Anda di halaman 1dari 15

RISIKO PERBANKAN

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah


Manajemen Risiko Bisnis

DISUSUN OLEH :

YULITA ELIZABET GIRSANG 2010111048

FERBINA VEBIYOLA BR GINTING 2010111049

MUHAMMAD HAFIZH GHOZAHDI 2010111052

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA

2021
TEMPLATE MAKALAH

Kertas : A4
Jumlah hal : min 12 hal
Spasi : 1 (Satu)
Huruf : Calibri light (Size 11)
Kutipan : Body Note
Jenis kutipan : menggunakan mendeley
Tingkat plagiarism : 25 % Toleransi, menggunakan turnitin

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Resiko Perbankan”.
Tugas ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas dari mata kuliah Manajemen Resiko Bisnis.

Adapun maksud penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Resiko Bisnis. Penulis bertujuan untuk memberikan manfaat kepada para
pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan. Maka dari itu, dengan segala kerendahan hati kami sangat mengharapkan
saran dan kritik membangun dari semua pihak, sehingga kami dapat memperbaiki segala
kesalahan yang ada di kesempatan selanjutnya.

Penyusunan makalah ini tidak mungkin terselesaikan, tanpa adanya dukungan dan
partisipasi dari segala pihak. Untuk itu perkenankan kami menyampaikan rasa terima kasih
kami kepada dosen mata kuliah Manajemen Resiko Bisnis yang telah banyak memberikan
pengetahuan kepada kami mengenai materi-materi yang diajarkan yang dapat membantu
menyusun tugas ini, serta semua pihak yang telah mendukung dalam penyusunan makalah
ini yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.

Harapan kami, makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam menambah
wawasan dan pengetahuan tentang Risiko Perbankan.

Jakarta, 25 Agustus 2021

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen Resiko selain diperlukan di dunia perbankan bisa juga digunakan
di berbagai aktivitas. Faktor resiko yang dipertimbangkan akan berbeda dari masing-
masing beragam aktivitas yang ada. Dalam dunia perbankan, hal cukup menarik
untuk disimak karena diketahui faktor resiko yang terjadi dapat bersumber dari
beragam faktor serta definisi resikonya terbatas berhubungan dengan kerugian yang
mungkin timbul di masa yang akan datang. Dalam hal ini, manajemen resiko
perbankan diharapkan dapat mengendalikan resiko-resiko yang mungkin akan timbul
untuk mengurangi dampak dari kerugian apabila terjadi.
Perbankan di Indonesia sudah melakukan berbagai analisis dan teknik yang
berhubungan dengan upaya untuk mengurangi resiko akan kerugian yang akan
timbul di masa yang akan datang melalui proses pengelolaan resiko kredit seperti
analisis kredit. Kegiatan demikian adalah salah satu proses pengendalian resiko,
sehingga jika disebutkan bahwa perbankan di Indonesia belum sama sekali
melakukan pengendalian resiko itu tidak secara penuh benar. Namun pendekatan
dalam pengendalian resiko ini masih dengan menggunakan teknik dan pendekatan
konvensional, sehingga efektivitasnya masih harus dipertanyakan, atau dengan kata
lain belum efektif dan perlu diuji kembali konsistensi penerapannya.
Maka dari itu, dapat dikatakan, bahwa seluruh kegiatan bank, baik yang
berasal dari aktiva maupun pasiva kemungkinan akan muncul berbagai jenis resiko,
baik itu resiko pasar, resiko kredit, resiko likuiditas maupun resiko-resiko lainnya.
Besar kecilnya resiko itu tergantung pada berbagai faktor yang terkait, misalkan
keahlian dan kemampuan manajemen dalam mengelola resiko-resiko. Untuk
mengurangi resiko-resiko yang kemungkinan akan terjadi, maka manajemen bank
harus memiliki kompetensi dan keahlian yang cukup baik, sehingga berbagai resiko
yang berpotensi akan muncul dapat dimitigasi , dan mencari cara bagaimana
penanganannya. Harapannya, jika ada resiko yang muncul akan dapat ditekan
seminimal mungkin, sehingga potensi untuk mengalami kerugian yang akan diderita
akan menjadi seminimal mungkin. Dalam hal ini, manajemen resiko di perbankan
harus dapat mengendalikan resiko-resiko yang mungkin akan muncul untuk
mengurangi dampak dari kerugian apabila terjadi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan pokok dalam makalah ini
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa itu resiko perbankan?
2. Apa saja jenis-jenis resiko yang muncul di perbankan?
3. Bagaimana kebijakan perbankan dalam menghindari resiko?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari dibuatnya makalah ini
yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa itu resiko perbankan.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis resiko yang muncul di perbankan.
3. Untuk mengetahui kebijakan-kebijakan perbankan dalam menghindari resiko.
1.4 Manfaat
Hasil makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak yang
terkait, yaitu diharapkan bagi pembaca dapat memperluas pengetahuan dan
memberikan pemahaman tentang resiko perbankan. Dan bagi mahasiswa dapat
dijadikan bahan Referensi, pengetahuan, informasi sekaligus bahan acuan bagi
pihak lain yang ingin melakukan penelitian lanjut dimasa yang akan datang.
BAB II
PEMBAHASAN

Perbankan adalah perusahaan yang umumnya tidak berdaya atau hampir berbahaya,
terutama peluang yang diidentifikasi dengan uang tunai. Situasi kerangka keuangan sebagai
syafaat, khususnya pihak yang mengasosiasikan orang-orang yang memiliki kelebihan dan
kekurangan moneter, telah menempatkan bank dalam situasi untuk secara konsisten menjaga
hubungan baik dengan dua pertemuan. Pilihan perbankan harus selalu moderat, lebih spesifik
mengingat keinginan kedua pemain karena tanpa dua pertemuan ini, bank tidak dapat
melakukan aktivitasnya dengan baik. Bisa dikatakan, jika sebuah bank menghadapi tingkat
likuiditas yang tidak dapat disangkal karena memiliki kelebihan moneter, itu juga dianggap
buruk, karena tidak menyelesaikan kapasitasnya sebagai spesialis perbaikan.
1
Untuk mengawasi hazard atau bahaya papan tersebut membutuhkan ilmu dan pengerjaan
yang berbeda sehingga bahaya menimbulkan efek positif pada pertemuan yang bersangkutan.
Jika bisnis sedang dilakukan termasuk penciptaan dan promosi produk, itu menyiratkan
bahwa bahaya diidentifikasi dengan bahaya yang akan mampu oleh barang dagangan yang
dikirim dan dijual.
2
Seperti bahaya yang akan muncul dalam usaha penanganan selai nanas, bahaya yang akan
muncul adalah selai nanas yang akan habis jika tidak terjual sesuai waktu yang ditentukan,
pembuatan selai nanas dapat dihentikan dan pedagang besar akan mengalami ketidakpuasan
dalam menyediakan nanas tidak muncul di pabrik pengolahan seperti yang ditunjukkan oleh
jadwal yang telah ditentukan, ada bagian mesin persiapan yang bermasalah dan harus diganti
di mana tiba-tiba salah satu bagian harus diimpor dan tidak sengaja organisasi tidak memiliki
bagian tambahan karena tidak dapat diakses dipasar lokal, itu akan mengesampingkan upaya
untuk duduk ketat agar salah satu bagian ini muncul, protes pekerja meminta perluasan
kompensasi mereka dan diberikankantor sementara transaksi perusahaan rusak, periode
angsuran kredit hanya menunggu beberapa hari lagi sementara pembayaran dari klaim utang
masih rendah karena perputaran piutang atau masalah perputaran kredit menghadapi masalah
dalam berbagai macam, dan berbagai faktor internal lainnya .Dan ini belum ditambahkan
olehfaktor luar yang juga berperan penting dalam perkembangan bahaya perusahaan.

1. Definisi Bahaya Perbankan

Bahaya perbankan adalah bahaya yang dialami oleh bidang usaha keuangan sebagai jenis
pilihan yang berbeda diselesaikan di asisten bersalin yang berbeda seperti pilihan
menggunakan dispersi kartu kredit,penerbitan kartu kredit, perdagangan asing, variasi dan
berbagai jenis pilihan moneter, yang telah membuat kemalangan bank, dan kemalangan.
1 Fahmi, Irfan. 2011. “Manajemen Resiko Teori, Kasus, Dan Solusi”. Bandung: Alfabeta.
hlm. 100
2 Fahmi, Irfan. 2011. “Manajemen Resiko Teori, Kasus, Dan Solusi”. Bandung: Alfabeta.
hlm. 100-101
Yang terbesar adalah moneter. Risiko perbankan berpusat di sekitar masalah moneter
mengingat fakta bahwa bisnis keuangan adalah bisnis yang disibukkan dengan administrasi
moneter3

. Bank memberikan kantor yang bisa memberi akomodasi untuk masyarakat umum sebagai
klien mereka untuk bekerja dengan setiap salah satu usaha mereka diidentifikasi dengan
masalah moneter Bahaya yang dialami oleh organisasi yang sibuk dengan perakitan
(pabrik)organisasi, misalnya, organisasi fabrikasi selai nanas unik dalam kaitannya dengan itu
dialami oleh bank, karena item perbankan adalah sumber daya yang tidak material.Karena
kapasitasnya sebagai intervensi, bank harus memiliki pilihan untuk memberi atau memberi
akomodasi seperti itu, seperti keamanan toko, kemudahan penarikan aset dalam jumlah yang
berubah, kemudahan penyaluran kredit, termasuk biaya manajerial yang ditanggung rendah,
biaya pinjaman di muka yang rendah dan perkiraan yang diselesaikan secara konsisten. cepat
dan tepat.4

B. Bank Devisa dan Bank Non Devisa

Sejauh kapasitas mereka untuk mengelola bursa global dan bursa perdagangan asing, bank
swasta publik dapat diisolasi menjadi dua kelompok, untuk lebih spesifiknya:

a.Bank perdagangan yang tidak dikenal, adalah bank yang dapat mengelola bursa
global selanjutnya, impor, jual beli perdagangan asing, dan latihan komparatif yang
tersisa. Misalnya, bank

b. Bank Dagang Non-Unfamiliar, adalah bank yang dalam pelaksanaannya tidak dapat
mengarahkan global pertukaran, namun bank dapat mengubah statusnya menjadi bank
perdagangan asing dengan syarat memenuhi beberapa perjanjian yang harus dipenuhi.
misalnya Bank Artha Graha. seperti ongkos Dengan cara ini, bahaya yang dialami
oleh bank perdagangan asing lebih rumit daripada yang dicapai oleh bank-bank
perdagangan yang tidak asing, terutama jika dilihat dari sudut pandang pemanfaatan
kredit di standar moneter yang tidak dikenal.
5
C. Kegiatan Pemerintah dalam Mengalahkan Issue Banking

Ketika otoritas publik melihat bank berbahaya, secara keseluruhan ada tiga kegiatan yang
dilakukan, yaitu:

3 Sumar’in. 2012. “Konsep Kelembagaan Bank Syariah”. Yogyakarta: Graha Ilmu.. hal. 109
4 Setiawan,”BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang -UIN Malang” ,Makalah islam , dIakses dari
etheses.uin-malang.ac.id/1727/5/10510013_Bab_1.pdf,padatanggal26agustuspukul04.22
5 Rizki “Makalah Resiko Perbankan” ,makalah, diakses dari https://ini-
makalahku.blogspot.com/2016/09/makalah-resiko-perbankan.html, pada
tanggal27agustus2021,pukul 09.00
a. Pelatihan

Dalam kondisi ini, otoritas publik bagaimanapun akan membayangkan bahwa bank
membutuhkan arahan atau bimbingan, baik dari sisi moneter maupun non-moneter, untuk
menyelesaikan situasinya secara normal.

b. Tindak Lanjut Pengawasan Bank

Dalam kondisi ini, Bank Indonesia dipercayakan untuk memimpin pengawasan serius
terhadap setiap pengaturan bank dan bagaimana menyelesaikan berbagai masalah serta
masalah mengidentifikasi dengan kapasitasnya untuk membuat likuiditas dan kapasitasnya
untuk memenuhi Kendaraan. kecukupan modal proporsi) seperti yang ditentukan oleh BI dan
seterusnya

c. Likuiditas Bank

Dalam posisi ini, Bank Indonesia telah melakukan tawar menawar dengan otoritas publik
untuk menyampaikan strategi pertukaran atau penghentian aktivitas bank.
6
D. Strategi Perbankan dalam Menghindari Bahaya

Bank Indonesia sebagai “The Remainder of Resort” wajib sepenuhnya melindungi dan
menjamin bank lokal dari berbagai bahaya yang muncul. Untuk situasi ini, ada 4 (empat)
peluang bahwa tidak benar-benar siap atau dibutuhkan oleh Bank Indonesia untuk
menyelesaikannya. mengawasi(supervised) khususnya :

a. Bahaya Kredit

Bahaya kredit adalah bahaya yang ditimbulkan oleh kegagalan pemegang rekening untuk
memenuhi komitmennya sebagai dibutuhkan oleh bos pinjaman.

b. Bahaya Pasar

Bahaya pasar adalah bahaya yang ditimbulkan oleh perkembangan pasar dari kondisi yang
khas menjadi mengejutkan atau tidak biasa sehingga kondisi tersebut menyebabkan area
keuangan untuk menanggung kemalangan. Bahaya pasar sebagian besar disebabkan oleh dua
hal:

a) Bahaya skala swapping adalah bahaya yang ditimbulkan oleh perubahan nilai tukar uang
tunai pihak luar di pasar dunia sehingga perubahan ini mempengaruhi keadaan kerentanan
pada nilai organisasi. Seperti perubahan standar konversi dolar AS.

6 Rizki “Makalah Resiko Perbankan” ,makalah, diakses dari https://ini-


makalahku.blogspot.com/2016/09/makalah-resiko-perbankan.html, pada
tanggal27agustus2021,pukul 09.00
b) Loan fee hazard adalah bahaya yang ditimbulkan oleh perubahan biaya pembiayaan (loan
fee) yang membuat organisasi menghadapi dua jenis bahaya berikut, lebih spesifiknya:

1) bahaya perubahan gaji, di mana perubahan tersebut menyebabkan perubahan atau


penurunan nilai dari yang diantisipasi, 2) bahaya perubahan harga pasar, khususnya jika
terjadi penurunan harga diri atau penurunan dari yang pertama

c. Bahaya Fungsional

Bahaya fungsional adalah bahaya yang muncul karena komponen internal bank itu sendiri,
lebih spesifiknya:seperti kesalahan dalam kerangka PC, kesalahan manusia, dan yang lain
telah mengacaukan bank yang sebenarnya. jadi sesuatu seperti itu terjadi

d.Bahaya likuiditas

Bahaya likuiditas adalah bahaya yang dialami oleh ketidakberdayaannya untuk memenuhi
komitmen sesaatnya.Bahaya Likuiditas pihak perbankan dengan alasan bahwa Dari keempat
bahaya tersebut, hasil penelitian mengungkapkan bahwa bahaya terbesar yang dialami oleh
bankadalah bahaya kredit.

Dengan tujuan untuk mengendalikan risiko kredit, bank sering menetapkan berbagai
kondisi yang ditandai dengan pengakuan, seperti jaminan uang muka kredit untuk jangka
panjang (long haul advance), karena dengan memberikan kredit jangka panjang, bank
menghadapi kerentanan yang lebih besar. Selain itu, likuiditas bank akan lebih dipengaruhi
oleh pemberian kredit jangka panjang.Penjaminan kondisi seperti ini juga berlaku untuk
kredit sesaat, yang keseluruhannya ditagihpada tahap awal dimana bank memberikan
beberapa persyaratan tertentu yang harus dipenuhi dan dilakukan oleh peminjam sebelum
penyaluran kredit ( uang muka) dilaksanakan.Jadi di sini, bank berusaha secara jujur untuk
mengendalikan kredit yang dialihkan atau diperoleh peminjam untuk digunakan dan
dilakukan sesuai kesepakatan yang disepakati.Hal ini dapat dilihat misalnya melalui
pemberian kredit yang diselesaikan secara bertahap dalam akad dengan pameran karya yang
dilakukannya.

Strategi yang akan disusun kemudian adalah membentuk lembaga intersesi perbankan yang
mengontrol penyelesaian pertanyaan bank dan nasabah. Sehingga dengan berdirinya lembaga
syafaat dipercaya akan mengurangi biaya dalam mengelola masalah antar bank selanjutnya,
klein.Salah satu hal yang harus dilakukan oleh bidang keuangan adalah membuat sedikitnya
pedoman untuk memberikan data barang-barang yang disajikan oleh bank kepada
nasabah,sehingga lebih jelas kejelasan yang diperoleh nasabah secara jelas.
7
E. Pengawasan Perbankan sebagai Fitur Menghindari Bahaya

7 Windi Anggriani (C1C019047)”“KEBANKSENTRALAN”KELEMBAGAAN BANK SENTRAL


DAN BANK INDONESIA SERTABADAN SUPERVISI BANK”,makalah ,diakases
darihttps://www.academia.edu/51094560/_KEBANKSENTRALAN_KELEMBAGAAN_BANK_SENTRAL_
Dengan tujuan akhir untuk secara konsisten membuat kondisi keuangan yang baik dan kokoh
serta menerapkan standar GCG ( Great Corporate Administration/Great Corporate
Administration) organisasi perbankan harus secara konsisten ditaati. Sebagai aturan, ada 2
kelalaian dalam yayasan keuangan, untuk lebih spesifiknya:

a. Pengawasan dilakukan oleh inside banking

Pengawasan interior dilakukan oleh Kepala Konsistensi, Unit Tinjauan Dalam, dan
kerangka kerja pemeriksaan ditambahkan

b.. Pengawasan diselesaikan oleh perbankan luar

Pengawasan yang dilakukan oleh outer financial gathering adalah pengelolaan yang
dilakukan oleh bank nasional. Di sini setiap yayasan keuangan berkewajiban untuk
memberikan laporan keuangan( ikhtisar fiskal) dalam struktur yang tersusun dan
bersifat intermiten.

Untuk membuat permintaan dunia keuangan yang unggul, manajemen yang telah
disampaikan keluar juga harus diikuti oleh kegiatan peninjauan yang dapat diterima. Sebagai
aturan umum, ada dua jenis meninjau, khususnya:

a) Tinjauan umum

Pengawasan langsung (general review) dilakukan dengan menganalisis seluruh bagian


bank,khususnya kondisi moneter, latihan bisnis, eksekutif dan konsistensi bank
dengan pedoman yang relevan seperti sejauh mana bank mengawasi bahaya yang
ada.Konsekuensi dari penilaian keseluruhan ini nantinya akan diserahkan kepada bank
nasional (BI).

b) Penyelidikan luar biasa

Penilaian Luar Biasa adalah penilaian terhadap bagian-bagian tertentu dari bank, baik
yang diidentifikasikan dengan hal-hal laporan akuntansi, kerangka eksekutif,
kesesuaian dengan pedoman (misalnya Kecukupan Modal/Kendaraan, PBI KYC),
maupun inkonsistensi yang terjadi di bank.

F. Upaya Perbankan dalam Menghadapi Kekeliruan Tindak Pidana Perbankan

Ada beberapa kunci kemajuan yang dapat diminta oleh bank dengan tujuan akhir untuk
mengantisipasi terjadinya demonstrasi kriminal di bidang keuangan, antara lain:

a) Perhatian Umum

DAN_BANK_INDONESIA_SERTA_BADAN_SUPERVISI_BANK_WINDI_ANGGRIANI_C1C019047_,pa
datanggal28agustus2021pukul20.43
Semua pekerja bank harus tahu tentang kemungkinan kesalahan dan saran dan tahu
tentang bagaimana hal itu bisa terjadi.

b) Kesepakatan yang bagus

Pemahaman tentang persyaratan aturan standar untuk pengawasan dan keamanan


terhadap kemungkinan kesalahan dalam kegiatan keuangan

c) Penilaian bahaya

Memasukkan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam penilaian bahaya bisnis


(penilaian bahaya pemerasan). Aturan manajemen untuk mencegah terjadinya hazard
harus ada dalam setiap aktivitas perbankan sehari-hari sampai dengan rincian rencana
aktivitas dan tugas-tugas utama dimulai dengan pejabat pengawas di ujung tombak
( front office)

d) Serangan balik yang kuat

Penanggulangan dinamis adalah pemeriksaan berbasis bahaya yang berfungsi sebagai


alat penting untuk membedakan hambatan untuk mencapai tujuan.

e) Pengakuan proaktif

Sebuah asosiasi perlu melakukan kesalahan, bahaya yang akan muncul secara proaktif
jika terjadi kesalahan dan bagaimana kesalahan dapat ditangani.

f) Pemeriksaan

Setiap bank harus memiliki kelompok pemeriksaan yang diperlengkapi untuk


mengeksplorasi suatu kasus yang terjadi. Kelompok tersebut mungkin terdiri dari
kelompok dalam atau spesialis yang berpotensi dari luar yang pelaksanaannya harus
dilengkapi dengan pedoman analitis/aturan.

G. Risiko Biaya Kredit Macet

Mengenai pentingnya biaya bahaya ( hazard cost) adalah biaya yang harus ditanggung
oleh administrasi organisasi terhadap bahaya yang disajikan dalam setiap pilihan yang
diambil. Pemberi pinjaman harus mempertimbangkan beberapa hal yang mungkin muncul
pada saat strategi perputaran piutang ( receivables turnover) dijalankan, khususnya jika
terjadi penyumbatan dalam perkembangan penggantian kredit yang dilakukan oleh
peminjam.Kemudian, kemudian oleh organisasi moneter masalah diidentifikasi dengan
bahaya tidak mengembalikan ukuran uang tunai atau dukungan yang telah diberikan sebagai
kredit ini harus dipertimbangkanterlebih lagi, dibebankan dalam menentukan bunga kredit.
Jadi untuk organisasi yang melakukan strategi penyaluran kredit, harus mempelajari hal-hal
yang diidentifikasi dengan biaya bahaya peredaran kredit (hazard)biaya) yang muncul dari
faktor peristiwa kewajiban yang mengerikan ( mengerikan kewajiban).
8
H. Memastikan Risiko Bahaya

Ada 2 cara yang berbeda untuk memastikan atau memutuskan jumlah biaya bahaya
( hazard cost)yang harus ditanggung oleh suatu organisasi, yaitu:

a. Besarnya biaya hazard ditentukan dengan mengevaluasi dan menilai jumlah kredit
macet yang benar-benar terjadi. Khususnya dengan mengumpulkan semua individu
yang berutang yang mengalami tunggakan kredit hingga saat ini.
b. Biaya risiko ditentukan dengan melihat jumlah uang muka yang didiskontokan
terhadap angka sisa uang muka normal, yang ditemukan dalam satu periode
pembukuan.Pemanfaatan informasi utama sebagai semacam perspektif dalam
menyelidiki jumlah angka harus dipertimbangkan atau ditempatkan untuk diperiksa
secara signifikan berdampak pada pengembangan sarandi kemudian hari.

I. Sistem Penguatan Konstruksi Keuangan Publik

Untuk membuat struktur dan pengaturan kerangka keuangan publik yang sehat dan
solid,pemerintah dalam gagasan Rekayasa Keuangan Indonesia (Antarmuka Pemrograman)
mengakumulasikan struktur acuan yang bergerak dan diatur dengan payung yang sah dan
politis.Seperti yang ditunjukkan oleh Masyhud Ali, enam kolom pendukung pada bangunan
antarmuka Pemrograman meliputi:

a . Desain keuangan homegrown yang solid yang dilengkapi untuk memenuhi


kebutuhan daerah setempat dan memberdayakan pergantian peristiwa keuangan
publik yang praktis;

b. Pengaturan pedoman dan pengawasan bank yang menarik dan referensi ke norma-
norma global

c. Industri keuangan yang solid dan memiliki intensitas tinggi dan memiliki
fleksibilitas dalam mengelola bahaya

d. Produksi good corporate government (GCG) di perbankan untuk membentengi


keadaan perbankan publik ke dalam.

e. Fondasi lengkap untuk membantu pembuatan industri keuangan yang solid

f. Pengakuan penguatan dan keamanan pelanggan administrasi perbankan

Menindaklanjuti gagasan memperkuat konstruksi keuangan publik, Bank Indonesia sebagai


otoritas terkait uang telah menetapkan beberapa pernyataan pilihan, khususnya "BI telah
menegaskan kebutuhan modal dasar yang nyata bagi bank-bank bisnis (menghitung BPD)
8 Manajemen risisko https://aisgyfterdotcom.wordpress.com/manajemen-resiko/.
paling sedikit Rp. 100 miliar. Sementara itu, untuk pendirian bank baru, hingga 1 Januari
2011, kebutuhan modal nyatanya sebesar Rp. 3 triliun.

J. aplikasi Manajemen Risiko Perbankan

Kebangkrutan yang terjadi di Lehman Sibling menunjukkan bahaya papan di organisasi


moneter menjadi cukup sulit untuk pembentukan moneter. Kejadian ini tidak normal terjadi
dalam realitas keuangan saat ini. Sesuatu untuk mengawasi bahaya para eksekutif di bank
menerapkan standar yang disebut Basel yang diberikan oleh The Basel Board of trustees on
Financial Oversight (BCBS) secara global.Bank Indonesia (BI) telah meminta seluruh bank
di Indonesia untuk mengikuti pedoman tersebut. Sebagian besar bank dunia, seperti Eropa,
sudah melakukan Basel III saat ini. BI meminta agar pengaturan ini dapat diterapkan oleh
bank-bank di Indonesia pada Januari 2013 yang pedomannya sedang dikaji. Prinsip Basel III
dapat diterapkan oleh bank-bank di planet ini,mengingat untuk Indonesia, dengan bantuan
program bernama Monetary Studio yang dibawakan oleh Desainer Moneter (FinArch).

Monetary Studio dapat melakukan estimasi risiko yang diidentifikasi dengan eksekusi risiko,
modal dan risiko dewan, kredit eksekutif, dan estimasi spekulasi sementara. “Pengaturan ini
bisa dimanfaatkan bank untuk mengawasi permodalan dan hazard,”. Pengaturan Nabi,
pengaturan yang sebanding telah disajikan oleh Perusahaan Nabi diIndonesia dengan nama
Nabi Monetary Administrations Liquidity Hazard. Aplikasi ini bisa assist mengelola akun
dengan membedah proporsi inklusi likuiditas (LCR) dan proporsi subsidi stabil bersih
(NSFR) untuk menjamin likuiditas yang memuaskan ketika ada tekanan dalam situasi saat ini
dan jangka panjang.Nabi Moneter Administrasi Bahaya Likuiditas telah sesuai dengan
standar keseluruhan untuk bahaya likuiditas dewan oleh Bank Worldwide Settlements (BIS)
untuk Norma Kecukupan Likuiditas Tunggal Otoritas Administrasi Moneter (FSA). "Aplikasi
ini membuka kesempatan bagi mereka untuk memenuhi prasyarat dasar untuk proporsi
inklusi likuiditas dan proporsi pembiayaan bersih yang stabil sambil mengawasi sistem
eksekutif berbahaya. Satu lagi isu yang dilihat oleh dunia keuangan adalah pelanggaran
moneter yang terjadi di dalam. Kejadian ini mungkin bisa dicegah dengan mengeksekusi
Nabi Moneter Urusan Administrasi Kasus Para eksekutif dihadirkan oleh Nabi. "Aplikasi ini
membuat perbedaan organisasi yang berbeda untuk memiliki perspektif yang lengkap tentang
pemeriksaan pelanggaran moneter mengukur di dalam organisasi. Kasus Upaya Administrasi
Moneter Nabi Para eksekutif memasukkan Nabi Aplikasi Ilmiah Administrasi Moneter untuk
meneliti kekeliruan dan konsistensi dalam perbankan. Pemeriksaan ini menggabungkan
kerangka kerja keuangan berbasis web, ATM, dan mekanis angsuran. Satu lagi jenis
kesalahan yang terjadi di dunia keuangan adalah pencucian uang.

Dunia keuangan dapat melakukan pengaturan ini dengan bekerja sama dengan PT Sisnet
Mitra Sejahtera (Sisnet) sebagai rekan BPT. CTMS adalah pekerja berbasis IBM iSeries
pengaturan yang dapat digabungkan dengan kerangka keuangan pusat. Aplikasi ini dapat
menyaring, membedakan, dan melaporkan semua latihan moneter secara terus menerus dan
berkelompok.“Apabila terjadi penyimpangan (latihan moneter) akan diidentifikasi dan diberi
peringatan(peringatan). Padahal, bank umum telah melakukan pengawasan terhadap praktik
penghindaran pajak. Namun, hal ini tidak dilakukan terus menerus oleh perbankan. “Ini
(CTMS)dapat dikomunikasikan (dikirim, red) dalam bentuk SMS dan email kepada otoritas
dan pejabat bank. Ketentuan berbeda yang terkandung dalam CTMS adalah Spring Up
Screens di front office jika informasi klien kekurangan dan dihentikan selama pertukaran,
tangkap profil moneter klien.Kerangka kerja CTMS menggabungkan perbankan pusat dan
XMLWorker menjadi pekerja pesan dan pekerja rekaman. Bing melanjutkan bahwa usaha
CTMS bervariasi dari satu bank ke bank lain sesuai kebutuhan skala bank. Aplikasi ini telah
diterapkan pada Bank Provinsi (BPR) Karyajatnika Sadaya (KS). "Spekulasi CTMS berkisar
100-200 ribu dolar AS.Credit Hazard.Tindakan keuangan lain yang membutuhkan
pertimbangan luar biasa adalah pengaturan kredit kepada klien.Ini harus dilakukan dengan
hati-hati oleh bank, baik dengan menerapkan Data

Innovation (IT) Credit Scoring untuk Perbankan untuk menyelidiki informasi klien untuk
memberikan atau mendukung penghargaan kredit. “Program ini bisa menentukan limit kredit,
cicilan perkenalan, dan cicilan porsi.Jika klien mendapatkan nilai 500 dari penilaian kredit,
dia memenuhi syarat untuk aplikasi kredit. Ini dapat membantu direktur risiko bank
menentukan pilihan dalam pinjaman. Naeem Siddig, SAS Worldwide Item Director for SAS
Banking Arrangement, menambahkan bahwa hazard scoring highlight yang terdapat dalam
credit scoring dapat menunjukkan derajat hazard suatu kredit.calon.
9

Kasus

Di ruang-ruang tertentu di suatu negara, seringkali ada bank yang belum dapat diakses, atau
tidak ada bank yang akan membuka kantor cabang. Sejak yayasan dan Pembukuan kantor
cabang keuangan harus dilihat dari sudut pandang yang berbeda seperti potensi provinsi,
ukuran perputaran uang yang ada, pendapatan perkapita, kondisi jaringan terdekat non-
moneter, soliditas politik dan keamanan, serta berbagai jenis alasan.

Salah satu alasannya terlihat memasukkan peristiwa angka kredit yang mengerikan dan
demonstrasi palsu peminjam di lembaga keuangan. Jelas, ini bisa dilihat dari

efek samping dari tinjauan dan pemeriksaan yang diarahkan oleh organisasi otonom. Kasus
yang terjadi secara lokal adalah, tempat dimana seorang laki-laki bernama Pak Badu
yangterletak di kota A memiliki ruang pembibitan 800 meter yang menghadapi
moneterkesulitan. Kemudian, saat itu ia mencari kredit dari temannya yang bernama Pak
Yurna sebesar Rp. 80 juta dengan menjadikan tanah dan autentikasi sebagai jaminan, dan Pak
Yurna mengiyakan sehingga dilakukan pengaturan untuk kedua pemain tersebut. Pak Yurna
berdiam di kota B. Pengertian jangka waktu untuk uang muka dimaksudkan untuk 2 (dua)
waktu yang lama, dan salah satu substansi yang signifikan dari persyaratan pengertiannya

9 adnantandzil “Makalah Resiko Perbankan” ,makalah, diakses dari https://ini-


makalahku.blogspot.com/2016/09/makalah-resiko-perbankan.html, pada
tanggal27agustus2021,pukul 12.00
jika dalam waktu 2 (dua) lama kredit tidak dapat dikembalikan, tanah tersebut di samping
wasiat tersebut menjadi milik Bpk Yurna. Harga pasar tanah tersebut diperkirakan sekitar Rp
140 juta. Bagaimanapun, beberapa bulan setelah fakta tanpa informasi Pak Yurna, Pak Badu
mengurus pengesahan tanah melalui agen dengan membayar sejumlah uang, dan mengatakan
alasannya adalah bahwa wasiatnya basah dan dirugikan oleh banjir. Ternyata, wilayah tempat
tinggal Pak Badu merupakan wilayah banjir tahunan, yang menyiratkan bahwa wilayah
tersebut terus menerus meluap.Pada premis ini dan alasan yang berbeda, calo berurusan
dengan bukti dan dengan interaksi yang lama wasiat itu diberikan. Kemudian, pada saat itu
Pak Badu mengambil autentikasi tanah selanjutnya digunakan sebagai asuransi untuk
memperoleh uang tunai dari bank, dengan uang muka senilai Rp 75juta dengan tenor 10
tahun atau 120 bulan.

Mengingat perbedaan yang berbeda, pemeriksaan kredit bank setuju, dan uang tunai
diserahkan kepada Badu. Jadi beberapa hari setelah Pak Badu meninggalkan kota An dan
pergi ke Saudi Arab untuk berfungsi sebagai TKI (tenaga kerja Indonesia).Karena Pak Badu
tidak pernah mengurus porsinya, maka security sebagai tanah dan dukungan yang digunakan
sebagai jaminan kemudian ditangani oleh bank tersedia untuk dibeli. Jadi data ini sampai ke
Pak Yurna, dan dia juga mendakwa Pak Badu apalagi bank.Berdasarkan kasus ini, coba
bicarakan mengapa menurut Anda bank dapat mendukung pemberiankredit kepada Pak Badu,
dan siapa yang paling dihalangi dan dimenangkan dalam kasus ini.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bank sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan baik dalam
bentuk giro, tabungan dan deposito. Kemudian aktifitas bank yang lainnya juga dikenal
sebagai tempat untuk meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan. Tidak hanya
itu, bank jugadapatdimanfaatkan dalam aktifitas-aktifitas lainnya sepertimembayarrekening
listrik, pajak dan sebagainya.

Perbankan adalah lembaga yang paling rentan atau berdekatan dengan resiko, khususnya
resiko yang berkaitan dengan uang (money). Posisi perbankan sebagai mediasi yaitu pihak
yang menghubungkan mereka yang surplus dan defisit finansial telah menempatkan
perbankan harus selalu menjaga hubungan baik dengan kedua pihak tersebut. Sedangkan,
bahaya perbankan adalah bahaya yang dialami oleh bidang usaha keuangan sebagai jenis
pilihan yang berbeda diselesaikan di asisten bersalin yang berbeda seperti pilihan
menggunakan dispersi kartu kredit,penerbitan kartu kredit, perdagangan asing, variasi dan
berbagai jenis pilihan moneter, yang telah membuat kemalangan bank, dan kemalangan.
Dalam upaya untuk mengendalikan risiko kredit, sering bank menetapkan sejumlah kondisi
yang berkaitan dengan kredit, seperti penetapan pada pinjaman kredit untuk yang bersifat
jangka panjang (long term loan), sebab dengan memberikan pinjaman jangka panjang, bank
menghadapi ketidakpastian yang lebih besar. Disamping itu juga likuiditas bank akan
terpengaruh lebih besar dengan memberikan pinjaman jangka panjang.

3.2 Saran

Sesungguhnya makalah ini banyak terdapat kekurangan, baik itu sistematika penulisannya
maupun kaedah bahasa yang digunakan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
saran dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini

DAFTAR PUSTAKA

Gunakan referensi terbaru. Maksimal 5 tahun ke belakang, menggunakan Mendeley dengan


APA Style

Bank Indonesia. Governance structure. Retrieved September 3, 2021, from


https://www.bi.go.id/id/tentang-bi/profil/governance/structure.aspx

Fahmi, Irfan. 2011. “Manajemen Resiko Teori, Kasus, Dan Solusi”. Bandung: Alfabeta.
Sumar’in. 2012. “Konsep Kelembagaan Bank Syariah”. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Fahmi Irham, S.E.,M.Si. 2010. Manajemen Risiko Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung:
Alfabeta
http://www. Google. Risiko Perbankan

Kansil, D. ., Murni, S. ., & Tulung, J. E. (2017). PENGARUH RISIKO PERBANKAN


TERHADAP KINERJA KEUANGAN TAHUN 2013-2015 (BANK PEMBANGUNAN
DAERAH SE-INDONESIA). Jurnal EMBA : Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan
Akuntansi, 5(3), 3508–3517. https://doi.org/10.35794/EMBA.V5I3.17581

Makalah Manajemen Risiko Perbankan. (n.d.). Retrieved September 3, 2021, from


https://www.websiteedukasi.id/contoh-makalah-manajemen-risiko-perbankan-pdf.html

Anda mungkin juga menyukai