Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

Keperawatan Dasar Profesi


“Kebutuhan Nusitri”

Disusun Oleh:
Bayu Ilham Gustian
P01720422010

Mengetahui,

Clinical Teacher Clinical Instructure

(Ns. Hendry Heriyanto, M.Kep) (Ns. Monita Yuseva, S.Kep)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU JURUSAN KEPERAWATAN
PPROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
T.A. 2022/2022
A. Definisi Nutrisi
Nutrisi adalah proses tersedianya energi dan bahan kimia dari makanan yang penting
untuk pembentukan, pemeliharaan dan penggantian sel tubuh (Harnanto dan Rahayu, 2016).
Nutrisi adalah zat-zat yang terdapat dalam makanan baik yang berasal dari zat kimia organik
atau anorganik yang diperlukan oleh tubuh agar tubuh dapat berfungsi dengan baik.
Pemenuhan kebutuhan nutrisi tidak hanya untuk menghilangkan rasa lapar namun juga
mempunyai banyak fungsi. Fungsi umum dari nutrisi yaitu sebagai sumber energi,
mengganti sel-sel yang rusak, memelihara jaringan tubuh, mempertahankan vitalitas tubuh
dan lain sebagainya. Pemenuhan kebutuhan nutrisi perlu diperhatikan juga zat gizi atau
nutriennya (Asmadi, 2008).
Nutrien akan diabsorbsi ketika berada di saluran pencernaan kemudian
didistribusikan ke sel-sel tubuh. Di dalam sel-sel tubuh, nutrien akan digunakan untuk
sumber energi, proses fungsional sel itu sendiri dan sistesis protein. Maka dari itu intake
nutrisi pada tubuh harus adekuat. Hal ini berarti nutrisi yang dimakan harus mengandung
nutrien yang seimbang meliputi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air.
Makanan yang masuk ke dalam tubuh hingga dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk sampah
metabolisme terjadi melalui proses pencernaan. Gangguan pada proses pencernaan dapat
menyebabkan individu mengalami ganguan nutrisi (Asmadi, 2008).

B. Etiologi
Kebutuhan nutrisi tidak berada dalam kondisi yang menetap. Ada saatnya kebutuhan
nutrisi seseorang meningkat adapula yang mengalami penurunan. Menurut Asmadi (2008)
hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
Faktor yang meningkatkan kebutuhan nurtisi:
1. Pertumbuhan yang cepat, seperti bayi, anak-anak, remaja, dan ibu hamil.
2. Selama perbaikan jaringan atau pemulihan kesehatan karena proses suatu penyakit.
3. Peningkatan suhu tubuh. Setiap kenaikan suhu 10F, maka kebutuhan kalori juga
meningkat 7%.
4. Meningkatnya aktivitas.
5. Stres. Sebagian individu akan makan sebagai kompensasi akibat stres yang dialaminya.
6. Terjadinya infeksi.
Faktor yang menurunkan kebutuhan nutrisi:
1) Terjadi penurunan laju pertumbuhan seperti pada lansia.
2) Hipotermi.
3) Penurunan BMR (basal metabolisme rate).
4) Jenis kelamin. Secara umum kebutuhan nutrisi pada perempuan lebih rendah
dibandingkan laki-laki hal ini dikarenakan perempuan mempunyai BMR yang lebih
rendah dibandingkan laki-laki.
5) Gaya hidup pasif.
6) Bedrest.

Menurut Potter dan Perry (2005) beberapa hal yang dapat mempengaruhi pemenuhan
nutrisi pada seseorang adalah sebagai berikut:
1) Status Kesehatan
Seseorang yang memiliki nafsu makan yang baik menandakan memiliki tubuh yang sehat
pula. Seseorang yang mengalami anoreksia (kurang nafsu makan) biasanya disebabkan
oleh gejala suatu penyakit atau efek samping obat tertentu. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
merupakan bagian penting penyembuhan dari setiap penanganan medis.
2) Status Sosioekonomi
Status sosioekonomi berhubungan dengan biaya makanan yang berubah-ubah (semakin
tinggi) dan kemampuan seseorang berbelanja (makanan) tergantung dari uang yang
tersedia.
3) Kultur dan Agama
Pola kultur, etnik, dan agama tertentu seseorang memiliki beberapa batasan-batasan
mengenai jumlah makanan yang dapat dimakan. Makanan tertentu hanya dapat diberikan
dalam waktu yang telah disesuaikan.
4) Pilihan Pribadi
Adanya pilihan makanan yang disukai maupun yang tidak disukai dapat berpengaruh
kuat terhadap diet. Beberapa pilihan pribadi klien juga dipengaruhi oleh simbol status,
misalnya seseorang yang makan makanan mewah merasa memiliki status sosial tinggi
daripada seseorang yang makan makanan sederhana. Perawat perlu mempertimbangkan
pilihan makanan klien ketika merencanakan diet terapeutik.
5) Faktor Psikologis
Klien memerlukan motivasi untuk makan-makanan yang seimbang dan memiliki persepsi
masing-masing tentang diet. Adanya tekanan dan stresor mempengaruhi keinginan klien
untuk makan atau lebih memilih-milih makanan.
6) Alkohol dan Obat-obatan
Konsumsi alkohol dapat menyebabkan defisiensi nutrisi dikarenakan alkohol menekan
nafsu makan, menggantikan bagian dari makanan, dan lebih menghabiskan banyak uang
sehingga hanya mampu membeli sedikit makanan. Obat-obatan dapat menekan nafsu
makan sehingga menurunkan asupan zat gizi, menghabiskan zat gizi yang tersimpan, dan
mengganggu absorbsi zat gizi.

Secara umum gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan kelebihan nutrisi, obesitas,
malnutrisi, DM, hipertensi, jantung koroner, kanker, anorexia nervosa

a. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak
berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakmampuan asupan nutrisi
untuk kebutuhan metabolisme

Tanda klinis :

- Berat badan 10-20% dibawah normal


- Tinggi badan dibawah ideal
- Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standart
- Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
- Adanya penurunan albumin serum
- Adanya penuruan transferin

Kemungkinan penyebab :
- Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat penyakit
infeksi atau kanker.
- Disfagia karena adanya kelainan persyarafan
- Penurunan absorpsi nutrisi akibat penyakit
- Nafsu makan menurun
b. Kelebihan nutrisi
kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai
resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebihan.
Tanda klinis :
- Berat badan lebih dari 10% berat ideal
- Obesitas (lebih dari 20 9 berat ideal)
- Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanit
- Adanya Jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau monoton.
Kemungkinan penyebab :
- Perubahan pola makan
- Penurunan Fungsi pengecapan dan penciuman.
c. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih
dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan asupan
kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori
d. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi
pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang
tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan
makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan
penurunan energi, pu'at pada kulit, membrane mukosa, konjungtiva dan lain- lain.
e. diabetes mellitus
DM merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya gangguan
metabolism karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat se'ara
berlebihan.
f. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai
masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas,
serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
g. Penyakit Jantung Koroner
Penyakit Jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan
oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit Jantung
koroner sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat,
obesitas dan lain-lain.
h. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
pengonsumsian lemak se'ara berlebihan
C. Tanda dan Gejala
Seseorang yang mengalami gangguan nutrisi mengalami beberapa tanda dan gejala antara
lain (Herdman dan Kamitsuru, 2015):
a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
1. 20% atau lebih berat badan berada di bawah rentang ideal
2. Bising usus hiperaktif
3. Cepat kenyang setelah makan
4. Diare
5. Gangguan sensasi rasa
6. Kehilangan rambut secara berlebihan
7. Kelemahan otot pengunyah dan untuk menelan
8. Ketidakmampuan memakan makanan
9. Kurang informasi
10. Kurang minat pada makanan
11. Nyeri abdomen
12. Penurunan berat badan dengan asupan makan adekuat
13. Sariawan rongga mulut
b. Gangguan menelan
1) Muntah sebelum menelan
2) Ngiler
3) Tersedak sebelum makan
4) Waktu menelan lama dengan konsumsi yang tidak adekuat
5) Menolak makan
c. Berat badan berlebih
1) BMI > 25 kg/m2
d. Kekurangan volume cairan
1) haus
2) Kulit kering
3) Membran mukosa kering
4) Peningkatan frekuensi nadi
5) Peningkatan suhu tubuh
6) Penurunan berat badan tiba-tiba
7) Penurunan tekanan darah
D. Pathyways
E. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis untuk nutrisi antara lain:
1. Nutrisi oral
Nutrisi oral adalah pemberian nutrien kepada tubuh secara alami lewat mulut.
nutrisi oral merupakan tindakan yang umumnya dilakukan di bawah pengawasan ahli
gizi. Namun dengan semakin kompleksnya suplemen gizi yang ada di samping
sejumlah suplemen juga hanya dapat diperoleh dengan resep dokter seperti suplemen
imunonutrisi, maka nutrisi oral dengan suplemen gizi klinik atau kerjasama yang baik
antar dokter dan ahli gizi (Hartono, 2006).
2. Nutrisi enteral
Nutrisi enteral diindikasikan pada pasien yang tidak bisa makan cukup, tapi
memiliki usus yang masih berfungsi. Penurunan kesadaran, disfagia, obstruksi esofagus,
bedahkepala-leher, hilangnya gizi akibat fistula atau stoma, semua penyakit berat
seperti pasca operasi, sesudah radioterapi atau kemoterapi, luka bakar. Pemberian dapat
berupa selang nasogastrik berukuran kecil biasanya dapat ditoleransi dengan baik.
Apabila terdapat obstruksi esofagus atau makana yang harus diberikna dalam waktu
yang lama. Selang dapat dimasukkan langsung ke lambung melalui dinding abdomen
(Rubenstein et al, 2007).
3. Nutrisi parenteral
Nutrisi parenteral diindikasikan bila pemberian makanan melalui usus tidak
memungkinkan untuk dilakukan karena penurunan fungsi usus, pasca operasi ileus, atau
hilangnya kandungan usus akibat fistula. Pemberian nutrisi parenteral dapat merupakan
tambahan untuk pemberian makanan melalui oral atau enteral atau menjadi
satu0satunya sumber gizi-nuyrisi parenteral total (Rubenstein et al, 2007).
F. Pemeriksaan penunjang
Pemerikasaan diagnose dapat dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium dengan
ketentuan nilai normal yakni sebagai berikut:

 Albumin (N: 4-5,5 mg/100 ml).


 Ransferin (N: 170-25 mg/100 ml).
 Hb (N: 12 mg %).
 BUN (N: 10-20 mg/100 ml).
 Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-laki: 0,6-1,3 mg/100 ml,wanita: 0,5- 1,0
mg/100 ml).

G. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
a) Identitas
Meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, status
perkawinan, alamat, No. RM, dan tanggal MRS.
b) Riwayat kesehatan
1) Keluhan Utama
Pada pasien dnegan gangguan nutrisi biasanya merasakan anorexia, mual dan
muntah, BB menurun, diare kadang – kadang disertai nyeri perut, kramotot,
gangguan tidur/istirahat, sering haus, pusing-pusing/sakit kepala, kesulitan
orgasme pada wanita dan masalah impoten pada pria.
2) Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit sekarang merupakan pengalaman klien saat ini yang
membentuk suatu kronologi dari terjadinya etiologi hingga klien mengalami
keluhan yang dirasakan.
3) Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat penyakit menahun seperti DM atau penyakit – penyakit lain.
Adanya riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis, tindakan
medis yang pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa digunakan oleh
penderita.
a) Alergi
b) Imunisasi
c) Kebiasaan/Pola hidup
d) Obat yang pernah digunakan
4) Riwayat penyakit keluarga
Riwayat keluarga merupakan penyekit yang pernah dialami atau sedang dialami
keluarga, baik penyakit yang sama dengan keluhan klien atau pun penyakit lain.
Dari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu anggota keluarga yang
menderita penyakit yang sama.
c) Genogram
d) Pengkajian Keperawatan
1) persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan
menjelaskan tentang bagaimana pendapat klien maupun keluarga mengenai
apakah kesehatan itu dan bagaimana klien dan keluarga mempertahankan
kesehatannya.
2) pola nutrisi/metabolik terdiri dari antropometri yang dapat dilihat melalui lingkar
lengan atau nilai IMT, biomedical sign merupakan data yang diperoleh dari hasil
laboratorium yang menunjang, clinical sign merupakan tanda-tanda yang
diperoleh dari keadaan fisik klien yang menunjang, diet pattern merupakan pola
diet atau intake makanan dan minuman yang dikonsumsi.
3) pola eliminasi: BAB dan BAK (frekuensi, jumlah, warna, konsistensi, bau,
karakter)
4) Pola aktivitas & latihan: Activity Daily Living, status oksigenasi, fungsi
kardiovaskuler, terapi oksigen. Gejala: lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, kram
otot, tonus otot menurun. Tanda : penurunan kekuatan otot, serta mengenai
kurangnya aktivitas dan kurangnya olahraga pada klien.
5) Pola tidur & istirahat : durasi, gangguan tidur, keadaan bangun tidur
6) Pola kognitif & perceptual : fungsi kognitif dan memori, fungsi dan keadaan
indera
7) Pola persepsi diri : gambaran diri, identitas diri, harga diri, ideal diri, dan peran
diri
8) Pola seksualitas & reproduksi : pola seksual dan fungsi reproduksi
9) Pola peran & hubungan
Pola manajemen & koping stres
Sistem nilai dan keyakinan : oleh pasien maupun masyarakat

e) Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum (Kesadaran secara kualitatif maupun kuantitatif), tanda-tanda
vital seperti tekanan darah, pernafasan, nadi dan suhu
2) Pengkajian Fisik (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi):
(a) Kepala
(1) Rambut, rambut berserabut, kusam,kusut,kering, Tipis ,dan kasar, penampilan,
depigmentasi.
(2) Muka/ Wajah  Simetris atau tidak? Apakah ada nyeri tekan? penampilan
berminyak, diskolorasi bersisik, bengkak; Kulit gelap di pipi
Dan di bawah mata; Tidak halus atau Kasar pada kulit Sekitar hidung dan
mulut
(3) Mata, apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa mata keruh.
(4) Telinga, Periksa fungsi telinga, kebersihan telinga serta tanda-tanda adanya
infeksi seperti pembengkakan dan nyeri di daerah belakang telinga, keluar
cairan dari telinga, melihat serumen telinga berkurangnya pendengaran, telinga
kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran
(5) Hidung, Apakah ada pernapasan cuping hidung? Adakah nyeri tekan? Apakah
keluar sekret, bagaimana konsistensinya, jumlahnya?
(6) Mulut, lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah,
gusi mudah bengkak dan berdarah
(7) Tenggorokan, Adakah tanda-tanda peradangan tonsil? Adakah tanda-tanda
infeksi faring, cairan eksudat?
(b) Leher  Adakah nyeri tekan, pembesaran kelenjar tiroid? Adakah pembesaran
vena jugularis?
(c) Thorax  Pada infeksi, amati bentuk dada klien, bagaimana gerak pernapasan,
frekuensinya, irama, kedalaman, adakah retraksi Intercostale? Pada auskultasi,
adakah suara napas tambahan? Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada.
(d) Jantung  Bagaimana keadaan dan frekuensi jantung serta iramanya? Adakah
bunyi tambahan? Adakah bradicardi atau tachycardia?
(e) Abdomen  Adakah distensia abdomen serta kekakuan otot pada abdomen?
Bagaimana turgor kulit dan peristaltik usus? Adakah tanda meteorismus?
Adakah pembesaran lien dan hepar?
(f) Kulit  Bagaimana keadaan kulit baik kebersihan maupun warnanya? Turgor
kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka, kelembaban dan
suhu kulit di daerah sekitar stoma, kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur
rambut dan kuku.
(g) Ekstremitas  Apakah terdapat oedema, Penyebaran lemak, penyebaran masa
otot, perubahan tinggi badan, cepat lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di
ekstrimitas?
(h) Genetalia  Adakah kelainan bentuk oedema, tanda-tanda infeksi? Apakah
ada kesulitan untuk berkemih?
f) Terapi, pemeriksaan penunjang & laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :
a. Albumin (Normal:4-4,5 mg/100ml)
b. Transferin (Normal: 170-250 mg/100ml)
c. Hemoglobin/ Hb (Normal:12 mg%)
d. BUN (Normal: 10-20 mg/100ml)
e. Eskresi kreatinin untuk 24 jam (Normal: laki-laki:0,6-13 mg/100ml,
perempuan:0,5-1,0 mg/100ml)

b. Diagnosa Keperawatan yang Sering Muncul (PES)


1. Defisit Nutrisi B.d ketidak seimbangan mengabsobsi nutrient, ketidakmampuan menelan
makanan.
2. Berat badan lebih b.d gangguan kebiasaan makan.

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, B. 2014. Pathway Nutrisi. https://www.scribd.com/doc/247992526/Pathway-Nutrisi


[Diakses pada 3 September 2018]
Aquilino, Mary Lober, Et al. 2008. Nursing Outcomes Classification. Fifth Edition. United State
of America: Mosby Elsevier.
Asmadi, 2008. Tekkik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta: Salemba Medika https://books.google.co.id [Diakses pada 3 September 2018]
Dochterman, Janne McCloskey dan Bulcchek, Gloria M. 2008. Nursing Interventions
Clarifications. Fifth Edition.united State of America: Mosby Elsevier.
Harnanto, A. M. dan S. Rahayu. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan: Kebutuhan
Dasar Manusia II. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan http://bppsdmk.kemkes.go.id/
[Diakses pada 3 September 2018]
Hartono, A. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Jakarta: EGC https://books.google.co.id
[Diakses pada 3 September 2018]
Indriyani, W. 2013. Studi Kasus Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari
Kebutuhan Tubuh pada An. S dengan Febris Typhoid Rumah Sakit Panti Waluyo
Surakarta. Program Studi DIII keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan Kusuma
Husada Surakarta http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-
wiwinindri-518-1-wiwinin-8.pdf [Diakses pada 3 September 2018]
Potter, P. A. & Perry, A. G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, proses, dan
praktik. Jakarta: EGC
Rubenstein, D., D. Wayne, dan J. Bradley. 2007. Kedokteran klinis Edisi keenam. Jakarta:
Erlangga https://books.google.co.id [Diakses pada 3 September 2018]

Anda mungkin juga menyukai