PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Pasien
Nama : Ny. R
Umur : 48 Th
Kelamin :P
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat : Bekasi
Tanggal/ Jam masuk RS : 17 September 2020 / Jam 08.00
Tanggal/ Jam pengkajian : 17 September 2020 / jam 08.15
Diagnosa medis : KAD
b. Penanggungjawab
Nama : Citra
Age : 23 Th
Kelamin : P
Religion : Islam
Alamat : Bekasi
Hub. Dengan pasien : Anak
2. Keluhan Utama
Lemas setelah 5 hari mual muntah dan panas
3. Riwayat Penyakit
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh mual muntah serta panas dan sering pipis dan
haus
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien didiagnosa diabetes melitus tipe 2 sejak 2 tahun yang lalu
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada
Primary Tindakan Evaluasi Analisa
Survey Hasil Pengkajian
Posisi semi fowler Kepatenan jalan
Jalan napas paten untuk napas maksimal
Airway mempertahankan
kepatenan jalan
napas
Breathing Pola Napas Kolaborasi terapi Periksa kembali
Takipnue oksigen gas darah setiap
RR 36x/menit NRM 10-15 lt/mnt jam untuk pH dan
Saturasi Oksigen bikarbonat sampai
97% Monitor Nilai AGD pH mencapai ≥
Kolaborasi 7,2
pH : 7,12 Pertimbangkan natrium
PCo2 17mmHg bikarbonat IV
HCO3 5,6 mEq/L
Examination Support
a. Laboratory test
Hasil Laboratorium :
HEMATOLOGI
Ph 7,12
pCO2 17 mmHg
HCO3 5,66mEq/l
Urinalisis glukosa 4+ keton 3+
KIMIA DARAH
▪ Glukosa 420 mg/dl
▪ BUN 16 mg/dl
▪ Kreatinin 1,3 mg/dl
▪ Sodium 139 mEq/l
▪ Klorida 112 mEq/l
▪ Potassium 5 mEq/l
Therapy IGD
a. NRM 15lpm
Ny. R, 48 tahun, diantar keluarganya ke IGD karena lemas setelah 5 hari mual muntah dan
panas. Diketahui bahwa pasien sering pipis dan haus sejak 2 minggu yang lalu. Pasien
didiagnosa diabetes melitus tipe 2 sejak 2 tahun yang lalu. Pasien mengakui bahwa hanya
meminum obat 1 bulan pertama setelah didiagnosa lalu tidak melanjutkan pengobatan. Dari
pemeriksaan fisik diketahui RR 36x/ menit, SpO2 oximetri 97%, TD 98/64 mmHg, Nadi 136
x/menit, suhu 37,5oC. Tercium bau keton yang kuat dalam ruang pemeriksaan. Pasien
berkeringat dingin. Pada pemeriksaan abdomen diketahui adanya nyeri tekan epigastrik. BMI
pasien adalah 40 kg/m2. Hasil pemeriksaan laboratorium diketahui pH 7,12, pCO 2 17 mmHg,
HCO3 5,6 mEq/l. Urinalisis menunjukan glukosa 4+, keton 3+. Kimia darah menunjukan kadar
glukosa 420 mg/dl, BUN 16 mg/dl , kreatinin 1,3 mg/dl, sodium 139 mEq/l (), klorida 112
mEq/l, potassium 5 mEq/l.
DATA FOKUS
2. Kamis / Ds :
17 – - Kegagalan Mekanisme Gangguan Kondisi ketoasidosis metabolic
September Do : Regulasi d.d PCO2 Pertukaran Gas
- 2020 Meningkat; Takikardia; (SDKI, D. 0003, Hal.
1) Nafas klien terlihat Pola Napas Abnormal 22) Tubuh kompensasi
cepat
2) Tanda – tanda Vital
RR :
36x/menit,
Kebutuhan O2 meningkat
SpO2
oximetri :
97%, Hiperventilasi
TD : 98/64
mmHg,
Nadi : 136 Mempengaruhi pernapasan
x/menit,
Suhu 37,5oC.
3) Tercium bau keton Kondisi asidosis metabolik
yang kuat dalam
ruang pemeriksaan.
4) Klien berkeringat
dingin. Gangguan pertukaran gas
5) Hasil pemeriksaan
laboratorium :
pH 7,12,
pCO2 17
mmHg,
HCO3 5,6
mEq/l.
3. Kamis /
17 – Ds : Dibuktikan Dengan Risiko Faktor : Sengaja Tidak Menggunakan
September Kurang Patuh Pada Ketidakstabilan Insulin
- 2020 1) Keluarga klien Rencana Manajemen Kadar Glukosa
mengatakan klien Diabetes (Tidak Darah
didiagnosa diabetes Melanjutkan (SDKI, D. 0038, Hal. Hormone Insulin Dalam Tubuh
melitus tipe 2 sejak 2 Pengobatan) 90) Berkurang, Tidak Ada Tambahan
tahun yang lalu.
2) Klien mengatakan
bahwa klien Glukosa Darah Tidak Bias Masuk Ke
mengakui hanya Dalam Sel
meminum obat 1
bulan pertama
setelah didiagnosa Gula Darah Meningkat Dan Tidak
lalu tidak Bias Di Kendalikan
melanjutkan
pengobatan.
Hiperglikemia, GD > 250 mg/DL
Do :
Terapi Oksigen
2. Kamis, 17 / Setelah dilakukan Tindakan selama 1x6 jam Manajemen Hipovolemia Bunga S.R
09 / 2020 masalah hipovolemia dapat tertasi dengan
kriteria hasil : - Periksa tanda dan gejala hipovolemia (frekuensi
Keseimbangan cairan nadi meningkat, nadi teraba lemah, TD menurun,
Pemantauan cairan
Pemantauan elektrolit
3. Kamis, 17 / Setelah dilakukan Tindakan selama 1x6 jam Manajemen Hiperglikemi Bunga S.R
09 / 2020 masalah resiko ketidaksetabilan kadar glukosa - Identifikasi kemungkinan penyebab
darah dapat tertasi dengan kriteria hasil :
hiperglikemia
Kestabilan kadar glukosa darah - Identifikasi situasi yang menyebabkan kebutuhan
Berkeringat menurun insulin meningkat
Kadar glukosa darah menurun ,GDS 200mg/dl - Monitor keton urine, kadar analisa gas darah,
elektrolit, tekanan darah orostatik dan frekuensi
Jumlah urine membaik
nadi
Kadar glukosa dalam urine membaik berwarna
- Konsultasi medis jika tanda dan gejala
biru jernih hiperglikemi memburuk
- Kolaborasi pemberian Insulin
- Kolaborasi pemberian cairan IV
- Kolaborasi pemberian kalium jika perlu