Anda di halaman 1dari 4

Investasi Utang

Investasi utang adalah kesepakatan mengikat yang menyediakan dana pada peminjam. Dalam
instrumen investasi ini, terdapat kesepakatan tentang agunan yang terlibat, tingkat bunga, jangka
waktu, hingga tempo pembayaran bunga. Kesepakatan ini yang akan mengatur keuntungan bagi pihak
yang meminjamkan uang karena selain membayarkan nominal yang dipinjam, pihak yang meminjam
perlu membayar tingkat bunga dalam jangka waktu tertentu juga.

Jenis Investasi Utang

Instrumen investasi berbasis utang memiliki aset dasar berupa pembayaran dalam jumlah tetap dengan
bunga sejumlah waktu tertentu sehingga risiko investasi instrumen utang ini sifatnya yang mengikat
pihak peminjam dan pemberi pinjaman. Jenisnya sendiri terbagi menjadi dua, yaitu utang jangka
pendek dan utang jangka panjang. 

Untuk utang jangka panjang, peminjam memiliki jangka waktu untuk melunasi utang tersebut lebih
dari satu tahun. Sementara utang jangka pendek harus dilunasi dalam jangka waktu satu tahun.
Berikut adalah penjelasan mengenai contoh investasi instrumen utang.

1. Surat Perbendaharaan Negara

Surat Perbendaharaan Negara (SPN) adalah surat berharga berupa surat pengakuan utang dalam mata
uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran dan pokoknya oleh Negara Republik
Indonesia. Pembayaran bunga Surat Perbendaharaan Negara dilakukan secara diskonto dalam jangka
waktu sampai dengan 12 bulan sehingga Surat Perbendaharaan Negara dapat dikategorikan sebagai
utang jangka pendek.

Dengan kata lain, suku bunga Surat Perbendaharaan Negara adalah imbalan yang didapatkan oleh
investor Surat Perbendaharaan Negara yang dihitung dalam persentase terhadap jumlah pokok utang
dalam waktu setahun. Akan tetapi, bayarannya dapat dilakukan secara tiga bulan sekali atau diskonto.

2. Obligasi Negara

Dalam Obligasi Negara, terdapat tiga jenis obligasi yaitu Obligasi Ritel Indonesia (ORI), Savings
Bond Ritel (SBR), dan Sukuk Ritel (SR). Obligasi termasuk ke dalam Surat Utang Negara, namun
memiliki jangka waktu pelunasan lebih dari 12 bulan dengan pembayaran kupon atau bunga secara
diskonto. Sehingga, obligasi dapat dikategorikan ke dalam utang jangka panjang.

Obligasi Negara dengan kupon memiliki jadwal pembayaran kupon yang periodik yaitu 1, 3, atau 6
bulan sekali. Sementara itu, jenis obligasi lainnya seperti  Obligasi Ritel Indonesia (ORI), Savings
Bond Ritel (SBR), dan Sukuk Ritel (SR) tidak punya jadwal pembayaran kupon, tetapi dibayar secara
ritel. 
3. Obligasi Korporasi (Perusahaan)

Obligasi korporasi atau swasta merupakan surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan swasta
maupun pemerintah seperti BUMN. Perusahaan yang mengeluarkan obligasi jenis ini beragam. Mulai
dari perusahaan yang bergerak di bisnis industri properti, F&B, tambang, dan masih banyak lagi.

Perbedaan obligasi pemerintah dan swasta terletak pada penggunaan dana para investor. Jika dalam
Obligasi Negara dana dari para investor yang akan digunakan untuk kebutuhan APBN, dalam
Obligasi Korporasi dana ini digunakan untuk pembiayaan perusahaan swasta, BUMN, atau BUMD. 

3. Hipotek atau Mortgage

Hipotek atau mortgage adalah instrumen investasi utang yang jaminannya dalam bentuk properti.
Pihak peminjam memberikan hak tanggungan properti ke pihak pemberi pinjaman sebagai suatu
syarat jaminan atas kewajiban pembayaran utang. Meski pihak peminjam berutang, namun peminjam
bisa memanfaatkan ataupun menggunakan properti tersebut. Jika kewajiban atau utangnya sudah
dilunasi, maka tanggungan properti pun akan dinyatakan gugur. Umumnya, hipotek berkaitan dengan
pembelian properti oleh seseorang yang tidak memiliki uang dalam jumlah banyak dalam suatu
waktu. Sehingga, pembelian atau penyewaan properti tidak bisa lunas di muka. Peminjam tersebut
akan berutang dalam kurun waktu tertentu (umumnya bertahun-tahun) dan membayarkan juga bunga
dari nominal pinjaman. Investor dapat berperan sebagai pemberi pinjaman dengan membangun atau
membeli properti secara pribadi, lalu menyewakannya atau menjualnya kembali. Atau, mendapatkan
return dividen dari membeli saham properti melalui platform seperti equity crowdfunding yang
menghubungkan pemilik bisnis properti dengan para investor. 

4. Peer-to-peer Lending

P2P lending atau peer-to-peer lending adalah sistem yang melalui sebuah platform, pemberi pinjaman
(lender) dengan peminjam (borrower) dapat dipertemukan secara online. Melalui sistem  Peer-to-peer
Lending, peminjam harus membayar pokok pinjaman, beserta bunga sesuai dengan tenor yang
ditentukan. Dari bunga atau tenor itu, investor atau lender akan memperoleh imbal hasil atau return
setiap bulan atau setiap tahun, tergantung kesepakatan. Hingga saat ini, fintech Peer-to-peer Lending
menjadi salah satu industri di bidang keuangan yang semakin berkembang di Indonesia, baik P2P
lending konvensional atau berbentuk P2P lending syariah. 

Risiko Investasi Utang

Dari jenis instrumen investasi utang di atas, terdapat risiko investasi yang mungkin ditanggung oleh
investor sesuai dengan jenis instrumen utangnya. Namun, risiko investasi instrumen utang ini dapat
dijelaskan ke dalam poin berikut.
1. Risiko investasi instrumen utang seperti Obligasi Negara dan Surat Perbendaharaan Negara dapat
dikatakan sangat minim. Hal ini karena surat pengakuan utang ini dijamin pembayaran bunga dan
pokoknya oleh negara RI sesuai masa berlakunya sehingga risiko investasi instrumen utang ini dapat
dikatakan hampir tidak ada.

2. Risiko investasi instrumen utang Obligasi Korporasi mempunyai tingkat risiko yang lebih tinggi.
Risiko ini tergantung dari jenis perusahaan, bidang industri, serta kondisi pasar yang ada karena
komponen tersebut secara langsung berdampak pada performa bisnis perusahaan.

Namun, jika investor memilih untuk mengalokasikan dananya pada bisnis sebuah perusahaan yang
berjalan dengan baik, maka bukan hal yang tidak mungkin risiko instrumen investasi utang ini dapat
memberikan return yang menjanjikan.

3. Risiko investasi instrumen utang hipotek atau properti adalah risiko kehilangan nilai aset jika
pelunasan gagal diwujudkan. Meski nilai properti cenderung terus meningkat dan tingkat bunga akan
terus bertambah, jika peminjam gagal bayar, properti cenderung membutuhkan waktu yang lama
untuk diperjual belikan dan membutuhkan biaya untuk perawatan.

4. Risiko investasi instrumen utang P2P lending adalah jika peminjam menunggak tagihan atau
bahkan tidak melanjutkan tagihan berdasarkan ketentuan yang semestinya. Jika ini terjadi, maka
risiko hilangnya pinjaman ditanggung sepenuhnya oleh lender (investor).

Investasi Ekuitas

Investasi ekuitas umumnya berhubungan dengan pembelian dan penyimpanan saham modal pada


suatu pasar modal oleh investor, baik perorangan (individu) maupun perusahaan (institusi) dalam
mengantisipasi pendapatan dari dividen dan keuntungan modal sebagaimana nilai saham tersebut
yang meningkat. Hal tersebut juga terkadang berkaitan dengan akuisisi saham (kepemilikan) dengan
turut serta dalam suatu perusahaan swasta (tidak tercatat di bursa) atau perusahaan baru ( suatu
perusahaan sedang dibuat atau baru dibuat). Ketika investasi dilakukan pada perusahaan yang baru,
hal itu disebut sebagai investasi modal ventura dan pada umumnya dipahami mempunyai risiko yang
lebih besar dari investasi yang dilakukan pada situasi-situasi di mana saham tersebut tercatat di bursa.

Penyertaan Langsung dan Dana terkumpul

Penyertaan secara langsung dapat dilakukan oleh investor dengan beberapa cara:

1. Investasi modal ventura


2. Investasi penyertaan modal secara langsung pada perusahaan yang telah berdiri dan tidak
tercatat di pasar modal. Biasanya dilakukan untuk memperkuat posisi keuangan
perusahaan, ekspansi bisnis perusahaan atau dapat juga guna menyelamatkan oparasional
perusahaan karena kesulitan likuiditas.
3. Investasi secara langsung pada perusahaan yang telah tercatat pada pasar modal. Pada
umumnya jual beli saham dilakukan dengan menggunakan jasa pialang (di Indonesia dikenal
dengan istilah perusahaan perantara perdagangan efek), sedangkan mekanisme
perdagangan ditetapkan oleh otoritas pasar modal dan perusahaan perantara perdagangan
efek yang bersangkutan.

Analisis Fundamental dan Analisis Teknikal

Di dalam upaya untuk mencoba mengidentifikasi saham yang bagus untuk suatu investasi, benar dua
pemikiran: analisis teknikal dan analisis fundamental. Yang pertama diterapkan dengan
mempelajari sejarah dari harga saham dan sejarah harga dari bursa saham secara keseluruhan; para
analis teknis telah mengembangkan berbagai indikator, beberapa diantaranya sangat kompleks, yang
diharapkan untuk memberikan informasi yang bermanfaat dari anggota volume dan harga. Analisis
fundamental diterapkan dengan mempelajari semua informasi relevan yang berkomunikasi dengan
saham tersebut dan kondisi pasarnya untuk mencoba melihat prospek usaha dagang/jasa pada ketika
yang akan datang dan perkembangan keuangan/finansial termasuk pergerakan dari harga saham itu
sendiri. Informasi fundamental yang dipelajari termasuk laporan keuangan, dan setiap akunnya, data
industri (seperti tren penjualan dan pemesanan) serta melihat kondisi umum perekonomian dan
keuangan (seperti tren dari tingkat suku bunga).

http://p2k.unkris.ac.id/id3/1-3065-2962/Investasi-Ekuitas_23556_s2-unkris_p2k-unkris.html

http://id.dbpedia.org/page/Investasi_ekuitas

https://klc2.kemenkeu.go.id/kms/knowledge/klc1-akuntansi-investasi-dengan-metode-ekuitas/detail/

https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Investasi_ekuitas

Anda mungkin juga menyukai