Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN HASIL OBSERVASI USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM)

TELUR ASIN CAK CHOIRI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI


KABUPATEN SIDOARJO
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Mikro

Dosen Pengampu :
Benny Nur Miftahul Ulum, S.Sos.I, MM

Disusun Oleh :
Nur Sabilla (B92218127)
Unzila Ainurrohma Hardani (B72218087)
Ahmad Abduh Sachiyuddin (B02218002)

Prodi Pengembangan Masyarakat Islam


Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan bagian penting dalam kemajuan
perekonomian di Indonesia karena UMKM adalah salah satu penyumpang pendapatan negara
yang cukup besar, yaitu berkontribusi sekitar 61,9 % dari total pemasukan produk domestik
bruto (Alteza, M, 2012). Sedangkan untuk pengertian Usaha Mikro adalah usaha produktif
milik orang perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha
mikro, sedangkan usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil,
begitu juga dengan usaha menengah (Undang-Undang No.20 Pasal 1 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah). Pengembangan kegiatan Usaha Kecil dan Menengah
dianggap sebagai salah satu alternatif penting yang mampu mengurangi beban berat yang
dihadapi perekonomian nasional dan daerah. Besarnya peran Usaha Kecil dan Menengah
(UMKM), mengindikasikan bahwa UMKM merupakan sektor usaha dominan dalam
menyerap tenaga kerja, serta berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan
masyarakat.

Kabupaten Sidoarjo merupakan kabupaten yang terkenal sebagai kota UMKM, banyak
sekali UMKM yang ada di Sidoarjo. Salah satunya adalah “Telur Asin Cak Choiri” ini. Telur
asin merupakan makanan kegemaran masyarakat Jawa Timur terutama masyarakat Sidoarjo
karena cocok untuk pendamping makanan rawon yakni makanan khas dari Jawa Timur.
Selain itu di Sidoarjo sendiri terdapat kampung bebek yang berada di Desa Kebonsari,
Kecamatan Candi. Disinilah para pengusaha telur asin yang ada di Sidoarjo membeli telur-
telur bebek yang nantinya mereka olah menjadi telur asin. Begitupun dengan “Telur Asin Cak
Choiri” ini, mereka membeli telur-telur bebek ini di kampung bebek tersebut.

1.2 Data Umum

Telur asin Cak Chori ini merupakan usaha rumahan milik bapak Mochamad Choiri yang
beralamat di Desa Sugihwaras RT09 RW03 Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo. Awal
mula berdirinya usaha ini adalah keinginan dan arahan Abah Kus, yakni juragan atau pemilik
usaha telur asin tempat dimana dulu Bapak Choiri bekerja. Beliau ingin jika ada karyawannya
yang sudah menikah memiliki usaha telur asin sendiri, supaya bisa lebih mandiri dan tidak
bergantung kepada usaha orang lain. Karena dorongan dan arahan dari Abah Kus tersebut,
akhirnya Bapak Choiri mendirikan usaha telur asin di tahun 2004 dan diberi nama “Telur
Asin Cak Choiri”. Modal awal untuk membuka usaha telur asin ini, Bapak Choiri dan istrinya
menjual perhiasan emas yakni cincin seharga Rp.400.000. Hasil penjualan cincin inilah yang
mereka gunakan untuk membeli telur bebek dan mengolahnya sebagai telur asin sebanyak
150 biji.

Harga telur asin yang mereka jual saat ini adalah Rp.2800/biji, dengan keuntungan 600
perbijinya. Sedangakan cara pembuatan telur asin ini tergolong masih menggunakan bahan
dan alat yang sederhana atau tradisional, karena masih memakai batu bata merah. Menurut
Bapak Choiri, saat ini banyak pengusaha telur asin yang sudah menggunakan proses modern
yakni dengan disuntik untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Namun, telur yang
dihasilkan dari proses tersebut tidak bisa bertahan lama hanya sampai 3-4 hari. Sedangkan,
pembuatan telur asin yang menggunakan cara atau proses sederhana bisa bertahan sampai
dengan 10 hari. “Telur Asin Cak Chori” ini saat ini sudah berkembang cukup pesat sampai
saat ini, karena pesanan yang mereka terima tidak hanya dari masyarakat Sidoarjo saja namun
masyarakat luar Sidoarjo seperti Surabaya, Gresik, NTT dan lain-lain juga membeli telur asin
disini. Keuntungan yang didapatkan biasanya bisa mencapai Rp.150.000-200.000 per hari.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Analisis Teori Penawaran

Penawaran adalah keseluruhan jumlah barang yang tersedia untuk ditawarkan pada
berbagai tingkat harga tertentu dan waktu tertentu. Jika harga naik, jumlah barang yang
ditawarkan bertambah. Begitu juga ketika harga turun, maka jumlah barang yang ditawarkan
juga turun atau semakin sedikit. Peran penawaran sangat penting dalam dunia ekonomi,
karena dapat digunakan sebagai analisa ekonomi mikro. Penawaran juga dapat digunakan
sebagai titik tolak bagi berbagai model dan teori ilmu ekonomi lainnya. Dari penawaran akan
dapat digunakan sebagai perkiraan harga yang berfungsi sebagai penyeimbang antara
kuantitas yang diminta dan kuantitas yang ditawarkan dalam pasar yang kompetitif. Dari
penawaran akan dapat digunakan sebagai perkiraan harga yang berfungsi sebagai
penyeimbang antara kuantitas yang diminta dan kuantitas yang ditawarkan dalam pasar yang
kompetitif.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah kami lakukan penawaran yang digunakan oleh
usaha “Telur Asin Cak Choiri” ini adalah dengan menggunakan penawaran mikro.
Penawaran jenis ini adalah penawaran perorangan, dimana produsen menawarkan barang/jasa
kepada konsumen secara langsung. Pemilik usaha telur asin ini yakni Bapak Choiri
mengatakan bahwa penawaran yang mereka lakukan adalah menawarkan sendiri produknya
di masyarakat sekitar, tetangga, mendatangi ke rumah makan, toko kue, makanan cepat saji
dan mereka juga menawarkan di sosial media seperti whatsapp dan facebook. Berhasil atau
tidaknya penawaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah bencana alam.
Saat musim hujan yang sekarang terjadi, produksi telur di kampung bebek Sidoarjo
berkurang karena banyak bebek yang tidak bertelur seperti biasanya. Hal ini mempengaruhi
pada penjualan telur asin, jumlah produksi barang tersebut akan menurun dan mempengaruhi
tingkat penawarannya.

2.2 Analisis Perilaku Konsumen


Perilaku konsumen menurut Menurut Engel, Blackwell dan Miniard dalam Fadila
(2013:2) adalah tindakan-tindakan produk dan jasa, termasuk didalamnya adalah proses
keputusan yang mengawali serta mengikuti tindakan pembelian tersebut. Tindakan tersebut
adalah terlibat secara langsung dalam proses memperoleh, mengkonsumsi bahkan membuang
atau tidak jadi menggunakan suatu produk atau jasa tersebut. Sedangkan perilaku konsumen
menurut Schiffman dan Kanuk (2008:6) adalah menggambarkan cara individu mengambil
keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna
membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. Perilaku konsumen merupakan
suatu proses yang berkaitan erat dengan proses pembelian, pada saat itu konsumen
melakukan aktifitas-aktifitas seperti melakukan pencarian, penelitian, dan pengevaluasian
produk. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat
keputusan pembelian. Yang termasuk ke dalam perilaku konsumen selain mengenai kualitas
produk, juga meliputi harga produk atau jasa tersebut. Jika harga suatu produk tidak terlalu
tinggi, maka konsumen tidak akan terlalu lama membutuhkan waktu untuk memikirkan dan
melakukan aktifitas perilaku konsumen. Namun jika harga suatu barang atau jasa tersebut
bisa dibilang tinggi, atau mahal, maka konsumen tersebut akan memberikan effort lebih
terhadap barang tersebut. Pembeli tersebut akan semakin lama melakukan perilaku
konsumen, seperti melihat, menanyakan, mengevaluasi, dan mempertimbangkan.

Konsumen dari “Telur Asin Cak Chori” ini menurut hasil wawancara kami adalah
pegusaha warung makan, masyarakat yang sedang memiliki hajat seperti walimahan,
nikahan, dan lain-lain. “Telur Asin Cak Choiri” ini digemari masyarakat karena selain
harganya yang cukup terjangkau, rasa telur asin milik Bapak Choiri ini cukup nikmat.
Menurut warga sekitar yang sering membeli telur asin ini mengatakan bahwa “Telur Asin
Cak Choiri” memiliki rasa yang asin dan gurih. Selain itu warna dalam telur asin ini memiliki
warna yang cerah dan menggugat selera konsumen. Berbeda dengan telur asin yang lain yang
memiliki warna pucat pada bagian dalam telur. Bapak Choiri mengatakan hal ini terjadi
karena proses telur asin ini berbeda dengan yang lain. Jika telur asin yang lain hanya
direndam air garam bahkan ada yang disuntik menggunakan jarum, hal ini berbeda dengan
telur asin milik Bapak Choiri. Proses pembuatannya tergolong masih sederhana yakni
menggunakan batu bata merah yang dihancurkan lalu diberi sedikit air dan kemudian
memasukan telur bebek kedalam batu bata yang telah dihancurkan tersebut.

2.3 Analisis Biaya Produksi


Keterangan Harga (Rp)
Pembelian Telur Bebek/biji 1.200
Pembelian Batu Bata dan Garam 1.000/biji telur
Menurut Suherman Rosyidi (2003:333) biaya produksi merupakan biaya yang harus
dikeluarkan oleh pengusaha untuk dapat menghasilkan output atau dengan kata lain yaitu
nilai semua faktor produksi yang dipergunakan untuk menghasilkan (memproduksi) output.
Biaya produksi dalam usaha “Telur Asin Cak Choiri” ini adalah sebesar Rp.2.200/biji.
Dengan rincian sebagai berikut :

Sedangkan keuntungan pada usaha “Telur Asin Cak Choiri” adalah sebesar Rp.600/biji telur
asin.

2.4 Analisis Break Event Point

Break Event Point (BEP) adalah suatu keadaan dimana suatu usaha tidak memperoleh
laba dan tidak menderita rugi, dengan kata lain suatu usaha dikatakan impas jika jumlah
pendapatan (revenue) sama dengan jumlah biaya, atau apabila laba kontribusi hanya dapat
digunakan untuk menutup biaya tetap saja (Mulyadi, 1997:72). Break Even Point adalah titik
dimana pendapatan sama dengan modal yang dikeluarkan, tidak terjadi kerugian atau
keuntungan. Total keuntungan dan kerugian ada pada posisi 0 titik break even point yang
artinya pada titik ini perusahaan tidak mengalami kerugian atau mendapat keuntungan. Hal
tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan
volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Apabila
penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka
perusahaan menderita kerugian. Sebaliknya akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila
penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan. Adapun cara
menghitung Break Event Point adalah sebagai berikut :

BEP (dalam Unit) = Biaya Tetap Produksi / (Harga Jual per Unit  – Biaya Variabel per
Unit)

Keterangan :

 BEP (dalam Unit) = Break Even Point dalam unit (Q)


 Biaya Tetap (Fixed Cost) = biaya yang jumlahnya tetap (baik sedang berproduksi atau
tidak)
 Biaya Variabel (Variable Cost) = biaya yang jumlahnya meningkat sejalan
peningkatan jumlah produksi seperti bahan baku, bahan baku pembantu, listrik, bahan
bakar, dan lain-lain
 Harga Jual per unit = harga jual barang atau jasa perunit yang dihasilkan.
 Biaya Variabel per unit = total biaya variabel per Unit (TVC/Q)
 Margin Kontribusi per unit = harga jual per unit – biaya variable per unit (selisih)

Berdasarkan rumus diatas, Break Event Point (BEP) pada usaha “Telur Asin Cak Choiri
adalah sebagai berikut :

Biaya Tetap (Fixed Cost) = Rp. 50.000

Harga Jual/unit = Rp. 2.800

Biaya Variabel/unit = Rp.1.000

BEP (dalam Unit) = Biaya Tetap Produksi / (Harga Jual per Unit  – Biaya Variabel per Unit)

50.000
¿
(2800−1000)

50.000
¿
2700

= 19 unit/hari

Dari hasil perhitungan diatas usaha “Telur Asin Cak Choiri” ini harus dapat memproduksi
sebanyak 19 unit/hari untuk mencapai Break Even Point atau titik impasnya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi kami kepada salah satu UMKM Telur Asin yang didirikan
oleh Cak Choiri melakukan penawaran mikro, yang mana itu dilakukan oleh Cak Choiri
dengan menawarkan dagangannya sendiri kepada masyarakat sekitar, restoran, warung
makan, dan juga menawarkan melalui media social seperti facebook, dan whatsapp. Jika
dilihat dari hasil observasi mengenai analisis perilaku konsumen, kami mendapati produk
telur asin dari Cak Choiri memiliki keunggulan kareana memiliki rasa yang enak dan gurih.
Hal ini disebabkan karena proses pembuatan telur asin ini masih menggunakan cara
tradisional menggunakan batu bata merah dan mampu bertahan sampai dengan sepuluh hari,
diobanding dengan menggunakan proses disuntik (modern). Sehingga banyak orang-orang
yang membeli karena kualitas dan rasa dari telur asin cak Choiri ini mantap.

Dari segi pengelohan modal yang dilakukan oleh cak Choiri ini termasuk baik. Berawal
dengan bermodalkan dari hasil menjual perhiasan emas senilai Rp.400.000,00 yang mana
mendapatkan telur bebek sebanyak 150 biji sehingga bisa berjalan sampai dengan sekarang.
Akan tetapi dalam musim seperti ini beliau sedikit mendapatkan kesulitan dikarenakan faktor
musim yang membuat produksi telur sekarang tidak mementu. Sedangkan untuk Break Event
Point (BEP) pada usaha ini harus dapat memproduksi sebanyak 19 unit/hari untuk mencapai
Break Even Point atau titik impasnya.

3.2 Saran

Saran untuk usaha “Telur Asin Cak Chori” ini adalah sebagai berikut :
1. Mempertahankan kualitas telur asin yang saat ini sedang dinikmati masyarakat dan
mempertahankan proses pembuatan yang dilakukan secara alami menggunakan batu
bata
2. Memanfaatkan teknologi yang saat ini ada untuk memasarkan telur asin tersebut,
karena berdasarkan wawancara yang telah kami lakukan, proses pemasaran yang
dilakukan Bapak Choiri masih kurang memanfaatkan teknologi yang ada saat ini
3. Sebaiknya Bapak Choiri membuat laporan keuangan dengan baik, agar mengetahui
berapa biaya produksi yang sudah dikeluarkan dan keuntungan yang didapatkan
DAFTAR PUSTAKA

Alteza, M., 2012. Managemen Keuangan Praktis bagi UMKM. Fakultas Ekonomi. Kegiatan
PPM. Universitas Negeri Yogjakarta

Schiffman dan Kanuk. 2008. Perilaku konsumen Edisi , Terjemahan Z. Kasip,. Jakarta:
Indeks

Suci, Y.R., 2017. Perkembangan UMKM (Usaha mikro kecil dan menengah) di
Indonesia. Cano Ekonomos, 6(1), pp.51-58.

Tambunan, T., 2012. UMKM Indonesia. BUKU DOSEN-2014.

Ponomban, C.P., 2013. Analisis Break Even Point Sebagai Alat Perencanaan Laba Pada PT.
Tropica Cocoprima. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan
Akuntansi, 1(4).
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai