Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 1

NAMA : I Gusti Ayu Myra Rajeshswari Padmaditha


NIM : 043084708
MATAKULIAH : BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK

1. Jika anda merupakan seseorang yang memiliki dana lebih dan ingin membrikan dana
tersebut sebagai investor, sebutkan dan jelaskan asset yang dapat ada kelola?
jawaban
 Aset Kredit
Aser kredit adalah aset berupa tagihan terhadap pihak yang melakukan kredit. C Bank A
memberikan kredit kepada nasabah (misalnya, Tuan X). Dalam panjan kredit ini telah
disepakati bahwa Tuan X akan melakukan pembayaran kep Bank A yang telah ditetapkan
selama jangka waktu tertentu. Pembayaran ini Nonpa pembayaran pokok pinjaman dan bunga
yang telah disepakati. Arus kas dalam aser kredit berupa pembayaran yang harus dilakukan
oleh Tuan X (peminjam). Dalam kasus ini, Toan X adalah emiten dalam hal ini juga disebut
debitur dan Bank A adalah investor yang dalam hal ini juga disebut kreditur.
 Obligasi (Bonds)
Obligasi merupakan aset keuangan yang berupa suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi
kepada pemegang obligasi, di mana penerbit obligasi (emiten) berjanji untuk membayar
bunga (coupon) tiap periode yang dijanjikan dan membayar kembali pokok utang, ada saat
jatuh tempo. Di Indonesia, obligasi bisa dikeluarkan oleh pemerintah maupun perusahaan
(corporate). Masyarakat atau siapa pun yang memiliki obligasi tersebut adalah investor.
a. Obligasi yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia Pemerintah Indonesia menerbitkan
berbagai macam surat utang yang disebut Surat Berharga Negara, salah satu di
antaranya SUN (Surat Utang Negara). SUN merupakan aset keuangan, berupa surat
pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin
pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Repablik Indonesia, sesuai dengan
masa berlakunya. Dalam kasus SUN ini, pemerintah Indonesia sebagai emiten setuju
untuk membayar bunga (coupon) SUN kepada investor setiap periode secara rutin,
sampai saat jatuh tempo dan kemudian saat jatuh tempo pemerintah membayar pokok
pinjamannya. Dalam hal ini arus kas dari SUN adalah bunga (coupon) dan pokok
pinjaman yang dibayar saat jatuh tempo. Obligasi lain yang dikeluarkan pemerintah
Indonesia adalah ORI (Obligasi Ritel Indonesia) dan SBR (Savings Bond Ritel). ORI
dan SBR pada prinsipnya sama dengan SUN, namun nilai nominal ORI dan SBR jauh
lebih kecil daripada SUN. Investor yang dituju ORI dan SBR adalah masyarakat luas
dan sifatnya ritel atau eceran. Sementara SUN memiliki nominal besar sehingga yang
mampu melakukan investasi hanya kalangan tertentu.
b. Obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan (Corporate) Hampir sama dengan obligasi
yang dikeluarkan pemerintah, apabila perusahaan (corporate) menerbitkan obligasi
maka perusahaan merupakan emiten yang berjanji akan membayar kepada investor
bunga obligasi (vield) secara rutin sesuai periode yang dijanjikan dan membayar
pokok pinjaman pada saat jatuh tempo.
c. Obligasi Syariah atau Sukuk Obligasi yang telah diuraikan di atas adalah obligasi
konvensional. Selain obligasi konvensional, di Indonesia juga berkembang Obligasi
Syariah atau Sukuk Sukuk Indonesia adalah investasi obligasi Indonesia dengan
prinsip syariah, di mana obligasi syariah tidak mengenal bunga karena dalam Islam
bunga atau riba adalah haram hukumnya. Oleh karena telah memperoleh pinjaman
uang, tentu saja emiten atau penerbit obligasi harus memberikan imbalan kepada para
investor pembeli obligasinya (investor). Imbalan yang diberikan dapat berupa
pembagian hasil, margin pendapatan (fee) atau sewa.
 Saham
Saham adalah penyertaan modal pada suatu perusahaan. Oleh karena itu, pemegang saham
berhak atas keuntungan yang diperoleh perusahaan dan berhak atas aset perusahaan bila
perusahaan dilikuidasi. Misalnya, PT Telkom menjual saham pada masyarakat luas maka
para pemegang saham mempunyai hak untuk mendapatkan pembagian deviden (keuntungan
yang diperoleh PT Telkom). Dalam kasus ini, para pemegang saham (investor) juga berhak
atas bagian prorata (proporsional) dari nilai bersih aset PT Telkom jika PT Telkom
dilikuidasi. Sukuk ada yang dikeluarkan oleh pemerintah dan ada pula yang dikeluarkan oleh
perusahaan (corporate).
2. Sesuai dengan Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian,
uraikanlah pengertian dari perusahaan asuransi dan usaha-usaha dari perusahaan
asuransi
jawaban
Perusahaan asuransi menawarkan jasa perlindungan atas risiko, baik berupa risiko jiwa, risiko
kesehatan, risiko bisnis, maupun perlindungan lain misalnya harta, Lembaga ini menawarkan
jasa atas dasar sistem kontrak sehingga termasuk kategori contractual institution. Dalam
operasionalnya, lembaga keuangan asuransi ini diatur dengan Undang- Undang No. 2 Tahun
1992 Tentang Usaha Perasuransian. Berdasarkan UU tersebut, pengertian perusahaan
asuransi adalah usaha jasa keuangan yang dengan menghimpun dana masyarakat melalui
pengumpulan premi asuransi, memberikan perlindungan kepada anggota masyarakat pemakai
jasa asuransi terhadap kemungkinan timbulnya kerugian karena suatu peristiwa yang tidak
pasti atau terhadap hidup atau meninggalnya seseorang: dan usaha penunjang usaha jasa
asuransi yang menyelenggarakan jasa ke perantaraan. penilaian kerugian asuransi dan jasa
keaktuariaan. Usaha asuransi terdiri dari:
 Usaha asuransi kerugian yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko atas
kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga, yang
timbul dari peristiwa yang tidak pasti.
 Usaha asuransi jiwa yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko yang
dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan.
 Usaha asuransi yang memberikan jasa dalam pertanggungan ulang terhadap risiko
yang dihadapi oleh Perusahaan Asuransi Kerugian dan/ atau Perusahaan Asuransi
Jiwa.
Sedangkan usaha penunjang asuransi terdiri dari:
 Usaha pialang asuransi yang memberikan jasa ke perantaraan dalam penutupan
asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi asuransi dengan bertindak untuk
kepentingan tertanggung.
 Usaha pialang asuransi yang memberikan jasa ke perantaraan dalam penempatan
asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi asuransi dengan bertindak untuk
kepentingan perusahaan asuransi.
 Usaha penilai kerugian asuransi yang memberikan jasa penilaian terhadap kerugian
pada obyek asuransi yang dipertanggungkan
 Usaha konsultan aktuaria yang memberikan jasa konsultasi aktuaria
 Usaha agen asuransi yang memberikan jasa ke perantaraan dalam rangka pemasaran
jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung.

3. Sesuai dengan situasi saat ini, inovasi sangat diperlukan untuk memunculkan ide-ide
baru terutama dalam hal inovasi keuangan. Sesuai dengan yang anda pelajari silahkan
uraikan pemicu terjadinya invoasi keuangan dan factor-faktor utama yang mendorong
munculnya inovasi keuangan.
Jawaban
Pemicu Terjadinya Inovasi Keuangan Terdapat beberapa faktor yang memacu timbulnya
inovasi keuangan . Blatch ( 2011 ) mengklasifikasikan ada dua kelompok besar pemicu
munculnya inovasi keuangan , yaitu dari sisi internal dan dari sisi eksternal . Faktor internal
muncul dari kebutuhan dan tujuan pengelola usaha , baik usaha di bidang keuangan , maupun
entitas bisnis yang lain . Faktor ini sering disebut sebagai faktor permintaan ( demand driven
innovation ) . Sedangkan faktor eksternal muncul karena adanya pasar yang tidak sempurna ,
adanya perubahan lingkungan bisnis , dan adanya tantangan perkembangan ekonomi baru .
Faktor eksternal ini sering disebut faktor suplai ( supply driven innovation ) . Hubungan
antara faktor internal dan eksternal ditunjukkan sebagai berikut :
Pandangan lain ada yang menyatakan bahwa inovasi keuangan muncul karena merupakan
upaya untuk memanfaatkan celah dalam ketentuan - ketentuan , misalnya adanya pihak -
pihak yang ingin menyiasati dari peraturan sehingga inovasi yang muncul ketentuan pajak.
Selain itu, ada pandangan yang menyatakan bahwa inovasi adalah munculnya instrumen -
instrumen baru yang lebih efisien dalam hal penyebaran risiko antar pelaku pasar. Terlepas
dari perbedaan pandangan tersebut, beberapa hal berikut adalah faktor faktor utama yang
mendorong munculnya inovasi keuangan :
 Meningkatnya ketidakstabilan tingkat bunga, inflasi , harga ekuitas , dan nilai tukar .
Meningkatnya ketidakstabilan ini mendorong para pelaku pasar untuk meningkatkan
perlindungan sehingga memacu munculnya inovasi keuangan , terutama perlindungan
risiko.
 Kemajuan teknologi informasi, teknologi komunikasi, dan teknologi komputer.
Kemajuan teknologi ini memungkinkan melakukan inovasi keuangan untuk
menciptakan produk - produk keuangan yang hanya bisa dijalankan dan dipantau
dengan bantuan teknologi.
 Meningkatnya kapasitas pelaku pasar profesional karena meningkatnya pendidikan ,
pelatihan , dan keterampilan . Beberapa produk keuangan sangat rumit , namun
karena pelaku pasar kapasitasnya sudah sangat tinggi maka memungkinkan mereka
dengan cepat menerima dan menguasai produk tersebut .Oleh karena itu, kapasitas
pelaku keuangan memungkinkan diciptakannya produk - produk canggih meskipun
dengan matematika yang rumit.
 Ketatnya persaingan antar lembaga perantara keuangan . Hukum persaingan
menyatakan bahwa semakin ketat persaingan dalam pasar akan menjadikan pelaku
pasar tersebut semakin inovatif . Demikian juga dalam pasar keuangan , semakin
ketatnya persaingan antar lembaga perantara keuangan maka inovasi keuangan akan
meningkat.
 Insentif untuk menghadapi peraturan - peraturan dan pajak . Karakter dasar dari
pengusaha adalah mencari peluang untuk mendapatkan keuntungan . Oleh karena itu ,
dalam menghadapi peraturan pun akan dicari peluang atau celah di mana mereka
masih bisa mendapatkan keuntungan tanpa melanggar peraturan.
 Perubahan pola global kekayaan keuangan . Perkembangan pendapatan dan
kemakmuran masyarakat , menjadikan diversifikasi permintaan atas produk A produk
keuangan agar mereka memiliki banyak pilihan dalam menyimpan kekayaannya.

4. Sesuai dengan situasi dunia saat ini, dalam mengatasi kondisi perekonomian
Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran COVID-19, sebutkanlah dan
jelaskan tugas Bank Indonesia yang dapat ditempuh dari aspek kemanusiaan dan
ekonomi untuk mengatasi dampak kepada masyarakat, UMKM, dan dunia usaha!
jawaban
Langkah lanjutan untuk memperkuat stabilitas moneter dan pasar keuangan bersama
Kemenko Perekonomian, Kemenkeu, OJK, dan LPS, pada hari Rabu (1/4) Gubernur
Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyampaikan bauran kebijakan yang dicapai Bank
Indonesia (BI) untuk memperkuat stimulus ekonomi sesuai kewenangan BI dalam
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) No.1 Tahun 2020 tanggal
31 Maret 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan
untuk Penanganan Pandemi COVID-19 dan/atau dalam rangka Menghadapi Ancaman
yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/ atau Stabilitas Sistem Keuangan
yang telah ditandatangani Presiden Jokowi, sebagai berikut :
a. Suatu komitmen koordinasi yang erat sebagai langkah-langkah antisipatif agar
dampak COVID-19 di Indonesia segera dapat diatasi baik dari sisi aspek
kemanusiaan, sektor ekonomi, dan sektor keuangan. BI menyatakan bahwa nilai
tukar Rupiah saat ini sudah mencukupi dan skenario indikator prospek utama
makro ekonomi yang telah disusun adalah bentuk antisipasi ke depan agar hal
tersebut dapat dicegah melalui upaya bersama dan BI akan terus menjaga
stabilitas nilai rupiah.
b. Sinergi kebijakan moneter dan fiskal telah ditempuh dalam memitigasi dampak
COVID-19 dan mengurangi kepanikan pasar keuangan global. Dari sisi kebijakan
moneter, bahwa Bank sentral di dunia menurunkan suku bunga, melakukan
likuiditas likuiditas dan langkah-langkah untuk mengurangi beban pada sektor
ekonomi dan keuangan. Dari sisi kebijakan fiskal, berbagai langkah ditempuh
melalui stimulus fiskal antara lain : peningkatan relaksasi pajak, dan bantuan
sosial.
Jadi dari penejelasan di atas dapat saya simpulkan Indonesia sebagai bank sentral di
Indonesia memiliki tugas dan peran penting dalam mengatasi dampak pandemi COVID-19
terhadap perekonomian, masyarakat, UMKM, dan dunia usaha. Berikut beberapa tugas Bank
Indonesia dari aspek kemanusiaan dan ekonomi:
 Menjaga stabilitas harga dan nilai tukar: Bank Indonesia harus menjaga agar inflasi
tetap terkendali, sehingga harga barang dan jasa tidak naik secara signifikan dan
masyarakat masih mampu membeli kebutuhan pokok. Selain itu, Bank Indonesia juga
harus menjaga agar nilai tukar rupiah tetap stabil dan tidak terlalu melemah terhadap
mata uang asing.
 Menjaga stabilitas sistem keuangan: Bank Indonesia harus memastikan bahwa sistem
keuangan di Indonesia tetap stabil dan tidak terpengaruh oleh krisis ekonomi akibat
pandemi COVID-19. Bank Indonesia harus memonitor risiko-risiko yang ada dan
memberikan dukungan pada lembaga keuangan yang membutuhkan, termasuk
UMKM.
 Mengatur kebijakan moneter: Bank Indonesia harus mengatur kebijakan moneter
yang tepat agar dapat membantu mengatasi krisis ekonomi akibat pandemi COVID-
19. Beberapa kebijakan moneter yang dapat dilakukan antara lain menurunkan suku
bunga acuan, memperbesar likuiditas perbankan, dan memperluas pembelian obligasi
negara.
 Memberikan dukungan pada UMKM: Bank Indonesia harus memberikan dukungan
pada UMKM agar dapat bertahan dan berkembang di masa pandemi ini. Salah satu
contohnya adalah dengan memberikan keringanan-keringanan dalam pembayaran
kredit, memberikan pelatihan, atau memberikan akses ke sumber daya keuangan yang
dibutuhkan.
 Menjaga kerja sama internasional: Bank Indonesia juga harus menjaga kerja sama
internasional dengan bank sentral lainnya agar dapat membantu mengatasi krisis
ekonomi akibat pandemi COVID-19 secara global. Kerja sama ini dapat dilakukan
melalui pertukaran informasi, pengaturan kebijakan moneter bersama, atau bantuan
finansial.
Dalam melakukan tugas-tugas tersebut, Bank Indonesia harus tetap mempertimbangkan
aspek kemanusiaan dan memperhatikan kebutuhan masyarakat, UMKM, dan dunia usaha
agar dampak dari pandemi COVID-19 dapat diatasi dengan lebih efektif.
SUMBER REFERENSI : BUKU MATERI POKOK EKSI4205
: https://bi.co.id
: PENALARAN PRIBADI

Anda mungkin juga menyukai