Anda di halaman 1dari 55

BAB I

MAKALAH ILMU GIZI BAB I PENDAHULUAN A


Latar Belakang Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan makanan dan
minuman terhadapa kesehatan tubuh manusia agar tidak mengalami penyakit gangguan gizi,
dimana gangguan gizi sendiri adalah sebuah penyaklit yang diakibatkan oleh kurangnya zat-zat
vitamin yang tertentu sehingga mengakibatkan tubuh kita mengalami gangguan gizi. Penyakit
gangguan gizi yang pertama kali ditemukan adalah scorbut pada tahun 1497 atau lebih popular
kita kenal dengan penyakit sariawan. Baru pada awal abad XX para ahli kedokteran dapat
memastikan bahwa penyakit ini disebabkan karena kekurangan vitamin C. (http://wikipedia.org)
Penyakit gangguan gizi juga terjadi baru-baru ini di Indonesia. Penyakit tersebut adalah kurang
gizi. Penyakit ini menyerang sebagian besar anak balita. Gizi buruk adalah keadaan kekurangan
energy dan protein (KEP) tingkat berat akibat kurang akibat kurang mengkonsumsi makanan
bergizi dan atau menderita sakit dalam waktu lama. Ditandai dengan status gizi sangat kurus
(menurut BB terhadap TB). (http://www.puskelblogspot.com) Seperti pernyataan seorang Kepala
Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk, Guruh Hariwibowo, mengakui kondisi anakanak yang menderita gizi buruk itu memang mengkhawatirkan. "Selain badan mereka yang
kurus, mereka juga menderita penyakit bawaan," katanya, Jumat (16/9). (sumber :
Republika.co.id) Berdasarkan hal tersebut perlu kiranya kita mengetahui tentang status gizi yang
mana Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang
diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga didefinisikan sebagai
status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien.
Penelitian status gizi merupakan pengukuran yang didasarkan pada data antropometri serta
biokimia dan riwayat diit (Beck, 2000: 1) B. Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian status
gizi ? 2. Apakah factor-faktor yang mempengaruhi status gizi ? 3. Bagaimanakah penilaian status
gizi ? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian status gizi 2. Untuk mengetahui factor-faktor
yang mempengaruhi status gizi. 3. Untuk mengetahui penilaian status gizi. Batasan Masalah
Makalah kami terbatas untuk membahas tentang status gizi, factor yang mempengaruhi status
gizi dan penilaian status gizi. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Status Gizi ( Nutrition
Status ) Status gizi adalah keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau
perwujudan dari nutriture (keadaan gizi) dalam bentuk variabel tertentu. Contoh : Gondok
endemik merupakan keadaaan tidak seimbangnya pemasukan dan pengeluaran yodium dalam
tubuh. Tak satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat
seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu
mengkonsumsi anekaragam makanan; kecuali bayi umur 0-4 bulan yang cukup mengkonsumsi
Air Susu Ibu (ASI) saja. Bagi bayi 0-4 bulan, ASI adalah satu-satunya makanan tunggal yang
penting dalam proses tumbuh kembang dirinya secara wajar dan sehat. Makan makanan yang
beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan
yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun
kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna makanan yaitu, makanan yang
mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas
kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi
serupa dari makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin
terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. Makanan sumber
zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar, kentang, sagu, roti dan mi.
Minyak, margarin dan santan yang mengandung lemak juga dapat menghasilkan tenaga.

Makanan sumber zat tenaga menunjang aktivitas sehari-hari. Makanan sumber zat pembangun
yang berasal dari bahan makanan nabati adalah kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang
berasal dari hewan adalah telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat
pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan
seseorang. Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan.
Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk melancarkan
bekerjanya fungsi organ-organ tubuh.Beberapa Pengertian Penting terkait status gizi : 1) Proses
gizi (nutrition) : proses dari organisme dalam menggunakan bahan makanan melalui proses
pencernaan,penyerapan,transportasi,penyimpanan,metabolismedan penggunaan zat untuk
pemeliharaan hidup,,pertumbuhan,,fungsi organ tubuh dan produksi energi.. 2) Keadaan Gizi
((Nutriture)):: keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan
gizi disatu pihak dan penggunaan oleh organisme dipihak llain,,atau keadaan fisiologik akiibat
darii ttersedianya zat gizi dalam seluler tubuh. 3) Status gizi ((Nutritional Status)):: ttanda-ttanda atau penampilan yang diakibatkan dari nutriture yang dilihat melalui variabel ttertentu
(iindikator status gizi)) seperti berat,,tinggi dll. B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi
1. Gizi Daur Kehidupan United Nations (Januari, 2000) memfokuskan usaha perbaikan gizi
dalam kaitannya dengan upaya peningkatan SDM pada seluruh kelompok umur, dengan
mengikuti siklus kehidupan.Terdapat kelompok penduduk yang perlu mendapat perhatian pada
upaya perbaikan gizi dan diperlihatkan juga faktor yang mempengaruhi memburuknya keadaan
gizi, yaitu pelayanan kesehatan yang tidak memadai, penyakit infeksi, pola asuh, konsumsi
makanan yang kurang, dan lain-lain yang pada akhirnya berdampak pada kematian. 2.
Permasalahan Gizi Masyarakat UNICEF (1988) telah mengembangkan kerangka konsep makro
sebagai salah satu strategi untuk menanggulangi masalah kurang gizi. Dalam kerangka tersebut
ditunjukkan bahwa masalah gizi kurang dapat disebabkan oleh: a. Penyebab langsung Makanan
dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi kurang. Timbulnya gizi kurang tidak
hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang, tetapi juga penyakit. Anak yang mendapat
cukup makanan tetapi sering menderita sakit, pada akhirnya dapat menderita gizi kurang.
Demikian pula pada anak yang tidak memperoleh cukup makan, maka daya tahan tubuhnya akan
melemah dan akan mudah terserang penyakit. b. Penyebab tidak langsung Ada 3 penyebab tidak
langsung yang menyebabkan gizi kurang yaitu : Ketahanan pangan keluarga yang kurang
memadai. Setiap keluarga diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh
anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun mutu gizinya. Pola
pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga dan mayarakat diharapkan dapat
menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan
baik baik fisik, mental dan sosial. Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sistim
pelayanan kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih dan sarana
pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan. Ketiga
faktor tersebut berkaitan dengan tingkat pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan keluarga.
Makin tinggi tingkat pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan, makin baik tingkat ketahanan
pangan keluarga, makin baik pola pengasuhan maka akan makin banyak keluarga yang
memanfaatkan pelayanan kesehatan. 3. Pokok Masalah Di Masyarakat Kurangnya
pemberdayaan keluarga dan kurangnya pemanfaatan sumber daya masyarakat berkaitan dengan
berbagai faktor langsung maupun tidak langsung. 4. Akar Masalah Kurangnya pemberdayaan
wanita dan keluarga serta kurangnya pemanfaatan sumber daya masyarakat terkait dengan
meningkatnya pengangguran, inflasi dan kemiskinan yang disebabkan oleh krisis ekonomi,
politik dan keresahan sosial yang menimpa Indonesia sejak tahun 1997. Keadaan tersebut teleh

memicu munculnya kasus-kasus gizi buruk akibat kemiskinan dan ketahanan pangan keluarga
yang tidak memadai. Masalah gizi terbagi menjadi masalah gizi makro dan mikro. Masalah gizi
makro adalah masalah yang utamanya disebabkan kekurangan atau ketidakseimbangan asupan
energi dan protein. Manifestasi dari masalah gizi makro bila terjadi pada wanita usia subur dan
ibu hamil yang Kurang Energi Kronis (KEK) adalah berat badan bayi baru lahir yang rendah
(BBLR). Bila terjadi pada anak balita akan mengakibatkan marasmus, kwashiorkor atau
marasmic-kwashiorkor dan selanjutnya akan terjadi gangguan pertumbuhan pada anak usia
sekolah. Anak balita yang sehat atau kurang gizi secara sederhana dapat diketahui dengan
membandingkan antara berat badan menurut umur atau berat badan menurut tinggi, apabila
sesuai dengan standar anak disebut Gizi Baik. Kalau sedikit di bawah standar disebut Gizi
Kurang, sedangkan jika jauh di bawah standar disebut Gizi Buruk. Bila gizi buruk disertai
dengan tandatanda klinis seperti ; wajah sangat kurus, muka seperti orang tua, perut cekung, kulit
keriput disebut Marasmus, dan bila ada bengkak terutama pada kaki, wajah membulat dan
sembab disebut Kwashiorkor. Marasmus dan Kwashiorkor atau Marasmus Kwashiorkor dikenal
di masyarakat sebagai busung lapar. Gizi mikro (khususnya Kurang Vitamin A, Anemia Gizi
Besi, dan Gangguan Akibat Kurang Yodium). Menurut Hadi (2005), Indonesia mengalami beban
ganda masalah gizi yaitu masih banyak masyarakat yang kekurangan gizi, tapi di sisi lain terjadi
gizi lebih. 5. Solusi Permasalahan Gizi Masyarakat Peran Pemerintah dan Wakil Rakyat
(DPRD/DPR). Kabupaten Kota daerah membuat kebijakan yang berpihak pada rakyat, misalnya
kebijakan yang mempunyai filosofi yang baik menolong bayi dan keluarga miskin agar tidak
kekurangan gizi dengan memberikan Makanan Pendamping (MP) ASI. Peran Perguruan Tinggi.
Peran perguruan tinggi juga sangat penting dalam memberikan kritik maupun saran bagi
pemerintah agar supaya pembangunan kesehatan tidak menyimpang dan tuntutan masalah yang
riil berada di tengah-tengah masyarakat, mengambil peranan dalam mendefinisikan ulang
kompetensi ahli gizi Indonesia dan memformulasikannya dalam bentuk kurikulum pendidikan
tinggi yang dapat memenuhi tuntutan zaman. Menurut Azwar (2004). Solusi yang bisa dilakukan
adalah : Upaya perbaikan gizi akan lebih efektif jika merupakan bagian dari kebijakan
penangulangan kemiskinan dan pembangunan SDM. Membiarkan penduduk menderita masalah
kurang gizi akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan dalam hal pengurangan
kemiskinan. Berbagai pihak terkait perlu memahami problem masalah gizi dan dampak yang
ditimbulkan begitu juga sebaliknya, bagaimana pembangunan berbagai sektor memberi dampak
kepada perbaikan status gizi. Oleh karena itu tujuan pembangunan beserta target yang ditetapkan
di bidang perbaikan gizi memerlukan keterlibatan seluruh sektor terkait. Dibutuhkan adanya
kebijakan khusus untuk mempercepat laju percepatan peningkatan status gizi. Dengan
peningkatan status gizi masyarakat diharapkan kecerdasan, ketahanan fisik dan produktivitas
kerja meningkat, sehingga hambatan peningkatan ekonomi dapat diminimalkan. Pelaksanaan
program gizi hendaknya berdasarkan kajian best practice (efektif dan efisien) dan lokal
spesifik. Intervensi yang dipilih dengan mempertimbangkan beberapa aspek penting seperti:
target yang spesifik tetapi membawa manfaat yang besar, waktu yang tepat misalnya pemberian
Yodium pada wanita hamil di daerah endemis berat GAKY dapat mencegah cacat permanen baik
pada fisik maupun intelektual bagi bayi yang dilahirkan. Pada keluarga miskin upaya pemenuhan
gizi diupayakan melalui pembiayaan publik. Pengambil keputusan di setiap tingkat
menggunakan informasi yang akurat dan evidence base dalam menentukan kebijakannya.
Diperlukan sistem informasi yang baik, tepat waktu dan akurat. Disamping pelaksanaan
monitoring dan evaluasi yang baik dan kajian-kajian intervensi melalui kaidah-kaidah yang dapat
dipertanggung jawabkan. Mengembangkan kemampuan (capacity building) dalam upaya

penanggulangan masalah gizi, baik kemampuan teknis maupun kemampuan manajemen. Gizi
bukan satu-satunya faktor yang berperan untuk pembangunan sumber daya manusia, oleh karena
itu diperlukan beberapa aspek yang saling mendukung sehingga terjadi integrasi yang saling
sinergi, misalnya kesehatan, pertanian, pendidikan diintegrasikan dalam suatu kelompok
masyarakat yang paling membutuhkan. Meningkatkan upaya penggalian dan mobilisasi sumber
daya untuk melaksanakan upaya perbaikan gizi yang lebih efektif melalui kemitraan dengan
swasta, LSM dan masyarakat. C. Penilaian Status Gizi Macam-macam penilaian status gizi 1.
Penilaian status gizi secara langsung Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi
empat penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia dan biofisik. a. Antropometri 1) Pengertian
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi,
maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan
komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. 2) Penggunaan Antropometri secara
umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi.
Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti
lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh. 3) Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index
(BMI) Salah satu contoh penilaian ststus gizi dengan antropometri adalah Indeks Massa Tubuh.
Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan alat atau cara yang
sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan
kekurangan dan kelebihan berat badan. Berat badan kurang dapat meningkatkan resiko terhadap
penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih akan meningkatkan resiko terhadap penyakit
degeneratif. Oleh karena itu, mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang
dapat mencapai usia harapan hidup yang lebih panjang. Pedoman ini bertujuan memberikan
penjelasan tentang cara-cara yang dianjurkan untuk mencapai berat badan normal berdasarkan
IMT dengan penerapan hidangan sehari-hari yang lebih seimbang dan cara lain yang sehat.
Untuk memantau indeks masa tubuh orang dewasa digunakan timbangan berat badan dan
pengukur tinggi badan. Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan
tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan. Untuk mengetahui
nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut: Berat Badan (Kg) IMT =
------------------------------------------------------- Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m) Pada
akhirnya diambil kesimpulan, batas ambang IMT untuk Indonesia adalah sebagai berikut:
Kategori IMT Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat <> Kurus sekali Kekurangan berat
badan tingkat ringan 17,0 18,4 Normal Normal 18,5 25,0 Gemuk Kelebihan berat badan
tingkat ringan 25,1 27,0 Obesitas Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0 Untuk mengukur
status gizi anak baru lahir adalah dengan menimbang berat badannya yaitu : jika 2500 gram
maka dikategorikan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) jika 2500 3900 gram Normal dan jika
4000 gram dianggap gizi lebih. Untuk Wanita hamil jika LILA (LLA) atau Lingkar lengan atas
<> b. Klinis 1) Pengertian Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai
status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang
dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel
(supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ
yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. 2) Penggunaan Penggunaan metode
ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survei ini dirancang untuk
mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi.
Di samping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan
pemeriksaan fifik yaitu tanda (sign) dan gejala (Symptom) atau riwayat penyakit. c. Biokimia 1)
Pengertian Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara

laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan
antara lain : darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. 2)
Penggunaan Metode ini digunakan untuk suata peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi
keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka
penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang
spesifik. d. Biofisik 1) Pengertian Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan
status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan
struktur dari jaringan. 2) Penggunaan Umumnya dapat digunaakan dalam situasi tertentu seperti
kejadian buta senja epidemik (epidemic of night blindnes). Cara yang digunakan adalah tes
adaptasi gelap. 2. Penilaian gizi secara tidak langsung Penilaian status gizi secara tidak langsung
dapat dibagi tiga yaitu : Survei Konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi. a. Survei
Konsumsi Makanan 1) Pengertian Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status
gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. 2)
Penggunaan Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang
konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini dapat
mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi. b. Statistik Vital 1) Pengertian
Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis dan beberapa statistik
kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat
penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan. 2) Penggunaan Penggunaannya
dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi
masyarakat. c. Faktor Ekologi 1) Pengertian Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi
merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan
budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim,
tanah, irigasi dll. 2) Penggunaan Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk
mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program
intervensi gizi. BAB III PENUTUP Kesimpulan Status gizi adalah keadaan keseimbangan dalam
bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture (keadaan gizi) dalam bentuk variabel
tertentu. Adapun factor-faktor yang mempengaruhi status gizi adalah ada factor eksternal
(pendapatan, pendidikan, pekerjaan, budaya) dan factor internal (usia, fisik, dan infeksi). Status
gizi seseorang dapat diketahui dengan beberapa cara yaitu secara langsung (antropometri, klinis,
biokimia, dan biofisik,) dan secara tidak langsung (survey konsumsi makanan, statistic vital, dan
factor ekologi). DAFTAR PUSTAKA Supariasa. et.al. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta :
EGC. Atmarita, Tatang S. Fallah. 2004. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat.
Makalah pada Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII, Jakarta 17-19 Mei 2004 Hadi,
Hamam (2005). Beban Ganda Masalah Gizi Dan Implikasinya Terhadap Kebijakan
Pembangunan Kesehatan Nasional : Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Pada Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada, 5 Februari 2005. Azwar. 2004. Kecenderungan Masalah
Gizi Dan Tantangan Di Masa Datang ; Makalah pada Pertemuan Advokasi Program Perbaikan
Gizi Menuju Keluarga Sadar Gizi, di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, 27 September 2004
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef

MAKALAH GIZI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nutrisi sangat penting dalam tumbuh kembang anak selain kebutuhan sandang, papan,
dan kesehatan, baik makronutrien (karbohidrat, lemak dan protein) maupun mikronutrien
(vitamin dan mineral). Dalam menciptakan sumber daya manusia yang bermutu, perlu ditata
sejak dini yaitu dengan memperhatikan kesehatan anak anak, khususnya anak pra sekolah.
Salah satu unsur penting dari kesehatan adalah masalah gizi, kekurangan gizi pada anak pra
sekolah dapat menimbulkan efek negatife seperti otak mengecil, berat badan dan tinggi badan
tidak sesuai dengan umur dan rawan terhadap penyakit. Berdasarkan susenas tahun 2006
prevalensi status gizi kurang pada balita 20,1% pada tahun 1999, 19,08% pada tahun 2000,
namun terjadi peningkatan menjadi 21,1% pada tahun 2002, 20,59% pada tahun 2003 dan 21,5%
pada tahun 2005 (Depkes RI. 2005). Kekurangan gizi pada anak akan mengakibatkan Lost
Generation atau generasi yang hilang yaitu generasi dengan IQ yang relatife lebih rendah. Hal
itu dikarenakan bahwa anak pra sekolah yang bergizi buruk berisiko tinggi kehilangan sebagian
potensinya untuk menjadi Sumber Daya Manusia kelas satu karena menurunnya kemampuan
intelektual anak (Soekirman, 2000, h : 19) .
Masalah gizi kurang (under nutrition) dan gizi lebih (over nutrition) saat ini di Indonesia
merupakan masalah yang sama sama berbahaya. Apabila status gizi ditinjau dari tinggi badan,
sebanyak 25,8 persen anak balita Indonesia pendek (SKRT 2004). Ukuran tubuh yang pendek ini
merupakan tanda kurang gizi yang berkepanjangan. Untuk masalah kelebihan gizi banyak terjadi

B.
1.
2.
3.
4.

di perkotaan yang tingkat ekonominya tinggi, penyakit yang timbul adalah degeneratif karena
pola konsumsi makanannya kurang serat tetapi tinggi protein dan lemak (Supariasa, 2001, h : 1).
Kecukupan nutrisi dan zat gizi, dibutuhkan untuk mendukung proses pertumbuhan anak,
anak harus mempunyai tubuh yang sehat untuk melawan beragam radikal bebas yang menyerang
anak dengan antioksidan, dengan memberikan asupan nutrisi yang seimbang. Anak harus
mendapatkan unsur-unsur gizi seimbang, yang dapat menutupi kekurangan asupan gizi, yang
tidak didapat karena kesulitan anak untuk makan, serta pola makan yang tidak sehat (Gizi.net,
2008). Dengan mendapat gizi seimbang, masalah akibat kekurangan gizi maupun kelebihan gizi
pada anak akan dapat ditekan.
Berdasarkan pemahaman tersebut, maka penulis akan membahas tentang kebutuhan gizi
pada anak yang memaparkan tentang kebutuhan gizi untuk anak pra sekolah.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut :
Apa yang di maksud dengan Gizi?
Bagai mana faktor yang mempengaruhi Gizi ?
Bagaimanakah aneka kecukupan gizi yang dianjurkan di indonesia
Bagai mana cara menghitung kebutuhan Gizi?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gizi
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran
zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal
dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Tak satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat
seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu
mengkonsumsi anekaragam makanan; kecuali bayi umur 0-4 bulan yang cukup mengkonsumsi
Air Susu Ibu (ASI) saja. Bagi bayi 0-4 bulan, ASI adalah satu-satunya makanan tunggal yang
penting dalam proses tumbuh kembang dirinya secara wajar dan sehat.
Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan yang
beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh
baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna makanan
yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi
kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan
dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka
ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat
pengatur.
Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar,
kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang mengandung lemak juga dapat
menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat tenaga menunjang aktivitas sehari-hari. Makanan

sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah kacang-kacangan, tempe,
tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan adalah telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil
olahan, seperti keju. Zat pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan kecerdasan seseorang.
Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan. Makanan
ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk melancarkan bekerjanya
fungsi organ-organ tubuh.
1. Beberapa Pengertian / Istilah Dalam Gizi
Ilmu Gizi (Nutrience Science) adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan
dalam hubungannya dengan kesehatan optimal/ tubuh.
Zat Gizi (Nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya,
yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses
kehidupan.
Gizi (Nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan
fungsi normal dri organ-organ, serta menghasilkan energi.
Pangan adalah istilah umum untuk semua bahan yang dapat dijadikan makanan.
Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau unsur-unsur/ ikatan
kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila dimasukkan ke dalam
tubuh.
Bahan makanan adalah makanan dalam keadaan mentah.
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi.
B. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Gizi
Banyak faktor yang mempengaruhi status gizi, dalam hal pemenuhan kebutuhan gizi
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi
itu seperti konsumsi makanan, penyakit infeksi, maupun faktor sosial ekonomi.
Di bawah ini akan di jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi, antara lain:
1. Faktor Konsumsi Makanan dan Penyakit Infeksi
Konsumsi makanan dan penyakit infeksi yang kurang memenuhi syarat gizi merupakan
faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan dan status gizi. Gangguan gizi yang kronis pada
masa anak akan tampak akibatnya terhadap pertumbuhan pada usia selanjutnya bila tidak segera
ditanggulangi (Soekirman, 1999).
Banyak faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang baik secara langsung
berpengaruh maupun yang tidak langsung. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap status
gizi, khususnya anak balita adalah asupan zat gizi dari konsumsi makan (Soekirman, 1999).
2. Faktor Tingkat Pendapatan
Tingkat pendapatan juga menentukan pola makan apa yang dibeli dengan uang tersebut
(faktor ekonomi dan kekuatan daya beli). Jika pendapatan meningkat, pembelanjaan untuk
membeli makanan juga meningkat. Dengan demikian pendapatan merupakan faktor yang
menentukan kualitas dan kualitas makanan yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap status
gizi (Alan Berg dan Sayogya, 1986).

Semakin tinggi pendapatan semakin besar porsi kalori dari sumber pangan baik dari segi
protein hewani maupun dari sumber nabati pada kelompok berpendapatan tinggi (Rachman,dkk,
1980). Demikian juga sebaliknya, semakin lemah atau rendah pendapatan akan semakin jelek
tingkat pemenuhan kebutuhan akan gizi.
3. Faktor Ketersediaan Bahan Pangan
Penyebab masalah gizi yang pokok di tempat paling sedikit dua pertiga dunia adalah
kurang cukupnya pangan untuk pertumbuhan normal, kesehatan, dan kegiatan normal. Kurang
cukupnya pangan berkaitan dengan ketersediaan pangan dalam keluarga. Tidak tersedianya
pangan dalam keluarga yang terjadi terus menerus akan menyebabkan terjadinya penyakit kurang
gizi (Winarto, 1990)
C. Angka Kecukupan Gizi Dianjurkan di Indonesia
Tabel angka kecukupan gizi bagi orang Indonesia yang dikeluarkan pada tahun 2004,
dengan pembagian untuk Anak, Laki-laki, Wanita, Hamil, dan Menyusui. Angka ini untuk remaja
dan dewasa berkisar diangka 2000 Kkal. Berikut ini kebutuhan energi dalam satuan Kkal (berat
dan tinggi menyesuaikan)
1. Anak:
0 - 6 bl, 550
7 - 12 bl, 650
1 - 3 th, 1000
4 - 6 th, 1550
7 - 9 th, 1800
2. Laki-laki:
10 - 12 th, 2050
13 - 15 th, 2400
16 - 18 th, 2600
19 - 29 th, 2550
30 - 49 th, 2350
50 - 64 th, 2250
60+

th, 2050

3. Wanita:
10 - 12 th, 2050
13 - 15 th, 2350
16 - 18 th, 2200
19 - 29 th, 1900
30 - 49 th, 1800
50 - 64 th, 1750
60+ th, 1600
4. Ibu Hamil:
Trimester 1, +180
Trimester 2, +300
Trimester 3, +300
5. Menyusui:

6 bl 1, +500
6 bl 2, +550
Untuk kondisi normal, kebutuhan Vitamin C angkanya hanya 90mg, kebutuhan tertinggi
saat menyusui (+45 mg). Mengkonsumsi vitamin C secara berlebihan tidak ada gunanya bagi
tubuh kita, kelebihan ini akan dibuang lewat air seni.
D. Menghitung Kebutuhan Gizi
Contoh:
Seorang mahasiswa laki-laki sebut saja Andi, berusia 20 tahun, tinggi badan 183 cm,
berat badan 76 kg, dengan aktivitas sedang (kuliah dan mengikuti 1 kegiatan organisasi
mahasiswa). Berapakah kebutuhan energinya? Bantulah Andi untuk menyusun menu
makanannya dalam sehari..
1. Menghitung IMT
Rumus Index Massa Tubuh (IMT)
IMT = BB (kg) : TB2 (m)
Interpretasi Nilai IMT

IMT < 18,5

IMT 18,5 22,9

IMT 23-24,9

IMT 25,0 29,9

IMT >= 30,0 = Sangat Gemuk /Obese II

= Berat badan kurang/Underweight


= Normal

= Overweight
= Gemuk/Obese I

IMT Andi = 76 kg : (1,83)2 m= 22,7


Berdasarkan perhitungan IMT maka status gizi (dilihat dari segi perhitungan
antropometri) Andi termasuk Normal.
2. Menghitung kebutuhan energi (TEE)
Rumus TEE = BEE x Faktor Aktifitas x Faktor stress
Estimasi BEE menurut Harris Bennedict :
Laki-laki

= 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) 6,8 U

Wanita

= 655 + (9,6 x BB) +(1,7 x TB)4,7 U

Keterangan :

BB

BEE
= Basal energi expenditur
TEE
= Total energi expenditur
= berat badan actual (kg) ; TB (cm) ;
Umur(tahun)
BEE Andi
= 66 + (13,7 x 76) + (5 x 183) 6,8 x 20
= 66 + 1041,2 + 915 136

= 1886,2 kkal
TEE

= BEE x Faktor Aktifitas


= 1886,2 x 1,5
= 2829,3 kkal

Dari perhitungan diketahui kebutuhan energi Andi selama sehari yaitu sebanyak 2829,3
kkal. Andi tidak mengalami stres sehingga faktor stres tidak digunakan, salah satu tanda adanya
stress yaitu bila seseorang mengalami demam, infeksi, sepsis, penyembuhan luka serta menderita
penyakit tertentu (kencing manis, kanker dkk).
3. Menghitung kebutuhan zat gizi
Protein
= 1 gram / kg BB = 1 x 80 g = 80 gram = 320 kkal
Lemak

= 25 % x TEE = 25 % x 2829,3 = 707,3 kkal = 78,6 gram

KH

= 2829,3 320 78,6 = 2430,7 kkal = 607,7 gram

Keterangan:
Kebutuhan protein normal yaitu 1 gram/kg BB atau 10-15% total kebutuhan energi,
Kebutuhan lemak 20-25 %, sedangkan Karbohidrat 60% atau sisa dari total kebutuhan energi
dikurangi kebutuhan protein dan lemak.
4. Interpretasi dalam jumlah penukar
Golongan
Penukar
Energi
KH
Protein
lemak
Karbohidrat

1400

320

32

Lauk Hewani

285

30

18

Lauk Nabati

320

32

12

12

Sayur

150

30

Minyak

180

20

Susu

260

18

14

14

Buah

240

60

Jumlah

2835

460

97

64

Kebutuhan

2829,3

607,7

80

78,6

Maksud penggunaan satuan penukar adalah untuk memudahkan penentukan jumlah


makanan yang akan dibuat menu. Tiap satu satuan penukar memiliki berat yang berbeda-beda,
misalnya untuk 1 satuan penukar sumber karbohidrat setara dengan 100 gram nasi = 200 gram
nasi tim = 200 gram kentang = 100 gram singkong = 80 gram roti tawar = 50 gram krakers.
Sedangkan untuk kebutuhan minyak sudah masuk ke dalam makanan yang diolah menggunakan

minyak, misal digoreng. Jadi tidak perlu membuat menu menggunakan minyak karena sudah
masuk ke pengolahan.

Status gizi seseorang dapat diketahui menggunakan rumus broca atau menghitung IMT
(Indeks Massa Tubuh).
Rumus Broca
Berat Badan Normal
= Tinggi Badan (TB) - 100
Berat Badan Ideal
= TB 100 - 10% (TB - 100)
Contoh: seseorang dengan TB 155 cm.
BB (Berat Badan) ideal orang tersebut
= 155 100 10%(55)
= 55 5,5
= 49, 5 kg
Rumus IMT = BB :
BB dalam kilogram ; TB dalam meter.
Jika
IMT 16 18,4 berarti gizi kurang
IMT 18,5 - < 25 berarti gizi baik
IMT 25 30 berarti gizi lebih
IMT > 30 - > 40 berarti obesitas
Contoh: seseorang dengan BB = 65 kg dan TB = 155 cm
IMT nya = 65 :
= 27, 05
Jadi, orang tersebut berstatus gizi lebih.
Ada pula pengukurang dengan cara Antropometri, yaitu dengan pengukurang: BB/ umur; TB/
umur; BB/TB, pengukuran lingkar lengan, dan lain-lain. Data Antropometri kemudian dinilai
berdasarkan standar yang telah dibakukan (biasanya untuk balita).

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gizi Seimbang adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat
pengatur yang dikonsumsi dalam satu hari sesuai dengan kecukupan tubuhnya. Keadaan ini
tercermin dalam derajat kesehatan, tumbuh kembang serta produktivitasnya yang optimal. Gizi
seimbang adalah keseimbangan antara zat-zat penting yang terkandung di dalam makanan
maupun minuman yang dikonsumsi oleh seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Setiap orang
harus makan makanan dan minum minuman yang mengandung tiga zat gizi utama yang cukup
jumlahnya, baik zat tenaga, zat pembangun maupun zat pengatur. Tidak seimbang ataupun
kurang asupan gizi akan dapat mempengaruhi tubuh seseorang.
Penyelenggaraan makanan memiliki peranan penting dalam peningkatan kesejahteraan
dan gizi masyarakat, terutama anak usia 1-6 tahun. Penyelenggaraan makanan dapat mendorong
tumbuhnya kebiasaan makan yang baik dan sehat. Penyelenggaraan makanan menurut Tarwojo

(1983:2) adalah suatu kegiatan yang meliputi perencanaan, pembelanjaan, penyimpanan,


pengolahan, dan menghidangkan makanan.
Pengertian makanan sehat seimbang menurut Nasoetion dan Hadi (1995:114) adalah
hidangan atau masakan yang mengandung energi dan zat gizi secara seimbang, baik jenis
maupun jumlahnya. Penyelenggaraan makanan sehat seimbang yang dimaksud adalah
pelaksanaan pengelolaan makanan yang meliputi penyusunan menu, pemilihan bahan makanan,
pengolahan bahan makanan, dan penyajian makanan yang mengandung energi dan memenuhi
kecukupan zat gizi, baik jenis maupun jumlahnya.
Kecukupan zat gizi menurut Ngadimin (1992:23) adalah banyaknya zat gizi yang harus
dipenuhi agar dapat menjamin hidup sehat dari semua orang.
1. Sumber Tenaga
Zat sumber pembangkit tenaga dalam tubuh bisa kita dapatkan dari padi-padian, tepungtepungan, umbi-umbian, dan lain sebagainya. Berfungsi sebagai pemberi energi / tenaga untuk
kegiatan hidup manusia.
2. Zat Pengatur
Zat pengatur dalam tubuh bisa kita dapatkan dari sayur-mayur dan buah-buahan. Fungsi utama
dari zat pembangun adalah untuk memberi tubuh perlindungan maksimal terhadap serangan
penyakit.

3. Zat Pembangun
Zat pembangun di dalam tubuh bisa kita dapatkan dari protein hewani dan nabati seperti kacangkacangan, susu, keju, yoghurt, dan lain-lain. Zat pembangun sangat berguna untuk meregenerasi
sel-sel yang mati agar bisa berganti dengan yang baru.
Menu adalah rangkaian dari beberapa macam hidangan atau masakan yang disajikan atau
dihidangkan untuk seseorang atau sekelompok orang untuk setiap kali makan, yaitu dapat berupa
susunan hidangan pagi, hidangan siang ataupun hidangan malam. Menu seimbang menurut
Ngadimin (1992:31) adalah susunan menu yang menggunakan beberapa golongan bahan
makanan dan penggantinya dengan memperhatikan keseimbangan zat gizinya, baik jumlah
maupun macamnya. Jadi menyusun menu adalah menyusun macam-macam hidangan untuk
setiap kali makan atau lebih dengan memperhatikan keseimbangan zat gizinya.
Manfaat yang diperoleh dari menyusun menu seimbang adalah kebutuhan zat gizi dapat
terpenuhi, dapat memilih bahan makanan yang baik, dan sesuai dengan keadaan social, ekonomi
dan budaya, mengurangi kehilangan zat gizi selama penyiapan makan serta mengurangi
kebosanan akan menu makanan. Dalam merencanakan menu seimbang perlu memperhatikan
berbagai faktor, yaitu kecukupan gizi, pemilihan bahan makanan yang baik dan sesuai, serta
penyelenggaraan makanan. Proses yang harus dilakukan dalam menyusun menu adalah
menentukan kecukupan gizi , menentukan hidangan, penentuan pemilihan bahan makanan, serta
pengolahan bahan makanan. DAFTAR PUSTAKA LIHAT DISINI >>>

DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta :
2006.
Sediaoetama, Drs. Ahmad Djaeni. Ilmu Gizi. Penerbit : Dian Rakyat. Jakarta
: 2006.
Moehdi, S. Ilmu Gizi. Penerbit : Papasinar Sinanti. Jakarta : 2002.
Kartasapoetra, Drs.G. Ilmu Gizi. Penerbit : Rineka Cipta. Jakarta : 2003
http://www.pusatmakalah.com/2014/12/makalah-gizi.html
http://www.pusatmakalah.com/p/daftarpustaka-almatsier-s.html

Kata pengantar
Assalamualikum Wr. Wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan inayah-Nya
serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah guna memenuhi tugas mata kuliah ilmu gizi
dasar ini dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan. Shalawat serta salam selalu tercurahkan
kepada baginda Nabi Muhammad SAW dan semoga kita selalu berpegang teguh pada sunnahnya
Amiin.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya hambatan selalu mengiringi namun atas bantuan,
dorongan dan bimbingan dari orang tua, dosen pembimbing dan teman-teman yang tidak bisa
saya sebutkan satu per satu akhirnya semua hambatan dalam penyusunan makalah ini dapat
teratasi.
Makalah ini kami susun dengan tujuan sebagai informasi serta untuk menambah wawasan
khususnya mengenai kelebihan dan kekurangan protein bagi tubuh manusia.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan sebagai sumbangsih pemikiran khususnya
untuk para pembaca dan tidak lupa kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini
terdapat kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari keseluruhan makalah ini. Kami sebagai
penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan untuk itu kritik dan saran
sangat kami harapkan demi kebaikan kami untuk kedepannya.
Penyusun
Kelompok 5

a.
b.
c.
a.
b.
c.
d.
a.

Daftar isi
Halaman sampul...................................................................................................................1
Kata pengantar ......................................................................................................................2
Daftar isi.................................................................................................................................3
Bab I Pendahuluan ................................................................................................................4
Latar belakang ............................................................................................................4
Rumusan masalah ......................................................................................................4
Tujuan pembuatan makalah .....................................................................................4
Bab II Pembahasan................................................................................................................5-7
Akibat Kekurangan protein .........................................................................................5-6
Akibat kelebihan protein ............................................................................................7
Tata cara meminimalkan dampaknya .........................................................................7
Unsur atau zat yang diperlukan manusia....................................................................7
Bab III Penutup ......................................................................................................................8
Kesimpulan .................................................................................................................8

b. Saran ...........................................................................................................................8
Daftar pustaka .......................................................................................................................9

BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang
Masalah gizi masih cukup rawan dibeberapa wilayah Indonesia, terutama di wilayah
pemukiman kumuh daerah perkotaan, wilayah yang sering dilanda musim kering (NTB dan
NTT). Dimana kondisi masyarakat tersebut banyak yang kekurangan gizi, banyak balita yang
terkena gizi buruk. Gizi buruk / gizi kurang sering terjadi karena makanan yang tidak seimbang,
terutama dalam hal protein.
Protein sangat penting untuk membantu pertumbuhan anak-anak, dan meningkatkan daya
tahan tubuh mereka. Dan juga kelebihan protein juga akan menimbulkan penyakit, seperti
kwashiorkor, marasmus, dan obesitas.
Oleh karena itu, selain untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Dasar-Dasar Ilmu Gizi
ini, penulis mengangkat judul tentang Protein, karena protein merupakan zat paling penting yang
harus ada dalam tubuh manusia. Tapi masih banyak juga kasus kekurangan energi protein (KEP).
Disini penulis tertarik untuk lebih mendalami tentang protein.
Rumusan masalah
1. Apa bahaya dan dampak bagi kekurangan dan kelebihan protein?
2. Bagaimana tata cara meminimalkan dampak bahayanya?
3. Mengapa protein diperlukan manusia?
Tujuan Membuatan Makalah
1. Menjelaskan bahaya serta dampaknaya bagi kekurangan dan kelebihan protein
2. Memberikan tentang tata cara meminimalkan dampak bahayanya
3. Menjelaskan tentang pentingnya protein diperlukan manusia.

Bab II pembahasan
a) Akibat kekurangan protein.
Kekurangan protein banyak terdapat pada masyarakat sosial ekonomi rendah.
Kekurangan protein murni pada stadium berat menyebabkan Kwasiorkor pada anak-anak
dibawah lima tahun (balita). Kekurangan protein juga sering ditemukan secara bersamaan
dengan kekurangan energi yang menyebabkan kondisi yang dinamakan Marasmus.
1.

Kwasiorkor
Istilah kwashiorkor pertamakali diperkenalkan oleh Dr. Cecily Williams pada tahun 1933,
ketika ia menemukan keadaan ini di Ghana, Afrika. Dimana dalam bahasa Ghana kwashiorkor
artinya penyakit yang diperoleh anak pertama, bila anak kedua sedang ditungu kelahirannya.
Kwashiorkor lebh banyak terdapat pada usia dua hingga tiga tahun yang sering terjadi
pada anak yang terlambatmenyapih, sehingga komposisi gizi makanan tidak seimbang terutama
dalam hal protein. Kwashiorkor dapat terjadipada konsumsi energi yang cukup atau lebih.
Gejalanya :
- pertumbuhan terhambat.
- Otot-otot berkurang dan lemah.
- Edema.
- Muka bulat seperti bulan (moonface)
- Gangguan psikimotor.
Ciri khas dari kwashiorkor yaitu terjadinya edema di perut, kaki dan tangan. Kehadiran
kwashiorkor erat kaitannya dengan albumin serum. Pada kwashiorkor gambaran klinik anak
sangat berbeda. Berat badan tidak terlalu rendah, bahkan dapat tertutup oleh adanya udema,
sehingga penurunan berat badan relatif tidak terlalu jauh, tetapi bila pengobatan odema
menghilang, maka berat badan yang rendah akan mulai menampakkan diri. Biasanya berat badan
tersebut tidak sampai dibawah 60 % dari berat badan standar bagi umur yang sesuai.
Ciri-ciri:

- Rambut halus, jarang, dan pirang kemerahan kusam.


- Kulit tampak kering (Xerosis) dan memberi kesan kasar dengan garis-garis
yang

permukaan

jelas.

- Didaerah tungkai dan sikut serta bokong terdapat kulit yang menunjukkan hyperpigmentasi
dan kulit dapat mengelupas dalam lembar yang besar, meninggalkan dasar yang licin berwarna
putih mengkilap.
- Perut anak membuncit karena pembesaran hati.
- Pada pemeriksaan mikroskopik terdapat perlemkan sel-sel hati.
2. Marasmus.
Marasmus berasal dari kata Yunani yang berarti wasting merusak. Marasmus umumnya
merupakan penyakit pada bayi (12 bulan pertama), karena terlambat diberi makanan tambahan.
Hal ini dapat terjadi karena penyapihan mendadak, formula pengganti ASI terlalu encer dan tidak
higienis atau sering terkena infeksi. Marasmus berpengaruh dalam waku yang panjang terhadap
mental dan fisik yangsukar diperbaiki. Marasmus adalah penyakit kelaparan dan terdapat banyak
di antara kelompok sosial ekonomi rendah di sebagian besar negara sedang berkembang dan
lebih

banyak

dari

kwashiorkor.

Gejalanya :
- Pertumbuhan terhambat.
- Lemak dibawah kulit berkurang.
- Otot-otot berkurang dan melemah.
- Erat badan lebih banyak terpengaruh dari pada ukuran kerangka, seperti : panjang, lingkar
kepala dan lingkar dada.
- Muka seperti orang tua (oldmans face).
Pada penderita marasmus biasanya tidak ada pembesaran hati (hepatomegalia) dan kadar
lemak serta kholesterol didalam darah menurun. Suhu badan juga lebih rendah dari suhu anak
sehat, dan anak tergeletak in-aktif, tidak ada perhatian bagi keadaan sekitarnya.
3. Kerontokan rambut (Rambut terdiri dari 97-100% dari Protein -Keratin)

b) Akibat Kelebihan Protein.


Selain kekurangan protein,Kelebihan Protein secara berlebiha juga tidak menguntungkan
bagi tubuh. Makanan yang tinggi protein biasanya tinggi lemak sehingga dapat dapat
menyebabkan obesitas. Kelebihan protein tidak baik, karena dapat mengganggu metabolisme
protein yang berada di hati. Ginjal pun akan terganggu tugasnya, karena bertugas membuang
hasil metabolisme protein yang tidak terpakai. Malah kalo kadar protein terlalu tinggi bisa-bisa
kalsium keluar dari tubuh. Ini kan bisa jadi penyebab osteoporosis. Karena protein merupakan
makanan pembentuk asam, kelebihan asupan protein akan meningkatkan kadar keasaman tubuh,
khususnya keasaman darah dan jaringan. Kondisi ini disebut asidosis. Gangguan pencernaan,
seperti kembung, sakit mag, sembelit, merupakan gejala awal asidosis.
Tata cara meminimalkan dampaknya
Bagi seseorang yang telah dewasa, penyakit kekurangan protein bisa ditanggulangi dengan
mengkonsumsi protein secara cukup dan rutin.Sedangkan bagi balita, penyakit kekurangan
protein bisa dicegah dengan menunda masa penyapihan yang premature, dengan tetap
memberikan air susu ibu yang eksklusi, memberikan makanan pendamping bagi bayi yang
mencukupi kebutuhan proteinnya, serta melakukan kesehatan secara berkala. Selain itu tata cara
untuk menanggulangi kekurangan atau kelebihan protein, maka dapat dilakukan upaya
penanggulangan sebagai berikut :
- pemantauan status gizi (PSG) masyarakat.
- Pemberian makanan tambahan (PMT).
- Pemantauan garam beryodium.
- Pemberian kapsul vit. A
- Pemberian tablet Fe.
- Pengumpulan data KADARZI.
Mengapa unsur/ zat tersebut diperlukan manusia

Sekitar 15-20% dalam tubuh kita mengandung protein. Komposisi protein dalam tubuh
adalah seperti otot yang berisi sekitar 1 / 3 protein, tulang 1 / 5 bagian dan kulit terdiri dari 1 / 10
bagian. Bagian protein lainnya adalah protein dalam jaringan tubuh dan cairan lainnya. Bahkan
darah manusia pun mengandung banyak protein. Selain itu, molekul hemoglobin tidak lain
adalah protein.
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Dari makalah diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa protein sangatlah penting,
terutama bagi pertumbuhan. Disamping itu protein merupakan zat utama dalam membantu
tumbuh kembang anak. Sehingga apabila anak cukup asupan proteinnya, maka anak akan
tumbuh sehat, jauh dari gizi kurang dan tidak terjadinya gangguan tumbuh kembang.
Selain itu, protein merupakan penghasil energi terbesar. Dengan adanya protein dalam
tubuh, maka tubuh akan merasa tetap segar. Tetapi yang harus diperhatikan asupan protein untuk
tubuh haruslah seimbang, tidak boleh kekurangan dan tidak bileh pula kelebihan. Karena
kelebihan atau kekurangan asupan protein dapat menimbulkan penyakit, seperti : kwashiorkor,
marasmus, dan obesitas.
Saran
1. Diharapkan kepada seluruh masyarakat untuk dapat memenuhi asupan protein, agar dapat tumbuh
dengn sehat.
2. Agar seluruh ibu-ibu memperhatikan gizi anak, terutama asupan proteinnya, agar tidak ada lagi
penderita gizi buruk.

Daftar pustaka
1. Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta :
2006.
2. Sediaoetama, Drs. Ahmad Djaeni. Ilmu Gizi. Penerbit : Dian Rakyat. Jakarta : 2006.

3. Moehdi, S. Ilmu Gizi. Penerbit : Papasinar Sinanti. Jakarta : 2002.


4. Kartasapoetra, Drs.G. Ilmu Gizi. Penerbit : Rineka Cipta. Jakarta : 2003.
5. http//www.google.com//gizi buruk//2008.
6. http//www.google.co.id//journal tentang protein.// 2008

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengertian ilmu gizi adalah segala ilmu yang mempelajari segala sesuatu
tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal. Kata gizi berasal
dari bahasa Arab ghizda, yang berarti makanan. Di satu sisi ilmu gizi berkaitan dengan
makanan dan di sisi lain dengan tubuh manusia (Almatsier, 2001).
Ilmu gizi merupakan salah satu disiplin ilmu yang sudah diakui, meskipun masih
dianggap sebagai bagian dari rumpun ilmu kesehatan masyarakat. Ilmu gizi mula-mula
hanya mencakup ruang lingkup yang sangat sempit, tetapi dalam perkembangannya
melebar meliputi suatu kawasan studi yang luas (Achmad, 2010).
Karena ruang lingkupnya yang luas, bila dikaji pengertian ilmu gizi secara lebih
mendalam, ilmu gizi erat kaitannya dengan ilmu-ilmu agronomi, peternakan, ilmu
pangan, mikrobiologi, biokimia, faal, biologi molekular dan kedokteran.
Ilmu gizi mempunyai konsep dasar yang berbeda dengan disiplin ilmu yang lain.
Pengertian dari konsep dasar itu sendiri adalah merupakan suatu dasar, ide atau
bentuk dasar dari sesuatu. Konsep dasar dari ilmu gizi meliputi tentang gizi dan ilmu
gizi, zat-zat gizi apa yang biasa terkandung dalam makanan, berbagai cara pengolahan
pangan mulai dari penyediaannya, distribusi, konsumsi makanan dan penggunaannya,
bahan-bahan makanan yang biasa kita konsumsi, dan keterkaitan konsumsi makanan
dengan status gizi yang dimiliki oleh setiap orang yang berbeda-beda.
Di dalam ilmu gizi terdapat dua komponen penting yang menjadi pusat perhatian,
ialah makanan dan kesehatan tubuh. Makanan mengandung zat-zat gizi yang sangat

diperlukan oleh tubuh untuk melakukan fungsi optimalnya, zat gizi itu bisa berupa zat
gizi makro maupun mikro. Sedangkan kesehatan tubuh bisa dilihat dari status gizi yang
dibedakan menjadi gizi buruk, kurang, baik, dan lebih.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui penjelasan dari konsep dasar ilmu gizi yang meliputi ilmu gizi,
zat gizi, makanan, pangan, bahan makanan, dan status gizi.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengertian ilmu gizi secara sempit dan luas dan ruang lingkupnya.
2. Mengetahui pengertian zat gizi, pembagian zat gizi dan penjelasan masing-masing zat
gizi.
3. Mengetahui pengertian makanan dan pangan.
4. Mengetahui bahan makanan dan pembaginnya secara lebih terperinci.
5. Mengetahui pembagian status gizi yaitu status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ilmu gizi (nutrition science)


Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam
hubungannya dengan kesehatan optimal. Kata gizi berasal dari bahasa Arab ghizda,

yang berarti makanan. Di satu sisi ilmu gizi berkaitan dengan makanan dan di sisi lain
dengan tubuh manusia (Almatsier, 2001).
Ilmu gizi merupakan ilmu yang relatif baru. Pengakuan pertama ilmu gizi sebagai
cabang ilmu yang berdiri sendiri terjadi pada tahun 1926, ketika mary Swartz Rose
dikukuhkan sebagai profesor Ilmu Gizi pertama di Universitas Columbia, new York,
Amerika Serikat. namun, perhatian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan makanan
sesungguhnya sudah terjadi sejak lama (Almatsier, 2001).
Ilmu gizi merupakan ilmu terapan yang mempengaruhi berbagai disiplin ilmu
dasar, seperti Biokimia, Biologi, Ilmu Hayati (Fisiologi), Ilmu Penyakit (Pathologi) dan
beberapa lagi. Jadi untuk menguasai ilmu gizi secara ahli, harus menguasai bagianbagian ilmu dasar tersebut yang relevan dengan kebutuhan ilmu gizi (Achmad, 2010).
Pada mulanya ilmu gizi merupakan bagian dari ilmu kesehatan masyarakat,
tetapi kemudian mengalami pengembangan yang sangat pesat, sehingga memisahkan
diri dan menjadi disiplin ilmu sendiri. Namun demikian, ilmu gizi masih dianggap tetap
sebagai bagian dari rumpunan ilmu kesehatan masyarakat (Achmad, 2010).
Ilmu gizi mula-mula hanya mencakup ruang lingkup yang sangat sempit, tetapi
dalam perkembangannya melebar meliputi suatu kawasan studi yang luas.
Definisi ilmu gizi mula-mula sebagai berikut: ilmu yang mempelajari nasib
makanan sejak ditelan sampai diubah menjadi bagian tubuh dan energi atau
diekskresikan sebagai zat sisa (Achmad, 2010).
Dari definisi ini dapat diperkirakan bahwa ilmu gizi berstandar kuat sekali pada
biokimia dan ilmu hayati (fisiologi). Tujuan akhir ilmu ini ialah mencapai, memperbaiki
dan

mempertahankan

kesehatan

tubuh

melalui

konsumsi

makanan.

Dalam

pelaksanaan untuk mencapai tujuan ini, dirasakan bahwa ruang lingkup studi terlalu
sempit, dan dengan perhatian yang sempit itu, sukar untuk mencapai tujuan akhir
tersebut (Achmad, 2010).
Maka ruang lingkup studi ilmu gizi diperlebar dan diberi definisi yang lebih luas,
tetapi definisi ini menjadi makin kabur. Definisi sekarang menjadi: ilmu yang
mempelajari hal ikhwal makanan, dikaitkan dengan kesehatan tubuh.
Definisi

inilah

yang

sekarang

dipergunakan

di

Indonesia.

Definisi

ini

memungkinkan bergerak lebih luas di dalam mencapai tujuan ilmu gizi yang tersebut
diatas.
Didalam ruang lingkup studi ilmu gizi terdapat dua komponen penting yang
menjadi pusat perhatian, ialah makanan dan kesehatan tubuh. Ahli gizi harus
mendalami persoalan pangan dan soal kesehatan yang berkaitan dengan keadaan
makanan tersebut, tanpa harus menjadi ahli pertanian maupun ahli kesehatan (dokter).
Namun
demikian, banyak ahli gizi yang berasal dari profesi dokter, dan sekarang
semakin bertambah jumlah ahli gizi yang berasal dari sarjana pertanian (Achmad,
2010).

1.2 Zat gizi (nutrients)


Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya,
yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur
proses-proses kehidupan (Almatsier, 2011).
Bila dikelompokkan, ada tiga fungsi zat gizi dalam tubuh.

1. Memberi Energi
Zat-zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat, lemak, dan
protein. Oksidasi zat-zat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk
melakukan

kegiatan/aktivitas.

Ketiga

zat

gizi

termasuk

ikatan

organik

yang

mengandung karbon yang dapat dibakar. Ketiga zat gizi terdapat dalam jumlah paling
banyak dalam bahan pangan. Dalam fungsi sebagai zat pemberi energi, ketiga zat gizi
tersebut dinamakan zat pembakar.
2. Pertumbuhan dan pemeliharaan Jaringan Tubuh
Protein, mineral, dan air adalah bagian dari jaringan tubuh. Oleh karena itu,
diperlukan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara, dan mengganti sel-sel yang
rusak. Dalam fungsi ini ketiga zat gizi tersebut dinamakan zat pembangun.
3. Mengatur Proses Tubuh
Protein, mineral, air, dan vitamin diperlukan untuk mengatur proses tubuh.
Protein mengatur keseimbangan air di dalam sel, bertindak sebagai buffer dalam upaya
memelihara netralitas tubuh dan membentuk antibodi sebagai penangkal organisme
yang bersifat infektif dan bahan-bahan asing yang dapat masuk ke dalam tubuh.
Mineral dan vitamin diperlukan sebagai pengatur dalam proses-proses oksidasi, fungsi
normal saraf dan otot serta banyak proses lain yang terjadi di dalam tubuh termasuk
proses menua. Air diperlukan untuk melarutkan bahan-bahan di dalam tubuh, seperti di
dalam darah, cairan pencernaan, jaringan, dan mengatur suhu tubuh, peredaran darah,
pembuangan sisa-sisa/ekskresi dan lain-lain proses tubuh. Dalam fungsi mengatur
proses tubuh ini, protein, mineral, air, dan vitamin dinamakan zat pengatur (Almatsier,
2001).

Dalam melaksanakan fungsinya di dalam tubuh, zat-zat gizi saling berhubungan


erat sekali, sehingga terdapat saling ketergantungan. Gangguan atau hambatan pada
metabolisme sesuatu zat gizi akan memberikan pula gangguan atau hambatan pada
metabolisme zat gizi lainnya (Achmad, 2010).
Zat gizi berdasarkan banyaknya yang diperlukan oleh tubuh dikeolmokkan
menjadi 2, yaitu zat gizi makro (karbohidrat, protein, dan lemak) dan zat gizi mikro
(vitamin, mineral, dan air).
1.2.1 Zat Gizi makro
1. Karbohidrat
Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber
energi utama bagi manusia dan hewan yang harganya relatif murah. Semua karbohidrat
berasal dari tumbuh-tumbuhan. Melalui proses fotosintesis klorofil tanaman dengan
bantuan sinar matahari mampu membentuk karbohidrat dari karbon dioksida (CO 2)
berasal dari udara dan air (H 2O) dari tanah. Karbohidrat yang dihasilkan adalah
karbohidrat sederhana glukosa. Di samping itu dihasilkan oksigen (O 2) yang lepas di
udara.
Produk yang dihasilkan terutama dalam bentuk gula sederhana yang mudah
larut dalam air dan mudah diangkut keseluruh sel-sel guna penyediaan energi.
Sebagian dari gula sederhana ini kemudian mengalami polimerasi dan membentuk
polisakarida. Ada dua jenis polisakarida tumbuh-tumbuhan, yaitu pati dan non pati.
Di negara-negara sedang berkembang kurang lebih 80% energi makanan
berasal dari karbohidrat. Menurut Neraca Bahan Makanan 1990 yang dikeluarkan oleh
Badan Pusat Statistik, di Indonesia energi berasal dari karbohidrat merupakan 72%

jumlah energi rata-rata sehari yang dikonsumsi oleh penduduk. Di negara-negara maju
seperti Amerika Serikat dan Eropa Barat, angka ini lebih rendah, yaitu rata-rata 50%.
Nilai energi karbohidrat adalah 4 kkal per gram.
Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi dalam 2 golongan, yaitu
karbohidrat sederhana yang terdiri dari monosakarida, disakarida, gula alkohol, dan
oligosakaradi dan karbohidrat kompleks yang terdiri dari polisakarida dan serat.
Karbohidrat mempunyai banyak fungsi, yaitu :
-

Sumber energi, fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh.

Pemberi rasa manis pada makanan, karbohidrat memberi rasa manis pada makanan,
khususnya monosakarida dan disakarida. Frukotosa adalah gula paling manis.

Penghemat protein, bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi umumnya
sebagai zat pembangun.

Pengatur metabolisme lemak, karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang


tidak sempurna.

Membantu pengeluran feses, karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara


peristaltik usus dan memberi bentuk pada feses.

2. Lipida
Istilah lipida meliputi senyawa-senyawa heterogen, termasuk lemak dan minyak
yang umum di kenal di dalam makanan, malam, fosfolipida, sterol, dan ikatan lain
sejenis yang terdapat di dalam makanan dan tubuh manusia. Lipida mempunyai sifat
yang sama, yaitu larut dalam pelarut nonpolar, seperti etanol, eter, kloroform, dan
benzema.

Lemak mempunyai fungsi sebagai berikut:


-

Sumber energi, lemak dan minyak merupakan sumber utama energi paling padat, yang
menghasilkan 9 kkal untuk tiap gram.

Sumber asam lemak esensial, lemak merupakan sumber asam lemak esensial asam
linoleat dan linolenat.

Alat angkut vitamin larut lemak, lemak membantu transportasi dan absorpsi vitamin
lemak yaitu A, D, E, dan K.

Menghemat protein, lemak menghemat penggunaan protein untuk sintesis protein,


sehingga protein tidak digunakan sebagai sumber energi.

Memberi rasa kenyang dan kelezatan, lemak memperlambat sekresi asam lambung dan
memperlambat pengosongan lambung, sehingga lemak memberi rasa kenyang yang
lebih lama.

Sebagai pelumas, lemak merupakan pelumas dan membantu pengeluaran sisa


pencernaan.

Memelihara suhu tubuh, lapisan lemak di bawah kulit mengisolasi tubuh dan mencegah
kehilangan panas tubuh secara cepat.

Pelindung organ tubuh, lapisan lemak menyelubungi organ-organ tubuh.


Klasifikasi yang penting dalam ilmu gizi menurut komposisi kimia dapat dilakukan
sebagai berikut:

a. Lipida sederhana
-

Lemak netral
Monogliserida, digliserida, dan trigliserida (ester asam lemak dengan gliserol).

Ester asam lemak dengan alkohol berbentuk molekul tinggi

Malam, ester sterol, ester nonsterol, dan ester vitamin A serta ester vitamin D.
b. Lipida majemuk (compound lipids)
-

Fosfolipid

Lipoprotein

c. Lipida turunan
-

Asam lemak

Sterol

Kolesterol dan ergosterol

Hormon steroida

Vitamin D

Garam empedu

d. Lain-lain:
-

Karotenoid dan vitamin A

Vitamin E

Vitamin K

3. Protein
Istilah protein berasal dari kata Yunani proteos, yang berarti yang utama atau
yang didahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh seorang ahli kimia Belanda, Gerardus
ulder (1802-1880), karena ia berpendapat bahwa protein adalah zat yang paling penting
dalam setiap organisme.
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar
tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, separonya ada di dalam
otot, seperlima di dalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh di dalam kulit, dan

selebihnya di dalam jaringan lain dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormon,
pengangkut zat-zat gizi dan darah, matriks intraseluler dan sebagainya adalah protein.
Di samping itu asam amino yang berbentuk protein bertindak sebagai prekursor
sebagian besar koenzim, hormon, asam nukleat, dan molekuk-molekul yang esensial
untuk kehidupan.
Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain,
yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh. Fungsi lain dari protein
adalah sebagai berikut:
-

Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh

Pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh

Mengatur keseimbangan air

Memelihara netralisasi tubuh

Pembentukan antibodi

Mengangkut zat-zat gizi

Sumber energi
Protein adalah makro molekul yang mempunyai berat molekul antara lain lima
ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino, yang
terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Asam amino terdiri atas unsur-unsur
karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen; beberapa asam amino di samping itu
mengandung unsur-unsur fosfor, besi, sulfur, iodium, dan kobalt. Unsur nitrogen adalah
unsur utama protein, karena terdapat di dalam semua protein akan tetapi tidak terdapat
di dalam karbohidrat dan lemak. Unsur nitrogen merupakan 16% dari berat protein.

Molekul protein lebih kompleks daripada karbohidrat dan lemak dalam hal berat
molekul dan keanekaragaman unit-unit asam amino yang membentuknya. Berat
molekul protein bisa mencapai empat puluh juta; bandingkan dengan berat molekul
glukosa yang besarnya 180. Jenis protein sangat banyak, mungkin sampai 10 10-1012. Ini
dapat dibayangkan bila diketahui bahwa protein terdiri atas sekian kombinasi berbagai
jenis dan jumlah asam amino. Ada dua puluh jenis asam amino yang diketahui sampai
sekarang yang terdiri atas sembilan asam amino esensial (asam amino yang tidak
dapat dibuat tubuh dan harus didatangkan dari makanan) dan sebelas asam amino
nonesensial.
Kekurangan protein banyak terdapat pada masyarakat sosial ekonomi rendah.
Kekurangan protein murni pada stadium berat menyebabkan kwashiorkor pada anakanak dibawah lima tahun (balita). Kekurangan protein sering ditemukan secara
bersamaan dengan kekurangan energi yang menyebabkan kondisi yang dinamakan
marasmus. Sindroma gabungan antara dua jenis kekurangan ini dinamakan EnergiProtein

Malnutrition/EPM

atau

kurang

energi-protein/KEP

atau

kurang

kalori

protein/KKP. Sindroma ini merupakan salah satu masalah gizi di Indonesia.


1.2.2 Zat Gizi Mikro
1. Vitamin
Funk dalam bukunya The Etiology of Deficiency Disease yang diterbitkan pada
tahun 1912 mengusulkan nama vitamine untuk faktor-faktor zat aktif tersebut. Vita
berarti esensial untuk untuk kehidupan, sedangkan faktor anti beri-beri yang diduga
berperan tersebut adalah suatu ikatan amine. Pada tahun 1920 istilah vitamine diganti
menjadi vitamin karena zat-zat antifaktor tersebut ternyata tidak selalu dalam bentuk

ikatan amine. Usul perubahan nama ini datang dari Drummond, yang juga mengusulkan
pemberian nomenklatur menurut abjad. Penemuan vitamin A oleh McCollum dan Davis
pada tahun 1913 menandakan era vitamin dalam penelitian gizi. Vitamin kemudian
diakui sebagai zat gizi yang esensial untuk kehidupan dan kesehatan, yang mudah
diperoleh dari susunan makanan yang bervariasi (Almatsier, 2001).
Vitamin diberi nama menurut abjad (A, B, C, D, E, dan K). Vitamin B ternyata
terdiri dari beberapa unsur vitamin. Penelitian-penelitian kemudian membedakan
vitamin dalam dua kelompok; (1) vitamin larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K) dan
(2) vitamin larut dalam air (vitamin B dan C).
a. Vitamin Larut Lemak
-

Vitamin A
Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara luas,
vitamin A merupakan nama generik yang menyatakan semua retinoid dan
prekursor/provitamin A karotenoid yang mempunyai aktivitas biologi sebagai retinol.
Sumber vitamin A adalah hati, kuning telur, dan mentega. Sumber lainnya yaitu
sayuran berwarna hijau tua dan buah-buahan yang berwana kuning-jingga, seperti
daun singkong, daun kacang, kangkung, bayam, kacang panjang, buncis, wortel, tomat,
jagung kuning, pepaya, mangga, nangka masak, dan jeruk. Gejala-gejala mata pada
defisit vitamin A disebut xeroftalmia.

Vitamin D
Vitamin D mencegah dan menyembuhkan riketsia, yaitu penyakit di mana tulang
tidak mampu melakukan klasifikasi. Vitamin D dapat dibentuk tubuh dengan bantuan
sinar matahari. Bila tubuh mendapat cukup sinar matahari konsumsi vitamin D melalui

makanan tidak dibutuhkan. Karena dapat disintesis di dalam tubuh, vitamin D dapat
dikatakan bukan vitamin, tapi suatu prohormon. Bila tubuh tidak mendapat cukup sinar
matahari, vitamin D perlu dipenuhi melalui makanan.
Bahan makanan yang kaya akan vitamin D ialah susu. Defisit vitamin D
memberikan penyakit rakhitis (rickets) atau disebut pula penyakit Inggris karena mulamula banyak terdapat dan dipelajari di negara Inggris.
-

Vitamin E
Berbagai biji-bijian merupakan sumber kaya vitamin E. Khususnya biji yang
sudah berkecambah dikenal mengandung vitamin E dalam konsentrasi tinggi.
Kekurangan vitamin E pada manusia menyebabkan hemolisis eritrosit, yang dapat
diperbaiki dengan pemberian tambahan vitamin E.

Vitamin K
Sumber utama vitamin K adalah hati, sayuran daun berwarna hijau, kacang
buncis, kacang polong, kol dan brokoli. Semakin hijau daun-daunan semakin tinggi
kandungan vitamin K-nya. Bahan makanan lain yang mengandung vitamin K dalam
jumlah lebih kecil adalah susu, daging, telur, serealia, buah-buahan, dan sayuran lain.
Kekurangan vitamin K menyebabkan darah tidak dapat menggumpal, sehingga bila ada
luka atau pada operasi terjadi pendarahan.

b. Vitamin Larut Air


-

Vitamin C
Pada umumnya hanya terdapat di dalam pangan nabati, yaitu sayur dan buah
terutama yang asam, seperti jeruk, nenas, rambutan, pepaya, gandaria, dan tomat,
vitamin C juga banyak terdapat di dalam sayuran daun-daunan dan jenis kol. Defisit

vitamin C memberi gejala-gejala penyakit skorbut. Kerusakan terutama terjadi pada


jaringan rongga mulut, pembuluh darah kapiler dan jaringan tulang.
-

Vitamin B
Sumber utama vitamin B adalah beras dan serealia. Defisit vitamin B
menyebabkan penyakit beri-beri.

2. Air dan Cairan Tubuh


Tubuh dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa makanan, tapi hanya
beberapa hari tanpa air. Air atau cairan tubuh merupakan bagian utama tubuh, yaitu 5560% dari berat badan orang dewasa atau 70% dari bagian tubuh tanpa-lemak (lean
body mass). Angka ini lebih besar untuk anak-anak. Pada proses menua manusia
kehilangan air. Kandungan air bayi pada waktu lahir adalah 75% berat badan,
sedangkan pada usia tua menjadi 50%. Kehilangan ini sebagian besar berupa
kehilangan cairan ekstraselular.
Kandungan air tubuh relatif berbeda antarmanusia, bergantung pada proporsi
jaringan otot dan jaringan lemak. Tubuh yang mengandung relatif lebih banyak otot
mengandung lebih banyak air, sehingga kandungan air atlet lebih banyak daripada
nonatlet, kandungan air pada laki-laki lebih banyak daripada perempuan, dan
kandungan air pada anak muda lebih banyak daripada orang tua. Sel-sel yang aktif
secara metabolik, seperti sel-sel otot dan visera (alat-alat yang terdapat dalam rongga
badan, seperti paru-paru, jantung, dan jeroan) mempunyai konsentrasi air paling tinggi,
sedangkan sel-sel jaringan tulang dan gigi paling rendah.
Air mempunyai berbagai fungsi dalam proses vital tubuh, yaitu:
-

Pelarut zat-zat gizi yang diperlukan tubuh dan mengangkut sisa metabolisme

Katalisator dalam berbagai reaksi biologi dalam sel

Pelumas dalam cairan sendi-sendi tubuh

Fasilitator pertumbuhan atau sebagai zat pembangun

Pengatur suhu karena kemampuan air menyalurkan panas

Peredam benturan dalam mata, jaringan saraf tulang belakang, dan dalam kantung
ketuban melindungi organ-organ tubuh dari benturan.

3. Mineral
Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peran penting dalam
pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh
secara keseluruhan. Kalsium, fosfor, dan magnesium adalah bagian dari tulang, besi
dari hemoglobin dalam seldarah merah, dan iodium dari hormon tiroksin. Di samping itu
mineral berperang dalam berbagai tahap metabolisme, terutama sebagai kofaktor
dalam aktivitas enzim-enzim. Keseimbangan ion-ion mineral di dalam cairan tubuh
diperlukan untuk pengatur pekerjaan enzim-enzim, pemeliharaan keseimbangan asambasa, membantu transfer ikatan-ikatan penting melalui membran sel dan pemeliharaan
kepekaan otot dan saraf terhadap rangsangan.
Mineral digolongkan ke dalam mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro
adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari antara
lain natrium, klorida, kalium, kalsium, fosfor, magnesium dan sulfur. Fungsi dari mineral
makro berperan dalam keseimbangan cairan tubuh, untuk transmisi saraf dan kontraksi
otot, memberi bentuk (struktur) kepada tulang, dan memegang peranan khusus di
dalam tubuh.

Sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari antara lain besi,
seng, iodium, selenium, flour, molibdenum, dan kobal. Jumlah mineral mikro dalam
tubuh kurang dari 15 mg. Hingga saat ini di kenal sebanyak 24 mineral yang dianggap
esensial. Jumlah ini setiap waktu bisa berubah.

2.3 Makanan
Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau
unsur-unsur/ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna
bila dimasukkan ke dalam tubuh (Almatsier, 2001).
Sejak zaman purba manusia telah menyadari pentingnya makanan untuk
kelangsungan hidup. Manusia kemudian mempunyai ide-ide yang masih kabur tentang
makanan, yang berwujud tabu, kekuatan magis, dan nilai-nilai menyembuhkan. Pada
masyarakat tertentu saat ini ide tersebut masih ada.
Pada tahun 400 sebelum Masehi, Hippocrates, Bapak Ilmu Kedokteran
mengibaratkan makanan sebagai panas yang dibutuhkan manusia. Anak-anak yang
sedang

bertumbuh

membutuhkan

banyak

panas.

Oleh

karena

itu,

mereka

membutuhkan banyak makan. Orang tua membutuhkan sedikit panas. Oleh sebab itu,
mereka membutuhkan lebih sedikit makanan. Ia juga mengatakan bahwa orang gemuk
kecenderungan umurnya lebih pendek daripada orang kurus. Baru pada awal abad ke16 konsep-konsep pertama ilmu faal dibicarakan.

2.4 Pangan

Pangan adalah istilah umum untuk semua bahan yang dapat dijadikan makanan
(Almatsier, 2001).
Oleh karena keterkaitan gizi dengan berbagai faktor seperti pertanian, sosial,
ekonomi dan budaya maka perbaikan gizi masyarakat dilakukan dengan pendekatan
sistem yang lazim dinamakan Sistem Pangan dan Gizi.
Suatu sistem adalah serangkaian komponen atau unsur yang saling terkait
menuju suatu tujuan yang sama. Contoh: Tubuh manusia merupakan suatu sistem
dengan komponen-komponen jaringan, organ-organ, saraf, pembuluh darah, dan
sebagainya dengan tujuan menjaga keseimbangan fungsi tubuh.
Sistem pangan dan gizi mempunyai tujuan meningkatkan dan mempertahankan
status gizi masyarakat dalam keadaan optimal. Sistem pangan dan gizi mempunyai
empat komponen, yaitu: (1) penyediaan pangan, (2) distribusi pangan, (3) konsumsi
makanan, dan (4) utilisasi makanan (Achmad, 2010).
1. Penyediaan Pangan
Upaya mencapai status gizi masyarakat yang baik atau optimal dimulai dengan
penyediaan pangan yang cukup. Penyediaan pangan yang cukup diperoleh melalui
produksi pangan dalam negeri melalui upaya pertanian dalam menghasilkan bahan
makanan pokok, lauk pauk, sayur-mayur, dan buah-buahan. Agar produksi pangan
dapat dimanfaatkan dengan setinggi-tingginya perlu diberikan perlakuan pascapanen
sebaik-baiknya. Tujuan utama perlakuan pascapanen adalah menyiapkan hasil panen
agar tahan disimpan untuk waktu jangka panjang tanpa mengalami kerusakan terlalu
banyak dan dapat dipasarkan dalam kondisi baik. Dalam kenyataan perlakuan
pascapanen pangan di Indonesia belum dapat dikatakan memuaskan. Banyak bahan

pangan terbuang mubazir karena perlakuan yang kurang baik dalam berbagai tahap
penanganan pascapanen.
Kekurangan produksi pangan, bila ada, dipenuhi melalui impor, sedangkan
terhadap kelebihan produksi dilakukan ekspor pangan. Impor dan ekspor pangan
dilakukan melalui upaya perdagangan.
2. Distribusi Pangan
Agar sampai kepada masyarakat luas dalam keadaan baik, distribusi pangan
perlu memperhatikan aspek transportasi, penyimpanan, pengolahan, pengemasan, dan
pemasaran. Tujuannya adalah agar pangan yang disediakan sampai di masyarakat
secara merata, dalam keadaan baik, tidak banyak terbuang dan dengan harga yang
dapat terjangkau (Almatsier, 2001).
Kelancaran distribusi sangat tergantung pada kondisi sarana transportasi dan
perdagangan. Kita bedakan distribusi makro dari distribusi mikro bahan makanan
tersebut. Distribusi makro menyangkut perdagangan pangan di pasaran dan antar
daerah maupun antar negara, sedangkan distribusi mikro berhubungan dengan
distribusi bahan makanan tersebut di antara para anggota dalam suatu keluarga.
Distribusi makro bahan makanan sangat erat kaitannya dengan penyediaan
serta serta perdagangan pangan bagi suatu masyarakat. Mungkin suatu jenis bahan
pangan diproduksi secara melimpah di suatu daerah, tetapi karena sarana transportasi
dan dengan demikian distribusinya ke daerah konsumen lain tidak lancar, maka bahan
makanan tersebut sukar didapat di daerah konsumen. Ketidakmerataan distribusi juga
dapat terjadi pada tingkat antar keluarga di daerah produksi maupun di daerah
konsumen, karena tidak terjangkau oleh daya beli sebagian masyarakatnya. Pada

kondisi suplai pangan terbatas di pasaran, masyarakat yang mampu sering membeli
dan menimbun bahan pangan tersebut secara berlebihan, dan ini berarti mereka akan
mengambil sebagian dari jahat yang seharusnya diperuntukkan bagi masyarakat
lainnya yang kurang mampu. Akibatnya ialah tidak meratanya distribusi bahan makanan
tersebut. Keadaan ini terjadi di Indonesia pada tahun delapan puluhan (Achmad, 2010).
3. Konsumsi Makanan
Konsumsi makanan oleh masyarakat atau oleh keluarga bergantung pada jumlah
dan jenis pangan yang dibeli, pemasakan. Distribusi dalam keluarga, dan kebiasaan
makan secara perorangan. Hal ini bergantung pula pada pendapatan, agama, adat
kebiasaan, dan pendidikan masyarakat bersangkutan.
4. Utilisasi atau Penggunaan Makanan
Penggunaan makanan oleh tubuh bergantung pada pencernaan dan penyerapan
serta metabolisme zat gizi. Hal ini bergantung pada kebersihan lingkungan dan ada
tidaknya penyakit yang berpengaruh terhadap penggunaan zat-zat gizi oleh tubuh.
Tujuan akhir dari konsumsi dan penggunaan baik makanan oleh tubuh adalah
tercapainya status gizi tubuh yang optimal.

2.5 Bahan makanan


Bahan makanan adalah makanan dalam keadaan mentah. Dalam bahasa Inggris
hanya digunakan satu kata untuk menyatakan makanan, pangan, dan bahan makanan,
yaitu food (Almatsier, 2001).
Bahan makanan sering juga disebut bahan pangan, dan dalam perdagangan
disebut komoditi pangan, ialah apa yang kita produksi atau perdagangkan, misalnya

daging, sayur, buah dan sebagainya. Seseorang tidak membeli karbohidrat atau
protein, tetapi membeli beras sebagai sumber karbohidrat dan daging sebagai sumber
protein.
Yang dibeli, diolah dan disusun menjadi hidangan adalah bahan makanan dan
bukan zat makanan. Kalau kita mengkonsumsi suatu makanan, misalnya sesuap nasi,
maka kita menelan campuran dari berbagai zat gizi. Orang mengkonsumsi semua zat
makanan itu secara tidak sadar, sebab dalam pendapatnya, yang dikonsumsi itu
makanan atau bahan makanan (Achmad, 2010).
Dalam susunan hidangan Indonesia, berbagai jenis bahan makanan dalam
dikelmpokkan ke dalam:
1. Bahan makanan pokok
Bahan makanan pokok dianggap yang terpenting di dalam suatu susunan
hidangan di Indonesia, dan biasanya dapat segera terlihat di atas piring, karena
merupakan kwantum terbesar di antara bahan makanan yang sedang dikonsumsi.
Bahan makanan pokok juga di anggap yang terpenting, karena bila suatu susunan
hidangan tidak mengandung bahan makanan pokok, tidak dianggap lengkap, dan
sering orang yang mengkonsumsinya mengakatakan belum makan, meskipun perutnya
telah kenyang olehnya.
Bahan makanan pokok merupakan sumber utama kalori atau energi. Sering pula
bahan makanan pokok itu memberikan iuran penting terhadap konsumsi protein, bila
termasuk golongan serealia (Achmad, 2010).
2. Bahan makanan lauk-pauk

Golongan bahan makanan ini disebut lauk-pauk, karena memang mencakup


bahan pangan lauk (ikan, daging). Pada umumnya kelompok bahan makanan ini
merupakan sumber utama protein di dalam hidangan. Kita mengenal protein hewani
dan protein nabati. Pembagian ini berdasarkan sumbernya yaitu berasal dari hewani
atau dari tumbuhan. Jadi lauk pauk juga dapat tergolong hewani dan juga tergolong
tumbuhan. Semua bahan pangan yang berasal dari hewan, termasuk lauk pauk,
misalnya daging, ikan, telur dan sebagainya. Bahan pangan nabati yang termasuk lauk
pauk ialah jenis kacang-kacangan seperti kacang kedele dan hasil olahannya, yaitu
tempe dan tahu (Achmad, 2010).
3. Bahan makanan sayur dan Bahan Makanan Buah
Kedua kelompok bahan makanan ini termasuk bahan makanan nabati. Sayur
merupakan berbagai bagian tumbuhan, seperti daun, akar, batang, dan bunga, bahkan
buahnya yang biasanya masih muda. Yang digolongkan Bahan makanan Buah,
biasanya yang sudah matang, atau setidak-tidaknya sudah tua. Buah-buahan sebagian
besar dimakan mentah, dan disebut buah cuci mulut.
Bahan makanan buah dan sayur, umumnya merupakan penghasil vitamin dan
mineral. Ada beberapa jenis sayuran dan buah yang menghasilkan energi dalam jumlah
cukup berarti, seperti nangka muda untuk sayur dan sukun. Pisang merupakan salah
satu buah yang banyak menghasilkan energi, demikian pula sawo dan advokat
(alpukat). Kalau energi di dalam alpukat berasal dari lemak, maka dalam buah lainnya
yang disebut terdahulu, berasal dari karbohidrat.
Susunan hidangan yang mengandung keempat jenis kelompok bahan makanan
tersebut, masing-masing dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan badan, dikenal oleh

para ahli gizi di Indonesia sebagai susunan empat sehat. Kalau susunan empat sehat
ini ditambah dengan susunan dalam jumlah yang mencukupi, menjadi lima sempurna.
Slogan empat sehat, lima sempurna ini menggambarkan susunan hidangan Indonesia
yang sanggup memberikan kesehatan gizi yang baik, dan dianjurkan kepada seluruh
anggota masyarakat untuk mencapainya. Susunan lima sempurna terutama ditujukan
bagi anggota masyarakat yang disebut kelompok rentan gizi. Yang termasuk kedalam
golongan rentan ini ialah bayi dan anak-anak, ibu yang sedang hamil dan yang sedang
menyusukan. Mereka inilah yang akan paling dahulu menderita, bila suatu masyarakat
kekurangan penyediaan bahan makanan. Golongan rentan berhubungan dengan
pertumbuhan pesat.
Pembagian kelompok bahan-bahan makanan di atas, berdasarkan bentuk
lahiriyahnya, dan bukan berdasarkan fungsinya di dalam tubuh.

2.6 Status gizi


Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih
(Almatsier, 2001).
Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik
atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan
secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak,
kemampuan kerja dan kesehatan secara umum umum pada tingkat setinggi mungkin.
Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zatzat gizi esensial. Status gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam

jumlah kelebihan, sehingga menimbulkan efek toksik atau membahayakan. Baik pada
status gizi kurang, maupun status gizi lebih, terjadi gangguan gizi. Gangguan gizi
disebabkan oleh faktor primer atau sekunder. Faktor primer adalah bila susunan
makanan seseorang salah dalam kuantitas dan atau kualitas yang disebabkan oleh
kurangnya penyediaan pangan, kurang baiknya distribusi pangan, kemiskinan,
ketidaktahuan, kebiasaan makan yang salah, dan sebagainya. Faktor sekunder meliputi
semua faktor yang menyebabkan zat-zat gizi tidak sampai di sel-sel tubuh setelah
makanan dikonsumsi. Misalnya faktor-faktor yang menyebabkan tergangg[unya
pencernaan, seperti gigi-geligi yang tidak baik, kelainan struktur saluran cerna, dan
kekurangan enzim. Faktor-faktor yang mengganggu absorpi zat-zat gizi adalah adanya
parasit, penggunaan laksan/obat pencuci perut, dan sebagainya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi metabolisme dan utilisasi zat-zat gizi adalah penyakit hati, diabetes
mellitus, kanker, penggunaan obat-obat tertentu, minuman beralkohol, dan sebagainya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ekskresi sehingga menyebabkan banyak
kehilangan zat-zat gizi adalah banyak kencing (polyuria), banyak keringat dan
penggunaan obat-obatan.
Di beberapa bagian di dunia terjadi masalah gizi lebih secara epidemis. Negaranegara berkembang seperti sebagian besar Asia, Afrika, Amerika Tengah dan Amerika
Selatan pada umumnya mempunyai masalah gizi kurang. Sebaliknya, negara-negara
maju, seperti Eropa Barat dan Amerika Serikat pada umumnya mengalami masalah gizi
lebih.

BAB 3

PEMBAHASAN

Dalam konsep dasar ilmu gizi, kita akan mempelajari tentang ilmu gizi, zat gizi,
makanan, pangan, bahan makanan, dan status gizi secara lebih jelas.

3.1 Ilmu Gizi


Pengertian dari ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang
makanan dan hubungannya dengan kesehatan. Kata gizi awalnya berasal dari bahasa
arab yaitu ghizda yang artinya adalah makanan. Pengertian ini sudah lebih luas ruang
lingkupnya dibandingkan pengertian terdahulu yaitu bahwa ilmu gizi adalah ilmu yang
mempelajari nasib makanan sejak ditelan sampai diubah menjadi menjadi bagian tubuh
dan energi atau diekskresikan sebagai zat sisa.
Pengakuan ilmu gizi sebagai disiplin ilmu tersendiri pertama kali pada tahun
1926, karena pada saat itu Mary Swartz Rose menjadi profesor Ilmu Gizi pertama di
Universitas Columbia, New York, Amerika Serikat. Sebelum menjadi disiplin ilmu
tersendiri, ilmu gizi merupakan bagian dari ilmu kesehatan masyarakat.
Dalam ilmu gizi, fokus utama kita adalah pada makanan dan kesehatan tubuh.
Sejak zaman purba dulu manusia sudah tahu betapa pentingnya makanan untuk
kelangsungan hidup. Manusia tidak akan mampu hidup sampai sekarang jika tidak
makan.

3.2 Zat Gizi

Selama ini kita menganggap bahwa makananlah yang berperan penting dalam
tubuh kita, padahal ada sesuatu dalam makanan yang tidak terlihat tetapi sebenarnya
merupakan sesuatu yang penting yang membuat tubuh kita sehat. Sesuatu ini hanya
bisa kita ketahui jika kita melakukan penelitian pada makanan, namanya adalah zat gizi.
Zat gizi merupakan ikatan kimia yang diperlukan oleh tubuh untuk melakukan
fungsinya yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta
mengatur proses-proses kehidupan. Terdapat banyak sekali zat gizi yang kita perlukan
dan kita konsumsi. Meskipun sebenarnya yang kita konsumsi itu makanannya, tetapi
tanpa kita sadari banyak zat-zat penting yang masuk ke tubuh kita. Sehingga fungsifungsi tubuh bisa bekerja dengan baik.
Pembagian zat gizi menurut banyaknya konsumsi yang kita lakukan yaitu zat gizi
makro dan zat gizi mikro. Zat gizi makro adalah zat gizi yang paling besar di perlukan
oleh tubuh kita, terdiri dari karbohidrat, lemak, dan protein.
Karbohidrat merupakan zat gizi makro yang menjadi sumber energi utama tubuh.
Sumber energi pada karbohidrat berbentuk gula sederhana atau glukosa yang diolah
sedemikian rupa sehingga menghasilkan energi tinggi. Nasi, umbi-umbian, gandum,
dan sagu merupakan makanan yang mengandung karbohidrat yang sangat besar dan
biasa kita konsumsi sehari-hari. Karbohidrat diperlukan oleh tubuh sekita 50-60%.
Karbohidrat dibagi atas 2, yaitu karbohidrat sederhana yang terdiri dari monosakarida,
disakarida, dan oligosakarida, serta karbohidrat kompleks yaitu polisakarida dan serat.
Kekurangan konsumsi karbohidrat bisa menyebabkan kekurangan energi atau
dalam ilmu gizi disebut marasmus. Tetapi, terlalu berlebihan mengkonsumsi karbohidrat
juga tidak baik, karena bisa menyebabkan penyakit Diabetes melitus atau umumnya

kita sebut kencing manis. Penyakit ini terjadi karena banyak sekali glukosa yang malah
masuk ke dalam darah, sedangkan glukosa dalam darah tidak bisa digunakan dalam
siklus pembentukan energi. Karena semakin menumpuk menyebabkan Diabetes
melitus.
Lemak merupakan salah satu zat gizi makro yang penting. Makanan yang
banyak mengandung lemak misalnya daging. Tubuh kita membutuhkan sekitar 20-30%
lemak sebagai cadangan energi bagi tubuh. Selain itu, lemak juga merupakan
komposisi utama pembentuk membran sel. Jika kita kekurangan lemak, sel-sel tubuh
kita akan terganggu permeabilitasnya dan bisa rusak. Klasifikasi lipid dibagi dalam 3,
yaitu lipid sederhana (monoasilgliserol, diasilgliserol, triasilgliserol dan ester), lipid
kompleks (fosfolipid dan lipoprotein), dan lipid turunan (asam lemak dan sterol).
Kelebihan lemak dalam tubuh akan disimpan di hati dan di otot yaitu dalam
bentuk glikogen yang menjadi cadangan energi tubuh. Saat tubuh kita kekurangan
glukosa sebagai sumber energi, glikogen akan dirubah oleh hormon glukagon menjadi
glukosa. Tetapi, jika tubuh kita kelebihan lemak, maka akan menumpuk dan
menyebabkan obesitas. Bahkan, lemak dapat menyumbat pembuluh darah karena tidak
ada tempat untuk penyimpanan cadangannya lagi sehingga akan mengganggu aliran
darah keseluruh tubuh. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya penyakit stroke.
Protein mempunyai bagian terbesar tubuh sesudah air. Hampir semua jaringan
dalam mengandung protein. Tidak hanya itu, proses-proses tubuh juga dipengaruhi oleh
protein misalnya proses pencernaan, dibantu oleh enzim-enzim yang dasarnya terbuat
dari protein asam amino. Tubuh memerlukan protein sekitar 10-15%. Protein
mempunyai fungsi yang sangat banyak, yaitu memelihara dan mengganti jaringan,

mengatur keseimbangan air, pembentukan antibodi dan sebagainya. Meskipun protein


ini sangat diperlukan oleh tubuh, namun jika terlalu berlebihan akan mengakibatkan
kerusakan ginjal karena kandungan protein dalam darah terlalu banyak sehingga ginjal
tidak mampu menyaring dan akhirnya rusak.
Selain zat gizi makro, masih ada zat gizi mikro yang juga penting. Zat gizi mikro
memang sangat sedikit di perlukan oleh tubuh, tetapi wajib dipenuhi , seperti vitamin,
air, dan mineral.
Pengakuan terhadap vitamin pertama kali terjadi pada awal abad ke-20. Lind
menuliskan tentang penyakit scurvy yang diakibatkan oleh defisit vitamin C. Lalu tahun
1887, Takaki menjelaskan sindroma beri-beri yang kemudian di Indonesia pada tahun
1890 Eykman menemukan zat yang dapat menyembuhkan beri-beri. Nama vitamine
diusulkan oleh Funk tahun 1912, dan pada tahun 1920 nama vitamine di ubah menjadi
vitamin.
Ada berbagai vitamin yang sudah kita kenal, yaitu vitamin A, B, C, D, E, dan K.
Vitamin A bagus untuk pengelihatan kita. Jika kita mengalami defisit vitamin A, kita akan
mengalami yang namanya rabun senja atau istilah medisnya xeroftalmia. Sumber
vitamin A banyak pada buah dan sayur yang berwarna terang seperti wortel dan apel.
Vitamin B bisa kita dapatkan dari beras atau sereal. Pada beras, vitamin B ada
pada selaputnya. Itulah alasannya kenapa kalau kita mencuci beras jangan terlalu
bersih, karena kandungan vitamin B yang ada pada beras akan hilang. Defisit vitamin B
mengakibatkan terjadinya beri-beri.

Vitamin C bisa di dapatkan dari buah-buahan seperti jeruk, nanas, dan buah
dengan rasa asam lainnya. Defisit vitamin C menyebabkan penyakit skorbut atau sering
kita bilang sariawan.
Vitamin D biasa kita dapatkan dari sinar matahari pagi sekitar pukul 7 sampai
pukul 9. Vitamin D juga bisa kita dapatkan pada susu. Defisit [[[[[vitamin D [bisa
menyebabkan penyakit rakhitis atau tulang rapuh.
Vitamin E merupakan vitamin yang bagus untuk kulit dan untuk kesuburan.
Sumber utama vitamin E bisa kita dapatkan pada kacang-kacangan atau kecambah.
Defisit vitamin E bisa mengakibatkan kemandulan.
Terakhir adalah vitamin K, sumber utama bisa kita dapatkan dari hati atau
sayuran hijau. Defisit vitamin K bisa mengakibatkan darah sukar membeku atau di
sebut hemofilia.
Selain Vitamin, ada air yang sangat penting juga untuk tubuh. Bagian terbesar
dari tubuh kita adalah air. Organ-organ tubuh, jaringan, sel-sel, semuanya memerlukan
air. Air mempunyai fungsi dalam tubuh yaitu sebagai pelarut zat-zat gizi dan alat
pengangkut sisa-sisa metabolsime, katalisator berbagai reaksi biologik dalam sel,
pengatur suhu karena air mampu menyalurkan panas, dan peredam benturan dalam
mata, dan jaringan saraf tulang belakang.
Zat gizi mikro yang terakhir adalah mineral. Sekitar 4% dari tubuh kita terdiri atas
mineral. Mineral dibagi menjadi 2, yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral
makro dibutuhkan oleh tubuh lebih dari 100 mg per hari. Kalsium, natrium dan
magnesium termasuk pada mineral makro. Sedangkan mineral mikro dibutuhkan
kurang dari 100 mg per hari. Zat besi, seng dan flour termasuk pada mineral mikro.

3.3 Makanan
Makanan merupakan bahan selain obat-obatan yang mengandung zat-zat gizi
yang sangat berguna bagi tubuh (Almatsier, 2001).
Manusia telah menyadari pentingnya makanan sejak zaman purba dulu sampai
sekarang untuk kelangsungan hidup mereka. anak-anak memerlukan makanan yang
cukup banyak karena pada masa ini mereka lebih sering beraktivitas. Berbeda dengan
orang tua, karena fungsi tubuhnya juga sudah menurun, orang tua cenderung
membutuhkan makanan lebih sedikit. Laki-laki membutuhkan makanan yang lebih
banyak juga karena mereka bekerja lebih berat dari pada perempuan.

3.4 Pangan
Semua bahan yang dapat kita jadikan makanan disebut sebagai pangan, baik itu
dari jenis tumbuhan maupun hewan. Bahan dari tumbuhan biasa kita sebut bahan
nabati, misalnya sayuran atau buah, dan bahan dari hewan disebut juga bahan hewani,
misalnya daging.
Untuk sampai ke masyarakat dan dapat di konsumsi, pangan mempunyai sistem
pangan yang bertujuan untuk menyalurkan secara menyeluruh bahan pangan agar
penyalurannya merata. Pangan juga mempunyai peranan untuk memperbaiki gizi
masyarakat, sehingga hubungan antara sistem pangan dan gizi sangat erat.
Sistem pangan dan gizi mempunyai tujuan meningkatkan dan mempertahankan
status gizi masyarakat agar selalu dalam keadaan optimal. Untuk itu, sistem pangan
dan gizi melalui beberapa tahap. Pertama adalah penyediaan pangan. Untuk mencapai

keadaan yang optimal, harus disediakan pangan yang mencukupi. Penyediaan pangan
yang cukup adalah dengan produksi pangan dalam negeri oleh pihak pertanian.
Masyarakat kita yang sebagian petani harus didukung supaya hasil panen mereka
mencukupi kebutuhan pangan yang dibutuhkan. Caranya adalah dengan perlakuan
pasca panen yang baik. Tujuannya adalah supaya hasil panen bisa disimpan dengan
baik dan tidak mengalami kerusakan, sehingga mencukupi kebutuhan masyarakat.
Kedua adalah distribusi pangan. Setelah produksi pangan yang baik dan
mencukupi, hal ini belum tentu bisa membuat masyarakat terpenuhi kebutuhan
pangannya jika distribusinya tidak baik. Distribusi pangan perlu memperhatikan aspek
transportasi, apakah transportasi sudah cukup untuk menyalurkan bahan pangan,
penyimpanan yang aman, pengolahan yang baik, pengemasan dan pemasaran yang
menyeluruh. Tujuaannya adalah agar pangan sampai kepada masyarakat secara
merata.
Ketiga konsumsi makanan oleh masyarakat dan keluarga. Hal yang harus
diperhatikan adalah jumlah dan jenis pangan yang mereka beli, bagaimana cara
pemasakannya, pembagian dalam keluarga, dan kebiasaan makan secara perorangan.
Keempat adalah penggunaan makanan oleh tubuh. Hal ini bergantung pada
pencernaan dan penyerapan serta metabolisme zat gizi.

3.5 Bahan makanan


Banyak sekali bahan makanan yang bisa kita dapatkan, baik itu dipasar,
supermarket atau di kebun kita sendiri. Makanan dalam keadaan mentah disebut bahan

makanan. Sayuran mentah, buah-buahan mentah, serta daging yang belum dimasak
termasuk bahan makanan.
Bahan makanan dibagi menjadi empat, yaitu bahan makanan pokok, bahan
makanan lauk-pauk, bahan makanan sayuran dan bahan makanan buah-buahan.
Bahan makanan pokok adalah bahan makanan yang paling penting yang harus
selalu tersaji karena merupakan bahan yang paling banyak dikonsumsi. Bahan
makanan pokok pokok di Inonesia adalah nasi. Orang Indonesia terbiasa makan nasi,
baik itu saat sarapan, makan siang, dan makan malam. Ada istilah bahwa kalau belum
makan nasi, maka namanya belum makan. Padahal sebelumnya dia telah memakan
bubur atau soto. Berbeda dengan orang di negara lain, terutama di negara maju,
mereka bahan makanan pokoknya adalah roti atau sereal.
Bahan makanan lauk dan pauk berasal dari lauk atau ikan atau daging.
Kelompok ini umumnya mengandung banyak protein. Bahan makanan lauk pauk bisa
berasal dari tumbuhan atau nabati, yaitu dari kacang kedelai yang diolah menjadi tempe
dan tahu, atau dari hewan atau hewani yaitu daging dan ikan.
Bahan makanan lainnya yaitu sauran dan buah-buahan. Sudah jelas bahwa
bahan makanan ini terdiri dari berbagai macam sayur-sayuran dan buah-buahan.

3.6 Status gizi


Status gizi dibedakan menjadi status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih. Status
gizi buruk bisa disebabkan oleh malnutrisi atau kekurangan nutrisi. Kekurang ini bisa
berupa kekurangan kalori disebut marasmus, kekurangan protein disebut kwasiorkor,
dan kekurangan kalori dan protein disebut marasmus kwasiorkor. Sedangkan status gizi

kurang bisa terjadi karena kekurangan nutrisi yang tidak terlalu parah. Status gizi yang
baik adalah nutrisi terpenuhi secara maksimal dan menghasilkan fungsi yang optimal.
Sedangkan status gizi lebih disebabkan karena konsumsi nutrisi yang melebihi batas
yang diperlukan tubuh, bisa mengakibatkan obesitas.

BAB 4
KESIMPULAN

1. Konsep dasar ilmu gizi mempelajari tentang zat gizi, makanan, pangan, bahan
makanan, dan status gizi.
2. Zat gizi merupakan ikatan kimia yang diperlukan oleh tubuh untuk melakukan fungsinya,
yaitu menghasilkan energi, pertumbuhan dan memelihara jaringan, dan mengatur
proses metabolisme tubuh.
3. Zat gizi di bagi dua macam, yaitu zat gizi makro dan zat gizi mikro.
4. Zat gizi makro meliputi karbohidrat, lemak, dan protein.
5. Zat gizi mikro terdiri dari vitamin , air, dan mineral.
6. Vitamin terdiri dari vitamin yang larut lemak yaitu vitamin A, D, E, dan K dan vitamin
yang larut air yaitu Vitamin B dan vitamin C.
7. Air mempunya fungsi dalam tubuh yaitu sebagai pelarut dan alat angkut, katalisator,
fasilitator pertumbuhan, pengatur suhu, dan peredam benturan.
8. Mineral terbagi atas dua macam, yaitu mineral makro dan mineral mikro.

9. Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi atau unsurunsur/ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila
dimasukkan ke dalam tubuh.
10. Pangan adalah istilah umum untuk semua bahan makanan yang dapat dijadikan
makanan.
11. Sistem pangan dan gizi mempunyai empat komponen, yaitu penyediaan pangan,
distribusi pangan, konsumsi makanan, dan utilisasi makanan.
12. Bahan makanan adalah makanan dalam keadaan mentah.
13. Bahan makanan dibagi menjadi empat, yaitu bahan makanan pokok, bahan makanan
lauk-pauk, bahan makanan sayuran, dan bahan makanan buah.
14. Keempat bahan makanan itu disebut empat sehat, jika terpenuhi secara lengkap
dinamakan lima sempurna. Jadi selogan empat sehat, lima sempurna.
15. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat dari konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi
16. Status gizi manusia dibagi menjadi 4, yaitu status gizi baik, status gizi kurang, status
gizi buruk, dan status gizi lebih.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita (2001), Prinsip dasar ilmu gizi, Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
Sediaoetama, Prof. Dr. Achmad Djaeni, M. Sc., (2010), Ilmu gizi untuk
mahasiswa dan profesi, Jilid 1, Jakarta : Dian Rakyat

http://ai-sopwatunnajah.blogspot.co.id/2011/11/makalah-konsep-dasar-ilmu-gizi.html

Anda mungkin juga menyukai