Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN INDIVIDU

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Individu Praktek Profesi


Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis

Di Ruang IGD
RS ISLAM MALANG (RSI UNISMA)

Oleh :
Nama : Yulis Agustina
NIM : P17212215052

PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
TAHUN JAARAN 2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI

A. Pengertian
Hipertensi dapat didefenisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Hipertensi
merupakan penyebab utama gagal jantung, gagal ginjal. Disebut sebagai “pembunuh
diam-diam“ karena orang dengan hipertensi sering tidak menampakkan gejala (Brunner
& Suddart, 2015).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan
darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan angka
diastolic (bagian bawah) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur
tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa (Sphygomanometer) ataupun alat digital
lainnya ( Irwan,2016).

B. Tanda dan Gejala


Menurut Nanda Nic-Noc (2016). Tanda dan Gejala Hipertensi adalah :
a. Mengeluh sakit kepala, pusing
b. Lemas, kelelahan
c. Sesak Nafas
d. Gelisah
e. Mual
f. Muntah
g. Epitaksis (mimisan)
h. Kesadaran menurun
Menurut teori (Brunner dan Suddarth, 2014) klien hipertensi mengalami nyeri
kepala sampai tengkuk karena terjadi penyempitan pembuluh darah akibat dari
vasokonstriksi pembuluh darah akan menyebabkan peningkatan tekanan vasculer
cerebral, keadaan tersebut akan menyebabkan nyeri kepala sampe tengkuk pada klien
hipertensi.
D. Pemeriksaan Diagnosik
Pemerikaan penunjang menurut (Nur arif dan kusuma, 2015)
a. Pemerikaan Laboratorium
1) Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti hipokoagubilita,
anemia.
2) BUN /kreatinin : memberikaan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
3) Glukosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh
pengeluaran kadar ketokolamin.
4) Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.
5) Kolesterol dan trigliserid serum : untuk melihat adanya plak ateromatosa ( efek
kardiovaskuler )
6) Pemeriksaan tiroid : Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan
hipertensi
b. CT scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
c. EKG : dapat menunjukkan pola rengangan, dimana luas, peninggian gelombang P
adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi
d. IUP : mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal, perbaikan ginjal.
e. Foto Thorax : menujukkan destruksi klasifikasi pada area katup, pembesaran jantung.
f. (USG) untuk melihat struktur gunjal dilaksanakan sesuai kondisi klinis pasien.
g. IVP :Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit parenkim ginjal,
batu ginjal / ureter

E. Penatalaksanaan Medis
a. Penatalaksanaan Medis
1) Penatalaksanaan nonfarmakologis dengan modifikasi gaya hidup sangat penting
dalam mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan mengobati tekanan darah tinggi , berbagai macam cara memodifikasi
gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah yaitu : (Aspiani, 2014)
2) Pengaturan diet
a) Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah pada
klien hipertensi. Dengan pengurangan konsumsi garam dapat mengurangi
stimulasi sistem renin- angiostensin sehingga sangata berpotensi sebagai
anti hipertensi. Jumlah asupan natrium yang dianjurkan 50-100 mmol atau
setara dengan 3-6 gram garam per hari.
b) Diet tinggi kalium, dapat menurunkan tekanan darah tetapi mekanismenya
belum jelas. Pemberian kalium secara intravena dapat menyebabkan
vasodilatasi, yang dipercaya dimediasi oleh oksidanitat pada dinding
vaskular.
c) Diet kaya buah sayur.
d) Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.
3) Penurunan berat badan Mengatasi obesitas, pada sebagian orang dengan cara
menurunkan berat badan mengurangi tekanan darah, kemungkinan dengan
mengurangi beban kerja jantung dan voume sekuncup. Pada beberapa studi
menunjukan bahwa obesitas berhubungan dengan kejadian hipertensi dan
hipertrofi ventrikel kiri. Jadi, penurunan berat badan adalah hal yangs angat
efektif untukmenurunkan tekanan darah. Penurunan berat badan (1 kg/minggu)
sangat dianjurkan. Penurunan berat badan dengan menggunakan obat-obatan
perlu menjadi perhatian khusus karenan umumnya obat penurunan penurunan
berat badan yang terjual bebas mengandung simpasimpatomimetik, sehingga
dapat meningkatkan tekanan darah, memperburuk angina atau gejala gagal
jantung dan terjadinya eksaserbasi aritmia.
4) Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat untuk
menurunkan tekanan darah dan memperbaiki kedaan jantung..olahraga isotonik
dapat juga meningkatkan fungsi endotel, vasoldilatasin perifer, dan mengurangi
katekolamin plasma. Olahraga teratur selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam
satu minggu sangat dianjurkan untuk menurunkan tekanan darah. Olahraga
meningkatkan kadar HDL, yang dapat mengurangi terbentuknya arterosklerosis
akibat hipertensi.
5) Memeperbaiki gaya hidup yang kurang sehat dengan cara berhenti merokok dan
tidak mengkonsumsi alkohol, penting untuk mengurangi efek jangka oanjang
hipertensi karena asap rokok diketahui menurunkan aliran darah ke berbagai
organ dan dapat meningkatkan kerja jantung.
6) Penatalaksanaan Farmakologis
a) Terapi oksigen
b) Pemantauan hemodinamik
c) Pemantauan jantung

d) Obat-obatan:
Tujuan pengobatan pada keadaan darurat hipertensi ialah menurunkan tekanan
darah secepat dan seaman mungkin yang disesuaikan dengan keadaan klinis
penderita.Pengobatan biasanya diberikan secara parenteral dan memerlukan
pemantauan yang ketat terhadap penurunan tekanan darah untuk menghindari
keadaan yang merugikan atau munculnya masalah baru.
Obat yang ideal untuk keadaan ini adalah obat yang mempunyai sifat bekerja
cepat, mempunyai jangka waktu kerja yang pendek, menurunkan tekanan darah
dengan cara yang dapat diperhitungkan sebelumnya, mempunyai efek yang tidak
tergantung kepada sikap tubuh dan efek samping minimal.
Penurunan tekanan darah harus dilakukan dengan segera namun tidak terburu-
buru.Penurunan tekanan darah yang terburu-buru dapat menyebabkan iskemik pada
otak dan ginjal. Tekanan darah harus dikurangi 25% dalam waktu 1 menit sampai 2
jam dan diturunkan lagi ke 160/100 dalam 2 sampai 6 jam. Medikasi yang diberikan
sebaiknya per parenteral (Infus drip, BUKAN INJEKSI). Obat yang cukup sering
digunakan adalah Nitroprusid IV dengan dosis 0,25 ug/kg/menit. Bila tidak ada,
pengobatan oral dapat diberikan sambil merujuk penderita ke Rumah Sakit.
Pengobatan oral yang dapat diberikan meliputi Nifedipinde 5-10 mg, Captorpil 12,5-
25 mg, Clonidin 75-100 ug, Propanolol 10-40 mg. Penderita harus dirawat inap.
Adapun obat hipertensi oral yang dapat dipakai untuk hipertensi mendesak
Obat Dosis Efek / Lama Kerja Perhatian Khusus
Captopril 12,5 – 25 mg (PO), 15-30 min/ 6-8 jam, SL Hipotensi, gagal ginjal,
ulangi per 30 menit, SL, 10-20 min/2-6 jam stenosis arteri renalis
25 mg
Clonidine 75-150 mg, ulangi per 30-60 min/ 8-16 jam Hipotensi,
jam mengantuk, ,mulut
kering
Propanolol 10-40 mg (PO), ulangi 15-30 min/ 3-6 jam Bronkokontriksi, blok
setiap 30 menit jantung, hipotensi
ortostatik
Nifedipin 5-10 mg (PO), diulangi 5-15 min/ 4-6 jam Takikardi, hipotensi,
setiap 15 menit gangguan koroner

SL (Sublingual) PO (Peroral) Sedangkan untuk hipertensi darurat lebih dianjurkan


untuk pemakaian parenteral, daftar obat hipertensi parenteral yang dapat dipakai

Obat Dosis Efek / Lama Perhatian khusus


Kerja
Sodium 0,25-10 mg / kg / langsung/2- 3 Mual, muntah, penggunaan jangka
nitroprussid menit sebagai menit setelah infus panjang dapat menyebabkan
e infus IV keracunan tiosianat,
methemoglobinemia, asidosis,
keracunan sianida. Selang infus
lapis perak
Nitrogliserin 500-100 mg 2-5 min /5- 10 min Sakit kepala, takikardia, muntah, ,
sebagai infus IV methemoglobinemia;
membutuhkan sistem pengiriman
khusus karena obat mengikat pipa
PVC
Nicardipine 5-15 mg jam 1-5 min/15-30 Takikardi, mual, muntah,
sebagai infus IV menit

Klonidin 150 ug, 6 amp 30-60 min/ 24 jam Ensepalopati dengan gangguan
per 250 cc koroner
Glukosa 5%
mikrodrip
Diltiazem 5-15 ug/kg/menit 1-5 min/ 15- 30 Takikardi, mual, muntah, sakit
sebagi infus IV min kepala, peningkatan tekanan
intrakranial; hipotensi

F. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan dilakukan dengan cara pengumpulan data secara

subyektif (data yang didapatkan dari pasien/keluarga) melalui metode anamnesa dan data

obyektif (data hasil pengukuran atau observasi). Menurut Nurarif (2015), pengkajian

yang harus dilakukan adalah :

a. Identitas: nama, usia, jenis kelamin

b. Riwayat sakit dan kesehatan

1. Keluhan utama

Klien mengeluh pusing, dan bagian kuduk terasa berat, tidak bisa tidur

2. Riwayat penyakit sekarang

Biasanya pada saat dilakukan pengkajian pasien masih mengeluh kepala terasa
sakit dan berat, penglihatan berkunang-kunang, tidak bias tidur.

3. Riwayat penyakit dahulu

Biasanya penyakit hipertensi ini adalah penyakit yang menahun yang sudah lama
dialami oleh pasien, dan biasanya pasien mengonsumsi obat rutin seperti
captopril.

4. Riwayat penyakit keluarga

Dikaji apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit-penyakit seperti


yang diderita, biasanya penyakit hipertensi ini adalah penyakit keturunan.

c. Pola Pengkajian Gordon


1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Hal yang perlu dikaji yaitu kebersihan lingkungan, riwayat perokok.

2. Pola nutrisi

Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak dan
kolesterol.

3. Pola eliminasi

Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu.

4. Pola istirahat/tidur

Penderita sering mengalami gangguan istirahat dan tidur karena adanya sesak

nafas.

5. Pola aktfitas dan latihan

Kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton Tanda: frekuensi jantung

meningkat, perubahan irama jantung takipnea

d. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum: keluhan pusing/pening, sakit kepala, berdenyut sakit kepala,

berdenyut, gangguan penglihatan, episode epistaksis Tanda: perubahan orientasi,

penurunan kekuatan genggaman, perubahan retinal optic Kesadaran: tergantung

tingkat keparahan penyakit, bisa somnolen

2. Tanda-tanda vital :

a) TD: meningkat

b) Nadi: takikardi

c) RR: dyspnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea, dyspnea

nocturnal proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat merokok Suhu:

hipertermi
4. Kepala

Kulit kepala

Tujuan mengetahui turgor kulit dan apakah ada lesi atau bekas luka.

Inspeksi Dilihat apakah ada oedema

Palpasi raba dan tentukan apakah ada lesi, hangat atau dingin, turgor

kulit elastis atau tidak

Rambut

Tujuan mengetahui tekstur, warna, rontok atau tidak dan bersih atau

kotor

Inspeksi pertumbuhan rambut merata atau tidak, tebal atau tipis

Palpasi mudah rontok atau tidak, kasar atau halus


5. Kuku

Tujuan mengetahui warna, keadaan kuku serta kapiler refill

Inspeksi apakah ada sianosis, kemerahan karena peningkatan

vesibilitas Hb, bentuk jari

Palpasi apakah ada nyeri tekan, kaji CRT normal < 2 dtk
6. Wajah

Tujuan mengetahui bentuk dan fungsi, lesi atau kelainan pada wajah

Inspeksi simetris atau tidak, apakah ada kelumpuhan

Palpasi apakah ada bekas luka, kaji respon nyeri


7. Mata

Tujuan mengetahui bentuk serta fungsi mata, baik penglihatan

maupun otot mata, apakah ada kelainan pada mata

reflek berkedip baik atau tidak, warna konjungtiva dan sclera

Inspeksi apakah ada ikterik atau anemis, keadaan pupil miosis atau
midriasis

Palpasi apakah ada nyeri tekan atau tidak


8. Hidung

Tujuan mengetahui bentuk, dan apakah ada inflamasi atau tidak,

apakah ada sinusitis atau tidak

Inspeksi simetris atau tidak, ada sekret atau tidak, apakah ada

pernafasan cuping hidung atau tidak

Palpasi apakah ada nyeri tekan atau tidak


9. Telinga

Tujuan mengetahui keadaan telinga, apakah ada gangguan

pendengaran atau tidak

Inspeksi simetris atau tidak, apakah telinga kotor atau tidak, bentuk

daun telinga normal atau tidak

Palpasi ada nyeri tekan atau tidak


10. Mulut dan Faring

Tujuan mengetahui kelainan dan bentuk mulut serta kebersihan mulut

apakah kelainan pada bibir, keadaan mukosa mulut apakah

Inspeksi lembab atau kering, apakah simetris, warna dan

pembengkakan apakah ada, kaji juga pada gigi, apakah ada

gigi yang berlubang, bagaimana kebersihan gigi, apakah ada

pembesaran tonsil

Palpasi apakah ada nyeri tekan, oedem atau massa

11. Leher

Tujuan menentukan bentuk serta organ yang berada di sekitar leher

Inspeksi apakah ada pembesaran kelenjar thyroid


Palpasi apakah teraba adanya pembesaran kelenjar limfe atau thyroid
12. Dada

Tujuan mengetahui simetris atau tidak, irama dan frekuensi nafas, ada

tidaknya nyeri tekan dan mendengarkan bunyi paru

Inspeksi amati bentuk dada dan pergerakan dada, amati adanya retraksi

intercostal, amati pergerakan paru, kaji letak ictus cordis

ada atau tidak nyeri tekan

Palpasi menentukan batas normal suara ketukan paru, bunyi sonor

Perkusi pada seluruh lapang paru, jika ada efusi pleura maka akan

didapati bunyi redup hingga pekak, jika disertai

pneumothorak akan disertai bunyi hipersonor

untuk mengetahui ada tidaknya suara tambahan nafas seperti

Auskultasi ronchi atau wheezing


13. Abdomen

Tujuan mengetahui gerakan peristaltik usus dan ada tidaknya nyeri

tekan

Inspeksi amati bentuk perut, warna kulit, apakah ada asites atau tidak

Palpasi ada tidaknya nyeri tekan

Auskultasi dengarkan bising usus


14. Muskuloskeletal

Tujuan mengetahui kekuatan otot

Inspeksi apakah ada kelainan pada ekstrimitas atas atau bawah, apakah

ada kelemahan otot

Palpasi apakah ada nyeri tekan pada ekstrimitas atas atau bawah

G. Diagnosa Keperawatan
1. Perfusi perifer tidak efektif b.d peningkatan tekanan darah

2. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis

3. Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot

H. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Perfusi Perifer Tidak Perfusi Perifer Perawatan Sirkulasi
Efektif Observasi:
D.0009 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam  Periksa sirkulasi perifer
diharapkan perfusi perifer meningkat  Identifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi
Pengertian : Kriteria Hasil:  Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau
Penurunan sirkulasi Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun bengkak pada ekstremitas
darah pada level Meningka Menurun
kapiler yang dapat t
mengganggu 1 Warna kulit pucat
metabolisme tubuh   1 2 3 4 5
2 Edema perifer
1 2 3 4 5
3 Kelemahan otot
Memburuk Cukup Sedan Cukup Membaik
Memburu g Membaik
k
4 Pengisian kapiler
1 2 3 4 5
5 Akral
1 2 3 4 5
 6 Turgor Kulit
1 2 3 4 5

Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan


Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Nyeri Akut Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri
D.0077 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam Observasi:
diharapkan tingkat nyeri menurun  Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
Pengertian : Kriteria Hasil: frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Pengalaman sensorik Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik  Identifikasi skala nyeri
atau emosional yang Memburu Membaik  Identifikasi respons nyeri non verbal
berkaitan dengan k  Identifikasi faktor yang memperberat dan
kerusakan jaringan 1 Frekuensi nadi memperingan nyeri
aktual atau fungsional,   1 2 3 4 5  Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
dengan onset mendadak 2 Pola nafas tentang nyeri
atau lambat dan   1 2 3 4 5  Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
berintensitas ringan Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun hidup
hingga berat yang Meningka Menurun  Monitor efek samping penggunaan analgetik
berlangsung kurang dari t Terapeutik:
3 bulan. 3 Keluhan nyeri  Berikan teknik nonfarmakologi untuk
  1 2 3 4 5
4 Meringis
  1 2 3 4 5
5 Gelisah
1 2 3 4 5
6 Kesulitan tidur
1 2 3 4 5

Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan


Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Gangguan Mobilitas Fisik Mobilitas Fisik Dukungan mobilisasi
D.0054 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam Observasi:
diharapkan mobilitas fisik meningkat  Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
Pengertian : Kriteria Hasil:  Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
Keterbatasan dalam Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
gerakan fisik dari suatu Menurun Meningkat  Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah
sebelum memulai mobilisasi
 Monitor kondisi umum selama melakukan
mobilisasi
1 Pergerakan ekstremitas
  1 2 3 4 5
2 Kekuatan otot
  1 2 3 4 5
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Meningkat Menurun
3 Nyeri
  1 2 3 4 5
4 Kaku sendi
  1 2 3 4 5
5 Gerakan terbatas
1 2 3 4 5
6 Kelemahan fisik
1 2 3 4 5
Daftar Pustaka

Black, J. M, & Hawks, J. H. 2014. Keperawatan medikal bedah: manajemen klinis untuk hasil
yang diharapkan. Jakarta: Salemba Medika.
Brunner & Suddarth.(2014). Keperawatan Medikal Bedah.Edisi 8.Volume 2.Jakarta : EGC
Brunner, and Suddart. 2015. Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC
Irwan, 2016. Epidemiologi penyakit tidak menular. Yogyakarta : Budi Utama
Nurarif .A.H. dan Kusuma.H. (2015).Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta :
PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta :
PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta :
PPNI

Anda mungkin juga menyukai