PENDAHULUAN
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat melakukan :
1). Pengkajian yang tepat pada pasien dengan KKP
2). Diagnosa yang tepat pada pasien dengan KKP
3). Perencanaan yang tepat pada pasien dengan KKP
4). Implementasi yang tepat pada pasien dengan KKP
5). Evaluasi yang tepat pada pasien dengan KKP
BAB II
PEMBAHASAN
A. TINJAUAN TEORI
2.1. Pengertian KKP (Kekurangan Kalori Protein)
2.2. Etiologi
Etiologi malnutrisi dapat primer, yaitu apabila kebutuhan individu
yang sehat akan protein, kalori atau keduanya, tidak dipenuhi oleh makanan
yang adekuat, atau sekunder, akibat adanya penyakit yang menyebabkan
asupan sub optimal, gangguan penyerapan dan pemakaian nutrien, dan/atau
peningkatan kebutuhan karena terjadinya hilangnya nutrien atau keadaan
stres. Kekurangan kalori protein merupakan penyakit energi terpenting di
negara yang sedang berkembang dan salah satu penyebab utama morbilitas
dan mortalitas pada masa kanak – kanak diseluruh dunia. (Rudolph, 2006).
Penyebab langsung dari KKP adalah defisiensi kalori protein dengan
berbagai tekanan, sehingga terjadi spektrum gejala-gejala dengan berbagai
nuansa dan melahirkan klasifikasi klinik (kwashiorkor, marasmus, marasmus
kwashiorkor). Penyebab tak langsung dari KKP sangat banyak sehingga
penyakit ini disebut sebagai penyakit dengan multifactoral.
Berikut ini merupakan sistem holistik penyebab multifactoral menuju ke arah
terjadinya KKP :
1. Ekonomi negara rendah
2. Pendidikan umum kurang
3. Produksi bahan pangan rendah
4. Hygiene rendah
5. Pekerjaan rendah
6. Pasca panen kurang baik
7. Sistem perdagangan dan distribusi tidak lancar
8. Persediaan pangan kurang
9. Penyakit infeksi dan investasi cacing
10. Konsumsi kurang
11. Absorpsi terganggu
12. Utilisasi terganggu
13. K K P
14. Pengetahuan gizi kurang
15. Anak terlalu banyak
2.3. Patofisiologi
Penyakit malnutrisi dengan kekurangan energy-protein atau tidak
mencukupinya makanan bagi tubuh sering kali dikenal dengan marasmus dan
kwashiorkor
Kwashiorkor adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan
protein baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Kekurangan protein
dalam makanan akan mengakibatkan kekurangan asam amino essensial dalam
serum yang diperlukan untuk sintesis dan metabolisme terutama sebagai
pertumbuhan dan perbaikan sel, makin ber kurangnya asam amino dalam
serum menyebabkan berkurangnya produksi albumin oleh hati. Kulit akan
tampak bersisik dan kering karena depigmentasi. Anak dapat mengalami
gangguan pada mata karena kekurangan vitamin A. Kekurangan mineral
khususnya besi, kalsium dan seng. Edema yang terjadi karena
hipoproteinemia yang mana cairan akan berpindah dari intravascular
kompartemen ke rongga interstisial yang kemudian menimbulkan ascites.
Gangguan gastrointestinal seperti adanya perlemakan pada hati dan atropi
pada sel acini pancreas.
Marasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan
kalori dan protein. Pada marasmus ditandai dengan atropi jaringan, terutama
lapisan subkutan dan badan tampak kurus seperti orang tua. Pada marasmus
metabolisme lemak kurang terganggu dari pada kwashiorkor, sehingga
kekurangan vitamin biasanya minimal atau tidak ada. Pada marasmus tidak
ditemukan edema akibat dari hipoalbuminemia dan atau retensi sodium.
Pemenuhan kebutuhan dalam tubuh masih dapat dipenuhi dengan adanya
cadangan protein sebagai sumber energi.
Pathway
A. KKP Ringan
a). Pertumbuhan linear terganggu
b). Peningkatan berat badan berkurang, terhenti, bahkan turun
c). Ukuran lingkar lengan atas menurun
d). Maturasi tulang terlambat
e). Ratio berat terhadap tinggi normal atau cenderung menurun
f). Anemia ringan atau pucat
g). Aktifitas berkurang
h). Kelainan kulit (kering, kusam)
i). Rambut kemerahan
B. KKP Berat
a). Gangguan pertumbuhan
b). Mudah sakit
c). Kurang cerdas
d). Jika berkelanjutan menimbulkan kematian
2.6 Komplikasi
1. Kwashiorkor
Diare
Infeksi
Anemia
Gangguan tumbuh kembang
Hipokalemi
Hipernatremi
2. Marasmus
Infeksi
Tuberculosis
Parasitosis
Disentri
Malnutrisi kronik
Gangguan tumbuh kembang
1. Prinsip diet
2. Syarat diet
a, Energi dan protein kondisi pasien dan secara bertahap, pemberian
energy
sekitar 100-200 kalori / kg/ bb.
b. Vitamin dan mineral
Bila memungkinkan didalam makanan anak, ditambah vitamin A,B
complexs,
vitamin C dan Fe
c. Mudah dicerna dan tidak merangsang
d. Porsi kecil dan sering
e. Dapatditerima pasien
Variasi rasa dan warna perlu diperhatikan serta dihidangkan dalam
keadaan hangat
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan laboratorium, albumin, creatinine, dan nitrogen. Elektrolit,
Hb, Ht, transferin.
e. Riwayat spiritual
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis yang mungkin dapat ditemukan pada anak dengan
Marasmus, yaitu:
a. Kesimpulan
KKP merupakan masalah gizi utama di indonesia. KKP disebabkan
karenadefisiensi makro nutrion ( zat gizi makro ). Meski pun saat ini terjadi
masalahdengan defisiensi macro nutrion namun di beberapa daerah di
prevalensi kepmasih tinggi sehingga memerlukan penanganan yang intensif
dalam penurunan prevalensi.Kurang kalori protein akan terjadi manakala
kebutuhan tubuh akan
kalori, protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh diet. Dalam keadaan kekura
nganmakanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup
denganmemenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh
untukmempergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang
sangat penting untuk mempertahankan kehidupan,
karbohidrat (glukosa) dapat dipakaioleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan
bakar.
b. Saran
Penulis sadar dan mengakuinya, masih banyak kesalahan dankekurangan
yang harus ditutupi. Oleh karena itu penulis dengan lapang dadamenerima
kritik dan saran dari para pembaca guna dan tujuan untukmemperbaiki dan
melengkapi apa yang kurang dalam makalah kami ini.Kebenaran dan
keshahihan hanya milik Allah dan Rasul-Nya, kesilapan dankekhilafan itu
semua datang dari kami yang sedang belajar ini
DAFTAR PUSTAKA
Irianto, Kus dan Kusno Waluyo. 2004. Gizi dan Pola Hidup Sehat.Bandung :
Yrama Widya. Tim Penyusun Pusat Kamus. 2007. Kamus BesarBahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka2.
Depkes RI. (1999). Rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesiasehat
2010. Jakarta.
Rani, A. A., Jacobus, A., 2011. Buku Ajar Gastroenterologi, In: Ilmu
PenyakitDalam FKUI. 1st ed. Jakarta Pusat: Interna Publishing.
55-65. 136.
Arisman. 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.180-
195.137.
Nelson. 2000. Ilmu kesehatan Anak ,volume 2 Edisi 15. EGC. Jakarta