Anda di halaman 1dari 5

NAMA : LEO SUMANTRI

NIM : 042979039

SOAL :
1 Jika anda merupakan seseorang yang memiliki dana lebih dan ingin
memberikan dana tersebut sebagai investor, sebutkan dan jelaskan aset
yang dapat ada kelola ?
2 Sesuai dengan Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 Tentang Usaha
Perasuransian, uraikanlah pengertian dari perusahaan asuransi dan usaha-
usaha dari perusahaan asuransi

3. Sesuai dengan situasi saat ini, inovasi sangat diperlukan untuk


memunculkan ide-ide baru terutama dalam hal inovasi keuangan. Sesuai
dengan yang anda pelajari silahkan uraikan pemicu terjadinya invoasi
keuangan dan factor-faktor utama yang mendorong munculnya inovasi
keuangan.

4. Sesuai dengan situasi dunia saat ini, dalam mengatasi kondisi


perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran COVID-
19, sebutkanlah dan jelaskan tugas Bank Indonesia yang dapat ditempuh
dari aspek kemanusiaan dan ekonomi untuk mengatasi dampak kepada
masyarakat, UMKM, dan dunia usaha!

JAWABAN :
1. Aset-aset yang dapat dikelola :
 Aset kredit
Aset kredit adalah asset berupa tagihan terhadap pihak yang
melakukan kredit.
 Obligasi (Bonds)
Obligasi merupakan asset keuangan yang berupa suatu
pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi,
dimana penerbit obligasi (emiten) berjanji untuk membayar bunga
(coupon) tiap periode yang dijanjikan dan membayar kembali pokok
utang, pada saat jatuh tempo.
 Obligasi yang Dikeluarkan Pemerintah Indonesia
Pemerintah Indonesia menerbitkan berbagai macam surat utang
yang disebut Surat Berharga Negara, salah stu di antaranya SUN
(Surat Utang Negara). SUN merupakan asset keuangan, berupa surat
pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang
di jamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik
Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya.
 Obligasi yang Dikeluarkn oleh Perusahaan (Corporate)
Hampir sama dengan obligasi yang dikeluarkan oleh
pemerintah, apabila perusahaan (corporate) menerbitkan obligasi
maka perusahaan merupakan emiten yang berjanji akan membayar
kepada investor bunga obligasi (yield) secara rutin sesuai periode
yang dijanjikan dan membayar pokok pinjaman pada saat jatuh tempo.
 Obligasi Syariah atau Sukuk
Obligasi yang telah diuraikan di atas adalah obligasi
konvensional. Selain obligasi konvensional, di Indonesia juga
berkembang Obligasi Syariah atau Sukuk. Sukuk di Indonesia adalah
investasi obligasi Indonesia dengan prinsip syariah, dimana obligasi
syariah tidak menganal bunga karena dalam islam bunga atau riba
adalah haram hukumnya.
 Saham
Saham adalah penyertaan modal pada suatu perusahaan. Oleh
karena itu pemegang saham berhak atas keuntungan yang diperoleh
perusahaan dan berhak atas aset perusahaan bila perusahaan
dilikuidasi.

2. Berdasarkan UU tersebut, pengertian perusahaan asuransi adalah usaha jasa


keuangan yang dengan menghimpun dan masyarakat melalui pengumpulan
premi asuransi, memberikan perlindungan kepada anggota masyarakat
pemakai jasa asuransi terhadap kemungkinan timbulnya kerugian karena
suatu peristiwa yang tidak pasti atau terhadap hidup atau meninggalnya
seseorang; dan usaha penunjang usaha jasa asuransi yang menyelenggarakan
jasa ke perantaraan, penilaian kerugian asuransi dan jasa keaktuariaan.
Usaha asuransi terdiri dari :
a. Usaha asuransi kerugian yang memberikan jasa dalam
penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan
tanggung jawab hokum kepada pihak ketiga, yang timbul dari
peristiwa yang tidak pasti.
b. Usah asuransi jiwa yang memberikan jasa dalam penanggulangan
risiko yang dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya seseorang
yang di pertanggungkan.
c. Usaha asuransi yang memberikan jasa dalam pertanggung ulang
terhadap risiko yang di hadapi oleh Perusahaan Asuransi Kerugian
dan/ atau Perusahaan Asuransi Jiwa.

3. Terdapat faktor yang memicu timbulnya inovasi keuangan. Blatch (2011)


mengklasifikasikan ada dua kelompok besar pemicu munculnya inovasi
keuangan, yaitu dari sisi internal dan dari sisi eksternal. Faktpr internal
mincul dari kebutuhan dan tujuan pengelola usaha, baik usaha di bidang
keuangan, maupun entitas bisnis yang lain. Faktor ini sering disebut faktor
permintaan (demand driven innovation). Sedangkan faktor eksternal muncul
karena adanya pasar yang tidak sempurna, adanya perubahan lingkungan
bisnis, dan adanya tantangan perkembangan ekonomi baru. Faktor eksternal
ini sering disebut faktor suplai (supply driven innovation).
Untuk faktor-faktor yang mendorong munculnya inovasi keuangan yaitu :
a. Meningkatnya ketidakstabilan tingkat bunga, inflasi, harga ekuitas,
dan nilai tukar. Meningkatnya ketidakstabilan ini mendorong para
pelaku pasar untuk meningkatkan perlindungan sehingga memacu
munculnya inovasi keuangan, terutama perlindungan risiko.
b. Kemajuan teknologi informasi, teknologi komunikasi, dan teknologi
komputer. Kemajuan teknologi ini memungkinkan melakukan inovasi
keuangan untuk menciptakan produk-produk keuangan yang hanya
bisa dijalankan dan dipantau dengan bantuan teknologi.
c. Meningkatnya kapasitas pelaku pasar professional karena
meningkatnya pendidikan, pelatihan, dan keterampilan. Beberapa
produk keuangan sangat rumit, namun karena pelaku pasar
kapasitasnya sudah sangat tinggi maka memungkinkan mereka
dengan cepat menerima dan menguasai produk tersebut. Oleh karena
itu, kapasitas pelaku keuangan memungkinkan menciptakan produk-
produk canggih meskipun dengan matematika yang rumit.
d. Ketatnya persaingan antar lembaga perantara keuangan. Hukum
persaingan menyatakan bahwa semakin kerat persaingan dalam pasar
akan menjadikan pelaku pasar tersebut semakin inovatif. Demikian
juga dalam pasar keuangan, semakin ketatnya persaingan antar
lembaga perantara keuangan maka inovasi keuangan akan meningkat.
e. Insentif untuk menghadapi peraturan-peraturan dan pajak. Karakter
dasar dari pengusaha adalah mencari peluang untuk mendapatkan
keuntungan. Oleh karena itu, dalam menghadapi peraturan pun akan
dicari peluang atau celah dimana mereka masih bias mendapatkan
keuntungan tanpa melanggar peraturan.
f. Perubahan pola global kekayaan keuangan. Perkembangan
pendapatan dan kemakmuran masyarakat, menjadikan diversifikasi
permintaan atas produk-produk keuangan agar mereka memiliki
banyak pilihan dalam menyimpan kekakyaan.

4. tugas Bank Indonesia yang dapat ditempuh dari aspek kemanusiaan dan
ekonomi :
 Tugas pertama, adalah melanjutkan kebijakan stabilisasi nilai tukar
Rupiah sesuai nilai fundamental dan mekanisme pasar di tengah
ketidakpastian pasar keuangan global.
 Tugas kedua, Bank Indonesia menekankan penguatan sinergi ekspansi
moneter yang didukung akselerasi stimulus fiskal pemerintah. Dalam
hal ini, Bank Indonesia berkomitmen melakukan pendanaan atas
APBN 2020 melalui pembelian Surat Berharga Negara (SBN), yang
akan difokuskan untuk pembiayaan kesehatan, perlindungan sosial,
serta sektoral Kementerian atau Lembaga dan Pemerintah Daerah. Di
samping itu, Bank Indonesia juga berbagi beban dengan Pemerintah
(dalam hal ini adalah Kementerian Keuangan) untuk percepatan
pemulihan UMKM dan korporasi.
 Tugas ketiga, Bank Indonesia juga terus memperkuat koordinasi
langkah dan kebijakan dengan pemerintah dan Komite Stabilitas
Sistem Keuangan (KSSK) untuk menjaga stabilitas makroekonomi
dan sistem keuangan, termasuk penyediaan pendanaan bagi Lembaga
Penjamin Simpanan (LPS) melalui mekanisme repo dan/atau
pembelian SBN yang dimiliki LPS sesuai Peraturan Pemerintah No.
33 Tahun 2020.
 Tugas keempat, dengan mempercepat digitalisasi sistem pembayaran
untuk percepatan implementasi ekonomi dan keuangan digital melalui
kolaborasi perbankan dan teknologi finansial (tekfin), sebagai upaya
memperluas akses UMKM dan masyarakat kepada layanan ekonomi
dan keuangan.
Empat langkah ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi nasional kedepan, yang diprakirakan mengalami kontraksi
pada triwulan II 2020. Meski demikian, indikator dini permintaan
domestik menunjukkan perkembangan positif, tercermin pada
penjualan ritel, Purchasing Manager Index, ekspektasi konsumen, dan
berbagai indikator domestik lain yang mulai meningkat. Sama halnya
dengan kinerja ekspor pada Juni 2020 yang juga membaik, terutama
pada komoditas besi dan baja. Begitu juga dengan ketahanan sektor
eksternal, dimana defisit transaksi berjalan triwulan II 2020
diprakirakan tetap rendah seiring membaiknya neraca perdagangan.
Sebagai informasi, berdasarkan data Juni 2020 neraca perdagangan
triwulan II 2020 mencatat surplus USD 2,9 miliar, meningkat dari
surplus triwulan sebelumnya sebesar USD 2,6 miliar.

Anda mungkin juga menyukai