Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KKP

(KEKURANGAN KALORI PROTEIN)

DI

OLEH

AFRIDA (P00320222 041)

NADIA PUTRI AISYAH (P00320222 041

CHALIFAH WIN FIRDAUS (P00320222 041

DOSEN PEMBIMBING LINA SKM,M.Kes

POLTEKKES KEMENKES ACEH PRODI DIII KEPERAWATAN KOTA LANGSA


TAHUN AJARAN 2024/2025
A.Definisi

Kekurangan kalori protein adalah defisiensi gizi terjadi pada anak yang kurang
mendapat masukan makanan yang cukup bergizi, atau asupan kalori dan protein
kurangdalam waktu yang cukup lama (Ngastiyah, 1997).

Kurang kalori protein (KKP) adalah suatu penyakit gangguan gizi yang dikarenakan
adanya defisiensi kalori dan protein dengan tekanan yang bervariasi pada defisiensi
protein maupunenergi (Sediatoema, 1999).

Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau
status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan
secara efisien sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak,
kemampuan kerja, dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Status
gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi
esensial.

Beragam masalah malnutrisi banyak ditemukan pada anak-anak. Secara umum,


kurang gizi adalah salah satu istilah dari penyakit KKP, yaitu penyakit yag diakibatkan
kekurangan energi dan protein. KKP dapat juga diartikan sebagai keadaan kurang gizi
yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari
sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG). Bergantung pada derajat
kekurangan energy protein yang terjadi, maka manifestasi penyakitnya pun berbeda-
beda. Penyakit KKP ringan sering diistilahkan dengan kurang gizi.

Penyakit ini paling banyak menyerang anak balita, terutama di negara-negara


berkembang. Gejala kurang gizi ringan relative tidak jelas, hanya terlihat bahwa berat
badananak badan anak tersebut lebih rendah dibanding anak seusianya. Kira-kira berat
badannya hanya sekitar 60% sampai 80% dari berat badan ideal.

Berdasarkan berat dan tidaknya, KKP dibagi menjadi:

a. KKP ringan/sedang disebut juga gizi kurang (undernutrition) ditandai ditandai oleh
adanya hambatan pertumbuhan.

b. KKP berat, meliputi:

1. Kwashiorkor (bentuk kekurangan protein yang berat, yang amat sering terjadi
pada anak kecil umur 1 dan 3 tahun) adalah suatu sindroma klinik yang timbul
sebagai suatu akibat adanya kekurangan protein yang parah dan pemasukan
kalori yang kurang dari yang dibutuhkan (Behrman dan Vaughan, 1994).
Kwashiorkor adalah penyakit gangguan metabolik dan perubahan sel yang
menyebabkan perlemahan hati yang disebabkan karena kekurangan asupan
kalori dan protein dalam waktu yang lama (Ngastiyah, 1997).
2. Marasmus adalah penyakit yang timbul karena kekurangan energi (kalori)
sedangkan kebutuhan protein relatif cukup (Ngastiyah, 1997). Marasmus
merupakan gambaran KKP dengan defisiensi energi yang ekstrem (Sediaoetama,
1999). Marasmik kwashiorkor merupakan kelainan gizi yang menunjukkan
gejala klinis campuran antara marasmus dan kwashiorkor (Markum, 1996).
Marasmik-kwashiorkor merupakan malnutrisi pada pasien yang telah mengalami
kehilangan berat badan lebih dari 10%, penurunan cadangan lemak dan protein
serta kemunduran fungsi fisiologi (Graham (Graham L. Hill,2000).
3. Marasmik-kwashiorkor merupakan satu kondisi terjadinya defisiensi, baik
kalori,maupun protein. Ciri-cirinya adalah dengan penyusutan jaringan yang
hebat, hilangnya lemak subkutan dan dehidrasi.metabolik dan perubahan sel
yang menyebabkan perlemahan hati yang disebabkan karena kekurangan asupan
kalori dan protein dalam waktu yang lama (Ngastiyah, 1997).

B.Etiologi

Kurang kalori protein yang kalori protein yang dapat terjadi dapat terjadi karena diet
yang karena diet yang tidak cukup serta tidak cukup serta kebiasaan kebiasaan makan
yang tidak tepat seperti yang hubungan dengan orang tua-anak terganggu, karena
kelainan metabolik, atau malformasi congenital. Pada bayi dapat terjadi karena tidak
mendapat cukup ASI dan tidak diberi makanan penggantinya atau sering diserang diare.

Secara umum, masalah KKP disebabkan oleh beberapa faktor, yang paling dominan
adalah tanggung jawab negara terhadap rakyatnya karena bagaimana pun KKP tidak
akan terjadi bila kesejahteraan rakyat terpenuhi. Berikut beberapa faktor penyebabnya :

1. Faktor sosial.
Yang dimaksud faktor sosial adalah rendahnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya pentingnya makana bergizi bergizi bagi pertumbuhan pertumbuhan
anak, sehingga sehingga banyak balita tidak mendapatkan makanan yang bergizi
seimbang hanya diberi makan seadanya atau asal kenyang. Selain itu, hidup di
negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi sosial dan politik tidak
stabil, ataupun adanya pantangan untuk menggunakan makanan tertentu dan
berlangsung turun-temurun dapat menjad hal yang menyebabkan terjadinya
kwashiorkor.
2. Kemiskinan.
Kemiskinan sering dituding sebagai biang keladi munculnya penyakit ini di
negara-negara berkembang. Rendahnya pendapatan masyarakat menyababkan
kebutuhan paling paling mendasar, mendasar, yaitu pangan pun sering kali tidak
biasa terpenuhi terpenuhi apalagi apalagi tidak dapat mencukupi kebutuhan
proteinnya.
3. Laju pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan bertambahnya
ketersedian bahan pangan akan menyebabkan menyebabkan krisis pangan.
pangan. Ini pun menjadi menjadi penyebab penyebab munculnya munculnya
penyakit KKP.
4. Infeksi.
Tak dapat dipungkiri memang ada hubungan erat antara infeksi dengan
malnutrisi. Infeksi sekecil apa pun berpengaruh pada tubuh. Sedangkan kondisi
malnutrisi akan semakin memperlemah daya tahan tubuh yang pada gilirannya
akan mempermudah masuknya beragam penyakit. Tindakan pencegahan
otomatis sudah dilakukan bila faktor-faktor penyebabnya dapat dihindari.
Misalnya, ketersediaan pangan yang tercukupi, daya beli masyarakat untuk
dapat membeli bahan pangan, dan pentingnya sosialisasi makanan bergizi bagi
balita serta faktor inf serta faktor infeksi dan penyakit lain. eksi dan penyakit
lain.
5. Pola makan.
Protein (asam amino) adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh dan
berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori yang cukup, tidak
semua makanan mengandung protein atau asam amino yang memadai. Bayi
yang masih menyusui umumnya mendapatkan protein dari Air Susu Ibu (ASI)
yang diberikan ibunya. Namun, bayi yang tidak memperoleh memperoleh ASI
protein protein dari suber-sumber suber-sumber lain (susu, telur, keju, tahu, dan
lain-lain) sangatlah dibutuhkan.Kurangnya pengetahuan ibu mengenai
keseimbangan nutrisi anak berperan penting terhadap terjadinya kwashiorkor
terutama pada masa peralihan ASI ke makanan pengganti ASI.
6. Tingkat pendidikan orang tua khususnya ibu mempengaruhi pola pengasuhan
balita. Para ibu kurang mengerti makanan apa saja yang seharusnya menjadi
asupan untuk anak-anak mereka.
7. Kurangnya pelayanan kesehatan, terutama imunisasi. Imunisasi yang merupakan
bagian dari system imun mempengaruhi tingkat kesehatan bayi dan anak-anak.

C.Manifestasi Manifestasi klinis

1. KKP Ringan :

a. Pertumbuhan linear terganggu


b. Peningkatan berat badan berkurang, terhenti, bahkan turun
c. Ukuran lingkar lengan atas menurun
d. Maturasi tulang terlambat
e. Ratio berat terhadap tinggi normal atau cenderung menurun
f. Anemia ringan atau pucat
g. Aktifitas berkurang
h. Kelainan kulit (kering, kusam)
i. Rambut kemerahan

2. KKP Berat :

a. Gangguan pertumbuhan
b. Mudah sakit
c. Kurang cerdas
d. Jika berkelanjutan menimbulkan kematian

Gejala dari KKP dari KKP adalah :

a. Badan kurus kering tampak seperti orang tua


b. Abdomen dapat kembung dan datar. BB menurun
c. Terjadi atropi otot dengan akibat hipotoni
d. Suhu biasanya normal, nadi mungkin melambat
e. Kulit keriput (turgor kulit jelek)
f. Ubun-ubun cekung pada bayi

D.Patofisiologi

1. Marasmus

Untuk kelangsungan hidup jaringan diperlukan sejummlah energi yang dalam keadaan
normal dapat dipenuhhi dari makanan yang diberikan. Kebutuhan ini tidak terpenhi
pada masukan yang kurang, karena itu untuk pemenuhannya digunakan cadangan
protein senagai sumber energi. Pengahancuran jaringan pada defesiensi kalori tidak saja
membantu memenuhi kebutuhan energi, tetapi juga memungkinkan sintesis glukosa dan
metabolit esensial lainnya, seperti berbagai asam amino.

2. Kwashiorkor.

Pada defesiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat lebih,
karena persediaan persediaan energi dapat dipenuhi dipenuhi oleh jumlah kalori dalam
dietnya.kelianan dietnya.kelianan yang me yang mencolok adalah gangguan metabolik
dan perubahan sel yang meyebabkan edem dan perlemakan hati.

Karena kekurangan protein dalam diet, akan terjadi kekurangan berbagai asam amino
esensial dalam serum yang diperlukan untuk sentesis dan metabolisme.Makin
kekurangan.asam amnino dalam serum ini akan menyebabkan kurangnya produksi
albumin oleh hepar yang kemudian berakibat edem.perlemakan hati terjadi karena
gangguan pembentukan betalipoprotein, sehingga transport lemak dari hati kedepot
terganggu, dengan akibat terjadinya penimbunan lemah dalam hati.

F.Penatalaksanaan

Penatalaksanaan kurang kalori protein (Suriand & Rita Yuliani, 2001)

1. Diit tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin


2. Pemberian terapi cairan dan elektrolit
3. Penannganan diare bila ada : cairan, antidiare, dan antibiotic

Penatalaksanan KKP berat dirawat inap d Penatalaksanan KKP berat dirawat inap
dengan pengob engan pengobatan rutin (Arief Mansjoer, 2000) atan rutin (Arief
Mansjoer, 2000)

1. Atasi atau cegah hipoglikemi


Periksa kadar gula darah bila ada hipotermi (suhu skala < 35 derajat celciul suhu
rektal 35,5 derajat celcius). Pemberian makanan yang lebih sering penting untuk
mencegahkedua kondisi tersebut. Bila kadar gula darah di bawah 50 mg/dl,
berikan : a. 50 mlbolus glukosa 10 % atau larutan sukrosa 10% (1 sdt gula dalam
5 adm air) secara oral atau sonde / pipa nasogastrik b.
Selanjutnya berikan lanjutan tersebut setiap 30 menit selama 2 jam (setiap kali
berikan ¼ bagian dari jatah untuk 2 jam) c. Berikan antibiotik d. Secepatnya
berikan makanan setiap 2 jam, siang dan malam
2. Atasi atau cegah hipotermi
Bila suhu rektal < 35.5 derajat celcius : a. Segera berikan makanan cair / formula
khusus (mulai dengan rehidrasi bila perlu) b. Hangatkan anak dengan pakaian
atau seelimut sampai menutup kepala, letakkan dekat lampu atau pemanas
(jangan gunakan botol air panas) atau peluk anak di dasa ibu, selimuti. c.
Berikan antibiotik d. Suhu diperiksa sampai mencapai > 36,5 derajat celcius
3. Atasi atau cegah dehidrasi
Jangan mengunakan jalur intravena untuk rehidrasi kecuali keadaan syok/rentan.
Lakukan pemberian infus dengan hati – hati, tetesan pelan – pelan untuk
menghindari beban sirkulasi dan jantung. Gunakan larutan garam khusus yaitu
resomal (rehydration Solution for malnutrition atau pengantinya).
G.Pemerik Pemeriksaan

1. Pemeriksaan Laboratorium

a) Pemeriksaan darah tepi memperlihatkan memperlihatkan anemia ringan sampai


sedang, sedang, umumnya umumnya berupa anemia hipokronik atau
normokromik.
b) Pada uji faal hati tampak nilai albumin sedikit atau amat rendah, trigliserida
normal, dan kolesterol normal atau merendah.
c) Kadar elektrolit K rendah, kadar Na, Zn dan Cu bisa normal atau menurun.
d) Kadar gula darah umumnya rendah.
e) Asam lemak bebas normal atau meninggi.
f) Nilai beta lipoprotein tidak menentu, dapat merendah atau meninggi.
g) Kadar hormon insulin menurun, tetapi hormon pertumbuhan dapat normal,
merendah maupun meninggi.
h) Analisis asam amino dalam urine menunjukkan kadar 3-metil histidin an indeks
hidroksiprolin menurun.
i) Pada biopsi hati hanya tampak perlemakan yang ringan, jarang dijumpai dengan
kasus perlemakan berat.
j) Kadar imunoglobulin serum normal, bahkan dapat meningkat.
k) Kadar imunoglobulin A sekretori rendah.
l) Penurunan kadar berbagai enzim dalam serum seperti amilase, esterase, kolin
esterase,transaminase dan fosfatase alkali. Aktifitas enzim pankreas dan xantin
oksidase berkurang.)

Defisiensi asam folat, protein, besi. Nilai enzim urea siklase siklase dalam hati
merendah, merendah, tetapi kadar enzim pembentuk pembentuk asam amino meningkat.

2. Pemeriksaan Radiologik

Pada pemeriksaan radiologik tulang memperlihatkan osteoporosis ringan.

Anda mungkin juga menyukai