HARGA OBLIGASI
Abstraksi
Sekuritas yang diperdagangkan di bursa efek pada dasarnya ada 2, yaitu saham (yang menunjukkan bukti
kepemilikan atas suatu perusahaan) dan obligasi (yang menunjukkan surat tanda hutang dari emiten yang
menerbitkan sekuritas tersebut).
Obligasi dan saham keduanya adalah instrumen keuangan yang disebut sekuriti namun bedanya adalah
bahwa pemilik saham adalah bagian dari pemilik perusahan penerbit saham, sedangkan pemegang
obligasi adalah semata merupakan pemberi pinjaman atau kreditur kepada penerbit obligasi. Obligasi juga
biasanya memiliki suatu jangja waktu yang ditetapkan dimana setelah jangka waktu tersebut tiba maka
obligasi dapat diuangkan sedangkan saham dapat dimiliki selamanya ( terkecuali pada obligasi yang
diterbitkan oleh pemerintah Inggris yang disebut gilts yang tidak memiliki jangka waktu jatuh tempo
Obligasi adalah surat hutang yang dikeluarkan oleh perusahaan atau negara. Jangka waktu jatuh
tempo obligasi bermacam-macam, ada yang relatif pendek seperti satu tahun, dan ada yang
jangka panjang, yaitu 30 tahun.
Pendahuluan
Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka
panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi) maupun
modal sendiri (saham) yang diterbitkan pemerintah dan perusahaan swasta (Suad
Husnan, 1994).
Perkembangan pasar modal yang pesat memiliki peran penting dalam
meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi ekonomi,
pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang
surplus dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Sementara dalam
melaksanakan fungsi keuangan, pasar modal menyediakan dana yang dibutuhkan
oleh pihak yang memerlukan dana, dan pihak yang memiliki kelebihan dana dapat
ikut terlibat dalam kepemilikan perusahaan tanpa harus menyediakan aktiva riil
yang diperlukan untuk melakukan investasi (Syamsul Bachri, 1997). Kehadiran
pasar modal sangat penting bagi perusahaan dan investor. Perusahaan sebagai
Setiap instrumen investasi tersebut tentu memiliki karakteristik yang
berbeda satu sama lain, misalnya melakukan investasi pada obligasi mungkin
lebih tepat untuk dilakukan apabila investor yang berorientasi pendapatan tetap,
sedangkan investasi dalam bentuk saham akan lebih tepat dilakukan investor yang
berorientasi pertumbuhan (Haugen, 1997).
Seorang pemilik modal (investor) yang berminat membeli obligasi,
sudah seharusnya memperhatikan peringkat obligasi karena peringkat tersebut
memberikan informasi dan memberikan signal tentang probabilitas kegagalan
hutang suatu perusahaan. Peringkat obligasi merupakan skala risiko dari
semua obligasi yang diperdagangkan. Untuk melakukan investasi pada obligasi,
selain diperlukan dana yang cukup, pemilik modal juga memerlukan pengetahuan
yang cukup tentang obligasi serta diikuti dengan naluri bisnis yang baik
untuk bisa menganalisis atau memperkirakan faktor-faktor yang bisa
mempengaruhi investasi pada obligasi.
Obligasi merupakan surat tanda hutang dari emiten yang menerbitkan
obligasi tersebut, yang berarti bahwa emiten mengakui berhutang kepada pembeli
atau pemilik obligasi tersebut (Harianto dan Sudomo, 1998).
Literatur Teori
1. Penilaian Obligasi (Bond Valuation)
Bond valuation adalah sebuah proses untuk menentukan harga yang pasti dan
sesuatu dari sebuah obligasi. Markiel (1962) menjelaskan terdapat 4 prinsip dasar
dalam Bond Valuation Theory, keempat prinsip ini dibuktikan pertama kali dari
valuasi persamaan matematis obligasi. Keempat prinsip terbeut adalah sebagai
berikut.
a. Harga obligasi bergerak terbalik terhadap perubahan suku bunga.
b. Semakin panjang jatuh tempo sebuah obligasi, semakin sensitif perubahan
suku bunga.
c. Perubahan harga yang terjadi dan yield to maturity tidak simetris.
d. Semakin rendah kupon obligasi, maka sensitif harganya terhadap
perubahan suku bunga.
Namun terdapat faktor tambahan yang mempengaruhi ikatan nilai obligasi yaitu
perpajakan dan marketability. Perpajakan pada obligasi hanya pada pajak
pendapatan bunga (kupon pembayaran), sedangakan marketability atau likuiditas
pasar suatu obligasi tergantung pada kemudahan suatu obligasi untuk dijual
kembali, obligasi yang lebih mudah dipasarkan adalah obligasi yang memiliki
citra baik di mata para investor, hal ini dapat dilihat dari reputasi penerbit obligasi
atau peringkat obligasi yang diterbitkan oleh rating agency obligasi. Obligasi
yang likuiditasnya tinggi cenderung diperdagangkan dengan harga premium,
ketentuan opsi sebaliknya dilakukan pada saat suku bunga pasar dan tingkat suku
bunga kupon berbeda.
2. Pasar Modal
Pasar modal adalah tempat pertemuan antara dua pihak yaitu pihak yang memiliki
kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana atau emiten dengan
cara memperjualbelikan sekuritas (Tandelilin, 2001). Pasar Modal adalah
pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang
membutuhkan dana dengan cara memperjualkan sekuritas. Surat berharga yang
bersifat hutang umumnya dikenal nama obligasi dan surat berharga yang bersifat
kepemilikan dikenal dengan nama saham. Dapat didefinisikan juga bahwa
obligasi adalah bukti pengakuan hutang dari perusahaan, sedangkan saham adalah
bukti penyertaan dari perusahaan.
Pasar modal digunakan oleh perusahaan untuk mencari dana dengan menjual hak
kepemilikan dan hutang jangka panjang kepada masyarakat. Bursa Efek Indonesia (BEI)
merupakan salah satu lembaga pasar modal yang merupakan hasil gabungan dari Bursa Efek
Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES).
3. Investasi
Menurut PSAK Nomor 13 dalam Standar Akuntansi Keuangan per 1 Oktober
2004 investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk
pertumbuhan kekayaan (accretion of wealth) melalui distribusi hasil nilai
investasi (seperti bunga, royalti, dividen, dan uang sewa), untuk apresiasi nilai
investasi, atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti
manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan.
Menurut Fahmi (2011), pada umumnya ada dua bentuk investasi yaitu:
a. Investasi Nyata (Real Investment)
Secara umum melibatkan asset berwujud, seperti tanah, mesin-mesin, atau
pabrik.
b. Investasi Keuangan (Financial Investment).
Melibatkan kontrak tertulis, seperti saham biasa (common stock) dan obligasi
(bond)
Pengertian investasi di atas menunjukkan bahwa investasi bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan investor, baik sekarang maupun di masa yang akan
datang. Investasi juga dapat disimpulkan sebagai suatu komitmen atau
penempatan sejumlah dana atau sumber daya lain yang dilakukan saat ini dengan
tujuan untuk memperoleh pengembalian dengan jumlah yang lebih besar dari dana
yang diinvestasikan.
4. Obligasi
Menurut I Made (2009) obligasi ialah surat utang jangka panjang atau
menengah, yang dapat dipindah tangankan dan berisi janji dari pihak yang
menerbitkan obligasi, untuk membayar imbalan berupa bunga atau kupon
pada periode tertentu, serta melunasi pokok utang pada waktu yang telah
ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.
Menurut Pandji dan Piji (2008) Obligasi merupakan bukti pengakuan utang
dari perusahaan, yang mengandung suatu perjanjian atau kontrak yang
mengikat kedua belah pihak, antara pemberi pinjam dan penerima pinjaman.
Obligasi jika dilihat dari sisi perusahaan merupakan hutang perusahaan
kepada investor (pemegang obligasi), sedangkan jika dilihat dari sisi investor,
obligasi perusahaan merupakan klaim dari kreditur kepada emiten dan bukan
klaim kepemilikan seperti saham biasa Tandelilin (2010).
5. Jenis-jenis Obligasi
Berdasarkan penerbitnya, obligasi dibagi menjadi empat jenis, yaitu sebagai
berikut Fahmi (2013):
1. Treasury Bond (TB) adalah obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah,
seperti departemen keuangan atau bank sentral suatu negara.
4. Foreign Bond (FB) adalah obligasi yang diterbitkan oleh negara asing dan salah satu
risikonya adalah risiko dalam bentuk foreign currency (mata uang asing). Risiko lain
adalah jika terjadi pada risiko gagal bayar.
Berdasarkan Bursa Efek Indonesia sistem pembayaran bunga, obligasi dibagi menjadi
empat jenis, yaitu sebagai berikut :
1. Zero Coupon Bonds adalah obligasi yang tidak melakukan pembayaran
bunga secara periodik. Namun bunga dan pokok dibayarkan sekaligus
pada saat jatuh tempo.
2. Coupon Bonds. Obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara
periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya.
3. Fixed Coupon Bonds adalah obligasi dengan tingkat kupon bunga yang
telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana.
4. Floating Coupon Bonds adalah obligasi dengan tingkat kupon bunga yang
telah ditentukan sebelum jangka waktu tertentu, berdasarkan suatu acuan
(benchmark) tertentu seperti Average Time Deposit (ATD), yaitu rata-rata
tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank pemerintah dan bank
swasta.
Berdasarkan jenis dan karakteristiknya, obligasi dibagi menjadi tujuh jenis, yaitu
sebagai berikut (Sartono, 2001):
1. Callable bond adalah obligasi tidak dapat ditarik kembali sebelum jatuh
tempo.
2. Convertible bond adalah obligasi yang dapat memberikan hak kepada
pemiliknya untuk mengubah menjadi saham.
3. Non convertible bond adalah obligasi yang tidak dapat diubah menjadi
saham.
4. Eurobond adalah obligasi dalam mata uang asing dan diterbitkan di luar
negeri.
5. Yankee bond adalah obligasi yang diterbitkan dengan mata uang setempat dimana
obligasi itu ditawarkan.
6. Zero coupon bond adalah obligasi yang tidak membayar bunga dan dijual dengan
diskon.
7. Floating rate bond adalah obligasi yang menawarkan coupon rate
berubah-ubah.
6. Karakteristik Obligasi
Secara umum obligasi merupakan produk pengembangan dari surat utang jangka
panjang Rahardjo (2003). Prinsip utang jangka panjang dapat dicerminkan dari
karakteristik atau struktur yang melekat pada sebuah obligasi. Pihak penerbit
obligasi pada dasarnya melakukan pinjaman kepada pembeli obligasi yang
diterbitkannya. Pendapatan yang didapatkan oleh investor obligasi tersebut
berbentuk tingkat suku bunga atau kupon. Selain aturan tersebut telah diatur pula
perjanjian untuk melindungi kepentingan penerbit dan kepentingan investor
obligasi tersebut.
Karakteristik umum yang tercantum pada sebuah obligasi hampir mirip dengan
karakteristik pinjaman piutang pada umumnya yaitu meliputi Meli (2010):
5) Jaminan
Obligasi yang memberikan jaminan berbentuk asset perusahaan akan lebih
mempunyai daya tarik bagi calon pembeli obligasi tersebut. Di dalam
penerbitan obligasi sendiri kewajiban penyediaan jaminan tidak harus
mutlak. Apabila memberikan jaminan berbentuk asset perusahaan ataupun
tagihan piutang perusahaan dapat menjadi alternatif yang menarik
investor.
Pembahasan
A. Penilaian Obligasi Berdasarkan Aliran Kas
Nilai suatu obligasi bisa dihitung sebagai present value dari aliran kas yang akan diterima di
masa mendatang oleh pemegang obligasi.
Harga obligasi tersebut bisa dihitung sebagai berikut ini.
n Bunga Nominal
Harga = -------------- + ---------------- ……… (1)
t=1 (1+kd)t (1+kd)n
Biasanya perusahaan pada saat menerbitkan obligasi akan menetapkan nilai nominalnya
sedemikian rupa sehingga harga pasar akan sama dengan nilai nominalnya.
Harga pasar obligasi tidak akan konstan sepanjang usia obligasi tersebut. Tingkat keuntungan
yang disyaratkan (kd) bisa berubah. Tingkat keuntungan yang disyaratkan tersebut merupakan
fungsi dari tingkat keuntungan bebas risiko dan premi risiko. Tingkat keuntungan yang
disyaratkan dihitung dengan cara:
Tingkat keuntungan = aset bebas risiko + Premi risiko
B. Faktor Penentu Tingkat Keuntungan Aset Bebas Risiko Dan Premi Risiko
Premi maturity: Jangka waktu (jatuh tempo) yang berbeda menyebabkan perbedaan tingkat
keuntungan yang disyaratkan. Semakin tinggi jatuh tempo, akan semakin tinggi tingkat
keuntungan yang disyaratkan.
Premi kebangkrutan: perusahaan yang mempunyai risiko kebangkrutan yang lebih tinggi akan
meningkatkan tingkat keuntungan yang disyaratkan.
Premi likuiditas: semakin likuid suatu aset, semakin rendah tingkat keuntungan yang
disyaratkan.
Premi inflasi: secara umum jika inflasi meningkat maka tingkat bunga nominal juga akan
meningkat, termasuk tingkat bunga investasi bebas risiko.
Tingkat bunga nominal bisa dituliskan sebagai berikut:
Tingkat bunga nominal = tingkat bunga riil + inflasi
Yield Obligasi
Dalam beberapa publikasi keuangan, seringkali ditemui istilah Yield Obligasi, atau sering
disingkat menjadi Yield saja. Yield dihitung sebagai berikut:
Yield = Bunga / Harga Pasar Obligasi
KASUS
PT. ANNA telah menerbitkan obligasi dengan coupon rate 17% per tahun . Saat
ini obligasi tersebut masih mempunyai usia 9 tahun lagi. Karena menurunya suku
bunga, obligasi yang ekuivalen dapat dijual sesuai dengan nilai nominal dengan coupun
rate hanya 14% per tahun. Karena itu perusahaan ingin mengambil obligasi lama. Call
price sebesar 105. Diperlukan periode 3 (tiga) bulan overlap sebelum obligasi baru
dipergunakan untuk melunasi obligasi lama. Berapa keuntungan karena penggantian
obligasi lama dengan baru tersebut ?
Jika dipergunakan nilai nominal Rp. 1.000.000, maka perhitungan akan nampak
sebagai berikut:
Pelunasan obligasi lama 105% X Rp. 1000.000 = Rp. 1.050.000
Kas masuk obligasi baru Rp. 1.000.000
Selisih Rp. 50.000
Bunga selama periode overlap 0,25 X 17% X Rp. 1000.000 Rp. 42.000
Kas keluar pada awal periode Rp. 92.000
Penghambatan pembayaran bunga per tahun adalah sebesar (27%-24%) X Rp.
1000.000 = Rp 30.000. Penghematan ini berlaku berlaku untuk 9 tahun lagi. Dengan
menggunakan tingkat bunga sebesar 14% per tahun, maka PV penghematan tersebut
adalah Rp. 148.380.
Dengan demikian keuntungannya adalah: Rp 148.380 – Rp92.500 = Rp55.550
Analisis di atas mengabaikan adanya pajak. Faktor pajak akan mempengaruhi
tingkat bunga yang relevan [yaitu dihitung menjadi 14% (1-t)] dan pembayaran bunga
akan menimbulkan penghematan pajak. Karenanya pembayaran bunga neto setelah
penghematan yang perlu diperhatikan.
Kesimpulan
Untuk melunasi obligasi, perusahaan sering menyisihkan dana khusus untuk keperluan
tersebut (BAPEPAM juga mensyaratkan hal ini). Dana yang disisihkan tersebut disebut
sebagai sinking funds. Dana tersebut disisihkan dan ditempatkan pada bank setelah
obligasi mencapai usia tertentu ( untuk obligasi jangka waktu lima tahun, sinking funds
mungkin dimulai pada tahun ke-3).
Obligasi yang tidak dijamin dengan aktiva tertentu (unsecured bonds) juga
disebut sebagai debenture. Setelah debenture dilunasi, barulah obligasi yang di
bawahnya dilunasi. Tipe obligasi ini disebut sebagai subordinate debenture.
Obligasi semacam ini disebut sebagai income bonds. Variasi lain adalah zero
coupon bonds akan dijual dengan discount. Penerbitan zero coupon bonds sering
didasarkan atas maksud untuk memperoleh keuntungan karena present value
pembayaran pajak.
Daftar Pustaka
Putra, Y. M., (2017). Analisa Perhitungan dan Penilaian Harga Obligasi. Modul Kuliah
Manajemen Keuangan. FEB-Universitas Mercu Buana: Jakarta.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://
manajemenkeuanganakuntansi.blogspot.com/2013/05/menghitung-nilai-obligasi.html%3Fm
%3D1&ved=2ahUKEwiV3Iqoi8DoAhXJUn0KHbmxC8AQFjAFegQIBhAB&usg=AOvVaw20tUVxcB6
GXlWcrqVhirQ7&cshid=1585526849573
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/
bitstream/123456789/201/1/101186-SUSANA%2520APRILIA-
FEB.PDF&ved=2ahUKEwjLiYPj8sDoAhUylEsFHTzKBVoQFjAEegQIBhAC&usg=AOvVaw2m8mWr
pF_xmd-5ks1b7-6F
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.undip.ac.id/26855/1/
SKRIPSI_NICKO_ADRIAN_C2A606074(r).pdf&ved=2ahUKEwjLiYPj8sDoAhUylEsFHTzKBVoQFjA
CegQIBRAB&usg=AOvVaw04lDy3ojHUdBEilLlph1Nj
http://cantikanendira.blogspot.com/2015/08/makalah-obligasi-dan-penilaianya.html?m=1
http://tugaskuliahanakmenej.blogspot.com/2011/06/analisis-obligasi.html?m=1
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://digilib.unila.ac.id/55045/3/SKRIPSI
%2520TANPA%2520BAB
%2520PEMBAHASAN.pdf&ved=2ahUKEwjLiYPj8sDoAhUylEsFHTzKBVoQFjABegQIAxAB&usg=
AOvVaw2jrTuu9nTUt82cSaV2lW1K