Oleh
NIM 232303102026
PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
laporan pendahuluan ini dapat tersusun hingga selesai sebagai salah satu tugas
PPMB Fkep UNEJ kampus Kota Pasuruan . Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami
semoga laporan pendahuluan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.Akhir kata kami berharap
semoga laporan pendahuluan tentang "Kebutuhan Nutrisi” dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi bagi pembaca.
1.1DEFINISI
Nutrisi adalah proses tersedianya energi dan bahan kimia dari makanan yang
penting untuk pembentukan, pemeliharaan dan penggantian sel tubuh (Harmanto
dan Rahayu, 2016) . Nutrisi adalah zat-zat yang terdapat dalam makanan baik
yang berasal dari zat kimia organik atau anorganik yang diperlukan oleh tubuh
agar tubuh dapat berfungsi dengan baik. Pemenuhan kebutuhan nutrisi tidak
hanya untuk menghilangkan rasa lapar namun juga mempunyai banyak fungsi.
Fungsi umum dari nutrisi yaitu sebagai sumber energi, mengganti sel-sel yang
rusak. memelihara jaringan tubuh, mempertahankan vitalitas tubuh dan lain
sebagainya. Pemenuhan kebutuhan nutrisi perlu diperhatikan juga zat gizi atau
nutriennya (Asmadi, 2008).
1.2 ETIOLOGI
Kebutuhan nutrisi tidak berada dalam kondisi yang menetap. Ada saatnya
kebutuhan nutrisi seseorang meningkat adapula yang mengalami penurunan.
Menurut Asmadi (2008) hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
Faktor yang meningkatkan kebutuhan nurtisi:
1) Pertumbuhan yang cepat, seperti bayi, anak-anak, remaja, dan ibu hamil.
2) Selama perbaikan jaringan atau pemulihan kesehatan karena proses suatu
penyakit.
3) Peningkatan suhu tubuh Setiap kenaikan suhu 1°F, maka kebutuhan kalori juga
meningkat 7%.
4) Meningkatnya aktivitas.
5) Stres. Sebagian individu akan makan sebagai kompensasi akibat stres yang
dialaminya.
6) Terjadinya infeksi.
2) Hipertermi.
4) Jenis kelamin. Secara umum kebutuhan nutrisi pada perempuan lebih rendah
dibandingkan laki-laki hal ini dikarenakan perempuan mempunyai BMR yang
lebih rendah dibandingkan laki-laki.
6) Bedrest
Menurut Potter dan Perry (2005) beberapa hal yang dapat mempengaruhi
pemenuhan nutrisi pada seseorang adalah sebagai berikut:
1) Status Kesehatan
Seseorang yang memiliki nafsu makan yang baik menandakan memiliki tubuh
yang sehat pula. Seseorang yang mengalami anoreksia (kurang nafsu makan)
biasanya disebabkan oleh gejala suatu penyakit atau efek samping obat
tertentu.Pemenuhan kebutuhan nutrisi merupakan bagian penting penyembuhan
dari setiap penanganan medis.
Pola kultur, etnik, dan agama tertentu seseorang memiliki beberapa batasan-
batasan mengenai jumlah makanan yang dapat dimakan. Makanan tertentu hanya
dapat diberikan dalam waktu yang telah disesuaikan.
4) Pilihan Pribadi
Adanya pilihan makanan yang disukai maupun yang tidak disukai dapat
berpengaruh kuat terhadap diet. Beberapa pilihan pribadi klien juga dipengaruhi
oleh simbol status, misalnya seseorang yang makan makanan mewah merasa
memiliki status sosial tinggi daripada seseorang yang makan makanan sederhana.
Perawat perlu mempertimbangkan pilihan makanan klien ketika merencanakan
diet terapeutik.
5) Faktor Psikologis
a.Kekurangan nutrisi
keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat
ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme
Tanda klinis:
-Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standart - Adanya
kelemahan dan nyeri tekan pada otot
Kemungkinan penyebab:
-Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
Kemungkinan penyebab :
c. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari
20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan asupan
kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori
e. diabetes mellitus
f. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai
masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas,
serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit Jantung
koroner sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak schat,
h.Kanker
4) Diare
9) Kurang informasi
10) Kurang minat pada makanan
b. Gangguan menelan
2) Ngiler
5) Menolak makan
1) haus
2) Kulit kering
Kekosongan lambung
Asam lambung
Reflek muntah
Kekurangan nutrisi
1.5 PATOFISIOLOGI
c. Gangguan menelan
Gangguan pada struktur oral, faring atau esofagus antara lain sariawan dan
nyeri pada epigastrik menyebabkan seseorang mengalami kesulitan menelan. Pada
keadaan lain dapat juga menyebabkan muntah dan bisa menyebabkan volume
kekurangan cairan (Herdman & Kamitsuru, 2015).
a. Pemeriksaan Laboratorium
3) Hb (N: 12 mg %)
10 MG/100 ML)
b. Pengukuran antropometri:
c. Klinis
Metode ini didasarkan atas perubahan yang terjadi yang digunakan dengan
ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel seperti: kulit,
rambut, dan mata.
d. Diet
1.8 KOMPLIKASI
Nutrisi enteral adalah metode yang disukai dari dukungan nutrisi ketika saluran
cerna fungsional dan pasien tidak mampu atau tidak mau untuk mengkonsumsi
diet lisan yang memadai. Rute efisien dan hemat biaya, namun tidak selalu
semudah seperti yang terlihat. Komplikasi gastrointestinal, mekanik, dan
metabolik dapat terjadi. Hal ini penting untuk benar-benar menilai pasien sebelum
memulai makan melalui tabung dan memonitor mereka untuk mengidentifikasi
potensi masalah.
A. Komplikasi gastrointestinal
sekitar 20% dari pasien yang menerima pemberian makanan enteral tube
mengalami mual dan muntah. Muntah meningkatkan risiko aspirasi. Penyebab
yang multifaktorial tapi tertunda pengosongan lambung adalah yang paling
umum. Jika menduga penyebabnya tertundanya pengosongan lambung,
pertimbangkan mengurangi obat narkotika, beralih ke formula rendah lemak,
pemberian solusi makan pada suhu kamar, mengurangi tingkat administrasi, dan
mengelola agen promotility. Jika pasien tampak buncit, periksa residu lambung
sebelum makan bolus berikutnya, atau setiap empat jam untuk makan terus
menerus. Jika residual lambung yang rendah namun tetap ada mual,
pertimbangkan obat antiemetik.
-Diare
Diare adalah umum pada pasien tabung makan, yang terjadi di 2% sampai 63%
dari pasien. Definisi diare apabila feses> 200 gr/24 jam dan frekuensi lebih dari
3x dalam 24 jam. Jika diare klinis yang signifikan berkembang selama enteral
tube feeding. pertimbangkan pilihan berikut:
- Mengubah rumus
-Konstipasi
-Malabsorpsi
Malabsorpsi didefinisikan sebagai gangguan penyerapan dari satu atau lebih zat
gizi Manifestasi klinis meliputi penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan, steatorrhea, diare, anemia, tetani, nyeri tulang, pendarahan, neuropathi,
glositis, atau edema. Penyebab malabsorpsi banyak dan termasuk gluten
enteropati sensitif, penyakit Crohn, penyakit divertikular, enteritis radiasi, fistuals
enterik, HIV, insufisiensi pankreas, dan sindrom usus pendek. Pengetahuan
tentang sejarah pasien dan pemilihan produk yang tepat enteral harus membantu
mengurangi atau mencegah malabsorpsi. Tergantung pada luasnya penyakit,
nutrisi parenteral mungkin diperlukan.
B. Komplikasi Mekanik
- Aspirasi
Aspirasi paru adalah komplikasi yang sangat serius dari makanan enteral dan
dapat pada pasien malnutrisi yang mengancam jiwa. Insiden pneumonia aspirasi
klinis signifikan adalah 1% sampai 4%. Gejala aspirasi termasuk dyspnea,
takipnea, mengi, rales, takikardia, agitasi, dan sianosis. Aspirasi dari sejumlah
kecil susu formula tidak dapat menyebabkan gejala langsung.
-Tabung malposisi
- Tabung tersumbat
Tabung tersumbat lebih sering terjadi dengan produk protein utuh dan produk
kental. Hal ini dapat dicegah dengan flushing rutin tabung makan, penggunaan
teknik bersih untuk meminimalkan kontaminasi susu formula, dan sangat hati-hati
ketika pemberian obat melalui selang makanan. Direkomendasikan untuk melepas
sumbatan tabung adalah dengan menggunakan air hangat yang ditambah tekanan
manual sedikit.
C. Komplikasi Metabolik
Komplikasi metabolik nutrisi enteral yang mirip dengan yang terjadi selama
TNP. Pemantauan dengan cermat dapat meminimalkan atau mencegah komplikasi
metabolic.
D. Refeeding syndrome
a. Anorexia nervosa
c. Alkoholisme kronis
d. Puasa berkepanjangan
e. Hidrasi IV berkepanjangan
adalah:
-Hindari overfeeding
1.9 PENATALAKSANAAN
BMI atau IMT = BB (kg)/(TB (m))² Adapun ketentuan untuk berat badan kurang
adalah
a. Kebutuhan kalori
Apabila hasilnya < 90% BB idaman maka disimpulkan berat badan kurang. Untuk
pasien berat badan kurang, kebutuhan kalorinya sekitar 2300-2500 kalori
(Waspadji & Sukardji, 2013)
b. Kebutuhan karbohirat
sekitar 50%-60%.
c. Kebutuhan protein
d. Kebutuhan lemak
Kebutuhan lemak kurang dari 30% dari total kalori, sebaiknya dari lemak nabati
e. Kebutuhan serat
Serat dibutuhkan sekitar 20-35 g/hari dari berbagai bahan makanan atau rata-rata
25 g/hari (Tarwoto dkk., 2012).
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Dimana semua data
dikumpulkan secara sistematis guna menentukan status kesehatan pasien saat ini.
Pengkajian harus dilakukan secara komprehensif terkait dengan aspek biologis,
psikologis, social, maupun spiritual pasien (Asmadi, 2008). Pengkajian pada
masalah keperawatan defisit nutrisi menurut Hidayat (2009) sebagai berikut:
a. Riwayat makanan
b. Kemampuan makan
Dalam kemampuan makan ada beberapa hal yang perlu dikaji antara lain
Aspek lain yang sangat penting dalam pengkajian nutrisi adalah penentuan
tingkat
e.Tingkat aktivitas
f. Pengonsumsian obat
g.Penampilan fisik
Penampilan fisik dapat dilihat dari hasil pemeriksaan fisik terhadap aspek-aspek
berikut: rambut yang sehat berciri mengkilat, kuat, tidak kering, dan tidak
mengalamikebotakan bukan karena faktor usia; daerah diatas kedua pipi dan
bawah kedua mata tidak berwarna gelap; mata cerah dan tidak ada rasa sakit atau
penonjolan pembuluh darah; daerah bibir kering, pecah-pecah, ataupun
mengalami pembengkakan, lidah berwarna merah gelap, tidak berwarna merah
terang, dan tidak ada luka pada permukaannya; gusi tidak bengkak, tidak mudah
berdarah, dan gusi yang mengelilingi gigi harus rapat serta erat tidak tertarik ke
bawah sampai di bawah permukaan gigi, gigi tidak berlubang dan tidak berwarna;
kulit tubuh halus, tidak bersisik, tidak timbul bercak kemerahan, atau tidak terjadi
pendarahan yang berlebihan; kuku jari kuat dan berwarna merah muda. h
Pengukuran antropomteri Pengukuran ini meliputi pengukuran tinggi badan, berat
badan, lingkar lengan dan lipatan kulit pada otot trisep.Laboratorium Pemeriksaan
laboratorium yang langsung berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi
adalah pemeriksaan albumin serum, Hb. glukosa, elektrolit, dan lain-lain.
a) Status nutrisi
Status nutrisi adalah sejauh mana nutrisi dicerna dan diserap untuk memenuhi
kebutuhan metabolik.
2) Kriteria hasil
b) Asupan makanan tidak menyimpang dari rentang normal (skala 5). c) Rasio
berat badan dan tinggi badan tidak menyimpang dari rentang normal (skala 5).
b. Intervensi
Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi defisit nutrisi sesuai dengan Nursing
Interventions Classification (NIC) menurut (Bulecheck dkk., 2016). NIC yang
direkomendasikana yaitu manajemen diare, penahapan diare, manajemen
gangguan makan, bantuan sumber keuangan/pendapatan, manajemen
elektrolit/cairan, manajemen cairan, monitor cairan, konseling laktasi, manajemen
nutrisi, terapi nutrisi, konseling nutrisi, monitor nutrisi, bantuan perawatan diri:
pemberian makan, dukungan pemeliharaan kehidupan, terapi menelan, monitor
tanda-tanda vital, bantuan peningkatan berat badan, dan manajemen berat badan.
Penelitian ini difokuskan pada intervensi manajemen nutrisi. Manajemen nutrisi
adalah menyediakan dan meningkatkan intake nutrisi yang seimbang (Bulecheck
dkk., 2016). Aktivitas-aktivitas pada manajemen nutrisi yaitu:
a. Tentukan status gizi pasien dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan gizi
pasien
e. Berikan pilihan makanan dan tawarkan pilihan (makanan) yang lebih sehat
jika diperlukan.
g. Pastikan makanan disajikan dengan cara yang menarik dan pada suhu yang
h. Lakukan atau bantu pasien terkait dengan perawatan mulut sebelum makan.
Rasio berat badan dan tinggi badan tidak menyimpang dari rentang normal (skala
5) (Moorhead dkk., 2016).
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta: Elsevier.
Singapore.
Perry, A. G., & Potter, P. A. (2010). Mosby’s Pocket Guide to Nursing Skills and
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2013). Keperawatan medikal bedah brunner &
Tarwoto, W., Ihsan, T., & Lia, M. (2012). Keperawatan Medical Bedah. Sasak
Panjang: TIM.
Waspadji, S., & Sukardji, K. (2013). Suharyati. Menyusun diet berbagai penyakit.