OLEH KELOMPOK 1 :
GODENSIANA SENDIA(21201246)
OKTAVIANA NARTI(21201251)
KONSTANTINUS F. TRUMEN(21201257)
CHAMPHIDELI R.S.SALEMAN(21201255)
YOHANA F.SONATA(21201243)
FILOMENA N.NDEHGONG(21201238)
T.A 2022/2023
BAB 1
LAPORAN PENDAHULUAN
4) Budaya
Suku bangsa juga berpengaruh dalam risiko overweight dan obesitas.(6,14) Pola
makan sebagian etnis dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk didalamnya
ketersediaan makanan, tingkat pendapatan, kesehatan, kepercayaan terhadap
makanan, agama, serta pola budaya.
5) Status Sosial Ekonomi Pendapatan individu/keluarga berpengaruh dalam pilihan
makanan sebagai asupan energi sehari-hari. Angka pendapatan besar mendorong
membeli makanan apa saja yang diinginkan. Obesitas juga sering dijadikan lambang
kemakmuran bagi suatu keluarga.
6) Psikologis Ada hubungan yang signifikan antara gejala stress dengan kejadian
obesitas. Hubungan nyata positif antara kondisi mental emosional dengan kejadian
obesitas. Hal ini di sebabkan karena seseorang yang mengalami gejala stress
cenderung mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang berlebih akibat adanya
hormon kortisol yang mengendalikan tubuh kita untuk terus makan.(
1.3 PATOFISIOLOGI
Obesitas terjadi akibat gangguan dari mekanisme homeostasis yang mengontrol
keseimbangan energi dalam tubuh.(14)Jaringan lemak merupakan tempat penyimpanan
energi yang paling besar menyimpan energi dalam bentuk trigliserida melalui proses
lipogenesis yang terjadi sebagai respons terhadap kelebihan energi dan memobilisasi
energi melalui proses lipolisis sebagai respon terhadap kekurangan energi. Regulasi
keseimbangan energi memerlukan sensor dari penyimpanan energi di jaringan adiposa,
mekanisme kontrol dari sistem pusat (hipotalamus) untuk integrasi berikutnya, yang mana
akan menentukan kebutuhan asupan makanan dan pengeluaran energi.
Faktor lingkungan
Faktor genetik
Ketersediaan makanan
nmeningkat, gaya hidup,cedera Sindrom dismorfik
hipotalamus, obat,gangguan
Prader –Willi
anedokrin
Cohens
Carpenters
Ahistroms
Laurence-Moon –Bield
OBESITAS
Mutasi leptin/reseptor leptin
Mutasi β-3AR
Over-ekspresi NPY
Simpanan energi
Pengeluaran energi
Asupan makan
meningkat
Aktivitas fisik
menurun
Termogenesis
menurun
Laju
Keseimbangan energi metabolisme
menurun
1.4 MANIFESTASI KLINIK
a. Penyakit kardiovaskular
Faktor resiko ini meliputi peningkatan kadar insulin, peningkatan trigliserida,
peningkatan LDL-kolesterol, dan tekanan darah sistolik serta penurunan kadar
HDL –kolesterol. Anak dengan IMT > persentik ke-99 ,40 % diantaranya
mempunyai kadar insulin tinggi. 15 % mempunyai kadar HDL-kolesterol rendah
dan 33% mempunyai kadar trigliserida tinggi. Anak obesitas cendrung mengalami
peningkatan tekanan darah dan denyut jantung sekitar 20-30%.
b. Diabetes melitus tipe 2
Penderita obesitas dapat mengalami resistensi terhadap aksis seluler insulin. Hal
ini ditandai dengan berkurangnya kemampuan insulin untuk menghantar
pengeluaran glukosa dari hati.
c. Penyakit ginjal
Beberapa kelainan ginjal juga dikaitkan dengan obesitas. Pada obesitas terjadi
penekanan struktur ginjal dikelilingi oleh jaringan lemak. Ketika kelebihan berat
badan ginjal harus bekerja keras untuk berfungsi. Seiring waktu ginjal mulai
kurang fleksibel. Bahkan bebebrapa orang yang obesitas mungkin mengalami
gagal ginjal.
1.5 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan untuk menilai berbagai penyakit atau kelainan
klinis yang mungkin berkaitan dengan kegenukan dan obesitas,seperti asma
brokhiale,DM tipe 2,hipertensi,sleep apnea,serta depresi.
Pemeriksaan penunjang DM tipe 2
a. Pemeriksaan kadar gula darah dan puasa
b. Pemeriksaan kadar gula darah 2 jam setelah berbuka puasa
c. Pemeriksaan kadar lemak darah (kolesterol total,HDL,LDL,dan trigliserida.
d. Pemeriksaan gula dalam urine.
Pemeriksaan penunjang asma bronkhiale
a. Pemeriksaan kadar imugnolobulin E( Ig E) total.
b. Pemeriksaan alergi atau sensitivitas terhadap zat tertentu atau
disebut tes tusuk jarum alergi (prick test)
c. Pemeriksaan spirometri
d. Pemeriksaan Forced Expiration volume in 1 minute (FEV 1)
Pemeriksaan penunjang hipertensi
a. Pemeriksan kadar kolesterol darah(kolesterol total,HDL,LDL,dan
rigliserida
b. Pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin)
c. Pemeriksaan bebeapa kelenjar endokrin( hormon tiroksin
{TSH ,T3,T4)
d. Pemeriksaan rontgen.
1.6 KOMPLIKASI OBESITAS
Kelainan pada berat badan ini dapat menimbulkan komplikasi penyakit kronis
diantaranya penyakit diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung koroner.
BAB II
PATOFLODIAGRAM OBESITAS
obesitas
hipotalamus
sinyal afaren
pengeluaran energi
abdomen
asupan
masaa
energi
tubuh berat
inspirasi inefektif
penumpukan pengeluaran
lapang toraks tidak lemak pada penumpukan malas bergerak
energy
maksimal sejumlah bagian lemak pada
tubuh sejumlah
bagian tubuh gaya hidup
monoton
sesak lipid dsimpan
nafas dalam jar-adiposa
jar-adiposa
bertambah tidak mampu
adpnea berajtivitas lebih
kegemukan
BAB III
a. pernapasan/oksigenasi
system kardiovaskular: kaji tanda-tanda vital, apakah ada distensi vena
jugularis,pucat,edema,dan kelainan bunyi jantung.
system respirasi: kaji apakah ada gangguan kesulitan napas
b. nutrisi dan cairan
sebelum sakit: kaji pola makan pasien ,apakah sering konsumsi makanan yang
mengansdung lemak,makanan dengan karbohidrat tinggi,serta makanan yang
mengandung gula
setelah sakit: kaji nafsu makan pasien,apakah menurun/meningkat, dan
apakah ada diet yang dianjurkan
c. eliminasi
kaji apakah ada keluhan saat BAK karena adanya ketegangan kandung kemih.
d. mobilisasi/aktivitas
kaji apakah ada kesulitan dalam melakukan aktivitas,
e. tidur dan istirahat
kaji apakah ada keluhan sesak saat tidur
f. berpakaian
g. mempertahankan suhu tubuh
h. kebersihan diri atau personal higyene
kaji apakah ada kes;itan untuk mandi
i. keamanan
j. berkomunikasi
k. bekerja
kaji apakah ada hambatan dalam bekerja
l. bermain
kaji apakah ada keluhan saat bermain
m. beribadah
n. belajar
a. keadaan umum
b. kesadaran
c. tanda vital
d. kepala dan rambut
kaji bentuk wajah,apakah wajah bulat, pipi tembem serta dagu rangkap
e. mata
f. hidung
g. telinga
h. mulut
i. leher
kaji keadaan leher,apakah leher relative pendek
j. dada
k. jantung
l. paru
m. abdomen
kaji apakah abdomen memebesar(buncit) serta apakah ada bentuk dinding perut yang
berlipat-lipat
n. punggung
o. ekstremitas
p. genitalia
q. anus
3.4. pemeriksaan penunjang
Lemak tubuh yang berlebihan pada obesitas berhubungan dengan peningkatan risiko
kesehatan,khususnya faktor risiko kardiovaskular.Indeks massa tubuh(IMT)dan pengukuran
berat badan terhadap tinggi badan merupakan metode yang berguna untuk menilai lemak
tubuh dan diukur dengan cara berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan kuadrat dari
tinggi badan(dalam meter).10,35Konsensus internasional untuk penentuan gizi lebih adalah
berdasarkan grafik indeks massa tubuh(grafik IMT) berdasarkan usia dan jenis kelamin.Saat
ini ada tiga klasifikasi yangdigunakan untuk anak dan remaja yaituCDC2000(Center for
DiseaseControl and Prevention2000),IOTF(International
ObesityTaskForce),danWHO2006(WorldHealthOrganization2006).10,35, sebagai uji tapis
obesitas,maka data Riskesdas 2010 tersebut dianalisis kembali dan selanjutnya diklasifikasi
menggunakan grafikIMT berdasarkan CDC2000,IOTF,danWHO2006.3.
Masalah Etiologi
Intoleransi aktivitas Gaya hidup monoton
Pola nafas tidak efektif Obesitas
Gangguan citra tubuh Perubahan struktur /bentuk tubuh(obesitas)
3.6 Diagnosa
No Diagnose
1 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gaya hidup mponoton
2 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan obesitas
3 Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur/bentuk tubuh(obesitas)
3.7. Intervensi
REFERENSI
Utami, N. A., Seno, K., & Panunggal, B. (2017). Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik
Terhadap Kejadian Overweight Dan Obesitas Pada Remaja (Doctoral dissertation, Faculty
of Medicine).