Anda di halaman 1dari 27

Gangguan Nutrisi Pada Anak

Here is where your presentation begins


Nama Kelompok

Liza Sanya P Renalda Jihan Nadia Fatimah A


F.A
221103038 221103051 221103059
Definisi penyakit Gangguan Nutrisi
Pada Anak
Penyakit gangguan nutrisi pada anak adalah kondisi kesehatan yang disebabkan
oleh kekurangan atau kelebihan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan normal anak.
Patofisiologi Gangguan Nutrisi Pada
Anak
Gizi Buruk (Marasmus dan
Kwashiorkor) Obesitas

Anemia defisiensi besi Kekurangan vitamin A

Gangguan penyerapan
Rakhitis nutrisi, seperti penyakit
celiac
Etiologi penyakit gangguan nutrisi pada
anak
1. Pola makan tidak seimbang
2. Kondisi ekonomi
3. Infeksi dan penyakit kronis
4. Gangguan metabolic
5. Gangguan penyerapan nutrisi
6. Ketidakmampuan untuk mendapatkan akses ke makanan yang sehat
7. Praktik pemberian makan yang tidak tepat
8. Faktor sosial dan psikologis
Manifestasi Klinis Gangguan Nutrisi Pada
Anak
04

03 Kekurangan Vitamin dan


Mineral Tertentu

02 obesitas

01 Anemia Defisiensi
Besi
Pertumbuhan
terhambat (gizi
buruk)
Manifestasi Klinis Gangguan Nutrisi Pada
Anak
08

07 Masalah pencernaan

06 Gangguan mental
dan psikologis

05 Maramus

kwashiorkor
Komplikasi Gangguan Nutrisi
Pada Anak
1. Pertumbuhan dan perkembangan terhambat
2. Masalah Kesehatan mental
3. Gangguan sistem imun
4. Gangguan fungsi organ
5. Anemia
6. Masalah kardiovaskular
7. Gangguan tulang dan gigi
8. Gangguan reproduksi
9. Resistensi insulin dan diabetes tipe 2
10. Gangguan mental dan perilaku
11. Masalah kulit
12. Edema dan pembengkakan
Penataalaksanaan Medis
Gangguan Nutrisi Pada Anak
1. Edukasi gizi

2. Perubahan pola makan

3. Suplementasi nutrisi

4. Terapi medis

5. Manajemen gangguan penyerapan nutrisi

6. Intrevensi nutrisi parental

7. Pemantaun pertumbuhan dan perkembangan

8. Dukungan psikososial

9. Manajemen obesitas
Asuhan
Keperawatan
Gangguan Nutrisi
Pada Anak
A. Pengkajian
Pengkajian pada balita yang mengalami gizi kurang berfokus
pada status gizi pada balita tersebut, sehingga yang perlu dikaji
yaitu : riwayat makanan anak, kemampuan makan anak,
pengetahuan ibu tentang gizi anak, nafsu makan anak, jumlah
asupan, bentuk tubuh (head to toe), pemeriksaan antropometri,
hasil laboratorium.
Pemeriksaan Fisik
A. INPEKSI
1) Kulit : warna kulit pucat, terdapat edema
2) Rambut : berwarna kusam, kering, tipis, mudah dicabut.
3) Wajah : membengkak, sembab (pada kwashiorkor), wajah seperti orang tua (pada
marasmus), terdapat flek hitam di bawah mata.
4) Mata : konjungtiva pucat dan kering, kornea kering.
5) Bibir : kering
6) Lidah : membengkak, kemerahan, kasar, papilla atrofi
7) Gigi : tanggal/berlubang.
8) Gusi : mudah berdarah
9) Kuku : rapuh.
10) Perut : tampak cekung
11) Ekstemitas : adanya atrofi tonus otot dan tidak dapat berjalan dengan baik, dapat
terjadi edema pada kwashiorkor.
B. PALPASI
1) Perut : terdapat nyeri tekan
2) Kulit : kering, jaringan lemak bawah kulit berkurang/hilang, pellagra (kulit
kasar), edema ada atau tidak, dll.

C. AUSKULTASI
Dengarkan suara nafas vaskuler (+/-), dengarkan suara napas tambahan wheezing
(+/-), ronchi (+/-), murmur jantung (+/-).

D. PERKUSI
Merupakan pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan mengetuk bagian tubuh
menggunakan tangan atau alat bantu seperti reflek hammer untuk mengetahui
reflek seseorang (dibicarakan khusus). Juga dilakukan pemeriksaan lain yang
berkaitan dengan kesehatan fisik klien. Misalnya, kembung batas-batas jantung,
batas hepar paru-paru (mengetahui pengembangan paru)
Pemeriksaan Fisik
 Berat badan dan tinggi badan anak berada di bawah
kurva pertumbuhan.
 Kurang nafsu makan.
 Pertumbuhannya terlambat.
 Mudah merasa lelah dan terlihat lesu.
 Lebih rewel.
 Kurang perhatian terhadap lingkungan sekitar.
 Kulit dan rambut tampak kering
 Rambut rontok
Hasil laboratorium

1. Urine lengkap
2. Feces : untuk mengetahui apakah ada atau tidak
cacingan pada klien
3. Status protein darah : Albumin, Creatinine, Nitrogen,
Elektrolit, Hemoglobin, Transferrin, Retinol yang
mengikat protein.
Diagnosa keperawatan
1. Berat badan lebih b.d gangguan kebiasaan
makan
2. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan
mencerna makanan
3. Disfungsi motilitas gastrointestinal b.d
malnutrisi
Analisis Data
Data Etiologi Masalah
DS : - Gangguan kebiasaan Berat badan lebih b.d
DO : makan gangguan kebiasaan
• Berat dan Panjang makan d.d Berat dan
badan lebih dari Panjang badan lebih
persentil 95 (pada dari persentil 95 (pada
anak <2 tahun) anak <2 tahun)
• IMT pada persentil
ke 85-95 (pada anak
2-18 tahun)
Data Etiologi Masalah
DS : Ketidakmampuan Defisit nutrisi b.d
• Keluarga pasien mengatakan mencerna makanan ketidakmampuan
minum susu pasien berkurang mencerna makanan d.d
selama sakit berat badan menurun
• Keluarga pasien mengatakan saat minimal 10 % dibawah
ini pasien masih diare sudah 3 kali rentang ideal
dengan konsistensi cair dan
berlendir
• Keluarga pasien mengatakan BB
sebelumnya 6,6 kg

DO:
• BB 5,5 kg
• Bising usus 32x/menit
Data Etiologi Masalah

DS : Malnutrisi Disfungsi motilitas


• Klien dibawa gastrointestinal b.d
kepuskesmas oleh malnutrisi d.d diare
ibunyakarna mengalami
diare,serta deman
kuranglebih 4 hari
DO :
• Anak tampak sangat
kurus, lemah, terdapat
edema di kaki,
matacowong, turgor
kulit jelek, air mata
saatmenangis keluar
sedikit,konjungtiva
anemis
• Nadi 110x/menit
• Suhu 38,9⁰C
• Hematocrit 38%
Intervensi
Menentukan strategi nutrisi yang sesuai untuk memenuhi
kebutuhan anak, termasuk perubahan pola makan, suplementasi
nutrisi, atau terapi nutrisi parenteral jika diperlukan. Memonitor
asupan kalori, protein, vitamin, dan mineral yang diperlukan.
Mengembangkan rencana makan yang mencakup makanan bergizi
sesuai dengan kebutuhan anak.
Diagnosa keperawatan SDKI SLKI SIKI
Diagnosa keperawatan (D.0018) Berat badan (L.03018) Manajemen berat badan (1.03097)
Berat badan lebih b.d gangguan
kebiasaan makan d.d Berat dan Kriteria hasil : Obsevasi :
Panjang badan lebih dari persentil 1. Berat badan • identifikasi kondisi Kesehatan pasien
95 (pada anak <2 tahun). 2. Tebal lipatan kulit yang dapat mempengaruhi berat badan
3. Indeks massa tubuh
Penyebab : Trapeutik :
Gangguan kebiasaan makan • Hitung berat badan ideal pasien
• Hitung persentase lemak dan otot pasien
Gejala dan tanda mayor : • Fasilitasi menentukan target berat badan
Berat dan Panjang badan lebih dari yang realistis
persentil 95 (pada anak <2 tahun)
IMT pada persentil ke 85-95 (pada Eduksasi :
anak 2-18 tahun) • Jelaskan hub antara asupan makanan,
aktivitas fisik, penambahan berat badan
Gejala dan tanda minor : dan penurunan berat badan
Tebal lipatan kulit trisep >25 mm • Jelaskan faktor risiko berat badan lebih
dan berat badan kurang
• Anjurkan mencatat berat badan setiap
minggu, jika perlu
• Anjurkan melakukan pencatatan asupan
makanan, aktivitas fisik, dan perubahan
berat badan
Diagnosa keperawatan SDKI SLKI SIKI
Diagnosa keperawatan (D.0019) Status nutrisi (L.03030) Manajemen nutrisi (1.03119)
Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan
mencerna makanan d.d berat badan Kriteria hasil : Observasi :
menurun minimal 10 % dibawah • Porsi makan yang • Identifikasi status nutrisi
rentang ideal dihabiskan • Identifikasi alergi dan intoteransi
• Pengetahuan tentang makanan
Penyebab : standar asupan nutrisi yang • Identifikasi makanan disukai
Ketidakmampuan mencerna tepat • Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
makanan • Perasaan cepat kenyang nutrien
• Nyeri abdomen • Identifikasi perlunya penggunaan
Gejala dan tanda mayor : • Berat badan selang nasogastric
• Berat badan menurun minimal • Frekuensi makan • Monitor asupan makanan
10% dibawah rentang ideal • Bising usus • Monitor hasil pemeriksaan laboratorium

Gejala dan tanda minor : Trapeutik :


• Kram/nyeri abdomen • Lakukan oral hygiene sebelum makan,
• Nafsu makan menurun jika perlu
• Bising usus hiperaktif • Fasilitasi menentukan pedoman diet
• Sajikan makanan secara menarik dan
suhu yang sesuai
• Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
• Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
• Berikan suplemen makanan, jika perlu
• Hentikan pemberian makanan melalui
selang nasogatrik jika asupan oral dapat
ditoleransi

Edukasi :
• Anjurkan posisi duduk, jika mampu
• Ajarkan diet yang diprogramkan

Kolaborasi :
• Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan
• Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
Diagnosa keperawatan SLIKI SIKI
SDKI
Diagnosa keperawatan Fungsi gastrointestinal Pengontrolan infeksi (1.14551)
(D.0021) (L.03019)
Disfungsi motilitas Observasi :
gastrointestinal b.d malnutrisi Kriteria hasil : • Identifikasi pasien-pasien yang mengalami penyakit
d.d diare • Toleransi terhadap makanan infeksi menular
• Nafsu makan
Penyebab : • Mual Trapeutik :
Malnutrisi • Muntah • Terapkan kewaspadaan universal
• Dispepsia • Tempatkan pada ruangan isolasi bertekanan positif
Gejala dan tanda mayor : • Nyeri abdomen untuk pasien yang mengalami penurunan imunitas
• Nyeri/kram abdomen • Regurgitasi • Tempatkan pada rungan isolasi bertekanan negative
• Suara paristaltik berubah • Jumlah residu cairan asam untuk pasien dengan resiko penyebaran infeksi via
lambung saat respirasi droplet atau udara
Gejala dan tanda minor : • Frekuensi BAB • Strelisasi dan disenfeksi alat-alat furniture, lantai,
• Merasa mual • Konsistensi feses sesuai kebutuhan
• Residu lambung meningkat • Paristaltik usus • Gunakan hepafilter pada area khusus
• Muntah • Jumlah feses • Berikan tanda khusus untuk pasien dengan penyakit
• Regurgitasi • Warna feses menular
• Pengosongan lambung
cepat Edukasi :
• Distensi abdomen • Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
• Diare • Ajarkan etika batuk dan bersin
Implementasi
1) Membina hubungan saling percaya
2) Menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan
3) Memberikan info consent sebagai persetujuan antara mahasiswa, keluarga
dan pasien
4) Melakukan pengkajian dg wawancara melalui biodata klien dan Riwayat
Kesehatan klien
Evaluasi
Evaluasi merupakan Langkah akhir dalam proses pengkajian. Evaluasi adalah kegiatan yang disengaja dan terus-menerus
dengan melibatkan klien, perawat, dan anggota tim kesehatan lainnya. Dalam hal ini diperlukan pengetahuan tentang
Kesehatan, patofisiologi, dan strategi evaluasi. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana
melakukan tercapai atau tidak, dan untuk melakukan pengkajian ulang.

Jenis- jenis Evaluasi dalam asuhan keperawatan dibagi menjadi 2 yaitu:


1. Evaluasi formatif (proses) adalah aktivitas dari proses keperawatan dan hasil kualitas peayanan asuhan keperawatan.
Evaluasi proses harus dilaksanakan segera setelah perencanaan keperawatan diimplementasikan untuk membantu menilai
efektivitas intervensi tersebut. Evaluasi proses harus terus menerus dilaksanakan hingga tujuan yang telah ditentukan
tercapai. pengumpulan data dalam evaluasi proses terdiri atas analisis rencana asuhan keperawatan, pertemuan kelompok,
wawancara, observasi klien, dan menggunakan form evaluasi.

2. Evaluasi Sumatif (hasil) Rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa status kesehatan sesuai waktu pada tujuan.
Ditulis pada catatan perkembangan. Focus evaluasi hasil (sumatif) adalah perubahan perilaku atau status kesehatan klien
pada akhir asuhan keperawatan. Tipe evaluasi ini dilaksanakan pada akhir asuhan keperawatan secara paripurna.
THANK YOU
DO YOU HAVE ANY QUESTION ?

Anda mungkin juga menyukai