Anda di halaman 1dari 4

5.

5 Penyimpangan Harga Faktor Produksi dan Distribusi Pendapatan


Pada bagian ini, kita akan membahas mengenai teori penyeimbangan
harga faktor produksi, yang merupakan sebuah konsukuensi, karena mengikuti
langsung hasil dari H-O dan berlaku hanya jika teori H-0 berlaku. Paul Samuelson
(paraih Nobel di bidang ekonomi 1970) adalah tokoh yang membuktikan teori
penyeimbangan harga faktor produksi (konsukuensi). Untuk alasan ini, kadang-
kadang teori ini disebut sebagai teorema Heckscher-Olin-Samuelson (teorema H-
O, untuk kependekannya).
Dalam Bab 5.5A, kita akan menyatan teori ini dan menjelaskan maknanya.
Bagian Bab 5.5B Menyajikan bukti intuitif dari teori penyeimbngan harga faktor
produksi. Dalam Bab 5.5C kita meneliti pertanyaan terkait pengaruh
perdagangan internasional terhadap distribusi pendapatan dalam setiap negara
yang terlibata perdagangan. Bagian 5.5D memperluas analisis untuk kasus
dimana satu atau lebih faktor produksi tidak bergerak tetapi khusus untuk suatu
industrui tertentu. Akhirnyan bagian 5.5E, kita secara singkat membahas
relevensi empiris dan teori penyeimbangan harga faktor produksi. Bukti kuat dari
teori penyeimbangan harga faktor produksi dan model faktor produksi secara
spesifik disajiakan dalam lampiran bab ini dan membutuhkan alat-alat analisis
teori ekonomi mikro yang diluas dalam lampiran bab 3.

5.5A Teorema Penyeimbangan Harga Faktor Produksi


Teori Penyeimbangan Harga Faktor Produksi (factor price equalization
theorem H-O-S theorem)sebagai berikut. Perdagangan internasioanal akan
membawa pemerataan dalam hasil relatif dan absolut untuk faktor homogen di
berbagai negara.Dengan demikian, perdagangan internasional adalh
penggantian mobilitas internasional dari faktor produksi.
Hal ini berarti bahwa perdagangan internasional akan menyebabkan upah
tenaga kerja homogen (misalnya, tenaga kerja dengan tingkat keahlian,
keterampilan, dan produktivitas yang sama) harus sama di semua negara yang
terlibat dalam perdagangan ( jika semua asumsi Bagian 5.2.A berlaku). Demikian
pula, perdagangan internasional akan menyebabkan hasil modal yang homogen
(misalnya modal untuk usaha dengan produktivitas dan resiko yang sama) harus
sama disemua negara yang terlibat perdagangan. Artinya, perdagangan
internasional akan membuat w yang sama di Negara 1 dan Negara 2, demikian
juga, itu akan menyebabkan r yang sama di kedua negara. Harap faktor produksi
relatif dan absolut akan menyeimbangkan kedudukan.
Dari Bagian 5.4, kita tahu bahwa dengan tidak adanya perdagangan,
harga komoditas relatif X lebih rendah di Negara 1 dibandingkan di Negara 2
karena harga relatif tenaga kerja, atau tingkat upah, lebih rendah di Negara 1.
Seiring Negara 1 mengkhususkan diri dalam produksi komoditas X (komoditas L-
intensif) dan mengurangi produk komoditas Y (komoditas K-intensif), permintaan
relatif tenaga kerja relatif naik, menyebabkan upah (w) meningkat, sementara
permintaan relatif modal jatuh, menyebabkan tingkat bunga (r) jatuh. Yang
sebaliknya juga terjadi pada Negara 2 artinya, seiring Negara 2 mengkhususkan
diri dalam produksi Y dan mengurangi produksi X dengan perdagangan,
permintaan untuk L jatuh, menyebabkan w jatuh, sementara permintaan naik
untuk K, menyebabkan r meningkat.
Untuk meringkas, perdagangan internasional menyebabkan w meningkat
di Negara 1 (negara berupah rendah) dan turun di Negara 2 (negara dengan
tingkat upah tinggi). Dengan demikian perdagangan internasional mengurangi
perbedaan w sebelum terjadi perdagangan antara kedua negara. Demikian pula,
perdagangan internasional menyebabkan r jatuh di Negara 1 (negara K-mahal)
dan naik di Negara 2 (Negara K-murah), sehingga mengurangi perbedaan r
sebelum perdagangan di antara kedua negara. Hal ini membuktikan bahwa
perdagangan internasioanl cendrung mengurangi perbedaan sebelum
perdagangan dalam w dan r antara kedua negara.
Kita bisa melangkah lebih jauh dan menunjukan bahwa perdagangan
internasional tidak hanya cendrung mengurangi perbedaan internasional dalam
hasil faktor produksi homogen tetapi sebenarnya hanya akan membawa
pemerantaan lengkap dalam harga faktor produksi relatif ketika semua asumsi
yang dibuat terpenuhi. Hal ini terjadi karena selama harga faktor produksi relatif
berbeda, harga komoditas relatif akan berbeda dan perdagangan terus akan
berkembang. Namun, ekspansi perdagangan mengurangi perbedaan harga
faktor produksi antarnegara. Dengan demikian, perdagangan internasional harus
berkembang sampai harga komoditas relatif benar-benar menyeimbangkan
kedudukannya, yang berarti bahwa harga faktor produksi relatif juga menjadi
sama dikedua negara.
5.5.B Penyeimbangan Harga Faktor Produksi Relatif dan Absolut
Kita dapat menunjukan dengan grafik bahwa harga faktor relatif
diseimbangkan kedudukan melalui perdagangan kedua negara (jika semua
asumsi Bagaian 5.2A berlaku pada Gambar 5.5, harga relatif tenaga kerja (w/r)
diukur sepanjang sumbu horizontal, dan harga komoditas relatif X (P X/PY) diukur
sepanjang sumbu vertikal. Karena setiap negara beroperasi di bawah persaingan
sempurna dan menggunakan teknologi yang sama, ada hubungan satu satu
antara titik titik w/r dan P X/PY. Artinya, masing masing rasio w/r dikaitkan
dengan rasio PX/PY tertentu

Gambar 5.5. Penyeimbangan Harga Faktor Produksi Relatif. Sumbu horizontal


mengukur w/r dan sumbu vertikal mengukur P X/PY. Sebelum perdagangan,
Negara 1 berada pada titik A, dengan w/r = (w/r), dan P X/PY = PA sementara
Negara 2 berada pada titik A, dengan w/r = (w/r) 2 dan PX/PY = PA. Karena w/r
lebih rendah di Negara 1 dibandingkan di Negara 2 P A lebih rendah dari PA ,
sehingga Negara 1 memiliki keunggulan komperatif dalam komoditas X. Seiring
dengan Negara 1 mengkhususkan dari dalam produksi komoditas X dengan
adanya perdagangan dan meningkatkan permintaan tenaga kerja relatif
terhadap modal, w/r menjadi naik. Seiring Negara 2 mengkhususkan diri dalam
produksi komoditas Y dan meningktkan permintaan relatif untuk modal, r/w naik
( dengan kata lain, w/r jatuh). Hal ini akan berkelanjutan sampai titik B = B,
dimana PB = PB dan w/r = (w/r)* di kedua negara.
Sebelum perdagangan, Negara 1 berada pada titik A, dengan w/r = (w/r) 1
dan PX/PY = PA, sedangkan Negara 2 berada pada titik A, dengan w/r = (w/r) 2 dan
PX/PY = PA Dengan demikian w/r lebih rendah di Negara 1 dibandingkan Negara 2
tanpa adanya perdagangan, PA lebih rendah dari PA, sehingga Negara 1 memiliki
keunggulan komparatif dalam komoditas X.
Seiring Negara 1 (negara yang relatif L-berlimpah) mengkhususkan diri
dalam produksi komoditas X (komoditas yang bersifat L-intensif) dan mengurangi
produksi komoditas Y, permintaan tenaga kerja meningkat relatif terhadap
permintaan modal dan w/r dalam Negara 1 naik. Hal ini menyebabkan P X/PY
meningkat di Negara 1. Disisi lain, seiring dengan Negara 2 (negara dengan K
berlimpah) mengkhususkan diri dalam produksi komoditas Y (komoditas yang
bersifat K-intensif), permintaan relatif untuk modal meningkat dan r/w naik
(dengan kata lain w/r jatuh). Hal ini menyebabkan P X/PY naik (dengan kata lain,
PX/PY jatuh) di Negara 2. Proses ini akan berlanjut sampai titik B = B , di mana P B
= PB, dan w/r = (w/r)* di kedua negara (lihat Gambar 5.5). Perhatikan juga bahwa
PB = PB , terletak antara PA dan PA, dan (w/r)* terletak di antara (w/r) 1 dan (w/r)2.
Untuk meringkas, PX/PY akan menjadi sama sebagai akibat dari perdagangan, dan
ini akan terjadi hanya ketika w/r juga menjadi sama di kedua negara (asalkan
kedua negara terus memproduksi kedua komoditas). Sebuah bukti yang paling
dalam dan nyata dari teori penyamaan harga faktor produksi relatif diberikan
dalam lampiran.
Paragraf sebelumnya menunjukan proses yang relatif, tidak mutlak,
bagaimana harga harga faktor produksi menyeimbangkan kedudukan.
Penyeimbangan harga faktor produksi mutlak berarti perdaganagan internasional
yang bebas juga menyetarakan upah rill untuk jenis tenaga kerja yang sama
dikedua negara dan tingkat suku bunga rill untuk jenis modal yang sama di
kedua negara. Namun, mengingat bahwa perdagangan menyetarakan harga
faktor produktif relatif, dimana persaingan sempurna ada di semua komoditas
dan pasar faktor produksi, dan bahwa kedua negara menggunakkan teknologi
yang sama dan menghadapi hasil yang konstan atas skala dalam produksi kedua
komoditas, perdagangan juga menyeimbangkan hasil mutlak dari faktor faktor
produksi yang homogen. Sebuah bukti kuat dan mendalam mengenai
penyeimbangan harga faktor produksi absolut disajikan dalam lampiran bab ini,
menyusul bukti penyeimbangan harga faktor produksi relatif.
Perhatikan bahwa perdagangan bertindak sebagi pengganti untuk
mobilitas internasional dari faktor faktor produksi dalam pengaruhnya terdapat
harga harga faktor produksi. Dengan mobilitas yang sempurna (yaitu dengan
informasi yang lengkap dan tidak ada pembatasan hukum atau biaya
transportasi), tenaga kerja akan bermigrasi dari negara berupah rendah ke
negara dengan upah tinggi sampai upah di kedua negara menjadi sama.
Demikian pula, modal akan bergerak dari negara dengan tingkat bungan rendah
ke negara dengan tingakat bunga yang tinggi sampai tingkat bunga yang
seimbang terjadi di kedua negara. Sementara perdagangan beroperasi dalam
permintaan untuk faktor produksi, mobilitas faktor produksi beroperasi pada
penawaran (pasokan) faktor produksi. Dalam kedua kasus diatas, hasilnya
adalah penyeimbangan menyeluruh dalam hasil absolut faktor produksi yang
homogen. Dengan mobilitas parsial (bukan sempurana) internasional faktor
produksi volume yang relatif kecil dalam perdagangan akan diperlukan untuk
mewujudkan kesetaraan dalam hasil faktor produksi antara kedua negara.

Anda mungkin juga menyukai