OLEH
:
OLEH :
OLEH :
NUR RACHMI SAUSAN
NIM. PO7220117066
i
SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil Karya sendiri dan
bukan merupakan jiplakan atau tiruan dari Karya Tulis Ilmiah orang lain untuk
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh
Pembimbing
Pembimbing Pendamping
Mengetahui,
iii
Karya Tulis Asuhan Keperawatan Pada Klien Anak Dengan Thalasemia
Yang Di Rawat Di Rumah Sakit
Telah diuji
Pada tanggal 12 Mei 2020
PANITIA PENGUJI
Ketua Penguji :
Ns. Asnah, S.Kep., M.Pd (………………………..………)
NIDN. 4008047301
Penguji Anggota :
1. Rus Andraini, A.Kp., MPH (………………………..………)
NIDN. 4006027101
Mengetahui,
Hj. Umi Kalsum, S.Pd., M.Kes Ns. Andi Lis Arming Gandini, M.Kep
NIP. 196508251985503200 NIP. 196803291994022001
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Diri
1. Nama : Nur Rachmi Sausan
4. Agama : Islam
B. Riwayat Pendidikan
Poltekkes Kaltim
v
LEMBAR PERSEMBAHAN
Kedua Orang Tuaku Tercinta Sebagai tanda bakti, hormat dan rasa terima
kasih yang tiada terhingga karya tulis ini kupersembahkan teruntuk kedua orang
tua ku tercinta mamaku sri gustina dan Bapakku Dahir rahimahullah dan
Keluarga ku telah memberikan ku dukungan , doa serta motivasi baik secara moril
maupun materi.
Teruntuk Squad Anak Cantik (Ani, Bella, intan, pebriana, nokar, tiara,
najah, lely dan riska alhamdulilah akhirnya kita sudah mencapai apa yang kita
usahakan selama ini terima kasih ya guys sudah selalu ada dan selalu semangatin
satu sama lain dalam menyelesaikan tugas akhir ini sukses buat kita semua ya
guys.
vi
KATA PENGANTAR
shallahu’alaihi wasallam, atas berkat dan kasih karunia-Nya yang telah diberikan
kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan Karya tulis ilmiah (KTI) dalam
Samarinda Kelas B dengan Judul “Asuhan Keperawatan pada Klien Anak dengan
hambatan akan tetapi semuanya bisa dilalui berkat bantuan dari berbagai pihak.
Dalam penyusunan KTI ini penulis telah mendapakan bantuan, dorongan dan
bimbingan dari berbagai pihak baik materil maupun moril. Oleh karena itu, pada
Kemenkes Kaltim.
Kaltim.
vii
5. Rus Andraini.,A.Kp.,MPH, selaku Pembimbing I dalam penyelesaian KTI.
KTI.
7. Seluruh pihak yang terkait yang tidak mungkin disebut satu persatu dalam
Karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu masukan,
saran, serta kritik sangat diharapkan guna kesempurnaan KTI ini. Akhirnya
hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa kita kembalikan semua urusan dan semoga
dapat memberikan manfaat dan kebaikan bagi banyak pihak dan bernilai ibadah
dihadapan Tuhan.
Penulis
viii
ABSTRAK
ix
ABSTRACT
“NURSING CARE OF WITH THALASEMIA
TREATED IN HOSPITAL”
Thalassemia is a genetic disease that is detected when someone is still a
child. According to the World Health Organization (WHO) approximately 7% of
the world's population has the thalassemia gene.
This study uses a literature review method with the Nursing Care approach
by taking a sample of 2 respondents who were treated at the thalassemia clinic of
Dr. Hasan Sadikin Hospital Bandung and in the Melati Room of Abdul Wahab
Sjahranie Hospital Samarinda.
Based on data analysis, it was found in client 1 that there were problems
with tissue perfusion and activity intolerance and client 2 had ineffective
peripheral perfusion problems, nutritional deficits, activity intolerance, risk of
infection, and developmental disorders. In client 1, the subject of an increase in
health status was to address several issues such as Peripheral Perfusion Not
Effective Whereas client 2 experienced an increase in health status, namely
overcoming a number of problems such as ineffective peripheral perfusion,
activity intolerance and risk of infection.
Based on the results of the study released below, it is proposed for
researchers to provide insight and guidance related to the nursing process with the
SDKI, SIKI, and SLKI and it is expected that hospitals will discuss again for
health workers in providing professional and comprehensive nursing care, as well
as provide health education for the community so that it can break the chain of
transmission of thalassemia.
x
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Pernyataan.............................................................................................. ii
Abstrak .................................................................................................................. ix
Daftar Isi................................................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan Penelitian................................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 7
xi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian ...................................................................................... 9
2. Etiologi ......................................................................................... 10
3. Klasifikasi...................................................................................... 11
6. Patofisiologi .................................................................................. 17
8. Penatalaksanaan ............................................................................ 20
9. Komplikasi .................................................................................... 25
2. Diagnosa Keperawatan 39
..................................................................
3. Intervensi Keperawatan 44
.................................................................
4. Implementasi Keperawatan 51
...........................................................
5. Evaluasi Keperawatan .................................................................. 52
xii
D. Konsep Keperawatan Anak................................................................ 53
6. Hospitalisasi .................................................................................. 62
B. Subyek Penelitian............................................................................... 66
C. Definisi Operasional........................................................................... 66
A. Hasil ...................................................................................................... 70
1. Gambaran lokasi/penelitian............................................................. 70
a. Pengkajian ................................................................................
70 b. Diagnosa ..................................................................................
81 c. Intervensi .................................................................................
84 d. Implementasi
............................................................................ 88
xiii
e. Evaluasi .................................................................................... 93
B. Pembahasan......................................................................................... 102
3. Intervensi....................................................................................... 115
B. Saran.................................................................................................... 135
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
xiv
DAFTAR BAGAN
Halaman
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1............................................................................................................ 12
xvi
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 4.1 ............................................................................................................... 71
Tabel 4.6................................................................................................................ 84
Tabel 4.8................................................................................................................ 88
Tabel 4.9................................................................................................................ 94
Tabel 4.10.............................................................................................................. 95
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Daftar Lampiran
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
hospitalisasi minimal selama satu bulan dalam satu tahun, dan umumnya
secara autosomal resesif dari orang tua kepada anaknya yang disebabkan oleh
seseorang masih dalam usia anak-anak. Penyakit genetic ini diakibatkan oleh
1
2
seumur hidup yang disebabkan oleh kelainan gen autosom resesif, pada gen
kromosom ke-16 pada alfa thalasemia dan kromosom ke-11 pada beta
oleh kegagalan pembentukan salah satu dari empat rantai asam amino yang
Tubuh tidak dapat membentuk sel darah merah yang normal, sehingga sel
darah merah mudah rusak atau berumur pendek kurang dari 120 hari dan
merupakan penyakit genetik terbanyak di dunia yang saat ini sudah dinyatakan
mempunyai gen thalasemia. Data dari World Bank menunjukan bahwa 7% dari
dan 50.000 hingga 100.000 anak meninggal akibat thalassemia β; 80% dari
jumlah tersebut berasal dari negara berkembang. Indonesia termasuk salah satu
negara dalam sabuk thalassemia dunia, yaitu negara dengan frekuensi gen
(angka pembawa sifat) thalassemia yang tinggi. Hal ini terbukti dari penelitian
beta berkisar 3-10% (Kemenkes, 2018). Saat ini terdapat lebih dari 10.531
pasien thalassemia di Indonesia, dan diperikirakan 2.500 bayi baru lahir dengan
tahun 2012 4896 kasus hingga tahun 2018 8761 kasus (Kemenkes RI, 2019).
tidak menular lainnya, setelah jantung, kanker, ginjal, dan stroke. Penyakit ini
umumnya diidap oleh anak-anak dengan rentang usia 0 bulan hingga 18 tahun.
dari prevalensi nasional, antara lain Provinsi Aceh (13,4‰), DKI Jakara
(3,0‰), Nusa Tenggara Barat (2,6‰), Maluku (1,9‰), dan Papua Barat
merah menjadi lebih pendek dari normal yaitu berusia 120 hari. Hal ini
sedangkan secara klinis dibedakan menjadi thalasemia mayor dan minor. Anak
yang menderita penyakit ini memiliki kondisi yang baik saat di lahirkan akan
tetapi dengan semakin bertambahnya usia anak akan mengalami anemia baik
ringan ataupun berat hal ini di sebabkan karena ketiadaan parsial atau total
hemoglobin. jika keadaan ini tidak segera di atasi akan menyebabkan kematian
4
dini pada anak. Gejala yang didapat pada pasien berupa gejala umum yaitu:
tulang dan penonjolan pada dahi) Hal ini disebabkan oleh penurunan
ke jaringan maka jaringan tersebut menjadi pucat (Ray, 2013). Oleh karena itu,
Husna, 2018).
hemoglobin 9-10 g/dl. Bagi anak dan keluarganya, fakta bahwa anak di
seumur hidup anak, dan perubahan bentuk fisik anak yang terlihat jelas
fisik yang dialami berupa perubahan warna kulit menjadi kehitaman, pucat,
dialami berupa perasaan bosan, jenuh, dan putus asa (Julvia et al., 2019).
tersendiri dan perhatian lebih besar. Perawatan anak dengan thalasemia tidak
pada anak kecil yang memerlukan perlindungan dan kasih sayang dari orang
tua, sehingga anak memiliki keyakinan bahwa orang tua tidak mengabaikan
rawat dirumah sakit perawat juga memiliki peran yang signifikan untuk
penderita thalassemia
dimana peran dan fungsi perawat yang pertama adalah promotif (perawat
hematologi terutama pada thalassemia), peran dan fungsi perawat yang kedua
mencegah terjadinya masalah baru misalnya infeksi), peran dan fungsi perawat
yang ketiga kuratif (di tahap ini perawat mampu memberikan pelayanan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
thalasemia
thalasemia
thalasemia
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Akhir ini diharapkan dapat menjadi salah satu cara penulis dalam
masalah thalassemia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Thalassemia
pendek dari normal yaitu berusia 120 hari (Marnis, Indriati, & Nauli,
2018).
kaya zat besi yang berada di dalam sel darah merah yang berfungsi untuk
9
1
2. Etiologi
abnormal) misalnya pada HbS, HbF, HbD dan sebagainya, selain itu
thalassemia.
memiliki 2 gen dari kedua orang tuanya. Jika hanya 1 gen yang
3. Klasifikasi
a. Thalassemia alfa
b. Thalassemia beta
mengalami gangguan,
menjadi
1) Thalasemia Minor
lahir dan tetap akan ada sepanjang hidup penderita. Penderita tidak
2) Thalasemia Intermedia
3) Thalasemia Mayor
1
saat lahir, tetapi akan menderita kekurangan darah pada usia 3-18
2015)
4. Anatomi Fisiologi
Gambar 2.1
Thalasemia
Sumber : Aslinar (2017)
a. Pengertian Hemoglobin
(Pearce, 2009).
b. Tahap Pembentukan Hb
Zat besi merupakan unsur yang penting dalam tubuh dan hampir
dalam hati, limpa, da sumsum tulang. Zat besi yang berlebihan akan
ferritin dalam sel hati terganggu dan terdapat pelepasan ferittin dari sel
hati yang rusak. Pada penyakit keganasan, sel darah kadar ferritin
dan berkaitan pula dengan cadangan besi intra sel (hemosiderin). Zat
besi yang berikatan dengan transferrin akan terukur sebagai kadar besi
seluruhnya disebut daya ikat besi total (total iron binding capacity,
5. Manifestasi Klinis
seperti: badan lemah, kulit kekuningan (jaundice), urin gelap, cepat lelah,
bossing, mulut tongos (rodent like mouth), bibir agak tertarik, dan
terutama tulang kepala dan wajah, selain itu anak akan mengalami
paling sering terlihat terjadi pada tulang tengkorak dan tulang wajah.
pada tulang frontal dan pelebaran diploe (spons tulang) tulang tengkorak
6. Patofisiologi
rantai polipeptida alpa dan beta, atau terdiri dari hemoglobin tak stabil-
RBC yang lebih. Dalam stimulasi yang konstan pada bone marrow,
produksi RBC secara terus-menerus pada suatu dasar kronik, dan dengan
menyebabkan bone marrow menjadi tipis dan mudah pecah atau rapuh.
7. Pemeriksaan penunjang
a. Screening test
2007).
3) Indeks eritrosit
1
Dengan bantuan alat indeks sel darah merah dapat dicari tetapi
(Wiwanitkit, 2007).
4) Model matematika
kadar MCV rendah, eritrosit meningkat dan anemia tidak ada ataupun
ringan. Pada anemia defisiensi besi pula MCV rendah, eritrosit normal
b. Definitive test
1) Elektroforesis hemoglobin
2) Kromatografi hemoglobin
2007).
3) Molecular diagnosis
(Wiwanitkit, 2007).
8. Penatalaksanaan
dari gangguan. Seseorang pembawa atau yang memiliki sifat alfa atau beta
untuk Thalasemia tingkat menengah atau berat, yaitu transfusi darah, terapi
besi dan chelation, serta menggunakan suplemen asam folat. Selain itu,
belakang, pendonoran darah tali pusat, dan HLA (Children's Hospital &
a. Transfusi darah
Transfusi yang dilakukan adalah transfusi sel darah merah. Terapi ini
secara rutin karena dalam waktu 120 hari sel darah merah akan mati.
Hemoglobin dalam sel darah merah adalah zat besi yang kaya protein.
penumpukan zat besi dalam darah. Kondisi ini dapat merusak hati,
2
terapi khelasi besi diperlukan untuk membuang kelebihan zat besi dari
besi menurut National Hearth Lung and Blood Institute (2008) yaitu:
1) Deferoxamine
waktu lama dan sedikit memberikan rasa sakit. Efek samping dari
pendengaran.
dan kelelahan.
sel induk yang rusak. Sel-sel induk adalah sel- sel di dalam
Cord blood adalah darah yang ada di dalam tali pusat dan plasenta.
mengenali sel kita sendiri sebagai 'diri' dan sel „asing' sebagai lawan
(Okam, 2001).
Penatalaksanaan Keperawatan
kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit dan cemas orang tua
dan membuat keluarga dapat mengatasi masalah atau stress yang terjadi
pada keluarga.
9. Komplikasi
penderita thalassemia.
a. Komplikasi Jantung
enam bulan sekali untuk memeriksa fungsi jantung, dan setahun sekali
2) Osteoporosis
rendah.
sel darah yang memiliki bentuk tidak normal dan berakibat kepada
darah yang sehat akan menjadi tidak efektif jika limpa telah membesar
dan menjadi terlalu aktif, serta mulai menghancurkan sel darah yang
Segera temui dokter jika anak Anda memiliki gejala infeksi, seperti
menjadi rusak, lalu digantikan oleh jaringan parut, serta hepatitis. Oleh
2) Pankreas – diabetes
1. Pengertian Masalah
a. Masalah (Problem)
b. Indikator Diagnostik
validasi diagnosis.
Membentuk inklosion
Pembentukkan rantai α dan β diretikulo Rantai α kurang terbentuk
tidak seimbang dari pada rantai β
Menempel pada dinding eritrosit
Rantai β kurang dibentuk
dibanding α
Hemolysis Thalasemia α
Rantai β tidak dibentuk sama
sekali
Eritropoesis darah yang tidak Rantai g dibentuk tetapi tidak Gangguan pembentukkan
efektif dan penghancuran menutupi kekurangan rantai β rantai α dan β
precursor eritrosit dan
Pembentukkam rantai α dan β
intramedula
Penimbunan dan
Sintesis Hb eritrosit
pengendapan rantai α dan β
hipokrom & mikrositer Thalasemia β
Hemolysis eritrosit yang
immature
Tidak terbentuk HbA
Anemia
Deformitas tulang
Kompensasi tubuh membentuk Peningkatan O2 oleh RBC
eritrosit oleh sumsum tulang
Perubahan bentuk wajah
Penonjolan tulang tengkorak Aliran darah ke organ vital dan jaringan
Hiperplasi sumsum tulang
Pertumbuhan pada tulang
maxilla terjadi O2 dan nutrisi tidak di transport secara
Ekspansif massif sumsum tulang
Terjadi face coley
wajah dan cranium
Perfusi Perifer Tidak Efektif (D.0009)
Perasaan berbeda dengan orang Hipoksia
Gambaran diri negative Tubuh merespon dengan pembentukkan eritrpoetin Suplai O2/Na ke jaringan
Hemokrotamesis
Pembentukkan RBC baru yang immature Gangguan tumbuh kembang(D.0106)
dan mudah lisis
Fibrosis
Perubahan pembentukkan ATP
Hb perlu transfusi
Pigmentasi kulit
Energy yang dihasilkan
(Coklat kehitaman) Terjadi peningkatan Fe
ventilasi adekuat.
a) Subjektif : dyspnea
b) Objektif
a) Subjektif : Ortopnea
b) Objektif
Hemoglobin. (D.0009)
1) Definisi Masalah
a) Subjektif : -
b) Objektif
a) Subjektif
(1) Parastesia
b) Objektif
(1) Edema
hari
istirahat
a) Subjektif
b) Objektif
(4) Sianosis
patogenik
(D.0083)
b) Objektif :
a) Subjektif :
tubuh
lain
b) Objektif
berlebihan
1. Pengkajian Keperawatan
a. Asal Keturunan/Kewarganegaraan
b. Umur
anak normal.
3
e. Pola makan
sehingga berat badan anak sangat rendah dan tidak sesuai dengan
usianya.
f. Pola aktivitas
Anak terlihat lemah dan tidak selincah anak usianya. Anak banyak
merasa lelah
dirujuk ke dokter.
3
diantaranya adalah:
tanpa pangkal hidung, jarak kedua mata lebar, dan tulang dahi
terlihat lebar.
kronik
kurang dari normal. Ukuran fisik anak terlihat lebih kecil bila
9) Kulit
2. Diagnosa Keperawatan
ventilasi adekuat.
a) Subjektif : dyspnea
b) Objektif
a) Subjektif : Ortopnea
b) Objektif
1) Definisi Masalah
a) Subjektif : -
b) Objektif
a) Subjektif
(1) Parastesia
b) Objektif
(1) Edema
hari
istirahat
a) Subjektif
b) Objektif
(4) Sianosis
2) Faktor Risiko
patogenik
2) Faktor Risiko
b) Objektif :
a) Subjektif :
tubuh
lain
b) Objektif
berlebihan
b) Objektif
4
b) Objektif :
(6) Lesu
(8) Regresi
3. Intervensi keperawatan
Kriteria Hasil :
2) Intervensi
Observasi
Terapeutik
Kriteria Hasil :
c) Tenaga Meningkat
2) Intervensi :
Observasi
Terapeutik
atau berjalan
Edukasi
hemoglobin
perifer meningkat
4
Kriteria hasil :
c) Akral membaik
2) Intervensi :
Observasi
atau gelisah
Terapeutik
Edukasi
terbakar
tubuh sekunder
4
Kriteria hasil :
2) Intervensi :
Observasi
Terapeutik
lingkungan pasien
Edukasi
perubahan sirkulasi
Kriteria hasil :
4
2) Intervensi
Observasi
Terapeutik
kering
Edukasi
Kriteria hasil :
menurun
2) Intervensi :
Observasi
perkembangan
social
Terapeutik
citra tubuh
Edukasi
sebaya)
kelompok
ketidakmampuan fisik
5
Kriteria hasil :
d) Afek Membaik
2) Intervensi :
Observasi
Terapeutik
optimal
Edukasi
4. Implementasi keperawatan
(Ghofur, 2016).
5. Evaluasi Keperawatan
psikomotor, perubahan fungsi dan tanda gejala yang spesifik. Terdapat dua
5
perlu dimodifikasi.
terdiri dari empat komponen, di antaranya manusia dalam hal ini anak,
a. Manusia (Anak)
diri, pola koping dan perilaku sosial. Ciri fisik pada semua anak tidak
konsep diri sudah ada sejak bayi akan tetapi belum terbentuk
usia anak.
karena struktur fisik anak dan dewasa berbeda mulai dari besarnya
dewasa mempunyai
b. Sehat-sakit
sehat, sakit, sakit kronis dan meninggal. Rentang ini suatu alat ukur
bantuan dan dukungan pada keluarga. Jadi batasan sehat secara umum
dapat diartikan suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan
c. Lingkungan
anak lahir dengan kelainan bawaan maka di kemudian hari akan terjadi
eksternal seperti gizi buruk, peran orang tua, saudara, teman sebaya
d. Keperawatan
a. Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik,
artinya bahwa tidak boleh memandang anak dari segi fisiknya saja
kembangnya.
maturasi atau kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai
baik.
akan berdampak tidak baik secara fisiologis maupun psikologis anak itu
prinsip tersebut.
a. Sebagai pendidik.
b. Sebagai konselor
perawat dapat saling bertukar pikiran dan pendapat dengan orang tua
alternatif pemecahannya.
perawat, oleh karena itu kerjasama dengan keluarga juga harus terbina
e. Sebagai peneliti.
keperawatan anak.
besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu
yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram) ukuran panjang
kemampuan serta struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
pola yang teratur, dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil dari
definisi WHO, batasan usia anak adalah sejak anak di dalam kandungan
2014).
6. Konsep Hospitalisasi
saat anak sakit dan dirawat di rumah sakit. Keadaan ini terjadi karena
perawatan.
a. Dampak hospitalisasi
2) Kehilangan kontrol
kontrol. Hal ini terihat jelas dalam perilaku anak dalam hal
terhadap lingkungan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
B. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah dua orang klien anak dengan kasus
C. Definisi Oprasional
atau sifat yang dipelajari sehingga menjadi variable yang dapat diukur.
1. Penyakit Thalasemia
66
66
6
menjadi lebih pendek dari normal yaitu berusia 120 hari. Untuk
penelitian ini pada klien 1 yaitu pada tanggal 19 Mei 2015 dan klien 2 pada
E. Prosedur penelitian
kedua klien.
6
adalah :
subjek.
G. Keabsahan Data
sumber data utama yaitu klien, perawat dan keluarga klien yang berkaitan
H. Analisis Data
data sampai dengan semua data terkumpul. Analisis data dilakukan dengan
Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian tentang asuhan
keperawatan anak dengan Thalasemia dalam bentuk Review kasus. Sampel klien
1 diambil dari penelitian yanti (2015) dengan judul Asuhan keperawatan pada
klien An.Z dengan thalassemia mayor dan hemosiderosis yang telah dilaksanakan
ambil dari karya tulis ilmiah tunnaim (2019). dengan judul asuhan keperawatan
anak dengan thalassemia di Ruang Rawat Melati RSUD Abdul Wahab Sjahranie
dari media internet dengan jumlah sampel 2 klien. Adapun hasil penelitian
A. Hasil Penelitian
Samarinda Kalimantan Timur. RSUD ini dibangun pada tahun 1933 dan
merupakan rumah sakit tipe A yaitu sebagai rumah sakit rujukan yang
70 7
71
Gedung Paviliun, Instalasi Rawat Inap kelas I, II, III, dan VIP. Ruang
tempat tidur, dengan tenaga perawat orang, dokter spesialis anak orang.
a. Pengkajian
Tabel 4.1 Hasil anamnesis Klien Anak dengan Thalasemia
25 Kebutuhan Dasar Ibu mengatakan, selama Frekuensi makan 3 kali sehari, 3-4
ini klien tidak ada keluhan sendok makan, jenis makanan
tentang makanan, bahkan nasi, lauk,
sayur dan buah, dan susu.
ketika sakitpun. Makan
biasa 3X/hari dengan
menu paling banyak
dengan ikan dan sayur.
Minum klien paling
senang dengan minuman
dingin
Menurut ibu, BAB dan BAK Buang air besar 1 kali sehari
tidak ada keluhan, BAB biasa buang air kecil 4 kali sehari
sehari sekali. warna kuning jernih dan tidak ada
gangguan ataupun kelainan.
Pada pemeriksaan
palpasi iktus kordis
teraba hangat
Auskultasi : peristaltic
6x/menit
Perkusi
a. Dada Data tidak tersedia Perkusi sonor
b. Jantung Perkusi batas
b. Perut jantung : Basic jantung
c. Ekstermitas berada di ICS II dari lateral
ke media linea , para sterna
sinistra, tidak melebar,
Pinggang jantung berada di
ICS
III dari linea para sterna kiri,
tidak melebar, Apeks jantung
berada
di
ICS V dari linea
midclavikula sinistra, tidak
melebar
Perkusi : timpani
keadaan mukosa bibir kering dan pucat, turgor kulit baik , CRT > 3 dtk
c. Pemeriksaan penunjang
Tabel 4.3 Hasil Pemeriksaan Penunjang Klien Anak dengan
Thalasemia
pada tanggal 13 mei 2019 (Hb : 6,3g/dl) dan pada tanggal 16 mei
d. Terapi
Tabel 4.4 Terapi klien Anak dengan Thalasemia
81
No Klien 1 Klien 2
1 PRC 330 cc Exjade 500 mg (Oral) 1 x 1
Exjade 1x2tab Vitamin C (Oral) 1 x 1
Asam folat 1x1 tablet Asam Folat (Oral) 1 x 1
Vitamin E 2x1 tablet NaCl 0,9% PRC (IVFD) (IVFD) 2
180 cc hari
Sumber : Yanti (2015), Tunnaim (2019)
pada klien 1 mendapatkan terapi PRC 330 cc, Exjade 1x2tab, Asam
folat 1x1 tablet dan vitamin E 2x1 tablet. Sedangkan pada data klien
(IVFD) 2 hari
e. Diagnosa Keperawatan
Tabel 4.5 Diagnosa Keperawatan Klien Anak dengan Thalasemia
2
DS: Anemia (kadar Hb) Intoleransi aktivitas:
Klien mengeluh cepat lelah saat bermain
melakukan aktivitas bermain Komponen selluler pengangkut
O2 ke jaringan
Klien nampak
lemah Aliran darah ke organ vital dan
jaringan berkurang
Klien 2
Tanggal ditemukan Diagnosa Keperawatan
1 13/05/2019 (D.0009) Perfusi Perifer Tidak Efektif
berhubungan
dengan Penurunan Konsentrasi Hemogblobin, ditandai
dengan
DS :
Ibu mengatakan pasien tampak pucat dan lemah
DO:
Pasien tampak pucat
Pasien tampak lemah
Akral dingin
Nadi 92 x/m
Hb 6,3 g/dl
f. Perencanaan
Tabel 4.6 perencanaan pada Klien Anak dengan Thalasemia
detik pretase
2. Nadi perifer stabil 1.3 Instruksikan
3. Akral hangat keluarga untuk
4. Warna kulit mengobservasi
kemerahan kulit jika ada
5. Hemoglobin dalam lesi atau
batas normal laserasi
1.4 Observasi
pengisian
kapiler (<2
detik), akral dan
warna kulit
1.5 Monitor TTV
1.6 Kolaborasi
pemberian
transfuse
2 13/05/2019 Defisit Nutrisi Setelah dilakukan 2.1 Kaji adanya
Berhubungan asuhan keperawatan alergi makanan
Dengan Kurangnya selama 3x24 jam Kolaborasi
Asupan Makanan diharapkan asupan dengan ahli gizi
makanan menjadi untuk menentukan
adekuat. jumlah kalori dan
Kriteria Hasil
1. Nafsu makan nutrisi yang
meningkat dibutuhkan
2. Berat badan ideal pasien
sesuai dengan 2.2 Berikan diet yang
tinggi badan mengandung tinggi
3. Mampu serat untuk mencega
mengidentifikasi konstipasi
kebutuhan nutrisi 2.3 Anjurkan kepada
4. Tidak terjadi penurunan orang tua untuk
berat badan yang meningkatkan intake
berarti adekuat
2.4 Anjurkan kepada ora
tua untuk memberika
makan sedikit
tapi sering
Monitor berat
badan
3 13/05/2019 Intoleransi aktvitas Setelah dilakukan asuhan 3.1 Observasi adanya
berhubungan keperawatan selama pembatasan klien
dengan 3x24 jam diharapkan dalam melakukan
ketidakseimbangan pasien dapat beraktivitas aktivitas
antara suplai dan kembali. 3.2 Kaji adanya
kebutuhan oksigen Kriteria Hasil faktor
1. Tanda-tanda vital yang
dalam batas normal menyebabkan
2. Mampu kelelahan
beraktivitas secara 3.3 Monitor nutrisi
mandiri dan sumber
3. Keseimbangan energy yang
antara aktivitas dan adekuat
86
diberikan pada klien 1 dan klien 2 selama masa perawatan sesuai dengan
g. Implementasi
Tabel 4.7 Implementasi Klien 1 Anak dengan Thalasemia
Waktu
Tindakan Keperawatan Evaluasi
Pelaksanaan
Selasa, 19 Data tidak tercantum
Mei 2015 Membina hubungan saling
pukul 10.30 percaya
Mengatur posisi pasien
senyaman mungkin
Menjelaskan tentang prosedur
pemasangan transpusi pada klien Memasang
infus Nacl 0,9% sebelum transfusi
selasa, 19
Mei 2015,
pukul 11.00 Mengkaji aktivitas yang biasa
dilakukan klien
Menganjurkan klien untuk
membatasi aktivitas yang banyak
mengeluarkan energi seperti lari- lari
88
dengan intervensi agar kriteria hasil dapat tercapai tetapi tidak ditemuka
data evaluasi dan ada beberapa intervensi yang tidak dilakukan kepada
klien.
08:50 4.7 Memonitor tanda dan gejala Tidak ada tanda dan gejala
Infeksi infeksi
08:35 3.3 Memonitor nutrisi dan sumber energy Pasien hanya makan 3-4 sendok
yang adekuat saja setiap makan
08:50 4.5 Memonitor tanda dan gejala Tidak ada tanda dan gejala infeksi
Infeksi
09:50 4.7 Mengajarkan kepada pasien dan keluarga Keluarga dapat memahami
tanda dan gejala infeksi tanda& gejala infeksi
h. Evaluasi
Tabel 4.9 Evaluasi pada Klien 1 Anak dengan thalassemia
A : masalah teratasi
O:
di transpusi
Respirasi 22x/menit
O:
Pasien tampak pucat
Pasien tampak lemah
N : 90x/m, akral dingin, CRT >3 detik
P : Lanjutkan Intervensi
1.1 Monitor adanya daerah
tertentu yang hanya peka
terhadap
panas/dingin/tajam/tumpul
1.2 Monitor adanya pretase
1.3 Instruksikan keluarga untuk
96
P : Lanjutkan intervensi
2.1 Kaji adanya alergi makanan
2.2 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien
2.3 Berikan diet yang
mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
2.4 Anjurkan kepada orang tua
untuk meningkatkan intake adekuat
2.5 Anjurkan kepada orang tua untuk
memberikan makan sedikit tapi sering
2.6 Monitor berat badan
3. 14:00 DK 3 Intoleransi S:
Aktivitas Ibu mengatakan pasien banyak istirahat
di tempat tidur
Ibu mengatakan pasien sangat lemah
untuk beraktvitas
O:
pasien tampak lemah
pasien banyak tidur daripada aktivitas
Hb 6,3 g/dl
P: Lanjutkan intervensi
4.1 Observasi adanya
pembatasan klien dalam melakukan
aktivitas
4.2 Kaji adanya faktor yang
menyebabkan kelelahan
4.3 Monitor nutrisi dan sumber energy
yang adekuat
97
O:
Pasien tampak lemah
HB 6,3 g/dl
Leukosut 15.000 sel/mm
P : Lanjutkan intervensi
4.1 Batasi pengunjung bila
perlu.
4.2 Instruksikan pada
pengunjung untuk mencuci
tangan saat berkunjung dan
setelah berkunjung
meninggalkan pasien.
4.3 Cuci tangan sebelum dan
sesudah tindakan
keperawatan.
4.4 Pertahankan lingkungan
aseptic selama pemasangan
alat.
4.5 Monitor tanda dan gejala infeksi
sistemik dan lokal.
4.6 Dorong masukan nutrisi
yang cukup.
4.7 Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan gejala
infeksi
5. 14:00 DK 5 Gangguan S:
Tumbuh Kembang ibu mengatakan bb pasien sulit
naikmdan terlihat kurus
O:
pasien terlihat kurus
BB 12kg tb 90cm
P : lanjutkan intervensi
5.1 Berikan diet tinggi nutrisi yang
seimbang
5.2 Pantau tinggi dan berat badan
gambarkan pada grafik pertumbuhan
5.3 Dorong aktivitas yang sesuai dengan
usia pasien
98
P : Lanjutkan Intervensi
1.1 Monitor adanya daerah
tertentu yang hanya peka
terhadap
panas/dingin/tajam/tumpul
1.2 Monitor adanya pretase
1.3 Instruksikan keluarga untuk
mengobservasi kulit jika ada lesi atau
laserasi
1.4 Observasi pengisian kapiler (<3
detik), akral dan warna kulit
1.5 Monitor TTV
O:
Pasien tampak kurus
Pasien hanya makan 3-4 sendok saja
sekali makan
BB 12kg
P : Lanjutkan intervensi
2.1 Kaji adanya alergi makanan
2.2 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien
2.3 Berikan diet yang
mengandung tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
2.4 Anjurkan kepada orang tua untuk
meningkatkan intake
99
adekuat
2.5 Anjurkan kepada orang tua
untuk memberikan makan
sedikit tapi sering
2.6 Monitor berat badan
3. 14:00 DK 3 Intoleransi S:
Aktivitas ibu mengatakan pasien sudah beraktivitas
bermain di sekitar tempat tidurnya
O:
pasien dapat beraktivitas kecil dalam
kamarnya
pasien masih tampak pucat
P : Lanjutkan intervensi
3.6 Observasi adanya
pembatasan klien dalam melakukan
aktivitas
3.7 Kaji adanya faktor yang
menyebabkan kelelahan
3.8 Monitor nutrisi dan sumber energy
yang adekuat
3.9 Monitor pasien akan adanya
kelelahan fisik dan emosi secara
berlebihan
3.10Monitor respon kardivaskuler
terhadap aktivitas (sesak nafas &
pucat)
O:
Pasien tampak lebih beraktivitas dari
kemarin
Tidak ada tanda dan gejala infeksi
P : Lanjutkan intervensi
4.1 Batasi pengunjung bila perlu.
4.2 Instruksikan pada
pengunjung untuk mencuci tangan
saat berkunjung dan setelah
berkunjung meninggalkan pasien.
4.3 Cuci tangan sebelum dan sesudah
tindakan keperawatan.
4.4 Pertahankan lingkungan aseptic
selama pemasangan alat.
10
O:
BB 12kg tb 90cm pasien
terlihat kurus
P : lanjutkan intervensi
5.1 Berikan diet tinggi nutrisi yang
seimbang
5.2 Pantau tinggi dan berat badan
gambarkan pada grafik pertumbuhan
5.3 Dorong aktivitas yang sesuai
dengan usia pasien
5.4 Ajarkan kedua orangtua
O:
Pasien tidak anemis
Akral hangat
N: 90x/m, CRT <2 detik, kulit
kemerahan
HB sekarang 10,8 g/dl
A : Masalah teratasi
O:
Pasien sudah mau makan sendiri dan
habis ¼ porsi
BB 12kg tidak ada penurunan berat
badan
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
4 12:00 DK 4 Resiko Infeksi S:
Ibu mengatakan tidak ada tanda dan
gejala infeksi yang muncul
O:
HB sekarang 10,8g/dl
Leukosit 18.000 sel/mm
5 12:00 DK 5 Gangguan S:
Tumbuh ibu mengatakan bb pasien sulit
Kembang naik dan terlihat kurus
O:
pasien terlihat kurus
BB 12kg tb 90cm
dorong aktivitas sesuai dengan usia pasien, dan ajarkan kedua orang tua
B. PEMBAHASAN
maupun kesenjangan antara teori dan hasil asuhan keperawatan pada anak
keperawatan.
10
1. Pengkajian
dan klien 2 dilakukan pada hari 15 mei 2019, terdapat keluhan yang sama
pada pada data pengkajian yaitu pada klien 1 nampak pucat, mengeluh
badan lemas dan pusing (Yanti, 2015). sedangkan pada klien 2 klien
tampak pucat dan lemah (Tunnaim, 2019). hal ini sesuai dengan teori
diantaranya gejala pusing, pucat, badan lemas, sukar tidur, tidak nafsu
baik, mukosa bibir kering dan CRT >3 dtk (Tunnaim,2019). Menurut Ray
10
(2013) Gejala yang didapat pada pasien berupa gejala umum yaitu:
penipisan tulang dan penonjolan pada dahi) Hal ini disebabkan oleh
menjadi pucat.
kelabu serupa dengan besi akibat penimbunan besi dalam jaringan kulit
dan limpa.
teori dan kasus. Bahwa gejala pada anak Thalasemia klien 1 pada data
klien 2 sama hal nya dengan teori pasien yaitu klien tidak nafsu makan,
Nampak pucat dan anak lemah dan pada pemeriksaan fisik ditemukan
yang muncul pada penderita thalasemia antara lain pucat, lemas, dan tidak
nafsu makan . Terdapat kesenjangan antara kasus dan teori yaitu baik klien
spontan.
Pada data klien 1 dan data klien 2 tidak ditemukan adanya data
marah, beerontak, ekspresi verbal dengan tidak mau bekerja sama dengan
10
perawat, rasa cemas pada anak muncul akibat adanya pembatasan aktivitas
sel darah merah di dalam pembuluh darah sehingga umur eritrosit menjadi
2. Diagnosa Keperawatan
dan Nurarif dan Kusuma (2016) dalam buku NANDA (2016) dan PPNI
10
keperawatan indonesia.
sesuai dengan SDKI. gejala dan tanda mayor subjektif : ( data tidak
tersedia) dan data Obektif : pengisian kapiler > 3 detik, nadi perifer
menurun atau tidak teraba, akral teraba dingin, warna kulit pucat dan
Extermitas dingin dan klien tampak pucat sedangkan pada klien 2 data
data pengisian kapiler > 3 detik, nadi perifer menurun atau tidak
teraba dan turgor kulit menurun. ini di karenakan data yang tidak
klien 1 anak nampak pucat mengeluh badan lemas dan pusing dan
pada data klien 2 anak lemah dan ibu mengatakan anaknya tampak
pucat. Pada data klien 1 dan klien 2 terdapat data pemeriksaan hasil
konjugtiva anemis. dan pada klien 2 suhu: 36,4⁰C akral dingin, nadi
destruksi, sehingga usia sel-sel darah merah menjadi lebih pendek dari
gangguan.
tubuh.
data pada klien 1 anak mengeluh cepat lelah saat melakukan aktivitas
11
terpenuhi, sehingga fungsi tubuh pun terganggu dan tidak mampu lagi
(halodoc,2019).
klien 2 :
phatway yang bersumber dari Nurarif dan Kusuma (2016) dalam buku
makanan karena tidak ditemukan data tanda dan gejala defisit nutrisi
pada klien 1. Dari data hasil pengkajian ditemukan data ibu klien 2
- 4 sendok makan dan IMT 14,8 (BB kurang) dan ibu mengatakan
makro dan zat gizi mikro yang dibutuhkan tubuh sehingga berdampak
Studi tahun 2010 yang di terbitkan dalam journal new york academy f
gejala mayor dan minor pada data subjektif dan objektifnya karena
masih bersifat resiko akibat dari klien yang merasakan merasa lemah ,
sulit naik, pasien tampak kurus dan lemah. sedangkan pada pada klien
(PPNI,2017).
3. Intervensi Keperawatan
memberi arah bagi tujuan yang ingin dicapai, hal yang akan dilakukan,
2008).
kriteria hasil : TTV dalam batas rujukan, ekstermitas hangat, warna kulit
hasil : pengisian CRT < 3 detik, nadi perifer stabil, akral hangat, warna
jika ada lesi atau laserasi, Observasi pengisian kapiler (<3 detik) akral dan
PPNI (2018) & PPNI (2019) untuk masalah keperawatan perfusi perifer
perawatan kulit yang tepat (mis. Melembabkan kulit kering pada kaki).
menghentikan aktivitas bila ada nyeri dada, nafas pendek, kelemahan atau
PPNI (2018) & PPNI (2019) untuk masalah keperawatan dengan masalah
dan kebutuhan oksigen. Adapun standar intervensi dan standar luaran dari
periode aktivitas.
anjurkan kepada orang tua untuk memberikan makan sedikit tapi sering
sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai dan kalaborasi :
kalaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil : pasien bebas dari tanda dan
dan gejala infeksi sistemik dan local, dorong masukan nutrisi yang cukup
dan Edukasi : ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi.
observasi : Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistmik, terapeutik :
jelaskan tanda dan gejala infeksi, ajarkan cuci tangan dengan benar dan
diet tinggi nutrisi yang seimbang, dorong aktivitas yang sesuai dengan
usia pasien Observasi : pantau tinggi dan berat badan gambarkan pada
anak dan perilaku anak dan anjurkan orang tua berinteraksi dengan anak.
4. Implementasi keperawatan
dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang baik
komunikasi.
tanggal 19 mei 2015 s/d 19 mei 2015 di RSUP DR hasan sadikin bandung
hasil (yanti, 2015) sedangkan pada klien 2 dilakukan pada tanggal 13 mei
2019 s/d 15 mei 2019 di RSUD Abdul wahab sjahranie (Tunnaim, 2017).
perfusi perifer tidak efektif pada klien 1. Tindakan yang dilakukan sesuai
yang dilakukan yaitu Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka
keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada lesi atau laserasi, observasi
pengisian kapiler (<2 detik), akral dan warna kulit, monitor TTV dan
ada beberapa tindakan yang tidak dilakukan yaitu kaji warna kulit,
indonesia menurut PPNI (2018) ada intervensi yang tidak dilakukan yaitu
atau dingin), dan edukasi meliputi anjurkan mengecek air mandi untuk
12
menghindari kulit terbakar dan anjurkan perawatan kulit yang tepat (mis.
sesak, nyeri dada, kelemahan dan pusing hebat, menganjurkan klien dan
ibu agar mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti sayuran dan buah-
dan sumber energy yang adekuat, monitor pasien akan adanya kelelahan
produksi energy tubuh pada klien 1 ada beberapa tindakan yang tidak
(2018) ada intervensi yang tidak dilakukan oleh peneliti kepada klien 1
yang dibuat oleh peneliti yaitu kaji adanya alergi makanan Kolaborasi
dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
intake adekuat, dan anjurkan kepada orang tua untuk memberikan makan
sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai dan kalaborasi :
12
kalaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
dan gejala infeksi sistemik dan local, dorong masukan nutrisi yang cukup
dan ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi. Dalam
pada klien 2 ada beberapa tindakan yang tidak dilakukan peneliti yaitu
dengan benar.
berikan diet tinggi nutrisi yang seimbang, pantau tinggi dan berat badan
fisik pada klien 2 ada beberapa tindakan yang tidak dilakukan peneliti
yaitu memberikan diet tinggi nutrisi yang seimbang dan dorong aktivitas
5. Evaluasi Keperawatan
teratasi pada hari ketiga. evaluasi pada klien 1 setelah dilakukan tindakan
adalah acral hangat, tetesan infus lancar, tampak tenang saat transfuse dan
pucat, konjungtiva tidak anemis, akral hangat, CRT < 2 detik dan jumlah
hemoglobin dalam batas normal yaitu pada klien 1 hasil lab HB: 10,8 g/dL
energy tubuh pada klien 1 masalah teratasi sebagian pada hari pertama
dan klien tampak main membaca sambil transfusi sedangkan evaluasi pada
teratasi pada hari ke tiga dengan hasil klien dapat beraktivitas seperti biasa,
tampak kemerahan.
hari ke tiga masalah teratasi sebagian dengan hasil klien sudah mau makan
sendiri dan habis ½ porsi dan tidak ada penurunan berat badan. Intervensi
adekuat.
pada klien 2 dapat teratasi pada hari ke tiga dan hasil evaluasi adalah tidak
ada tanda dan gejala infeksi yang muncul, Hb sekarang 10,8g/dl dan
fisik pada klien 2 masalah belum teratasi pada hari ke tiga dengan hasil ibu
mengatakan BB klien sulit naik dan terlihat kurus pasien tampak kurus dan
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
adanya beberapa tanda dan gejala yang sama. Keluhan yang di rasakan
riwayat yang sama yaitu terdiagnosa pada usia <1 tahun dan rutin
2. Diagnosa Keperawatan
131
13
ada 5 diagnosa yang muncul yaitu Perfusi perifer tidak efektif, Defisit
3. Intervensi Keperawatan
indonesia.
4. Implementasi Keperawatan
dilakukan.
5. Evaluasi Keperawatan
B. Saran
1. Bagi Peneliti
hasil penelitian yang peneliti dapatkan bisa menjadi bahan acuan dan
thalasemia.
DAFTAR PUSTAKA
Dona, Marnis, Ganis Indriati, dan Fathara Anis Nauli . (2018). Hubungan Tingkat
Pengetahuan dengan Kualitas Hidup Anak Thalasemia. Jurnal Keperawatan
Sriwijaya.
135
13
Nurarif, Amin Huda, & Hardi Kusuma. (2016). NANDA NIC-NOC. Jogjakarta:
Percetakan Medication Publishing Jogjakarta.
Sawitri, Harvina, & Cut Asmaul Husna,. (2018). Karakteristik Pasien Thalasemia
Mayor di BLUD RSU Cut Meutia Aceh Utara Tahun 2018.
Tunnaim, Nurjanna. (2019). Karya tulis ilmiah asuhan keperawatan anak dengan
thalasemia di ruang rawat melati rsud abdul wahab sjahranie samarinda.
Diambil dari https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.
poltekkeskaltim.ac.id/313/1/1.%2520%2520COVER%2520DEPAN%2520%
252814%2520files%2520merged%2529.pdf&ved=2ahUKEwim6s-M-
6DpAhU863MBHVelB48QFjAAegQIAhAB&usg=AOvVaw1b-
lflob9ypxxpGYMP3BE0
Yanti, Irma. (2015). Asuhan keperawatan pada klien an.z dengan thalasemia
mayor dan hemosiderosis dipoliklinik thalasemia RSUP DR Hasan sadikin
bandung. Diambil dari https://id.scribd.com/doc/269970113/askep-
thalasemia
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN An. Z DENGAN
POLIKLINIK THALASEMIA
Disusun Oleh :
2015
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN AN. Z DENGAN
POLIKLINIK THALASEMIA
A. PENGKAJIAN ANAK
1. Identitas Klien
Nama : An.Z
Usia : 9 tahun
Agama : Islam
Kultur : Sunda
Diagnosa Medis : Thalasemia Mayor
Tanggal Dikaji : 19 Mei 2015
Tanggal Kunjungan : 19 Mei 2015
No Medrec : 402061
Nama Ayah/Ibu : Tn. A/ Ny.N
Usia Ayah/Ibu : 42 th/ 40 th
Pekerjaan Ayah/Ibu : Buruh /IRT
Pendidikan Ayah/Ibu : SMA/SMA
Alamat : Jln. Ciodeng timur Bandung
6. Riwayat Keluarga
Ibu menyangkal bahwa dirinya dan suaminya menderita thalasemia atau
membawa (Carier). Ibu menyangkal dikeluarganya ada yang mengidap thalasemia
hanya orang tua dari suaminya mengidap kanker. Ibu dan suami pernah diperiksa
darah namun hasilnya menurut ibu negatif.
Genogram
7. Riwayat Sosial
Klien saat ini masih sering bermain dengan saudara-saudara nya yang lain, dan
sering bermain di luar rumah dan sering pulang dengan kecapekan.
8. Data Psikologis
Klien mengetahui dia terkena Thalasemia dan harus dapat darah tiap 3 minggu,
namun klien nampak tenang. Klien bercita-cita ingin menjadi guru bila sudah
besar nanti
9. Riwayat Imunisasi
Menurut ibu, klien mendapatkan imunisasi dasar Cuma imunisasi campak yang
terlewat karena anaknya panas.
Anemia (HB )
DO:
Konjungtiva anemis Pengikatan O2 oleh Hb
Klien nampak pucat dan
lemes Aliran O2 ke organ vital dan
Hb 8,5 gr/dl jaringan berkurang
Ekstremitas dingin
O2 dan nutrisi tidak di transport
m secara adekuat
DS:
Klien mengeluh cepat lelah saat Anemia (kadar Hb ) Komponen Intoleransi aktivitas:
melakukan aktivitas bermain bermain
selluler pengangkut
DO: O2 ke jaringan
Klien nampak lemah
Pengikatan O2 oleh Hb
Klien tampak pucat
Aliran darah ke organ vital dan
jaringan berkurang
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan Perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan kadar haemoglobin
2. Intoleransi aktivitas;bermain berhubungan dengan penurunan produksi energi tubuh
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Kriteria hasil: 2. Posisikan tubuh klien semi fowler 2. Pengembangan paru akan lebih
TTV dalam batas rujukan maksimal
Ekstremitas hangat
Warna kulit tidak pucat 3. Observasi TTV setelah transfusi 3. Peningkatan suhu dan respirasi
Hb meningkat mengindikasikan terjadi alergi
selama transpusi
4. Kaji warna kulit, membrane mukosa
5. Kaji keadaan ekstremitas
2. Intoleransi aktivitas: bermain Setelah dilakukan intervensi 1. Kaji aktivitas yang bisa menyebabkan 1. Aktivitas berlebih
b.d penurunan produksi keperawatan, klien dan orang tua kelelahan meningkatkan beban tubuh
energi tubuh mengetahui dan memahami jenis dalam pemenuhan oksigen
aktivitas bermain yang harus
dibatasi 2. Anjurkan untuk menghentikan aktivitas 2. Manifestasi cardiopulmonal
bila ada nyeri dada, nafas pendek, dari upaya jantung dan paru
kelemahan atau pusing untuk membawa jumlah
oksigen adekuat ke jaringan
A : masalah teratasi
P : anjurkan klien menghindari aktifitas berat di
rumah
2 selasa, 19 Mei 2015, pukul 11.00 Selasa, 19 Mei 2015, pukul 13.00
- Mengkaji aktivitas yang biasa dilakukan klien S:
- Menganjurkan klien untuk membatasi aktivitas yang banyak mengeluarkan - Klien mengatakan ingin maen keluar
energi seperti lari-lari rumah namun sering kecapekan
- Menganjurkan klien untuk terus beraktivitas layaknya anak normal tapi - Klien mengatakan senang main HP dan
membatasi aktivitas yang berlebihan membaca
- Menganjurkan ibu dan klien untuk memantau adanya pusing , sesak atau lemes O:
- Menganjurkan ibu untuk segera membawa klien ke RS bila terjadi penurunan - Klien nampak membaca sambil di
keadaan tubuh seperti sesak, nyeri dada , kelemahan dan pusing hebat transpusi
- Menganjurkan klien dan ibu agar mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti - Respirasi 22x/menit
sayuran dan buah-buahan - Ibu klien mendengarkan penjelasan
dengan baik
OLEH:
NURJANNA TUNNAIM
NIM:P07220116069
35
BAB IV
4.1 HASIL
bentuk studi kasus telah dilaksanakan di Ruang Rawat Melati RSUD Abdul
15 Mei dengan jumlah sampel sebanhyak dua pasien, dengan hasil sebagai
berikut:
Sjahranie yang terletak di Jalan Palang Merah No. 1, Sidodadi Samarinda Ulu
Kota Samarinda Kalimantan Timur. RSUD ini dibangun pada tahun 1933 dan
merupakan rumah sakit tipe A yaitu sebagai rumah sakit rujukan yang
tempat tidur, dengan tenaga perawat orang, dikter spesialis anak orang. Kasus
34
3
darah.
4.1.2 Pengkajian
MRS/ Tgl Pengkajian 7 Mei 2019/7 Mei 2019 13 Mei 2019/13 Mei 2019
Riwayat Ibu pasien mengatakan dalam masa Ibu pasien mengatakan dalam masa
Kehamilan dan kehamilan tidak ada masalah kehamilan tidak ada masalah dengan
Kelahiran dengan kandungan, ibu kandungan, ibu mengandung selama
mengandung selama 9 bulan dan 9 bulan dan lahir secara
lahir secara normal/spontan dibantu normal/spontan dibantu tenaga medis
tenaga medis bidan. Ibu bidan. Ibu mengatakan saat lahir BB
mengatakan saat lahir BB pasien pasien 2.400 gram dan PB 43 cm.
2.300 gram dan PB 40 cm.
Riwayat Ibu pasien mengatakan sejak lahir Ibu pasien mengatakan sejak lahir
Kesehatan pasien sering demam naik turun, pasien sering demam naik turun dan
Dahulu berat badan sulit naik, dan ISPA. berat badan sulit naik. Saat pasien
Saat pasien usia 11 bulan, pasien batuk usia 9 bulan, pasien demam naik turun
berdahak hingga sesak dan disertai demam selama 10 hari kemudian diperiksakan ke RS
naik turun selama 2 minggu kemudian ternyata kadar Hb hanya 6,4 g/dl. Setelah
diperiksakan ke melakukan
RS ternyata kadar Hb hanya 6 g/dl. pemeriksaan dan terdiagnosis
Setelah melakukan pemeriksaan menderita Thalasemia pasien rutin
dan terdiagnosis menderita menjalani transfusi 4 minggu sekali.
Thalasemia pasien rutin menjalani
transfusi 4 minggu sekali.
Riwayat Ibu pasien mengatakan dari keluarga tidak Ibu pasien mengatakan dari keluarga tidak
Kesehatan ada yang menderita penyakit keturunan. ada yang menderita penyakit keturunan.
Keluarga
Pola aktivitas Kegiatan bermain di rumah sakit tidak ada Kegiatan bermain di rumah sakit tidak ada
dan latihan
Pola tidur Tidur siang ± 1 jam per hari, malam hari ± Tidak ada Tidur siang , malam hari ± 7 jam
3
6 jam per hari, tidak ada keluhan sulit per hari, tidak ada keluhan sulit tidur
tidur
Pola eliminasi Belum ada buang air besar, buang air kecil Buang air besar 1 kali sehari, buang air kecil
frekuensi 3 kali sehari warna kuning 4 kali sehari, warna kuning jernih dan tidak
jernih dan tidak ada gangguan ataupun ada gangguan ataupun kelainan
kelainan
Pola kebersihan diri Mandi 2 kali sehari, gosok gigi 1 kali Mandi 2 kali sehari, gosok gigi 1 kali sehari,
sehari, belum ada potong kuku, belum ada belum ada potong kuku, belum ada cuci
cuci rambut rambut
Pola hubungan dan Pengasuh anak adalah orang tua, Pengasuh anak adalah orang tua, hubungan
peran hubungan dalam keuarga adalah anak, dalam keuarga adalah anak, hubungan
hubungan dengan teman sebaya baik, dengan teman sebaya baik, hubungan dengan
hubungan dengan orang lain baik, orang lain baik, perhatian pada lawan bicara
perhatian pada lawan bicara baik baik
Kesadaran Kesadaran compos mentis & GCS Kesadaran compos mentis & GCS
E4M6V5 E4M6V5
A. Pemeriksaan kepala Bentuk kepala makro, wajah Bentuk kepala makro, wajah
1) Kepala simetris, Kulit kepala bersih. simetris, Kulit kepala bersih.
Penyebaran rambut merata Penyebaran rambut merata
berwarna hitam rambut mudah berwarna hitam rambut mudah
dicabut, Ubun-ubun besar dan dicabut, Ubun-ubun besar dan
tidak ada kelainan. tidak ada kelainan.
2) Telinga Bentuk telinga sedang, simetris kanan Bentuk telinga sedang, simetris kanan
dan kiri. Lubang telinga dan kiri. Lubang telinga
bersih, tidak ada serumen bersih, tidak ada serumen
berlebih, pendengaran berfungsi berlebih, pendengaran berfungsi
dengan baik. dengan baik.
3
3) Mata Mata lengkap, simetris kanan dan Mata lengkap, simetris kanan dan
kiri., kornea mata jernih kanan kiri., kornea mata jernih kanan
dan kiri. Konjuntiva anemis dan dan kiri.
sclera ikterik Kelopak Konjuntiva anemis dan sclera ikterik
mata/palepebra tidak ada Kelopak mata/palepebra
pembengkakan. Adanya reflek tidak ada pembengkakan. Adanya
cahaya pada pupil dan bentuk isokor reflek cahaya pada pupil dan bentuk
kanan dan kiri, iris kanan kiri isokor kanan dan kiri, iris kanan kiri
berwarna hitam, tidak ada kelainan. berwarna hitam, tidak ada kelainan.
5) Mulut Keadaan mukosa bibir kering dan Keadaan mukosa bibir kering dan
pucat. Tidak terdapat caries pada pucat. terdapat caries pada
gigi Tonsil ukuran normal uvula gigi.Tonsil ukuran normal uvula
letak simetris ditengah . letak simetris ditengah .
B. Pemeriksaan leher Kelenjar getah bening teraba, Kelenjar getah bening teraba,
tiroid teraba, posisi trakea letak tiroid teraba, posisi trakea letak
ditengah tidak ada kelainan. ditengah tidak ada kelainan
C. Pemeriksaan thorak Tidak ada sesak nafas, batuk dan Tidak ada sesak nafas, batuk dan
sistem pernafasan secret. Bentuk dada simetris, irama secret. Bentuk dada simetris, irama
a. Inspeksi thorak nafas teratur, pola nafas nafas teratur, pola nafas
b. Palpasi c. normal,tidak ada otot bantu normal,tidak ada otot bantu
Perkusi pernafasan, vocal permitus dan pernafasan, vocal permitus dan
d. Auskultasi ekspansi paru anterior dan ekspansi paru anterior dan
posterior dada normal, perkusi posterior dada normal, perkusi
sonor, auskultasi suara nafas sonor, auskultasi suara nafas
vesikuler. vesikuler.
D. Pemeriksaan jantung Pada pemeriksaan inspeksi CRT Pada pemeriksaan inspeksi CRT
a.Inspeksi dan >3 detik tidak ada sianosis. Pada >3 detik tidak ada sianosis. Pada
palpasi pemeriksaan palpasi iktus kordis pemeriksaan palpasi iktus kordis
b. Perkusi batas teraba hangat. Perkusi batas jantung : teraba hangat. Perkusi batas jantung :
jantung Basic jantung berada di ICS II dari Basic jantung berada di ICS II dari
c. Auskultasi lateral ke media linea , para sterna lateral ke media linea , para sterna
sinistra, tidak melebar, Pinggang sinistra, tidak melebar, Pinggang
jantung berada di ICS jantung berada di ICS
III dari linea para sterna kiri, tidak III dari linea para sterna kiri, tidak
melebar, Apeks jantung berada di melebar, Apeks jantung berada di
ICS V dari linea midclavikula ICS V dari linea midclavikula
sinistra, tidak melebar. Pemeriksaan sinistra, tidak melebar. Pemeriksaan
auskultasi : bunyi jantung I saat auskultasi : bunyi jantung I saat
auskultasi terdengar bunyi jantung auskultasi terdengar bunyi jantung
normal dan regular, bunyi jantung normal dan regular, bunyi jantung
II : saat auskultasi terdengar bunyi II : saat auskultasi terdengar bunyi
jantung normal dan regular, bunyi jantung normal dan regular, bunyi
jantung tambahan : tidak ada bunyi jantung tambahan : tidak ada bunyi
jantung tambahan, dan tidak ada jantung tambahan, dan tidak ada
kelainan. kelainan.
3
E. Pemeriksaan Sistem Inspeksi : Bentuk abdomen bulat Inspeksi : Bentuk abdomen bulat
Pencernaan dan datar, benjolan/masa tidak ada dan datar, benjolan/masa tidak ada
a. Inspeksi pada perut, tidak tampak bayangan pada perut, tidak tampak bayangan
b. Palpasi pembuluh darah pada pembuluh darah pada
c. Perkusi abdomen, tidak ada luka operasi. abdomen, tidak ada luka operasi .
d. Auskultasi Palpasi : tidak ada nyeri tekan, Palpasi : tidak ada nyeri tekan,
tidak ada massa. tidak ada massa.
Perkusi : timpani Perkusi : timpani
Auskultasi : peristaltic 5x/menit Auskultasi : peristaltic 6x/menit
F. Sistem Persyarafan reflek fisiologis : patella (-), reflek fisiologis : patella (-),
reflek patofisiologis : babinski (-) reflek patofisiologis : babinski (-)
tidak ada gangguan pandangan, tidak ada gangguan pandangan,
gangguan pendengaran, dan gangguan pendengaran, dan
gangguan penciuman. gangguan penciuman.
G. Pemeriksaan Pergerakan sendi bebas, tidak ada Pergerakan sendi bebas, tidak ada
muskuluskeletal dan kelainan ekstermitas, tidak ada kelainan ekstermitas, tidak ada
Integumen kelainan tulang belakang, turgor kelainan tulang belakang, turgor
kulit baik. kulit baik
Kekuatan otot : Kekuatan otot :
55 55
5 5 5 5
H. Sistem Genetalia – Scrotum sudah turun dan tidak Scrotum sudah turun dan tidak
Anus ada kelainan. ada kelainan.
Penatalaksanaa Terapi
Anak 1 Anak 2
1. Exjade 500 mg (Oral) 1 x 1 1. Exjade 500 mg (Oral) 1 x 1
2. Vitamin C (Oral) 1 x 1 2. Vitamin C (Oral) 1 x 1
3. Asam Folat (Oral) 1 x 1 3. Asam Folat (Oral) 1 x 1
4. NaCl 0,9% (IVFD) 4. NaCl 0,9% (IVFD)
5. PRC 180 cc (IVFD) 2 hari 5. PRC 180 cc (IVFD) 2 hari
Anak Anak
No 1 2
Tanggal Diagnosa Keperawatan Tanggal Diagnosa Keperawatan
ditemukan ditemukan
1 07/05/2019 (D.0009) Perfusi Perifer 13/05/2019 (D.0009) Perfusi Perifer
Tidak Efektif Tidak Efektif
berhubungan dengan berhubungan dengan
Penurunan Konsentrasi Penurunan Konsentrasi
Hemogblobin, ditandai Hemogblobin, ditandai
dengan dengan
DS Ibu
: mengatakan pasien DS :Ibu mengatakan
tampak pucat dan pasien tampak pucat
lemah dan lemah
DO:
DO : Pasien tampak pucat
Pasien tampak pucat Pasien tampak lemah
Pasien tampak lemah Akral dingin
Akral dingin Nadi 92 x/m
Nadi 80 x/m Hb 6,3 g/dl
Hb 7,1 g/dl
4
DO : DO :
HB 7,1 g/dl HB 6,3 g/dl
Leukosit 14.000 sel/mm Leukosit 15.000
Pasien merasa lemah sel/mm
Pasien merasa lemah
2 08.00 2.1 Menanyakan adanya alergi Ibu mengatakan pasien tidak ada
4
11 08.35 3.3 Memonitor nutrisi dan Pasien tidak nafsu makan dan
sumber energy yang hanya menghabiskan 2-3 sendok
adekuat saja
Tidak ada pretase
12 08.40 1.2 Memeriksa adanya pretase
CRT >3 detik, akral dingin, dan warna
13 08.45 1.4 Mengobservasi kulit pucat
pengisian kapiler (<2
detik), akral, dan warna
kulit
14 08.50 4.7 Memonitor tanda dan Tidak ada tanda dan gejala infeksi
gejala infeksi
17 09.30 4.6 Mendorong auspan nutrisi Ibu memahami anjuran dari perawat
yang cukup
18 09.50 4.7 Mengajarkan kepada pasien Keluarga dapat memahami tanda dan
dan keluarga tanda dan gejala gejala infeksi
infeksi
21 11.00 1.6 Memberikan transfusi darah PRC 90 cc habis dalam waktu 2 jam
menggunakan infus pump
Bb 10 kg dan tb 80 cm
22 13.10 5.2 mengukur bb dan tb pasien
2 08.00 2.1 Menanyakan adanya alergi Ibu mengatakan pasien tidak ada
makanan alergi makanan
10 08.35 3.3 Memonitor nutrisi dan Pasien hanya makan 3-4 sendok saja
sumber energy yang adekuat
12 08.45 1.4 Mengobservasi pengisian CRT >2 detik, akral hangat, dan warna
kapiler (<2 detik), akral, dan kulit pucat
warna kulit
Tidak ada tanda dan gejala infeksi
13 08.50 4.7 Memonitor tanda dan gejala
infeksi
15 09.30 4.6 Mendorong auspan nutrisi Ibu memahami anjuran dari perawat
yang cukup
16 09.50 4.7 Mengajarkan kepada pasien Keluarga dapat memahami tanda dan
dan keluarga tanda dan gejala gejala infeksi
infeksi
20 11.00 1.6 Memberikan transfusi darah PRC 90 cc habis dalam waktu 2 jam
menggunakan infus pump
No Tannggal Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan
Jam
1 09/05/19 1.5 Menghitung nadi dan Nadi : 88x/m dan Suhu tubuh pasien :
07.40 mengukur suhu 36,5oC
2 08.00 2.1 Menanyakan adanya alergi Ibu mengatakan pasien tidak ada
makanan alergi makanan
beraktivitas
12 08.45 1.4 Mengobservasi pengisian CRT <2 detik, akral hangat, dan warna
kapiler (<2 detik), akral, kulit kemerahan
dan warna kulit
13 08.50 4.7 Memonitor tanda dan gejala Tidak ada tanda dan gejala infeksi
infeksi
perawat
18 10.20 4.1 Membatasi pengunjung
yang datang
Tabel 4.11 Pelaksanaan Tindakan Pasien Anak 2 dengan Thalasemia di RSUD
AWS
2 08.00 2.1 Menanyakan adanya alergi Ibu mengatakan pasien tidak ada
makanan alergi makanan
7 08.15 3.2 Mengkaji factor yang Ibu mengatakan pasien beberapa hari
menyebabkan kelelahan terakhir tampak pucat dan tidak
bersemangat
2 08.00 2.1 Menanyakan adanya alergi Ibu mengatakan pasien tidak ada
makanan alergi makanan
12 08.45 1.4 Mengobservasi pengisian CRT >2 detik, akral hangat, dan
kapiler (<2 detik), akral, warna kulit pucat
dan warna kulit
13 08.50 4.7 Memonitor tanda dan gejala Tidak ada tanda dan gejala infeksi
infeksi
15 09.30 4.6 Mendorong auspan nutrisi Ibu memahami anjuran dari perawat
yang cukup
16 09.50 4.7 Mengajarkan kepada pasien Keluarga dapat memahami tanda dan
5
2 08.00 2.1 Menanyakan adanya alergi Ibu mengatakan pasien tidak ada
makanan alergi makanan
12 08.45 1.4 Mengobservasi pengisian CRT <2 detik, akral hangat, dan
kapiler (<2 detik), akral, warna kulit kemerahan
dan warna kulit
13 08.50 4.7 Memonitor tanda dan gejala Tidak ada tanda dan gejala infeksi
infeksi
16 09.50 4.7 Mengajarkan kepada pasien Keluarga dapat memahami tanda dan
dan keluarga tanda dan gejala infeksi
gejala infeksi
4.1.6 Evaluasi
P : Lanjutkan Intervensi
1.1 Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka
terhadap panas/dingin/tajam/tumpul
1.2 Monitor adanya pretase
1.3 Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit
jika ada lesi atau laserasi
1.4 Observasi pengisian kapiler (<3 detik), akral dan
warna kulit
1.5 Monitor TTV
1.6 Kolaborasi pemberian transfuse
14.00 DK 2 Defisit S : Ibu mengatakan pasien ,masih tidak nafsu makan dan
Nutrisi hanya mau minum susu saja
O : - Pasien tampak kurus
- Pasien hanya makan 2-3 sendok makan saja
- Pasien hanya mau minum susu saja
- BB 10kg
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
2.1 Kaji adanya alergi makanan
2.2 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
2.3 Berikan diet yang mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
2.4 Anjurkan kepada orang tua untuk meningkatkan
intake adekuat
2.5 Anjurkan kepada orang tua untuk memberikan
makan sedikit tapi sering
2.6 Monitor berat badan
14.00 DK 4 Resiko S : - Ibu mengatakan tidak ada tanda dan gejala infeksi
Infeksi O : - Pasien tampak lemah
- HB 7,1 g/dl
- Leukosut 14.000 sel/mm
5
14.00 DK 4 Resiko S : - Ibu mengatakan sampai saat ini tidak ada tanda gejala
Infeksi infeksi
O : - Pasien tampak lebih segar dari kemarin
- Tidak ada tanda dan gejala infeksi
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
4.1 Batasi pengunjung bila perlu.
4.2 Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci
tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung
meninggalkan pasien.
4.3 Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
keperawatan.
4.4 Pertahankan lingkungan aseptic selama
pemasangan alat.
4.5 Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan
lokal.
4.6 Dorong masukan nutrisi yang cukup.
4.7 Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala
infeksi
14.00 DK 5 S : - ibu mengatakan bb pasien sulit naik dan terlihat kurus
Gangguan O : - pasien terlihat kurus
Tumbuh -bb 10kg tb 82cm
Kembang A : Masalah beum teratasi
P : lanjutkan intervensi
5.1 Berikan diet tinggi nutrisi yang seimbang
5.2 Pantau tinggi dan berat badan gambarkan pada grafik
pertumbuhan
5.3 Dorong aktivitas yang sesuai dengan usia pasien
5.4 Ajarkan kedua orangtua bagaimana cara menstimulus
5
12.00 DK 1 Perfusi S : - Ibu mengatakan pasien sudah tidak pucat dan sudah
Perifer Tidak kembali sehat
Efektif O : - Pasien tidak anemis
- Akral hangat, CRT <2 detik, kulit kemerahan
- N: 90x/m
- HB sekarang 10,3 g/dl
A : Masalah teratasi
P : Pasien Pulang Hentikan Intervensi
12.00 DK 4 Resiko S : - Ibu mengatakan tidak ada tanda dan gejala infeksi
Infeksi yang muncul
O : - HB sekarang 10,3 g/dl
-Leukosit 17.000 sel/mm
A : Masalah resiko tidak terjadi
P : Pasien pulang hentikan intervensi
Jam Keperawatan
Hari 1 DK 1 Perfusi S : - Ibu pasien mengatakan pasien masih tampak pucat
Perifer Tidak dan lemah
14.00 Efektif O : - Pasien tampak pucat
- Pasien tampak lemah
- N : 90x/m, akral dingin, CRT >3 detik
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1.1 Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka
terhadap panas/dingin/tajam/tumpul
1.2 Monitor adanya pretase
1.3 Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit
jika ada lesi atau laserasi
1.4 Observasi pengisian kapiler (<3 detik), akral dan
warna kulit
1.5 Monitor TTV
1.6 Kolaborasi pemberian transfuse
14.00 DK 4 Resiko S : - Ibu mengatakan tidak ada tanda dan gejala infeksi
Inveksi O : - Pasien tampak lemah
- HB 6,3 g/dl
- Leukosut 15.000 sel/mm
A : Masalah resiko belum terjadi
P : Lanjutkan intervensi
4.1 Batasi pengunjung bila perlu.
4.2 Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci
tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung
meninggalkan pasien.
4.3 Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
keperawatan.
4.4 Pertahankan lingkungan aseptic selama
pemasangan alat.
4.5 Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan
lokal.
4.6 Dorong masukan nutrisi yang cukup.
4.7 Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala
infeksi
14.00 DK 4 Resiko S : - Ibu mengatakan sampai saat ini tidak ada tanda gejala
Infeksi infeksi
O : - Pasien tampak lebih beraktivitas dari kemarin
-Tidak ada tanda dan gejala infeksi
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
4.1 Batasi pengunjung bila perlu.
4.2 Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci
tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung
meninggalkan pasien.
4.3 Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
keperawatan.
4.4 Pertahankan lingkungan aseptic selama
pemasangan alat.
4.5 Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan
lokal.
4.6 Dorong masukan nutrisi yang cukup.
4.7 Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala
infeksi
12.00 DK 1 Perfusi S : - Ibu mengatakan pasien sudah tidak pucat dan sudah
Perifer Tidak kembali sehat
Efektif O : - Pasien tidak anemis
- Akral hangat
- N: 90x/m, CRT <2 detik, kulit kemerahan
- HB sekarang 10,8 g/dl
A : Masalah teratasi
P : Pasien Pulang Hentikan Intervensi
12.00 DK 4 Resiko S : - Ibu mengatakan tidak ada tanda dan gejala infeksi
Infeksi yang muncul
O : - HB sekarang 10,8g/dl
-Leukosit 18.000 sel/mm
A : Masalah resiko tidak terjadi
P : Pasien pulang hentikan intervensi
pada pasien 1 dan 2 dengan kasus Thalasemia yang telah dilakukan sejak
Thalasemia yaitu, Perfusi perifet tidak efektif, Pola nafas tidak efektif,
keperawatan yang ditegakkan pada klien 1 dan klien 2 yaitu Perfusi perifer
NO HARi/
MATERI YANG
TANGGAL DIKONSlJLKA
ARAN ITO
PEJ\181l\181NG PE.1\181 181 G
N
1. 5�ara to 1
�ab - Petf>� P enw ran r .
pera/1}
( I\
� nll£11awlba"1Uav1 ,
-
--����
'
--r ��
��
- . � � l�\
- - 1J�bttt �n
jUl\'l'tlr
07 /0'>-/�0 Fln(ljlf11<an
r ILtlUUrqp
ro111
- peroo,�avi 1allldo
\xfw
- fer�i<aVl ve�ettvatt1
�far fllfftll<t
Scanned by TapScanner
O IIARI/ l\1ATERJ YANG SARA 'l"I D
'l'ANGGAL DIKONSlJLKA PEMBIMBl G PEMBlMBING
N
Scanned by TapScanner
'
'
VIO etn;f I
�ev1n han�,
•
' 15/truni/20
...
Scanned by TapScanner
I
\ } l1111t 1\J II
'
C. (,
l �Ab I pmdattUIUDD)
Ptnu uran KUUpan
rn Peroa11m
- fnL'IYu!1'n tMartllOH
�all.lM �<lA fUII ptrnyotaQn
DQ� untu� -() knu�r
_ Uru{au �bn1
Oa� n1ara1ttw -P unif,
1
karr -,, � tono 10,1 r --
D
wrun
_ Lbh1 rtttd, UfeR\ttcr
o(1 l apo ngc.a"' {
knor.urt)
. , � uw .CV, Ct"". �..
(�,��
_ � ll.W� �tn�
'") �"�
�
- ��6! � t,�, �
-) ��
,uara oq
tu, I\JOri' > 0 s.O �'Ytbtr P�MWa'{
d, L(flA�
�l\\(rVO\� Mt f\ q� u nc. k Q t1 - •
�lk..l
.. t\�(("'(A �Oft( do�
t\6�a� '1lftq�unau�n
Y(
'--_..... ....._-� � K���
Scanned by TapScanner
1 \ I' �RI \" \ 'G � R
OIK() SlJl�K J>E!\181 1 Bl 'G
Scanned by TapScanner
II RI/ 1 \ I f.RI \ \ <. ITO
O T \ G{� \I 1)1 KO • U l.,K PF.. 1811\181 G
'
co f trc.P
-- [r.P� �.....
JJ fJ f t'l<I:Ar,c,
�\�e, ]«
�[II r� --/l h.�l,U,lll
-
1) ILLI , te IL no
l �)�tlli1 1
:J. r'ill1Ltl11t kite,(.
pt. I
c1,
�)Pt1tr1 , '"1 ,r
o ru
� r ( -() '1 r J J '�n
SJ \.,t, 1 11'1 I 1, JI.JI r1
Vcrta /1udo I f' ufi r;
kuoJ of
Scanned by TapScanner
Nama Mahu1swa Nur Rechmi sau...an
NIM : P07220117066
Juc1u1 :A
Nama Pc.11b1mbin1 : \I\ �\t,\ r�IAt.' ,
-�
0 H RV MATERIVANG SARAN I ID
T NGGAL DIKONSULKAN PEMBIMBING PEMBIMBINC
I
�'" �e' tl> k{ - \y� Ki
1'
��d\Ac �
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
HARi/ MATERIYANG SARAN 'l"ID
NO PEMBIMBING
TANGGAL DIKONSULKAN PEMBIMBING
l 14 rne-t -
tV\t l +-t�I., via en�1t,.
lO�O
Scanned by TapScanner
Dokumentasi Seminar Hasil