Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ILMU GIZI SEIMBANG

KEKURANGAN ENERGI PROTEIN (KEP)

DISUSUN OLEH:

ADETIA NINGRUM

AULIA KAYLA

HANAN CHAMIDA

INDRIYANI IS RAHAYU

CIPTO BHAKTI HUSODO

2022/2023
BAB I
PEMBAHASAN

A.    Latar Belakang
Masalah gizi tidak terlepas dari masalah makanan karena masalah gizi timbul
sebagai akibat kekurangan atau kelebihan kandungan zat gizi dalam makanan. Kebiasaan
mengkonsumsi makanan yang melebihi kecukupan gizi menimbulkan masalah gizi lebih,
dan jika kekurangan pun akan terkena berbagai penyakit defisiensi gizi.  Dengan
meningkatnya taraf hidup sebagian masyarakat yang tinggal baik di perkotaan maupun di
pedesaan akan memberikan perubahan pada gaya hidup. Pemilihan makanan yang
cenderung menyukai makanan siap santap dimana kandungan gizinya tidak seimbang dan
tidak mencukupi Angka Kecukupan Gizi (AKG).

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah :
1.      Apa yang dimaksud dengan gizi dan gizi seimbang ?
2.      Bagaimana konsep gizi seimbang ?
3.      Apa yang dimaksud dengan angka kecukupan gizi ?
4.      Bagaimana peran gizi dalam menciptakan masyarakat yang sehat ?

C.    Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan gizi dan gizi seimbang.
2.      Untuk mengetahui bagaimana konsep gizi seimbang.
3.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan angka kecukupan gizi.
4.      Untuk mengetahui bagaimana peran gizi dalam menciptakan masyarakat yang sehat.
DEFINISI
Kekurangan Energi Protein (KEP) adalah suatu penyakit yang ditandai dengan
kelainan patologi yang diakibatkan oleh karena defisiensi protein saja atau
defesiensi energi saja atau protein dan energi baik secara kuantitatif atau kualitatif
yang biasanya sebagai akibat/berhubungan dengan penyakit infeksi.

KLASIFIKASI
A.Berdasarkan proses terjadinya dapat dibedakan menjadi :

 KEP Primer:bila terjadinya akibat tidak tersedianya zat gizi/bahan makanan.


 KEP Sekunder:bila terjadinya karena adanya kelainan /menderita
B. berdasarkan penyebab dan gambaran klinisnya dibedakan menjadi :

 Marasmus : akibat kekurangan energi

 Kwasiorkor : akibat kekurangan protein

 Marasmus Kwasiorkor : akibat kekurangan energi dan protein, dimana gambaran


klinisnya merupakan gabungan dari kedua kelainan tersebut.
PREVALENSI
 Kekurangan Energi Protein (KEP) biasanya menyerang anak-anak kurang dari 5
tahun, dimana pada saat itu kebutuhan energi dan protein sangat tinggi. Marasmus
sering dijumpai pada anak < 1 tahun, di daerah urban, sedangkan kwasiorkor sering
dijumpai pada usia > 2 tahun di daerah yang kumuh dan padat penduduk.
 Di Negara terkebelakang, 0 – 5 % anak menderita KEP yang berat, 50 % anak
menderita KEP sedang. Di Negara berkembang 2 % anak menderita KEP berat, 19
% menderita KEP sedang. Di Kota Besar, seperti di Amerika Selatan dan Asia lebih
sering dijumpai kasus marasmus sedangkan di Afrika Selatan lebih sering
kwasiorkor.
PATOFISIOLOGI
 Interaksi antara faktor-faktor keberadaan zat gizi (faktor penyebab), cadangan zat
gizi dalam tubuh, penyakit infeksi, infestasi cacing, aktifitas (faktor penjamu),
pantangan, cara pengolahan (faktor lingkungan)  sangat penting dipertahankan
dalam keadaan seimbang  dan optimal. Bila keseimbangan ini tidak terjaga  maka
akan terjadi perubahan dalam tubuh, yakni terjadinya pemakaian cadangan zat gizi
yang tersimpan dalam tubuh.
 Bila hal ini berlangsung lama maka berangsur-angsur cadangan tubuh akan
berkurang dan akhirnya akan habis. Maka untuk keperluan metabolisme dalam
mempertahankan metabolisme kehidupan sehari-hari, mulailah terjadi mobilisasi zat-
zat gizi yang berasal dari jaringan tubuh. Sebagai akibat hal tersebut, tubuh akan
mengalami penyusutan jaringan tubuh, kelainan metabolisme oleh karena
kekurangan zat-zat gizi, kelainan fungsional, dan akhirnya kerusakan organ tubuh
dengan segala keluhan, gejala-gejala dan tanda-tanda yang timbul sesuai dengan
jenis zat gizi yang menjadi pangkal penyebabnya, bila protein penyebabnya akan
terjadi kwasiorkor, bila energi penyebanya akan terjadi marasmus atau keduanya
sebagai penyebab akan terjadi marasmus kwasiorkor.
 Dimulai dengan perubahan yang paling ringan sampai berat, dimulai hanya dengan
kekurangan cadangan zat gizi (belum ada perubahan biokemik dan fisiologi),
kelainan gizi potensial (sudah ada perubahan biokemik dan fisiologi), kelainan gizi
laten (gejala, dan tanda klinis masih terbatas dan belum khas) sampai terjadi
kelainan gizi klinik (gejala, dan tanda klinis khas dan jelas).
MEKANISME TERJADI KEP
GEJALA KLINIS
Marasmus :
 Perubahan mental (iritabel, atau apatis) jarang dijumpai

 Diare sering disebabkan oleh makanan

 Tak tampak lemak dibawah kulit, kulit kering, tampak dehidrasi

 Berat badan/umur sangat rendah (< 60 SD)

 Nafsu makan baik

 Tidak tampak perubahan warna kulit  dan rambut

 Tidak dijumpai pembesaran hati

 Pemeriksaan lab : serum albumin normal atau kurang, Hb jarang kurang

GEJALA KLINIS KWASHIORKOR


 Perubahan mental (apatis, tampak lesu) sering dijumpai

 Odema

 Dermatosis pada kulit, warna rambut merah atau belang-belang

 Masih tampak jaringan lemak dibawah kulit

 Berat badan/umur turun tidak terlalu rendah

 Diare paling sering oleh karena infeksi

 Sering dijumpai pembesaran hati

 Pemeriksaan lab: serum albumin rendah disertai Hb yang rendah

 Nafsu makan sangat buruk

DIAGNOSIS
 Diagnosis KEP ditegakkan berdasarkan perubahan atau kelainan yang dijumpai
pada penyediaan  makanan, pola konsumsi, perubahan metabolik dan fisiologi,
keadaan fisik yang ditimbulkan, dan perubahan yang terjadi pada komposisi cairan
tubuh (laboratorium). Secara garis besar penegakkan diagnosis KEP dilapangan
maupun dirumah sakit adalah berdasarkan :
 Jumlah asupan zat gizi rendah atau kurang seperti karbohidrat, lemak, dan protein.

 Klinis sesuai dengan jenisnya

 Laboratorium : serum albumin, Hb


GEJALA KLINIS MARASMUS KWASHIORKOR
 Marasmus Kwasiorkor :

 Berat badan/umur sangat rendah ( < 60 SD)

 Odem

 Berat badan/tinggi sangat rendah

 Gejala lain campuran antara gejala marasmus dan gejala kwashiorkor

PENCEGAHAN
 Pengobatan terhadap KEP adalah ditujukan untuk menambah zat gizi yang kurang,
namun dalam prosesnya memerlukan waktu dan harus secara bertahap, oleh
karenanya harus di rawat inap di rumah sakit. Secara garis besar penanganan KEP
adalah sebagai berikut :
 Pada tahap awal harus diberikan cairan intra vena, selanjutnya dengan parenteral
dengan bertahap, dan pada tahap akhir dengan diet tinggi kalori dan tinggi protein.
 Komplikasi penyakit penyerta seperti infeksi, anemia, dehidrasi dan defiseiensi
vitamin diberikan secara bersamaan.
 Penanganan terhadap perkembangan mental anak melalui terapi tumbuh kembang
anak.
 Penanganan kepada keluarga, melalui petunjuk terapi gizi kepada ibu karena sangat
penting pada saat akan keluar rumah sakit  akan mempengaruhi keberhasilan
penanganan KEP di rumah.
 Mempertahankan status gizi anak yang sudah baik tetap baik dengan menggiatkan
kegiatan surveilance gizi di institusi kesehatan terdepan (Puskesmas, Puskesmas
Pembantu).
 Mengurangi resiko untuk mendapat penyakit, mengkoreksi konsumsi pangan bila
ada yang kurang, penyuluhan pemberian makanan pendamping ASI.
 Memperbaiki/mengurangi efek penyakit infeksi yang sudah terjadi supaya tidak
menurunkan status gizi.
 Merehabilitasi anak yang menderita KEP pada fase awal/BGM.

 Meningkatkan peran serta masyarakat dalam program keluarga berencana.

 Meningkatkan status ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan segala sektor


ekonomi masyarakat (pertanian, perdagangan, dan lain-lain). 
BAB II
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Gizi adalah suatu proses mekanisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolism dan pengeluaran
zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal
dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) memuat 13 dasar yang dapat digunakan
masyarakat luas sebagai pedoman praktis untuk mengatur makanan sehari-hari yang seimbang
dan aman guna mencapai dan mempertahankan status gizi dan kesehatan yang optimal.  Angka
kecukupan gizi (AKG) merupakan nilai yang menunjukkan jumlah zat gizi yang diperlukan
untuk hidup sehat setiap hari bagi hampir semua penduduk menurut kelompok umur, jenis
kelamin, dan kondisi fisiologis, seperti kehamilan dan menyusui.

B.     Saran
Demikian makalah ini kami buat sebagai tugas dari mata kuliah Dasar Ilmu Gizi
Kesehatan Masyarakat,  diharapkan makalah ini dapat menjadi acuan pembuatan makalah
tentang “Konsep Gizi Seimbang dan Angka Kecukupan Gizi” selanjutnya dan makalah ini dapat
mempermudah mahasiswa ataupun lulusan Kesehatan Masyarakat untuk dapat memberikan
pemahaman mengenai konsep gizi seimbang kesehatan kepada masyarakat agar angka
kecukupan gizi dapat terpenuhi dan terhindar dari dampak kekurangan maupun kelebihan gizi.
Hanya sebatas ini kemampuan yang dapat kami tuangkan dalam makalah ini, kritik dan
saran yang sifatnya membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan
makalah ini dikemudian hari. Semoga makalah ini dapat berguna dan memberi manfaat bagi
yang lain.
Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2001. “Prinsip Dasar Ilmu Gizi”. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Almatsier, Sunita. Dkk. 2011. “Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan”. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Davidson S, S. Pasmore, R, Brock, J.F., A.S (1979), Human Nutrition and Dietetics, 7 th Ed,
Churchill Livingstone, Edinburgh London and New York.
Barbara Lukee (1984), Principles Of  Nutrition and Diet Therapy, Little Brown and
Company, Boston Toronto.
Gunung MPH, I Komang. Dr (1999), Perjalanan Alamiah Penyakit Gizi Kurang, Lab. Gizi,
Jurusan IKM, FK UNUD, Denpasar.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2000), Pedoman Tata Laksana Kurang Energi
Protein Pada Anak di Rumah Sakit Kabupaten/Kodya, Depkes RI Jakarta.
Dirjen Binkesmas, Depkes (2002), Gizi Seimbang Menuju Hidup Sehat bagi Balita,
Pedoman untuk Petugas Puskesmas, Depkes RI Jakarta.
Sunita Almatsier (2005), Prinsip Dasar Ilmu Gizi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai