
b. Biokimia
1) Natrium 129
2) Kalium 2,1
3) Kloride 102
c. Clinical
1) Anemis (-)
2) Mual dan Muntah
3) Bibir kering
4) Turgor kulit baik
d. Diit
A : Masalah defisit nutrisi belum
teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
3.1 Identifikasi status nutrisi
3.2 Identifikasi alergi dan
intoleransi makanan
3.3 Monitor asupan makanan
3.4 Anjurkan pasien untuk
menghabiskan porsi makan
yang telah diberikan

(D.0080) Ansietas S:
berhubungan dengan a. Pasien sudah menerima
ancaman terhadap konsep keadaannya
diri b. Pasien mengatakan mulai
enak untuk tidur
O:
a. Pasien terlihat sudah tidak
gelisah dan murung
b. Tanda – tanda vital
TD :110/70 mmHg
Nadi : 89 kali/menit
RR : 24 kali/menit
Temp : 36.5 oC
84

No. Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi (SOAP)

A : Masalah ansietas teratasi


sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
4.1 Monitor tanda – tanda ansietas
4.2 Ciptakan suasana terapeutik
untuk menumbuhkan
kepercayaan
4.3 Dengarkan dengan penuh
perhatian
4.4 Anjurkan pasien untuk
mengungkapkan perasaan
4.5 Ajarkan pasien mengenai teknik
relaksasi
(D.0142) Resiko Infeksi
berhubungan dengan S:
proses penyakit -
O:
a. Diagnosa medis pasien
kanker serviks st. IIb
b. Pasien masih mengalami
perdarahan
c. Tanda – tanda vital
TD :110/70 mmHg
Nadi : 89 kali/menit
RR : 24 kali/menit
Temp : 36.5 oC
A : Masalah risiko infeksi tidak
terjadi
P : Pertahankan Intervensi
1.1 Pertahankan teknik aseptif
1.2 Tingkatkan intake nutrisi
1.3 Monitor tanda dan gejala infeksi
sitemik dan lokal
1.4 Dorong masukan cairan
1.5 Dorong istirahat klien
1.6 Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
3. Rabu, 04 April 2019 (D.0027) Pola Nafas Tidak S:
Efektif berhubungan a. Pasien mengatakan sesak
dengan hambatan upaya nafas
nafas b. Pasien mengatakan dada ya
mulai terasa ringan
O:
a. Pernafasan cuping hidung
mulai tidak ada
b. Pasien menggunakan otot
bantu nafas
c. Frekuensi nafas meningkat
24 x/menit
A : Masalah pola nafas tidak efektif
belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
85

No. Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi (SOAP)

1.1 Posisikan untuk meringankan


sesak
1.2 Monitor status pernapasan dan
oksigenasi
1.3 Berikan oksigen tambahan
seperti yang diperitahkan
1.4 Monitor suara napas tambahan
seperti ngorok atau mengi.
(D.0023) Hipovolemia
berhubungan dengan S:
kehilangan cairan aktif a. Pasien mengatakan lemas
b. Pasien mengatakan mual
dan muntah
O:
a. RR : 20 x/menit
b. Balance cairan (-) 26
A : Masalah Hipovolemia belum
teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
2.1 Pertahankan catatan intake dan
output yang akurat
2.2 Monitor status hidrasi (
kelembaban membran mukosa,
nadi adekuat, tekanan darah
ortostatik ), jika diperlukan
2.3 Monitor hasil lab yang sesuai
dengan retensi cairan (BUN ,
Hmt , osmolalitas urin, albumin,
total protein )
2.4 Monitor vital sign setiap 15
menit – 1 jam
2.5 Berikan cairan IV
(D.0019) Defisit nutrisi
berhubungan dengan faktor S:
psikologis (keengganan a. Pasien mengatakan berat
untuk makan) badan turun dari awalnya
67 menjadi 65 dalam 6
bulan terakhir
b. Pasien mengatakan baju
terasa lebih longgar dari
sebelumnya
c. Pasien mengatakan malas
makan dikarenakan terlalu
banyak pembatasan dalam
diit
O:
a. Antropometri
1) BB : 65 Kg
2) TB : 150 Cm
3) IMT : 28.8
b. Biokimia
iv. Natrium 129
v. Kalium 2,1
86

No. Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi (SOAP)

vi. Kloride 102


c. Clinical
1) Anemis (-)
2) Mual dan Muntah (-)
3) Bibir kering
4) Turgor kulit baik
d. Diit
TKTP
A : Masalah defisit nutrisi belum
teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
3.1 Identifikasi status nutrisi
3.2 Identifikasi alergi dan
intoleransi makanan
3.3 Monitor asupan makanan
3.4 Anjurkan pasien untuk
menghabiskan porsi makan
yang telah diberikan
(D.0080) Ansietas
berhubungan dengan S:
ancaman terhadap konsep a. Pasien mengatakan sudah
diri tenang dan menerima
penyakitnya
O:
a. Pasien terlihat tidak
murung dan gelisah
b. Pasien kooperatif
c. Tanda – tanda vital
TD :130/80 mmHg
Nadi : 90 kali/menit
RR : 20 kali/menit
Temp : 36.5 oC
A : Masalah ansietas teratasi
P : Hentikan Intervensi
(D.0142) Resiko Infeksi
berhubungan dengan S:
proses penyakit -
O:
a. Diagnosa medis pasien
kanker serviks st. IIb
b. Pasien masih mengalami
hipovolemia
c. Tanda – tanda vital
TD :130/80 mmHg
Nadi : 90 kali/menit
RR : 20 kali/menit
Temp : 36.5 oC
A : Masalah risiko infeksi tidak
terjadi
P : Pertahankan Intervensi
5.1 Pertahankan teknik aseptif
5.2 Tingkatkan intake nutrisi
87

No. Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi (SOAP)

5.3 Monitor tanda dan gejala infeksi


sitemik dan lokal
5.4 Dorong masukan cairan
5.5 Dorong istirahat klien
5.6 Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
4. Kamis, 05 April 2019 D.0027) Pola Nafas Tidak S:
Efektif berhubungan a. Pasien mengatakan sesak
dengan hambatan upaya nafas
nafas b. Pasien mengatakan dadanya
ringan

O:
a. Tidak adapernafasan
cuping hidung
b. Pasien masih sedikit
menggunakan otot bantu
nafas tetapitidak sering
c. Frekuensi nafas meningkat
19 x/menit
A : Masalah pola nafas tidak efektif
teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
1.1 Posisikan untuk meringankan
sesak
1.2 Monitor status pernapasan dan
oksigenasi
1.3 Berikan oksigen tambahan
seperti yang diperitahkan
1.4 Monitor suara napas tambahan
seperti ngorok atau mengi.

(D.0023) Hipovolemia S:
berhubungan dengan a. Pasien mengatakan lemas
kehilangan cairan aktif b. Pasien mengatakan mual
dan muntah
O:
a. RR : 19x/menit
b. Balance cairan (-) 76
A : Masalah Hipovolemia belum
teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
2.1 Pertahankan catatan intake dan
output yang akurat
2.2 Monitor status hidrasi (
kelembaban membran mukosa,
nadi adekuat, tekanan darah
ortostatik ), jika diperlukan
2.3 Monitor hasil lab yang sesuai
dengan retensi cairan (BUN ,
Hmt , osmolalitas urin, albumin,
total protein )
88

No. Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi (SOAP)

2.4 Monitor vital sign setiap 15


menit – 1 jam
2.5 Berikan cairan IV

(D.0019) Defisit nutrisi S:


berhubungan dengan faktor a. Pasien mengatakan berat
psikologis (keengganan badan turun dari awalnya 67
untuk makan) menjadi 65 dalam 6 bulan
terakhir
b. Pasien mengatakan baju
terasa lebih longgar dari
sebelumnya
c. Pasien mengatakan malas
makan dikarenakan terlalu
banyak pembatasan dalam
diit
O:
a. Antropometri
1) BB : 65 Kg
2) TB : 150 Cm
3) IMT : 28.8
b. Biokimia
1) Natrium 129
2) Kalium 2,1
3) Kloride 102
c. Clinical
1) Anemis (-)
2) Mual dan Muntah (-)
3) Bibir kering
4) Turgor kulit baik
d. Diit
TKTP
A : Masalah defisit nutrisi belum
teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
3.1 Identifikasi status nutrisi
3.2 Identifikasi alergi dan
intoleransi makanan
3.3 Monitor asupan makanan
3.4 Anjurkan pasien untuk
menghabiskan porsi makan
yang telah diberikan

(D.0142) Resiko Infeksi S:


berhubungan dengan -
proses penyakit O:
a. Diagnosa medis pasien
kanker serviks st. IIb
b. Pasien masih mengalami
hipovolemia
c. Tanda – tanda vital
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 78 kali/menit
89

No. Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi (SOAP)

RR : 19 kali/menit
Temp : 36.5 oC
A : Masalah risiko infeksi tidak
terjadi
P : Pertahankan Intervensi
5.1 Pertahankan teknik aseptif
5.2 Tingkatkan intake nutrisi
5.3 Monitor tanda dan gejala infeksi
sitemik dan lokal
5.4 Dorong masukan cairan
5.5 Dorong istirahat klien
5.6 Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
5. Jum’at, 06 April 2019 (D.0027) Pola Nafas Tidak S:
Efektif berhubungan a. Pasien sudah tidak sesak
dengan hambatan upaya nafas
nafas b. Pasien mengatakan
dadanya sangat ringan
O:
a. Tidak terdapaterdapat
pernafasan cuping hidung
b. Pasien tidak menggunakan
otot bantu nafas
c. Frekuensi nafas meningkat
19 x/menit
A : Masalah pola nafas tidak efektif
teratasi
P : Hentikan Intervensi

(D.0023) Hipovolemia S:
berhubungan dengan a. Pasien mengatakan lemas
kehilangan cairan aktif b. Pasien mengatakan mual
dan muntah berkurang
O:
a. RR mulai normal 19
x/menit
A : Masalah Hipovolemia teratasi
sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
2.1 Pertahankan catatan intake dan
output yang akurat
2.2 Monitor status hidrasi (
kelembaban membran mukosa,
nadi adekuat, tekanan darah
ortostatik ), jika diperlukan
2.3 Monitor hasil lab yang sesuai
dengan retensi cairan (BUN ,
Hmt , osmolalitas urin, albumin,
total protein )
2.4 Monitor vital sign setiap 15
menit – 1 jam
2.5 Berikan cairan IV
90

No. Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi (SOAP)

(D.0019) Defisit nutrisi S:


berhubungan dengan faktor a. Pasien mengatakan berat
psikologis (keengganan badan turun dari awalnya
untuk makan) 67 menjadi 65 dalam 6
bulan terakhir
b. Pasien mengatakan baju
terasa lebih longgar dari
sebelumnya
c. Pasien mengatakan mulai
berusaha untuk makan dan
menghabiskan porsi makan
d. Pasien mengatakan makan
sedikit tapi sering
O:
a. Antropometri
1) BB : 65 Kg
2) TB : 150 Cm
3) IMT : 28.8
b. Biokimia
1) Natrium 129
2) Kalium 2,1
3) Kloride
c. Clinical
1) Anemis (-)
2) Mual dan Muntah (-)
3) Bibir lembab
4) Turgor kulit baik
d. Diit
TKTP
A : Masalah defisit nutrisi teratasi
P : Pertahankan Intervensi
3.1 Identifikasi status nutrisi
3.2 Identifikasi alergi dan
intoleransi makanan
3.3 Monitor asupan makanan
3.4 Anjurkan pasien untuk
menghabiskan porsi makan
yang telah diberikan

(D.0142) Resiko Infeksi S:


berhubungan dengan -
proses penyakit O:
a. Diagnosa medis pasien
kanker serviks st. IIb
b. Pasien masih mengalami
hipovolemia
c. Tanda – tanda vital
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 78 kali/menit
RR : 19 kali/menit
Temp : 36.5 oC
A : Masalah risiko infeksi tidak
terjadi
91

No. Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi (SOAP)

P : Pertahankan Intervensi
5.1 Pertahankan teknik aseptif
5.2 Tingkatkan intake nutrisi
5.3 Monitor tanda dan gejala infeksi
sitemik dan lokal
5.4 Dorong masukan cairan
5.5 Dorong istirahat klien
5.6 Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
6. Sabtu, 07 April 2019 (D.0023) Hipovolemia S:
berhubungan dengan a. Pasien mengatakan sudah
kehilangan cairan aktif tidak lemas
b. Pasien mengatakan mual
dan muntah tidak ada lagi
O:
a. RR ; 19x/menit
b. Pemeriksaan serum
Natrium 133
Kalium 2,6
Kloride 106
A : Masalah Hipovolemia teratasi
P : Pertahankan Intervensi (Klien
KRS)

(D.0142) Resiko Infeksi S:


berhubungan dengan -
proses penyakit
O:
a. Diagnosa medis pasien
kanker serviks st. Iib
b. Hipovolemia teratasi
c. Tanda – tanda vital
TD :120/70 mmHg
Nadi : 78 kali/menit
RR : 19 kali/menit
Temp : 36.5 oC
A : Masalah risiko infeksi tidak
terjadi
P : Pertahankan Intervensi (Klien
KRS)
5.1 Pertahankan teknik aseptif
5.2 Tingkatkan intake nutrisi
5.3 Monitor tanda dan gejala infeksi
sitemik dan lokal
5.4 Dorong masukan cairan
5.5 Dorong istirahat klien
5.6 Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
92

B. Pembahasan

Asuhan keperawatan pada pasien Ny. S dan Ny. N dengan diagnosa medis

Kanker Serviks st. IIb di ruang Mawar Nifas RSUD Abdul Wahab Sjahranie

Samarinda terhitung dari tanggal 02 April 2019 sampai 08 April 2019.

Pembahasan ini untuk melihat gambaran kesenjangan antara dasar teori

dengan tinjauan kasus, pembahasan ini akan disajikan dalam tahap pengkajian,

diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

1. Pengkajian

Pengkajian terdiri dari pengumpulan informasi subjektif dan objektif

(misalnya, tanda-tanda vital, wawancara pasien/keluarga, pemeriksaan fisik)

dan peninjauan informasi riwayat pasien pada rekam medik. Perawat juga

mengumpulkan kekuatan (untuk mengidentifikasi peluang promosi

kesehatan) dan resiko (area yang merawat dapat mencegah atau potensi

masalah yang dapat ditunda) (NANDA, 2015).

Nyeri pada pengkajian klien pertama keluhan subjektifnya yaitu klien

mengeluh nyeri karena perdarahan dengan kualitas seperti tertusuk-tusuk

pada bagian perut bawah, dengan skala 5 (nyeri sedang) hilang timbul. Pasien

mengatakan lemas. Keluhan objektif yang didapatkan pasien terlihat meringis

menahan sakit dan pemeriksaan tanda- tanda vital pasien TD : 170/80 mmHg,

Nadi : 80x/menit, RR : 20 x/menit, dan suhu 36,oC.

Gangguan perfusi jaringan pada klien satu keluhan subjektif klien

mengatakan lemas karena nyeri akibat perdarahan dan mual muntah keluhan

objektif pada pemeriksaan CRT > 2 detik, akral pasien dingin, warna kulit
93

pucat, konnungtiva anemis, turgor menurun, pada pemeriksaan hemoglobin

5.4 g/dL.

Karsinoma servikal invasif tidak memilki gejala, namun karsinoma

invasif dini dapat menyebabkan sekret vagina atau perdarahan vagina.

Walaupun perdarahan adalah gejala yang signifikan, perdarahan tidak selalu

muncul pada saat awal, sehingga kanker dapat sudah dalam keadaan lanjut

pada saat didiagnosis. Jenis perdarahan vagina yang paling sering adalah

pasca coitus atau bercak antara menstruasi. Bersamaan dengan tumbuhnya

tumor, gejala yang muncul kemudian adalah nyeri punggung bagian bawah

atau nyeri tungkai akibat penekanan saraf lumbosakralis, frekuensi berkemih

yang sering dan mendesak, hematuri atau perdarahan rektum (Price &

Wilson, 2012).

Menurut penulis masalah nyeri dan gangguan perfusi jaringan saling

berkaitan dan sering terjadi pada pasien kanker serviks hal ini terdapat

kesamaan antara kasus peneliti temukan dengan teori yang dikemukakan pada

klien kanker serviks.

Berbeda dengan pasien kedua, pasien tidak ada mengeluh nyeri tetapi

megeluh sesak nafas. Pada pengkajian klien kedua keluhan subjektif pasien

mengatakan sesak nafas, dan pasien mengatakan dadanya seperti terkena

benda berat, dan keluhan objektif pemeriksaan fisik terdapat pernafasan

cuping hidung, menggunakan otot bantu nafas, dan frekuensi nafas pasien

mencapai 26 x/menit.
94

Hipovolemia pada klien dua keluhan subjektif klien mengatakan lemas,

pasien mengatakan mual muntah, dan BAB cair 5x/hari keluhan objktif yang

didapatkan adalah frekuensi pasien meningkat 26 x/menit, mukosa bibir

kering, dan hasil pemeriksaan balance cairan (-) 326 dan hasil pemeriksaan

laboratorium menunjukkan Natrum 129, Kaliun 2.1, Kloride 102.

Menurut Aspiani (2017), pengobatan kanker serviks sendiri akan

mengalami beberapa efek samping antara lain sesak nafas, mual, muntah,

sulit menelan, bagi saluran pencernaan terjadi diare, gastritis, sulit membuka

mulut, sariawan, penurunan nafsu makan (biasa terdapat pada terapi eksternal

radiasi). Semua tadi akan berdampak buruk bagi tubuh yang menyebabkan

kelemahan atau keletihan sehingga daya tahan tubuh berkurang dan resiko

injury pun akan muncul.

Berdasarkan pendapat penulis terhadap kesamaan dan kesenjagan

antara kasus peneliti temukan dengan teori yang dikemukakan pada klien

kanker serviks dengan pola nafas tidak efektif dan hipovolemia sering terjadi

karena efek samping dari kemoterapi.

Gangguan nutrisi pada pengkajian klien pertama keluhan subjektifnya

yaitu klien mengeluh mual, muntah, perut terasa kenyang akibatnya pasien

malas untuk makan, pasien mengatakan baju terlasa lebih longgar dan

keluhan objektif yaitu penurunan berat badan 10 kg, kulit kering, bibir kering,

pemeriksaan antroprometri lingkar lengan 26,5 cm, berat badan 45 kg, tinggi

badan 150 cm, IMT 20, pemeriksaan hemoglobin 5.4 g/dL, Hematokrit 18,2

%, bibir kering, kulit kaki tangan kering, dan konjungtiva anemis.


95

Pada pengkajian klien kedua keluhan subjektif sama dengan pasien

pertama nafsu makan menurun dikarenakan mual muntah, perut terasa

kenyang, dan keluhan objektif pemeriksaan antroprometri berat badan 65 kg,

tinggi badan 150 cm, IMT 28.8 pemeriksaan Natrium 129, Kalium 2.1, dan

Kloride 102 bibir kulit tangan, kaki kering, mata anemis .

Hal ini sesuai teori menurut Julia Dewi (2014), malnutrisi juga

menyebabkan terjadinya depresi pada pasien yang dtandai oleh perubahan

kualitas hidup dan penurunan drastis pada pasien kanker serviks bersifat

multifaktorial seperti akibat terapi anti-kanker, anoreksia, dan asupan

makanan yang tidak adekuat

Berdasarkan pendapat penulis terhadap kesamaan dan kesenjagan

antara kasus peneliti temukan dengan teori yang dikemukakan pada klien

kanker serviks dengan deficit nutrisi berhubungan dengan kurang asupan

makanan yaitu mual, muntah, penurunan nafsu makan, penurunan berat

badan, kulit kering, mata anemis, penurunan hemoglobin, dan rambut rapuh .

Keluhan subjektif klien pertama dan kedua dengan diagnose ansietas

yaitu klien mengatakan merasa cemas dan khawatir terhadap kondisi yang

dihadapi keluhan objektif pasien terlihat murung dan gelisah, pasien terlihat

kurang kooperatif jika ditanya. Pada klien kedua keluhan subejektif sama

dengan pasien pertama keluhan objektif pasien kurang kooperatif untuk

menjawab pertanyaan, dan TD : 130/70 mmHg, Nadi : 80x/menit, RR : 24

x/menit, dan suhu 36,2oC.


96

Menurut teoi Asiani (2017) Tidak sedikit pula pasien dengan diagnosa

positif kanker serviks ini merasa cemas akan penyakit yang dideritanya.

Kecemasan tersebut bisa dikarenakan dengan kurangnya pengetahuan tentang

penyakit, ancaman status kesehatan dan mitos dimasyarakat bahwa kanker

tidak dapat diobati dan selalu dihubungkan dengan kematian.

Ansietas dapat terjadi karena berbagai hal misalnya penrunan kesehatan

yang dirasakan pasien dan lain lain. Menurut penulis seseorang yang

mengalami kanker serviks stadium lanjut on kemotherapi atau radiotherapi

akan mengalami cemas atas kesembuhan kesehatannya oleh karena itu

paliatif pasien harus ditingkatkan sesuai dengan fakta dan teori yang

dikemukakan.

Pengkajian diagnose terakhir klien pertama dan kedua tidak ada

keluhan subjektifnya karena masih bersifat risiko. Keluhan objektif klien

pertama dan kedua yaitu diagnosa medis pasien kanker serviks st. IIb dan dari

hasil pemeriksaan pasien pertama Hb pasien 5.4 g/dL karena adanya

perdarahan, hasil pemeriksaan pasien kedua karena danya mual muntah serta

BAB cair 5x/hari sehingga pasien mengalami kekurangan cairan.

Menurut penulis kondisi penyakit yang diderita pasien risiko infeksi

sangat rentan terjadi. Terdapat kesamaan fakta dengan teori yang

dikemukakan pada diagnosa gangguan perfusi jaringan tidak efektif dan

hipovolemi.
97

Maka kesimpulan penulis mengenai keluhan subjektif serta objektif

yang terjadi pada pasien diabetes militus dengan teori menurut beberapa

penelitian sesuai antara teori dan fakta.

2. Diagnosa Keperawatan

Menurut asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis dalam

SDKI (2017) terdapat 7 diagnose keperawatan yang muncul pada kasus

kanker servks yaitu pola nafas tidak efektif, nyeri akut, perfusi jaringan tidak

efektif, hipovolemia, defisit nutrisi, ansietas, dan risiko infeksi.

Berdasarkan hasil pengkajian dan analisa data terdapat 5 diagnosa

keperawatan yang ditegakkan pada klien 1 dan klien 2. Pada klien 1 yaitu

Nyeri berhubungan dengan agen pencedera fisiologis, Perfusi Jaringan

Perifer Tidak Efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi

hemoglobin, Defisit Nutrisi berhubungan dengan kurang asupan makanan,

Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri, dan Risiko

Infeksi berhubungan dengan penyakit kronis. Sedangkan, pada klien 2

terdapat perbedaan di diagnosa keperawatan pertama dan kedua yaitu Pola

Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas,

Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.

Berikut pembahasan diagnose yang muncul sesuai teori pada kasus

klien 1 dan 2 yaitu :

a) Pola Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas

Dimana hanya klien kedua yang mengeluh sesak nafas, mual

muntah, terdapat pernafasan cuping hidung, menggunakan otot bantu


98

pernafasan, dan frekuensi nafas pasien menigkat menjadi 24 x/menit.

Pola Nafas Tidak Efektif pada kanker serviks disebabkan efek samping

dari pengobatan kanker serviks antara lain sesak nafas, mual, muntah,

sulit menelan, bagi saluran pencernaan terjadi diare, gastritis, sulit

membuka mulut, sariawan, penurunan nafsu makan (biasa terdapat pada

terapi eksternal radiasi). Semua tadi akan berdampak buruk bagi tubuh

yang menyebabkan kelemahan atau keletihan sehingga daya tahan tubuh

berkurang dan resiko injury pun akan muncul. (Aspiani, 2017)

b) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis

Nyeri pada klien 1 karena perdarahan dengan kualitas seperti

tertusuk-tusuk pada bagian perut bawah, dengan skala 5 (nyeri sedang)

hilang timbul. Pada klien 2 nyeri tidak terdapat keluhan nyeri. Nyeri

bersifat subjektif dan dibagi menjadi dua yaitu nyeri akut dan nyeri

kronis, akut adalah suatu periode nyeri yang berakhir antara dua bulan

sampai dengan kurang dari enam bulan. Kronik adalah suatu episode

nyeri yang berakhir lebih dari enam bulan dan bisa intermitten atau

kontinyu (Tamher dan Heryati, 2011). Menurut buku SDKI (2016), nyeri

kronis adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan

dengan kerusakan jaringan aktual dan fungsional, dengan onset

mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan,

yang berlangsung lebih dari 2 bulan. Gejala dan tanda ada 2 yaitu mayor

dan minor. Mayor, secara subjektif dan objektif, dengan subjektif

mengeluh nyeri dan depresi (tertekan) serta objektifnya yaitu tampak


99

meringis, gelisah, tidak mampu menuntaskan aktivitas. Minor, secara

subjektif dan objektif, dengan subjektif merasa takut mengalami cedera

berulang dan objektifnya yaitu bersikap protektif, waspada, pola tidur

berubah, anoreksia, fokus menyempit, serta berfokus pada diri sendiri.

Diagnosa medis dengan kanker nyeri stadium II yaitu, tumor telah

menginvasi diluar uterus, tetapi belum mengenai dinding panggul atau

sepertiga distal/bawah vagina, sehingga nyeri disebabkan akibat faktor

biologis dari penekanan sel syaraf dari sel kanker atau karena massa

tumor tersebut. Sehingga penulis menetapkan diagnosa sesuai dengan

teori dan pengkajian di lapangan baik dari pengertian dan data subjektif

serta objektif. Diagnosa keperawatan yang ditetapkan oleh penulis adalah

nyeri kronis berhubungan dengan agens cedera biologis (penekanan sel

syaraf).

c) Perfusi Jaringan Perifer berhubungan dengan penurunan konsentrasi

hemoglobin

Parfusi jaringan perifer tidak efektif pada pasien pertama di

karenakan adanya perdarahan dan penurunan hemoglobin, sedangkan

pada pasien kedua tidak ada keluhan perdarahan. Hasil pemeriksaan dari

pasien pertama Hb 5,4 g/dL. Menurut Brunner (2013), pada pasien

kanker serviks pada pasien kanker serviks mengalami sekret berlebihan,

keputihan, peradangan, pendarahan dan lesi, dan dilakukan pemeriksaan

hematologi karna biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi


100

mengalami anemia karna penurunan hemaglobin. Nilai normalnya

hemoglobin wanita 12-16 gr/dl.

d) Hipovolemia berhubungan dengan kekurangan cairan aktif

Diagnosa ini muncul karena pasien kedua mengeluhkan mual

muntah dan BAB cair 5x/hari sehingga pasien mengalami kekurangan

cairan aktif yang berlebih, biasanya diagnosa ini muncul karena efek

samping dari kemoterapi sesuai dengan teori Astiani (2017) efek

samping antara lain sesak nafas, mual, muntah, sulit menelan, bagi

saluran pencernaan terjadi diare, gastritis, sulit membuka mulut,

sariawan, penurunan nafsu makan (biasa terdapat pada terapi eksternal

radiasi). Semua tadi akan berdampak buruk bagi tubuh yang

menyebabkan kelemahan atau keletihan sehingga daya tahan tubuh

berkurang dan resiko injury pun akan muncul.

e) Deficit nutrisi berhubungan dengan kurang asupan makanan

Dimana kedua klien mengeluh mual muntah, cairan konsistensi cair

sebanyak 100-200 ml, nafsu makan menurun, perut terasa penuh

sehingga malas untuk makan, kulit kering, berat badan turun, hemoglobin

kurang dari normal, konjungtiva anemis. Defisit nutrisi pada kanker

serviks disebabkan karena kurangnya asupan makanan karena nafsu

makan menurun, kurang pengetahuan mengenai gizi esensial dan diet

seimbang, tidak nyaman selama atau setelah makan, disfagia, anoreksia

(kehilangan nafsu makan), mual atau muntah, dan sebagainya.


101

sehingga salah satu masalah keperawatan yang muncul yaitu defisit

nutrisi berhubungan dengan kurang asupan makanan. Pencernaan dan

penyerapan zat gizi yang tidak sesuai disebabkan karena produksi

hormon yang tidak memadai. Defisit nutrisi dihubungkan dengan

penurunan berat badan yang mencolok, kelemahan umum, perubahan

kemampuan fungsional, kelambatan penyembuhan luka, peningkatan

kerentanan terhadap infeksi, dan perpanjangan rawat inap (Barbara et al.,

2011).

f) Ansietas berhubungan dengan acaman terhadap konsep diri

Diagnosa ini muncul karena kedua pasien merasa cemas terhadap

kondisi penyakit yang diderita pasien dikarenakan pasien lelah untuk

keluar masuk rumah sakit.

Biasanya tentang penerimaan pasien terhadap penyakitnya serta

harapan terhadap pengobatan yang akan dijalani, hubungan dengan

suami/keluarga terhadap pasien dari sumber keuangan. Konsep diri

pasien meliputi gambaran diri peran dan identitas. Kaji juga ekspresi

wajah pasien yang murung atau sedih serta keluhan pasien yang merasa

tidak berguna atau menyusahkan orang lain, pasien kanker serviks post

kemoterapi biasanya mengalami keluhan cemas dan ketakutan. (Reeder,

dkk, 2013).

Menurut penulis tingkat kecemasan pasien dilihat dari lama, dan

pengalaman pasien memiliki penyakit kanker serviks.


102

g) Risiko Infeksi berhubungan dengan penyakit kronis

Menurut hasil analisa peneliti muncul masalah keperawatan risiko

infeksi pada pasien pertama dan kedua ditemukan dari diagnosa medis

pasien menunjukkan kanker serviks stadium Iib dan dari peemeriksaan

laboratorium. Menurut stadium kanker serviks menurut FIGO (2002),

kanker serviks stadium IIb yaitu karsinoma yang sudah menginvasi di

daerah parametrium, parametrium adalah sebuah jaringan fibrosa yang

dimana memiiki fungsi untuk melakukan sebuah pemisahan terhada pada

bagian supravaginal serviks yang terdapat pada kandung kemih.

Kemudian Parametrium kemudian terletak pada bagian yang berada di

depan dari leher rahim yang dimana kemudian berada memanjang laterall

yang dimana berada pada sebuah lapisan ligamen yang dimana luas.

3. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan didefinisikan sebagai “berbagai perawatan,

berdasarkan penilaian klinis dan pengetahuan, yang dilakukan oleh seorang

perawat untuk meningkatkan hasil klien/pasien” (CNC, n.d). Nursing

Interventions Classification (NIC) adalah sebuah taksonomi tindakan

komperhensif berbasis bukti yang perawat lakukan di berbagai tatanan

keperawatan (NANDA, 2015).

Perencanaan asuhan keperawatan yang akan dilakukan pada pasien

pertama dengan masalah keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen

pecidera fisiologis berdasarkan criteria hasil yaitu setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2x24 jam diharapkan nyeri akut dapat teratasi dengan
103

kriteria hasil: mampu mengontrol nyeri (mengetahui penyebab nyeri, mempu

menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri), melaporkan

bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri, skala nyeri

menjadi 1-2, tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal. Rencana

tindakan dalam diagnose nyeri akut meliputi: Identifikasi lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri, identifikasi

respons nyeri non verbal, kontrol linkungan yang mempengaruhi nyeri

(seperti suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan), ajarkan pasien untuk

menggunakan teknik relaksasi nafas dalam, berikan analgetik sesuai dengan

instruksi dokter

Perencanaa keperawatan yang akan dilakukan dengan pasien pertama

dengan diagnosa keperawatan Perfusi Jaringan Perifer Tidak Efektif

berhubungan dengan turunnya konsentrasi hemoglobin berdasarkan kriteria

hasil yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan perfusi jaringan perifer kmbali efektif dengan kriteria hasil:

mempertahankan output sesuai dengan usia dan BB, HT normal, hemoglobin

kembali normal, vital sign dalam batas normal, elistisitas turgor baik,

membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan. Rencana

tindakan dalam diagnose nyeri akut meliputi: Kaji adanya perdarahan,

monitor vital sign, monitor tingkat Hb dan Hematokrit, atur kemungkinan

untuk tranfusi.

Perencanaan asuhan keperawatan yang akan dilakukan pada pasien

kedua dengan dengan masalah keperawatan Pola Nafas Tidak Efektif


104

berhubungan dengan hambatan upaya nafas berdasarkan kriteria hasil yaitu

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5x24 jam diharapkan pola

nafas kembali efektif dengan kriteria hasil: Frekuensi dan irama pernapasan

dalam batas normal, kedalaman inspirasi dalam batas normal, tidak ada suara

nafas tambahan. Rencana tindakan dalam diagnosa pola nafas tidak efektif

meliputi: Posisikan untuk meringankan sesak, monitor status pernapasan dan

oksigenasi, berikan oksigen tambahan seperti yang diperitahkan, monitor

suara napas tambahan seperti ngorok atau mengi.

Perencanaan asuhan keperawatan yang akan dilakukan pada pasien

kedua dengan masalah keperawatan Hipovolemia berhubungan dengan

kehilangan cairan aktif berdasarkan krteria hasil yaitu setelah dilakukan

tindakan keperawatan selama 6x24 jam diharapkan hipovolemia dapat

teratasi dengan kriteria hasil: tekanan darah, nadi, suhutubuh dalam batas

normal, tidak ada tanda tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, membran

mukosa lembab, tidak adarasa haus yang berlebihan, jumlah dan irama

pernapasan dalam batas normal, elektrolit, Hb, Hmt dalam batas normal.

Rencana tindakan dalam diagnosa hipovolemia meliputi: pertahankan catatan

intake dan output yang akurat, monitor status hidrasi ( kelembaban membran

mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), monitor hasil lab yang

sesuai dengan retensi cairan (BUN , Hmt , osmolalitas urin, albumin, total

protein ), monitor vital sign setiap 15 menit – 1 jam, kolaborasi pemberian

cairan IV.
105

Perencanaan asuhan keperawatan yang akan dilakukan pada kedua

klien dengan masalah keperawatan deficit nutrisi berhubungan dengan

kurang asupan makanan berdasarkan criteria hasil yaitu setelah dilakukan

tindakan keperawatan selama 4x24 jam diharapkan deficit nutrisi dapat

teratasi dengan kriteria hasil: adanya peningkatan berat badan sesuai dengan

tujuan, berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan, mampu

mengidentifikasi kebutuhan nutrisi. Rencana tindakan dalam diagnose deficit

nutrisi meliputi: Identifikasi status nutrisi, identifikasi alergi dan intoleransi

makanan, monitor asupan makanan, anjurkan pasien untuk menghabiskan

porsi makan yang telah diberikan.

Perencanaan asuhan keperawatan yang akan dilakukan pada kedua

klien dengan masalah keperawatan Ansietas berhubungan dengan ancaman

terhadap konsep diri berdasarkan kriteria hasil yaitu setelah dilakukan

tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan ansietas dapat teratasi

dengan kriteria hasil: pasien mampu mengungkapkan rasa cemas yang

dirasakan, tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal. Rencana

tindakan dalam diagnose ansietas meliputi: monitor tanda – tanda ansietas,

ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan, dengarkan

dengan penuh perhatian, anjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaan,

ajarkan pasien mengenai teknik relaksasi.

Perencanaan asuhan keperawatan yang akan dilakukan pada kedua

klien dengan masalah keperawatan Risiko Infeksi berhubungan dengan

penyakit kronis berdasarkan kriteria hasil yaitu setelah dilakukan tindakan


106

keperawatan selama 6x24 jam diharapkan risiko infeksi tidak terjadi dengan

kriteria hasil: pasien bebas dari tanda dan gejala infeksi, mendeskripsikan

proses penularan penyakit, factor yang mempengaruhi penularan serta

penatalaksanaannya, menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya

infeksi, jumlah hemoglobin dan leukosit dalam batas normal. Rencana

tindakan dalam diagnose risiko infeksi meliputi: pertahankan teknik aseptif,

tingkatkan intake nutrisi, monitor tanda dan gejala infeksi sitemik dan lokal,

dorong masukan cairan, dorong istirahat klien, ajarkan pasien dan keluarga

tanda dan gejala infeksi.

4. Pelaksanaan Keperawatan

Implementasi adalah tindakan dari rencana keperawatan yang telah

disusun dengan menggunakan pengetahuan keperawatan, perawat

melakukan dua intervensi yaitu mandiri/independen dan

kolaborasi/interdisipliner (NANDA, 2015).

Pelaksanaan tindakan keperawatan pada pasien peratama dan kedua

dilakukan diwaktu yang sama yaitu pada pasien pertama dilakukan empat

hari perawatan pada tanggal 02 s/d 05 April 2019 diruang perawatan mawar.

Sedangkan pasien kedua dilakukan enam hari perawatan pada tanggal 02

s/d 07 April 2019 diruang perawatan mawar. Implementasi dilakukan sesuai

dengan intervensi yang dibuat dan disesuaikan dengan masalah

keperawatan yang telah ditemukan pada kedua pasien.


107

Berdasarkan perencanaan yang dibuat peneliti melakukan tindakan

keperawatan yang telah disusun sebelumnya untuk mengatasi masalah pola

nafas tidak efektif pada pasien kedua yaitu dengan memposisikan pasien

untuk mengurangi sesak, memonitor status pernafasan dan oksigenasi,

memonitor suara tambahan. Pelaksanaan tindakan keperawatan yang

diberikan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah di buat.

Pentingnya memberikan tambahan oksigen kepada pasien dan mengatur

posisi pasien senyaman mungkin dapat mngatasi maslah pola nafas pasien..

Tindakan yang dilakukan selanjutnya sesuai dengan perencanaan

pada pasien pertama dengan mengidentifikasi karateristik nyeri PQRST,

mengobservasi reaksi nonverbal terhadap rasa nyeri, mengajarkan teknik

relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri, dan berkolaborasi untuk

memberikan obat analgetik sesuai dengan program terapi pada pasien

pertama. Pentingnya pendekatan antara perawat dan klien mempengaruhi

nyeri yang dirasakan pasien dapat teratasi selain itu, lingkungan yang

nyaman, walaupun nyeri tetap klien rasakan, dan relaksaki nafas dalam.

Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah selanjutnya

sesuai dengan perencanaan pada pasien pertama yaitu perfusi perifer tidak

efektif dengan mengaji adanya perdarahan, memonitor vital sign,

memonitor hasil hemoglobin dan memberikan tranfusi darah 2 kolf / hari.

Pentingnya memonitor hemoglobin dan tranfusi mempengaruhi teratasinya

masalah ini.
108

Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah selanjutnya pada

pasien kedua sesuai dengan perencanaan dengan mempertahankan intake

dan output, memonitor status hidrasi memonitor hasil pemeriksaan

laboratorium, memantau tanda-tanda vital setiap 15-1 jam, memberikan

ciran dan obat melalui intra vena.

Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah

keperawatan defisit nutrisi pada kedua pasien dikarenakan adanya penrunan

BB dan mual muntah dengan intervensi yang telah dibuat yaitu dengan

mengidentifikasi status nutrisi pasien, mengidentifikasi alergi, memonitor

asupan makanan dan yang terakhir menganjurkan pasien untuk

menghabiskan porsi makan yang telah diberikan atau makan sedikit tetapi

dalam jangka waktu seserig mungkin untuk menghindari adanya malnutrisi.

Dalam masalah ini penulis memberikan pendidikan kesehatan tentang

pentingnya nutrisi yang adekuat bagi tubuh tidak hanya pada pasien saja tapi

juga kepada keluarga kedua pasien.

Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah

keperawatan ansietas pada kedua pasien dikarenakan pasien murung,

gelisah, dan kurang kooperatif saat diajak berbincang dengan intervensi

yang telah dibuat yaitu memonitor adanya tanda-tanda ansietas, melakukan

BHSP, mendengarkan keluhan pasien dengan penuh perhatian,

menganjurkan pasien untuk mengungkapkan apa yang drasakan saat ini, dan

mengajarkan teknik relaksasi. Pentingnya BHSP yang baik kepada pasien


109

dengan masalah ansietas ini sangat mempengaruhi berhasilnya mengatasi

masalah ini.

Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah

perawatan risiko infeksi pada kedua pasien disesuaikan dengan intervensi

yaitu dengan menganjurkan kepada pasien untuk meningkatkan intake

nutrisi, mendorong pasien untuk istirahat yang cukup, dan mengajarkan

kepada pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi. Penulis memberi

penjelasan bahwa harus selalu mempertahankan teknik untuk tetap bersih

agar terhindar dari infeksi.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan sebagai penilaian status klien dari efektivitas

tindakan dan pencapaian hasil yang diidentifikasi terus pada setiap langkah

dalam proses keperawatan, serta rencana perawatan yang telah dilaksanakan

(NANDA, 2015).

a) Pola Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas

Hasil evaluasi yang didapatkan pada klien pertama setelah

perawatan selama lima hari pada klien pertama keluhan subjektif yaitu

sesak berkurang, dan dada terasa ringan. Keluhan ojektif yaitu pasien

tidak menggunakan pernafasan cuping hidung, tidak menggunakan otot

bantu pernafasan, frekuensi nafas dalam batas normal 19x/menit.

Masalah tertasi sesuai dengan kritera hasil pada tanggal 06 April 2019.
110

b) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis

Hasil evaluasi yang sudah di lakukan setelah masa perawatan

selama 2 hari pada pasien pertama dengan diagnosa keperawatan nyeri

akut berhubungan dengan agen pencendera fisiologis yaitu skala nyeri

2 pada tanggal 03 April 2019. Sesuai dengan kriteria hasil perencanaan

yaitu menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang dengan skala

nyeri 1-2 (dari 0-10) oleh karena itu intervensi pada diagnosa nyeri akut

dihentikan.

c) Perfusi jaringan perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan

konsentrasi hemoglobin

Hasil evaluasi yang sudah di lakukan setelah masa perawatan

selama 3 hari pada pasien pertama. Diagnosa keperawatan perfusi

jaringan perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan

konsentrasi hemoglobin adalah pada pasien pertama masalah dapat

teratasi di hari ketiga perawatan pada tanggal 04 april 2019 dengan hasil

hemoglobin 10 g/dL Sesuai dengan kriteria hasil perencanaan oleh

karena itu intervensi pada diagnosa perfusi jaringan tidak efektif

dihentikan.

d) Hipovolemia berhubungan dengan kekurangan cairan aktif

Hasil evaluasi yang sudah di lakukan setelah masa perawatan

selama 5 hari pada pasien kedua. Diagnosa keperawatan hipovolemia

berhubungan dengan kekurangan cairan aktif adalah pada pasien kedua

masalah dapat teratasi di hari kelima perawatan pada tanggal 06 april


111

2019 dengan hasil balance cairan dalam batas normal. Sesuai dengan

kriteria hasil perencanaan oleh karena itu intervensi pada diagnosa

hipovolemia dihentikan.

e) Defisit Nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan

Hasil evaluasi yang didapatkan pada klien satu setelah

perawatan selama empat hari pada klien satu keluhan subjektif klien

mengatakan mual dan muntah mulai berkurang, klien menghabiskan 1

porsi makananya data objektif berat badan 46 kg, tinggi badan 150 cm,

pemeriksaan laboratorium hemoglobin 10,0 g/dl, kulit kering,

konjugtiva merah muda, dan rambut rontok .Masalah masih sebagian

tertasi sesuai dengan kritera hasil ada masalah yang belum teratasi

seperti kulit kaki dan bibir klien kering.

Hasil evaluasi yang sudah didapatkan pada klien dua setelah

perawatan selama enam hari pada klien dua keluhan subjektif klien

mengatakan mual muntah mulai berkurang keluhan objektif pada

pemeriksaan antroprometri lingkar lengan 26 cm, berat badan 65 kg ada

penurunan berat badan yaitu 6 kg, tinggi badan 150 cm, kulit tangan

dan kaki kering. Masalah masih sebagian tertasi sesuai dengan kritera

hasil ada masalah yang belum terpenuhi seperti kulit kaki dan bibir

klien kering.
112

f) Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri

Hasil evaluasi yang sudah di lakukan setelah masa perawatan

dengan diagnosa keperawatan ansietas berhubungan dengan

ancaman terhadap konsep diri adalah pada pasien pertama masalah

dapat teratasi di hari kedua perawatan pada tanggal 03 april 2019

dengan perubahan pasien menjadi tidak murung dan kooperatif,

sedangkan pada pasien kedua masalah teratasi di hari ketiga

perawatan pada tanggal 04 april 2019 dengan perubahan pasien

menjadi tidak murung dan kooperatif.

g) Risiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis

Hasil evaluasi yang didapatkan pada diagnosa keperawatan

risiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis yang dilakukan pada

pasien pertama masalah dapat teratasi pada hari keempat perawatan

yaitu tanggal 05 april 2019 dan pada pasien kedua dapat teratasi pada

hari keenam perawatan pada tanggal 07 april 2019, dengan tercapainya

kriteria hasil pasien bebas dari tanda dan gejala infeksi, tanda-tanda

vital normal TD: 100/80 – 140/90 mmHg Nadi: 60-100x/m RR: 16-

20x/m Suhu: 36-37,5oC.


113

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penerapan asuhan keperawatan pada

ibu 1 dan ibu 2 dengan kanker serviks di ruang Mawar Rumah Sakit Abdul

Wahab Sjahranie Samarinda Kalimantan T\imur peneliti dapat mengambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengkajian

Pengkajian adalah upaya mengkupulkan data secara lengkap dan

sistematis untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan

keperawatan dapat ditentukan. Pada kasus kanker serviks perawat dalam

melakukan pengkajian dituntut harus teliti dan kompheresif, sehingga

mudah dalam menegakan diagnosa. Salah satu yang harus diperhatikan

pada klien kanker serviks yaitu pengkajian pada riwayat menstruasi,

riwayat kontrasepsi, kenyamanan nyeri pasien, pemeriksaan fisik pada

kepala khususnya mata, psikososial, dan pemeriksaan laboratorium.

2. Diagnosa Keperawatan

Seperti yang dikemukakan beberapa ahli sebelumnya daftar

diagnosa keperawatan pada bab dua ditemukan kesenjangan dengan

kasus nyata yang didapat pada kedua klien dengan kanker serviks.

Kesenjangan tersebut yaitu dari tujuh diagnosa keperawatan berdasarkan

teori yang dikemukakan oleh para ahli pada klien pertama dan klien

113
114

kedua ada 2 diagnosa yang tidak muncul yaitu defisiensi

pengetahuan mengenai kanker serviks, dan gangguan mobilitas fisik.

3. Perencanaan

Perencanaan yang digunakan dalam kasus pada kedua klien

disesuaikan dengan masalah keperawatan yang ditegakkan berdasarkan

kriteria tanda dan gejala mayor, minor, dan kondisi klien saat ini.

4. Pelaksanaan tindakan

Implementasi keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan

yang telah peneliti susun. Implementasi keperawatan yang dilakukan pada

klien 1 dan klien 2 sesuai dengan intervensi yang telah direncanakan

berdasarkan teori yang ada dan sesuai dengan kebutuhan klien kanker

serviks.

5. Evaluasi

Akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi terhadap asuhan

keperawatan yang diberikan. Pada evaluasi yang peneliti lakukan pada

kedua klien berdasarkan kriteria yang peneliti susun terdapat 5 diagnosa

keperawatan yang telah teratasi dengan baik sesuai rencana yaitu pola nafas

tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas, nyeri akut

berhubungan dengan agen pencedera fisiologis, perfusi jaringan perifer

berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin, hipovolemia

berhubungan dengan kekurangan cairan aktif, ansietas berhubungan dengan

ancaman terhadap konsep diri, namun terdapat 2 diagnosa keperawatan

114
115

yang teratasi sebagian yaitu defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya

asupan makanan dan risiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis.

B. Saran

Untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan pada klien dengan

kanker serviks diperlukan adanya suatu perubahan dan perbaikan

diantaranya :

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat menjadi acuan dan

menjadi bahan pembanding pada peneliti selanjutnya dalam melakukan

penelitian pada klien dengan kanker serviks.

2. Bagi perawat ruangan

Sebaiknya ditingkatkan dalam melakukan tindakan keperawatan

untuk memotivasi klien dalam menjalani perawatan diruang rawat inap

mawar nifas agar tidak terjadi komplikasi pada kanker serviks yang tidak

diinginkan.

3. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

Dalam pengembangan ilmu keperawatan diharapkan dapat

menambah keluasan ilmu keperawatan dalam melakukan asuhan

keperawatan pada klien kanker serviks dan juga memacu pada peneliti

selanjutnya dan menjadi bahan pembadingan dalam melakukan

penelitian pada klien kanker serviks.

115

Anda mungkin juga menyukai