Anda di halaman 1dari 22

BAB XV

PASAR MODAL INDONESIA


Arti Pasar modal
Pasar yang merupakan sarana bagi perusahaan dan pemerintah
untuk memperoleh dana jangka panjang dengan cara menjual
saham atau obligasi (capital market).
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai
instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan,
baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen
derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan
sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain
(misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan
berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi
berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan
terkait lainnya.
• I
• Pasar modal adalah pasar yang
beroperasi secara terorganisir dimana
terdapat aktivitas perdagangan surat-
surat berharga seperti saham, ekuitas,
surat pengakuan hutang, obligasi, dan
surat berharga lainnya yang diterbitkan
oleh pemerintah maupun perusahaan
swasta dengan memanfaatkan jasa
perantara, komisioner, dan underwriter.
Pelaku Pasar Modal
Para pemain utama yang terlibat di pasar modal dan lembaga penunjang yang
terlibat langsung dalam proses transaksi antara pemain utama sebagai
berikut:
1.Emiten, perusahaan yang melakukan emisi, baik yang berupa saham ataupun
obligasi.
2.Investor, pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di
perusahaan yang melakukan emisi.
3.Penjamin Emisi (underwriter), lembaga yang menjamin terjualnya
saham/obligasi sampai batas waktu tertentu dan dapat memperoleh dana
yang diinginkan emiten.
4.Agen Penjualan, pihak yang menjual efek dari perusahaan yang akan "Go
Public" tanpa kontrak dengan emiten yang bersangkutan.
5.Pialang (broker), perantara antara si penjual (emiten) dengan si pembeli
(investor) dalam jual beli efek.
Lembaga dan Struktur Pasar Modal di Indonesia

1.Otoritas Jasa Keuangan, yang menggantikan fungsi Badan Pengawas


Pasar Modal sebagai pengawas seluruh aktivitas yang terjadi di
pasar modal.
2.Bursa Efek, saat ini ada dua: Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya namun sejak akhir 2007 Bursa Efek Surabaya melebur ke
Bursa Efek Jakarta sehingga menjadi Bursa Efek Indonesia
3.Perusahaan Efek
4.Lembaga Kliring dan Penjaminan, saat ini dilakukan oleh PT. Kliring
Penjaminan Efek Indonesia (PT. KPEI)
5.Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, saat ini dilakukan oleh PT.
Kustodian Sentral Efek Indonesia (PT. KSEI)
 
SAHAM
Arti Saham
Saham adalah bukti kepemilikan nilai sebuah perusahaan
atau bukti penyertaan modal. Pemilik saham juga
memiliki hak untuk mendapatkan dividen sesuai dengan
jumlah saham yang dimilikinya. Dengan memegang
saham, maka individu maupun badan bisa mengeklaim
kepemilikan pada suatu perusahaan terbuka. Artinya,
pemegang saham berapa pun jumlah lembar yang
dimilikinya berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS). Salah satu cara untuk memiliki saham
perusahaan, seseorang harus membelinya di pasar modal.
Jenis Saham
Saham di Bursa Efek Indonesia terbagi
menjadi 9 sektor yakni pertanian,
pertambangan, industri dasar dan kimia,
dan industri mesin. Berikutnya yakni
industri barang konsumsi, properti dan
konstruksi bangunan, infrastruktur dan
transportasi, keuangan, dan terakhir yakni
perdagangan jasa dan investasi.
Selain dibagi per sektor, saham adalah juga terbagi
berdasarkan prioritas pembagian keuntungan ke
pemegang saham (dividen), jenis saham terbagi
menjadi dua yakni saham biasa (common stock) dan
saham preferen (preferred stock). Saham preferen
adalah saham yang pemegangnya mendapatkan
prioritas atau didahulukan atas pembagian dividen
perusahaan. Termasuk diprioritaskan mendapatkan
pengembalian modal dari pembagian aset saat
perusahaan dilikuidasi
Kebalikan dari saham preferen, saham biasa
adalah bukti kepemilikan atas perusahaan
yang tidak memiliki keitimewaan dalam
prioritas mendapatkaan dividen.
Keuntungan dan risiko Membeli saham
perusahaan di pasar modal merupakan
investasi yang memiliki risiko lebih tinggi
dibandingkan instrumen investasi lain, seperti
obligasi, deposito, tabungan berjangka, atau
emas. Namun demikian, lantaran risikonya
yang tinggi, investasi saham juga bisa
memberikan imbal atau keuntungan yang
tinggi, baik dari dividen maupun kenaikan
harga saham.
Risiko kerugian yang paling lazim dalam
investasi saham adalah harga saham yang
lebih rendah dibandingkan saat pembelian.
Kerugian investasi saham akan semakin besar
jika harga saham anjlok tajam. Naik turun
harga saham sendiri sangat dipengaruhi
banyak faktor. Harga saham adalah tak hanya
bergantung pada kinerja perusahaan, namun
juga sangat dipengaruhi psikologi pasar.
Cara membeli saham,
Investor harus menyiapkan dana sesuai harga saham dan
membayar biaya transaksi untuk perusahaan sekuritas (fee
broker). Sedangkan untuk penjualan saham, total dana yang
didapat investor adalah nilai sesuai harga jual saham dikurangi
biaya transaksi dan PPh.
Biaya transaksi tersebut berbeda-beda di setiap perusahaan
sekuritas, tetapi umumnya 0,2—0,3 persen dari nilai transaksi
pembelian saham (termasuk PPN) dan ditambah PPh 0,1 persen
khusus untuk transaksi penjualan saham. Meski dihitung per
lembar, cara beli saham juga tak bisa dilakukan dengan
pembelian per lembar, tetapi harus dilakukan dalam 1 lot.
Menurut aturan BEI, 1 lot setara dengan 100 lembar saham.
Modal beli saham
Modal membeli saham sangat ditentukan oleh tiga
faktor, yaitu harga saham perusahaan yang akan
dibeli, fee transaksi sekuritas, dan jumlah saham yang
akan dibeli. Saat ini, seseorang bisa mulai membeli
saham di BEI dengan modal sekitar Rp 100.000 untuk
pemula. Sebagai ilustrasi, pada Januari 2020 seorang
bernama A ingin membeli sebanyak 2 lot saham PT
ABCD yang harganya Rp 1.000 per lembar saham.
Sementara perusahaan sekuritas menetapkan biaya
transaksi sebesar 0,3 persen.
Maka, total jumlah modal yang diperlukan adalah
sebesar Rp 200.600. Rinciannya yakni Rp 200.000
untuk membeli saham (2 lot x 100 saham x Rp 1.000).
Lalu biaya sebesar Rp 600 yang berasal dari fee
transaksi sebesar 0,3 persen x Rp 200.000. Berikutnya
setahun berselang atau pada Januari 2021, A
memutuskan untuk menjual 2 lot saham PT ABCD
miliknya. Harga saham PT ABCD sudah naik menjadi
Rp 1.200 per lembar saham.
Dalam transaksi jual saham, transaksi yang dilakukan
A dikenakan biaya transaksi sebesar 0,3 persen dan
pajak PPh atas transaksi jual sebesar 0,1 persen.
Maka, total uang yang akan didapatkan A dari
penjualan saham PT ABCD yakni sebesar Rp 239.040.
Rinciannya, A menerima sebesar Rp 240.000 dari
saham PT ABCD yang dijual (2 lot x 100 saham x Rp
1.200). Lalu transaksi tersebut dipotong biaya
transaksi sebesar Rp 720 (0,3 persen x Rp 240.000)
dan pajak PPh sebesar Rp 240 (0,1 persen x Rp
240.000).
OBLIGASI
Obligasi adalah surat utang jangka menengah maupun
jangka panjang yang dapat diperjualbelikan. Obligasi
berisi janji dari pihak yang menerbitkan Efek untuk
membayar imbalan berupa bunga (kupon) pada periode
tertentu dan melunasi pokok utang pada akhir waktu
yang telah ditentukan, kepada pihak pembeli obligasi
tersebut. Obligasi merupakan salah satu investasi Efek
berpendapatan tetap yang bertujuan untuk memberikan
tingkat pertumbuhan nilai investasi yang relatif stabil
dengan risiko yang relatif lebih stabil juga, dibandingkan
dengan saham.
Arti Obligasi sendiri sering disebut sebagai surat
pengakuan utang atau surat utang saja. Dalam pengertian
obligasi, penerbit surat utang tersebut berarti mengakui
telah berhutang pada pembeli obligasi sesuai dengan
waktu jatuh tempo yang disepakati. Sederhanya, penerbit
obligasi adalah debitur, sementara pembeli obligasi
adalah kreditur atau investor. Pembayaran yang harus
dilunasi tersebut yakni utang pokok ditambah dengan
bunga. Dalam obligasi, istilah bunga lebih sering disebut
sebagai kupon
Obligasi sendiri merupakan instrumen investasi yang bisa
dipilih investor di pasar modal selain efek saham yang
diperdagangkan.
berbeda dengan saham yang memberikan hak kepemilikan
kepada pemegangnya, obligasi sebenarnya merupakan
pinjaman yang investor berikan kepada suatu perusahaan
atau pemerintah. Obligasi adalah surat utang jangka
panjang yang diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah
dengan nilai nominal dan waktu jatuh tempo tertentu.

Meski ada tanggal jatuh tempo, bukan berarti obligasi


tersebut dipegang hingga jatuh tempo, karena sebenarnya
dapat diperjualbelikan pada pasar sekunder. Perbedaan
saham dan obligasi lainnya adalah pada risiko. Obligasi
adalah investasi yang minim resiko, bahkan bisa dibilang
tanpa risiko jika arti obligasi diterbitkan oleh pemerintah.
Jenis-jenis obligasi pada umumnya:

1.     Obligasi Pemerintah, yaitu obligasi dalam bentuk Surat Utang


Negara yang diterbitkan oleh Pemerintah RI. Pemerintah
menerbitkan obligasi dengan kupon tetap (seri FR- Fixed Rate),
obligasi dengan kupon variable (seri VR –Variable Rate) dan obligasi
dengan prinsip syariah/ Sukuk Negara.
2.     Obligasi Korporasi, yaitu obligasi berupa surat utang yang
diterbitkan oleh Korporasi Indonesia baik BUMN maupun korporasi
lainnya. Sama seperti obligasi pemerintah, obligasi korporasi
terbagi atas obligasi dengan kupon tetap, obligasi dengan kupon
variabel dan obligasi dengan prinsip syariah. Ada Obligasi Korporasi
yang telah diperingkat atau ada yang tidak diperingkat.
3.     Obligasi
Ritel, yang diterbitkan oleh
Pemerintah yang dijual kepada individu
atau perseorangan melalui agen penjual
yang ditunjuk oleh Pemerintah. Biasanya
ada beberapa jenis yaitu ORI atau Sukuk
Ritel.
Contoh dan jenis obligasi
Ada beberapa jenis dan contoh obligasi yang diterbitkan
dan diperdagangkan di pasar modal. 1.Obligasi
korporasi yang merupakan obligasi yang diterbitkan oleh
perusahaan swasta nasional termasuk BUMN dan
BUMD. Surat Utang Negara (SUN) atau surat berharga
yang diterbitkan oleh pemerintah sesuai dengan UU
No.24/2002.
2.Sukuk korporasi yang merupakan instrumen
berpendapatan tetap yang diterbitkan berdasarkan
prinsip syariah sesuai ketentuan Bapepam & LK Np.
IX.A.13 tentang Efek Syariah.
3.Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang merupakan
surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah
berdasarkan syariah Islam sesuai dengan Undang-Undang
No.19/2008 Tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
4. Efek Beragun Aset (EBA) yang merupakan efek bersifat
utang yang diterbitkan dengan Underlying Aset sebagai
dasar penerbitan.
Semua instrumen itu sudah dapat ditransaksikan dan atau
dilaporkan perdagangannya melalui Bursa Efek Indonesia
(BEI).  Obligasi pemerintah dinilai lebih aman karena
pemerintah berwenang membebankan pajak dan
mencetak uang.

Anda mungkin juga menyukai