Anda di halaman 1dari 22

Nutrisi adalah kebutuhan kalori dan protein, kebutuhan nutrisi erat

kaitannya dengan peningkatan massa tubuh. Kebutuhan nutrisi sulit ditentukan

karena tidak lengkapnya informasi menganai nutrisi dari anggota kelompok.

Pengaruh emosional dan faktor-foktor stess lainnya yang mempengaruhi nutrisi

dan foktor-faktor psikologis yang mempengaruhi kebiasaan makan, asupan

protein yang cukup untuk memenuhi kebutuhan, kecuali yang membatasi asupan

makananaya akibat masalah ekonomi. Peningkatan kebutuhan yang penting untuk

memenuhi kebutuhan mineral kalsium, besi, dan seng selama periode

pertumbuhan yang cepat, kalsium untuk pertumbuhan tulang, zat besi untuk

perluasan masa otot dan volume darah seng untuk pertumbuhan jaringan tulang

dan rangka (wong, 2009).

Nutrisi merupakan proses yang dilakukan makhluk hidup dalam

mengingesti, mencerna, menyerap, mendistribusikan, menggunakan, dan


mengekskresikan zat gizi (makanan dan bahan-bahan mengandung gizi lainnya).

Nutrisi klinis terutama berhubungan dengan sifat-sifat makanan yang membangun

tubuh dan meningkatkan kesehatan (Williams & Wilkins, 2011).

Nutrisi adalah salah satu komponen penting yang menunjang

kelangsungan proses tumbuh kembang. Selama masa tumbuh kembang, anak

sangat membutuhkan zat gizi seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral,

vitamin, dan air. Apabila kebutuhan tersebut tidak atau kurangterpenuhi, maka

proses tumbuh kembang selanjutnya dapat terhambat (Hidayat, A. Aziz Alimu,

2008).

Nutrisi merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Eman

kategori zat makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan

mineral. Kebutuhan energi dipenuhi dengan metabolisme karbohitdrat, protein,


dan lemak. Air adalah komponen tubuh vital dan tertindak sebagai penghancur zat makanan. Vitamin
dan mineral tidak menyediakan energi, tetapi penting untuk

proses metabolisme dan keseimbangan asam basa (Potter dan Perry, 2005).

II. Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Nutrisi

1. Pengetahuan

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan nergizi dapat

mempengaruhi pola akonsumsi makanan. Hal tersebut dapat disebabakan oleh

kekurangan informasi sehingga dapat terjadi kealahan memahami kebutuhan

gizi.

2. Prasangka

Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat

mempengruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberap daerah, tempe yang

merupakan sumber protein yang paling murah, tidak dijadikan bahan

makanan yang layak untuk dimakan karena masyarakat menganggap bahwa


mengkonsumsi makanan tersebut dapat merendahkan derajat mereka.

3. Kebiasaan

Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu

juga dapat mempengaruhi status gizi. Misalnya, di beberapa daerah, terdapat

larangan makan pisang dan papaya bagi para gadis remaja. Padahal, makanan

tersebut merupakan sumber vitamin yang sangat baik. Ada pula larangan

makan ikan bagi anak-anak karena ikan dianggap dapat mengakibatkan

cacingan, padahal ikan merupakan sumber protein sangat baik bagi anakanak.

4. Kesukaan

Kesukaan yang berlebih terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan

kekurangan variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperbolehkan zat-zat

yang dibutuhkan secara cukup. Kebiasaan dapat mengakibatkan merosotnya


gizi pada remaja bila nilai gizi tidak sesuai dengan yang di harapkan. Saat ini

para remaja di kota-kota besar di Negara kita memiliki kecenderungan

menyenangi makanan tertentu secara berlebihan, seperti makan cepat saji,

(junkfood), bakso dan lain-lainnya. Makanan-makanan ini tentu saja dapat

berdampak buruk bagi kesehatan mereka jika dikonsumsi terlalu seiring dan

berlebih karena tidak memiliki asupan gizi yang baik.

5. Ekonomi

Status ekonomi mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan

makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena

itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu

mencukupi kebutuhan gizi keluarga dibandingkan masyarakat dengan kondisi

perekonomian rendah.

III. Masalah Kebutuhan Nutrisi


1. Kekurangan Nutrisi

Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam

keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat

ketidak cukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme (Aziz, 2012).

Tanda klinis :

a. Berat badan 10-20% dibawah normal.

b. Tinggi badan di bawah ideal.

c. Lingkar kuit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar.

d. Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot.

e. Adanya penurunan albumin serum.

f. Adanya penurunan transferin.

Kemungkinan Penyebab :

a. Meningkatnya kebutuhan kalori Dan resulitan dalam mencerna kalori


akibat penyakit infeksi atau kanker.

b. Disfagia karena adanya kelainan persarafan.

c. Penurunan absorpsi nutrisi akibat penyakit cronh atau intoleransi laktosa.

d. Nafsu makan menurun.

2. Kelebihan Nutrisi

Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang

tidak mempunyai risiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan

metabolism secara berlebih.

Tanda Klinis :

a. Berat badan lebih dari 10% berat ideal.

b. Obesitas (lebih dari 20% berat ideal).

c. Lipatan kulit trisep lebih dari 15 m pada pria 25 mm pada wanita.


d. Adanya jumlah asupan yang berlebebih.

e. Aktivitas menurun atau mononton.

Kemungkinan penyebab :

a. Perubahan pola makan.

b. Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.

3. Obesitas

Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih

dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan

metabolisme karena kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam

penggunaan kalori.

4. Malnutrisi

Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi

pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi
yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat

badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari

kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energy, pucat pada

kulit, membrane mukosa, konjungtiva, dan lain-lain.

5. Diabetes meletus

Diabetes meletus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai

dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin

atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.

6. Hipertensi

Hipertensi merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan

adanya pemenuhan kebutuhan nutris seperti penyebab dari adanya obesitas,

serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.


7. Penyakit jantung koroner

Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutisi yang sering disebabkan

oleh adanya peningkatan koesterol darah dan merokok. Saat ini gangguan ini

ssangat sering dialami karena adaaya perilaku atau gaya hidup yang tidak

sehat, obesitas dan lain-lain.

8. Kanker

Kanker merupakan gangguan nutrisi yang disebabkan oleh tubuh

pengonsumsi lemak secara berlebih.

9. Anoreksia Nervosa

Anoreksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan

berkepanjangan, ditandi dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan,

nyeri abdomen, kedinginan, letegi, dan kelebihan energi.

IV. Status Nutrisi


Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index

(BMI) dan Ideal Body Weight (IBW).

1. Body Mass Index (BMI)

Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan.

BMI dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan

untuk mengkaji kelebihan berat badan (over weight ) dan obesitas.

Rumus BMI diperhitungkan :

BB (Kg)

TB (M) 𝑎𝑡𝑎𝑢

BB (pon) x 704, 5

TB (inci)2

2. Ideal Body Weight (IBW)

Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat.
Berat badan ideal adalah jumlah tinggi tubuh sentimeter dikurangi dengan

100 dan dikurangi 10% dari jumlah itu.

V. Penilaian status Gizi

Penilain status gizi seseorang dinilai dengan memeriksa informasi

mengenai pasien dari beberapa sumber. Skrining nutrisi, bersama dengan riwayat

kesehatan pasien, temuan pemeriksaan fisik, dan hasil laboratorium, dapat

digunakan untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya ketidakseimbangan

(Williams & Wilkins, 2011).

1. Skrining nutrisi

Memeriksa nilai-nilai

a. Riwayat tinggi badan dan berat badan

b. Penurunan berat badan yang tidak disengaja (lebih dari 5% dalam 30 hari
atau 10% dalam 180 hari).

c. Nilai laboratorium.

d. Integritas kulit.

e. Nafsu makan.

f. Makanan.

g. Penyakit atau diagnosa sekarang.

h. Riwayat medis.

i. Status fungsional.

j. Usia lanjut (usia 80 atau lebih).

2. Skrining Kesehatan

Memeriksa nilai- nilai

a. Indeks massa tubuh (IMT).

b. Tinggi menurut berat badan.


c. Kebiasaan makan.

d. Lingkungan tempat tinggal.

e. Status fungsional.

Penilaian Gizi Komprehensif

Penilai gizi yang komprehensif umunnya dilaksanakan pada pasien

berisiko sedang sampai tinggi yang menderita sedikit malnutrisi kalori-protein

(Williams & Wilkins, 2011).

Memeriksa nilai-nilai

1. Riyawat medis.

2. Temuan pemeriksaan fisik.

3. Hasil uji laboratorium.


1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tarap awal dari proses keperawatan. Semua data

data dikumpul secara sistematis guna menentukan status kesehatan klien saat ini,

pengkajian harus dilakukan secara komprehensif terkait dengan aspek biologis,

psikologis, social, dan spiritual klien. Tujuan dari pengkajian menetapkan data

dasar dan mengumpulkan informasi terkait dengan kebutuhan, dan masalah

kesehatan. Dalam pengumpulan data motode yang digunakan adalah

wawancara,observasi, pemeriksaan fisik (Tarnoto & Wartonah, 2006).

Untuk mengidentifikasikan masalh gangguan nutrisi serta mengumpulkan

data guna penyusunan rencana keperawatan, perawat perlu melakukan pengkajian

keperawatan. Menurut Aziz (2012).

1. Riwayat Makanan

Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola makanan,


tipe makanan yang dihindari atauun diabaikan, makanan yang lebih diskai,

yang dapat digunakan membantu merencanakan jenis makanan, untuk

sekarang, dan rencana makanan untuk masa selanjutnya.

2. Kemampuan makan

Beberapa hal yang perlu dikaji dalam hal kemampuan makan, antara lain

kemampuan mengunyah, menelan dan makan sendriri tanpa bantuan orang

lain.

3. Pengetahuan tentang nutrisi

Aspek lain yang sangat penting dalam pengkajian nutrisi adalah penentuan

tingkat pengetahuan pasien mengenai kebutuhan nutrisi.

4. Nafsu makan, jumlah asupan.

5. Tingkat aktivitas.

6. Pengonsumsian obat.
7. Pemampilan fisik

Penampilan fisik dapat dilihat dari hasil pemeriksaan fisik terhadap, aspekaspek berikut: rambut yang
sehat berciri mengkilat, kuat, tidak kering, dan

tidak mengalami kebotakan bukan karena factor usia; daerah di atas kedua

pipi dan bawah kedua mata tidak berwarna gelap; mata cerah dan tidak ada

rasa sakit atau penonjolan pembuluh darah; daerah bibir tidak kering, pecahpecah, ataupun
pembengkakan; lidah berwarna merah gelap, tidak berwarna

merah terang, dan tidak ada luka pada permukaannya; gusi tidak bengkak,

tidak udah berdarah, dan gusi yang mengelilingi gigi haruscrapat serta erat

tidak tertarik kebawah sampai bawah perukaan gigi; gigi tidak perlubang dan

tidak berwarna; kulit tubuh halus, tidak bersisik, tidak timbul bercak

kemerahan, atau tidak terjadi perdarahan yang berlebihan; kuku jari kuat dan

berwarna merah muda.

8. Pengukuran Antropometrik
Pengukursn ini meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar

lengan.

Tinggi dan berat badan orang dewasa sering dibandingkan dengan bermacammacam peta untuk dirinya,
pada umumnya, berat badan pria lebih darri berat

badan seorang wanita walaupun tingginy sama. Ini disebabkan pria

mempunyai presentase jaringan dan struktur tulang yang berbeda.

Seseorang dengan presentase bagian tubuh yang besar dan jaringan otot yang

banyak akan terlihat gemuk (over weight). Metode khusus yang sering

digunakan untuk mengukur besar tubuh seseorang adalah area kulit yang

berada diatas otot trisep. Pada umumnya, wanita mempunysi lipatan kulit

yang lebih tebal di daerah ini. Ini disebabkan banyaknya jaringan subkutan

pada wanita, sehingga membuat wanita terlihat lebih gemuk.

9. Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yang langsung berhubuungan dengan pemenushan


kebutuhan nutrisi adalah pemeriksaan albumin serum, Hb, glukosa, elektrolit

dan lain-lain.

2. Analisa Data

Analisa data mencakup mengenai pola atau kecenderungan,

membandingkan pola ini dengan kesehatan yang normal dan menarik konklusi

tentang respon klien. Perawat memperhatikan pola kecenderungan sambil

memeriksa kelompok data terdiri atas batas karakteristik. Fungsi analisa data

adalah perawat yag mengumpulkan data diperoleh dari pasien atau dari sumber

lain, sehingga data yang diperoleh dapat dijadikan pengambilan keputusan untuk

menentukan masalah keperawatan dan kebutuhan pasien.

Tipe data :

a. Data Subjektif
Data yang di dapat dari klien sebagai suatu pendapat klien tentang masalah

kesehatan atau kejadian informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat.

Mencakup persepsi, perasaan, dan status kesehatannya. Misalnya

ketidaknyamanan fisik, kecemasan dan sters mental (Potter & Perry, 2005).

b. Data Objektif

Data yang di dapat dari observasi dan pengukuran data dapat di peroleh dari

menggunakan panca indra (dilihat,didengar, diraba dan di cium) selama

melakukan pemeriksaan fisik. Misalnya pernafasan, frekuensi nadi, tekanan

darah, berat badan dan tingkat kesadaran (Potter & Perry, 2005).

3. Rumusan Masalah

Sebelum merumuskan diagnosa keperawatan, perawat

mengidentifikasikan kesehatan umum klien, tetapi sebelum memberikan masalah

keperawatan perawat harus terlebih dahulu menentukan apa masalah kesehatan


klien dan apakah masalah tersebut potensial atau aktual (Potter & Perry, 2005).

Adapun masalah yang saya ambil pada gangguan nutrisi adalah :

a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

b. Kekurangan volume cairan.

4. Perencanaan

Perencanaan adalah untuk menguraikan berbagai diagnosa keperawatan

diperkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan dalam menentukan tujuan dan

hasil yang akan dicapai (Potter & Perry, 2005).

Tahap dalam perencanaan melibatkan perawat, klien, keluarga, dan orang

terdekat klien untuk merumuskan rencana tindakan keperawatan dalam mengatasi

masalah yang sedang di alami klien. Perencanaan ini merupakan suatu petunjuk

tertulis untuk menggambarkan secara tepat rencana tindakan keperawatan yang

akan dilakkuan kepada klien sesuai dengan kebutuhan berdasarkkan diagnosa keperawatan

Anda mungkin juga menyukai