Anda di halaman 1dari 15

MEKANISME KERJA PASAR VALUTA ASING

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setelah runtuhnya sistem Bretton Woods dan berkembangnya sistem kurs mengambang, bagi
negara berkembang, seperti Indonesia, peranan kurs valas menjadi sangat penting, terutama
terhadap mata uang keras (hard currencies) seperti dollar AS, dan Yen Jepang. Pentingnya
kurs valas ini, karena sebagai negara yang tengah melakukan pembangunan ekonomi, maka
kurs valas akan berhubungan langsung dengan sektor-sektor perdagangan luar negeri,
investasi, bahkan berkaitan langsung dengan beban utang LN yang merupakan sumber dana
pembangunan. Oleh karena itu, kestabilan dan keterjangkauan kurs mutlak diperlukan(Hadi
Kardoyo dan Mudrajad Kuncoro : 2003).
Kurs Valas yang stabil sangat diperlukan dalam proses pembayaaran internasional yang baik
pula. Akan tetapi fluktuasi kurs yang ada di pasar membuat banyak orang memnfaatkan hal
ini untuk memperoleh keuntungan dari kondisi ini. Hal inilah yang mendasari perdagangan
valuta asing menjadi salah astu investasi yang menarik untuk mendapatkan keuntungan.
Perdagangan valuta asing adalah sebuah kegiatan memperdagangkan mata uang dari negara-
negara yang berbeda. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah harga/nilai yang
berbeda-beda jika diukur dengan nilai mata uang lain. Oleh karena itu dari waktu ke waktu
perdagangan valuta asing terus meningkat.
Peningkatan volume perdagangan valuta asing membuat para pelaku di pasar valas juga
bertambah. Para pelaku seperti bank,institusi,pialang dan lainnya tumbuh subur sejak
terjadinya peningkatan perdagangan valas. Perkembangan lebih lanjut perdagangan valas
telah mendunia dan tidak pernah berhenti berputar. Dengan adanya transaksi diluar bursa
perdagangan  sebagai pasar tradisional dari perdagangan valuta asing, banyak sekali pasar
valuta asing yang saling berhubungan satu sama lainnya dimana mata uang yang berbeda
diperdagangkan, sehingga secara tidak langsung artinya bahwa “tidak ada kurs tunggal mata
uang dollar melainkan kurs yang berbeda-beda tergantung pada bank mana atau pelaku pasar
mana yang bertransaksi”. Namun dalam prakteknya perbedaan tersebut seringkali sangat
tipis.
Pasar valuta asing adalah suatu pasar yang unik sehingga menyebabkan banyak pelaku yang
berada di dalamnya. Hal ini dikarenakan dalam pasar ini mempunyai volume perdagangan
dan likuiditas pasar yang besar. Selain itu banyak variasi dari pedagang di pasar valuta asing
dan geografis penyebarannya. Jangka waktu perdagangannya yang 24 jam sehari membuat
pasar ini terus menghidupkan kegiatan ekonomi di dunia. Factor keanekaragam faktor yang
mempengaruhi nilai tukar mata uang. Ha inilah yang mendorong pasar ini terus berkembang.
Pusat perdagangan utama di London, New York, Tokyo dan Singapura namun bank-bank
diseluruh dunia menjadi pesertanya. Perdagangan valuta asing terjadi sepanjang hari. Apabila
pasar Asia berakhir maka pasar Eropa mulai dibuka dan pada saat pasar Eropa berakhir
maka pasar Amerika dimulai dan kembali lagi ke pasar Asia, terkecuali di akhir pekan.
Berikut ini adalah table mata uang yang sering diperdagangkan dalam bursa valas.

6 Peringkat Teratas Mata Uang Yang Diperdagangkan

Peringkat Mata uang ISO 4217 Kode Simbol

1 United States dollar USD $

2 Eurozone euro EUR €

3 Japanese yen JPY ¥

4 British pound sterling GBP £

5 Swiss franc CHF –

6 Australian dollar AUD $

Dalam tabel tersebut dollar Amerika mendominasi perdagangan mata uang dunia. Hal ini
dikarenakan sistem ekonomi yang sudah berkembang pesat di Amerika membuat pasar dari
produk-produk dihasilkan dapat tersebar keseluruh dunia. Dengan demikian menyebabkan
banyak negara yang membeli dollar guna melakukan perdagangan dengan Amerika. Dalam
kurun waktu terakhir dollar Amerika telah menjadi mata uang dunia sehingga menyebabkan
nilainya terus bertambah meskipun terkdang berfluktuasi.
Menurut BIS, rata-rata perputaran pasar valuta asing dunia per hari diestimasikan bernilai
$3,21 trilliun, yang terbagi atas: $1005 milliar di transaksi spot, $362 milliar di
pasar kontrak serah(forward contract), $1714 milliar di pasar swap, $129 milliar
diestimasikan sebagai selisih pelaporan. Sebagai tambahan di luar perputaran “tradisional”
ini, sebesar $2,1 trilliun diperdagangkan di pasar derivatif. Berikut ini adalah grafik
perkembangan perdagangan di bursa valas internasional dari tahun 1989 – 2004 / 3tahun.

Perkembangan ini akan membuat para pelaku pasar akan selalu berorintasi pada profit yang
maksimal. Oleh karena itu tanpa adanya kontrol dari pemerintah keadaan ini dapat
menggangu stabilitas ekonomi suatu negara terutama negara berkembang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Kurs
Dalam menentukan suatu kurs yang ada atau berlaku digunakan beberapa pendekatan sebagai
berikut :
 Pendekatan Perdagangan atau Pendekatan Elastisitas Terhadap Pembentukan Kurs
Salah satu model kurs tradisional yang sangat penting didasrkan pada kajian terhadap arus
pertukaran barang dan jasa antar Negara. Artinya, model ini melihat bahwa nilai tukar/kurs
antara dua mata uang dari dua Negara ditentukan oleh besar kecilnya perdagangan barang
dan jasa yang berlangsung diantara kedua Negara tersebut. Oleh karena itu pendekatan ini
biasa disebut sebagai pendekatan perdagangan ( trade approach ) atau pendekatan elastisitas
terhadap pembentukan kurs ( elasticity approach to exchange rate determination ). Menurut
pendekatan ini kurs ekuilibrium adalah kurs yang akan menyeimbangkan nilai impor dan
ekspor dari suatu Negara. Jika nilai impor Negara tersebut lebih besar daripada nilai
ekspornya ( artinya Negara yang bersangkutan mengalami deficit perdagangan ), maka kurs
mata uangnya akan mengalami peningkatan ( artinya nilai mata uangnya mengalami
depresiasi atau penurunan nilai tukar ), dan hal itu akan berlangsung secara cepat dalam
system kurs yang mengambang yang berlaku pada saat ini. Peningkatan kurs 9 angka
nominalnya ) atau penurunan nilai tukar mata uang tersebut akan membuat harga dari
berbagai komoditi ekspornya menjadi lebih murah bagi para importer atau pihak asing,
sedangkan berbagai produk dan jasa impor menjadi lebih mahal bagi penduduk domestic.
Akibatnya, lambat laun ekspor Negara tersebut akan mengalami peningkatan sedangkan
impornya akan terus menurun sampai pada akhirnya nilai perdagangan internasionalnya
benar-benar seimbang. ( impor = ekspor ).
 Teori Paritas Daya Beli untuk Menjelaskan Proses Pembentukan Kurs ( Purchasing
Power Parity Theory )
Teori ini merumuskan gejala bahwa kurs antara dua mata uang adalah identik dengan rasio
dari tingkat dari harga umum dari kedua negara yang bersangkutan.
Secara garis besar, teori ini menyatakan bahwa pasar valuta asing berada pada kondisi
keseimbangan apabila semua deposito/simpanan dalam berbagai valuta asing menawarkan
tingkat imbalan yang sama. Adapun kondisi dimana perkiraan tingkat imbalan yang
ditawarkan semua simpanan dalam bentuk valuta asing sama ( bila dihitung dengan satu
satuan mata uang yang sama) disebut sebagai kondisi paritas suku bunga ( interest parity ).
Artinya, segenap simpanan valuta asing menawarkan imbalan, risiko kurs, dan kemungkinan
perubahan kurs yang secara keseluruhan setara sehingga prospek keuntungan ataupun daya
tarik atas asset-asset tersebut sama besarnya. Inti dari teori ini yaitu perubahan kurs
senantiasa sebanding atau proporsional dengan perubahan rasio tingkat harga umum yang
berlaku di kedua negara terkait. Pernyataan tersebut yang akhirnya menjurus pada munculnya
hukum satu harga. Pendekatan elastisitas dari teori ini, lebih relevan untuk mengamati kasus-
kasus berjangka panjang. Namun, efektifitasnya tidak begitu menonjol jika pendekatan
tersebut digunakan untuk menangani kasus-kasus berjangka pendek.

 Pendekatan Moneter terhadap Pembentukan Kurs dan Lonjakan Kurs


Penawaran uang di suatu negara diaumsikan dapat ditetapkan atau diciptakan secara
independen oleh otorita moneter dari negara yang bersangkutan. Namun sebaliknya
permintaan uang sangat ditentukan oleh tingkat pendapatan riil negara tersebut, atau tingkat
harga-harga umum yang berlaku serta suku bunga. Semakin tinggi pendapatan riil dan harga-
harga yang berlaku di negara tersebut, maka akan semakin besar pula permintaan akan uang
di negara tersebut karena setiap individu dan perusahaan memerlukan lebih banyak uang
untuk membiayai transaksi hariannya. Pendekatan moneter menyatakan bahwa kurs
sesungguhnya ditentukan oleh proses penyeimbangan atau oenyamaan tingkat permintaan
dan penawaran mata uang nasional di masing-masing negara.
 Pendekatan Keseimbangan Pirtofolio terhadap Pembentukan Kurs
Pendekatan ini ternyata gagal dalam menjelaskan terjadinya pergerakan-pergerakan kurs
diantara mata uang mata uang utama dunia selama periode berlakunya sistem kurs
mengambang yang dimulai sejak tahun 1973.  lebih lanjut pendekatan keseimbangan
portofolio berkeyakinan bahwa kurs itu lebih ditentukan oleh proses penyeimbangan
permintaan dan penawaran asset-asset finansial di masing-masing negara. Baik pendekatan
moneter maupun pendekatan keseimbangan portofolio cocok digunakan untuk mengamati
pergerakan kurs dalam jangka pendek, termasuk kasus-kasus lonjakan kurs ( overshooting ).
Hanya saja, secara umum pendekatan keseimbanagn portofolio lebih memadai daripada
pendekatan moneter.
B. Sistem Kurs
Perdagangan valuta asing yang ada di dunia sanagat ditentukan oleh fluktuasi kurs dari mata
uang yang diperdagangkan. Fluktuasi kurs yang ada membuat  pemerintah masing-masing
Negara mempunyai system yang disesuaikan dengan kondisi mata uang Negara mereka.
Sistem kurs tukar dapat diklasifikasi berdasarkan tingkat sejauh mana kurs tukar dikendalikan
oleh pemerintah. Ada empat kategori sistem kurs tukar (Madura,2003:170-174) :
1. Sistem kurs tetap. Dalam sistem ini, kurs tukar biasanya konstan atau diizinkan
berfluktuasi hanya dalam batasan yang sangat sempit. Jika kurs tukar mulai bergerak
terlalu besar, maka pemerintah akan melakukan intervensi untuk menjaganya tetap
dalam batasan yang diizinkan. Berdasarkan Bretton Woods Agreement, kurs tukar
awalnya harus dalam nilai yang pasti. Penyesuaian baru mulai dilakukan ketika
Amerika sering mengalami defisit neraca perdagangan, yang mengindikasikan bahwa
nilai dolar mungkin terlalu kuat. Smithsonian Agreement kemudian disetujui pada
bulan Desember tahun 1971, yang meminta devaluasi dolar sebesar 8 persen dan
batasan untuk pergerakan kurs tukar lainnya diperluas menjadi 2,25 persen. Namun
ketidakseimbangan pembayaran internasional terus berlanjut sampai pada bulan Maret
tahun 1973 kebanyakan pemerintah di negara-negara besar tidak lagi berupaya
mempertahankan nilai mata uangnya berada dalam batasan yang ditentukan
oleh Smithsonian Agreement.
2. Sistem kurs mengambang bebas. Dalam sistem ini, nilai kurs tukar ditentukan oleh
tekanan pasar tanpa adanya intervensi pemerintah. Keuntungan dari sistem ini adalah
masalah dari negara lain (seperti inflasi dan tingkat pengangguran) tidak akan
merambat (contagion effect). Selain itu, bank sentral dan pemerintah tidak perlu terus
menjaga dan memprtimbangkan kurs tukar dalam mengimplementasikan berbagai
kebijakan. Kerugiannya adalah bagi negara yang mengalami masalah akan mendapat
tekanan yang lebih berat.
3. Sistem kurs mengambang terkendali. Kebanyakan sistem kurs yang digunakan
negara-negara saat ini berada diantara sistem kurs tetap dan sistem kurs mengambang
bebas, yaitu sistem kurs mengambang terkendali. Komponen sistem kurs
mengambang bebas ditunjukkan oleh kurs tukar yang diizinkan berfluktuasi pada
basis harian tanpa adanya batasan resmi. Komponen sistem kurs tetap ditunjukkan
oleh pemerintah yang dapat dan kadang-kadang melakukan intervensi untuk
mencegah mata uangnya bergerak terlalu jauh pada arah tertentu.
4. Sistem kurs terikat. Beberapa negara menggunakan sistem ini, dimana nilai mata uang
mereka diikatkan ke satu atau lebih mata uang asing. Nilai mata uang negara tersebut
kemudian menjadi tetap dalam unit mata uang asing yang diikat, namun nilainya akan
bergerak sejalan dengan nilai mata uang asing yang diikat terhadap mata uang asing
lainnya.
Fluktuasi kurs yang ada di pasar terkadang membuat kondisi ekonomi di suatu negara juga
terganggu terutama di Negara-negara berkembang. Kondisi seperti ini menyebabkan
intervensi dari pemerintah Negara tersebut diperlukan untuk menstabilkan kurs yang ada. Hal
demikian ini menyebabkan kurs semakin berfluktuasi. Adapun factor-faktor yang
mempengaruhinya adalah :
o  Supply & demand foreign currency
o  Posisi Balance of payment
o  Tingkat Inflasi
o  Tingkat Bunga
o  Tingkat Income
o  Pengawasan Pemerintah
o  Ekspektasi dan spekulasi/isu/rum
Dalam perdagangan kurs pelaku pasar tidak bisa serta merta melakukan penjualan atau
pembelian. Hal ini dikarenakan ada macam kurs yang berbeda. Kurs tersebut adalah kurs spot
dan kurs berjangka.
Jenis transaksi valuta asing yang paling terkenal adalah pembayaran dan penerimaan valuta
asing yang terlaksana dalam dua hari kerja setelah disepakatinya transaksi tersebut. Periode
selama dua hari kerja tersebut dimaksudkan untuk memberikan waktu yang memadai bagi
kedua belah pihak guna mengadakan pengaturan dan instruksi-instruksi perdebatan dan
pengkreditan rekening mereka pada bank-bank yang terkai, baik itu yang berada di dalam
maupun yang di luar negeri. Tipe transaksi ini transaksi spot, sedangkan kurs yang digunakan
sebagai landasan transaksi disebut kurs spot.
Kurs berjangka dalam kondisi ekulibrium ditentukan oleh perpotongan antara kurva
prmintaan dan penawaran pasar valuta asing khusus untuk penyerahan di masa mendatang.
Adapun tingkat -tingkat permintaan dan penawaran kurs berjangka itu biasanya bersumber
dari praktek-praktek pemagaran resiko kurs ( hedging), praktek spekulasi dan juga dari
tindakan-tindakan arbitase suku bunga terselebung ( covered interest rate arbitage)
C. Resiko kurs
Resiko kurs itu sendiri muncul karena kurs spot dalam kenyataan senantiasa berubah-ubah.
Resiko kurs muncul tidak hanya dari transaksi-transaksi yang mengandung kewajiban
pembayaran di masa mendatang atau kemungkinan penerimaan di masa mendatang dalam
valas demi diperolehnya paparan transaksi yang baik. Namun juga bersumber dari kebutuhan
untuk menilai persediaan barang / inventori dan seluruh asset yang dimiliki dalam satuan
nilai mata uang domestik secara tepat karena setiap perusahaan harus selalu memperoleh
angka-angka yang pasti dalam menyusun neraca keuangannya. Kepastian perhitungan
terhadap kurs atau kebutuhan untuk menghindari risiko kurs juga bertolak dari kebutuhan
untuk memperkirakan nilai profitabilitas perusahaan di masa mendatang dalam satuan mata
uang domestik secara akurat.
 Pemagaran risiko kurs
Pemagaran risiko kurs (hedging) identik dengan upaya menghindari risiko kurs atau
penutupan posisi terbuka. Secara umum risiko kurs dapat dipagari dan posisi  terbuka dalam
pasar futures atau pasar option juga dapat ditutup.
 Spekulasi
Spekulasi adalah kebalikan dari pemagaran risiko kurs. Kalau seorang pelaku pasar valuta
asing melakukan pemagaran risiko kurs berarti ia sengaja menghindari risiko kurs sedangkan
spekulator justru menantang risiko kurs atau menciptakan posisi terbuka dalam rangka
menciptakan keuntungan seketika. Keuntungan itu memang akan tercipta jika antisipasi
spekulator tersebut terhadap perubahan-perubahan kurs yang akan terjadi benar adanya.
Namun jika antisipasinya itu keliru maka tentu saja ia akan mengalami kerugian. Sama
halnya dengan kasus pemagaran risiko kurs  spekulasi dapat berlangsung dalam pasar spot,
pasar berjangka, pasar futures, maupun pasar option. Namun, dalam kenyataannya sebagian
besar transaksi spekulasi tersebut berlangsung dalam pasar berjangka.
D. Pengertian Pasar Valuta Asing
Kuncoro (1996:105) menjelaskan bahwa semua kegiatan bisnis internasional memerlukan
transfer uang dari satu negara ke negara lain sebagai contoh, suatu perusahaan multinasional
AS yang mendirikan pabrik di Inggris, pada akhir tahun buku selalu ingin mentransfer laba
yang diperoleh dari usahanya di Inggris (dalam bentuk Poundsterling) ke kantor pusatnya di
AS (dalam bentuk USD) maka untuk mengkonversikan mata uang Poundsterling Inggris ke
dalam US Dolar diperlukan adanya pasar valas. Menurut Madura (2000:58) pasar
valas adalah pasar yang memfasilitasi pertukaran valuta untuk mempermudah transaksi-
transaksi perdagangan dan keuangan internasional.Kuncoro (1996:106) transaksi valas
(foreign exchange transaction) adalah pertukaran suatu mata uang dengan mata uang lain.
Pasar Valuta asing adalah pasar tempat memperjualbelikan valuta asing atau mata uang dari
berbagai Negara . Pasar ini mempertemukan individu , kelompok atau persuahaan yang saling
mengadakan dan membutuhkan transaksi mata uang asing untuk keperluan ekonominya
(Salvatore ; 1997 :3). Sedangkan dalam Wikipedia Bursa valuta asing (Inggris: foreign
exchange market,  forex) atau disingkat bursa valas merupakan suatu jenis perdagangan atau
transaksi yang memperdagangkan mata uang suatu negara terhadap mata uang negara
lainnya (pasangan mata uang/pair) yang melibatkan pasar-pasar uang utama di dunia selama
24 jam secara berkesinambungan.
Dalam bursa valuta asing terdapat beberapa prinsip pokok dalam perdangan valuta
asing. Prinsip tersebut adalah sebagai berikut
o  Pengertian kurs jual dan beli selalu dilihat dari sisi bank/money changer
o  Kurs jual selalu lebih tinggi dari kurs beli
o  Kurs jual/beli suatu valas sama dengan kurs beli/jual valas lawannya
E. Mekanisme Kerja Pasar Valuta Asing
Di bursa valas ini orang dapat membeli ataupun menjual mata uang yang diperdagangkan.
Secara obyektif adalah untuk mendapatkan profit atau keuntungan dari posisi transaksi yang
dilakukan.
Di Bursa valas dikenal istilah Lot dan Pip. 1 Lot nilainya adalah $1000 dan 1 pip nilainya
adalah $10. Sedangkan nilai dolar di bursa valas berbeda dengan nilai dolar yang kita kenal di
bank-bank. Nilai dolar di bursa valas sangat bervariasi, yaitu 6000/8000 dan 10.000 rupiah.
Transaksi di valuta asing dapat dilakukan dengan cara dua arah dalam mengambil
keuntungannya. Seseorang dapat membeli dahulu (open buy), lalu ditutup dengan menjual
(sell) ataupun sebaliknya, melakukan penjualan dahulu, lalu ditutup dengan membeli.
Pergerakan pasar valuta asing berputar mulai dari pasar Selandia Baru dan Australia yang
terus ke pasar Asia yaitu Jepang, Singapura, dan Hongkong ke pasar Eropa yaitu Jerman dan
Inggris sampai ke pasar Amerika Serikat. Dalam perkembangan sejarahnya, bank sentral
milik negara-negara dengan cadangan mata uang asing yang terbesar sekalipun dapat
dikalahkan oleh kekuatan pasar valuta asing yang bebas. Berikut ini adalah tabel mekanisme
waktu perdagangan Valuta Asing di berbagai negara.

Summer Winter

Negara Buka Tutup Buka Tutup

Australia 05.30 12.30 05.30 12.30

Chicago 21.30 05.30 20.30 04.30

Frankfurt 14.00 22.00 14.00 22.00

Hong Kong 07.45 15.30 07.45 15.30


London 14.30 23.30 14.30 23.30

New York 20.30 04.00 19.30 03.00

New Zealand 04.30 12.00 04.30 12.00

Tokyo 07.00 14.25 07.00 14.25

Sumber : Valas.com
Menurut survei BIS (Bank International for Settlement, bank sentral dunia), yang dilakukan
pada akhir tahun 2004, nilai transaksi pasar valuta asing mencapai lebih dari USD$1,4 triliun
per harinya. Mengingat tingkat likuiditas dan percepatan pergerakan harga yang tinggi
tersebut, valuta asing juga telah menjadi alternatif yang paling populer karena ROI (return on
investmentatau tingkat pengembalian investasi) serta laba yang akan didapat bisa melebihi
rata-rata perdagangan pada umumnya. Akibat pergerakan yang cepat tersebut, maka pasar
valuta asing juga memiliki risiko yang tinggi. Karena hal inilah wajar ketika tahun 1997
terjadikrisis keungan di Negara di Asia begitpuntahun 1991 diAmerika
Dalam pasar valas, tidak ada keseragaman. Dengan adanya transaksi diluar bursa
perdagangan (over the counter) sebagai pasar tradisional dari perdagangan valuta asing,
banyak sekali pasar valuta asing yang saling berhubungan satu sama lainnya dimana mata
uang yang berbeda diperdagangkan, sehingga secara tidak langsung artinya bahwa “tidak ada
kurs tunggal mata uang dollar melainkan kurs yang berbeda-beda tergantung pada bank mana
atau pelaku pasar mana yang bertransaksi”. Namun dalam prakteknya perbedaan tersebut
seringkali sangat tipis.
F. Pelaku Pasar Valas
Perdangan valuta asing di dunia merupakan sebuah rangkain sistem yang dilakukan oleh para
pelaku yang ada di dalamnya. Madura (2000:648) menjelaskan para pelaku dari pasar valuta
asing adalah: “Market composed primarily of banks, serving firms and consumers who wish
to buy or sell various currencies.”Definisi tersebut diartikan sebagai pasar yang pelakunya
terdiri dari bank-bank, perusahaan-perusahaan, dan masyarakat yang ingin membeli atau
menjual mata uang berbagai negara.Kuncoro (1996:108-113) menjelaskan pelaku utama
dalam pasar valas amat beragam, tidak hanya dalam skala operasi namun juga tujuan dan
metode memanfaatkan pasar ini. Pelaku ekonomi yang utama dalam pasar valas dapat
digolongkan menjadi:
1.      Individu
Individu-individu yang bermain di pasar valas terdorong oleh kebutuhan bisnis dan
pribadinya. kebutuhan pribadi misalnya seseorang ingin mengirim sejumlah uang kepada
familinya di luar negeri. kebutuhan bisnis muncul apabila seseorang terlibat dalam bisnis
internasional, contohnya importir individu.
2.      Institusi
Institusi yang dimaksud disini adalah institusi-institusi keuangan yang mempunyai investasi
internasional, meliputi dana pensiun, perusahaan asuransi, mutual fund, dan bank investasi.
3.      Perbankan
Perbankan adalah pelaku pasar valas yang terbesar dan paling aktif. Perbankan beroperasi
dalam pasar valas lewat para pedagangnya. Istilah teknis untuk menyebut para pedagang ini
adalah exchange dealer atau exchange trader.
4.      Bank Sentral
Bank Sentral memasuki pasar valas dengan tujuan utama bukan untuk memperoleh laba atau
menghindari resiko dari operasi valas yang dilakukannya. Tujuan utama Bank Sentral adalah
mempengaruhi nilai mata uangnya dan nilai mata uang penting lain agar bergerak sesuai
dengan nilai yang menurut Bank Sentral tersebut sesuai dengankepentingan ekonomi
negaranya.
5.      Spekulan dan Arbitraser
Arbitraser adalah orang yang mengeksploitasi perbedaan kurs antar valas. Peran serta
Spekulan dan arbitraser dalam pasar valas semata-mata didorong oleh motif mengejar
keuntungan. Mereka justru menuai laba dari fluktuasi drastis yang terjadi di pasar valas.
Dengan kata lain, mereka tidak mempunyai transaksi bisnis atau komersial yang perlu
dilindungi di pasar valas.
6.      Pialang Pasar Valas
Pialang pasar valas adalah perantara yang menghubungkan antara pihak yang membutuhkan
dan menawarkan valas di pasar valas. Untuk jasa perantara, pialang mengenakan biaya yang
telah disepakati, yang disebut brokerage. Salah satu modal dasar dasar pialang adalah
penguasaannya atas informasi pasar. Informasi sempurna karena dapat mempertemukan
berbagai pelaku pasar valas inilah yang membuat pasar valas menjadipasar yang efisien.
G. Jenis-jenis Pasar Valas
Pasar valas dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:
1.      Pasar Spot (Pasar Tunai)
Menurut Madura (2000:58-66) kurs spot adalah nilai tukar berjalan suatu valuta. Kemudian
yang dimaksud pasar spot adalah pasar yang memfasilitasi transaksi-transaksi nilai tukar
berjalan suatu valuta. Dimana komoditi atau valas dijual secara tunai dengan penyerahan
segera. Disebut juga actual market atau physical market Menurut Kuncoro (1996:106-107)
transaksi spot terdiri dari transaksi valas yang biasanya selesai dalam maksimal dua hari
kerja. Dalam pasar spot, dibedakan atas tiga jenis transaksi:
a) Cash, dimana pembayaran satu mata uang dan pengiriman mata uang lain diselesaikan
dalam hari yang sama
b) Tom (kependekan dari tomorrow/besok), dimana pengiriman dilakukan pada hari
berikutnya
c) Spot, dimana pengiriman diselesaikan dalam tempo 48 jam setelah perjanjian.
Menurut Hamdi (2000:20) contoh transaksi spot yaitu pada tanggal 22 Desember 1996
seorang ayah membutuhkan US$ 10.000 untuk uang saku anaknya yang akan sekolah diluar
negeri. maka seorang ayah tersebut dapat menghubungi bank-bank devisa atau money
changer untuk dapat mengetahui dan membuat kesepakatan selling price pada
tanggaltersebut. Apabila telah tercapai kesepakatan selling price pada tanggal 22 Desember
1996 adalah US$1 = Rp 5.500 maka perhitungannya: Jumlah Rupiah yang dibutuhkan = US$
yang dibutuhkan x selling price= US$ 10.000 x Rp 5.5000
= Rp 55.000.000,-maka untuk mendapatkan US$ 10.000 diperlukan Rp 55.000.000,- yang
harus diserahkan paling lambat tanggal 24 Desember 2004 (2 x 24 jam atau t +2).
2.       Pasar Forward
Menurut Madura (2000:58-66) Kurs forward adalah nilai tukar suatu valuta dengan valuta
lain pada suatu waktu di masa depan yang dikuotasikan oleh bank-bank. Kemudian yang
dimaksud Pasar Forward adalah pasar yang memfasilitasi perdagangan kontrak forward mata
uang. Menurut Kuncoro (1996:106-107) transaksi forward merupakan transaksi valas dimana
pengiriman mata uang dilakukan pada suatu tanggal tertentu di masa datang. Kurs dimana
transaksi forward akan diselesaikan telah ditentukan pada saat kedua belah pihak menyetujui
kontrak untuk membeli dan menjual. Waktu antara ditetapkannya kontrak dan pertukaran
mata uang yang sebenarnya terjadi dapat bervariasi dari dua minggu hingga satu tahun. Jatuh
tempo kontrak forward biasanya satu, dua, tiga atau enam bulan. Transaksi forward biasanya
terjadi bila eksportir, importir, atau pelaku ekonomi lain yang terlibat dalam pasar valas harus
membayar atau menerima sejumlah mata uang asing pada suatu tanggal tertentu di masa
mendatang.
Menurut Madura (2000:63) contoh transaksi forward yaitu apabila suatu perusahaan akan
membutuhkan 1 juta Mark Jerman, 90 hari dari sekarang untuk mengimpor barang dari
Jerman. Asumsikan bahwa perusahaan tersebut dapat langsung membeli Mark Jerman untuk
pengiriman langsung (yaitu, dari pasar spot) dengan kurs spot $0,50 per Mark. Berdasarkan
kurs spot ini maka perusahaan membutuhkan $500.000 ($0,50 per Mark x 1.000.000). namun
perusahaan belum memiliki dana saat ini juga untuk membeli Mark. Perusahaan dapat
menunggu 90 hari dan kemudian menukarkan US Dolar dengan Mark menurut kurs yang
berlaku saat itu. Tetapi perusahaan tidak mengetahui berapa kurs spot 90 hari dari sekarang.
Jika naik menjadi $0,60 per Mark, perusahaan akan membutuhkan $600.000 ($0,60 per Mark
x 1.000.000 Mark). Dengan danya ini maka perusahaan akan merugi sebesar $100.000. akan
lebih baik perusahaan mengunci kurs untuk 90 hari dari sekarang. Dimana kurs forward 90
hari sekarang adalah $0,51 per mark, maka perusahaan dapat melakukan perjanjian kontrak
forward dengan menggunakan kurs forward 90 hari dari sekarang. Sehingga dana yang
dibutuhkan perusahaan sebesar
$510.000 ($0,51 per Mark x 1.000.000 Mark). Maka dengan mengunci kurs, perusahaan tidak
perlu khawatir dengan adanya perubahan kurs spot 90 hari ke depan.

3.      Pasar Currency Futures


Menurut Madura (2000:67-68) pasar Currency Futures merupakan pasar yang memfasilitasi
perdagangan kontrak Currency Futures. Suatu kontrak Currency Futures menetapkan suatu
volume standar dari suatu valuta tertentu yang akan dipertukarkan pada tanggal penyelesaian
(settlement date) tertentu di masa depan. Sebuah MNC (multi national corporation) yang
ingin meng-hedge hutangnya akan membeli kontrak Currency Futures untuk mengunci harga
suatu valuta di masa depan
Menurut Kuncoro (2000:123) contoh transaksi futures yaitu sebuah korporasi AS, yang pada
tanggal 2 Januari menyadari kebutuhan akan 450.000 mark untuk tanggal 11 Februari (40
hari kemudian). Jika korporasi tersebut berupaya untuk mengunci harga pembelian mark di
masa depan dengan kontrak futures, tanggal penyelesaian kontrak adalah hari Rabu ketiga
bulan Maret. Selain itu, jumlah Mark yang dibutuhkan (450.000) lebih tinggi dari jumlah
standarnya (125.000). Hal yang terbaik yang bisa dilakukan korporasi adalah membeli 3
kontrak futures-mark (dengan total 375.000 Mark) atau 4 kontrak futures-mark
(500.000).asumsikan bahwa pada tanggal 11 Januari, harga futures-mark untuk bulan Maret
adalah $0,5900. dengan membeli kontrak futures ini pada tanggal 2 Januari, perusahaan wajib
membeli Mark seharga $0,5900 per Mark pada hari Rabu ketiga bulan Maret. Di lain pihak,
siapa pun yng menjual kontrak futures ini pada tanggal 11 Januari wajib mengirimkan
(menjual)Mark dengan harga $0.5900 per Mark pada hari Rabu ketiga bulan Maret. Karena
satu unit kontrak futures-mark bernilai $125.000 Mark, maka perusahaan harus membeli 3
atau 4 unit kontrak futures-mark. Maka jumlah Dolar yang dibutuhkan adalah $221.500 (3
unit kontrak futures-mark x $125.000 x $0,5900) atau 295.000 (4 unit kontrak futures-mark x
$125.000 x $0,5900).
4.      Pasar Currency Options
Menurut Madura (2000:67-68) menjelaskan pasar Currency Options merupakan pasar yang
memfasilitasi perdagangan kontrak currency options. Kontrak currency options dapat
diklasifikasikan sebagai call atau put. Suatu currency call Options menyediakan hak untuk
membeli suatu valuta tertentu dengan harga tertentu (yang dinamakan dengan strike price
atau exercise price) dalam suatu periode waktu tertentu. currency call
options digunakan untuk meng-hedge hutang-hutang valas yang harus dibayarkan di masa
depan. currency put options memberikan hak untuk menjual suatu valuta asing dengan harga
tertentu dalam suatu periode waktu tertentu. Currency put options digunakan untuk meng-
hedge piutang-piutang valas yang akan diterima di masa depan.
Menurut Madura (2000:131) contoh dari transaksi currency call options yaitu ada
kemungkinan perusahaan sebuah perusahaan akan membutuhkan valuta asing di masa depan,
tetapi perusahaan tidak begitu yakin. Sebagai contoh, anggaplah sebuah perusahaan AS
terlibat dalam tender sebuah poyek di Jerman. Jika proyek tersebut jatuh kepada perusahaan
tersebut maka perusahaan akan membutuhkan kira-kira DM625.00 untuk membeli bahan
baku dan jasa di Jerman, namun perusahaan tidak tahu apakah tawaran akan diterima atau
tidak sampai tiga bulan ke depan. Asumsikan bahwa exercise price bagi Mark adalah $0,50
dan premium call option-nya adalah $ 0,02 per unit. Perusahaan akan membayar $1250 per
opsi (62.500 x $0.02) atau $12.500 untuk 10 kontrak. Dengan adanya opsi tersebut, jumlah
maksimum pengeluaran US Dolar untuk membeli Mark adalah $312.500 (62.500 x $0,5).
H. Profit & Loss Calculation Valuta Asing

(Harga Jual – Harga Beli) x ∑ Lot x Nilai – (komisi x ∑ Lot)

Keterangan:

Lot : Besarnya volume transaksi

Nilai : Besarnya nilai per poin yang berbeda dari setiap mata uang

 EURO = $10/ Lot

 GBP = $10/ Lot

 AUD = $10/ Lot

 JPY = $9.5/ Lot (Indirect Currency)

 CHF = $8.5/ Lot (Indirect Currency)

ILUSTRASI PROFIT
Contoh transaksi perdagangan mata uang EURO.
Pada tanggal 3 Jan 2005, FOMC (Federal Open Market Committee) mengumumkan bahwa
tingkat suku bunga di Amerika Serikat akan dinaikkan dari 2.25% menjadi 3.5% pada tahun
2005. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi tingkat inflasi yang disebabkan
karena pertumbuhan ekonomi yang terlalu cepat.
Pada tanggal 3 Jan 2005 tersebut, nilai Euro sebesar 1.3580 terhadap US$. Artinya untuk
membeli satu Euro diperlukan 1.3580 US$.
Setelah FOMC mengumumkan akan menaikkan tingkat suku bunganya menjadi 3.5%, pasar
memberikan respon yang positif terhadap berita tersebut sehingga terjadi penguatan US$
terhadap Euro. Berita ini menyebabkan nilai Euro bergerak turun dari 1.3580 menjadi 1.3380
(Euro melemah 200 poin).
Berdasarkan informasi diatas dan didukung oleh analisa teknikal maka diputuskan untuk
masuk pasar dengan mengambil posisi JUAL (Open Sell) Euro sebanyak 1 lot pada
harga 1.3530 pada jam 14.00 wib. Hari itu juga Euro terus mengalami pelemahan sampai
1.3450 pada jam 17.00 wib, maka diputuskan untuk melikuidasi/ menutup posisi (keluar
pasar) dengan mengambil posisi BELI (Buy Liquid) sebanyak 1 lot pada harga 1.3480.
Berapa keuntungan yang diperoleh?
Rumus Perhitungan Laba/Rugi
(Sell-Buy) x Nilai/ poin x Jumlah Lot – (Komisi x Jumlah Lot)
= (1.3530-1.3480) x $10 x 1 lot – ( $50 x 1 lot)
= 50 poin x $10 x 1 lot – $50
= $450
Kurs Rupiah terhadap US$ (IDR) = Rp. 9.300,-
Keuntungan transaksi pada tanggal 3 Jan 2005 adalah $450 atau setara dengan Rp.
4.185.000,-
ILUSTRASI LOSS
Apabila terjadi kesalahan dalam melakukan analisa dari contoh diatas, dimana diputuskan
oleh investor dan trader untuk masuk pasar dengan mengambil posisi awal BELI (OPEN
BUY) Euro sebanyak 1 lot pada harga 1.3530 pada jam 14.00 wib dengan rencana transaksi
adalah: target profit pada harga 1.3580 dan target loss pada harga 1.3500.
Dan ternyata Euro terus melemah sampai dengan level 1.3480. Sesuai dengan rencana
transaksi, maka dilakukan aksi keluar dari pasar dan menghentikan transaksi, dengan
mengambil posisi tutup Jual (SELL LIQUID) Euro sebanyak 1 lot pada harga 1.3500.
Berapa Kerugian/ Loss yang terjadi?
Rumus Perhitungan Laba/ Rugi
(Sell-Buy) x Nilai/poin x Jumlah Lot – (Komisi x Jumlah Lot)
= (1.3530-1.3530) x $10 x 1 lot – ( $50 x 1 lot)
= -30 poin x $10 x 1 lot – $50
= -$350
Kurs Rupiah terhadap US$ (IDR) = Rp. 9.300,- Kerugian transaksi pada tanggal 2 Jan 2005
adalah $350 atau setara dengan Rp. 3.255.000
I. Fungsi Pasar Valuta Asing
Pasar valuta asing mempunyai beberapa fungsi pokok dalam membantu kelancaran lalu lintas
pembayaran internasional.( Nopirin (1987:165-166))
 Mempermudah penukaran valuta asing serta pemindahan dana dari satu negara ke
negara lain. Proses penukaran atau pemindahan ini dapat dilakukan dengan sistem
clearing seperti halnya yang dilakukan oleh bank-bank serta para pedagang.
 Memberikan kemudahan untuk dilaksanakannya perjanjian atau kontrak jual beli
dengan kredit, hal ini karena sering terdapat transaksi internasional yang tidak perlu
diselesaikan pembayaran dan atau penyerahan barangnya.
 Memungkinkan dilakukannya hedging. Hedging terjadi apabila pada saat yang sama
seorang pedagang melakukan transaksi jual dan beli valuta asing di pasar yang
berbeda, untuk menghilangkan/mengurangi resiko kerugian akibat perubahan kurs.
Hedging dilakukan pada pasar jangka (forward market). Pasar jangka adalah pasar
dimana transaksi jual beli terjadi dengan harga yang disetujui pada saat transaksi
dilakukan, tetapi penyerahan barang dilakukan kemudian hari. Ini berbeda dengan
spot market dimana transaksi dan penyerahan barang terjadi pada saat yang
bersamaan.
J. Efisiensi Pasar Valas
Sebuah pasar baru dikatakan efisien apabila harga-harga yang berlaku sepenuhnya
menciptakan informasi yang tersedia. Sedangkan pasar valuta asing dikatakan efisien apabila
kurs berjangka yang tengah berlaku secara akurat dapat memprediksikan kurs spot yang akan
berlaku di masa-masa selanjutnya. Artinya, jika kurs berjangka dapat mencerminkan semua
informasi yang ada secara cepat menyesuaikan diri terhadap setiap informasi baru, maka para
investor tidak akan dapat memperoleh keuntungan secara terus menerus dengan mendasarkan
diri pada informasi yang mereka miliki, dan dalam situasi seperti itulah pasar valuta asing
dikatakan efisien.
Berbagai persoalan yang berkenaan dengan efisiensi pasar valuta asing ini perlu kita pahami
karena hanya jika pasar itu efisien, maka harga-harga yang ada dapat mencerminkan nilai
kelangkaan dari berbagai sumber daya yang ada, yang selanjutnya akan menjurus pada
alokasi segenap sumber daya tersebut secara efisien. Sebagai contoh, jika karena alasan
apapun harga suatu komoditi lebih tinggi dari nilai kelangkaannya bagi para konsumen, maka
sumber daya yang dialokasikan untuk mendapatkan komoditi itu menjadi lebih banyak
daripada yang seharusnya. Sehingga secara keseluruhan alokasi sumber daya yang
berlangsung pun tidak dapat dikatakan efisien.
DAFTAR PUSTAKA

Alfred Pakasi , 2008, Penggerak Utama Pasar Valas 2007, www.vibiznews.com diakses


tanggal 17 April 2010 jam 19.35 WIB.
Anonim, 2010, Mengenal Valuta Asing, www.google.com diakses tanggal 17 April 2010 jam
19.32 WIB.
Anonim, 2010, Bursa Valuta Asing, www.id.wikipedia.org/Bursavalutasing , diakses tanggal
17 April 2010 jam 19.40 WIB.
Anonim, 2010, Kapitalisasi dan Likuiditas Pasar, www.id.wikipedia.org /Bursavalutaasing ,
diakses tanggal 17 April 2010 jam 19.42 WIB.
Anonim, 2010, Karakteristik Perdagangan Valutas Asing, www.id.wikipedia.org
/Bursavalutasing , diakses tanggal 17 April 2010 jam 19.43 WIB.
Anonim, 2010, Valuta Asing, http://www.kursvalutaasing.com/ diakses tanggal 17 April
2010 jam 19.53 WIB.
Hadi Kardoyo dan Mudrajad Kuncoro, 2003, Analisis Kurs Valas Dengan Pendekatan Box-
Jenkins: Studi Empiris Rp/US$ dan Rp/Yen, 1983.2-2000.3, Jurnal Ekonomi UGM :2003
Krugman. Paul L. and Maurice Obstfeld, 1996, Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijkan
(terj.), PT RajaGrafindo Pustaka , Jakarta
Lindert. Peter H. And Charles P Kindleberger, 1990, Ekonomi Internasional (Terj.) Erlangga,
Jakarta
Madura, Jeff (2003), “International Financial Management,” Thomson South-Western,
Seventh Edition.
Salvatore. Dominick, 1997, Ekonomi Internasional,Erlangga, Jakarta.
Setiawan,2010, Sistem Moneter Internasional, http://datakuliah.blogspot.com /2009/11/
sistem-moneter-internasional.html diakses tanggal 17 April 2010 jam 19.50 WIB.

Anda mungkin juga menyukai