Anda di halaman 1dari 6

Instrumen yang Diperdagangkan di Pasar Modal

Secara garis besar, ada lima instrumen pasar modal.

Saham
Obligasi
Reksadana
Exchange Traded Fund (ETF)
Derivatif

1. Saham

Saham adalah surat berharga yang dijadikan sebagai bukti kepemilikan atas sebuah
perusahaan. Produk pasar modal ini dinilai sangat populer di kalangan investor sektor pasar
modal.
Mengelola saham pribadi
Salah satu cara yang dilakukan sebuah perusahaan untuk mendapatkan dana adalah dengan
menjual saham.
Saham tersebut dijual di bursa efek yang kemudian bisa dibeli oleh masyarakat atau instansi
dalam bentuk investasi.
Pada dasarnya, kamu bebas memilih saham dari perusahaan yang mana aja, namun tentu
disarankan untuk mengutamakan yang terpercaya dan memberikan keterbukaan informasi
yang lengkap kepada para investornya.
Untuk membeli saham, langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah membuka rekening
efek terlebih dulu di perusahaan sekuritas.

Keuntungan menjadi investor saham


Terdapat beberapa keuntungan yang kamu bisa dapatkan dengan menjadi investor saham,
antara lain:

Bisa meraih dividen atau keuntungan dari kinerja bisnis positif yang diperoleh perusahaan.
Meraih capital gain atau selisih dari harga saham yang dibeli dengan harga saham yang
dijual. Misalnya, kamu membeli saham perusahaan Retno Abadi di harga Rp500 per saham,
kemudian kamu menjualnya di harga Rp1.200 per saham, maka capital gain yang didapatkan
sebesar Rp700 per saham.

2. Obligasi

Obligasi adalah bukti surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan maupun negara.
Biasanya penerbitan obligasi dibeli masyarakat atau investor yang ingin memperoleh
keuntungan karena ada selisih antara nilai pokok utang dan kupon bunga.
Nilai pokok utang adalah nilai dari obligasi itu sendiri. Sementara kupon bunga adalah
keuntungan atau kelebihan yang didapatkan oleh pembeli obligasi.
Adapun contoh obligasi, antara lain:
 Obligasi korporasi, biasa diterbitkan perusahaan BUMN, BUMD, swasta
 Obligasi syariah
 Sukuk (syariah)
 Surat Berharga Negara (SBN)
 Surat Utang Negara (SUN)
 Efek Beragun Aset (EBA).

Penerbitan obligasi yang dilakukan perusahaan atau negara bertujuan meringankan masalah
keuangan.

Bagi sebuah perusahaan, biasanya mereka ingin melakukan ekspansi bisnis.

Sedangkan bagi negara untuk membiayai defisit APBN, mengurangi jumlah utang, dan
menutup kekurangan kas jangka pendek.

Pembelian obligasi harus diwakili oleh suatu perusahaan sekuritas.

Pihak broker di dalam perusahaan sekuritas akan menganalisis obligasi dengan maksud
mengantisipasi segala risiko kerugian yang sewaktu-waktu bisa terjadi akibat pihak penerbit
obligasi gagal membayar nilai pokok utang dan kupon bunga.
Keuntungan menjadi investor di obligasi
Ada beberapa keuntungan yang kamu dapatkan ketika menjadi investor di obligasi, antara
lain:
 Bunga kupon obligasi di atas Saving Bond Ritel (SBR009) adalah 6,30% pa.
 Memiliki risiko yang relatif lebih rendah dibanding investasi saham dan
keuntungannya lebih tinggi dari deposito.

3. Reksadana

Reksadana adalah salah satu investasi paling direkomendasikan bagi pemula. Karena hanya
dengan modal Rp10 ribu, kamu sudah bisa membeli produk ini.
Ada empat jenis reksadana yang cukup populer di Indonesia, yakni Reksadana Pasar Uang,
Reksadana Tetap, Reksadana Saham, dan Reksadana Campuran.
Selain itu terdapat reksadana syariah yang mana sistemnya berlandaskan prinsip dan
ketentuan islami sehingga terhindar dari keuntungan atas bunga riba.
Bursa efek memberikan produk reksadana khusus investor yang gak ingin mendapat risiko
besar, seperti kerugian.
Terlebih, dana investasi yang dikeluarkan lebih kecil bila dibandingkan produk saham.
Pada penerapannya, produk reksadana dirancang oleh manajer investasi. Sementara itu
pembeliannya bisa dilakukan di agen penjual reksadana atau lewat manajer investasinya
secara langsung.

Keuntungan menjadi investor di reksadana


Investor akan mendapat beberapa keuntungan dari reksadana, antara lain:
 Pemodal atau investor gak perlu modal besar.
 Risikonya bervariatif, ada yang rendah dan ada yang tinggi
 Mudah menentukan jenis reksadana yang dipilih.
 Efisiensi waktu karena dikelola oleh manajer investasi.

4. Exchange Traded Fund (ETF)


ETF atau Exchange Traded Fund adalah jenis investasi yang hampir sama dengan reksadana,
bedanya produk ETF yang diperdagangkan lebih banyak ke saham-saham perusahaan yang
ada di bursa efek.
Pembelian produk ETF harus melewati beberapa perusahaan sekuritas. Sementara itu proses
transaksinya bisa menggunakan aplikasi trading yang mereka sediakan.
Sekuritas-sekuritas penyedia produk ETF antara lain adalah.
 Bahana Sekuritas.
 Mandiri Sekuritas.
 Phillip Sekuritas Indonesia.
 Sinarmas Sekuritas.
 Indopremier Sekuritas.

Keuntungan menjadi investor di ETF


Berikut keuntungan yang diperoleh jika menjadi investor di ETF, antara lain:
 Dapat dibeli dan dijual kapan saja, asalkan masih jam perdagangan di pasar modal
Indonesia.
 Biaya dan risiko yang sangat rendah.
 Sarana untuk belajar investasi saham
 Cakupan yang sangat luas karena membeli satu ETF sama dengan memiliki puluhan
saham-saham unggulan yang telah dipilih perusahaan sekuritas bersangkutan.

5. Derivatif

Jenis investasi berikutnya adalah surat berharga derivatif. Derivatif merupakan produk
turunan, dan bentuknya adalah sebuah kontrak perdagangan bukan aset keuangan riil.
Ada tiga jenis derivatif yang perlu diketahui, yaitu opsi, kontrak berjangka, dan swap.
Namun khusus di BEI, derivatif yang tersedia adalah derivatif keuangan, di mana
instrumennya dapat berupa saham, obligasi, indeks saham, indeks obligasi, mata uang
(currency), tingkat suku bunga dan instrumen-instrumen keuangan lainnya, dan bentuknya
adalah kontrak berjangka.
Produk derivatif itu antara lain adalah:
 IDX LQ45 Futures: Suatu perjanjian yang mewajibkan para pihak untuk membeli
atau menjual sejumlah Underlying pada harga dan dalam waktu tertentu di masa yang
akan datang. LQ45 Futures menggunakan underlying indeks LQ45, LQ45 telah
dikenal sebagai benchmark saham-saham di Pasar Modal Indonesia.
 Indonesia Government Bond Futures (IGBF): Kontrak Berjangka Surat Utang Negara
(KBSUN) atau IGBF) adalah suatu perjanjian yang mewajibkan para pihak untuk
membeli atau menjual sejumlah Surat Utang Negara pada harga dan dalam waktu
tertentu di masa yang akan datang.

Produk derivatif cenderung diperuntukan bagi investor senior yang sudah terlebih dulu
berinvestasi di sektor saham, atau instrumen tinggi risiko lainnya. Investasi di produk ini erat
kaitannya dengan spekulasi, oleh karena itu risikonya terbilang cukup tinggi.
Dari lima produk pasar modal ini, beberapa di antaranya tersaji juga di instrumen pasar
modal syariah, namun dengan sistem pembagian keuntungan yang berbeda.
Keuntungan dan risiko investasi di capital market

Berinvestasi di capital market tentunya ada keuntungan dan risikonya. Apalagi kamu yang
memilih saham sebagai investasi. Meski potensi untung gede, tapi risikonya juga tinggi.

Biar kamu mendapatkan gambaran mengenai capital market, yuk simak keuntungan dan
risikonya!
1. Keuntungan investasi di pasar modal
Dibandingkan dengan instrumen investasi lain, menanamkan modal di bursa efek memberi 5
keuntungan utama, yaitu:
 Cara pencairan yang mudah
 Bisa dilakukan dengan dana kecil
 Tingkat keuntungan cukup besar
 Nilai investasi bisa terus berkembang
 Bisa digunakan sebagai jaminan karena pengajuan pinjaman dengan agunan saham
adalah sah di mata undang-undang di Indonesia.

2. Risiko berinvestasi di pasar modal


Semua instrumen investasi memiliki risiko masing-masing yang berbeda satu dengan yang
lainnya.
Di pasar modal ada dua risiko yang bisa aja terjadi, yaitu capital loss dan likuidasi
perusahaan.
Capital loss adalah selisih negatif harga penjualan instrumen pasar modal (saham, obligasi,
reksa dana) dengan harga beli. Singkatnya, selisih ini menjadi kerugian bukan keuntungan
seperti capital gain.
Likuidasi perusahaan adalah pembubaran badan usaha karena dinyatakan bangkrut.
Pemegang obligasi mendapat haknya terlebih dahulu, sedangkan pemegang saham biasanya
paling akhir mendapat hak (kalau masih ada sisa penjualan aset perusahaan).

Perbedaan capital market dan pasar uang

Dalam istilah keuangan, kita juga pernah mendengar istilah pasar uang. Lantas apa yang
menjadi perbedaan antara pasar modal dengan pasar uang?
Bicara soal definisi pasar uang, pasar uang adalah pasar yang mempertemukan permintaan
dan penawaran dana jangka pendek antara 1–360 hari dari calon penanam dan pencari modal.

1. Jangka waktu
Meski sama-sama dimanfaatkan investor dan pencari modal untuk menambah dana segar.
Namun jangka waktunya beda.
Seperti yang telah dijelaskan di atas di definisi pasar uang dan pasar modal, pasar uang kerap
dimanfaatkan untuk keperluan jangka pendek. Investor maupun pendana mengharapkan
bunga dalam waktu cepat.
Namun pasar modal adalah untuk jangka panjang. Bentuk imbal hasilnya adalah berupa
capital gain maupun dividen.
2. Instrumen
Instrumen pasar uang antara lain adalah, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga
Pasar Uang, Sertifikat Deposito, Banker’s Acceptance, Commercial Paper, Interbank Call
Money, dan Promisory Notes.
Sementara itu untuk produknya pasar modal, sudah dijelaskan di atas kan. Ada saham,
obligasi, reksadana, ETF, hingga derivatif.
3. Otoritas tertinggi
Otoritas tertinggi dalam pasar modal adalah OJK. Sementara itu dalam pasar uang, otoritas
tertingginya bukan OJK, melainkan Bank Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai