Anda di halaman 1dari 29

KEPERAWATAN KRITIS

TENTANG ASUHAN KEPERAWATAN KAD


(KETO ASIDOSIS DIABETIK)

Dosen pembimbing :
Ns. Rahmiwati, S.Kep, M.Kep

Disusun Kelompok 5:
Suci Aulia ( 1714201042 )
R Riska Sapitri (1714201048)
Febria Naldi (1714201061)

Keperawatan VII B
PRODI KEPERAWATAN DAN PENDIDIKAN NERS
UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis ucapkan kepada tuhan yang maha esa atas segala
rahmadnya, kami dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Kritis tentang
“Asuhan Keperawatan Keto Asidosis Diabetik” kami sangat berharap makalah
ini dapat berguna bagi dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan
kita, juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kala sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang kami buat di masa yang akan datang, mengigat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekira makalah ini yang telah yang telah di susun ini dapat
berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata kata yang kurang berkenan.

Bukittinggi, Desember 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang………………………………………..……...
B. Rumusan masalah…………………………………………….
C. Tujuan……………………………………………..…..……...

BAB II PEMBAHASAN
A. Asuhan Keperawatan KAD…………………………………..

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan……………………………………………………
B. Saran…………………………………………..………...........
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketoasidosis diabetik (KAD) adalah suatu kondisi gawat darurat
yang merupakan komplikasi dari diabetes melitus dengan tanda
hiperglikemia, asidosis, dan ketosis. Berdasarkan epidemiologi, kejadian
KAD berkisar antara 4 hingga 8 kasus untuk 1000 pasien diabetes. Angka
ini ditunjang dengan angka kematian sebesar 0,5 hingga 7%. Di Amerika,
jumlah perawatan inap untuk pasien KAD mencapai angka lebih dari
140.000 perawatan pertahun pada tahun 2009 yang meningkat dari tahun
1988. Jumlah ini menyebabkan beban keuangan yang ditanggung semakin
besar, yaitu mencapai angka 2,4 milyar dollar Amerika. Data
epidemiologi KAD terbaru di Indonesia masih belum tersedia. Namun,
KAD menjadi tantangan untuk pengobatan diabetes melitus di Indonesia.
Pada tahun 2000, didapatkan jumah kasus dan angka kematian dari
ketoasidosis diabetik yang dirangkum dari beberapa penelitian RSUPN
Cipto Mangun Kusumo Jakarta. Penelitian yang dilakukan pada tahun
1998-1999 menunjukkan jumlah kasus sebanyak 37 kasus dalam waktu 12
bulan dengan presentase kematian sebesar 51%.
KAD dapat terjadi beberapa kali pada pasien diabtes melitus atau
yang disebut KAD berulang. Kejadian KAD akan selalu memiliki
kemungkinan untuk terjadinya komplikasi, baik komplikasi akibat KAD
maupun terapi untuk KAD. Komplikasi akan menambah beban penyakit
pasien lebih lanjut. KAD yang berulang juga akan menambah jumlah
perawatan yang memperberat biaya yang harus dikeluarkan.
KAD yang berulang memiliki beberapa faktor pencetus, seperti
ketidakpatuhan dalam penggunaan insulin, infeksi, penyakit metabolik
lainnya, dan beberapa faktor lainnya. Faktor-faktor ini yang harus
diperhatikan untuk melakukan preventif sekunder pasien KAD. Asuhan
keperawatan yang diberikan kepada pasien KAD merupakan perawatan
asuhan keperawatan gawat darurat, sebab KAD merupakan salah satu

4
keadaan gawat darurat yang harus ditangani dengan cepat dan tindakan
yang tepat. Proses keperawatan dimulai dari proses pengkajian gawat
darurat hingga proses evaluasi keperawatan, setelah diberikan asuhan
keperawatan. Pada tulisan ini akan dibahas Asuhan Keperawatan Gawat
Darurat pada pasien dengan KAD.
B. Rumusan masalah
1. Konsep dasar asuhan keperawatan gawat darurat pada pasien dengan
asidosis diabetikum.
C. Tujuan
1. Umum, mahasiswa mampu memahami konsep dasar asuhan
keperawatan gawat darurat pada pasien dengan asidosis diabetikum.
2. Khusus, mahasiswa mampu menyebutkan dan menjelaskan proses
keperawatan gawat darurat pada pasien dengan ketoasidosis
diabetikum.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Diabetes melitus adalah sindrom yang disebabkan ketidakseimbangan
antara tuntunan dan suplai insulin. Sindrom ditandai oleh hiperglikemi dan
berkaitan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
Abnormalitas metabolik ini mengarah pada perkembangan bentuk spesifik
komplikasi ginjal, okular, neurologik dan kardiovaskuler.
Ketoasidosis diabetik (KAD) adalah komplikasi akut diabetes melitus
yang serius, suatu keadaan darurat yang harus segera diatasi. KAD
memerlukan pengelolaan yang cepat dan tepat, mengingat angka kematiannya
yang tinggi. Pencegahan merupakan upaya penting untuk menghindari
terjadinya KAD.
Ketoasidosis diabetik merupakan akibat dari defisiensi berat insulin
dan disertai gangguan metabolisme protein, karbohidrat dan lemak. Keadaan
ini terkadang disebut “akselerasi puasa” dan merupakan gangguan
metabolisme yang paling serius pada diabetes ketergantungan insulin.
Ketoasidosis diabetikum adalah kasus kedaruratan endokrinologi yang
disebabkan oleh defisiensi insulin relatif atau absolut. Ketoasidosis
Diabetikum terjadi pada penderita IDDM (atau DM tipe II)

B. ETIOLOGI
Insulin Dependen Diabetes Melitus (IDDM) atau diabetes melitus
tergantung insulin disebabkan oleh destruksi sel B pulau langerhans akibat
proses autoimun. Sedangkan non insulin dependen diabetik melitus (NIDDM)
atau diabetes melitus tidak tergantung insulin disebabkan kegagalan relatif sel
B dan resistensi insulin. Resistensu insulin adalah turunnya kemampuan
insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan
untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel B tidak mampu
mengimbangi resistensi insulin ini sepenuhnya. Artinya terjadi defisiensi

6
relatif insulin. Ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya sekresi insulin
pada perangsangan sekresi insulin, berarti sel B pankreas mengalami
desensitisasi terhadap glukosa.
Ketoasidosis diabetik dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu akibat
hiperglikemia dan akibat ketosis, yang sering dicetuskan oleh faktor-faktor :
1. Infeksi
2. Stress fisik dan emosional; respons hormonal terhadap stress mendorong
peningkatan proses katabolik . Menolak terapi insulin

C. KLASIFIKASI
Klasifikasi etiologis DM American Diabetes Assosiation (1997) sesuai
anjuran perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) adalah :
1. Diabetes tipe 1 (destruksi sel B ), umumnya menjurus ke definisi insulin
absolut :
a) Autoimun
b) Idiopatik
2. Diabetes tipe 2 (bervariasi mulai terutama dominan risestensi insulin
disertai definisi insulin relatif sampai terutama defek sekresi insulin
disertai resistensi insulin)
3. Diabetes tipe lain
a) Defek generik fungsi sel B
1) Maturity Onset Diabetes Of The Young (MODY) 1,2,3
2) DNA mitokondria
b) Defek generik kerja insulin
c) Penyakit eksoskrin pankreas
1) Pankreastitis
2) Tumor / pankreatektomi
3) Pankreatopati fibrokalkulus
d) Endokrinopati : Akromegali, Syndrom Cushing, Feokromositoma dan
hipertiroidisme.
e) Karena obat / zat kimia.

7
1) Vacor, pentamidin, asam nikotinat
2) Glukokortikoid, hormon tiroid
3) Tiazid, dilatin, interferon α, dll.
f) Infeksi : Rubela kongenital, sitomegalovirus.
g) Penyebab imunologi yang jarang ; antibodi ; antiinsulin.
h) Syndrom generik lain yang berkaitan dengan DM : Sindrom Down,
Sindrom Klinefelter, Sindrom Turner, dll.
4. Diabetes Melitus Gestasional (DMG)

D. PROGNOSIS PENYAKIT
Pada DM yang tidak terkendali dengan kadar gula darah yang terlalu
tinggi dan kadar hormon insulin yang rendah, tubuh tidak dapat menggunakan
glukosa sebagai sumber energi. Sebagai gantinya tubuh akan memecah lemak
untuk sumber energi.
Pemecahan lemak tersebut akan menghasilkan benda-benda keton
dalam darah (ketosis). Ketosis menyebabkan derajat keasaman (pH) darah
menurun atau disebut sebagai asidosis. Keduanya disebut sebagai
ketoasidosis. Pasien dengan KAD biasanya memiliki riwayat masukan kalori
(makanan) yang berlebihan atau penghentian obat diabetes/insulin.

E. PATOFISIOLOGI
Adanya gangguan dalam regulasi Insulin, khususnya pada IDDM
dapat cepat menjadi Diabetik ketoasidosis manakala terjadi (1) Diabetik tipe I
yang tidak terdiagnosa (2) Ketidakseimbangan jumlah intake makanan dngan
insulin (3) Adolescen dan pubertas (4) Aktivitas yang tidak terkontrol pada
diabetes (5) Stress yang berhubungan dengan penyakit, trauma, atau tekanan
Emosional.

Gangguan Produksi atau gangguan reseptor Insulin

8
Penurunan proses penyimpanan glukosa dalam hati Penurunan kemampuan
reseptor sel dalam uptake glukosa

Kadar glukosa darah >> Kelaparan tingkat seluler

Hiperosmolar darah Peningkatan proses glukolisis dan glukoneogenesis

Proses pemekatan <<

Glukosuria Shift cairan intraseluler  ekstaseluler

Pembentukan benda keton

Poliuria

Dehidrasi

Keseimbangan kalori negatif Rangsang metbolisme anaerobic

Polipagi dan tenaga << Asidosis

Kesadaran terganggu

Nutrisi : kurang dari kebutuhan Gangguan kes. Cairan & elektolit

Resiko tinggi cidera

F. TANDA DAN GEJALA


Gejala dan tanda-tanda yang dapat ditemukan pada pasien KAD adalah:
1. Kadar gula darah tinggi (> 240 mg/dl)
2. Terdapat keton di urin

9
3. Banyak buang air kecil sehingga dapat dehidrasi
4. Sesak nafas (nafas cepat dan dalam)
5. Nafas berbau aseton
6. Badan lemas
7. Kesadaran menurun sampai koma
8. KU lemah, bisa penurunan kesadaran
9. Polidipsi, poliuria
10. Anoreksia, mual, muntah, nyeri perut
11. Bisa terjadi ileus sekunder akibat hilangnya K+ karena diuresis osmotik
12. Kulit kering
13. Keringat <<<
14. Kussmaul ( cepat, dalam ) karena asidosis metabolik
Faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya KAD adalah:
1. Infeksi, stres akut atau trauma
2. Penghentian pemakaian insulin atau obat diabetes
3. Dosis insulin yang kurang

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Diagnostik meliputi :
1. Glukosa darah : meningkat 200 – 100 mg/dl atau lebih
2. Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok
3. Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkaat
4. Osmolalitas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l
Pemeriksaan Osmolalitas = 2[Na+K] + [GDR/18] + [UREUM/6]
5. Elektrolit : Natrium : mungkin normal , meningkat atau menurun
6. Kalium : normal atau peningkatan semu (perpindahan selular), selanjutnya
akan menurun
7. Fosfor : lebih sering menurun
8. Hemoglobin glikosilat : kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal
yang mencerminkan kontrol DM yang kurang selama 4 bulan terakhir

10
9. Gas darah arteri : biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada
HCO3 (asidosis metabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik
10. Trombosit darah : Ht mungkin meningkat atau normal (dehidrasi),
leukositosis, hemokonsentrasi sebagai rrespons terhadap stress atau infeksi
11. Ureum/kreatinin: Mungkn meningkaatt atau normal(dehidrasi/penurunan
fungsi ginjal)
12. Amilase darah : mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya
pankreatitis akut sebagai penyebab DKA
13. Urin : gula dan aseton positif , berat jenis dan osmolalitas mungkin
meningkat
14. Kultur dan sensitifitas : kemungkinan adanya infeksi saluran kemih,
pernafasan dan pada luka

H. KOMPLIKASI
Faktor-faktor yang mempengaruhi angka kematian akibat KAD adalah:
1. Terlambat didiagnosis karena biasanya penyandang DM dibawa setelah
koma.
2. Pasien belum tahu bahwa ia menyandang DM.
3. Sering ditemukan bersama-sama dengan komplikasi lain yang berat,
seperti: renjatan (syok), stroke, dll.
4. Kurangnya fasilitas laboratorium yang menunjang suksesnya
penatalaksanaan KAD.

I. PENATALAKSANAAN
Prinsip terapi KAD adalah dengan mengatasi dehidrasi, hiperglikemia,
dan ketidakseimbangan elektrolit, serta mengatasi penyakit penyerta yang ada.
Pengawasan ketat, KU jelek masuk HCU/ICU
Fase I/Gawat :
1. REHIDRASI
NaCl 0,9% atau RL 2L loading dalam 2 jam pertama, lalu 80 tpm selama 4
jam, lalu 30-50 tpm selama 18 jam (4-6L/24jam)

11
2. INSULIN
4-8 U/jam sampai GDR 250 mg/dl atau reduksi minimal
3. Infus K (TIDAK BOLEH BOLUS)
a) Bila K+ < 3mEq/L, beri 75mEq/L
b) Bila K+ 3-3.5mEq/L, beri 50 mEq/L
c) Bila K+ 3.5 -4mEq/L, beri 25mEq/L
d) Masukkan dalam NaCl 500cc/24 jam
4. Infus Bicarbonat
a) Bila pH<7,0 atau bicarbonat < 12mEq/L
b) Berikan 44-132 mEq dalam 500cc NaCl 0.9%, 30-80 tpm
Pemberian Bicnat = [ 25 - HCO3 TERUKUR ] x BB x 0.4
5. Antibiotik dosis tinggi.
Batas fase I dan fase II sekitar GDR 250 mg/dl atau reduksi
Fase II/maintenance:
1. Cairan maintenance
a) Nacl 0.9% atau D5 atau maltose 10% bergantian
b) Sebelum maltose, berikan insulin reguler 4U
2. Kalium
a) Perenteral bila K+ <4mEq
b) Peroral (air tomat/kaldu 1-2 gelas, 12 jam
3. Insulin reguler 4-6U/4-6jam sc
4. Makanan lunak karbohidrat komlek perasü

12
J. ASUHAN KEPERAWATAN KAD
A. Pengkajian
1. Pengumpulan data
Anamnese didapat :
a. Identifikasi klien.
Nama : Ny. R
Usia : 45 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Garegeh
b. Keluhan utama klien :
Mual muntah dan sesak napas, hipotensi, serta sakit kepala
c. Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang dengan keluhan sesak napas, kelemahan, tekanan
darah menurun (hipotensi ortostatik). terkadang disertai muntah
dan mual, pasien juga adapat mengeluhkan cemas atas apa yang
sedang dialaminya.
d. Riwayat penyakit dahulu :
Menderita Diabetes Militus, penggunaan insulin yang tidak teratur.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga memiliki riwayat diabetes melitus.
f. Riwayat psikososial
Pasien dengan KAD memiliki hubungan yang terhambat dengan
sosial sebab terkadang pasien disertai dengan sesak napas.

2. Pengkajian primer
a. Airway
Takikardia dan takipnea pada prosedur pembayaran atau kegiatan
Letargi / disorientasi, antar-muka, syok hipovolemik, sianosis

13
b. Breathing
Frekuensi pernapasan meningkat, merasa kekurangan oksigen,
sakit kepala, penglihatan kabur
c. Circulation
Gejala : Mungkin adanya riwayat hipertensi, IM akut Klaudikasi,
kebas dan kesemutan pada ekstremitas Ulkus pada kaki, pemulihan
yang lama Takikardia.
Tanda : Perubahan tekanan darah postural, hipertensi, sesak ,Nadi
yang menurun / tidak ada, Disritmia Krekels, Distensi vena
jugularis, Kulit panas, kering, dan kemerahan, bola mata cekung
d. Distability
Lemah, letih, sulit bergerak / berjalan Kram otot, tonus otot
menurun, gangguan istirahat/tidur, takipnea, Wajah meringis
dengan palpitasi, Frekuensi pemapasan meningkat.

3. Pengkajian sekuder
a. Aktivitas / Istirahat
1) Inspeksi : Lemah, letih, sulit bergerak / berjalan, Kram otot,
tonus otot meningkat, cedera istirahat / tidur
2) Auskultasi : Takikardia dan takipnea pada keadaan
istirahat atau aktifitas Letargi / disorientasi, koma, penurunan
kekuatan otot
b. Integritas / Ego
1) Inspeksi : Stres, tergantung pada orang lain, Masalah finansial
yang berhubungan dengan kondisi, Ansietas.
c. Eliminasi
1) Inspeksi : Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia,
kesulitan berkemih (infeksi), ISSK baru / berulang. Urine
encer

14
2) Auskultasi : Bising usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare),
Bising usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare), Abdomen
keras, adanya asites.
3) Tanda gejala: Rasa sakit / terbakar, Nyeri tekan abdomen.
d. Nutrisi / Cairan
1) Inspeksi : Hilang nafsu makan, Mual / muntah, peningkatan
masukan glukosa/karbohirdrat, penurunan berat badan lebih
dari beberapa hari / minggu, penggunaan diuretik (Thiazid).
Kulit kering / bersisik, turgor jelek, muntah, Pembesaran tiroid
(peningkatan kebutuhan metabolic dengan peningkatan gula
darah).
2) Auskultasi : Kekakuan / distensi perut
3) Tanda gejala : Haus, bau halisitosis / manis, bau buah
(napas aseton).
e. Neurosensori
1) Inspeksi : Disorientasi, mengantuk, alergi, stupor / koma (tahap
lanjut)
2) Auskultasi : Refleks tendon dalam menurun (koma)
3) Tanda gejala : Pusing / pening, sakit kepala, Kesemutan, kebas,
kelemahan pada otot, parestesia, Gangguan penglihatan
f. Nyeri kenyamanan
1) Inspeksi : Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat
berhati-hati
2) Auskultasi : Abdomen yang tegang /nyeri (sedang/berat)
g. Pernapasan
1) Inspeksi : batuk dengan / tanpa sputum purulen, Frekuensi
pernapasan meningkat
2) Auskultasi : Frekuensi pernapasan meningkat
3) Tanda gejala : Merasa kekurangan oksigen

15
h. Keamanan
1) Inspeksi : Kulit kering, gatal, ulkus kulit, Kulit rusak, lesi /
ulserasi
2) Auskultasi : diaforesis
3) Tanda gejala : Demam, Menurunnya kekuatan, umum /
rentang, Parestesia / paralisis otot termasuk otot-otot
pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam).

B. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1. Ds: Kekurangan insulin
- Klien mengeluh 

sakit kepala Pemecahan lemak meningkat



- Klien mengeluh
penglihatan
Pemecahan lemak (lipolysis)
kabur
menjadi asam-asam lemak bebas dan
Do: Pola napas
gliserol
- Kelemahan tidak

- Takikardia efektif
Asam lemak bebas akan diubah
- Frekuensi menjadi badan keton oleh hati
pernapasan 
meningkat Asidosis
- Sesak 
Respirasi meningkat

Pola napas tidak efektif
2. Ds: Kekurangan insulin
- Klien mengeluh 

mengalami Dipakainya jaringan lemak untuk

peningkatan memenuhi kebutuhan energi



rasa haus
Maka akan terbentuk
(poliuri dan Deficit

16
polidipsi) keton,glikosuria volume
- Klien mengeluh  cairan
sakit kepala Glikosuria akan menyebabkan

- Klien mengeluh diuresis osmotic, yang menimbulkan


kehilangan air dan elektrolit seperti
mual muntah
sodium,
Do:
potassium,kalsium,magnesium,fosfat
- Kelemahan
dan klorida
- Kulit kering,

dan kemerahan,
Deficit volume cairan
bola mata
cekung
- Tugor kulit
buruk
3. Ds: Kekurangan insulin
- Klien mengeluh 

mengalami Dipakainya jaringan lemak untuk

peningkatan memenuhi kebutuhan energy



rasa haus
Menurunnya transport glukosa
(poliuri dan
kedalam jaringan tubuh
polidipsi)

- Klien mengeluh
Menimbulkan hiperglikemia yang
mual muntal Perubahan
meningkatkan glukosuria
- Klien mengeluh  nutrisi
nyeri abdomen Menimbulkan kehilangan air dan kurang dari
Do: elektrolit kebutuhan
- Kulit kering,dan  tubuh

kemerahan,bola Ketidakcukupan insulin, penurunan

mata cekung masukan oral,status

- Tugor kulit hipermetabolisme



buruk
Perubahan nutrisi kurang dari
- Penurunan

17
kekuatan otot kebutuhan tubuh
- Penurunan berat
badan
4. Ds: Kekurangan insulin
- Klien mengeluh 

nyeri abdomen Menurunnya transport glukosa

- Klien mengeluh kedalam jaringan tubuh



sakit kepala
Menimbulkan hiperglikemia yang
- Klien mengeluh
meningkatkan glukosuria
mual muntah

Do: Glikosuria akan menyebabkan
- Nyeri tekan diuresis osmotic
abdomen 
- Wajah meringis Menimbulkan kehilangan air dan Nyeri

dengan palpitasi elektrolit



Menimbulkan syok hipovolemik

Reflex mual dan muntah

Nyeri pada abdomen

Nyeri
5. Ds: Adanya penyakit
- Klien mengeluh 

cemas,tergantun Ketergantungan pada orang lain dan

gan pada orang pengobatan yang diberikan



lain,masalah Ansietas
Stressor bagi klien
finansial yang

berhubungan
Ansietas
dengan kondisi
Do:

18
- Ansietas
- Kelemahan

C. Diagnosa Keperawatan
1. Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan asidosis dan respiratori
meningkat
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotic
3. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral, status
hipermetabolisme
4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan reflex mual dan
muntah, nyeri abdomen
5. Ansietas berhubungan dengan ketergantungan pada orang lain,
pengobatan yang di berikan

D. Intervensi Keperawatan
No. Diagnose Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
1. Pola Napas Tidak Efektif Setelah diberikan tindakan 1. Kaji kebutuhan optimal
berhubungan dengan asidosis keperawatan selama …x24 oksigen klien
dan respiratori meningkat jam gangguan pola napas 2. Berkan posisi yang nyaman
dibuktikan dengan : tidak efektif berangsur- bagi klien
Ds: angsur membaik Kriteria 3. Berikan oksigen sesuai
- Klien mengeluh sakit Hasil : indikasi
kepala - kebutuhan oksigen 4. Evaluasi irama kedalaman,
- Klien mengeluh menurun dan frekuensi pernapasan
penglihatan kabur - napas spontan adekuat
Do: - tidak sesak
- Kelemahan -tidak ada retraksi

- Takikardia
- Frekuensi pernapasan

19
meningkat
- Sesak
2. Defisit volume cairan Setelah diberikan tindakan 1. Kaji riwayat durasi/intensitas
berhubungan dengan diuresis keperawatan selama …x 24 mual, muntah dan berkemih
osmotic dibuktikan dengan : Jam deficit volume cairan berlebihan
Ds: berangsur-angsur membaik 2. Monitor vital sign dan
- Klien mengeluh Kriteria Hasil: perubahan tekanan darah
mengalami - TTV dalam batas normal orthostatic
peningkatan rasa haus - Pulse perifer dapat 3. Observasi kualitas nafas,
(poliuri dan polidipsi) teraba penggunaan otot asesori dan
- Klien mengeluh sakit - Turgor kulit dan cyanosis
kepala capillary refill baik 4. Observasi ouput dan kualitas
- Klien mengeluh mual - Keseimbangan urin urin
muntah output 5. Pertahankan cairan 2500

- Kadar elektrolit normal ml/hari jika diindikasikan


Do: 6. Ciptakan lingkungan yang
- Kelemahan nyaman, perhatikan perubahan

- Kulit kering, dan emosional

kemerahan, bola mata 7. Catat hal yang diaporkan

cekung seperti mual, nyeri abdomen,

- Tugor kulit buruk muntah dan distensi lambung


8. Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian terapi
3. Perubahan nutrisi : kurang Setelah diberikan tindakan 1. Pantau berat badan setiap hari
dari kebutuhan berhubungan keperawatan selama …x 24 atau sesuai indikasi
dengan ketidakcukupan Jam nutrisi kurang dari 2. Tentukan program diet dan
insulin, penurunan masukan kebutuhan tubuh berangsur- pola makan pasien dan
oral, status hipermetabolisme angsur membaik optimal bandingkan dengan makanan
dibuktikan dengan : Kriteria Hasil : yang dihabiskan
Ds: BB yang normal 3. Auskultasi bising usus, catat
- Klien mengeluh adanya nyeri abdomen/perut

20
mengalami kembung,mual,muntahan
peningkatan rasa haus makanan yang belum dicerna,
(poliuri dan polidipsi) pertahankan puasa sesuai
- Klien mengeluh mual indikasi
muntal 4. Berikan makanan yang
- Klien mengeluh nyeri mengandung nutrient
abdomen kemudian upayakan pemberian
Do: yang lebih padat yang dapat
- Kulit kering,dan ditoleransi
kemerahan,bola mata 5. Kolaborasi :
cekung - Pemeriksaan GDA dengan
- Tugor kulit buruk figer stick

- Penurunan kekuatan - Pantau pemeriksaan aseton, pH

otot dan HCO3

- Penurunan berat badan - Berikan pengobatan insulin


secara teratur sesuai indikasi
- Berikan larutan dekstrosa dan
setengah salin normal
4. Gangguan rasa nyaman nyeri Setelah diberikan tindakan 1. Tanyakan pada pasien tentang
berhubungan dengan reflex keperawatan selama …x 24 nyeri
mual dan muntah, nyeri Jam nyeri berangsur-angsur 2. Observasi dan catata lokasi
abdomen dibuktikan dengan : membaik beratnya (skala 0-5) dan
Ds: Kriteria Hasil : karakter nyeri (menetap, hilang
- Klien mengeluh nyeri - Ekspresi wajah , timbul, kolik)
abdomen pasien 3. Catat kemungkinan penyebab
- Klien mengeluh sakit - relaks nyeri
kepala 4. Anjurkan pemakaian obat
- Klien mengeluh mual dengan benar untuk
muntah mengontrol nyeri
Do:
- Nyeri tekan abdomen

21
- Wajah meringis
dengan palpitasi
Tupen :
5. Ansietas berhubungan dengan Setela diberikan tindakan 1. Ajarkan untuk
ketergantungan pada orang keperawatan selama …x 24 mengekspresikan perasaan
lain, pengobatan yang di Jam ansietas berangsur- 2. Berikan informasi tentang
berikan dibuktikan dengan : angsur membaik kondisi penyakit, pengobatan
Ds: Kriteria Hasil : dan perawatan dirumah
- Klien mengeluh - Keluarga dan klien 3. Ajarkan keluarga untuk
cemas,tergantungan mengekspresikan berpartisipasi dalam perawatan
pada orang perasaan dan pasien
lain,masalah finansial pemahaman terhadap 4. Berikan pujian pada keluarga
yang berhubungan kebutuhan intevensi saat memberikan perawatan
dengan kondisi perawatan dan pada pasien
Do: pengobatan 5. Jelaskan kebutuhan terapi IV,
- Ansietas NGT, pengukuran TTV dan
- Kelemahan pengkajian

E. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


No. Hari/Tanggal No Implementasi Evaluasi
.
Dx
1. Senin 1 1. Mengkaji kebutuhan optimal S = Klien mengatakan masih
21 November oksigen klien sesak
2020 Hasil : O = Takipnue, peningkatan
Klien masih membtuhkan frekuensi bernapas
bantuan berupa oksigenasi A = Tujuan belum tercapai
2. Memberikan posisi yang P = Intervensi dilanjutkan 1-4
nyaman bagi klien
3. memberikan oksigen sesuai
indikasi
Hasil :

22
Klien diberikan bantuan
oksigenasi maksimal 51/m
4. Mengevaluasi irama,kedalaman,
dan frekuensi pernapasan
Hasil :
Frekuensi napas cepat, takipnes
2. Senin II 1. Mengkaji riwayat S = Klien masih mengeluh Rasa
21 November durasi/intensitas mual, muntah haus
2020 dan berkemih berlebihan O = Polidipsi dan Poliuri
Hasil : A = Tujuan belum tercapai
Klien masih mual muntah,poliuri P = Intervensi dilanjutkan 1-10
dan polidipsi
2. Memonitor vital sign dan
perubahan tekanan darah
orthostatic
Hasil :
Tekanan darah sebelum optimal
3. Mengobservasi kualitas nafas,
pengunaan otot asesori dan
cyanosis
Hasil :
Pengunaan otot bantu
pernapasan, sianosis
4. Mengobservasi output dan
kualitas urin
Hasil :
Haluaran output dan input urine
belum optimal
5. Mempertahankan cairan 2500
mk/hari jika diindikasikan
Hasil :

23
Menngoptimalkan kondisi klien
6. Menciptakan lingkungan yang
nyaman, perhatikan perubahan
emosional
Hasil :
Klien nyaman dan dapat
beristirahat dengan optimal
7. Mencatat hal yang dilaporkan
seperti mual, nyeri abdomen,
muntah dan distensi lambung
Hasil :
Terjadi mual muntah dan distensi
abdomen
8. Berkolaborasi dengan dokter
dalam pemberian terapi
3. Senin III 1. Memantau berat badan setiap S = Klien mengeluh mual dan
21 November hari atau sesuai indikasi muntah
2020 Hasil : O = Tugor kulit Buruk
BB belum optimal A = tujuan belum tercapai
2. Menentukan program diet dan P = Intervensi dilanjutkan 1-7
pola makan pasien dan
bandingkan dengan makanan
yang dihabiskan
Hasil :
Klien disarankan glukosa, asam,
garam
3. Mengauskultasi bising usus,
catat adanya nyeri
abdomen/perut kembung, mual,
muntahan makanan yang belum
dicerna, pertahankan puasa

24
sesuai indikasi
Hasil :
Bising usus tidak optimal
4. Memberikan makanan yang
mengandung nutrient kemudian
upayakan pemberian yang lebih
padat yang dapat ditolerensi
Hasil :
Dapat mengoptimalkan kondisi
klien
5. Berkolaborasi :
- Pemeriksaan GDA dengan
finger stick
- Pantau pemeriksaan aseton ,
pH dan HC03
- Berikan pengobatan insulin
secara teratur sesuai indikasi
- Berikan larutan desktrosa
dan setengah salin normal
4. Jumat 1 IV 1. Menanyakan pada pasien S = Nyeri yang dirasakan klien
November 2019 tentenag nyeri mulai berkurang
Hasil : O = skala 2, hilang timbul
Nyeri yang dirasakan terasa A = Tujuan belum tercapai
sekitar area abdomen dan P = Intervensi dilanjutkan 1-4
dada/thorax
2. Megobservasi dan catat lokasi
beratnya (skala 0-5) dan karakter
nyeri (menetap, hilang, timbul,
kolik) Nyeri skala 3, hilang
timbul
3. Mencatat kemungkinan

25
penyebab nyeri ,
Hasil :
Karena mual dan muntah dan
sesak yang dialami
4. Menganjurkan pemakaian obat
dengan benar untuk mengontrol
nyeri
Hasil :
Pemakaian obat analgesic
5. Senin V 1. Menganjurkan untuk S = klien mengatakan cemas
21 November mengekpresikan perasaan mulai berkurang
2020 Hasil : O = wajah rileks
Klien dapat mengekspresikan A = tujuan tercapai
perasaan tentang rasa cemasnya P = pertahankan intervensi 1-4
2. Memberikan informasi tentang
kondisi penyakit, pengobatan
dan perawatan di rumah
Hasil :
Klien dan keluarga dapat
mengerti dan berkolaborasi
dalam pengobatan dan perawatan
3. Mengajarkan keluarga untuk
berpartisipasi dalam perawatan
pasien
Hasil :
Keluarga dapat berpartisipasi
dengan baik
4. Memberikan pujian pada
keluarga saat memberikan
perawatan pada pasien
Hasil :

26
Memotivasi klien dan keluarga
berkolaborasi dalam pengobatan
dan perawatan

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Diabetes ketoasidosis adalah suatu kondisi dimana terjadi akibat
adanya defisiensi insulin yang bersifat absolute dan terjadinya peningkatan
kadar hormone yang berlawanan dengan isulin. (Wijaya, 2013, hal. 13)
Keto Asidosis Diabetik (KAD) diklasifikasikan menjadi 4 yang
masing masing menunjukan tingkatan atau stadiumnya. Pada pasien
ketoasidosis diabetik biasanya karena tidak adanya atau tidak cukupnya
jumlah insulin yang nyata, KAD terjadi oleh karena menurunnya
konsentrasi insulin efektif danmeningkatnya hormon kontra insulin
(katekolamin, kortisol, glucagon dan growth hormone) menyebabkan
terjadinya hiperglikemia dan ketosis.
Tanda dan gejala KAD diantaranya Klinis : polyuria, polydipsia,
mual dan atau muntah, pernafasan kussmaul (dalam dan frekuen) , lemah,
dehidrasi, hipotensi sampai syok, kesadaran terganggu sampai koma,
Darah : hiperglikemi lebih dari 300 mg/dl (biasanya melebihi 500 mg/dl).
Bikarbonat kurang dari 20 mEq/l (dan pH <7,35), ketonemia, Urin :
glukosuria dan ketonuria. Komplikasi yang harus di perhatikan dalam

27
kasus KAD Tidak adekuatnya rehidrasi, Hiperglikemia, Hipokalemia.,
Asidosis metabolik

B. Saran
Dari pembahasan diatas diharapkan asuhan keperawatan pada
pasien dengan KAD dapar dilaksanakan dengan cepat dan tepat, untuk
membantu kesembuhan pasien. Penulis menerima saran dan masukan yang
membangun agar kedepannya penulis dapar memperbaiki cara penulisan.

DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan


Indonesia. Dewan Pengurus Persatuan Perawat Nasional
Indonesia. Jakarta.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia. Dewan Pengurus Persatuan Perawat Nasional
Indonesia. Jakarta.

28
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan
Indonesia. Dewan Pengurus Persatuan Perawat Nasional
Indonesia. Jakarta.
Santoso, et al. 2016. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketoasidosiss
Diabetik Berulang: Laporan Kasus Berbasis Bukti. Jurnal
Penelitian. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Sheehan L, Calfas D. 2016. Cardiovaskular Complications of
Ketoacidosis. Wingate Unversity School of Pharmacy. North
Carolina.
Price, Sylvia (1990), Patofisiologi dan Konsep Dasar Penyakit , EGC,
Jakarta.
Septianraha. 2011. Gawat Darurat Ketoasidosis Diabetik.
https://www.slideshare.net/mobile/sepianraha/gadar-
ketoasidosis-diabetik (24 November 2019)
Wijaya, A S dan Putri, Y.M. 2013. Keperawatan Medikal
Bedah 2, Keperawatan Dewasa Teori dan Contoh Askep.
Yogyakarta : Nuha Medika

29

Anda mungkin juga menyukai