MALNUTRISI
SISTEM GASTROINTESTINAL
A. Definisi Malnutrisi
Menurut Monika Blssner dan Mercedes de Onis (2005), malnutrisi secara
umum berhubungan dengan nutrisi yang kurang dan nutrisi yang berlebihan,
tetapi malnutrisi lebih digunakan sebagai istilah untuk menjelaskan kekurangan
nutrisi.
Menurut menurut Brooker (2008), malnutrisi merupakan kondisi kekurangan
gizi akibat jumlah kandungan mikro atau makro nutrient yang kurang atau tidak
mencukupi.
Kondisi
tersebut
dapat
disebabkan
oleh
malabsobrsi
atau
cara pemberian makanan yang salah. Cara pemberian makanan yang salah
dapat disebabkan karena ibu atau orang tua tidak memiliki pengetahuan yang
cukup, misalnya mengenai pemberian ASI eksklusif maupun cara pemberian
makanan pendamping ASI.
2. Adanya Penyakit
Penyakit merupakan penyebab langsung malnutrisi yang paling
penting. Penyakit yang dimaksud terutama adalah penyakit infeksi yang akan
mempengaruhi jumlah asupan makanan dan penggunaan nutrien oleh tubuh.
Selain itu ada beberapa penyakit yang dapat meninbulkan komplikasi dan
berakibat pada malnutrisi yaitu anoreksia nervosa, karsinoma esophagus
atau lambung, kondisi setelah operasi, demensia, diare persisten, dan
tuberculosis.
Sementara itu, adapula faktor yang secara tidak langsung dapat
menyebabkan malnutrisi, yaitu sebagai berikut:
1. Kurangnya ketahanan pangan keluarga.
Ketahanan pangan dapat diartikan sebagai kemampuan keluarga untuk
menghasilkan atau mendapatkan makanan. Sebagai tambahan, perlu
diperhatikan pengaruh produksi bahan makanan keluarga terhadap beban
kerja ibu dan distribusi makanan untuk anggota keluarga (Hardinsyah, 2004).
2. Pelayanan kesehatan serta sanitasi lingkungan.
Sanitasi lingkungan berpengaruh terhadap kesehatan, produksi serta
persiapan
makanan
untuk
dikonsumsi
serta
kebersihan.
Pelayanan
kesehatan bukan hanya harus tersedia, namun juga harus dapat diakses
dengan mudah oleh ibu dan anak. Status pendidikan dan ekonomi
perempuan yang rendah menyebabkan kurangnya kemampuan untuk
memperbaiki status gizi keluarga. Adapun penyebab dasar berupa kondisi
sosial, politik dan ekonomi negara (Hardinsyah, 2004).
3. Kualitas perawatan ibu dan anak.
Pola perawatan anak, berupa perilaku ibu atau pengasuh lain dalam hal
memberikan makan, merawat, kebersihan memberi kasih saying dan
sebagainya. Kesemuanya berhubungan dengan kesehatan ibu (fisik dan
mental), status gizi, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, adat kebiasaan dan
sebagainya dari si ibu dan pengasuh lainnya.
Menurut Medical News Today, faktor resiko atau penyebab malnutrisi bisa
dilihat dari karakter negaranya, yaitu sebagai berikut:
a. Di negara industri yang lebih kaya gizi
1) Pola makan yang buruk
Jika seseorang tidak makan makanan yang cukup, atau jika apa
yang dimakan tidak menyediakan nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan
yang baik, maka seseorang dapat menderita kekurangan gizi. Pola makan
yang buruk dapat disebabkan oleh salah satu dari beberapa faktor yang
berbeda. Jika pasien mengalami disfagia (kesulitan menelan) karena suatu
penyakit, atau ketika sembuh dari sakit, mereka mungkin tidak dapat
mengkonsumsi cukup nutrisi yang tepat.
2) Masalah kesehatan mental
Pasien dengan gangguan kondisi kesehatan mental, seperti depresi,
dapat mengembangkan kebiasaan makan yang menyebabkan kekurangan
gizi.
Pasien
dengan
anoreksia
nervosa
atau
bulimia
dapat
memproduksi
hormon
yang
mengatur
metabolisme.
Alkohol
mengandung kalori yang dapat mengurangi rasa lapar yang berakibat tidak
bisa makan makanan yang tcukup untuk memasok tubuh dengan nutrisinutrisi penting.
b. Di negara berkembang
1) Kurangnya menyusui
Kurang menyusui
dapat
disebabkan
karena
ibu
tidak
tahu
bagaimana cara untuk menempel puting ke mulut bayi dengan benar, atau
karena menderita rasa sakit dan ketidaknyamanan saat menyusui.
Akibatnya ibu akan beralih ke susu botol dimana sebagian ibu juga
percaya bahwa susu botol lebih baik bagi anak dibanding dengan ASI.
Oleh sebab itu, banyak bayi yang kekurangan gizi karena pemberian ASI
yang tidak eksklusif.
c. Di negara-negara miskin kekurangan gizi
1) Kekurangan pangan
Di negara-negara miskin kekurangan pangan terutama disebabkan
oleh kurangnya teknologi pertanian modern yang dibutuhkan untuk hasil
yang lebih tinggi, seperti pupuk nitrogen, pestisida dan irigasi. Kekurangan
pangan adalah penyebab signifikan dari gizi buruk di banyak bagian dunia.
2) Harga pangan dan distribusi pangan
Sekitar 80% dari anak-anak kurang gizi hidup dalam negara yang
benar-benar menghasilkan
Organization).
Beberapa
surplus pangan
ekonom
(Food
terkemuka
and Agriculture
mengatakan
bahwa
pedis)
Wajah membulat dan sembab
Pandangan mata sayu
Rambut tipis, kemerahan spt warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa
sakit, rontok
Perubahan status mental: apatis & rewel
Pembesaran hati
Otot mengecil (hipotrofi)
Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas & berubah warna
diare
2. Marasmus
- Tampak sangat kurus, hingga seperti tulang terbungkus kulit
- Wajah seperti orang tua
- Cengeng, rewel
- Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada
- Perut umumnya cekung
- Iga gambang
- Sering disertai: penyakit infeksi (umumnya kronis berulang) dan diare
Kulit dapat menjadi tipis, kering, tidak elastis, pucat, dan dingin
Lemak di wajah hilang, pipi terlihat cekung dan mata cekung
Rambut menjadi kering dan jarang, mudah rontok
Kadang-kadang, gizi buruk dapat menyebabkan unresponsiveness (pingsan)
Jika kekurangan kalori berlanjut cukup lama, mungkin ada kelaianan jantung,
hati dan gagal pernafasan (Hardinsyah, 2004).
Batuk kronik
Riwayat imunisasi
2. Pemeriksasan Fisik
- Inspeksi
Edema, perut membuncit,
deskuamasi
4-10
jam
berikutnya,
jumlahnya
ekstra
Kalium
150-300mg/kgBB/hari,
ekstra
Mg
0,4-0,6
minggu
perawatan
fase
rehabilitasi,
berikan
F100
yang
DAFTAR PUSTAKA
Chris Brooker. 2008. Ensiklopedi Keperawatan. Jakarta: EGC.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat. 2009. Petunjuk Teknis
Tatalaksana Anak Gizi Buruk Buku I. Jakarta: Departemen Kesehatan.
Hardinsyah, Tambunan V. 2004. Angka kecukupan energi, protein, lemak dan serat
makanan. Dalam: Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII Jakarta.
Medical News Today. 2014. What is malnutrition? What causes malnutrition?.
(Online) (http://www.medicalnewstoday.com/articles/179316.php) diakses pada
17 Februari 2015
Monika Blssner dan Mercedes de Onis. 2005. Malnutrition. Quantifying The Health
Impact at National and Local Levels. World Health Organization Nutrition for
Health and Development Protection of the Human Environment : Geneva.
Pudjiadi S. 2005. Ilmu Gizi Klinis Pada Anak. Jakarta: Gaya Baru
RISKESDAS. 2010. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian Dan Pengembangan
KesehatanKementerian Kesehatan RI
UNICEF. 1990. A UNICEF Policy Review: Strategy for Improved Nutrition of Children
and Women in Developing Countries. New York. Hal: 8.