Anda di halaman 1dari 18

KEKURANGAN KALORI PROTEIN(KKP)

DISUSUN OLEH:KELOMPOK 03
ANGELA A.S TASMA
FLORENTINA E. ROSMAN
MAKSIMUS V. YESOS
ASRIMURNI NGANGGUNG
YOHANES E.P KARUNIA
MARIA Y. GANUL
PETRUS Y. TAMI
FLORIDA I. MANEHAT
MARIA V.Y JELITA
1. Defenisi

• Kekurangan kalori protein adalah defisiensi gizi terjadi pada anak yang kurang
mendapat masukan makanan yang cukup bergizi,atau asupan kalori dan protein kurang
dalam waktu yang cukup lama .
2. Etiologi

• a. Faktor social
• b. Kemiskinan
• c. Kelanjutan pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan bertambahnya
ketersediaan bahan pangan akan menyebabkan krisis pangan.
• d. Infeksi
• e. Pola makan
• f. Tingkat pendidikan orang tua khususnya ibu mempengaruhi pola
pengasuhan balita
• g. Kurangnya pelayanan kesehatan, trauma imunisasi.
• 3. Patofisiologi
• a. Marasmus
• Untuk kelangsungan hidup jaringan diperlukan sejumlah energy yang dalam
keadaan normal dapat dipenuhi dari makanan yang diberikan. Kebutuhan ini tidak
terpenuhi pada masukan yang kurang, karena ini untuk memenuhinya digunakan
cadangan protein sebagai sumber energy. Penghancuran jaringan pada defisiensi kalori
tidak saja membantu memenuhi kebutuhan energy, tetapi juga memungkinkan sintesis
glukosa dan metabolic ensensial lainnya, seperti berbagai asam amino.
• b. Kwashiorkor
• pada defisiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat lebih
, karena persedian energy dapat di penuhi oleh jumlah kalori dalam dietnya . keliatan
yang mencolok adalah gangguan metabolic dan perubahan sel yang menyebabakan
edem dan peremakan hati . karena kekurangan protein dalam diet , akan kekurangan
berbagai asam amino esensial dalam serum yang di perlukan untuk sintesis dan
metabolisme . makin kekurangan asam amino dalam serum ini akan menyebabkan
kurangnya produksi albumin oleh hepar yang kemudian berakibat edem . peremakan
hati terjadi karena gangguan pembentukan betalipoprotein , sehingga transport lemak
dari hati ke kedepot terganggu , dengan akibat terjadinya penimbunana lemak dalam
hati.
• 5. Manifestasi Klinik
• 1. KPP ringan
• Pertumbuhan linear terganggu
• Peningkatan berat badan berkurang ,terhenti , bahkan turun
• Ukuran lingkar lengan atas menurun
• Maturasi tulang terlambat
• Rasio berat terhadap tinggi normal atau cendrung menurun
• Anemia ringan atau pucat
• Aktivitas berkurang
• Kelainan kulit ( kering , kusam )
• Rambut kemerahan
• 2.KPP berat :
• Gangguan pertumbuhan
• Mudah sakit
• Kurang cerdas
• Jika berkelanjutan menimbulkan kematian
• Gejala KPP adalah
• Badan kurus kering tampak seperti orang tua
• Abdomen dapat kembung dan datar , BB menurun
• Terjadi atropi otot dengan akibat hipotoni
• Suhu biasanya normal , nadi melambat
• Kulit keriput ( turgor kulit jelek)
• Ubun – ubun cekung pada bayi
• 6. pemeriksaan penunjang
• a. pemeriksaan laboratorium
• b. pemeriksaan radiologi
• 7. komplikasi
• a. kwashiorkor
• Diare
• Infeksi
• Enemai
• Gangguan tumbuh kembang
• Hipokalimia
• Hipernatamia
• b. marasmus
• Infeksi
• Tuberculosis
• Parasistosis
• Disentri
• Malnutrisis kronik
• Gangguan tumbuh kembang
•  
• 1. pengkajian
• a. Identitas anak
• Biodata anak terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, agama,
pendidikan,suku/bangsa, golongan darah, tanggal masuk rumah sakit,
tanggal pengkajian,no medrec, diagnosa medis, alamat.
• b.Identitas Penanggung jawab
• Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan,hubungan dengan anak, alamat, keadaan kesehatan.
• c.Keluhan utama
• Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan keluhan gangguan
pertumbuhan (berat badan semakin lama semakin turun), sering diare
dankeluhan lain yang menunjukkan terjadinya gangguan kekurangan
gizi.Pada marasmus: ibu pasien mengatakan anaknya rewel, tidak mau
makan, badan terlihat sangat kurus.Pada k washiorkor: ibu mengatakan
anak mengalami bengkak pada kaki dan tangan, kondisi lemah, tidak mau
makan, BB menurun.
• d. Riwayat Keperawatan Sekarang
• Pada anak dengan marasmus berat badan menurut < 60% dari berat badannormal usianya.Pada anak
dengan kwashiorkor biasanya mengalami gangguan pertumbuhan (BB < 80% dari BB normal
seusianya), bengkakpada tungkai, perut terlihat busung, serta mengalami keterbelakangan mental yaitu
apatis danrewel, juga mengalami penurunan nafsu makan ringan sampai berat.
• e.Riwayat Kesehatan dahulu
• Meliputi pengkajian riwayat prenatal, natal dan post natal, hospitalisasi dan pembedahan yang pernah
dialami, alergi, pola kebiasaan, tumbuh-kembang,imunisasi, status gizi (lebih, baik, kurang, buruk),
psikososial, psikoseksual,interaksi dan lain-lain. Data fokus yang perlu dikaji dalam hal ini
adalahriwayat pemenuhan kebutuhan nutrisi anak (riwayat kekurangan protein dankalori dalam waktu
relatif lama).


• f.Riwayat kesehatan keluarga
• Meliputi pengkajian komposisi keluarga,lingkungan rumah dan komunitas, pendidikan dan pekerjaan
anggota keluarga, fungsi dan hubungan angotakeluarga, kultur dan kepercayaan perilaku yang dapat
mempengaruhikesehatan, persepsi keluarga tentang penyakit klien dan lain-lain.Tanyakanapakah
anggota keluarga pasien pernah menderita penyakit yang berhubungandengan kekurangan gizi atau
kurang protein.Kaji apakah ada riwayat penyakit keluarga yang bisa menyebabkanterjadinya
kwarshiorkor. Namun, sebagian besar tidak ada pengaruh genetikyang dapat menyebabkan marasmus-
kwarshiorkor. Penyebab yang palingutama dikaitkan dengan asupan nutrisi yang tidak adekuat.
• g.Riwayat pertumbuhan perkembangan
• 1)Anak yang menderita marasmus-kwarshiorkor mengalami
keterlambatan pertumubuhan akibat defisiensi protein maupun kalori dan
gangguan penglihatan
• 2)Kecerdasan anak dengan marasmus-kwarshiorkor juga akan
menurunakibat keterbelakangan pertumbuhan dan perkembangan
• 3)Anak mengalami gangguan anoreksia dapat memperberat gangguan
nutrisisehingga intake nutrisi semakin berkurang dan mengakibatkan
penurunan berat badanh.

• Riwayat nutrisiAnak dengan kwarshiorkor akan mengalami malnutrisi
terutama defisiensi protein. Anak juga kekurangan asupan karbohidrat,
lemak, vitamin, danmineral penting yang diperlukan tubuh. Vitamin yang
kurang diantaranya pembentuk darah seperti Ferum, vitamin B kompleks
(B12, folat, B6) danvitamin A yang penting untuk pertumbuhan mata.
• i.Pemeriksaan Fisik
• Pengkajian secara umum dilakukan dengan metode head to toe yangmeliputi: keadaan umum
dan status kesadaran, tanda-tanda vital,area kepaladan wajah, dada, abdomen, ekstremitas dan
genito-urinaria. Fokus pengkajian pada anak dengan KKP adalah pengukuran antropometri
(berat badan, tinggi badan, lingkaran lengan atas dan tebal lipatan kulit).
• j.Pengkuran antropometri
• Pada marasmus: Berat badan < 60% dari berat badan normal usianya.Pada kwashiorkor: Berat
badan menurut usia < 80 % dari berat badannormal usianya, LLA (Lingkar Lengan Atas)
<14cm. Lipatan lemaknormal sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm pada wanita.
• Pada anak dengan marasmus
• Penampilan: Muka seorang penderita marasmus menunjukan wajahseperti orang tua. Anak
terlihat sangat kurus
• Kulit: Kulit biasanya kering, dingin, dan mengendor
• Rambut kepala: Walaupun tidak sering seperti pada penderitakwashiorkor, adakalanya tampak
rambut yang kering, tipis dan mudahrontok, berserabut, rapuh, pudar, depigmentasi.Lemak
dibawah kulit: Lemak subkutan menghilang hingga turgor kulit mengurang.
• Otot-otot: Otot-otot atrofis, hingga tulang-tulang terlihat lebih jelas,dan juga lemas
• Abdomen: Distensi, lembek, menonjol besar, perototan buruk.
•  
• Jantung: terdapat bradikardi.
• Tekanan darah: Pada umumnya tekanan darah penderita lebih rendahdibandingkan dengan
anak sehat seumurnya.
• Pada anak dengan kwashiorkor
• Perubahan rambut (defigmentasi, kusam, kering, halus, jarang danmudah dicabut)

• Edema palpebra/ edema tungkai
• Tanda-tanda gangguan system pernafasan (batuk, sesak, ronchi,retraksi otot intercostals)
• Perut tampak buncit
• Hati teraba membesar
• Bissing usus dapat meningkat bila terjadi diare
• Kulit kering, hiperpigmentasi, bersisik dan adanya crazy pavementdermatosis terutama pada
bagian tubuh yang sering tertekan (bokong,fosa popliteal, lutut, dan ruas-ruas jari kaki).
• l. Pengkajian lingkungan rumah dan komunitasLingkungan yang buruk, dapat memicu
timbulnya infeksi, dikarenakaninfeksi yang kronik misalnya diare yang membuatnya
mengalami gangguan penyerapan protein.
• k. Riwayat Psikososial
• Ibu dengan anak yang menderita marasmus-kwarshiorkor dapat mengalamicemas
dikarenakan penurunan berat badan anak, penurunan nafsu makan sertaanak yang sering
rewel.

• Diagnosa
• Diagnosa Keperawatan dapat ditemukan pada anak dengan Marasmus, yaitu:
• a.Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungandengan malnutrisi energi
protein
• b.Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diare
• c.Gangguan integritas kulit berhubungan dengan gangguan nutrisi/status penurunan metabolic
• d.Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan imunitas tubuh
• e.Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan melemahnyakemampuan fisik dan
ketergantungan sekunder akibat masukan kalori ataunutrisi yang tidak adekuat
• f.Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpapar informasitentang penyediaan cara
pemberian makan pada anak dengan gizi yang seimban
• Diagnosa yang mungkin dapat ditemukan pada anak dengan Kwarshiorkor adalah:
• a.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kondisi yangmempengaruhi masukan nutrisi atau
peningkatan kebutuhan nutrisi.
• b.Perubahan volume cairan (fluktuasi) b.d ketidakmampuan mencerna cairan.
• c.Gangguan integritas kulit b.d gangguan nutrisi/status metabolic.
• d.Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, prognosis, dankebutuhan pengobatan b.d
kurang terpapar informasi.
• e.Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan imunitas tubuh
• f.Resiko gangguan tumbuh kembang b.d malnutrisi.
Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi

Gangguan pemennuhan nutrisi kurang Pemenuhan nutrisi adekuat dan 1.kaji riwayat diet pasien
dari kebutuhan tubuh berhubungan 2.mengukur dan mencatat berat pasien
dengan malnutrisi energi protein. peningkatan pemenuhan nutrisi secara 3.anjurkan orang tua atua anggota
oral. keluarga lain unuk menyuapi anak atau
ada disaat makan.
4.minta anak makan di meja dalam
kelompok dan buat waktu makan menjadi
menyenangkan .
5.gunakan alat makan yang
menarik(lucu,bergambar)
6.sajikan makanan sedikit
7.memberikan makanan tinggi TKTP
8.mempertahankan kebersihan mulut dan
gigi
9.memberikan makan lewat parenteral
10.kolaborasi dengan ahli gizi dalam
pemberian diet pasien
Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi

Kekurangan volume kecairan Kekurangan volume cairan dapat teratasi 1.monitor TTV dan tanda dehidrasi
berhubungan dengan diare.
dan mukosa bibir lembab,tidak terjadi 2.monitor jumlah dan tipe masukan cairan
peningkatan suhu,turgor kulit baik. 3.mengopservasi input dan output tiap
enam jam
4.kolaborasi pembeirian cairan IV
Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi

gangguan integritas kulit berhubungan Tidak terjadi integritas kulit dengan hasil 1.monitor adanya kemerahan,pucat dan
dengan penurunan status metabolik kulit tidak kering,tidak bersisik,dan ikterik
elasitas normal 2.anjurkan pasien untuk mandi du kali
sehari dan gunakan lotion setelah mandi
3.massege kulit pada tempat-tempat
penonjolan tulang
Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi

Resiko tinggo infeksi Pasien tidak menunjukan 1.monitor TTV pasien


berhubungan dengan 2.monitor adanya tanda-
penurunan imunitas tubuh tanda-tanda infeksi dengan tanda infeksi
hasil suhu tubuh 3.ajarkan dan anjurkan
normal,leukosit dalam keluarga untuk mencucui
tangan sebelum dan
batasan normal sesudah kontak dengan
pasien
4.gunakan alat-alat yang
bersih atau steril
5.kolaborasi pemberian
antibiotik.
• Implementasi keperawatan

• Pada tahan implementasi terdiri dari beberapa tindakan keperawatan,yaitu


validasi rencana keperawatan dan melanjutkan pengumpulan data.dalam
implementasi keperawatan,tindakan harus mendetail dan jelas agar semua
tenaga keperawatan dapat melaksanakannya dengan baik dalam waktu yang di
tentukan.

• Evaluasi :

• a.kebutuhan nutrisi terpenuhi


• b.kekurangan volume cairan
• c.volume cairan tubuh
• d.tidak terjadi gangguan integritas kulit
• e.pasien tidak menunjukan tanda-tanda infeksi
• f.anak mampu tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemampuanya
• g.pengetahuan pasien/keluarga tentang penyakitnya bertambah
Terima kasih !!!

Anda mungkin juga menyukai