Disusun Oleh
Kelompok 3:
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas kelompok
pada mata kuliah Penyelenggaraan Gizi dan Rumah Sakit dengan judul “Studi Kasus NCP”.
Pada kesempatan ini, penulis sampaikan terima kasih kepada ibu Stefania Widya
Setyaningtyas, S.Gz., M.PH selaku dosen pengampu yang telah menyampaikan perkuliahan
dengan sangat baik hingga terciptanya makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan, serta menjadi acuan dan pedoman bagi para
pembaca.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan,
baik pada teknis maupun materi dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan untuk tugas yang
akan datang.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iii
BAB I..................................................................................................................................1
1.2 Tujuan..........................................................................................................................3
3.1 Kesimpulan................................................................................................................16
3.2 Saran..........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Nutrition Care Process (NCP) atau Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) adalah
suatu proses terstandar dengan menggunakan bahasa terminologi baku atau
profesional khusus untuk profesi dibidang gizi yang dikembangkan pertama kali pada
tahun 2003 oleh American Dietetic Association (ADA). Proses asuhan gizi terstandar ini
diberikan secara individual karena pasien dengan diagnosis medis sama belum tentu
mempunyai risiko atau masalah gizi yang sama. Rancangan diet, edukasi dan konseling
yang tepat sesuai dengan masalah dan kebutuhan gizi klien yang terdokumentasi
merupakan bentuk pelayanan yang berkualitas dari asuhan gizi. Kualitas diukur dengan
tingkat keberhasilan atau hasil akhir intervensi dan kepatuhan melaksanakan proses
asuhan yang berlaku.
Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) terdiri dari 4 langkah sistematis, mulai
dari pengkajian gizi (Nutrition Assessment), diagnosis gizi (Nutrition Diagnosis),
intervensi gizi (Nutrition Intervention), dan monitoring dan evaluasi gizi (Nutrition
Monitoring and Evaluation) (Supramadja dkk, 2011).
1
indikator asuhan gizi terukur untuk menunjukkan keberhasilan penanganan asuhan gizi
dan perlu pendokumentasian semua tahapan proses asuhan gizi.
Bahasa baku atau terminologi asuhan gizi mengacu pada the International
Dietetics and Nutrition Terminology (IDNT) Reference Manual: Standardized Language
for the Nutrition Care Process yang disusun oleh American Dietetic Association sebagai
bahasa internasional dalam dietetik. Keseragaman bahasa dalam praktik dietetik
diperlukan untuk memfasilitasi komunikasi, persamaan persepsi, mengamati dan
mengukur hasil akhir serta kontinuitas pelayanan (rujukan) bahkan berperan juga
sebagai identitas profesi di bidang dietetik.
NCP merupakan kerangka kerja untuk membantu seorang ahli gizi agat dapat
berfikir sistematis dan kritis sebelum mengambil keputusan terhadap intervensi apa
yang akan diberikan kepada pasien atau klien. Dalam NCP terdapat care process, artinya
ada suatu proses, tahapan, atau alur yang teorganisir yang mengatur bagaimana
seharusnya ahli gizi berfikir. NCP terus mengalami perubahan hingga saat ini untuk
menyesuaikan kebutuhan terminologi terhadap masalah masalah gizi yang ditemukan.
Tujuan akhir dari NCP atau PAGT adalah untuk memastikan klien atau pasien
mendapatkan kualitas perawatan yang baik , mendapatkan intervensi yang sesuai
dengan permasalahan yang ada dan dapat menyelesaikan hingga akar permasalahan.
NCP diperlukan beberapa keahlian meliputi berfikir kritis, dapat mengintegrasikan
fakta, harus dapat menginformasikan pendapat, aktif mendengarkan dan
mengobservasi.
Salah satu masalah gizi yaitu obesitas adalah keadaan akumulasi lemak yang
abnormal atau berlebih pada jaringan adiposa yang dapat mengganggu kesehatan.
Obesitas juga merupakan akibat dari ketidakseimbangan pemasukan energi dan
pengeluaran energi. Standar Antropometri Anak digunakan untuk menilai atau
menentukan status gizi anak. Penilaian status gizi anak dilakukan dengan
membandingkan hasil pengukuran berat badan dan panjang/tinggi badan dengan
standar antropometri anak. Klasifikasi penilaian status gizi berdasarkan Indeks
antropometri sesuai dengan kategori status gizi pada WHO Child Growth Standards
untuk anak usia 0-5 tahun dan The WHO Reference 2007 untuk anak 5-18 tahun,
2
seseorang dikatakan obesitas apabila memiliki ambang batas (z score) > +2SD.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, kami melakukan analisa lebih lanjut
mengenai studi kasus nutrition care process yang berkaitan dengan obesitas.
1.2 Tujuan
a) Menentukan assesment atau pengkajian gizi berdasarkan studi kasus yang ada.
b) Menyusun diagnosis gizi berdasarkan permasalahan yang ditemukan dalam
assessment gizi.
c) Menyusun tujuan intervensi berdasarkan problem pada diagnosa gizi.
d) Menyusun strategi intervensi yang sesuai dengan akar masalah gizi serta menyusun
preskripsi gizi.
e) Menentukan indikator monev berdasarkan diagnosa dan intervensi gizi.
f) Menentukan cara pengukuran indikator monev serta menentukan jangka waktu
monitoring.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Studi Kasus 3
An. K, usia 10 tahun, dibawa oleh orang tuanya ke ahli gizi untuk menurunkan berat badan.
Hasil pengukuran antropometri BB = 40 kg dan TB = 125 cm. Dari wawancara, diketahui
frekuensi makan utama 3-4x sehari, snack 2-3x sehari. Px mengkonsumsi susu 2 kali sehari,
jenis susu yang dikonsumsi adalah susu kental manis, 1 gelas susu dibuat dari lebih kurang 5
sdm susu kental manis tanpa gula. Selain susu, px juga rutin minum teh manis setiap pagi.
Menurut pengakuan ibu, teh manis yang biasa dikonsumsi px dibuat dengan gula sebanyak 3
sdm penuh, 1 kantong teh, dan 225 ml air panas. Di sekolah, px selalu mengkonsumsi
jajanan seperti soda, gorengan, susu uht, cilok, dan mie instan. Makanan kesukaan px
adalah ayam goreng cepat saji, px mau mengkonsumsi buah, tetapi buah jarang tersedia
dirumah. Px juga mau mengkonsumsi sayur, tetapi hanya jenis-jenis tertentu, yaitu wortel
dan bayam. Sehari-hari makanan disiapkan oleh ibu, tetapi px mengambil sendiri
makanannya.
➔ BB = 40 kg
➔ TB = 125 Cm
➔ Frekuensi makan utama 3-4x sehari
➔ Snack 2-3x sehari
➔ Konsumsi susu 2x sehari (susu kental manis, 1 gelas susu ± 5 sdm tanpa gula)
➔ Minum teh setiap pagi, gula sebanyak 3 sdm, 1 kantong teh, dan 225 ml air panas
➔ Jajanan soda, gorengan, susu uht, cilok dan mie instant
➔ Makanan kesukaan ayam goreng cepat saji
➔ Mau mengonsumsi buah, tapi buah jarang disediakan di rumah
➔ Mau mengonsumsi sayur tetapi hanya wortel dan bayam
➔ Setiap hari makanan disiapkan oleh ibu, tetapi pasien mengambil makanan sendiri
4
a) Client History
➔ Nama : An. K
➔ Usia : 10 tahun
➔ Jenis kelamin : Diasumsikan laki-laki
Kesimpulan : An.K pasien diasumsikan laki laki merupakan anak usia sekolah.
b) Food History ( FH )
➔ Frekuensi makan utama 3-4 kali sehari.
➔ Snack 2-3 kali sehari.
➔ Konsumsi susu 2 kali sehari (susu kental manis, 1 gelas susu ± 5 sdm tanpa gula).
➔ Rutin minum teh setiap pagi, gula sebanyak 3 sdm penuh, 1 kantong teh, dan 225
ml air panas.
➔ Jajanan soda, gorengan, susu uht, cilok dan mie instant.
➔ Makanan kesukaan ayam goreng cepat saji.
➔ Mau mengkonsumsi buah, tetapi buah jarang disediakan di rumah.
➔ Mau mengkonsumsi sayur, tetapi hanya jenis-jenis tertentu, yaitu wortel dan
bayam.
➔ Setiap hari makanan disiapkan oleh ibu, tetapi px mengambil makanan sendiri.
Kesimpulan: px memiliki asupan energi yang berlebih ditinjau dari asupan gula tinggi,
suka mengonsumsi ayam goreng cepat saji, mengonsumsi jajanan berupa soda,
gorengan, susu uht, cilok, mie instan, dan asupan serat yang rendah karena konsumsi
sayur yang terbatas (jenis tertentu saja) pada sayuran wortel dan bayam, serta
kurangnya pengetahuan ibu terkait pola makan gizi seimbang.
5
Pada kasus ini tidak terdapat biochemical data (-)
6
Anthropometry Data NI-1.3
Px memiliki status gizi
Asupan energi berlebih
➔ BB = 40 kg obesitas dengan z score >
berkaitan dengan
➔ TB: 125 Cm +2SD
rendahnya pengetahuan terkait
➔ IMT: 25,6 kg/ m2 (Ambang batas atau
pemilihan makanan yang
zscore > +2SD)
ditandai dengan IMT/U >+2SD ,
pasien menyukai jajanan
berupa berupa soda,
gorengan,susu uht, cilok, dan
mie instan serta suka
mengkonsumsi
susu kental manis 2 kali
sehari sebanyak 5 sdm tanpa
gula dan minum teh manis
setiap pagi dengan gula
sebagai 3 sdm penuh dalam
225 ml air panas, menyukai
makanan tinggi kalori rendah
serat serta asupan gula
berlebih.
Client History -
An.K pasien diasumsikan
➔ Nama : An. K laki laki merupakan anak
➔ Usia : 10 tahun usia sekolah
➔ Jenis kelamin : diasumsikan laki-laki
7
Kurang asupan serat berkaitan dengan Strategi: Mengenalkan beberapa makanan
rendahnya pengetahuan terkait jumlah yang dapat disajikan dengan berbagai
serat yang disarankan ditandai dengan keberagaman makanan namun porsi kecil,
terbatasnya jenis sayur yang dikonsumsi. meningkatkan pengetahuan melalui
edukasi gizi.
NI- 2.11
Keterbatasan penerimaan makanan Tujuan : Meningkatkan pengetahuan
berkaitan dengan pembatasan kelompok terkait makanan dan gizi, khususnya gizi
makanan karena preferensi makanan seimbang.
ditandai dengan kesukaan anak.
Strategi : Memberikan edukasi mengenai
gizi seimbang (direncanakan 8 minggu
setiap 2 minggu sekali)
8
makanan yang ditandai dengan IMT/U > menyeimbangkan intake makanan sesuai
+2SD , pasien menyukai jajanan berupa kebutuhan pasien
berupa soda, gorengan,susu uht, cilok,
dan mie instan serta suka mengkonsumsi
susu kental manis 2 kali sehari sebanyak 5
sdm tanpa
gula dan minum teh manis setiap pagi
dengan gula sebagai 3 sdm penuh dalam
225 ml air panas, menyukai makanan
tinggi kalori rendah serat serta asupan
gula berlebih.
Nutrition Prescription
Tujuan:
1. Meningkatkan asupan serat.
2. Meningkatkan pengetahuan terkait makanan dan gizi.
3. Memperluas dan memastikan jangkauan akses makanan dipermudah.
4. Mencapai status gizi normal.
Materi edukasi
➔ Prinsip Diet : Gizi Seimbang sesuai AKG anak usia 10 tahun
➔ Tujuan Diet : memberikan makanan anak sesuai pola gizi seimbang untuk
mencapai berat badan yang ideal
• Syarat diet :
9
2. Konsumsi serat meningkat 28 g
3. Konsumsi gula dibatasi menjadi 6 sdt per hari
Aktivitas fisik
a) Jenis aktivitas fisik : jogging/berenang/bersepeda
b) Frekuensi : minimal 3 kali/minggu
c) Durasi : 20 menit per sesi, meningkat hingga 40 menit/sesi
Rencana edukasi
10
6 Monitoring perkembangan Rumah Peningkatan variasi makanan yang
variasi makanan anak bersama (Online) dikonsumsi anak sehari-hari
dengan ahli gizi.
Diagnosa Gizi
Intervensi Gizi Indikator Monev
11
NI-2.11 Tujuan : Meningkatkan Pengetahuan terkait pangan
pengetahun terkait dan gizi
Keterbatasan penerimaan
makanan dan gizi,
makanan berkaitan dengan Preferensi makanan
khususnya gizi seimbang.
pembatasan kelompok
makanan karena preferensi
makanan ditandai dengan
Strategi : Memberikan
kesukaan anak
edukasi mengenai gizi
seimbang (direncanakan 8
minggu setiap 2 minggu
sekali)
12
Asupan energi berlebih gizi normal IMT)
berkaitan dengan rendahnya
Konsumsi minuman manis (teh
pengetahuan terkait pemilihan
dan susu)
makanan yang ditandai dengan Strategi : Meningkatkan
IMT/U> +2SD , pasien aktivitas fisik dengan Asupan energi
menyukai jajanan berupa menyeimbangakan intake
berupa soda, gorengan,susu makanan
uht, cilok, dan mie instan serta
sesuai kebutuhan
suka mengkonsumsi
13
Indikator monev Cara Waktu pengukuran Target
pengukuran
14
Pengetahuan terkait Pre post test 1 minggu 2 kali (saat Peningkatan
asupan serat konseling gizi) pengetahuan hingga
75%
Pengetahuan terkait
pangan dan gizi
Asupan energi Food record 1 minggu 1 kali (saat Asupan energi <120%
konseling) kebutuhan pada
Konsumsi minuman
minggu 1-2; <110%
manis (teh dan
kebutuhan pada
susu)
minggu 3-4; <100%
Konsumsi minuman
manis menurun 3 kali
perminggu
Konsumsi sayur
meningkat 2 kali per
minggu
15
Peningkatan
ketersediaan buah di
rumah hingga 85%
BAB III
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis studi kasus diatas, maka dapat disimpulkan bahwa klien yang
bernama An. K (diasumsikan sebagai laki-laki) berusia 10 tahun memiliki asupan energi
16
yang berlebih ditinjau dari food history: status gizi klien termasuk kategori obesitas
dengan z score diatas +2SD.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
17