Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manusia membutuhkan makan untuk bertahan hidup. Selain untuk


bertahan hidup, makanan juga berfungsi memenuhi kebutuhan-kebutuhan tubuh
akan zat-zat seperti karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, dan zat-zat lain.
Namun, di zaman yang sudah modern ini justru banyak orang yang tidak dapat
memenuhi zat-zat tersebut.
Pada kali ini akan membahas secara khusus mengenai kekurangan kalori
protein. Protein yang berasal dari kata protos atau proteos yang berarti pertama
atau utama. Protein berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan
pertumbuhan tubuh. Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari
hewan dan tumbuhan. Jika kita tidak mendapat asupan protein yang cukup dari
makanan tersebut, maka kita akan mengalami kondisi malnutrisi energi protein.
Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status
gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi
yang digunakan secara efisien sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik,
perkembangan otak, kemampuan kerja, dan kesehatan secara umum pada tingkat
setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan
satu atau lebih zat-zat gizi esensial.
Beragam masalah malnutrisi banyak ditemukan pada anak-anak. Secara
umum, kurang gizi adalah salah satu istilah dari penyakit KKP, yaitu penyakit
yang diakibatkan kekurangan energi dan protein. KKP dapat juga diartikan
sebagai keadaan kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan
protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan
Gizi (AKG). Bergantung pada derajat kekurangan energi protein yang terjadi,
maka manifestasi penyakitnya pun berbeda-beda. Penyakit KKP ringan sering
diistilahkan dengan kurang gizi.
Penyakit ini paling banyak menyerang anak balita, terutama di negara-
negara berkembang. Gejala kurang gizi ringan relative tidak jelas, hanya terlihat
bahwa berat badan anak tersebut lebih rendah dibanding anak seusianya. Kira-kira
berat badannya hanya sekitar 60% sampai 80% dari berat badan ideal.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian KKP ?
2. Apa saja Etiologi KKP ?
3. Bagaimana patofisiologi KKP ?
4. Apa saja Manifestasi Klinis KKP ?
5. Bagaimana pemeriksaan diagnosik KKP ?
6. Apa saja komplikasi pada klien KKP ?
7. Bagaimana penatalaksanaan pada klien KKP ?
8. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada klien KKP ?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami Asuhan Keperawatan pada klien KKP

2. Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat melakukan :
1). Pengkajian yang tepat pada pasien dengan KKP
2). Diagnosa yang tepat pada pasien dengan KKP
3). Perencanaan yang tepat pada pasien dengan KKP
4). Implementasi yang tepat pada pasien dengan KKP
5). Evaluasi yang tepat pada pasien dengan KKP
BAB II

PEMBAHASAN

A. TINJAUAN TEORI
2.1. Pengertian KKP (Kekurangan Kalori Protein)

Nama internasional KKP yaitu Calori Protein Malnutrition atau CPM


adalah suatu penyakit difisiensi gizi dari keadaan ringan sampai berat, disebut
juga Protein Energi Malnutrisi ( PEM ). Kekurangan kalori protein adalah
defisiensi gizi terjadi pada anak yang kurang mendapat masukan makanan
yang cukup bergizi, atau asupan kalori dan protein kurang dalam waktu yang
cukup lama (Ngastiyah, 1997).

Kurang kalori protein (KKP) adalah suatu penyakit gangguan gizi


yang dikarenakan adanya defisiensi kalori dan protein dengan tekanan yang
bervariasi pada defisiensi protein maupun energi (Sediatoema, 1999).
Kekurangan kalori protein diklasifikasi menjadi dua berdasarkan berat
tidaknya yaitu KKP ringan atau sedang disebut juga sebagai gizi kurang
(under nutrition) ditandai oleh adanya hambatan pertumbuhan dan KKP yang
meliputi kwasiorkor, marasmus dan kwashiorkor marasmus. Malnutrisi kalori
protein adalah tidak adekuatnya intake protein dan kalori yang dibutuhkan
oleh tubuh. (Suriadi dan Rita Yuliani, 2001).

Kurang energi protein adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan


rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari – hari sehingga
tidak memenuhi angka kebutuhan gizi (AKG). (Arief Mansjoer, 2000).

2.2. Etiologi
Etiologi malnutrisi dapat primer, yaitu apabila kebutuhan individu
yang sehat akan protein, kalori atau keduanya, tidak dipenuhi oleh makanan
yang adekuat, atau sekunder, akibat adanya penyakit yang menyebabkan
asupan sub optimal, gangguan penyerapan dan pemakaian nutrien, dan/atau
peningkatan kebutuhan karena terjadinya hilangnya nutrien atau keadaan
stres. Kekurangan kalori protein merupakan penyakit energi terpenting di
negara yang sedang berkembang dan salah satu penyebab utama morbilitas
dan mortalitas pada masa kanak – kanak diseluruh dunia. (Rudolph, 2006).
Penyebab langsung dari KKP adalah defisiensi kalori protein dengan
berbagai tekanan, sehingga terjadi spektrum gejala-gejala dengan berbagai
nuansa dan melahirkan klasifikasi klinik (kwashiorkor, marasmus, marasmus
kwashiorkor). Penyebab tak langsung dari KKP sangat banyak sehingga
penyakit ini disebut sebagai penyakit dengan multifactoral.
Berikut ini merupakan sistem holistik penyebab multifactoral menuju ke arah
terjadinya KKP :
1. Ekonomi negara rendah
2. Pendidikan umum kurang
3. Produksi bahan pangan rendah
4. Hygiene rendah
5. Pekerjaan rendah
6. Pasca panen kurang baik
7. Sistem perdagangan dan distribusi tidak lancar
8. Persediaan pangan kurang
9. Penyakit infeksi dan investasi cacing
10. Konsumsi kurang
11. Absorpsi terganggu
12. Utilisasi terganggu
13. K K P
14. Pengetahuan gizi kurang
15. Anak terlalu banyak
2.3. Patofisiologi
Penyakit malnutrisi dengan kekurangan energy-protein atau tidak
mencukupinya makanan bagi tubuh sering kali dikenal dengan marasmus dan
kwashiorkor
Kwashiorkor adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan
protein baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Kekurangan protein
dalam makanan akan mengakibatkan kekurangan asam amino essensial dalam
serum yang diperlukan untuk sintesis dan metabolisme terutama sebagai
pertumbuhan dan perbaikan sel, makin ber kurangnya asam amino dalam
serum menyebabkan berkurangnya produksi albumin oleh hati. Kulit akan
tampak bersisik dan kering karena depigmentasi. Anak dapat mengalami
gangguan pada mata karena kekurangan vitamin A. Kekurangan mineral
khususnya besi, kalsium dan seng. Edema yang terjadi karena
hipoproteinemia yang mana cairan akan berpindah dari intravascular
kompartemen ke rongga interstisial yang kemudian menimbulkan ascites.
Gangguan gastrointestinal seperti adanya perlemakan pada hati dan atropi
pada sel acini pancreas.
Marasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan
kalori dan protein. Pada marasmus ditandai dengan atropi jaringan, terutama
lapisan subkutan dan badan tampak kurus seperti orang tua. Pada marasmus
metabolisme lemak kurang terganggu dari pada kwashiorkor, sehingga
kekurangan vitamin biasanya minimal atau tidak ada. Pada marasmus tidak
ditemukan edema akibat dari hipoalbuminemia dan atau retensi sodium.
Pemenuhan kebutuhan dalam tubuh masih dapat dipenuhi dengan adanya
cadangan protein sebagai sumber energi.
Pathway

2.4. Manifetasi Klinis


Pada klien Kwashiorkor
 Muka sembab
 Edema
 Lethargi
 Jaringan otot mengecil
 Jaringan subkutan tipis dan lembut
 Warna rambut pirang atau seperti rambut jagung
 Kulit kering dan bersisik
 Alopecia
 Anorexia
 Gagal dalam Tumbuh kembang
 Tampak anemia

Pada klien Marasmus

 Badan kurus kering


 Tampak seperti orang tua
 Lethargi
 Kulit berkeriput
 Ubun-ubun cekung pada bayi
 Jaringan subkutan hilang
 Turgor kulit jelek
 Malaise
 Apatis
 Kelaparan

2.5 Tanda dan gejala

A. KKP Ringan
a). Pertumbuhan linear terganggu
b). Peningkatan berat badan berkurang, terhenti, bahkan turun
c). Ukuran lingkar lengan atas menurun
d). Maturasi tulang terlambat
e). Ratio berat terhadap tinggi normal atau cenderung menurun
f). Anemia ringan atau pucat
g). Aktifitas berkurang
h). Kelainan kulit (kering, kusam)
i). Rambut kemerahan
B. KKP Berat
a). Gangguan pertumbuhan
b). Mudah sakit
c). Kurang cerdas
d). Jika berkelanjutan menimbulkan kematian
2.6 Komplikasi

1. Kwashiorkor
 Diare
 Infeksi
 Anemia
 Gangguan tumbuh kembang
 Hipokalemi
 Hipernatremi
2. Marasmus
 Infeksi
 Tuberculosis
 Parasitosis
 Disentri
 Malnutrisi kronik
 Gangguan tumbuh kembang

2.7 Penatalaksanaan medis

1. Prinsip diet

Meningkat keadaan gizi pasien secara bertahap, dengan memberikan diet


atau makanan tinggi protein,tinggi kalori dan tinggi vitamin dan mineral

2. Syarat diet
a, Energi dan protein kondisi pasien dan secara bertahap, pemberian
energy
sekitar 100-200 kalori / kg/ bb.
b. Vitamin dan mineral
Bila memungkinkan didalam makanan anak, ditambah vitamin A,B
complexs,
vitamin C dan Fe
c. Mudah dicerna dan tidak merangsang
d. Porsi kecil dan sering
e. Dapatditerima pasien
Variasi rasa dan warna perlu diperhatikan serta dihidangkan dalam
keadaan hangat

2.8 Pemeriksaan Diagnostik

 Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan laboratorium, albumin, creatinine, dan nitrogen. Elektrolit,
Hb, Ht, transferin.

B. Konsep dasar asuhan keperawatan pada anak dengan Marasmus dan


Kwashiorkor
1. Pengkajian
a. Identitas pasien:
Nama, alamat, umur, jemis kelamin, alamat dst. Indentitas penanggung
jawab
b. Keluhan utama Kwashiorkor: ibu mengatakan anaknya mengalami
bengkak
pada kaki dan tangan, kondisi lemah dan tidak mau maka, BB menurun
dll.Ø
Marasmus : ibu pasien mengatakan anaknya rewel, tidak mau makan,
badan
kelihatan kurus dll.
c. Riwayat kesehatan;

1) Riwayat penyakit sekarang

a) Kapan keluhan mulai dirasakan

b) Kejadian sudah berapa lama.

c) Apakah ada penurunan BB d


) Bagaimanan nafsu makan psien

e) Bagaimana pola makannya

f) Apakah pernah mendapat pengobatan, dimanan, oleh siapa, kapan,


jenis obatnya.

2) Pola penyakit dahulu

a) Apakah dulu pasien dulu pernah menderita penyakit seperti sekarang.

3) Riwayat penyakit keluarga

a) Apakah anggota keluarga pasien pernah menderita penyakit yang


berhubungan dengan kekurangan gizi atau kurang protein.

4) Riwayat penyakit sosial

a) Anggapan salah satu jenis makanan tertentu.

b) Apakah kebutuhan pasien tepenuhi.

c) Bagaimanan lingkungan tempat tinggal pasien

d) Bagaimana keadaan sosial ekonomi keluarga.

e. Riwayat spiritual

f) Adanya kepercayaan yang melarang makanan tertentu

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis yang mungkin dapat ditemukan pada anak dengan
Marasmus, yaitu:

a. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan malnutrisi energi protein

b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diare


c. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan gangguan nutrisi/status
penurunan metabolik

Diagnosa yang mungkin dapat ditemukan pada anak dengan


Kwarshiorkor adalah:

a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kondisi yang


mempengaruhi masukan nutrisi atau peningkatan kebutuhan nutrisi.
b. Perubahan volume cairan (fluktuasi) b.d ketidakmampuan mencerna
cairan.
c. Gangguan integritas kulit b.d gangguan nutrisi/status metabolic.
3. Rencana Keperawatan
 Pada anak dengan marasmus
a. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan malnutrisi energi protein.
 Tujuan: Pemenuhan nutrisi adekuat.
 Kriteria Hasil: Peningkatan pemenuhan nutrisi secara oral.
No. Intervensi Rasional
Mengetahui riwayat diit pasien
1
Kaji riwayat diet pasien sebelumnya yang menyebabkan pasien
menderita marasmus

Mengukur dan mencatat BB pasien BB menggambarkan status gizi pasien


2
dan dapat dijadikan sebagai data dasar.
Anjurkan orang tua atau anggota Menyuapi anak atau ada disaat anak
3 keluarga lain untuk menyuapi anak makan dapat membantu anak untuk
atau ada disaatmakan makan lebih banyak

Minta anak makan dimeja dalam


Waktu makan yang menyenangkan dapat
4 kelompok dan buat waktu makan
meningkatkan nafsu makan anak
menjadi menyenangkan
5 Gunakan alat makan yang menarik Alat makan yang menarik (lucu,
(lucu, bergambar) bergambar) dapat meningkatkan nafsu
makan anak
6 Sajikan makan sedikit tapi sering Mengurangi rasa mual dan muntah

Memberikan makanan tinggi TKTP Nutrisi yang bekalori dan berprotein


7
dapat mengembalikan fungsi tubuh.
Mempertahankan kebersihan mulut
8 Untuk mencegah komplikasi noma
dan gigi
Memberi makan lewat parenteral (D Mengganti zat-zat makanan secara cepat
9 5%) melalui parenteral

Kolaborasi dengan ahli gizi dapat


Kolaborasi dengan ahli gizi dalam
10 membantu mengetahui jenis makan apa
pemberian diit pasien
yang baik untuk pasien
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diare.
 Tujuan: Kekurangan volume cairan dapat teratasi
 Kriteria Hasil: Mukosa bibir lembab, tidak terjadi peningkatan
suhu, turgor kulit baik

No. Intervensi Rasional

1 Monitor tanda-tanda vital dan tanda- Mengatasi dengan cepat jika


tanda dehidrasi terjadi dehidrasi pada pasein

2 Monitor jumlah dan tipe masukan Memonitor jumlah dan tipe


cairan masukan cairan untuk mengetahui
efektivitas dari terapi yang telah
diberikan

3 Mengobservasi input dan output tiap Mengetahui balance intake dan


6 jam output cairan pasien yang
menggambarkan keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh pasien

4 Kolaborasi pemberian cairan IVFD Menunjang kebutuhan cairan


pasien

c. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan penurunan status


metabolik.
 Tujuan: Tidak terjadi gangguan integritas kulit
 Kriteria Hasil: Kulit tidak kering, tidak bersisik, dan elastisitas
normal

No. Intervensi Rasional

1 Monitor adanya kemerahan, pucat, Mengetahui adanya tanda-tanda


dan ikterik gangguan integritas kulit pada
pasien

2 Anjurkan pasien untuk mandi 2 x Menjaga kebersihan tubuh pasien


sehari dan gunakan lotion setelah dan kelembaban kulit pasien
mandi

3 Massage kulit pada tempat-tempat Meminimalkan terjadinya luka


penonjolan tulang dekubitus pada pasien

4 Mengganti posisi pasien ketika Meminimalkan terjadinya luka


berbaring sesering mungkin dekubitus pada pasien
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
KKP merupakan masalah gizi utama di indonesia. KKP disebabkan
karenadefisiensi makro nutrion ( zat gizi makro ). Meski pun saat ini terjadi
masalahdengan defisiensi macro nutrion namun di beberapa daerah di
prevalensi kepmasih tinggi sehingga memerlukan penanganan yang intensif
dalam penurunan prevalensi.Kurang kalori protein akan terjadi manakala
kebutuhan tubuh akan
kalori, protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh diet. Dalam keadaan kekura
nganmakanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup
denganmemenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh
untukmempergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang
sangat penting untuk mempertahankan kehidupan,
karbohidrat (glukosa) dapat dipakaioleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan
bakar.

b. Saran
Penulis sadar dan mengakuinya, masih banyak kesalahan dankekurangan
yang harus ditutupi. Oleh karena itu penulis dengan lapang dadamenerima
kritik dan saran dari para pembaca guna dan tujuan untukmemperbaiki dan
melengkapi apa yang kurang dalam makalah kami ini.Kebenaran dan
keshahihan hanya milik Allah dan Rasul-Nya, kesilapan dankekhilafan itu
semua datang dari kami yang sedang belajar ini
DAFTAR PUSTAKA

Irianto, Kus dan Kusno Waluyo. 2004. Gizi dan Pola Hidup Sehat.Bandung :
Yrama Widya. Tim Penyusun Pusat Kamus. 2007. Kamus BesarBahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka2.
Depkes RI. (1999). Rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesiasehat
2010. Jakarta.

Nuuhsan Lubis an Arlina Mursada. 2002. Penatalaksanaan Busung


Laparpada Balita. Jakarta : EGC.4.

Kemenkes Ri. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta:


BalitbangKemenkes Ri135.

Rani, A. A., Jacobus, A., 2011. Buku Ajar Gastroenterologi, In: Ilmu
PenyakitDalam FKUI. 1st ed. Jakarta Pusat: Interna Publishing.
55-65. 136.

Arisman. 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.180-
195.137.

Nelson. 2000. Ilmu kesehatan Anak ,volume 2 Edisi 15. EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai