DENGAN DIAGNOSA
Disusun Oleh :
Sudarmi Agustina
(2020800017)
I. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolik menahun akibat
pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau kemampuan tubuh untuk bereaksi
terhadap insulin menurun. Akibatnya, terjadi peningkatan glukosa di dalam darah
(hiperglikemia) (Kemenkes RI, 2014). Insulin diibaratkan sebagai anak kunci
yang dipergunakan untuk membuka pintu sel, sehingga glukosa di dalam darah dapat
masuk ke dalam sel yang kemudian diubah menjadi energi untuk kehidupan sel
(Rudijanto, 2014). Berkurang atau tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan
di dalam darah dan menimbulkan peningkatan gula darah, sementara sel menjadi
kekurangan glukosa yang sangat dibutuhkan dalam kelangsungan dan fungsi sel
(Tarwoto dkk, 2012).
Hipoglikemia merupakan salah satu kegawatan diabetic yang mengancam,
sebagai akibat dari menurunnya kadar glukosa darah < 60 mg/dl. Hiperglikemia yang
berkepanjangan mengakibatkan perubahan struktur pembuluh darah perifer yang
mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke arah distal khususnya pada ekstremitas
bawah yang menyebabkan permasalahan pada sistem persarafan (neuropati)
(Tarwoto dkk, 2012). Neuropati perifer sering mengenai bagian distal serabut
saraf, khususnya saraf ekstremitas bawah. Penurunan sensibilitas nyeri dan suhu
membuat penderita neuropati berisiko mengalami cidera dan infeksi pada kaki tanpa
diketahui (Brunner & Suddarth, 2013), sehingga bila penderita Diabetes Melitus
mengalami luka sedikit saja akan sangat mudah berkembang menjadi ulkus bahkan
mengalami nekrosis jaringan yang berakhir pada amputasi bila tidak dilakukan
penanganan dengan benar (Tarwoto dkk, 2012)
2. Etiologi
Etiologi dari hipoglikemia antara lain
a. Aktivitas fisik yang berat
b. Keterlambatan asupan makanan
c. Puasa
d. Penurunan respon hormonal (adrenergik)
e. Regimen insulin yang tidak fisiologis
f. Overdosis insulin atau sulfonylurea
g. Gerak badan tanpa kompensasi makanan
h. Penyakit ginjal stadium akhir
i. Penyakit hati stadium akhir
j. Konsumsi alcohol
k. Kebutuhan insulin
l. Penyembuhan dari keadaan stress
m. Penggunaan zat – zat hipoglikemia
6. Pathway
HIPOGLIKEMI
Unmetabolisme Pemecahan
Intoleran siaktifitas Penyerapan glukosa
otak glukagon/glikogen
vaskuler >>
Iskemikjaringanotak Metabolismeanaerob
Glikolisis dlm hepar
inadekuat
Mual muntah
II. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian Primer – Primary Survey (A, B, C,D, E)
a. Airway (jalan napas) Kaji adanya sumbatan jalan napas. Terjadi karena adanya
penurunan kesadaran/koma sebagai akibat dari gangguan transport oksigen ke
otak.
b. Breathing (pernapasan) Merasa kekurangan oksigen dan napas tersengal – sengal ,
sianosis.
c. Circulation (sirkulasi) Kebas , kesemutan dibagian ekstremitas, keringat dingin,
hipotermi, nadi lemah, tekanan darah menurun.
d. Disability (kesadaran) Terjadi penurunan kesadaran, karena kekurangan suplai
nutrisi ke otak.
e. Exposure. Pada exposure kita melakukan pengkajian secara menyeluruh. Karena
hipoglikemi adalah komplikasi dari penyakit DM kemungkinan kita menemukan
adanya luka/infeksi pada bagian tubuh klien / pasien.
2. Pengkajian Sekunder – Pemeriksaan Fisik, Laboratorium, dan Penunjang Lain
a. Keluhan Utama
Adanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa raba yang menurun,
adanya luka yang tidak sembuh – sembuh dan berbau, adanya nyeri pada
luka.
b. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Berisi tentang kapan terjadinya luka, penyebab terjadinya luka serta upaya
yang telah dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya.
2) Riwayat kesehatan dahulu
Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit – penyakit lain yang ada
kaitannya dengan defisiensi insulin misalnya penyakit pankreas. Adanya
riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis, tindakan medis
yang pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa digunakan oleh
penderita.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Dari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu anggota keluarga yang
juga menderita DM atau penyakit keturunan yang dapat menyebabkan
terjadinya defisiensi insulin misal hipertensi, jantung.
4) SAMPLE
a) S : tanda dan gejala yang dirasakan klien
b) A : alergi yang dipunyai klien
c) M : tanyakan obat yang dikonsumsi untuk mengatasi masalah
d) P : riwayat penyakit yang diderita klien
e) L : makan minum terakhir, jenis yang dikonsumsi, penurunan dan
peningkatan napsu makan
f) E : pencetus atau kejadian penyebab keluhan
5) Pengkajian nyeri
a) P : pencetus nyeri
b) Q : kualitas nyeri
c) R : arah perjalanan nyeri
d) S: skala nyeri
e) T : lamanya nyeri sudah dialami klien
c. Tanda tanda vital
Tekanan darah, irama dan kekuatan nadi, irama kedalaman pernapasan,
dan penggunaan otot bantu pernapasan, suhu tubuh
d. Pemeriksaan fisik
1) Kepala dan leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher,
telinga kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran, lidah
sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi
mudah bengkak dan berdarah, apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia,
lensa mata keruh.
2) Sistem integument
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka,
kelembaban dan shu kulit di daerah sekitar ulkus dan gangren,
kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.
3) Sistem pernafasan
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita DM mudah
terjadi infeksi.
4) Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang,
takikardi/bradikardi, hipertensi/hipotensi, aritmia, kardiomegalis.
5) Sistem gastrointestinal
Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrase,
perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen, obesitas.
6) Sistem urinary
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat
berkemih.
7) Sistem musculoskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi badan, cepat lelah,
lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstrimitas.
8) Sistem neurologis
Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk,
reflek lambat, kacau mental, disorientasi
e. Riwayat psikososial
Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi yang dialami
penderita sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap
penyakit penderita.
3. Diagnosa Keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif (D.0005)berhubungan dengan depresan pusat pernafasan
b. Ketidakstabilan kadar gula darah (D.0027) berhubungan dengan glikemik oral
c. Intoleransi aktivitas (D.0056) berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
Diagnosa
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1 Pola nafas tidak Setelah dilakukan intervensi Observasi :
efektif keperawatan selama 1x3 jam, - Observasi pola nafas
(D.0005)berhubunga maka pola nafas kembali efektif - Monitor SPO2
n dengan depresan
dengan criteria hasil : Nursing Treatmen
pusat pernafasan
a. Ventilasi semenit meningkat - Posisikan semi
(5) fowler/fowler
b. Frekuensi nafas, membaik (5) - Berikan minum hangat
c. Dipsneu menurun (5) Edukasi
- Jelaskan prosedur
pemantauan
Kolaborasi
- Berikan oksigen sesuai
terapi
2 Ketidakstabilan kadar Setelah dilakukan tindakan Observasi
gula darah (D.0027) keprawatan selama 1x3 jam, maka - Identifikasi tanda dan
berhubungan dengan kadar gula darah kembali stabil, gejala hipoglikemi
glikemik oral
dengan criteria hasil : - Identifikasi penyebab
a. Kesadaran meninglkat (5) hipoglikemi
b. Mengantuk menurun (5) Nursing treatmen
c. Lelah menurun (5) - Pertahankan kepatenan
d. Kadar glukosa darah membaik jalan nafas
(5) Edukasi
- Jelaskan interaksi
antara diit insulin/obat
oral
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
D40% sesuai advis
dokter
3 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan Observasi
(D.0056) keperawatan selama 1x3 jam, - Identifikasi gangguan
berhubungan dengan maka aktivitas kembali tolerin, fungsi tubuh yang
ketidakseimbangan
dengan criteria hasil : menyebabkan
antara suplai dan
a. Frekuensi nadi meningkat (5) kelelahan
kebutuhan oksigen
b. Saturasi oksigen meningkat - Monitor vital sign
(5) Nursing treatmen
c. Kemudahan dalam melakukan - Bantu ADL pasien
aktivitas meningkat (5) Edukasi
d. Keluhan lelah/lemes menurun - Menjelaskan tujuan
(5) dan prosedur
e. Frekuensi nafas membaik pemantauan
Kolaborasi
- Pemberian oksigen
sesuai advis dokter
DAFTAR PUSTAKA
PPNI DPP SDKI Pokja Tim, 2018. Standar Diagnosia Keperawatan Indonesia Edisi 1 :
Jakarta: DPP PPNI
PPNI DPP SIKI Pokja Tim, 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1 :
Jakarta: DPP PPNI
PPNI DPP SLKI Pokja Tim, 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1 :
Jakarta: DPP PPNI