(K E P)
Defenisi
Interaksi antara faktor-faktor keberadaan zat gizi (faktor penyebab), cadangan zat
gizi dalam tubuh, penyakit infeksi, infestasi cacing, aktifitas (faktor penjamu),
pantangan, cara pengolahan (faktor lingkungan) sangat penting dipertahankan
dalam keadaan seimbang dan optimal. Bila keseimbangan ini tidak terjaga maka
akan terjadi perubahan dalam tubuh, yakni terjadinya pemakaian cadangan zat
gizi yang tersimpan dalam tubuh.
Bila hal ini berlangsung lama maka berangsur-angsur cadangan tubuh akan
berkurang dan akhirnya akan habis. Maka untuk keperluan metabolisme dalam
mempertahankan metabolisme kehidupan sehari-hari, mulailah terjadi mobilisasi
zat-zat gizi yang berasal dari jaringan tubuh. Sebagai akibat hal tersebut, tubuh
akan mengalami penyusutan jaringan tubuh, kelainan metabolisme oleh karena
kekurangan zat-zat gizi, kelainan fungsional, dan akhirnya kerusakan organ tubuh
dengan segala keluhan, gejala-gejala dan tanda-tanda yang timbul sesuai dengan
jenis zat gizi yang menjadi pangkal penyebabnya, bila protein penyebabnya akan
terjadi kwasiorkor, bila energi penyebanya akan terjadi marasmus atau keduanya
sebagai penyebab akan terjadi marasmus kwasiorkor.
PATOFISIOLOGI…
Marasmus :
Perubahan mental (iritabel, atau apatis) jarang dijumpai
Diare sering disebabkan oleh makanan
Tak tampak lemak dibawah kulit, kulit kering, tampak
dehidrasi
Berat badan/umur sangat rendah (< 60 SD)
Nafsu makan baik
Tidak tampak perubahan warna kulit dan rambut
Tidak dijumpai pembesaran hati
Pemeriksaan lab : serum albumin normal atau kurang, Hb
jarang kurang
GEJALA KLINIS KWASHIORKOR
Marasmus Kwasiorkor :
Berat badan/umur sangat rendah ( < 60 SD)
Odem
Berat badan/tinggi sangat rendah
Gejala lain campuran antara gejala marasmus dan
gejala kwasiorkor
PENCEGAHAN
Mempertahankan status gizi anak yang sudah baik tetap baik dengan
menggiatkan kegiatan surveilance gizi di institusi kesehatan terdepan
(Puskesmas, Puskesmas Pembantu).
Mengurangi resiko untuk mendapat penyakit, mengkoreksi konsumsi
pangan bila ada yang kurang, penyuluhan pemberian makanan
pendamping ASI.
Memperbaiki/mengurangi efek penyakit infeksi yang sudah terjadi
supaya tidak menurunkan status gizi.
Merehabilitasi anak yang menderita KEP pada fase awal/BGM.
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam program keluarga
berencana.
Meningkatkan status ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan segala
sektor ekonomi masyarakat (pertanian, perdagangan, dan lain-lain).
DAFTAR RUJUKAN
Davidson S, S. Pasmore, R, Brock, J.F., A.S (1979), Human Nutrition and
Dietetics, 7th Ed, Churchill Livingstone, Edinburgh London and New York.
Barbara Lukee (1984), Principles Of Nutrition and Diet Therapy, Little
Brown and Company, Boston Toronto.
Gunung MPH, I Komang. Dr (1999), Perjalanan Alamiah Penyakit Gizi
Kurang, Lab. Gizi, Jurusan IKM, FK UNUD, Denpasar.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2000), Pedoman Tata
Laksana Kurang Energi Protein Pada Anak di Rumah Sakit
Kabupaten/Kodya, Depkes RI Jakarta.
Dirjen Binkesmas, Depkes (2002), Gizi Seimbang Menuju Hidup Sehat
bagi Balita, Pedoman untuk Petugas Puskesmas, Depkes RI Jakarta.
Sunita Almatsier (2005), Prinsip Dasar Ilmu Gizi, PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta