OLEH
NAMA KELOMPOK:
Dewa Putu Arik Sandita (19089014009)
I Gusti Ayu Agung Dwi Apriliani (19089014002)
Amanda Patrissia (19089014003)
Ni Putu Ina Agresia Sintamaylani (19089014025)
Komang Irma Supriyanti (19089014026)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
…….
2. Tujuan Khusus
a. ……..
3
BAB II
KONSEP TEORI
1. Definisi
Ketoasidosis diabetik merupakan tanggapan dari defisiensi berat insulin
dan disertai
gangguan metabolisme protein, karbohidrat dan lemak. Keadaan ini terkadang
disebut “akselerasi puasa” dan merupakan gangguan metabolisme yang paling
serius pada diabetes ketergantungan insulin.
Keto asidosis Diabetik yakni keadaan kegawatan atau akut dari DM tipe I ,
disebabkan oleh meningkatnya keasaman tubuh benda-benda keton tanggapan
kekurangan atau defisiensi insulin, di karakteristikan dengan hiperglikemia,
asidosis, dan keton tanggapan kurangnya insulin ( Stillwell, 1992).
2. Epidemiologi
Ada sekitar 20% pasien KAD yang gres diketahui menderita DM untuk pertama
kali. Pada pasien yang sudah diketahui DM sebelumnya, 80% sanggup dikenali
adanya faktor pencetus. Mengatasi faktor penggagas ini penting dalam pengobatan
dan pencegahan ketoasidosis berulang. Tidak adanya insulin atau tidak cukupnya
jumlah insulin yang nyata, yang sanggup disebabkan oleh :
3. Penyebab/Faktor Predisposisi
Gejala dan tanda yang timbul pada KAD disebabkan terjadinya hiperglikemia dan
ketogenesis. Defisiensi insulin merupakan penyebab utama terjadinya
hiperglikemia atau peningkatan kadar glukosa darah dari pemecahan protein dan
glikogen atau lipolisis atau pemecahan lemak. Hiperglikemia mengakibatkan
diuresis osmotik dengan hipovolemia kemudian akan berlanjut terjadinya
kehilangan cairan tubuh dan renjatan atau syok. Glukoneogenesis menambah
terjadinya hiperglikemik.Lipolisis yang terjadi akan meningkatkan pengangkutan
kadar asam lemak bebas ke hati sehingga terjadi ketoasidosis, yang kemudian
berakibat timbulnya asidosis metabolik, sebagai kompensasi tubuh terjadi
pernafasan kussmaul.
5. Pathway/WOC
6. Gejala Klinis
Gejala klinis biasanya berlangsung cepat dalam waktu kurang dari 24 jam. Poliuri,
polidipsi dan penurunan berat tubuh yang kasatmata biasanya terjadi beberapa hari
menjelang KAD, dan sering disertai mual-muntah dan nyeri perut. Nyeri perut
sering disalah-artikan sebagai 'akut abdomen'. Asidosis metabolik diduga menjadi
penyebab utama tanda-tanda nyeri abdomen, tanda-tanda ini akan menghilang
dengan sendirinya sesudah asidosisnya teratasi.
Sering dijumpai penurunan kesadaran, bahkan koma (10% kasus), kehilangan
cairan tubuh dan stress berat hipovolemia (kulit/mukosa kering dan penurunan
turgor, hipotensi dan takikardi). Tanda lain yakni napas cepat dan dalam
(Kussmaul) yang merupakan kompensasi hiperventilasi tanggapan asidosis
metabolik, disertai kedaluwarsa aseton pada napasnya.
5
Sekitar 80% pasien DM ( komplikasi akut )
Pernafasan cepat dan dalam ( Kussmaul )
Dehidrasi ( tekanan turgor kulit menurun, pengecap dan bibir kering )
Kadang-kadang hipovolemi dan syok
Bau aseton dan hawa napas tidak terlalu tercium
Didahului oleh poliuria, polidipsi.
Riwayat berhenti menyuntik insulin
Demam, infeksi, muntah, dan nyeri perut.
7. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Normocephali, mata anemis -/-, Reflex pupil +/+, bulat
regular, Isokor.
THT : Tonsil, pharing, lidah dan bibir dalam batas normal, Tidak
ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada kaku
kuduk.
Respirasi : Spontan, RR 20 kali / menit, vesicular +/+, rhonki terdapat
pada lobus kanan bawah, wheezing +/-, dapat tercium nafas
berbau asam
Kardiovaskuler : Tekanan darah 120/80mmHg, nadi 91 kali/ menit, S1S2
tunggal, egular, murmur (-).
Abdomen : Bising usus normal, distensi (-), gerakan peristaltic normal,
Ascites (-) hepar licn tidak teraba, nyeri tekan (-).
Ekstremitas : Hangat pada keempat ekstremitas dan tidak terdapat edema
8. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang untuk ketoasidosis diabetik meliputi
9. Diagnosis/criteria diagnosis
6
Defisit volume cairan bekerjasama dengan diuresis osmotik tanggapan
hiperglikemia, pengeluaran cairan berlebihan : diare, muntah; pembatasan
intake tanggapan mual, kacau mental
Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan bekerjasama dengan
ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral, status hipermetabolisme
Resiko tinggi terhadap bisul (sepsis) bekerjasama dengan peningkatan kadar
glukosa, penurunan fungsi lekosit, perubahan pada sirkulasi
Resiko tinggi terhadap perubahan sensori-perseptual bekerjasama dengan
ketidkseimbangan glukosa/insulin dan/atau elektrolit
Kelelahan bekerjasama dengan penurunan produksi energi metabolik,
insufisiensi insulin, peningkatan kebtuhan energi : status
hipermetabolik/infeksi
11. Komplikasi
Adapun komplikasi yang sanggup ditimbulkan oleh ketoasidosi diabetik
meliputi
Nefropati diabetik atau ginjal diabetik sanggup dideteksi cukup dini. Bila
penderita mencapai stadium nefropati diabetik, didalam air kencingnya terdapat
protein. Dengan menurunnya fungsi ginjal akan disertai naiknya tekanan darah.
Pada kurun waktu yang usang penderita nefropati diabetik akan berakhir dengan
gagal ginjal dan harus melaksanakan basuh darah. Selain itu nefropati diabetik bisa
menjadikan gagal jantung kongesif.
Kadar glukosa darah yang tinggi bisa mengakibatkan sembab pada lensa mata.
Penglihatan menjadi kabur dan sanggup berakhir dengan kebutaan.
Neuropati diabetik yakni tanggapan kerusakan pada saraf. Penderita bisa stres,
perasaan berkurang sehingga apa yang dipegang tidak sanggup dirasakan (mati
rasa).
4. Kelainan Jantung.
7
Terganggunya kadar lemak darah yakni satu faktor timbulnya aterosklerosis
pada pembuluh darah jantung. Bila diabetesi memiliki komplikasi jantung koroner
dan menerima serangan selesai hidup otot jantung akut, maka serangan tersebut
tidak disertai rasa nyeri. Ini merupakan penyebab selesai hidup mendadak.
5. Hipoglikemia.
Hipoglikemia terjadi bila kadar gula darah sangat rendah. Bila penurunan
kadar glukosa darah terjadi sangat cepat, harus diatasi dengan segera.
Keterlambatan sanggup mengakibatkan kematian. Gejala yang timbul mulai dari
rasa gelisah hingga berupa koma dan kejang-kejang.
6. Hipertensi.
Karena harus membuang kelebihan glokosa darah melalui air seni, ginjal
penderita diabetes harus bekerja ekstra berat. Selain itu tingkat kekentalan darah
pada diabetisi juga lebih tinggi. Ditambah dengan kerusakan-kerusakan pembuluh
kapiler serta penyempitan yang terjadi, secara otomatis syaraf akan mengirimkan
signal ke otak untuk menambah takanan darah.
1. Pengkajian Keperawatan
a) Aktivitas / Istrahat
Gejala :
Tanda :
2. Sirkulasi
Gejala :
Tanda :
3. Integritas/ Ego
Gejala :
Tanda :
4. Eliminasi
Gejala :
Tanda :
Urine encer, pucat, kuning, poliuri ( sanggup berubah menjadi oliguria/anuria, jikalau terjadi
hipovolemia berat)
Urin berkabut, kedaluwarsa busuk (infeksi)
Abdomen keras, adanya asites
Bising usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare)
5. Nutrisi/Cairan
Gejala :
Tanda :
6. Neurosensori
Gejala :
7. Nyeri/kenyamanan
8. Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergantung adanya
infeksi/tidak)
Tanda :
9. Keamanan
Tanda :
Demam, diaforesis
Kulit rusak, lesi/ulserasi
Menurunnya kekuatan umum/rentang erak
Parestesia/paralisis otot termasuk otot-otot pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan cukup
tajam)
10. kualitas
Gejala :
11. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala :
Faktor resiko keluarga DM, jantung, stroke, hipertensi. Penyembuhan yang Lambat, penggunaan
obat sepertii steroid, diuretik (thiazid), dilantin dan fenobarbital (dapat meningkatkan kadar glukosa
darah).
Mungkin atau tidak memerlukan obat diabetik sesuai pesanan
Rencana pemulangan :
Mungkin memrlukan santunan dalam pengatuan diet, pengobatan, perawatan diri, pemantauan
terhadap glukosa darah
10
Diagnosa Keperawatan
1. Defisit volume cairan bekerjasama dengan diuresis osmotik tanggapan hiperglikemia, pengeluaran
cairan berlebihan : diare, muntah; pembatasan intake tanggapan mual, kacau mental
2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan bekerjasama dengan ketidakcukupan insulin, penurunan
masukan oral, status hipermetabolisme
3. Resiko tinggi terhadap bisul (sepsis) bekerjasama dengan peningkatan kadar glukosa, penurunan
fungsi lekosit, perubahan pada sirkulasi
4. Resiko tinggi terhadap perubahan sensori-perseptual bekerjasama dengan ketidkseimbangan
glukosa/insulin dan/atau elektrolit
5. Kelelahan bekerjasama dengan penurunan produksi energi metabolik, insufisiensi insulin,
peningkatan kebtuhan energi : status hipermetabolik/infeksi
6. Ketidakberdayaan bekerjasama dengan penyakit jangka panjang, ketergantungan pada orang lain
7. Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis, dan pengoobatan bekerjasama dengan
kesalahan menginterpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi
Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan. 1
Defisit volume cairan bekerjasama dengan diuresis osmotik tanggapan hiperglikemia, pengeluaran cairan
berlebihan : diare, muntah; pembatasan intake tanggapan mual
Batasan karakteristik :
Kriteria Hasil :
Intervensi Rasional
1.Kaji riwayat durasi/intensitas mual, Membantu memperkirakan pengurangan volume total.
muntah dan berkemih berlebihan Proses bisul yang mengakibatkan demam dan status
hipermetabolik meningkatkan pengeluaran cairan
insensibel.
Hypovolemia sanggup dimanifestasikan oleh hipotensi dan
2.Monitor vital sign dan perubahan takikardia. Hipovolemia berlebihan sanggup ditunjukkan
tekanan darah orthostatik dengan penurunan TD lebih dari 10 mmHg dari posisi
berbaring ke duduk atau berdiri.
Pelepasan asam karbonat lewat respirasi menghasilkan
alkalosis respiratorik terkompensasi pada ketoasidosis.
Napas kedaluwarsa aceton disebabkan pemecahan asam
3.Monitor perubahan respirasi: kussmaul, keton dan akan hilang bila sudah terkoreksi
kedaluwarsa aceton Peningkatan beban nafas menunjukkan ketidakmampuan
untuk berkompensasi terhadap asidosis
Menggambarkan kemampuan kerja ginjal dan keefektifan
terapi
11
Menunjukkan status cairan dan keadekuatan rehidrasi
4.Observasi kulaitas nafas, penggunaan Mempertahankan hidrasi dan sirkulasi volume
otot asesori dan cyanosis Mengurangi peningkatan suhu yang mengakibatkan
pengurangan cairan, perubahan emosional menunjukkan
5.Observasi ouput dan kualitas urin. penurunan perfusi cerebral dan hipoksia
Kekurangan cairan dan elektrolit mengubah motilitas
6.Timbang BB lambung, sering menjadikan muntah dan potensial
menjadikan kekurangan cairan & elektrolit
7.Pertahankan cairan 2500 ml/hari Pemberian cairan untuk perbaikan yang cepat mungkin
jikalau diindikasikan sangat berpotensi menjadikan beban cairan dan GJK
8.Ciptakan lingkungan yang nyaman,
perhatikan perubahan emosional Pemberian tergantung derajat kekurangan cairan dan
respons pasien secara individual
9.Catat hal yang dilaporkan menyerupai Plasma ekspander diperlukan ketika kondisi mengancam
mual, nyeri abdomen, muntah dan kehidupan atau TD sulit kembali normal
distensi lambung Memudahkan pengukuran haluaran urin
Osmolalitas darah
Natrium
Kalium
Diagnosa Keperawatan. 2
Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan bekerjasama dengan ketidakcukupan insulin, penurunan
masukan oral, status hipermetabolisme
Batasan karakteristik :
12
Klien melaporkan masukan butrisi tidak adekuat, kurang nafsu makan
Penurnan berat badan, kelemahan, tonus otot buruk
Diare
Kriteria hasil :
Intervensi Rasional
1.Pantau berat tubuh setiap hari atau sesuai Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat termasuk
indikasi penyerapan dan utilitasnya
2.Tentukan kegiatan diet dan contoh makan Mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari
pasien dan bandingkan dengan makanan kebutuhan terapetik
yang dihabiskan
3.Auskultasi bising usus, catat adanya nyeriHiperglikemia dan ggn keseimbangan cairan dan elektrolit
abdomen/perut kembung, mual, muntahan sanggup menurunkan motilitas/fungsi lambung (distensi
makanan yang belum dicerna, pertahankan atau ileus paralitik)yang akan mempengaruhi pilihan
puasa sesuai indikasi intervensi.
Pemberian makanan melalui oral lebih baik jikalau pasien
4.Berikan makanan yang mengandung sadar dan fungsi gastrointestinal baik
nutrien kemudian upayakan pemberian yang Memberikan gosip pada keluarga untuk memahami
lebih padat yang sanggup ditoleransi kebutuhan nutrisi pasien
5.Libatkan keluarga pasien pada perencanaan Hipoglikemia sanggup terjadi lantaran terjadinya
sesuai indikasi metabolisme karbohidrat yang berkurang sementara tetap
6.Observasi tanda hipoglikemia diberikan insulin , hal ini secara potensial sanggup
mengancam kehidupan sehingga harus dikenali
1.Pantau berat tubuh setiap hari atau sesuai Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat termasuk
indikasi penyerapan dan utilitasnya
2.Tentukan kegiatan diet dan contoh makan Mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari
pasien dan bandingkan dengan makanan kebutuhan terapetik
yang dihabiskan
3.Auskultasi bising usus, catat adanya nyeriHiperglikemia dan ggn keseimbangan cairan dan elektrolit
abdomen/perut kembung, mual, muntahan sanggup menurunkan motilitas/fungsi lambung (distensi
makanan yang belum dicerna, pertahankan atau ileus paralitik)yang akan mempengaruhi pilihan
puasa sesuai indikasi intervensi.
Pemberian makanan melalui oral lebih baik jikalau pasien
4.Berikan makanan yang mengandung sadar dan fungsi gastrointestinal baik
nutrien kemudian upayakan pemberian yang Memberikan gosip pada keluarga untuk memahami
lebih padat yang sanggup ditoleransi kebutuhan nutrisi pasien
5.Libatkan keluarga pasien pada perencanaan Hipoglikemia sanggup terjadi lantaran terjadinya
sesuai indikasi metabolisme karbohidrat yang berkurang sementara tetap
6.Observasi tanda hipoglikemia diberikan insulin , hal ini secara potensial sanggup
13
mengancam kehidupan sehingga harus dikenali
DISABILITY?
EXPOSURE?
DLL
SECONDARY SURVEY
Umur : Alamat :
Agama : Status Perkawinan :
Pendidikan : Sumber Informasi :
Pekerjaan : Hubungan :
Suku/ Bangsa :
e. Tanda-tanda peritonitis
ada
Keluhan Lain: ... ...
Masalah Keperawatan:
Koma
GCS : Eye ... Verbal ... Motorik ...
Pupil : Isokor Unisokor Pinpoint
17
Medriasis
Refleks Cahaya: Ada Tidak Ada
Refleks fisiologis: Patela (+/-) Lain-lain … …
Refleks patologis : Babinzky (+/-) Kernig (+/-) Lain-lain ...
..
Kekuatan Otot :
Keluhan Lain : … …
Masalah Keperawatan:
EXPOSURE
Problem : abdomen
Qualitas/ Quantitas: ... ...
Regio : ... ...
Skala : ... ...
Timing : ... ...
19
Leher :
Dada :
Abdomen dan Pinggang : Terdapat luka, jejas,
Pelvis dan Perineum :
Ekstremitas :
Masalah Keperawatan:
1. ……
2. ….
c. …..
21
D. PEMANATAUAN CAIRAN
22
1. Observasi
a. Monitor frekuensi dan
kekuatan nadi
b.Monitor frekuensi nafas
c. Monitor tekanan darah
d.Monitor berat badan
e. Monitor waktu pengisian
kapiler
f. Monitor elastisitas atau turgor
kulit
g.Monitor jumlah, waktu dan
berat jenis urine
h.Monitor kadar albumin dan
protein total
i. Monitor hasil pemeriksaan
serum (mis. Osmolaritas
serum, hematocrit, natrium,
kalium, BUN)
j. Identifikasi tanda-
tanda hipovolemia (mis.
Frekuensi nadi meningkat,
nadi teraba lemah, tekanan
darah menurun, tekanan nadi
menyempit, turgor kulit
menurun, membrane mukosa
kering, volume urine
menurun, hematocrit
meningkat, haus, lemah,
konsentrasi urine meningkat,
berat badan menurun dalam
waktu singkat)
k.Identifikasi tanda-tanda
hypervolemia mis. Dyspnea,
edema perifer, edema
anasarka, JVP meningkat,
CVP meningkat, refleks
hepatojogular positif, berat
badan menurun dalam waktu
singkat)
l. Identifikasi factor resiko
ketidakseimbangan cairan
(mis. Prosedur pembedahan
mayor, trauma/perdarahan,
luka bakar, apheresis,
23
obstruksi intestinal,
peradangan pankreas,
penyakit ginjal dan kelenjar,
disfungsi intestinal)
2. Terapeutik
a. Atur interval waktu
pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
b. Dokumentasi hasil
pemantauan
3. Edukasi
a. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
b. Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
B. PEMBERIAN ANALGETIK
(I.08243)
1. Observasi
Identifikasi
25
Kolaborasi
Manajemen Nutrisi
Observasi:
Observasi
Identifikasi kemungkinan
penyebab BB kurang
Monitor adanya mual dan
muntah
Terapeutik
D. Implementasi
E. Evaluasi
BAB III
TINJAUAN KASUS
Tidak Ada
Muntahan Darah Oedema
Suara Nafas : Snoring Gurgling Stridor
31
Pucat : Ya Tidak
Sianosis : Ya Tidak
CRT : < 2 detik > 2 detik
Akral : Hangat Dingin S: ..36,7.....C
32
Pemeriksaan Penunjang
Tanggal : 6 Juni 2021
Hasil pemeriksaan:
a. Hematologi Rutin
WBC : 10,22 nilai normal 3,80 – 10,5
HGB : 11,7 nilai normal 13,5 – 17,5
PLT : 318 nilai normal 150 - 440
HCT : 36,6 nilai normal 40,0 – 52,0
Koagulasi
Waktu Perdarahan (BT) 2’15” menit nilai normal 1’00”-3’00”
Waktu Pembekuan (CT) 6’30” menit nilai normal 6’00”-15’00’
b. Glukosa Darah
Glukosa darah sewaktu 190 mg/dl nilai normal <= 200
c. Faal Ginjal
Ureum : 19 mg/dl nilai normal 6- 20
Kreatinin serum : 1,6 mg/dl nilai normal 0,90 – 1,30
d. Faal Hati
36
Medikasi :
1. IVFD RL 2000 cc, kemudian diganti HES 500cc kmudian
maintenance RL 20 ttm
2. Inj Kalnex 1000 mg 3x1 ampul
3. Inj Ceftriaxone 2x1 gr
4. Inj Parasetamol 4x 1gr
5. Inj Pethidin 50 mg + Kethorolac 60 mg dalam D5% 500 cc / 24
jam
6. Inj Omeprasole 2x 40 mg
7. Cek Hb serial setiap 6 jam
8. Puasakan pasien
37
2. ANALISA DATA
Inisial Klien : Tn P
39
11,7gr/dl, G. Observasi
a. Monitor frekuensi dan
GCS kekuatan nadi
b.Monitor frekuensi nafas
E3V5M6, c. Monitor tekanan darah
d.Monitor berat badan
Hct 36,6 e. Monitor waktu pengisian
kapiler
f. Monitor elastisitas atau turgor
kulit
g.Monitor jumlah, waktu dan
40
b. Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
3. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Inisial Klien : Tn P
Ruangan : Ruang IGD RSUD Kabupaten Buleleng
No. R.M : 1345
Hari, Diagnosa Implementasi Respon
Paraf
tgl, jam Keperawatan Keperawatan (EvaluasiFormatif)
Minggu DX 1 Memonitor DS : Pasien
6 Juni frekuensi dan mengeluh nyeri di
2021 kekuatan perut
jam nadi,frekuensi DO :TTV S= 36,7
16.00 nafas dan C, N =110x/ menit,
wita tekanan darah TD =90/60mmHg
durasi, menerus
frekuensi, DO : Pasien merasa
kualitas, kesakitan
intensitas nyeri
DX 2 Mengajarkan DS : pasien
pasien tentang mengatakan
teknik relaksasi mengerti dan mau
nafas dalam melakukannya
dan distraksi DO : pasien masih
tampak meringis
kesakitan saat
bergerak
Inisial Klien : Tn P
Ruangan :Ruang IGD RSUD Kabupaten Buleleng
No. R.M : 1345
Hari,
Diagnosa Evaluasi Sumatif
tgl, Paraf
keperawatan (SOAP)
jam
Senin Hipovolemia S:-
7 berhubungan dengan O : Turgor elastis, akral hangat,
juni kehilangan cairan aktif nadi teraba kuat, N 88x/mt, TD
2021 dibuktikan dengan 110/60mmHg, Hb 8,5g/dl, Hct
Jam akral dingin, turgor 25,8
01 00 kulit menurun, urine GCS E4V5M6
49
Pengkajian Keperawatan
pemeriksaan fisik dan studi kasus. Hasil dari pengkajian pada tanggal
Diagnosa Keperawatan
Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat.
a. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi didefinisikan sebagai keputusan dari efektifitas asuhan
keperawatan antara dasar tujuan keperawatan klien yang telah
ditetapkan dengan respon perilaku klien yang tampil.Tahap evaluasi
merupakan tahap dalam asuhan keperawatan yang dimana mahasiswa
menilai asuhan keperawatan yang telah dilakukan.
51
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari hasil pengkajian
2. Saran
Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada
52
DAFTAR PUSTAKA