Anda di halaman 1dari 5

RESUME

HUKUM INVESTASI

INSTRUMEN PASAR MODAL

Nasrum, S.H.,M.H.

Armin K, S.H.,M.H.

Aifan, S.H.,M.H.

Disusun Oleh :
LIONY HARDIANTI
D 101 17 350 - BT 10/A

FAKULTAS HUKUM-ILMU HUKUM

UNIVERSITAS TADULAKO

2020
Instrumen Pasar Modal 

Instrumen Pasar Modal adalah semua surat berharga (efek) yang secara umum
diperjualbelikan melalui Pasar Modal. Menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun
1995 tentang Pasar Modal, efek adalah setiap surat pengakuan utang, surat
berharga komersial, saham, obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti utang,
setiap right, waran, opsi, atau derivatif dari efek, atau setiap instrumen yang
ditetapkan sebagai efek.

Umumnya sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal meliputi saham,


obligasi, reksadana dan instrumen derivatif. Berikut penjelasan beberapa
instrumen pasar modal (Tandelilin, 2001).

1. Saham

Saham merupakan surat tanda bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan dalam
bentuk PT. Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang paling populer di
pasar modal. Dengan memiliki saham, investor akan memperoleh dividen dan
dapat memanfaatkan fluktuasi harga saham dengan menjual saham tersebut untuk
memperoleh keuntungan yang dinamakan capital gain.

Kalau dari Bursa Efek Indonesia, saham adalah surat tanda bukti kepemilikan
seseorang pada suatu perusahaan. Dengan kata lain, kalau kita beli saham, berarti
kita membeli hak milik terhadap perusahaan tertentu yang sahamnya kita beli itu.

Saham ini terbagi atas dua macam:

 Saham biasa, yaitu saham yang biasa kita lihat diperjualbelikan di Bursa
Efek, yang keuntungannya bisa berupa dividen dan capital gain.
 Saham preferen, yaitu saham yang punya prioritas lebih dari saham biasa
untuk pembagian dividen-nya, bersifat kumulatif, dan bisa ditukar dengan
saham biasa dengan syarat tertentu.
Keuntungan dan manfaat yang didapat dari saham bisa berupa dividen dan
capital gain :

 Dividen, merupakan pembagian keuntungan yang diberikan oleh


perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
 Capital gain, merupakan selisih antara harga beli dan harga jual yang
terbentuk karena aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.

2. Obligasi

Obligasi merupakan sertifikat yang berisi kontrak antara investor dan perusahaan,
yang menyatakan bahwa investor sebagai pemegang obligasi telah meminjamkan
sejumlah uang kepada perusahaan (emiten). Perusahaan yang menerbitkan
obligasi mempunyai kewajiban untuk membayar bunga secara reguler sesuai
dengan jangka waktu yang telah ditentukan serta pokok pinjaman pada saat jatuh
tempo.

Obligasi pada dasarnya adalah surat utang. Tak hanya perseorangan atau
perusahaan saja yang bisa membuat surat utang yang dibuat setelah mereka
meminjam sejumlah dana sebagai modal usaha negara pun bisa membuat surat
utang, yang kemudian diperjualbelikan sebagai instrumen pasar modal.

Keuntungan instrumen pasar modal satu ini adalah dari kupon yang terbagi atas
fixed coupon dan floating coupon. Selain itu, kita juga bisa mendapatkan
keuntungan dari selisih harga jual dari harga beli.

3. Reksadana

Reksadana adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan


sejumlah dana kepada perusahaan reksadana untuk dikelola oleh manajer investasi
profesional, agar digunakan sebagai modal berinvestasi baik di pasar modal
maupun di pasar uang.

Reksa Dana ada 4 jenis :


 Reksa Dana Pasar Uang : Yang dananya akan diinvestasikan ke produk-
produk pasar uang, seperti deposito, SBI, dan sebagainya.
 Reksa Dana Pendapatan Tetap : 80% dana akan dibelanjakan untuk
instrumen investasi berupa sukuk atau obligasi.
 Reksa Dana Campuran: investasinya ke saham dan obligasi, sisanya baru
pasar uang
 Reksa Dana Saham: 80% dana akan diinvestasikan ke produk saham.

4. Instrumen Derivatif

Instrumen derivatif merupakan sekuritas turunan dari suatu sekuritas lain,


sehingga nilai instrumen derivatif sangat tergantung dari harga sekuritas lain. Ada
beberapa jenis instrumen derivatif, diantaranya waran, bukti right (right issue),
opsi dan future.

Atau surat berharga turunan dari saham atau obligasi. Pada umumnya derivatif ini
digunakan oleh para manajer investasi untuk melindungi nilai investasi terhadap
risiko yang timbul akibat pergerakan harga saham, suku bunga, nilai tukar rupiah,
dan beberapa faktor penyebab pergerakan harga dipasar modal yang lain, tanpa
memengaruhi nilai produk acuan.

Derivatif ini ada beberapa jenis:

 Opsi: surat pernyataan dari pihak yang memberikan hak pada pemegang
saham untuk menjual sahamnya sesuai harga yang disepakati.
 Right: surat berharga yang menyatakan mengenai pemberian hak bagi
pemodal untuk membeli saham baru dengan harga dan waktu yang
disepakati.
 Warrant: surat yang dikeluarkan oleh perusahaan yang menyatakan bahwa
pemegangnya mempunyai hak untuk membeli saham dengan syarat-syarat
yang sudah disepakati.
DAFTAR PUSTAKA

Zahroh, A. (2015). Instrumen Pasar Modal. Iqtishoduna: Jurnal Ekonomi Islam, 4(1), 51-65.

Utomo, L. L. (2000). Instrumen Derivatif: Pengenalan Dalam Strategi Manajemen Risiko


Perusahaan. Jurnal akuntansi dan keuangan, 2(1), 53-68.

Anoraga, P., & Pakarti, P. (2001). Pengantar pasar modal. Rineka Cipta, Jakarta.

https://www.kajianpustaka.com/2016/11/pengertian-fungsi-dan-instrumen-pasar-
modal.html

Anda mungkin juga menyukai