PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui penyakit apa saja yang timbul
ketika tubuh mengalami Kekurangan Energi Protein (KEP), salah satunya
yaitu Kwasiorkor
b. Tujuan khusus
1. Mampu mengetahui apa itu malnutrisi
2. Memahami apa yang dimaksud dengan Kekurangan Energi Protein
3. Mengetahui Etiologi Kekurangan Energi Protein
4. Mengetahui factor-faktor apa sajakah yang dapat mempengaruhi
Kekurangan Energi Protein
5. Mengetahui Klasifikasi Status Gizi
1.4. Manfaat
Dapat menambaha ilmu pengetahuan berhubungan dengan gizi buruk
dan dapat menerapkannya pada proses asuhan keperawatan.
BAB II
TINJAU PUSTAKA
a. Marasmus
Marasmus terjadi karena pengambilan energi yang tidak cukup. Pada
penderita yang menderita marasmus, pertumbuhannya akan berkurang atau
terhenti, sering berjaga pada waktu malam, mengalami konstipasi atau diare.
Diare pada penderita marasmus akan terlihat berupa bercak hijau tua yang
terdiri dari sedikit lendir dan sedikit tinja.
Gangguan pada kulit adalah tugor kulit akan menghilang dan penderita
terlihat keriput. Apabila gejala bertambah berat lemak pada bagian pipi akan
menghilang dan penderita terlihat seperti wajah seorang tua. Vena
superfisialis akan terlihat jelas, ubun-ubun besar cekung, tulang pipi dan
dagu menonjol dan mata tampak besar dan dalam. Perut tampak membuncit
atau cekung dengan gambaran usus yang jelas dan tampak atropi (Hassan et
al, 2005).
a. Kwashiorkor
1. Adanya edema diseluruh tubuh terutama kaki, tangan atau anggota
badan lain
2. Wajah membulat dan sembab
3. Pandangan mata sayu
4. Rambut tipis, kemerahan seperti rambut jagung.
5. Perubahan status mental: cengeng, rewel
6. Pembesaran hati
7. Otot mengecil
8. Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang melurus
9. Diare
10. Anemia
b. Marasmus
1. Tampak sangat kurus
2. Wajah seperti orang tua
3. Cengeng
4. Kulit keriput
5. Perut cekung
6. Tekanan darah, detak jantung dan pernafasan berkurang
c. Marasmus-kwashiorkor
Gambaran klinik merupakan campuran dari beberapa gejala klinik
kwashiorkor dan marasmus,disertai dengan edema yang tidak mencolok
(Depkes, 2001)
Indeks TB/U
Indeks BB/TB
a. Antara -2SD sampai +2SD tidak memiliki atau beresiko paling ringan untuk
menderita masalah kesehatan
b. Antara -2SD sampai -3SD atau antara +2SD sampai +3SD memiliki resiko
cukup tinggi untuk menderita masalah kesehatan
c. Di bawah -3SD atau di atas +2SD memiliki resiko tinggi untuk menderita
masalah kesehatan.
2.5. Factor-faktor yang mempengaruhi KEP (Kekuranagan Energi Protein)
Ada tiga penyebab terjadinya KEP pada balita, yaitu penyebab langsung,
tidak langsung, dan penyebab mendasar. Yang termasuk kedalam penyebab
langsung antara lain ketidakcukupan konsumsi makanan, penyakit infeksi.
Penyebab tidak langsung antara lain adalah kurangnya pengetahuan ibu tentang
kesehatan, kondisi social ekonomi yang rendah, ketersediaan pangan ditingkat
keluarga tidak mencukupi, besarnya anggota keluarga, pola konsumsi keluarga
yang kurang baik, pola distribusi pangan yang tidak merata, serta fasilitas
pelayanan kesehatan yang sulit dijangkau. Sedangkan penyebab mendasar yang
paling penting menjadi penyebab KEP adalah rendahnya pengetahuan ibu dan
rendahnya pendidikan ibu.( Depkes RI, 1997)
Menuru Unicef (1998), kurang gizi disebabkan oleh beberapa factor
penyebab yaitu penyebab langsung, tidak langsung, pokok masalah dimasyarakat
dan penyebab dasar. Factor penyebab langsung timbulnya masalah gizi adalah
penyakit infeksi dan asupan makanan yang tidak seimbang. Factor penyebab
tidak langsung adalah tidak cukupnya persediaan pangan dalam rumah tangga,
pola asuhan anak yang tidak memadai, sanitasi/air bersih dan pelayanan
kesehatan dasar kesehatan yang tidak memadai juga rendahnya tingkat
pendidikan, pengetahuan dan keterampilan orang tua. Pokok masalah timbulnya
kurang gizi dimasyarakat adalah kurangnya pemberdayaan wanita dan keluarga,
kurangnya pemanfaatan sumber daya masyarakat, pengangguran, inflasi, kurang
pangan dan kemiskinan. Sedangkan yang menjadi akarnya masalah krisis
ekonomi, politik dan social.
Gamabar 2.3
a. Infeksi
Penyebab infeksi sangat erat kaitannya dengan status gizi yang rendah.
Hal ini dapat dijelaskan melalui mekanisme pertahanan tubuh yaitu pada
balita KEP terjadi kekurangan masukan energy dan protein kedalam tubuh
sehingga kemampuan tubuh untuk membentuk protein baru berkurang, hal ini
kemudian menyebabkan pembentukan kekebalan tubuh seluler terganggu,
sehingga tubuh menderita rawan serangan infeksi (Jellife, 1987)
Status gizi anak balita sendiri dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu : jumlah
pangan yang dikonsumsi dan keadaan kesehatan yang bersangkutan.
Kekurangan konsumsi pangan khususnya energy dan protein dalam jangka
waktu tertentu akan menyebabkan berat badan anak yang bersangkutan
menurun sehingga daya tahan tubuh menurun dan mudah terkena penyakit
infeksi( Latinulu, 2000)
Beberapa penyakit infeksi yang sangat erat katannya dengan
kekurangan gizi pada anak salah satunya yaitu diare. Diare yang berat dan
terjadi berulang-ulang akan menyebabkan seorang anak akan menderita KEP
dan hal ini bisa berakibat terhadap tingginya hambatan pertumbuhan,
tingginya morbiditas dan mortalitas KEP dengan diare merupakan hubungan
dua arah yang mengarah pada status gizi yang semakin buruk (Depkes, 2000)
Selain diare, peran ISPA dan demam dalam penurun status gizi cukup
berperan besar. Kekurangan gizi sangat erat kaitannya dengan kurangnya
asupan makan tambahan akan semakin memburuk dengan adanya serangan
penyakit. Selain itu juga disertai oleh turunnya nafsu makan sehingga
konsumsi makanan anak menurun, padahal kebutuhan anak akan zat gizi
sewaktu sakit justru meningkat (Utomo, 1998)
4.1. Kesimpulan
Dari hasil analisa yang kami lakukan bahwa penyakit kwashiorkor di
sebabkan oleh Penipisan antioksidan dan dari jurnal tersebut di jelaskan bahwa
penderitakwashiorkos harus melakukan diet dengan makanan yang mengandung
makana kaya akan antioksidan.
4.2. Saran
Jika memang demikian selain factor makanan kemiskinan juga dapat
menyebabkan hal ini terjadi karena adanya kemiskinan maka masyarakat tidak
dapat memenuhi kebutuhan antioksidanya, atau kebutuhan gizinya.
DATAR PUSTAKA