Anda di halaman 1dari 17

ASKEP PADA OBESITAS DAN KEP

Ns. Anisa Sri Utami., M.Kep


Obesitas
• Obesitas adalah keadaan patologis dengan terdapatnya
penimbunan lemak yang berlebihan daripada yang
diperlukan untuk fungsi tubuh (Arief, Mansjoer,dkk, 2000).
• Obesitas pada anak adalah kondisi medis pada anak
yang ditandai dengan barat badan di atas rata-rata dari
Indeks Massa Tubuhnya (Body Mass Index) yang di atas
normal.
• IMT = Berat badan / tb dalam meter dikuadrat kan
• Jika seorang anak memiliki IMT di atas 25 kg/m2 maka
anak tersebut menderita obesitas.
grafik IMT (BMI, Body Mass Index) khusus anak di atas 2
tahun pada grafik di bawah ini:
• Klasifikasinya adalah:
• Persentil >95 : obesitas
• Persentil 75-95 : overweight
• persentil 25 – 75: normal
• persentil <25 : kurang
Etiologi
• Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi
kalori yang lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh /
pemasukan makan yang berlebihan ke dalam tubuh
disebabkan oleh beberapa faktor kesehatan, lingkungan,
aktivitas, faktor psikis, gaya hidup
Patofisiologi
1. Jumlah sel lemak normal, tetapi terjadi hipertrofi / pembesaran.
2.Jumlah sel lemak meningkat / hiperplasi dan juga terjadi hipertrofi.

• Obesitas pada anak terjadi kalau intake kalori berlebihan, terutama pada
tahun
• pertama kehidupan.
• Rangsangan untuk meningkatkan jumlah sel terus berlanjut sampai dewasa,
setelah itu terjadi pembesaran sel saja.
• Sehingga kalau terjadi penurunan berat badan setelah masa dewasa, bukan
karena jumlah sel lemaknya yang berkurang tetapi besarnya sel yang
berkurang.
• Disamping itu, pada penderita obesitas juga menjadi resisten terhadap
hormone insulin, sehingga kadar insulin dalam peredaran darah akan
meningkat. Insulin berfungsi untuk menurunkan lipolisis dan meningkatkan
pembentukan jaringan lemak.
Manifestasi klinis
1. Anak dengan obesitas lebih berat dari anak seusianya (terlihat sangat gemuk).
2. Pertumbuhan tulangnya lebih cepat matang dan lebih berkembang.
3. Bentuk muka anak tidak proporsional, hidung dan mulut terlihat kecil, dagu
ganda (double chin).
4. Terdapat timbunan lemak pada daerah payudara adipositas (buah dada seolah
olah berkembang) yang biasanya terjadi pada anak laki-laki.
5. Penis pada anak laki-laki terlihat kecil, oleh karena sebagian organ tersebut
6. tersembunyi dalam jaringan lemak pubis.
7. Paha dan lengan atas besar, jari-jari tangan relative kecil dan runcing.
8. Perut menggantung dan sering disertai strie.
9. Sering terjadi gangguan psikologis, baik sebagai penyebab ataupun sebagai
akibat dari obesitasnya.
10. Anak lebih cepat mencapai masa pubertas.
11. Terjadi gangguan pernafasan dan sesak nafas
Asuhan Keperawatan
• Pengkajian:
• Kaji riwayat kesehatan sekarang, kesehatan masa lalu, riwayat kesehatan keluarga
• Pemeriksaan fisik :
• Sistem kardiovaskuler : Untuk mengetahui tanda-tanda vital, ada tidaknya distensi vena jugularis,
pucat, edema, dan kelainan bunyi jantung.
• Sistem respirasi : untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesulitan napas
• Sistem hematologi : Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan leukosit yang merupakan tanda
adanya infeksi dan pendarahan, mimisan
• Sistem urogenital : Ada tidaknya ketegangan kandung kemih dan keluhan sakit
• pinggang
• Sistem muskuloskeletal : Untuk mengetahui ada tidaknya kesulitan dalam pergerakkan, sakit
pada tulang, sendi dan terdapat fraktur atau tidak.
• Sistem kekebalan tubuh : Untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran kelenjar getah bening
• Pemeriksaan penunjang : analisis diet, laboratoris, radiologis, ekokardiografi dan tes fungsi paru
(jika ada tanda-tanda kelainan).
• Pemeriksaan antropometri : Pengukuran berat badan (BB) dibandingkan berat badan ideal (BBI).
BBI adalah berat badan menurut tinggi badan ideal. Disebut obesitas bila BB > 120% BB Ideal.
• Diagnosa Keperawatan
1. Obesitas b.d intake makanan yang berlebih
2. Intoleran aktivitas b.d kelebihan berat badan: obesitas
3. Ketidakefektifan pola nafas b.d obesitas
Tujuan/ Kriteria hasil (SLKI)
Setelah dilakukan intervensi selama seminggu, maka berat
badan membaik dengan kriteria hasil:
1. Berat badan membaik dengan penurunan BB 1 kg
2. Tebal lipatan kulit membaik
intervensi SIKI
Manajemen Berat Badan
Identifikasi kesehatan pasien
Hitung BB ideal
Hitung persentasi lemak dan otot pasien
Kurang Energi Protein
• Kurang Energi Protein (KEP) adalah seseorang yang kurang gizi
yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein
dalam makanan sehari-hari dan atau gangguan penyakit tertentu
(Supariasa, 2012).
• Penyebab kurang gizi dapat bersifat primer, yaitu apabila
kebutuhan individu yang sehat akan protein, energi, atau
keduanya, tidak dipenuhi oleh makanan yang adekuat, atau
sekunder, akibat adanya penyakit yang dapat menyebabkan
asupan kurang optimal, gangguan penyerapan, dan peningkatan
kebutuhan karena terjadi kehilangan zat gizi atau keadaan stres
(Alpers, 2006)
Patofisiologi
• Asupan makanan yang kadar proteinnya kurang dari kebutuhan tubuh,
mengakibatkan kekurangan asam amino esensial yang diperlukan dalam
pertumbuhan dan perbaikan sel.
• Apabila kebutuhan zat gizi akan protein tidak tercapai maka tubuh akan
menggunakan cadangan makanan yang ada, dimulai dengan pembakaran
cadangan karbohidrat kemudian cadangan lemak serta protein dengan
melalui proses katabolik.
• Jika kondisi ini terjadi dalam waktu lama, cadangan itu akan habis dan akan
menyebabkan kelainan pada jaringan, dan proses selanjutnya dalam tubuh
akan menunjukkan manifestasi Kurang Energi Protein (KEP) berat yang
biasa disebut kwashiorkor (kekurangan protein) ataupun marasmus
(kekurangan energi).
Manifestasi Klinis
• Pada pemeriksaan klinis, penderita KEP berat akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai
berikut:
a. Marasmus : Anak tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit, Wajah seperti orang
tua, Cengeng dan rewel, Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit, bahkan sampai
tidak ada, Sering disertai diare kronik atau konstipasi/susah buang air, serta penyakit
kronik,Tekanan darah, detak jantung, dan pernapasan berkurang.
b. Kwasiorkor: Edema umumnya di seluruh tubuh terutama pada kaki, Wajah membulat dan
sembab, Otot-otot mengecil (atropi), lebih nyata apabila diperiksa pada posisi berdiri atau
duduk, anak berbaring terus-menerus, Perubahan status mental: cengeng, rewel, kadang
apatis, Anak sering menolak segala jenis makanan (anoreksia), Pembesaran hati, Sering
disertai infeksi, anemia, dan diare/mencret, Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut,
Gangguan kulit berupa bercak merah yang meluas dan berubah menjadi hitam terkelupas,
Pandangan mata anak tampak sayu.
ASUHAN KEPERAWATAN KEP
• Pengkajian 1 mengidentifikasi masalah keperawatan,
meliputi data dasar:
1) Struktur dan sifat masalah keluarga
2) Faktor sosial, ekonomi, dan keluarga
3) Faktor lingkungan
4) Riwayat kesehatan
• Pengkajian tahap II pada Keluarga Tn. AA adalah
mengeksplorasi bagaimana persepsi dan tanggapan
keluarga terhadap gizi kurang
Diagnosa
1. Defisit nutrisi b/d intake nutrisi kurang d/d berat badan
turun
2. kerusakan integritas kulit b/d turgor kulit menurun
3. resiko keterlamatan pertumbuhan dan perkembangan b/d
proses penyakit
Intervensi
• Tujuan/ kriteria Hasil (SLKI)

• Intervensi (SIKI)
THANKS YOU

Anda mungkin juga menyukai