Di Ruang IGD
RS ISLAM MALANG (RSI UNISMA)
Oleh :
Nama : Yulis Agustina
NIM : P17212215052
A. Pengertian
Hipertensi dapat didefenisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Hipertensi
merupakan penyebab utama gagal jantung, gagal ginjal. Disebut sebagai “pembunuh
diam-diam“ karena orang dengan hipertensi sering tidak menampakkan gejala (Brunner
& Suddart, 2015).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan
darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan angka
diastolic (bagian bawah) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur
tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa (Sphygomanometer) ataupun alat digital
lainnya ( Irwan,2016).
E. Penatalaksanaan Medis
a. Penatalaksanaan Medis
1) Penatalaksanaan nonfarmakologis dengan modifikasi gaya hidup sangat penting
dalam mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan mengobati tekanan darah tinggi , berbagai macam cara memodifikasi
gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah yaitu : (Aspiani, 2014)
2) Pengaturan diet
a) Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah pada
klien hipertensi. Dengan pengurangan konsumsi garam dapat mengurangi
stimulasi sistem renin- angiostensin sehingga sangata berpotensi sebagai
anti hipertensi. Jumlah asupan natrium yang dianjurkan 50-100 mmol atau
setara dengan 3-6 gram garam per hari.
b) Diet tinggi kalium, dapat menurunkan tekanan darah tetapi mekanismenya
belum jelas. Pemberian kalium secara intravena dapat menyebabkan
vasodilatasi, yang dipercaya dimediasi oleh oksidanitat pada dinding
vaskular.
c) Diet kaya buah sayur.
d) Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.
3) Penurunan berat badan Mengatasi obesitas, pada sebagian orang dengan cara
menurunkan berat badan mengurangi tekanan darah, kemungkinan dengan
mengurangi beban kerja jantung dan voume sekuncup. Pada beberapa studi
menunjukan bahwa obesitas berhubungan dengan kejadian hipertensi dan
hipertrofi ventrikel kiri. Jadi, penurunan berat badan adalah hal yangs angat
efektif untukmenurunkan tekanan darah. Penurunan berat badan (1 kg/minggu)
sangat dianjurkan. Penurunan berat badan dengan menggunakan obat-obatan
perlu menjadi perhatian khusus karenan umumnya obat penurunan penurunan
berat badan yang terjual bebas mengandung simpasimpatomimetik, sehingga
dapat meningkatkan tekanan darah, memperburuk angina atau gejala gagal
jantung dan terjadinya eksaserbasi aritmia.
4) Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat untuk
menurunkan tekanan darah dan memperbaiki kedaan jantung..olahraga isotonik
dapat juga meningkatkan fungsi endotel, vasoldilatasin perifer, dan mengurangi
katekolamin plasma. Olahraga teratur selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam
satu minggu sangat dianjurkan untuk menurunkan tekanan darah. Olahraga
meningkatkan kadar HDL, yang dapat mengurangi terbentuknya arterosklerosis
akibat hipertensi.
5) Memeperbaiki gaya hidup yang kurang sehat dengan cara berhenti merokok dan
tidak mengkonsumsi alkohol, penting untuk mengurangi efek jangka oanjang
hipertensi karena asap rokok diketahui menurunkan aliran darah ke berbagai
organ dan dapat meningkatkan kerja jantung.
6) Penatalaksanaan Farmakologis
a) Terapi oksigen
b) Pemantauan hemodinamik
c) Pemantauan jantung
d) Obat-obatan:
Tujuan pengobatan pada keadaan darurat hipertensi ialah menurunkan tekanan
darah secepat dan seaman mungkin yang disesuaikan dengan keadaan klinis
penderita.Pengobatan biasanya diberikan secara parenteral dan memerlukan
pemantauan yang ketat terhadap penurunan tekanan darah untuk menghindari
keadaan yang merugikan atau munculnya masalah baru.
Obat yang ideal untuk keadaan ini adalah obat yang mempunyai sifat bekerja
cepat, mempunyai jangka waktu kerja yang pendek, menurunkan tekanan darah
dengan cara yang dapat diperhitungkan sebelumnya, mempunyai efek yang tidak
tergantung kepada sikap tubuh dan efek samping minimal.
Penurunan tekanan darah harus dilakukan dengan segera namun tidak terburu-
buru.Penurunan tekanan darah yang terburu-buru dapat menyebabkan iskemik pada
otak dan ginjal. Tekanan darah harus dikurangi 25% dalam waktu 1 menit sampai 2
jam dan diturunkan lagi ke 160/100 dalam 2 sampai 6 jam. Medikasi yang diberikan
sebaiknya per parenteral (Infus drip, BUKAN INJEKSI). Obat yang cukup sering
digunakan adalah Nitroprusid IV dengan dosis 0,25 ug/kg/menit. Bila tidak ada,
pengobatan oral dapat diberikan sambil merujuk penderita ke Rumah Sakit.
Pengobatan oral yang dapat diberikan meliputi Nifedipinde 5-10 mg, Captorpil 12,5-
25 mg, Clonidin 75-100 ug, Propanolol 10-40 mg. Penderita harus dirawat inap.
Adapun obat hipertensi oral yang dapat dipakai untuk hipertensi mendesak
Obat Dosis Efek / Lama Kerja Perhatian Khusus
Captopril 12,5 – 25 mg (PO), 15-30 min/ 6-8 jam, SL Hipotensi, gagal ginjal,
ulangi per 30 menit, SL, 10-20 min/2-6 jam stenosis arteri renalis
25 mg
Clonidine 75-150 mg, ulangi per 30-60 min/ 8-16 jam Hipotensi,
jam mengantuk, ,mulut
kering
Propanolol 10-40 mg (PO), ulangi 15-30 min/ 3-6 jam Bronkokontriksi, blok
setiap 30 menit jantung, hipotensi
ortostatik
Nifedipin 5-10 mg (PO), diulangi 5-15 min/ 4-6 jam Takikardi, hipotensi,
setiap 15 menit gangguan koroner
Klonidin 150 ug, 6 amp 30-60 min/ 24 jam Ensepalopati dengan gangguan
per 250 cc koroner
Glukosa 5%
mikrodrip
Diltiazem 5-15 ug/kg/menit 1-5 min/ 15- 30 Takikardi, mual, muntah, sakit
sebagi infus IV min kepala, peningkatan tekanan
intrakranial; hipotensi
F. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan dilakukan dengan cara pengumpulan data secara
subyektif (data yang didapatkan dari pasien/keluarga) melalui metode anamnesa dan data
obyektif (data hasil pengukuran atau observasi). Menurut Nurarif (2015), pengkajian
1. Keluhan utama
Klien mengeluh pusing, dan bagian kuduk terasa berat, tidak bisa tidur
Biasanya pada saat dilakukan pengkajian pasien masih mengeluh kepala terasa
sakit dan berat, penglihatan berkunang-kunang, tidak bias tidur.
Biasanya penyakit hipertensi ini adalah penyakit yang menahun yang sudah lama
dialami oleh pasien, dan biasanya pasien mengonsumsi obat rutin seperti
captopril.
2. Pola nutrisi
Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak dan
kolesterol.
3. Pola eliminasi
4. Pola istirahat/tidur
Penderita sering mengalami gangguan istirahat dan tidur karena adanya sesak
nafas.
Kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton Tanda: frekuensi jantung
d. Pemeriksaan Fisik
2. Tanda-tanda vital :
a) TD: meningkat
b) Nadi: takikardi
nocturnal proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat merokok Suhu:
hipertermi
4. Kepala
Kulit kepala
Tujuan mengetahui turgor kulit dan apakah ada lesi atau bekas luka.
Palpasi raba dan tentukan apakah ada lesi, hangat atau dingin, turgor
Rambut
Tujuan mengetahui tekstur, warna, rontok atau tidak dan bersih atau
kotor
Palpasi apakah ada nyeri tekan, kaji CRT normal < 2 dtk
6. Wajah
Tujuan mengetahui bentuk dan fungsi, lesi atau kelainan pada wajah
Inspeksi apakah ada ikterik atau anemis, keadaan pupil miosis atau
midriasis
Inspeksi simetris atau tidak, ada sekret atau tidak, apakah ada
Inspeksi simetris atau tidak, apakah telinga kotor atau tidak, bentuk
pembesaran tonsil
11. Leher
Tujuan mengetahui simetris atau tidak, irama dan frekuensi nafas, ada
Inspeksi amati bentuk dada dan pergerakan dada, amati adanya retraksi
Perkusi pada seluruh lapang paru, jika ada efusi pleura maka akan
tekan
Inspeksi amati bentuk perut, warna kulit, apakah ada asites atau tidak
Inspeksi apakah ada kelainan pada ekstrimitas atas atau bawah, apakah
Palpasi apakah ada nyeri tekan pada ekstrimitas atas atau bawah
G. Diagnosa Keperawatan
1. Perfusi perifer tidak efektif b.d peningkatan tekanan darah
H. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Perfusi Perifer Tidak Perfusi Perifer Perawatan Sirkulasi
Efektif Observasi:
D.0009 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam Periksa sirkulasi perifer
diharapkan perfusi perifer meningkat Identifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi
Pengertian : Kriteria Hasil: Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau
Penurunan sirkulasi Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun bengkak pada ekstremitas
darah pada level Meningka Menurun
kapiler yang dapat t
mengganggu 1 Warna kulit pucat
metabolisme tubuh 1 2 3 4 5
2 Edema perifer
1 2 3 4 5
3 Kelemahan otot
Memburuk Cukup Sedan Cukup Membaik
Memburu g Membaik
k
4 Pengisian kapiler
1 2 3 4 5
5 Akral
1 2 3 4 5
6 Turgor Kulit
1 2 3 4 5
Black, J. M, & Hawks, J. H. 2014. Keperawatan medikal bedah: manajemen klinis untuk hasil
yang diharapkan. Jakarta: Salemba Medika.
Brunner & Suddarth.(2014). Keperawatan Medikal Bedah.Edisi 8.Volume 2.Jakarta : EGC
Brunner, and Suddart. 2015. Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC
Irwan, 2016. Epidemiologi penyakit tidak menular. Yogyakarta : Budi Utama
Nurarif .A.H. dan Kusuma.H. (2015).Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta :
PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta :
PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta :
PPNI