Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH INTOLERANSI AKTIVITAS

PADA PASIEN OBESITAS

OLEH KELOMPOK 1 :

GODENSIANA SENDIA(21201246)

PATRISIA D. JENITA( 21201233)

OKTAVIANA NARTI(21201251)

KONSTANTINUS F. TRUMEN(21201257)

CHAMPHIDELI R.S.SALEMAN(21201255)

ELISABET JUITA TRINI(2120154)

YOHANA F.SONATA(21201243)

FILOMENA N.NDEHGONG(21201238)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIKA SANTU PAULUS RUTENG

T.A 2022/2023
BAB 1

LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 DEFINISI PENYAKIT


Obesitas adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang
berlebih, sehingga berat badan seseorang jauh di atas normal dan dapat membahayakan
kesehatan

1.2 ETIOLOGI PENYAKIT


Obesitas dapat disebabkan beberapa faktor, baik primer maupun sekunder. Faktor
risiko yang berperan menyebabkan overweight dan obesitas, antara lain sebagai berikut :
1) Faktor Genetik
Remaja dengan orang tua gemuk akan mewariskan tingkat metabolisme yang rendah
dan cenderung gemuk jika dibandingkan dengan remaja dari orang tua dengan berat
badan normal. Hal ini diduga karena adanya heretabilitas dari rerata massa lemak.
(16) Genetik berperan penting dalam patogenesis obesitas ataupun meningkatkan
risiko. Bentuk dismorfik dari obesitas yang bersifat genetik termasuk diantaranya
Prader-Willi Syndrome, Ahlstro’s Syndrome, the Laurence-Moon Biedl Syndrome,
Cohen’s Syndrome, dan Carpenter’s syndrome
2) Kuantitas dan Kualitas Makanan Seiring dengan perkembangan zaman, konsumsi
terhadap makanan bergeser ke makanan siap saji ataupun makanan cepat saji, yang
mengandung kualitas gizi buruk (tinggi lemak dan karbohidrat, namun sedikit
mineral dan vitamin). Pola makan tanpa sarapan akan berakibat meningkatnya
konsumsi makanan ringan dan fast food yang tidak sehat sebagai pengganti sarapan
di rumah.
3) Aktivitas Aktivitas yang rendah akan mengurangi pengeluaran energi sehingga
terjadi penumpukan energi.(14) Rendahnya tingkat aktivitas fisik pada pada individu
obesitas dalam berkaitan dengan sedentary lifestyle (gaya hidup kurang gerak).
Aktivitas seperti menonton televisi, bermain handphone 15 atau laptop, dan tiduran
disertai mendengarkan lagu lebih mendominasi.

4) Budaya
Suku bangsa juga berpengaruh dalam risiko overweight dan obesitas.(6,14) Pola
makan sebagian etnis dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk didalamnya
ketersediaan makanan, tingkat pendapatan, kesehatan, kepercayaan terhadap
makanan, agama, serta pola budaya.
5) Status Sosial Ekonomi Pendapatan individu/keluarga berpengaruh dalam pilihan
makanan sebagai asupan energi sehari-hari. Angka pendapatan besar mendorong
membeli makanan apa saja yang diinginkan. Obesitas juga sering dijadikan lambang
kemakmuran bagi suatu keluarga.
6) Psikologis Ada hubungan yang signifikan antara gejala stress dengan kejadian
obesitas. Hubungan nyata positif antara kondisi mental emosional dengan kejadian
obesitas. Hal ini di sebabkan karena seseorang yang mengalami gejala stress
cenderung mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang berlebih akibat adanya
hormon kortisol yang mengendalikan tubuh kita untuk terus makan.(

1.3 PATOFISIOLOGI
Obesitas terjadi akibat gangguan dari mekanisme homeostasis yang mengontrol
keseimbangan energi dalam tubuh.(14)Jaringan lemak merupakan tempat penyimpanan
energi yang paling besar menyimpan energi dalam bentuk trigliserida melalui proses
lipogenesis yang terjadi sebagai respons terhadap kelebihan energi dan memobilisasi
energi melalui proses lipolisis sebagai respon terhadap kekurangan energi. Regulasi
keseimbangan energi memerlukan sensor dari penyimpanan energi di jaringan adiposa,
mekanisme kontrol dari sistem pusat (hipotalamus) untuk integrasi berikutnya, yang mana
akan menentukan kebutuhan asupan makanan dan pengeluaran energi.
Faktor lingkungan
Faktor genetik

Ketersediaan makanan
nmeningkat, gaya hidup,cedera Sindrom dismorfik
hipotalamus, obat,gangguan
 Prader –Willi
anedokrin
 Cohens
 Carpenters
 Ahistroms
 Laurence-Moon –Bield
OBESITAS
Mutasi leptin/reseptor leptin

Mutasi β-3AR

Over-ekspresi NPY

Simpanan energi

Pengeluaran energi
Asupan makan
meningkat
 Aktivitas fisik
menurun
 Termogenesis
menurun
 Laju
Keseimbangan energi metabolisme
menurun
1.4 MANIFESTASI KLINIK
a. Penyakit kardiovaskular
Faktor resiko ini meliputi peningkatan kadar insulin, peningkatan trigliserida,
peningkatan LDL-kolesterol, dan tekanan darah sistolik serta penurunan kadar
HDL –kolesterol. Anak dengan IMT > persentik ke-99 ,40 % diantaranya
mempunyai kadar insulin tinggi. 15 % mempunyai kadar HDL-kolesterol rendah
dan 33% mempunyai kadar trigliserida tinggi. Anak obesitas cendrung mengalami
peningkatan tekanan darah dan denyut jantung sekitar 20-30%.
b. Diabetes melitus tipe 2
Penderita obesitas dapat mengalami resistensi terhadap aksis seluler insulin. Hal
ini ditandai dengan berkurangnya kemampuan insulin untuk menghantar
pengeluaran glukosa dari hati.
c. Penyakit ginjal
Beberapa kelainan ginjal juga dikaitkan dengan obesitas. Pada obesitas terjadi
penekanan struktur ginjal dikelilingi oleh jaringan lemak. Ketika kelebihan berat
badan ginjal harus bekerja keras untuk berfungsi. Seiring waktu ginjal mulai
kurang fleksibel. Bahkan bebebrapa orang yang obesitas mungkin mengalami
gagal ginjal.
1.5 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan untuk menilai berbagai penyakit atau kelainan
klinis yang mungkin berkaitan dengan kegenukan dan obesitas,seperti asma
brokhiale,DM tipe 2,hipertensi,sleep apnea,serta depresi.
 Pemeriksaan penunjang DM tipe 2
a. Pemeriksaan kadar gula darah dan puasa
b. Pemeriksaan kadar gula darah 2 jam setelah berbuka puasa
c. Pemeriksaan kadar lemak darah (kolesterol total,HDL,LDL,dan trigliserida.
d. Pemeriksaan gula dalam urine.
 Pemeriksaan penunjang asma bronkhiale
a. Pemeriksaan kadar imugnolobulin E( Ig E) total.
b. Pemeriksaan alergi atau sensitivitas terhadap zat tertentu atau
disebut tes tusuk jarum alergi (prick test)
c. Pemeriksaan spirometri
d. Pemeriksaan Forced Expiration volume in 1 minute (FEV 1)
 Pemeriksaan penunjang hipertensi
a. Pemeriksan kadar kolesterol darah(kolesterol total,HDL,LDL,dan
rigliserida
b. Pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin)
c. Pemeriksaan bebeapa kelenjar endokrin( hormon tiroksin
{TSH ,T3,T4)
d. Pemeriksaan rontgen.
1.6 KOMPLIKASI OBESITAS
Kelainan pada berat badan ini dapat menimbulkan komplikasi penyakit kronis
diantaranya penyakit diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung koroner.
BAB II

PATOFLODIAGRAM OBESITAS

obesitas

aktivitas tubuh menurun


asupan makanan genetik

mekanisme neuro kumpral

hipotalamus

pengatur keseimbangan energi

pengatur lapar dan kenyang, regulasi sekresi hormone laju


pengeluaran energi

sinyal afaren

setelah dapat sinyal dari aferen perifer jaringan adipose,usus


dan jaringan otot

sinyal bersifat anabolik


lapar

pengeluaran energi

kolesistokinin sebagai stimulator


rasa lapar

abdomen

menekan asupan makan


diafragna ke
atas asupan energi

asupan
masaa
energi
tubuh berat
inspirasi inefektif

penumpukan pengeluaran
lapang toraks tidak lemak pada penumpukan malas bergerak
energy
maksimal sejumlah bagian lemak pada
tubuh sejumlah
bagian tubuh gaya hidup
monoton
sesak lipid dsimpan
nafas dalam jar-adiposa
jar-adiposa
bertambah tidak mampu
adpnea berajtivitas lebih

kegemukan

ketidakefektifan ketidakseimbanga defisit


pola nafas n nutrisi lebih dari pengetahuan
kebutuhan tubuh
gangguan citra intolerasni
tubuh aktivitas

BAB III

TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Riwayat kesehatan

 riwayat kesehatan sekarang: kaji keluhan pasien saat ini


 riwayat kesehatan sebelumnya: kaji apakah pasien pernah mengalami obesitas
sebelumnya.
 riwayat kesehatan keluarga; kaji apakah ada anggota keluarga yang mengalami
obesitas.

3.2. Pengkajian pemenuhan kebutuhan dasar virgina henderson.

a. pernapasan/oksigenasi
 system kardiovaskular: kaji tanda-tanda vital, apakah ada distensi vena
jugularis,pucat,edema,dan kelainan bunyi jantung.
 system respirasi: kaji apakah ada gangguan kesulitan napas
b. nutrisi dan cairan
sebelum sakit: kaji pola makan pasien ,apakah sering konsumsi makanan yang
mengansdung lemak,makanan dengan karbohidrat tinggi,serta makanan yang
mengandung gula
setelah sakit: kaji nafsu makan pasien,apakah menurun/meningkat, dan
apakah ada diet yang dianjurkan
c. eliminasi
kaji apakah ada keluhan saat BAK karena adanya ketegangan kandung kemih.
d. mobilisasi/aktivitas
kaji apakah ada kesulitan dalam melakukan aktivitas,
e. tidur dan istirahat
kaji apakah ada keluhan sesak saat tidur
f. berpakaian
g. mempertahankan suhu tubuh
h. kebersihan diri atau personal higyene
kaji apakah ada kes;itan untuk mandi
i. keamanan
j. berkomunikasi
k. bekerja
kaji apakah ada hambatan dalam bekerja
l. bermain
kaji apakah ada keluhan saat bermain
m. beribadah
n. belajar

3.3 pemeriksaan fisik

a. keadaan umum
b. kesadaran
c. tanda vital
d. kepala dan rambut
kaji bentuk wajah,apakah wajah bulat, pipi tembem serta dagu rangkap
e. mata
f. hidung
g. telinga
h. mulut
i. leher
kaji keadaan leher,apakah leher relative pendek
j. dada
k. jantung
l. paru
m. abdomen
kaji apakah abdomen memebesar(buncit) serta apakah ada bentuk dinding perut yang
berlipat-lipat
n. punggung
o. ekstremitas
p. genitalia
q. anus
3.4. pemeriksaan penunjang

Lemak tubuh yang berlebihan pada obesitas berhubungan dengan peningkatan risiko
kesehatan,khususnya faktor risiko kardiovaskular.Indeks massa tubuh(IMT)dan pengukuran
berat badan terhadap tinggi badan merupakan metode yang berguna untuk menilai lemak
tubuh dan diukur dengan cara berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan kuadrat dari
tinggi badan(dalam meter).10,35Konsensus internasional untuk penentuan gizi lebih adalah
berdasarkan grafik indeks massa tubuh(grafik IMT) berdasarkan usia dan jenis kelamin.Saat
ini ada tiga klasifikasi yangdigunakan untuk anak dan remaja yaituCDC2000(Center for
DiseaseControl and Prevention2000),IOTF(International
ObesityTaskForce),danWHO2006(WorldHealthOrganization2006).10,35, sebagai uji tapis
obesitas,maka data Riskesdas 2010 tersebut dianalisis kembali dan selanjutnya diklasifikasi
menggunakan grafikIMT berdasarkan CDC2000,IOTF,danWHO2006.3.

3.5 Analisa Data

Masalah Etiologi
Intoleransi aktivitas Gaya hidup monoton
Pola nafas tidak efektif Obesitas
Gangguan citra tubuh Perubahan struktur /bentuk tubuh(obesitas)

3.6 Diagnosa

No Diagnose
1 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gaya hidup mponoton
2 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan obesitas
3 Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur/bentuk tubuh(obesitas)

3.7. Intervensi

DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI


HASIL
Intoleransi Setelah diberikan asuhan Dukungan ambulasi
aktivitas keperawatan selama 2×24 Observasi
berhubungan jam, diharapkan pasien:  identifikasi adanya nyeri atau
dengan gaya  saturasi oksigen keluhan fisik lainnya
hidup meningkat  identifikasi toleransi fisik melakukan
mponoton  frekuensi nadi ambulasi
menigkat  monitor frekuensi jantungdan
 kemudahan dalam tekanan darah sebelum memulai
melakukan aktivitas ambulasi
sehari-hari  monitor kondisi umumselama
meningkat melakukan ambulasi
 kecepatan berjalan terapeutik
meningkat  fasilitasi aktivitas ambulasi dengan
 kekuatan bagian tubh alat bantu
meningkat  fasilitasi melakukan mobilitas fisik
 toleransi dalam  libatkan keluarga untuk membantu
menaiki tangga pasien dalam meningkatkan
meningkat ambulasi
 keluhan lelah edukasi
menurun  jelaskan tujuan dan prosedur
 dispnea saat aktivitas ambulasi
menurun  anjurkan melakukan ambulasi dini
 dispnea setelah  anjurkan ambulasi sederhana yang
beraktivitas menurun harud dilakukan (berjalan dari
 perasaan lemah tempat tidur kr kursi roda, berjalan
menurun sesuai toleransi)
 aritmia saat aktivitas
menurun
 aritmia setelah
aktivitas menurun
 sianosis menurun
 warna kulit membaik
 tekanan darah
membaik
 frekuensi napas
membaik
 EKG iskemia
membaik
Pola nafas Setelah diberikan asuhan Manajemen jalan napas
tidak efektif keperawatan selama 2×24 Observasi
berhubungan jam,diharapkan pasien:  monitor pola
dengan  kapasitas vital napas(frekuensi,kedalaman dan
obesitas meingkat usahan napas)
 diameter toraks  monitor bunyi napas tambahan
anterior posterior  monitor sputum
meningkat terapeutik
 tekanan ekspirasi  pertahankan kepatenan jalan napas
meningkat dengan head-tilt dan chin-lift
 tekanan inspirasi  posisikan semi-fowler atau fowler
meningkat  berikan minum hangat
 dipsnea menurun  lakukan fisiotrapi dada jika perlu
 penggunaan otot  lakukan penghisapan lender kurang
bantu napas menurun dari 25 detik
 pemajangan fase  lakukan hiperoksigenasi sebelum
ekspirasi menurun penghisapan endotrakeal
 ortopnea menurun  keluarkan sumbatan benda padat
 pernapasan cuping dengan forcep McGill
hidung menurun  berikan oksigen.,jika perlu
 frekuemsi napas edukasi
membaik  anjurkan asupan cairan 2000
 kedalaman napas ml/hari ,jika tidak kontraindikasi
membaik  ajarkan teknik batuk efektif
 ekskursi dada kolaborasi
membaik  kolaborasi pemeberian
bronkodilator,ekspektoran,mukolitik,
jika perlu
Gangguan citra Setelah diberikan asuhan Promosi citra tubuh
tubuh keperawatan selama 2×24 Observasi
berhubungan jam diharapkan pasien :  identifikasi harapan citra tubuh
dengan  melihat bagian tubuh berdasarkan tahap perkembangan
perubahan meningkat  identifikasi budaya ,agama,jenis
struktur/bentuk  menyentuh bagian kelamin,dan umur terkait citra tubuh
tubuh(obesitas) tubuh meningkat  identifikasi perubahan citra tubuh
 verbalisasi kecacatan yang mengakibaatkan isolasi sosial
bagian tubuh  monitor frekuensi pernyataan kritik
meningkat terhadap diri sendiri
 verbalisasi perasaan  monitor apakah pasien bias melihat
negative tentang bagian tubuh yang berubah
perubahan tubuh terapeutik
menurun  diskusikan perubahan tubuh dan
 verbalisasi fungsinya
kekwatiran pada  diskusiakan perbedaan penampilan
penolakan/reaksi fsik terhadap harga diri
orang lain menurun  diskusikan perubahan akibat
 verbalisasi prubahan pubertas,kehamilan dan penuaan
gaya hidup menurun  diskusikan kondisi stress yang
 menyembunyikan mempengaruhi citra tubuh
bagian tubuh  diskusikan cara mengembangkan
berlebihan menurun harapan citra tubuh secara realistis
 focus pada bagian  diskusikan persepsi pasien dan
tubuh menurun keluarga tentang perubahan citra
 focus pada tubuh
penampilan masa edukasi
lalu menurun  jelaskan kepada keluaga tentang
 respon noverbal pada perawatan perubahan citra tubuh
perubahan tubuh  anjurkan mengungkapkan gambaran
membaik diri, terhadap citra tubuh
 hubungan sosial  anjurkan menggunakan ala bantu
membaik. (pakaian dan kosmetik)
 anjurkan mengikuti kelompok
pendukung
 latih fungsi tubuih yang dimiliki
 latih peninglktan penampilan diri
 latih mengungkapkan kemampuan
diri kepada orang lain maupun
kelompok.

REFERENSI

Dewi, M. C. (2015). Faktor-faktor yang menyebabkan obesitas pada anak. Jurnal


Majority, 4(8), 53-56.

Utami, N. A., Seno, K., & Panunggal, B. (2017). Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik
Terhadap Kejadian Overweight Dan Obesitas Pada Remaja (Doctoral dissertation, Faculty
of Medicine).

Anda mungkin juga menyukai