ANALISIS BIAYA
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa
keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak,
sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh
manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada bapak Iqbal Ramadhani
F., S.E., M.M selaku dosen pembimbing mata kuliah ekonomi manajerial serta teman-teman
sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun materil, sehingga laporan
ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Kami menyadari sekali, didalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-
kekurangnya. Baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal isi materinya yang kadangkala
hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran
yang membangun untuk lebih menyempurnakan laporan-laporan kami dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa
yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang
ingin mengambil atau menyempurnakan lagi serta dapat mengambil hikmah dari makalah
yang sudah kami susun ini.
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Teori produksi yang mencakup prinsip-prinsip pengkombinasian penggunaan
input yang optimal untuk menghasilkan tingkat output yang maksimal sehingga
tercapai laba yang maksimal , konsep subtitutabilitas antar input , konsep returns to
scale , dan Teknik penaksiran fungsi produksi secara empiris. Telah kita memahami
masalah-masalah produksi tersebut, bauik secara teoris maupun empiris, baru kita
dapat menganalisis masalah biaya. Sebelum perusahaan menemukan maksimisasi
laba maka hal yang diperlukan perusahaan adalah mengetimasi biaya dan beban
yang ada dalam perusahaan. Pada makalah ini kita akan membahas masalah teori
biaya dan konsep-konsep biaya untuk pngambilan keputusan.
1.3 Tujuan
1. Memahami dan menerangkan konsep dari pengertian biaya relevan, biaya
kesempatan, biaya ekslisit dan implisit;
2. Membedakan biaya incremental dan sunk cost, biaya jangka pendek dan
Panjang;
3. Menggambarkan kurva biaya jangka pendek dan kurva biaya jangka Panjang;
4. Menerangkan lebih mendalam tentang skala produksi yang ekonomis dari
hubungan antara biaya jangka Panjang dan pendek LRAC;
5. Memahami dan menggunakan Teknik analisi yang digunakan untuk
mempelajari hubungan antara biaya, penerimaan laba;
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
baku, bunga yang dibayarkan kepada para pemegang obligasi perusahaan dan sewa
bangunan merupakan contoh-contoh dari pengeluaran eksplisit. Biaya implisit
berkenan dengan setiap keputusan yang jauh lebih sulit untuk dihitung. Biaya-
biaya implisit ini tidak memasukkan pengeluaran-pengeluaran tunai dan oleh karena
itu seringkali diabaikan dalam analisis pembuatan keputusan. Sewa yang bisa
diterima seorang petani dari ladang jika ia tidak menggunakan ladang tersebut
merupakan biaya implisit dari kegiatan-kegiatan pertaniannya.
3. Biaya Inkremental dan Sunk Cost
Biaya Inkremental adalah biaya yang akan timbul sebagai akibat dari
adanya suatu keputusan. Biaya incremental ini merupakan perubahan biaya total
yang disebabkan oleh adanya suatu keputusan yang sedang dibuat.
Biaya inkremental ini harus diidentifikasi secara tepat, hanya biaya-
biaya yang berubah secara nyata sebagai hasil dari suatu keputusan yang bisa
dimasukkan, tetapi semua biaya berubah sebagai akibat dari adanya keputusan
tersebut harus dimasukkan. Faktor-faktor produksi yang menganggur (tak
terpakai) yang tidak mempunyai penggunaan alternatif tidak mempunyai biaya
incremental dan oleh karena itu bisa dianggap tidak mempunyai biaya.
2.2 Biaya Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Penggunaan konsep biaya relevan untuk keputusan penentu tingkat output
dan harga secara, tepat membutuhkan suatu pemahaman tentang hubungan antara
biaya dan output suatu perusahaan atau dengan kata lain fungsi biayanya
tergantung pada fungsi produksi perusahaan dan fungsi penawaran pasar dari
input-input yang digunakan perusahaan tersebut.
1. Kurva Biaya Jangka Pendek
Baik biaya tetap maupun biaya variabel akan mempengaruhi biaya jangka
pendek sebuah perusahaan. Sebuah kurva biaya total jangka pendek ditunjukkan oleh
gambar 5.1.(a). Tampak jelas pada gambar tersebut, biaya total atau total cost (TC)
pada setiap tingkat output adalah jumlah dari biaya tetap, total atau fixed cost (JFC)
dan biaya variabel total atau variabel cost (TVC).
Karena biaya-biaya, apakah biaya rata-rata ataupun biaya marjinal, digunakan
hampir untuk semua tujuan-tujuan pembuatan keputusan operasional, maka akan
sangat bermanfaat bagi kita untak menelaah biaya-biaya ini.
3
TFC
Average Fixed Cost (AFC) =
Q
TVC
Average Variabel Cost (AVC) =
Q
TC dTC
Marginal Cost =
Q dQ
2. Kurva Biaya Jangka Panjang
Dalam jangka panjang, suatu perusahaan tidak mempunyai input tetap, oleh
karena itu semua biaya jangka panjang adalah variabel. Selain itu, sebagaimana kurva-
kurva biaya jangka pendek mengggunakan kombinasi-kombinasi input yang optimal
(least cost combination) untuk memproduksi setiap tingkat output (pada skala
pabrik tertentu), maka kurva-kurva biaya jangka panjang juga dibuat dengan
menggunakan asumsi bahwa sebuah pabrik yang optimal (pada tingkat teknologi
tertentu) digunakan untuk memproduksi tingkat output tertentu.
Dengan harga-harga input yang konstan dua kali lipat, input akan menduakali
lipatkan biaya totalnya yang menghasilkan sebuah fungsi biaya total TC yang linear,
seperti dilukiskan oleh gambar 5.2.
Jika fungsi produksi sebuah perusahaan bersifat decreasing returns to scale,
seperti telah dilukiskan pada gambar 5.3, input harus lebih dari dua kali lipat untuk
menghasilkan output dua kali lipat.
4
Biaya total (Rp)
Decreasing
Increasing productivity of
productivity of variable factors
variable factors T F
C C
V
C
T Output
0 Q V Q Q
0 Output
Q Q Q
Rp
TC
Outp
ut
Gambar 5.2. Fungsi Biaya Total (TC) yang menunjukkan sistem produksi yang Constant
Returns to Scale
5
Fungsi produksi yang mula-mula menunjukkan increasing returns dan
kemudian decreasing returns telah dilukiskan dalam gambar 5.3. Di sini proporsi
kenaikan biaya lebih kecil dari proporsi kenaikan output pada kisaran decreasing
returns to scale, tetapi lebih besar pada saat terjadi decreasing returns to scale.
Semua hubungan langsung antara fungsi produksi dan fungsi biaya yang
dijelaskan di atas didasarkan pada asumsi bahwa harga-harga input adalah konstan.
Jika harga-harga input merupakan fungsi dari output, maka fungsi biaya tersebut akan
menunjukkan kenyataan itu. Misalnya, fungsi biaya suatu prusahaan pada keadaan
constant returns input yang dibeli, akan berbentuk seperti ditunjukkan oleh gambar
5.3. proporsi kenaikan biaya akan lebih besar dari proporsi kenaikan output.
Rp
TC
Outp
ut
Gambar 5.3. Fungsi Biaya Total (TC) Yang Menunjukkan Sistem Produksi Yang Increasing
Returns to Scale
rugi FC
7
demikian, seperti tampak pada contoh, analisis linear cukup memadai untuk berbagai
penggunaan.
Grafik pulang-pokok memungkinkan seseorang memusatkan perhatiannya terhadap
unsur-unsur pokok dari laba seperti penjualan, biaya tetap (FC), dan biaya variabel (VC).
Selain itu, walaupun grafik peluang-pokok linear dilukiskan mulai dari tingkat output
sama dengan nol sampai dengan tingkat output yang paling tinggi, tetapi tak seorang
pun yang menggunakan analisis ini yang akan memikirkan tingkat output yang tertinggi
dan terendah tersebut. Dengan kata lain, para pengguna grafik pulang-pokok
sesungguhnya hanya memperhatikan kisaran output yang relevan dan di dalam kisaran
tersebut fungsi linear mungkin cukup tepat.
Gambar 5.5 menunjukkan sebuah grafik pulang-pokok yang linear. Biaya tetap
(FQ) sebesar Rp 60 juta ditunjukkan oleh sebuah garis horisontal. Biaya variabel (VC)
dianggap sebesar Rp 1.800,- per unit, maka biaya total (TQ) akan meningkat sebesar
Rp 1.800,- per unit untuk setiap satu unit tambahan output yang dihasilkan. Produk
tersebut dianggap dijual dengan harga Rp 3.000,- per unit, jadi penerimaan total (TR)
adalah sebuah garis lurus dari titik origin. Slope dari garis TR tersebut lebih curam
daripada slope TC. Hal tersebut terjadi karena perusahaan tersebut akan menerima
penghasilan sebanyak Rp 3.000,- untuk setiap unit produk yang dihasilkan, tetapi
hanya mengeluarkan sebesar Rp 1.800,- untuk biaya tenaga kerja, bahan-bahan dan input-
input variabel lainnya.
Sampai titik pulang-pokok, yang ditunjukkan oleh perpotongan antara garis TR dan
garis TC, perusahaan tersebut menderita kerugian. Selain melampaui titik tersebut,
perusahaan itu mulai memperoleh laba. Gambar 5.5 menunjukkan titik pulang-pokok
pada tingkat penjualan dan tingkat biaya sebesar Rp 150 juga yang terjadi pada
tingkat produksi sebanyak 50.000 unit.
8
Rp
(juta)
Titi
k T Laba bersih
R l
a
1 T
C V
5 C
6 r F
0 u C F
C Kuantitas
yang
0 5 8 diproduksi
0 0
dan yang
Gambar 5.5. Grafik Pulang-pokok Yang Linear